Uji Ambang Rangsangan diana

20
LABORATORIUM TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UPN “VETERAN” JAWA TIMUR Praktikum : UJI INDERAWI Percobaan : UJI AMBANG RANGSANGAN Tanggal : 01 OKTOBER 2015 Pembimbing : Dr. Dra . Jariyah, MP Nama : NUR DIANA SEPTI NPM/Semester : 12330100 21 /VII Romb/Grup : I / G NPM/Teman Praktek : 12330100 22 / SIHHA SURYANI 12330100 23/RR.CLARA A. LAPORAN RESMI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengujian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses pengindraan. Pengindraan diartikan sebagai suatu proses fisio-psikologis, yaitu kesadaran atau pengenalan alat indra akan sifat-sifat benda karena adanya rangsangan yang diterima alat indra yang berasal dari benda tersebut. Pengindraan dapat juga berarti reaksi mental (sensation) jika alat indra mendapat rangsangan (stimulus). Reaksi atau kesan yang ditimbulkan karena adanya rangsangan dapat berupa sikap untuk mendekati atau menjauhi, menyukai atau tidak menyukai akan benda penyebab rangsangan. (Lawless 1998). Analisis sensori adalah suatu proses identifikasi, pengukuran ilmiah, analisis dan intepretasi atribut-atribut produk melalui lima panca indra manusia; indra pengelihatan, penciuman, pencicipan, peraba, dan pendengaran. Analisis sensori juga melibatkan suatu pengukuran yang dapat bersifat kuantitatif ataupun kualitatif (Setyaningsih,2010). Threshold atau ambang rangsangan merupakan kategori yang termasuk dalam tes analisis sensori adalah konsentrasi terkecil dari suatu rangsangan yang mulai dapat menimbulkan kesan. Ambang rangsangan terdiri dari ambang mutlak (absolute threshold), ambang pengenalan (recognition threshold), ambang perbedaan (difference threshold) dan ambang batas (terminal threshold). 1.2 Tujuan

description

Pengujian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses pengindraan. Pengindraan diartikan sebagai suatu proses fisio-psikologis, yaitu kesadaran atau pengenalan alat indra akan sifat-sifat benda karena adanya rangsangan yang diterima alat indra yang berasal dari benda tersebut. Pengindraan dapat juga berarti reaksi mental (sensation) jika alat indra mendapat rangsangan (stimulus). Reaksi atau kesan yang ditimbulkan karena adanya rangsangan dapat berupa sikap untuk mendekati atau menjauhi, menyukai atau tidak menyukai akan benda penyebab rangsangan. (Lawless 1998).Analisis sensori adalah suatu proses identifikasi, pengukuran ilmiah, analisis dan intepretasi atribut-atribut produk melalui lima panca indra manusia; indra pengelihatan, penciuman, pencicipan, peraba, dan pendengaran. Analisis sensori juga melibatkan suatu pengukuran yang dapat bersifat kuantitatif ataupun kualitatif (Setyaningsih,2010). Threshold atau ambang rangsangan merupakan kategori yang termasuk dalam tes analisis sensori adalah konsentrasi terkecil dari suatu rangsangan yang mulai dapat menimbulkan kesan. Ambang rangsangan terdiri dari ambang mutlak (absolute threshold), ambang pengenalan (recognition threshold), ambang perbedaan (difference threshold) dan ambang batas (terminal threshold).

Transcript of Uji Ambang Rangsangan diana

Page 1: Uji Ambang Rangsangan diana

LABORATORIUM TEKNOLOGI PANGANFAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

Praktikum : UJI INDERAWIPercobaan : UJI AMBANG RANGSANGANTanggal : 01 OKTOBER 2015Pembimbing : Dr. Dra . Jariyah, MP

Nama : NUR DIANA SEPTINPM/Semester : 12330100 21 /VII Romb/Grup : I / G NPM/Teman Praktek : 12330100 22 / SIHHA SURYANI

12330100 23/RR.CLARA A.

LAPORAN RESMI

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPengujian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses pengindraan.

Pengindraan diartikan sebagai suatu proses fisio-psikologis, yaitu kesadaran atau

pengenalan alat indra akan sifat-sifat benda karena adanya rangsangan yang diterima alat

indra yang berasal dari benda tersebut. Pengindraan dapat juga berarti reaksi mental

(sensation) jika alat indra mendapat rangsangan (stimulus). Reaksi atau kesan yang

ditimbulkan karena adanya rangsangan dapat berupa sikap untuk mendekati atau

menjauhi, menyukai atau tidak menyukai akan benda penyebab rangsangan. (Lawless

1998).

