UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH...

78
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP ENZIM MALATE:QUINONE OXIDOREDUCTASE (MQO) DARI Plasmodium falciparum SKRIPSI Nurul Fitria Pakpahan 1113102000024 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN JAKARTA 2017

Transcript of UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH...

Page 1: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK

KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.)

TERHADAP ENZIM MALATE:QUINONE

OXIDOREDUCTASE (MQO) DARI Plasmodium falciparum

SKRIPSI

Nurul Fitria Pakpahan

1113102000024

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

JAKARTA

2017

Page 2: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

ii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK

KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.)

TERHADAP ENZIM MALATE:QUINONE

OXIDOREDUCTASE (MQO) DARI Plasmodium falciparum

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi

(S.Farm)

Nurul Fitria Pakpahan

1113102000024

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

JAKARTA

2017

Page 3: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

iii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 4: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

iv UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 5: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

v UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 6: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

vi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ABSTRAK

Nama : Nurul Fitria Pakpahan

Program Studi : Farmasi

Judul :

Malaria merupakan penyakit menular yang menjadi perhatian global. Penyakit

malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit Plasmodium antara

lain P. malariae, P. vivax, P. falciparum, dan P. ovale yang hanya dapat dilihat

dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria (anopheles). Parasit P.

falciparum mempunyai kecenderungan menjadi resistan terhadap obat antimalaria

dibandingkan spesies yang lain. Enzim Plasmodium falciparum MQO adalah salah

satu target obat yang berperan pada siklus tricarboxylic acid (TCA) yang

menghubungkan rantai respirasi dengan mentransfer elektron dari malat ke ubiquinon

untuk memproduksi oksaloasetat dan ubiquinol. Manggis (Garcinia mangostana L.)

merupakan buah yang banyak terdapat di Indonesia. Kulit manggis yang selama ini

dibuang sebagai limbah, ternyata memiliki banyak manfaat dan berpotensi untuk

dijadikan obat, salah satunya sebagai antimalaria. Penelitian ini bertujuan untuk

menguji aktivitas inhibisi fraksi aktif ekstrak kulit buah manggis terhadap enzim

PfMQO. Kulit buah manggis diekstraksi menggunakan pelarut n-heksan, etil asetat,

dan etanol. Hasil uji aktivitas inhibisi ketiga ekstrak, ekstrak etil asetat memiliki

aktivitas inhibisi tertinggi yaitu 96% pada konsentrasi 20 µg/ml. Ekstrak etil asetat

tersebut dikolom kromatografi dengan silika gel GF 60 dan didapat 18 fraksi. Hasil

uji aktivitas inhibisi fraksi, fraksi 4 yang memiliki aktivitas inhibisi tertinggi yaitu

93,82% pada konsentrasi 10 µg/ml. Fraksi tersebut kemudian dilakukan KLT

Preparatif dengan silika gel GF 254, didapat 2 isolat lalu dilakukan uji aktivitas

inhibisi terhadap enzim PfMQO, dilihat pada konsentrasi 10 µg/ml masih memiliki

aktivitas inhibisi yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah manggis

berpotensi sebagai inhibitor enzim PfMQO.

Kata kunci : Malaria, Kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.), Enzim PfMQO

Uji Aktivitas Inhibisi Fraksi Aktif Ekstrak Kulit Buah

Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Enzim

Malate:Quinone Oxidoreductase (MQO) dari Plasmodium

falciparum

Page 7: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

vii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ABSTRACT

Name : Nurul Fitria Pakpahan

Program Study : Pharmacy

Title :

Malaria is a contagious disease of global concern. Malaria is an infectious disease

caused by the parasite Plasmodium, another P. malariae, P. vivax, P. falciparum, P.

ovale which can only be seen with a microscope which is transmitted by malaria

mosquitoes (anopheles). P. falciparum has a tendency to become resistant to

antimalarial drugs compared to other species. Plasmodium falciparum MQO is one of

the drug targets that play a role in the TCA (tricarboxylic acid) cycle that connects the

respiratory chain by transferring electrons from malate to ubiquinone to produce

oxaloacetate and ubiquinol. Mangosteen (Garcinia mangostana L.) is a common fruit

in Indonesia. Mangosteen skin that has been disposed of as waste, it has many

benefits and potential to be used as medicine, one of them as antimalarial. This study

aims to determine inhibition activity of fractions of mangosteen extract against enzym

malate:quinone oxidoreductase (MQO) from Plasmodium falciparum. Pericarp of

mangosteen was extracted using the n-hexane, ethyl acetate, and ethanol. The results

of the third inhibition activity of the extract, ethyl acetate extract had the highest

inhibition activity of 96% at a concentration of 20 μg/ml. The ethyl acetate extract

was chromatographed with silica gel GF 60 and obtained 18 fractions. The result of

inhibition activity of fraction, fraction 4 which has the highest inhibition activity is

93.82% at concentration 10 μg/ml. The fraction was then carried out by TLC

Preparatif with silica gel GF 254, obtained 2 isolates then tested the activity of

inhibition to PfMQO enzyme, seen at concentration 10 µg/ml still has high inhibition

activity. This suggests that mangosteen extract is potential as a PfMQO enzyme

inhibitor.

Keywords : Malaria, Mangosteen (Garcinia mangostana L.), PfMQO

Inhibition Activities Test of Active Fraction of Mangosteen

Extract (Garcinia mangostana L.) Againts Malate:Quinone

Oxidoreductase (MQO) from Plasmodium falciparum

Page 8: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

viii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Dengan mengucap Alhamdulillahirabbil’alamin serta puji dan syukur penulis

panjatkan kepada Allah SWT karena atas segala rahmat dan karunia-Nya penulis

dapat menyelesaikan penelitian dan menyusun skripsi ini. Shalawat serta salam

semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari

zaman kegelapan hingga zaman yang kaya akan ilmu pengetahuan dan teknologi

seperti sekarang ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan guna memperoleh gelar Sarjana Farmasi

di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak,

sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

(1) Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Ali Kaspar Pakpahan, S.Ag dan Ibunda

Eradia Sulistiana, S.Ag yang senantiasa memberikan kasih sayang, dukungan

baik moril maupun materil, serta doa tanpa henti yang menyertai setiap langkah

penulis. Kedua adik tersayang, Muhammad Naufal Alfarizi Pakpahan dan

Akbar Waliyuddin Pakpahan yang memberikan dukungan dan semangatnya

untuk saya menyelesaikan skripsi ini.

(2) Bapak Hendri Aldrat, Ph.D., Apt. selaku pembimbing I dan Ibu Dr. Erwahyuni

Endang Prabandari, M.Si. selaku pembimbing II, yang memiliki andil besar

dalam proses penelitian dan penyelesaian tugas akhir saya ini.

(3) Daniel Ken Inaoka, Ph.D. selaku guru yang memiliki andil dalam proses

penelitian saya.

(4) Bapak Dr. Arif Sumantri, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 9: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

ix UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(5) Ibu Dr. Nurmeilis, M.Si., Apt. selaku Ketua Program Studi Farmasi Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

(6) Ompung Habibah Situmeang, sepupu Nur Fahdilla Rizky serta semua keluarga

besar yang selalu memberikan dukungan, nasihat, dan doa yang selalu

menyertai langkah penulis.

(7) Bapak, Ibu dosen dan karyawan yang telah memberikan bimbingan dan bantuan

selama saya menempuh pendidikan di Program Studi Farmasi Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

(8) Teman seperjuangan penelitian penulis (Soulmete) Muzi Latunil, Nasyidah

Hanum, M. Akbar, Irham Pratama, dan Nadya Tsurayya atas kebersamaan,

bantuan serta motivasinya sejak awal penelitian hingga akhir penyelesaian

skripsi ini.

(9) Sahabat-sahabat terbaikku Sri Mardiah, Nasyidah Hanum, Tri Wahyuni, dan

Putri Agni. Teman-teman team Kac. Citra Lilis, Rahma Atikah, Muzi Latunil,

Sri Mardiah, dan Nasyidah Hanum. Teman Sekamar Kost Almira Rosentadewi.

Keluarga Besar Komfakdik dan LKMI. Keluarga Formulasi 15. Team Soulmete

2, yang telah memberi dukungan, motivasi, serta masukan kepada penulis

selama pengerjaan skripsi dan selama di bangku perkuliahan.

(10) Teman-teman Farmasi 2013 atas persaudaraan dan kebersamaan.

(11) Kakak senior di FKIK UIN Jakarta, Kak Tania Rizki dan kakak lainnya yang

tidak bisa disebutkan satu-persatu yang selalu memberikan masukan dan nasihat

juga membantu penulis dalam penelitian ini.