Analisis sensori adalah suatu proses identifikasi, pengukuran ilmiah, analisis dan

intepretasi atribut-atribut produk melalui lima panca indra manusia; indra pengelihatan,

penciuman, pencicipan, peraba, dan pendengaran. Analisis sensori juga melibatkan suatu

pengukuran yang dapat bersifat kuantitatif ataupun kualitatif (Setyaningsih,2010).

Threshold atau ambang rangsangan merupakan kategori yang termasuk dalam tes analisis

sensori adalah konsentrasi terkecil dari suatu rangsangan yang mulai dapat menimbulkan

kesan. Ambang rangsangan terdiri dari ambang mutlak (absolute threshold), ambang

pengenalan (recognition threshold), ambang perbedaan (difference threshold) dan ambang

batas (terminal threshold).

1.2 Tujuan1. Untuk mengetahui besarnya ambang mutlak dan ambang pengenalan dari larutan

gula, garam, asam sitrat dan kopi

2. Untuk mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi dalam uji ambang

rangsangan

1.3 Manfaat1. Dapat mengetahui batas penambahan bahan tertentu pada sampel dari diketahuinya

nilai ambang mutlak, ambang pengenalan dan ambang batas dari larutan gula,

garam, asam sitrat dan kopi

2. Dapat menentukan batas kerusakan berdasarkan kandungan zat tertentu yang mulai

dirasakan secara inderawi

Page 2: Uji Ambang Rangsangan diana

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Pencicipan merupakan proses penginderaan yang terjadi karena adanya rangsangan

yang sesuai dengan reseptor alat indera. Jadi, rangsangan adalah suatu penyebab yang

menggertak proses penginderaan dan menyebabkan tanggapan, kesan atau kesadaran.

Hubungan antara rangsangan fisik dan kesan atau tanggapan psikologis tidak selalu

mudah mengukurnya. Hal ini disebabkan oleh karena besaran tanggapan psikologis tidak

selamanya mudah diukur. Tanggapan psikologis dihasilkan dari kemampuan fisio-

psikologis seorang panelis. Kemampuan-kemampuan inilah yang menjadi andalan

seseorang untuk menjadi panelis. (Rahayu dan Nurosiyah, 2008)

Kemampuan alat indra memberikan kesan atau tanggapan dapat dianalisis atau

dibedakan berdasarkan jenis kesan, intensitas kesan, luas daerah kesan, lama kesan dan

kesan hedonik. Jenis kesan adalah kesan spesifik yang dikenali misalnya rasa manis, asin.

Intensitas kesan adalah kondisi yang menggambarkan kuat lemahnya suatu rangsangan,

misalnya kesan mencicip larutan gula 15 % dengan larutan gula 35 % memiliki intensitas

kesan yang berbeda. Luas daerah kesan adalah gambaran dari sebaran atau cakupan alat

indra yang menerima rangsangan. Misalnya kesan yang ditimbulkan dari mencicip dua

tetes larutan gula memberikan luas daerah kesan yang sangat berbeda dengan kesan yang

dihasilkan karena berkumur larutan gula yang sama. Lama kesan atau kesan sesudah

“after taste” adalah bagaimana suatu zat rangsang menimbulkan kesan yang mudah atau

tidak mudah hilang setelah mengindraan dilakukan. (Shallenberger, 1997)

Rangsangan penyebab timbulnya kesan dapat dikategorikan dalam beberapa tingkatan,

yang disebut ambang rangsangan (threshold). Dikenal beberapa ambang rangsangan,

yaitu ambang mutlak (absolute threshold), ambang pengenalan (Recognition threshold),

ambang pembedaan (difference threshold) dan ambang batas (terminal threshold).

(Soekarto, 1985)

Ambang rangsangan atau threshold adalah suatu konsentrasi sampel terendah yang

mulai dapat menghasilkan kesan yang wajar. Penentuan threshold digunakan untuk

menentukan tingkat konsentrasi terendah suatu substansi yang masih dapat dideteksi

(absolute treshold) atau perubahan konsentrasi terkecil suatu substansi yang masih dapat

dideteksi perubahannya (difference threshold). Metode ini juga dapat digunakan untuk

mengenal macam stimulus (recognition threshold), seperti asin, manis atau asam (Afrianto,

2008).

Ambang mutlak adalah jumlah benda rangsang terkecil yang sudah mulai menimbulkan

kesan. Misalnya konsentrasi yang terkecil dari larutan garam yang dapat dibedakan

rasanya dari cairan pelarutnya yaitu air murni. Pengukuran ambang mutlak didasarkan

pada konvensi bahwa setengah (50%) dari jumlah panelis dapat mengenal atau dapat

menyebutkan dengan tepat akan sifat sensoris yang dinilai. (Afrianto, 2008).

Ambang pengenalan juga disebut recognition threshold. Pada ambang pengenalan

meliputi pengenalan atau identifikasi jenis kesan. Dalam hal ini jika kesan kesan itu berupa

rasa asin, misalnya rasa asin itu betul-betul mulai dapat diidentifikasi oleh pencicip. Pada

Page 3: Uji Ambang Rangsangan diana

ambang mutlak mungkin rasa asin itu belum diidentifikasi dnegan tepat, baru dapat

diketahui adanya rasa yang  berbeda denganbahan pelarutnya. Perbedaan ini menyangkut

juga metode pengukurannya yang berbeda dengan ambang pengenalan dan ambang

mutlak. Pengukuran ambang pengenalan  didasarkan pada 75% panelis dapt mengenali

rangsangan. Jadi ambang pengenalan dapat diidentifikasikan sebagai konsentrasi atau

jumlah perbandingan terendah yang dapat dikenali dengan betul. (Nottingham dan Mason,

2002)

Ambang pembedaan juga disebut difference threshold, yang berbeda dengan ambang

pengenalan dan juga ambang mutlak. Ambang pembedaan merupakan perbedaan terkecil

dari rangsangan yang masih dapat dikenali. Besarnya ambang pembedaan tergantung dari

jenis rangsangan, jenis penginderaan dan besarnya rangsangan itu sendiri. Ambang

pembedaan menyangkut dua tingkat kesan rangsangan yang sama. Jika dua rangsangan

tersebut terlalu kecil bedanya maka akan menjadi tidak dapat dikenali perbedaannya.

Sebaliknya jika dua tingkat rangsangan itu terlalu besar akan dengan mudah dikenali.

Difference threshold dapat ditentukan dengan menggunakan standar lebih dari satu,

biasanya sekitar empat standar. Masing-masing standar akan dibandingkan dengan

sampel-sampel pada interval konsentrasi tertentu. Perbedaan konsentrasi yang dapat

dideteksi dengan benar oleh 75% panelis adalah perbedaan konsentrasi yang

mencerminkan difference threshold (Kartika dkk 1988).

Ambang batas juga disebut terminal threshold yang merupakan rangsangan terbesar

yang jika kenaikan tingkat rangsangan dapat menaikan intensitas kesan. Apabila pada

ketiga ambang tersebut diatas diterapkan batas terendah maka pada ambang batas

diterapkan batas atas. Kemampuan manusia memperoleh kesan dari adanya rangsangan

tidak selamanya sebanding dengan besarnya rangsangan yang diterima. Rangsangan

yang terus menerus dinaikan pada suatu saat tidak akan menghasilkan kenaikan intensitas

kesan. Rangsangan terbesar jika kenaikan tingkat rangsangan menaikkan intensitas kesan

disebut ambang batas. Ambang batas juga bisa ditentukan dngan menetapkan rangsangan

terkecil yaitu jika kenaikan tingkat rangsangan tidak lagi mempengaruhi btingkat intensitas

kesan. (Kartika dkk 1988).

Setiap orang mempunyai threshold yang berbeda-beda. Di bawah threshold level,

berbagai senyawa rasa masih dapat mempengaruhi persepsi rasa secara keseluruhan,

yang dikenal sebagai pengaruh subthreshold level. Misalnya peningkatan konsentrasi

garam dapat menyebabkan peningkatan tingkat kemanisan dan penurunan tingkat

kemasaman. Peningkatan konsentrasi asam dapat meningkatkan keasinan dan

peningkatan konsentrasi gula dapat mengurangi tingkat keasinan dan kepahitan.