(12) Semua pihak yang telah membantu selama penelitian dan penyelesaian naskah

skripsi ini yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda atas semua

bantuan, dan dukungan yang diberikan. Akhir kata dengan segala kerendahan hati,

penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan,

Page 10: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

x UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang

membangan sangat diharapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis

khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Aamiin Ya Robbal’alamin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, 7 September

2017

Penulis

Page 11: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

xi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai sivitas akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta,

saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Nurul Fitria Pakpahan

NIM : 1113102000024

Program Studi : Farmasi

Jenis karya : Skripsi

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi/karya ilmiah saya,

dengan judul :

UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH

MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP ENZIM

MALATE:QUINONE OXIDOREDUCTASE (MQO) DARI Plasmodium

falciparum

untuk dipublikasi atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu Digital Library

Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta untuk

kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang Hak Cipta.

Demikian pernyataan persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat dengan

sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta

Pada Tanggal : 7 September 2017

Yang menyatakan,

(Nurul Fitria Pakpahan)

Page 12: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

xii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS .................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ v

ABSTRAK ................................................................................................................ vi

ABSTRACT ............................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ............................................................................................. viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH ........................................ xi

DAFTAR ISI ............................................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xvi

DAFTAR TABEL .................................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2 Batasan Penelitian dan Rumusan Masalah ........................................... 3

1.2.1 Batasan Penelitian .................................................................... 3

1.2.2 Rumusan Masalah .................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 3

1.4 Hipotesis ............................................................................................... 3

1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 5

2.1 Manggis (Garcinia mangostana Linn.) ............................................... 5

2.1.1 Klasifikasi Tanaman ................................................................. 5

2.1.2 Sinonim .................................................................................... 6

2.1.3 Morfologi Tanaman .................................................................. 6

Page 13: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

xiii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.1.4 Habitat Tumbuhan .................................................................... 6

2.1.5 Kandungan Kimia ..................................................................... 6

2.1.6 Aktivitas Biologi ...................................................................... 7

2.2 Simplisia ............................................................................................... 10

2.2.1 Definisi Simplisa ...................................................................... 10

2.2.2 Penyiapan Simplisia ................................................................. 10

2.3 Ekstrak dan Ekstraksi ........................................................................... 12

2.3.1 Ekstrak ...................................................................................... 12

2.3.2 Ekstraksi ................................................................................... 12

2.4 Malaria .................................................................................................. 14

2.4.1 Definisi ..................................................................................... 14

2.4.2 Etiologi ..................................................................................... 15

2.4.3 Penyebab Malaria ..................................................................... 15

2.4.4 Pengobatan Malaria .................................................................. 16

2.5 Produksi Energi .................................................................................... 18

2.6 Enzim Sebagai Target Obat .................................................................. 21

2.6.1 Enzim Malate:Quinone Oxidoreductase (MQO) .................... 22

2.7 Kromatografi ........................................................................................ 23

2.7.1 Prinsip Kromatografi ................................................................ 23

2.7.2 Kolom Kromatografi ................................................................ 23

2.7.3 Kromatografi Lapis Tipis Preparatif ........................................ 24

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 25

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 25

3.2 Alat dan Bahan ..................................................................................... 25

3.3 Metode Penelitian ................................................................................. 26

3.3.1 Pengambilan Sampel ................................................................ 26

3.3.2 Determinasi Sampel ................................................................. 26

3.3.3 Persiapan Simplisia .................................................................. 26

3.3.4 Pembuatan Ekstrak Kulit Buah Manggis ................................. 27

3.3.5 Rendemen Total Ekstrak Kulit Buah Manggis ......................... 27

Page 14: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

xiv UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3.6 Penapisan Fitokimia ................................................................. 27

3.3.7 Parameter dan Metode Uji Ekstrak .......................................... 29

3.3.7.1 Parameter Non Spesifik ................................................ 29

3.3.7.2 Parameter Spesifik ........................................................ 30

3.3.8 Uji Aktivitas Inhibisi Ekstrak Kulit Buah Manggis ................. 30

3.3.9 Pemisahan Senyawa Inhibitor dengan Kolom Kromatografi ... 31

3.3.10 Uji Aktivitas Inhibisi Fraksi Ekstrak Kulit Buah Manggis ...... 31

3.3.11 KLT Preparatif Fraksi dengan Aktivitas Inhibisi Tertinggi ..... 32

3.3.12 Uji Aktivitas Inhibisi Hasil KLT Preparatif ............................. 32

3.3.13 Perhitungan Aktivitas Enzim .................................................... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 34

4.1 Determinasi Sampel ............................................................................. 34

4.2 Rendemen Ekstrak ................................................................................ 34

4.3 Penapisan Fitokimia ............................................................................. 35

4.4 Parameter dan Metode Uji Ekstrak ...................................................... 37

4.5 Aktivitas Inhibisi Ekstrak Kulit Buah Manggis ................................... 38

4.6 Pemisahan Senyawa Inhibitor dengan Kolom Kromatografi ............... 39

4.7 Aktivitas Inhibisi Fraksi Hasil Kolom Kromatografi ........................... 40

4.8 Aktivitas Inhibisi Fraksi Hasil KLT Preparatif .................................... 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 44

5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 44

5.2 Saran ..................................................................................................... 44

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 45

LAMPIRAN ............................................................................................................. 49

Page 15: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

xv UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Hasil Determinasi Garcinia mangostana L. ......................................... 49

Lampiran 2. Alur Penelitian ..................................................................................... 50

Lampiran 3. Skema Kerja Penyiapan Ekstrak Kulit Buah Manggis ........................ 51

Lampiran 4. Skema Kerja Penyiapan Fraksi Kolom Kromatografi ......................... 52

Lampiran 5. Skema Kerja Penyiapan Kromatografi Lapis Tipis Preparatif ............. 53

Lampiran 6. Perhitungan Rendemen Ekstrak Kulit Buah Manggis .......................... 54

Lampiran 7. Perhitungan Parameter Ekstrak Kulit Buah Manggis ........................... 55

Lampiran 8. Perhitungan Pengenceran Ekstrak Kulit Buah Manggis ....................... 57

Lampiran 9. Bobot Fraksi Ekstrak Kulit Buah Manggis ........................................... 58

Lampiran 10. Gambar Dokumentasi dan Alat Penelitian .......................................... 59

Page 16: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

xvi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Pohon Manggis ...................................................................................... 5

Gambar 2.2 Buah & Kulit Manggis .......................................................................... 5

Gambar 2.3 Skema Produksi Energi Dalam Tubuh .................................................. 19

Gambar 2.4 Skema Proses glikolisis ......................................................................... 19

Gambar 2.5 Skema Proses Siklus Krebs ................................................................... 20

Gambar 4.1 Aktivitas Inhibisi Ekstrak Kulit Buah Manggis .................................... 39

Gambar 4.2 Aktivitas Inhibisi Fraksi Hasil Kolom Kromatografi ............................ 41

Gambar 4.3 Aktivitas Inhibisi Hasil KLT Preparatif ................................................ 43

Page 17: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

xvii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Hasil Rendemen Ekstrak Kulit Buah Manggis ........................................ 34

Tabel 4.2 Hasil Penapisan Fitokimia Ekstrak Kulit Manggis ................................. 35

Tabel 4.3 Parameter dan Metode Uji Ekstrak ........................................................... 37

Tabel 4.4 Aktivitas Inhibisi Ekstrak Kulit Buah Manggis ........................................ 38

Tabel 4.5 Aktivitas Inhibisi Hasil KLT Preparatif ................................................... 42

Page 18: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit

Plasmodium antara lain P. malariae, P. vivax, P. falciparum, dan P. ovale yang hanya

dapat dilihat dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria (anopheles)

Penyakit malaria dapat menyerang semua orang baik laki-laki maupun perempuan,

pada semua golongan umur (dari bayi, anak-anak, sampai dewasa). Penyakit malaria

biasanya menyerang masyarakat yang tinggal di daerah yang mempunyai banyak

genangan air yang sesuai untuk tempat perkembangbiakan nyamuk malaria seperti

persawahan, pantai, perbukitan dan pinggiran hutan (Depkes RI, 2004).