(Shallenberger, 1997)

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan uji ambang rangsangan antara lain

tingkat kenaikan rasa, kesan, konsentrasi, atau rangsangan telah terpikirkan dan atau

dengan penalaran praktikan sebagai panelis sehingga tingkat nilai hasil pengujian terlihat

sangat bagus, panelis melakukan uji ambang rasa dengan teknik yang benar misalnya

untuk rasa manis menggunakan ujung lidah, rasa asin pada tengah dan pinggir lidah, rasa

asam pada pinggir lidah, dan rasa pahit pada bagian belakang lidah, bisa juga karena

Page 4: Uji Ambang Rangsangan diana

panelis memiliki kepekaan terhadap rasa yang baik. Sedangkan faktor-faktor yang

mempengaruhi kegagalan uji ambang rangsangan yaitu panelis yang melakukan uji sedang

tidak dalam kondisi prima, panelis belum makan sesuatu apapun untuk sarapan, panelis

tidak melakukan respon yang spontan terhadap kesan yang didapat sehingga perlu

berulang kali mencoba, bisa juga karena panelis belum terbiasa atau berpengalaman

sehingga kurang dapat membedakan kesan dari alat indera terhadap reaksi atau

rangsangan yang diterima. (Soekarto 1985)

Syarat-syarat untuk mengikuti uji organoleptik antara lain ada contoh yang diuji sebagai

benda perangsang, panelis sebagai penguji tidak boleh dalam keadaan stress atau

tertekan dan harus dalam kondisi sehat/ prima, panelis tidak boleh dalam keadaan lapar,

panelis harus menyatakan respon yang jujur yaitu respon yang spontan, tanpa penalaran,

imaginasi, asosiasi, ilusi, atau meniru orang lain. (Rahayu dan Nurosiyah, 2008)

Page 5: Uji Ambang Rangsangan diana

BAB IIIMETODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Bahan1. Gula

2. Garam (NaCl)

3. Asam sitrat

4. Kopi

3.2 Alat1. Gelas

2. Sendok

3.3 Prosedur Praktikum1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Menyajikan larutan yang telah dibuat dengan konsentrasi berbeda-beda untuk tiap

sampel yang akan diujikan

3. Sampel disajikan dalam gelas kecil-kecil dan diberi kode dengan tiga angka yang

berbeda.

4. Sampel disajikan di dalam masing-masing bilik dengan kuesioner

5. Panelis diminta mencicipi dan memberikan kesan sesuai ketentuan pada kuesioner

6. Data pada kuesioner dikumpulkan dan dihitung untuk menentukan ambang batas,

ambang pengenalan dan ambang mutlak dengan rumus :

f (%) = Ʃ r (banyaknya respon untuk setiap tingkat konsentrasi) x 100%

jumlah panelis

Page 6: Uji Ambang Rangsangan diana

BAB IVHASIL PRAKTIKUM

4.1 Larutan GulaTabel 1. Hasil Penilaian Kesan Manis oleh Panelis pada Larutan Gula

Panelis

Kode Contoh (Konsentrasi)342 663 245 137 681 374 585 487

(0 M)(0,015625M

) (0,03125M) (0,0625M) (0,125M) (0,25M) (0,5M) (1M)1 0 0 0 0 0 x 1 12 0 0 0 x 1 2 3 43 0 0 x x x 1 2 34 0 0 0 x x 1 1 35 0 0 0 x x 1 2 56 0 0 0 0 0 1 3 47 0 0 0 1 x 1 2 48 x X 0 0 0 0 x 19 0 0 0 0 1 2 3 4

10 0 X 1 1 2 3 4 511 0 0 x x 1 1 2 312 0 0 0 0 0 1 2 313 x 1 0 x 0 0 1 214 0 0 x x 1 2 3 415 2 1 0 0 1 2 4 416 0 0 x x 1 3 4 517 0 0 x x 1 1 2 418 0 0 0 x 1 2 3 519 0 0 0 0 x 1 2 320 0 0 x 1 1 2 3 4Σr 2 2 1 3 11 27 47 71

f % 10 10 5 15 55 135 235 355

(0 M)

(0,015625M)

(0,03125M)

(0,0625M)

(0,125M)

(0,25M)

(0,5M)(1M)

050

100150200250300350400

Larutan Gula

Series1

Konsentrasi

f (%

)