Malaria merupakan penyakit yang menjadi perhatian global. Penyakit ini

dapat menyebabkan kematian terutama pada kelompok risiko tinggi yaitu anak-anak,

ibu hamil dan orang dengan HIV positif (WHO, 2013). World Heatlh Organization

(WHO) melaporkan pada tahun 2015 terdapat 212 juta kasus malaria di seluruh dunia

dan menyebabkan 429.000 kasus meninggal dunia. Berdasarkan data Kementerian

Kesehatan RI pada tahun 2016 terdapat 218.450 kasus positif malaria (Kemenkes RI,

2016a). Sebagai negara endemik, masalah malaria di Indonesia sering dialami oleh

para penduduk yang tinggal di area persawahan dekat dengan hutan. Selain itu,

peningkatan kasus malaria pertahun yang terjadi di daerah timur terjadi akibat adanya

pembukaan daerah baru (Kemenkes RI, 2016b).

Parasit P. falciparum mempunyai kecenderungan menjadi resistan terhadap

obat antimalaria dibandingkan spesies yang lain, laporan pertama tentang P.

falciparum yang resistan terhadap klorokuin ialah pada awal tahu 1960an di Amerika

Selatan dan Asia Tenggara (Simamora, 2007). Kejadian tersebut terulang kembali di

Afrika pada akhir tahun 1970 kemudian kejadian tersebut terus menyebar.

Penyebaran resistan tersebut sering disebabkan oleh adanya perpindahan penduduk

dari daerah endemik menuju ke daerah yang baru. Kasus resistan P. falciparum di

Page 19: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

2 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Indonesia seperti yang dilaporkan sudah menyebar sampai 27 propinsi di Indonesia

(Jelinek, 2002). Banyak senyawa alam dari tumbuhan dapat dijadikan senyawa

antimalaria alternatif pengganti obat malaria yang sudah resistan terhadap parasit P.

falciparum yang merupakan masalah kesehatan di wilayah Indonesia Timur. Selain

tingginya angka morbiditas dan mortalitas akibat malaria di Indonesia, munculnya

resistensi terhadap obat antimalaria konvensional mendorong pencarian terapi

alternatif sebagai antimalaria (Dondorp, 2009). Masalah tersebut mendorong para

peneliti menemukan dan mengembangkan obat antimalaria baru terutama dari bahan

alam untuk mengobati dan mengatasi resistan pada penderita malaria.

Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan buah yang banyak terdapat di

Indonesia. Secara tradisional, kulit buah manggis digunakan untuk obat berbagai

penyakit seperti sariawan, wasir, luka, dan malaria. Berbagai penelitian ilmiah juga

sudah dilakukan pada manggis ini seperti antioksidan (Akao, 2008), antibakteri

(Suksamrarn, 2003), antiinflamasi (Nakatani, 2002), dan antimalaria (Ignatushchenco,

2000). Kulit manggis memiliki banyak manfaat dan berpotensi untuk dijadikan obat,

salah satunya sebagai antimalaria (Ignatushchenko, 2000).

Kandungan kulit buah manggis kaya akan antioksidan seperti xanton dan

antosianin (Moongkardni, 2004). Ekstrak kulit buah manggis berpotensi sebagai obat

antimalaria (Moongkardni, 2004). Kulit manggis mengandung berbagai senyawa

xanton yang memiliki aktivitas antioksidan yang dapat mengatasi peningkatan radikal

bebas yang terjadi akibat perjalanan penyakit malaria dan menghambat polimerisasi

heme sehingga dianggap memiliki potensi sebagai antimalaria (Tjahjani, 2013).

Salah satu target yang menjanjikan dalam mengatasi penyakit malaria adalah

enzim PfMQO. Enzim ini highly conserve pada makhluk hidup yang berfungsi

merubah senyawa malat menjadi oksaloasetat pada siklus Krebs dan mereduksi

quinon menjadi quinol dalam proses electron transport chain (ETC) (Ke, 2015).

Penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa PfMQO terlibat dalam siklus fumarat,

siklus Krebs dan respiratory chain. Keterlibatan PfMQO dalam ketiga siklus ini

menyarankan bahwa posisi enzim ini penting dalam siklus hidup parasit malaria. Oleh

Page 20: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

3 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

karena P. falciparum MQO (PfMQO) sangat penting pada sirkulasi darah sehingga

dianggap sebagai target obat yang potensial (Inaoka et al., 2016).

Sejauh ini belum dilaporkan adanya inhibitor yang berasal dari keluarga

xanton yang dapat menghambat aktivitas PfMQO. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui fraksi dari ekstrak kulit buah manggis yang memiliki aktivitas inhibisi

tertinggi.

1.2 Batasan Penelitian dan Rumusan Masalah

1.2.1 Batasan Penelitian

Batasan penelitian yang dilakukan meliputi uji aktivitas inhibisi fraksi aktif

yang memiliki aktivitas inhibisi paling tinggi dari ekstrak kulit buah manggis

terhadap enzim MQO dari P. falciparum.

1.2.2 Rumusan Masalah

Fraksi manakah yang menghasilkan aktivitas inhibisi tertinggi terhadap enzim

MQO P. falciparum dari ekstrak kulit buah manggis?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui aktivitas inhibisi fraksi ekstrak kulit buah manggis terhadap

enzim MQO dari P. falciparum.

2. Mengetahui fraksi yang menghasilkan aktivitas inhibisi tertinggi terhadap

enzim MQO P. falciparum dari ekstrak kulit buah manggis hasil kolom

kromatografi.

1.4 Hipotesis

Fraksi hasil kolom kromatografi ekstrak kulit buah manggis memiliki aktivitas

inhibisi terhadap enzim MQO dari P. falciparum.

Page 21: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

4 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat :

1. Memberikan informasi yang dapat dijadikan acuan dalam pengembangan

obat malaria dari ekstrak kulit buah manggis.

2. Memberikan kontribusi tentang penggunaan PfMQO activity assay

terhadap tumbuhan obat.

3. Memiliki kontribusi dan manfaat sebagai dasar upaya pemanfaatan bahan

alam untuk mengobati penyakit malaria.

Page 22: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

5 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.8 Manggis (Garcinia mangostana L.)

Manggis merupakan salah satu buah yang digemari oleh masyarakat

Indonesia. Tanaman manggis berasal dari hutan tropis yang teduh di kawasan Asia

Tenggara, yaitu hutan belantara Indonesia atau Malaysia. Manggis merupakan salah

satu buah unggulan yang memiliki peluang ekspor cukup menjanjikan (Prihatman,

2000).

Gambar 2.1 Pohon manggis Gambar 2.2 Buah & Kulit manggis

(Sumber : Dokumentasi Pribadi) (Sumber : budidayakita.com)

2.8.1 Klasifikasi Tanaman

Manggis diklasifikasikan berdasarkan ilmu taksonomi tumbuhan sebagai

berikut:

Kerajaan : Plantae

Divisi : Mangoliophyta

Kelas : Mangoliopsida

Bangsa : Malpighiales

Suku : Clusiaceae (syn. Guttiferae)

Marga : Garcinia

Jenis : Garcinia mangostana

Page 23: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

6 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(Pasaribu, 2012)

2.8.2 Sinonim

Manggis dikenal dengan nama daerah di wilayah Indonesia sebagai manggu

(Jawa Barat), manggus (Lampung), manggusto (Sulawesi Utara), manggih

(Minangkabau), mangustang (Halmahera), dan manggis (Jawa). Orang asing

menyebut manggis dengan nama manggistan (Belanda), mangosteen (Inggris),

mangastane (Jerman), mangostao (Portugis), mangustan (Hindi), mengop/mengut

(Burma), mangostan (Perancis), dan manggis (Malaysia) (Hadriyono, 2011).

2.8.3 Morfologi Tanaman

Buah manggis memiliki diameter secara keseluruhan 2,4-7,5 cm. Manggis

memiliki ketebalan kulit sekitar 0,6-1 cm dengan pigmen warna ungu (Akao, 2008).

Manggis merupakan salah satu buah tropis yang dikenal sebagai super fruits karena

dari karakteristik rasa, bau, penampilannya yang berkualitas dan yang sangat penting

yaitu manggis memiliki kekayaan nutrisi berupa kekuatan antioksidannya yang sangat

tinggi (Priya, 2010).

2.8.4 Habitat Tumbuhan

Pohon manggis dapat tumbuh di dataran rendah sampai di ketinggian di

bawah 1.000 mdpl. Pertumbuhan terbaik dicapai pada daerah dengan ketinggian di

bawah 500-600 mdpl. Pusat penanaman pohon manggis adalah Kalimantan Timur,

Kalimantan Tengah, Jawa Barat (Jasinga, Ciamis, Wanayasa), Sumatera Barat,

Sumatera Utara, Riau, Jawa Timur dan Sulawesi Utara (ICUC, 2003).

2.8.5 Kandungan Kimia

Getah berwarna kuning sering dijumpai pada kulit manggis. Getah yang

berwarna kuning tersebut merupakan eksudat resin yang banyak terdapat pada

berbagai tanaman termasuk famili Guttiferae dan eksudat ini berasal dari saluran resin

Page 24: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

7 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang rusak. Apabila saluran resin rusak maka getah ke luar dari saluran getah dan

menembus ke dalam segmen buah yang menyebabkan daging buah menjadi bening

dan rasanya pahit. Selain itu dapat juga ditemui bintik kuning pada kulit buahnya.

Buah yang terserang getah kuning digolongkan buah yang tidak layak untuk dijual.

Kerusakan saluran resin pada kulit buah ini dapat disebabkan oleh karena beberapa

faktor seperti lingkungan misalnya hujan dan angin yang berlebihan, serangan hama

dan juga penanganan yang tidak baik yang dapat menyebabkan kerusakan kulit buah

(Ropiah, 2009). Kadar xanton berbeda tergantung pada kualitas buah, di mana kadar

terbesar di dapatkan pada buah dengan kulit burik atau kasar yaitu 23,5 μg/g ekstrak,

sedangkan pada buah yang besar dengan kulit mulus mengandung kadar xanton

sebesar 18,5 μg/g ekstrak, pada buah yang kecil sebesar 20,3 μg/g ekstrak dan buah

yang mengandung getah kuning sebesar 15,2 μg/g ekstrak. Buah dengan kulit burik

terjadi akibat adanya serangan hama atau akibat kerusakan fisik. Dalam kondisi

tersebut xanton berperan sebagai mekanisme pertahanan dalam mencegah terjadinya

stress akibat serangan hama atau kerusakan fisik, namun demikian sifat sebagai

antioksidan yang di uji dengan menggunakan 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH)

sebagai sumber radikal bebas, ekstrak metanol kulit buah manggis tidak menunjukkan

perbedaan yang signifikan antar kualitas buah (Kurniawati 2010).

Kulit buah manggis telah diekstraksi dan ditemukan kandungan 95% xanton

yang termasuk dalam senyawa isoflavon, tanin, flavanoid, vitamin C, fenol dan

antosianin (Priya, 2010). Beberapa penelitian menunjukkan xanton dari buah manggis

yang memiliki aktivitas biologis tertinggi yaitu α-mangostine dan γ-mangostine.

Xanton merupakan kelompok pigmen kuning yang terdapat pada beberapa macam

famili dari tanaman tinggi, jamur, tanaman lumut. Xanton adalah unsur utama yang

terdapat pada tanaman manggis (Suksamrarn, 2003).

2.8.6 Aktivitas Biologi

a. Antioksidan

Ekstrak kulit buah manggis telah diuji dimana berpotensi sebagai

antioksidan (Moongkardni, 2004). Sifat antioksidan kulit buah manggis

Page 25: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

8 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dikaitkan dengan adanya bahan aktif terutama dari kulit buah. Bahan aktif

yang telah berhasil diidentifikasi dari kulit buah manggis berupa sejumlah

besar senyawa xantone diantaranya yaitu: 8- hydroxycudraxanthone 6,

mangostingone (7-methoxy-2- (3 methyl-2-butanyl) -8- (3-methyl-2-oxo-

3-butenyl)-1,3,6 trihydroxyxantone, cudraxantone 6, 8-deoxygartanin,

gacimangosone B, garcinoe D, garcinone E, gartanin, 1-somangostin, α-

mangostin, β-mangostin, mangostinone, smeathxantone A dan tovophllin

A. Diantara senyawa xantone α-mangostin dan β-mangostin merupakan

komponen yang terbesar (Akao, 2008).

b. Antiinflamasi

Penelitian mengenai aktivitas antiinflamasi dari kulit buah manggis

sampai saat ini baru dilakukan pada tahapan in vitro. Dari hasil penelitian

yang didapatkan diduga senyawa yang mempunyai aktivitas anti-inflamasi

adalah γ-mangostin. Nakatani (2002) melakukan penelitian aktivitas

antiinflamasi in vitro dari γ-mangostin terhadap sintesa prostaglandin E2

(PGE2) dan siklooksigenase (COX) dalam sel glioma tikus C6. γ-

mangostin menghambat secara poten pelepasan PGE2. γ-mangostin

menghambat perubahan asam arakidonat menjadi PGE2 dalam

mikrosomal, dimana kemungkinan penghambatannya pada jalur

siklooksigenase. Pada percobaan enzimatik in vitro, senyawa ini mampu

menghambat aktivitas enzim COX-1 dan COX-2 (Nakatani, 2002).

c. Antihistamin

Dalam reaksi alergi, komponen utama yang mengambil peran

penting adalah sel mast yaitu sel yang mengandung granula yang berisi

histamin dan heparin, beserta mediator-mediator yang dilepaskannya yaitu

histamin dan serotonin. Berhubungan dengan reaksi alergi atau pelepasan

histamin tersebut, Furukwa et al., (1996, 1998) melakukan pengujian

ekstrak metanol kulit buah manggis terhadap kontraksi aorta dada kelinci

terisolasi yang diinduksi oleh histamine maupun serotonin.

Page 26: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

9 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya peneliti lain melakukan kajian mekanisme ekstrak

kulit manggis tersebut, hasilnya diketahui bahwa ekstrak etanol 40% dari

kulit manggis adalah paling poten dalam menghambat sintesa PGE2 dan

pelepasan histamine (Nakatani, 2002)

d. Antikanker

Hingga saat ini, pengobatan kanker masih tidak memuaskan. Oleh

karena itu, penelitian penemuan obat kanker masih gencar dilakukan.

Senyawa garsinon E yang merupakan turunan xanton, memiliki aktivitas

sitotoksisitas paling poten pada sel line kanker hati (Ho CK, 2002).

Ekstrak metanol kulit buah manggis dilaporkan menunjukkan aktivitas

sangat poten dalam menghambat proliferasi sel kanker payudara SKBR3,

dan menunjukkan aktivitas apoptosis (Moongkardni, 2004).

Di lain pihak, uji aktivitas antiproliferatif dan apoptosis pada

pertumbuahn sel leukemia manusia HL60 menunjukkan bahwa alfa-

mangostin menunjukkan aktivitas anti-proliferasi dan apoptosis terpoten di

antara senyawa xanton lainnya (Matsumoto, 2003).

e. Antimikroorganisme

Aktivitas antimikroorganisme juga dimiliki oleh kulit buah

manggis. Alfa-mangostin, gamma-mangostin dan garsinon B yang berasal

dari kulit manggis menunjukkan aktivitas paling poten dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Mycobacterium tuberculosis (Suksamrarn, 2003).

f. Antimalaria

Pada penelitian yang dilakukan Tjahjani (2013), menunjukkan

aktivitas antimalaria yang menjanjikan dari ekstrak dan fraksi kulit G.

mangostana dan efek yang sinergis dengan artemisinin (Tjahjani, 2013).

Senyawa xanton yang berasal dari manggis menunjukkan potensi tinggi

sebagai senyawa antimalaria (Ignatushchenko, 2000).

Page 27: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

10 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.9 Simplisia

2.9.1 Definisi Simplisia

Istilah simplisia dipakai untuk menyebut bahan-bahan obat alam yang masih

berada dalam wujud aslinya atau belum mengalami perubahan bentuk (Gunawan,

2010). Simplisia atau herbal adalah bahan alam yang telah dikeringkan yang

digunakan untuk pengobatan dan belum mengalami pengolahan, kecuali dinyatakan

lain suhu pengeringan simplisia tidak lebih dari 60ºC (Depkes RI, 2008). Simplisia

merupakan bahan awal pembuatan sediaan herbal. Mutu sediaan herbal sangat

dipengaruhi oleh mutu simplisia yang digunakan. Oleh karena itu, sumber simplisia,

cara pengolahan, dan penyimpanan harus dapat dilakukan dengan cara yang baik

(Badan POM RI, 2005).

2.9.2 Penyiapan Simplisia

Tahapan yang harus dilakukan sebelum tahap pembuatan ekstrak adalah

penyiapan simplisia, langkah –langkahnya adalah sebagai berikut :

a. Pengumpulan Bahan Baku

Kualitas bahan baku simplisia sangat dipengaruhi beberapa faktor,

seperti: umur tumbuhan atau bagian tumbuhan pada waktu panen, bagian

tumbuhan, waktu panen dan lingkungan tempat tumbuh (Depkes RI,

2000).

b. Sortasi Basah

Sortasi dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-

bahan asing lainnya dari bahan simplisia sehingga tidak ikut terbawa pada

proses selanjutnya yang akan mempengaruhi hasil akhir. Sortasi basah

dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan asing lainnya

setelah dilakukan pencucian dan perajangan (Depkes RI, 2008).