Grafik 1. Penilaian Kesan Manis pada Larutan Gula

Hasil : Ambang mutlak terletak di konsentrasi 0.125 M Ambang pengenalan terletak di konsentrasi 0.15625 M

Page 7: Uji Ambang Rangsangan diana

4.2 Larutan GaramTabel 2. Hasil Penilaian Kesan Asin oleh Panelis pada Larutan Garam

Panelis

Kode Contoh (Konsentrasi)561 544 676 478 752 383 865 587

(0 M) (0,015625M) (0,03125M) (0,0625M) (0,125M) (0,25M) (0,5M) (1M)1 0 0 1 1 2 3 4 52 0 0 0 0 1 3 4 53 0 0 0 1 1 2 4 54 0 x x 1 2 3 4 55 0 0 0 x 1 2 3 46 0 0 0 0 x 2 4 57 x 0 x 1 2 3 4 58 0 0 x x 1 2 3 49 0 0 0 x 1 2 3 4

10 0 0 x 1 1 2 3 511 0 0 0 x x 1 3 412 0 0 0 x x 2 3 413 0 0 0 x x 1 3 414 0 0 0 x 1 3 4 515 0 x x 1 2 3 4 516 0 0 x x 2 3 4 517 0 x 1 2 3 4 5 518 0 0 x 1 2 3 4 519 0 0 x x 1 2 4 520 0 0 x x 1 3 4 5Σr 0 0 2 9 24 49 74 94

f % 0 0 10 45 120 245 370 470

(0 M)

(0,015625M)

(0,03125M)

(0,0625M)

(0,125M)

(0,25M)

(0,5M)(1M)

050

100150200250300350400450500

Larutan Garam

Series1

Konsentrasi

f %

Grafik 2. Penilaian Kesan Asin pada Larutan Garam

Hasil : Ambang mutlak terletak di konsentrasi 0.0625 M Ambang pengenalan terletak di konsentrasi 0.09375 M

Page 8: Uji Ambang Rangsangan diana

4.3 Larutan Asam SitratTabel 3. Hasil Penilaian Kesan Asam oleh Panelis pada Larutan Asam Sitrat

Panelis

Kode Contoh (Konsentrasi)121 283 342 653 476 386 528 347

(0 M)(0,015625M

) (0,03125M) (0,0625M) (0,125M) (0,25M) (0,5M) (1M)1 0 0 0,5 2 3 4 5 52 0 0 1 2 4 5 5 53 0 x 1 1 2 3 4 54 0 0 x 1 2 3 4 55 0 0 1 3 4 4 4 56 0 x 2 3 4 5 5 57 0 x x 1 3 3 4 58 0 0 x x 2 3 4 59 0 x 1 2 3 4 5 510 0 1 2 2 3 4 5 511 0 0 1 2 3 5 5 512 0 0 x 2 3 4 4 513 0 x 1 2 3 4 5 514 0 0 1 2 3 4 5 515 0 1 1 3 4 4 5 516 0 x 1 2 3 4 5 517 0 0 1 3 3 4 5 518 0 0 2 2 3 4 4 519 0 1 1 1 3 3 5 520 0 x 1 3 4 5 5 5Σr 0 3 18,5 39 62 79 93 100

f % 0 15 92,5 195 310 395 465 500

(0 M)

(0,015625M)

(0,03125M)

(0,0625M)

(0,125M)

(0,25M)

(0,5M)(1M)

0100200300400500600

Larutan Asam Sitrat

Series1

Konsentrasi

f (%

)

Grafik 3. Penilaian Kesan Asam pada Larutan Asam Sitrat

Hasil : Ambang mutlak terletak di konsentrasi 0.0234375 M Ambang pengenalan terletak di konsentrasi 0.3125 M

Page 9: Uji Ambang Rangsangan diana

4.4 Larutan KopiTabel 4. Hasil Penilaian Kesan Pahit oleh Panelis pada Larutan Kopi

PanelisKode Contoh (Konsentrasi)

525 316 642 611 854 274 728 427(0 M) (0,015625M) (0,03125M) (0,0625M) (0,125M) (0,25M) (0,5M) (1M)

1 x 1 2 3 3 4 5 52 0 1 1 2 2 3 4 53 0 1 1 1 2 2 4 44 0 x x 1 2 3 4 55 0 x x 1 1 2 3 46 0 1 1 2 2 2 3 47 0 1 2 2 2 3 4 58 0 1 1 2 3 4 5 59 0 1 1 1 2 2 4 410 0 x 1 2 3 4 5 511 0 1 1 1 2 3 4 512 0 x 1 1 2 2 3 513 0 1 2 3 4 5 5 514 0 1 1 2 2 3 4 515 0 1 1 2 3 3 4 516 0 x 1 1 1 2 4 517 0 0 x 1 2 3 4 518 0 1 2 2 3 3 4 519 0 1 1 2 3 3 4 520 0 x 1 0 1 2 3 5Σr 0 13 21 32 45 58 80 96

f % 0 65 105 160 225 290 400 480

(0 M)

(0,015625M)

(0,03125M)

(0,0625M)

(0,125M)

(0,25M)

(0,5M)(1M)

0100200300400500600

Larutan Kopi

Series1

Konsentrasi

f (%

)

Grafik 4. Penilaian Kesan Pahit pada Larutan Kopi

Hasil : Ambang mutlak terletak di konsentrasi 0.015625 M Ambang pengenalan terletak di konsentrasi 0.03125 M

Page 10: Uji Ambang Rangsangan diana

BAB VPEMBAHASAN

Pengujian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses pengindraan.

Pengindraan diartikan sebagai suatu proses fisio-psikologis, yaitu kesadaran atau

pengenalan alat indra akan sifat-sifat benda karena adanya rangsangan yang diterima alat

indra yang berasal dari benda tersebut. (Lawless 1998). Ambang rangsangan atau

threshold adalah suatu konsentrasi sampel terendah yang mulai dapat menghasilkan kesan

yang wajar. (Afrianto, 2008). Pada praktikum kali ini digunakan 4 macam sampel untuk

mengetahui ambang rangsang pada 4 jenis rasa yaitu manis, asin, asam dan pahit. Sampel

yang digunakan adalah gula, garam (NaCl), asam sitrat dan kopi dengan 8 konsentrasi

yang berbeda pada masing-masing sampel. Pengujian ambang batas ini menggunakan

panelis dari mahasiswa Teknologi Pangan UPN “Veteran” Jawa Timur yang mengikuti

praktikum Uji Inderawi.

Dari data hasil pengamatan larutan gula terlihat bahwa panelis mulai dapat merasakan

adanya rasa manis pada konsentrasi 0,03125M dan meningkat hingga 1 M. Pada Grafik 1.

terlihat bahwa kenaikan nilai f (%) tertinggi pada konsentrai 0.125 M - 1 M. Menurut

Soekarto (1985), faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan uji ambang rangsangan

antara lain tingkat kenaikan rasa, kesan, konsentrasi, atau rangsangan telah terpikirkan

dan atau dengan penalaran praktikan sebagai panelis sehingga tingkat nilai hasil pengujian

terlihat sangat bagus. Setiap orang mempunyai threshold yang berbeda-beda. Di bawah

threshold level, berbagai senyawa rasa masih dapat mempengaruhi persepsi rasa secara

keseluruhan (Shallenberger, 1997). Ambang mutlak adalah jumlah benda rangsang terkecil

yang sudah mulai menimbulkan kesan (Afrianto, 2008). Ambang mutlak pada sampel gula

terletak pada konsentrasi 0.125 M sebesar 50%. Ambang pengenalan terletak pada

konsentrasi 0.15625 M sebesar 95% dimana pada konsentrasi ini panelis mulai dapat

mengidentifikasi jenis kesan manis pada sampel. (Nottingham dan Mason, 2002)

Pada hasil pengamatan larutan garam diketahui konsentrasi yang sudah mulai

menimbulkan kesan yaitu konsentrasi 0.0625 M sebesar 50% sedangkan rasa asin yang

sudah dapat diidentifikasi oleh panelis pada sampel terdapat pada konsentrasi 0.09375 M

sebesar 90%. Menurut Afrianto (2008), pengukuran ambang mutlak didasarkan pada

konvensi bahwa setengah (50%) dari jumlah panelis dapat mengenal atau dapat

menyebutkan dengan tepat akan sifat sensoris yang dinilai sedangkan pengukuran ambang

pengenalan  didasarkan pada 75% panelis dapat mengenali rangsangan (Nottingham dan

Mason, 2002). Pada Grafik 2. kenaikan terjadi pada konsentrasi 0.03125 M – 1 M. Selain

dari adanya pengaruh konsentrasi, medium yang dipakai untuk larutan gula juga

berpengaruh. Intensitas rasa akan besar dalam media air daripada dalam media lain.