Page 28: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

11 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

c. Pencucian

Pada tahap ini sampel dicuci dengan menggunakan air bersih untuk

menghilangkan garam serta epifit yang menempel ditubuhnya (Syah,

2012).

d. Perajangan

Pada tahap ini dilakukan pemisahan bagian – bagian tegakan dari

sampel untuk mempermudah proses pengeringan, pengepakan, dan

penggilingan. Namun sebelumnya dilakukan pengeringan pada bagian

sampel secara utuh dengan diangin-anginkan terlebih dahulu selama tiga

hari (Depkes RI, 2008).

e. Pengeringan

Pengeringan dilakukan agar memperoleh simplisia yang tidak

mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lama.

Pengeringan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pengeringan secara

alami dan secara buatan. Pengeringan alami dilakukan dengan

memanfaatkan sinar matahari baik secara langsung maupun ditutupi

dengan kain hitam. Sedangkan pengeringan secara buatan dilakukan

dengan oven. Bahan simplisia dapat dikeringkan pada suhu 30-90°C

(Syah, 2012).

f. Sortasi kering

Sortasi kering bertujuan untuk memisahkan benda-benda asing

seperti bagian-bagian tumbuhan yang tidak diinginkan dan pengotoran lain

yang masih ada dan tertinggal pada simplisia kering (Depkes RI, 2000).

g. Pengepakan dan Penyimpanan

Pengepakan simplisia dapat menggunakan wadah yang inert, tidak

beracun, melindungi simplisia dari cemaran serta mencegah adanya

kerusakan. Sedangka penyimpanan simplisia sebaiknya di tempat yang

kelembabannya rendah, terlindung dari sinar matahari, dan terlindung dari

gangguan serangga maupun tikus (Gunawan, 2004).

Page 29: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

12 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.10 Ekstrak dan Ekstraksi

2.10.1 Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif

dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai,

kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang

tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan

(Depkes RI, 1995).

Ekstrak kental merupakan massa kental yang mengandung bermacam

konsentrasi dan kekuatan bahan berkhasiat serta dapat disesuaikan dengan

penambahan bahan aktif alam atau dengan penambahan bahan inert seperti dekstrin,

laktosa, dan sebagainya (Agoes, 2007).

2.10.2 Ekstraksi

Ekstraksi adalah proses penarikan komponen aktif suatu simplisia dengan

menggunakan pelarut tertentu. Prinsip ekstraksi adalah melarutkan senyawa polar

dalam pelarut polar dan senyawa non polar dalam senyawa non polar. Secara umum

ekstraksi dilakukan secara berturut-turut mulai dengan pelarut non polar, lalu pelarut

semi polar, kemudian pelarut yang bersifat polar (Chaudri, 2001).

Pembagian metode ekstraksi yaitu :

a. Cara dingin

1. Maserasi

Maserasi merupakan proses ekstraksi yang paling sederhana.

Proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan

beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan

(kamar). Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke

dalam rongga sel yang mengandung zat aktif yang akan larut, karena

Page 30: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

13 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dan

di luar sel maka larutan terpekat didesak keluar (BPOM RI, 2006).

2. Perkolasi

Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru

sampai sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan.

Proses terdiri dari tahapan pengembangan, tahap maserasi antara,

tahap perkolasi sebenarnya terus-menerus sampai diperoleh ekstrak

(perkolat) (Depkes RI, 2000).

b. Cara Panas

1. Refluks

Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik

didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang

relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Pada metode refluks,

sampel dimasukkan bersama pelarut ke dalam labu yang dihubungkan

dengan kondensor. Pelarut dipanaskan hingga mencapai titik didih.

Uap terkondensasi dan kembali ke dalam labu (Seidel, 2006).

2. Sokletasi

Sokletasi adalah ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang

selalu baru dan yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga

terjadi ekstrak kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan

adanya pendingin balik (BPOM RI, 2006).

3. Digesti

Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinu)

pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan, yaitu

secara umum dilakukan pada temperatur 40-50 ºC (BPOM RI, 2006).

4. Infundasi

Infundasi adalah proses penyarian yang umumnya dilakukan

untuk menyari zat kandungan aktif yang larut dalam air dari bahan-

bahan nabati. Proses ini dilakukan pada suhu 90 ºC selama 15 menit

(Depkes RI, 2000).

Page 31: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

14 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5. Dekok

Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama dan temperatur

sampai titik didih air, yakni 30 menit pada suhu 90-100 ºC (Depkes RI,

2000).

Metode ekstraksi yang digunakan pada penelitian ini adalah maserasi dengan

pelarut organik secara bertingkat. Maserasi secara bertingkat dilakukan dengan

menggunakan beberapa pelarut dengan tingkat kepolaran yang berbeda. Prinsip

ekstraksi menggunakan pelarut organik adalah bahan yang akan diekstrak

dikontakkan langsung dengan pelarut selama selang waktu tertentu, sehingga

komponen yang akan diekstrak terlarut dalam pelarut kemudian diikuti dengan

pemisahan pelarut dari bahan yang telah diekstrak (Achmadi, 1992).

Pada penelitian ini, pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi adalah

heksan, etil asetat, dan etanol yang ketiganya berturut-turut merupakan senyawa

nonpolar, semi polar, dan polar. Heksan merupakan pelarut yang bersifat nonpolar

dan berfungsi melarutkan lemak. Heksan terdiri dari hidrokarbon alkana dengan

rumus molekul C6H14. Heksan yang digunakan sebagai pelarut berupa cairan tak

berwarna dan memiliki titik didih 69°C serta larut dalam air. Sedangkan etil asetat

merupakan komponen organik semi polar dengan rumus molekul C4H8O2. Etil asetat

bersifat volatil, nontoksik, dan tidak higroskopis. Pelarut ketiga adalah etanol dengan

rumus molekul C2H5OH bersifat volatile (Sudarmaji, 2007).

2.11 Malaria

2.11.1 Definisi

Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit (protozoa) dari

genus Plasmodium, yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Istilah

malaria diambil dari dua kata bahasa Italia yaitu mal (buruk) dan area (udara) atau

udara buruk karena dahulu banyak terdapat di daerah rawa-rawa yang mengeluarkan

bau busuk. Penyakit ini juga mempunyai nama lain, seperti demam roma, demam

Page 32: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

15 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

rawa, demam tropik, demam pantai, demam charges, demam kura dan paludisme

(Prabowo, 2008).

2.11.2 Etiologi

Malaria disebabkan oleh protozoa dari kelas Sporozoa genus Plasmodium.

Pada manusia Plasmodium terdiri dari 4 spesies, yaitu P. falciparum, P. vivax, P.

malariae, dan P. ovale tergolong dalam filum apicomplexa sehingga obat-obat yang

diperoleh dapat digunakan untuk penyakit yang disebabkan oleh protozoa dalam

filum apicomplexa seperti Toxoplasma gondii, Cyclospora cayetanensis, dan

Cryptosporidium parvum (Chaudhary, 2005). Akan tetapi dari keempat spesies

Plasmodium, jenis spesies P. falciparum merupakan penyebab infeksi berat bahkan

dapat menimbulkan kematian (Harijanto, 2010).

Plasmodium falciparum diklasifikasikan berdasarkan ilmu taksonomi sebagai

berikut:

Kerajaan : Protista

Filum : Apicomplexa

Kelas : Sporozoasida

Bangsa : Eucoccidiorida

Suku : Plasmodiidae

Marga : Plasmodium

Jenis : Plasmodium falciparum

(Baldacci, 2004).

2.11.3 Penyebab Malaria

Malaria yang disebabkan oleh protozoa terdiri dari empat jenis spesies yaitu

P. vivax menyebabkan malaria tertiana, P. malariae menyebabkan malaria quartana,

Page 33: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

16 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

P. falciparum menyebabkan malaria tropika dan P. ovale menyebabkan malaria ovale

(Soemirat, 2009).

Menurut (Achmadi, 2010) di Indonesia terdapat empat spesies Plasmodium,

yaitu:

1. P. vivax, memiliki distribusi geografis terluas, mulai dari wilayah

beriklim dingin, subtropik hingga daerah tropik. Demam terjadi setiap 48

jam atau setiap hari ketiga, pada siang atau sore. Masa inkubasi

plasmodium vivax antara 12 sampai 17 hari dan salah satu gejala adalah

pembengkakan limpa atau splenomegali.

2. P. falciparum, plasmodium ini merupakan penyebab malaria tropika,

secara klinik berat dan dapat menimbulkan komplikasi berupa malaria

celebral dan fatal. Masa inkubasi malaria tropika ini sekitar 12 hari,

dengan gejala nyeri kepala, pegal linu, demam tidak begitu nyata, serta

kadang dapat menimbulkan gagal ginjal.

3. P. ovale, masa inkubasi malaria dengan penyebab plasmodium ovale

adalah 12 sampai 17 hari, dengan gejala demam setiap 48 jam, relatif

ringan dan sembuh sendiri.

4. P. malariae, merupakan penyebab malaria quartana yang memberikan

gejala demam setiap 72 jam. Malaria jenis ini umumnya terdapat pada

daerah gunung, dataran rendah pada daerah tropik, biasanya berlangsung

tanpa gejala, dan ditemukan secara tidak sengaja. Namun malaria jenis ini

sering mengalami kekambuhan.

2.11.4 Pengobatan Malaria

Malaria menjadi penyakit yang sangat berbahaya karena parasit dapat tinggal

dalam tubuh manusia seumur hidup. Pengobatan pada orang yang terkena malaria

Page 34: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

17 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

telah banyak dilakukan, umumnya menggunakan berbagai jenis obat alam (kina)

maupun obat sintetik seperti turunan primakuin, klorokuin, fenantrolin atau

artemisisnin (Armunanto, 2004). Pengobatan yang spesifik untuk semua tipe malaria

diantaranya:

1. Pengobatan menggunakan klorokuin untuk mereka yang terinfeksi P.

falciparum, P. vivax, P. malariae dan P. ovale yang masih sensitif

terhadap obat tersebut.

2. Pengobatan menggunakan quinin dihidroklorida untuk orang dewasa yang

terinfeksi malaria dengan komplikasi berat dan orang yang tidak

memungkinkan diberikan obat peroral.

3. Pengobatan menggunakan quinin untuk infeksi malaria P. falciparum yang

terdapat di daerah yang ditemukan strain yang resisten terhadap klorokuin.

4. Pengobatan infeksi malaria P. vivax yang terjadi di Papua New Guinea

atau Papua (Indonesia) digunakan mefloquin.

5. Pencegahan infeksi ulang karena digigit nyamuk yang mengandung P.

vivax dan P. ovale diberikan pengobatan dengan primaquin. Primaquin

tidak dianjurkan pemberiannya bagi orang yang terkena infeksi malaria

bukan oleh gigitan nyamuk (sebagai contoh karena transfusi darah) tetapi

karena dengan cara penularan infeksi malaria seperti ini tidak ada fase hati

(Suhardiono, 2005).

Obat antimalaria dapat dikelompokkan menurut efek atau cara kerja obat pada

parasit stadium eritrositik. Beberapa mekanisme kerja dan target dari obat malaria

yang telah diteliti oleh para peneliti sebelumnya, antara lain:

1. Gangguan pencernaan hemoglobin dalam lisosom vakuola makanan (food

vacuola) parasit. Obat golongan 4-aminokuinolin sangat esensial dalam

mengganggu proses pencernaan hemoglobin oleh parasit dengan jalan

mengadakan interaksi dengan heme atau menghambat pembentukan

hemozoin. Target baru obat golongan ini adalah menghambat enzim

Page 35: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

18 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

plasmepsin dan enzim falcipain yang berperan dalam pemecahan globin

menjadi asam-asam amino. Hemozoin dan asam asam amino diperlukan

untuk pertumbuhan parasit, sehingga jika pembentukan dihambat maka

parasit akan mati.

2. Gangguan pada jalur folat dalam sitoplasma parasit. Obat antimalaria

sulfadoxine pyrimethamine (SP) dan kombinasi baru chlorproguanil-

dapsone merupakan inhibitor kompetitif yang berperan dalam jalur folat.

3. Pengantar proses alkilasi generasi obat dari artemisin menghasilkan

radikal bebas yang berfungsi untuk mengalkilasi membran parasit.

4. Mempengaruhi fungsi mitokondria karena mitokondria target obat baru

yang potensial. Kerja atovaquone melalui penghambatan reduktase

sitokrom c menjadi dasar bersinergi dengan obat-obatan proguanil

(Simamora, 2007).

Sekarang kasus malaria semakin meningkat di dunia, sekaligus meningkatnya

penyebaran resitensi pada obat antimalaria yang sudah efektif. Maka berbagai riset

penemuan senyawa aktif sebagai antimalaria terus dikembangkan oleh banyak

peneliti (Armunanto, 2004). Target obat potensial yang disarankan untuk

dikembangkan berhubungan dengan hambatan pada struktur organel parasit, antara

lain pemecahan sel protein host, transporter parasit, organel plastida, biosintesis

isoprenoid, kontrol siklus sel, fungsi mitokondria, dan biosintesis membran (Ridley,

2002).

2.12 Produksi Energi

Proses produksi energi di dalam tubuh terjadi pada mitokondria. Mitokondria

dari spesies Plasmodium memiliki fitur struktural dan fungsional yang tidak biasa

yang membedakannya dari mitokondria mamalia. Mitokondria memiliki empat

bagian penting yaitu: membran luar, ruang antar membran, membran dalam, dan

matriks. Fungsi mitokondria adalah sebagai organel yang menghasilkan energi bagi

sel berupa Adenosin Trifosfat (ATP). Energi yang dihasilkan merupakan hasil

Page 36: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

19 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

konversi gula melalui proses fosforilasi oksidatif dan menghasilkan sekitar 90%

energi bagi tubuh (Poedjiadi, 2006). Karena itu sangat penting untuk kelangsungan

hidup parasit, mitokondria menjadi target yang menjanjikan untuk pengembangan

obat antimalaria baru (Antoine, 2012).

Proses produksi energi di dalam tubuh dapat berjalan melalui tiga jalur yaitu

glikolisis, siklus Krebs, dan transpor elektron.

Gambar 2.4 Skema Produksi Energi dalam Tubuh

(Sumber: Sridianti, 2010)

Glukosa

Asam piruvat

Gambar 2.5 Skema Proses Glikolisis

(Sumber: Fungsi.id)

Glikolisis adalah peristiwa pengubahan glukosa menjadi molekul yang lebih

sederhana yaitu asam piruvat. Pada reaksi glikolisis satu molekul glukosa terurai

menjadi 2 asam piruvat menghasilkan empat molekul ATP, tetapi dua molekul ATP

digunakan untuk beberapa reaksi kimia pada reaksi glikolisis. Setelah glikolisis

4 ADP

4 ATP

2 NAD

2 NADH2

Page 37: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

20 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

biasanya dilanjutkan dengan dekarboksilasi oksidatif yaitu proses perubahan asam

piruvat untuk menjadi asetil koenzim A yang bersifat oksidatif (Irawan, 2007).

Gambar 2.6 Skema Proses Siklus Krebs

(Sumber: mikrobio.net)

Asam piruvat yang berasal dari glikolisis selanjutnya masuk ke siklus Krebs

setelah bereaksi dengan NAD+ dan koenzim A membentuk senyawa asetil ko-enzim

A. Dalam peristiwa ini di hasilkan karbon dioksida (CO2) dan dinukleotida adenin

nikotinamida (NADH). Reaksi antara asetil ko-A dengan asam oksaloasetat

membentuk asam sitrat reaksi ini dikatalisis enzim sitrat sintase. Dalam peristiwa ini

ko-A di bebaskan kembali. Selanjutnya, asam sitrat akan diubah menjadi isositrat oleh

enzim akonitase. Isositrat dikatalisis oleh ezim isositrat dehidrogenase membentuk

asam alfa ketoglutarat dengan membebaskan CO2. Peristiwa berikutnya suksinil ko-A

Page 38: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

21 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

diubah menjadi asam suksinat oleh enzim suksinil ko-A sintetase. Asam suksinat

yang terbentuk kemudian diubah menjadi fumarat oleh enzim suksinat dehidrogenase.

Pada reaksi ini akan dihasilkan flavin adenin dinukleotida (FADH2). Fumarat akan

diubah menjadi malat oleh enzim fumarase. Malat akan diubah menjadi oksaloasetat

oleh enzim malat dehidrogenase. Pada tahap ini juga dihasilkan NADH (Budiyanto,

2013).

Proses pembentukan ATP melibatkan proses transpor elektron dengan bantuan

empat kompleks enzim, yang terdiri dari kompleks I (NADH dehidrogenase),

kompleks II (suksinat dehidrogenase), kompleks III (koenzim Q-sitokrom C

reduktase), dan kompleks IV (sitokrom oksidase). Kompleks I menerima elektron dari

NADH dan mengalirkannya menuju koenzim-Q juga akan menerima elektron dari

FADH2 (kompleks II) yang dihasilkan siklus Krebs dan elektron dari kompleks III.