Rasa asam pada larutan asam sitrat dapat diidentifikasikan oleh panelis (ambang

pengenalan) pada konsentrasi 0.3125 M sebesar 440% sedangkan ambang mutlak terletak

di konsentrasi 0.0234375 M sebesar 50%. Pada Grafik 3. kenaikan kesan sudah mulai

terjadi pada konsentrasi 0.015625 M dan meningkat hingga 1 M. Hal ini menunjukkan

bahwa panelis dapat mengidentifikasi kesan asam lebih baik dibandingkan pada sampel

Page 11: Uji Ambang Rangsangan diana

gula dan garam. Menurut Soekarto (1985), faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan

uji ambang rangsangan antara lain tingkat kenaikan rasa, kesan, konsentrasi, atau

rangsangan telah terpikirkan dan atau dengan penalaran praktikan sebagai panelis

sehingga tingkat nilai hasil pengujian terlihat sangat bagus.

Pada sampel larutan kopi terlihat bahwa panelis paling dapat mengidentifikasi kesan

pahit dibandingkan rasa yang lain. terlihah pada ambang mutlak yang terletak pada

konsentrasi 0.015625 M sebesar 80% dan ambang pengenalan pada konsentrasi 0.03125

M sebesar 100%. Menurut Shallenberger (1997), kemampuan alat indra memberikan kesan

atau tanggapan dapat dianalisis atau dibedakan berdasarkan jenis kesan, intensitas kesan,

luas daerah kesan, lama kesan dan kesan hedonik. Intensitas kesan pahit pada lidah

meninggalkan after taste yang sangat kuat yang menyebabkan panelis langsung dapat

mengenali kesan pahit pada sampel.

Page 12: Uji Ambang Rangsangan diana

BAB VIPENUTUP

6.1 KesimpulanTerdapat perbedaan nilai ambang mutlak dan ambang pengenalan pada masing-masing

sampel dikarenakan kemampuan alat indra panelis yang merupakan faktor dalam

memberikan kesan atau tanggapan yaitu berdasarkan jenis kesan, intensitas kesan, luas

daerah kesan, lama kesan dan konsentrasi kesan. Ambang mutlak pada sampel gula

terletak pada konsentrasi 0.125 M sebesar 50% sedangkan ambang pengenalan terletak

pada konsentrasi 0.15625 M sebesar 95%. Pada sampel garam ambang mutlak terdapat

pada konsentrasi 0.0625 M sebesar 50% sedangkan ambang pengenalan terdapat pada

konsentrasi 0.09375 M sebesar 90%. Untuk ambang mutlak sampel asam sitrat terletak di

konsentrasi 0.0234375 M sebesar 50% dan untuk ambang pengenalan pada konsentrasi

0.3125 M sebesar 440% . untuk sampel kopi (rasa pahit) ambang mutlak terletak pada

konsentrasi 0.015625 M sebesar 80% dan ambang pengenalan pada konsentrasi 0.03125

M sebesar 100%.

Page 13: Uji Ambang Rangsangan diana

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, Eddy. 2008. Pengawasan Mutu Bahan atau Produk Pangan Jilid 2. Jakata

Kartika B., P.Hastuti dan W.Supartono. 1988. Uji Inderawi Bahan Pangan. Yogyakarta: UGM Press

Lawless, H.T., and H. Heymann. 1988. Sensory Evaluation of Food Principles and Practices. New York: International Thompson Publishing.

Nottingham, S.M dan Mason, R.L. 2002.Sensory Evaluation Manual. Queensland:The University of Queensland

Rahayu, Winiati P dan Siti Nurosiyah. 2008. Evaluasi Sensori. Jakarta: Universitas Terbuka

Shallenberger R.S. 1997. Taste Recognition Chemistry. Pure & Appl. Chem. Vol 69. No 4: 659-666

Setyaningsih, Dwi. 2010. Analisis Sensori untuk Industri Pangan dan Agro. Bogor: IPB Press.

Soekarto, Soewarno T. 1985. Penilaian Organoleptik untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian. Jakarta: Bhratara Karya Aksara.