Elektron dari koenzim-Q ini kemudian dialirkan menuju sitokrom C dan proses ini

menyebabkan empat proton terpompa dari matriks menuju ruang antar membran.

Proses saat elektron ini dialirkan dari sitokrom C menuju O2 dan O2 direduksi

menjadi H2O, dilakukan oleh kompleks IV yang menghasilkan dua proton untuk

dipompa dari matriks menuju ruang antar membran. Proses pemompaan proton dari

matriks menuju ruang antar membran mitokondria (reaksi transport elektron)

menyebabkan terbentuknya gradien elektrokimia, yaitu pH di ruang antar membran

yang lebih rendah dibandingkan pH dalam matriks mitokondria. Perbedaan proton ini

mengandung energi potensial sehingga bila proton mengalir kembali melalui

kompleks V (ATP sintase), maka energi dilepas dan menggerakkan sintesis ATP dari

ADP dan fosfat inorganik (Browning, 1982).

2.13 Enzim Sebagai Target Obat

Enzim atau fermen (dalam bahasa yunani, en = di dalam dan zyme = ragi)

adalah senyawa organik yang tersusun atas protein, dihasilkan oleh sel, dan berperan

sebagai biokatalisator dalam reaksi kimia. Enzim adalah biokatalisator organik yang

dihasilkan organisme hidup di dalam protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu

Page 39: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

22 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

senyawa yang berikatan dengan protein, berfungsi sebagai senyawa yang

mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi dalam suatu reaksi kimia. Hampir

semua enzim merupakan protein (Akhdiya, 2003).

Enzim sangat penting dalam kehidupan, karena semua reaksi metabolisme

dikatalis oleh enzim. Jika tidak ada enzim atau aktivitas enzim terganggu maka reaksi

metabolisme sel akan terhambat hingga pertumbuhan sel juga terganggu (Pelczar,

2005).

Pada reaksi yang dikatalisasi oleh enzim, molekul awal reaksi disebut sebagai

substrat dan enzim mengubah molekul tersebut menjadi molekul-molekul yang

berbeda disebut produk. Jenis produk yang akan dihasilkan bergantung pada suatu

kondisi atau zat yang disebut promoter. Semua proses biologis sel memerlukan enzim

agar dapat berlangsung dengan cukup cepat dalam suatu arah lintasan

metabolisme yang ditentukan oleh hormon sebagai promoter (Poedjiadi, 2006).

2.13.1 Enzim Malate:Quinon Oxidoreductase (MQO) (EC.1.1.5.4)

Malate:quinon oxidoreductase (MQO) adalah flavoprotein yang terikat pada

membran perifer yang mengkatalisis oksidasi malat ke oksaloasetat (Molenaar, 1998).

Malat + Q → Oksaloasetat + QH2

P. falciparum MQO (PfMQO) terlibat dalam siklus Krebs dengan menjadi

pengganti dari malat dehidrogenase mitokondria (Uyemura, 2004). Kontribusi MQO

pada transpor elektron mitokondria telah didukung dengan mengukur konsumsi

oksigen dan membran potensial yang disebabkan oleh malat di P. yoelii yoelii

(Uyemura, 2004). Sampai saat ini, tidak ada struktur kristal Plasmodium MQO yang

tersedia.

Penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa PfMQO terlibat dalam siklus

fumarate, siklus Krebs dan respiratory chain. Keterlibatan PfMQO dalam ketiga

siklus ini menyarankan bahwa posisi enzim ini penting dalam siklus hidup parasit

malaria (Kerscher, 2000).

Page 40: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

23 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.14 Kromatografi

2.14.1 Prinsip Kromatografi

Kromatografi adalah proses melewatkan sampel melalui suatu kolom,

perbedaan kemampuan adsorpsi terhadap zat-zat yang sangat mirip mempengaruhi

resolusi zat terlarut dan menghasilkan apa yang disebut kromatogram (Khopkar,

2008).

Istilah kromatografi berasal dari kata latin chroma berarti warna dan graphien

berarti menulis. Kromatografi pertama kali diperkenalkan oleh Michael Tsweet

(1903) seorang ahli botani dari Rusia. Michael Tsweet dalam percobaannya berhasil

memisahkan klorofil dan pigmen-pigmen warna lain dalam ekstrak tumbuhan dengan

menggunakan serbuk kalsium karbonat yang diisikan ke dalam kolom kaca dan

petroleum eter sebagai pelarut. Proses pemisahan itu diawali dengan menempatkan

larutan cuplikan pada permukaan atas kalsium karbonat, kemudian dialirkan pelarut

petroleum eter. Hasilnya berupa pita-pita berwarna yang terlihat sepanjang kolom

sebagai hasil pemisahan komponen-komponen dalam ekstrak tumbuhan (Alimin,

2007).

2.14.2 Kolom Kromatografi

Kromatografi kolom adalah kromatografi yang menggunakan kolom sebagai

alat untuk memisahkan komponen-komponen dalam campuran. Alat tersebut berupa

pipa gelas yang dilengkapi suatu kran di bagian bawah kolom untuk mengendalikan

aliran zat cair (Yazid, 2005).

Kromatografi kolom merupakan salah satu metode kromatografi yang dapat

digunakan untuk fraksinasi ini merupakan cara yang terbaik untuk pemisahan

campuran dalam jumlah besar (lebih dari 1 g). Campuran yang akan dipisahkan pada

kromatografi kolom adalah berupa pita pada bagian atas kolom penjerap yang berada

Page 41: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

24 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dalam tabung kaca, tabung logam, atau bahkan tabung plastik. Pelarut eluen dibiarkan

mengalir melalui kolom karena aliran yang disebabkan oleh gaya berat atau didorong

dengan tekanan (Rouessac, 2007).

2.14.3 Kromatografi Lapis Tipis Preparatif

Kromatografi lapis tipis (KLT) preparatif merupakan salah satu metode

pemisahan dengan menggunakan peralatan sederhana. Ketebalan penjerap yang

sering dipakai adalah 0,5 - 2 mm. ukuran plat kromatografi biasanya 20 x 20 cm.

Pembatasan ketebalan lapisan dan ukuran plat sudah tentu mengurangi jumlah bahan

yang dapat dipisahkan dengan KLT preparatif. Penjerap yang paling umum

digunakan adalah silika gel. Penotolan cuplikan dilakukan dengan melarutkan

cuplikan dalam sedikit pelarut. Cuplikan ditotolkan berupa pita dengan jarak sesempit

mungkin karena pemisahan tergantung pada lebar pita. Pelarut yang baik untuk

melarutkan cuplikan adalah pelarut yang atsiri. Pengembangan plat KLT preparatif

dilakukan dalam bejana kaca yang dapat menampung plat. Bejana dijaga tetap jenuh

dengan pelarut pengembang dengan bantuan kertas saring yang diletakkan berdiri

disekeliling permukaan bagian dalam bejana (Hostettmann, et al, 1995).

Kebanyakan Penjerap KLT preparatif mengandung indikator fluorosensi yang

membantu mendeteksi letak pita yang terpisah pada senyawa yang menyerap sinar

ultraviolet (Hostettmann, et al, 1995). Pita ditampakkan dengan cara yang tidak

merusak maka senyawa yang tidak berwarna dengan penjerap dikerok dari plat kaca.

Cara ini berguna untuk memisahkan campuran beberapa senyawa sehingga diperoleh

senyawa murni (Gritter, et al, 1991).

Dalam mengidentifikasi noda-noda dalam kromatografi sangat lazim

menggunakan harga Rf (Retordation Factor) yang didefinisikan sebagai:

Rf =

(Yazid, 2005)

Jarak titik pusat bercak dari titik awal

Jarak garis depan pelarut dari titk awal

Page 42: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

25 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB III

METODE PENELITIAN

3.4 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2017 sampai bulan Juni 2017.

Pembuatan ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dilakukan di

Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Program Studi Farmasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Uji aktivitas inhibisi enzim

MQO dilakukan di Laboratorium Bioteknologi, Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi (BPPT) Serpong.

3.5 Alat dan Bahan

Alat–alat yang digunakan untuk ekstraksi kulit buah manggis adalah pisau,

kertas polos, alat penggiling simplisia (Philips), botol maserasi, batang pengaduk,

gelas ukur (Duran), kertas saring, kapas, corong (Pyrex), cawan penguap, timbangan

analitik (Kern), dan rotary evaporator (Eyela).

Alat yang digunakan pada pemisahan senyawa inhibitor dengan kolom

kromatografi yaitu, kolom kromatografi (Pyrex) dengan diameter 2 cm dan panjang

30 cm, gelas beaker (Pyrex), batang pengaduk, kapas, alumunium foil, dan kertas

saring.

Alat-alat yang digunakan untuk pengujian aktivitas inhibisi terhadap enzim

MQO yaitu, vortex (MixMate), tube (Axygen), spatula, neraca analitik (Kern), pipet

volumetric (Pyrex), SpectraMax® (Paradigm), NuncTM 269787 microwell 96-well,

pipet mikro multi channel (Rainin), tabung sentrifuge (Falcon), dan sonikator (As

one).

Sampel yang digunakan adalah kulit buah manggis segar yang diperoleh dari

BALITRO (Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat), Bogor, Jawa Barat.

Page 43: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

26 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Bahan yang digunakan pada pemisahan senyawa inhibitor dengan kolom

kromatografi yaitu, ekstrak kental kulit buah manggis, silica gel 60 (Merck, 0,063-

0,200), n-heksan, etil asetat, dan etanol 96%.

Bahan yang digunakan untuk ekstraksi dan skrining fitokimia kulit buah

manggis adalah pelarut etanol 96%, etil asetat, n-heksan, aquadest, Dragendroff’s,

Mayer’s, asam klorida, ferri klorida, asam sulfat, dan kloroform.

Enzim PfMQO disediakan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

(BPPT) Serpong.

Bahan yang digunakan untuk pengujian aktivitas inhibisi terhadap enzim

MQO yaitu, ekstrak kental kulit buah manggis, Diklorofenol-indofenol (DCIP)

(Sigma), 4-2-hidroksietil-1-piperazinaetana asam sulfonat (HEPES) pH 7 (Sigma),

Kalium sianida (KCN) (Sigma), decylubiquinone (D7911 Sigma), enzim PfMQO

(Wako), sodium malate (Wako).

3.6 Metode Penelitian

3.6.1 Pengambilan Sampel

Sampel kulit buah manggis sebanyak 3 kg. Bagian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kulit buah (pericarp) manggis.

3.6.2 Determinasi Sampel

Buah manggis diidentifikasi di Herbarium Bogoriense, Pusat Biologi-LIPI,

Bidang Botani, Bogor.

3.6.3 Persiapan Simplisia

Kulit buah manggis sebanyak ±2,3 kg yang telah dibersihkan dari kotoran

dengan menggunakan air mengalir (sortasi basah), kemudian dirajang dengan

menggunakan pisau menjadi ukuran yang lebih kecil ±3 cm. Rajangan kulit buah

manggis ini kemudian dikeringkan dengan cara diangin-anginkan (pemanasan tidak

Page 44: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

27 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

langsung). Kulit buah manggis kering kemudian digiling dan diayak sehingga didapat

serbuk kulit buah manggis kering sebanyak 1,1 kg.

3.6.4 Pembuatan Ekstrak Kulit Buah Manggis

Metode ekstraksi yang digunakan pada penelitian ini adalah maserasi dengan

pelarut organik secara bertingkat. Maserasi secara bertingkat dilakukan dengan

menggunakan beberapa pelarut dengan tingkat kepolaran yang berbeda. Pada

penelitian ini, pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi adalah n-heksan, etil

asetat, dan etanol 96% yang ketiganya berturut-turut merupakan senyawa nonpolar,

semi polar, dan polar.

Sejumlah simplisia dimasukkan dalam botol maserasi dan direndam dengan

pelarut selama 3x24 jam sambil sesekali dilakukan pengadukan, setelah 3x24 jam

maserat ditampung dan ditambah pelarut baru. Proses ini dilakukan sebanyak 3 kali

untuk setiap jenis pelarut, agar komponen senyawa dapat ditarik pelarut sesuai

dengan tingkat kepolarannya. Ekstrak diuapkan dari pelarutnya menggunakan rotary

evaporator dengan suhu 45°C untuk pelarut etanol dan 40°C untuk pelarut heksan

dan etil asetat, sehingga diperoleh ekstrak kental.

3.6.5 Rendemen Total Ekstrak Kulit Buah Manggis

Rendemen ekstrak kulit buah manggis dihitung dengan membandingkan berat

awal serbuk simplisia dengan berat akhir ekstrak kulit buah manggis yang diperoleh.

Rendemen (%) = x 100%

(Depkes RI, 2000).

3.6.6 Penapisan Fitokimia

Penapisan fitokimia yang dilakukan terhadap ekstrak kulit buah manggis

bertujuan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder yang terdapat dalam

Berat ekstrak kental total

Berat simplisia total (Serbuk)

Page 45: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

28 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ekstrak pada masing-masing pelarut. Pengujian mengikuti metode Tiwari et al, 2011

meliputi :

a. Alkaloid

Ekstrak dilarutkan dalam pelarut asam hidroklorit dan kemudian disaring.

Dilakukan ujipada beberapa pereaksi.

1. Uji Mayer’s : filtrat ditambahkan dengan pereaksi Mayer’s (kalium

merkuri iodida). Terbentuk endapan berwarna kuning yang

menunjukkan adanya senyawa alkaloid.

2. Uji Dragendroff’s : filtrat ditambahkan pereaksi Dragendroff’s (larutan

potassium iodida). Terbentuk endapan merah yang menunjukkan

adanya senyawa alkaloid.

b. Fenol

Uji ferri klorida : ekstrak ditambahkan 3-4 tetes larutan ferri klorida.

Terbentuk warna hitam kebiru-biruan menunjukkan adanya senyawa

fenol.

c. Flavonoid

Larutan ammonia sebanyak 5 ml ditambahkan kedalam filtrat air dari

ekstrak, lalu ditambahkan 1 ml asam sulfat. Terbentuk warna kuning

menunjukkan adanya flavonoid (Ayoola, G.A. et al, 2008).

d. Saponin

Uji busa : ekstrak sebanyak 0,5 mg dikocok dalam 2 ml aquadest. Jika

terbentuk busa yang cukup lama ± 10 menit menunjukkan adanya senyawa

saponin.

e. Tannin

Ekstrak sebanyak 0,5 gram dididihkan dalam 10 ml aquadest dalam tabung

reaksi, lalu disaring. Kemudian kedalam filtrat ditambahkan beberapa tetes

ferri klorida 0,1%. Terbentuk warna hjau kecoklatan atau birukehitaman

menunjukkan keberadaan tannin.

Page 46: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

29 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

f. Terpenoid

Sebanyak 0,5 gram ekstrak ditambahkan 2 ml kloroform, kemudian

ditambahkan 3 ml asam sulfat (H2SO4) untuk membentuk lapisan. Adanya

warna merah kecoklatan diantara lapisan menunjukkan adanya senyawa

terpenoid.

3.6.7 Parameter dan Metode Uji Ekstrak

3.6.7.1 Parameter Non Spesifik

a. Kadar Air

Tujuannya yaitu memberikan batasan minimal atau rentang tentang

besarnya kandungan air di dalam bahan. Cara kerja menggunakan metode

gravimetri yaitu masukan lebih kurang 10 gram ekstrak dan timbang

saksama dalam wadah yang telah ditara. Keringkan pada suhu 105 ºC

selama 5 jam dan ditimbang. Lanjutkan pengeringan dan timbang setelah 1

jam sampai perbedaan (selisih) antara 2 penimbangan berturut-turut tidak

lebih dari 0,25% (Depkes RI, 2000).

% Kadar air = x 100%

b. Kadar Abu

Ekstrak ditimbang sebanyak 1 g dan dipanaskan pada temperatur

625ºC dimana senyawa organik dan turunannya terdekstruksi dan

menguap sehingga hanya tersisa unsur mineral dan anorganik. Tujuannya

adalah untuk memberikan gambaran tentang kandungan mineral internal

dan eksternal yang berasal dari proses awal sampai terbentuknya ekstrak.

Nilai untuk kadar abu sesuai dengan yang tertera dalam monografi

(Depkes RI, 2000).

% Kadar abu = x 100%

Berat awal - Berat akhir

Berat awal

Berat abu

Berat sampel

Page 47: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

30 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.6.7.2 Parameter Spesifik

a. Parameter Identitas Ekstrak

Tujuannya adalah untuk memberikan identitas obyektif dari nama

dan spesifik dari senyawa identitas, meliputi deskripsi tata nama : nama

ekstrak, nama lain tumbuhan, bagian tumbuhan yang digunakan, nama

Indonesia tumbuhan. Ekstrak dapat mempunyai senyawa identitas, artinya

senyawa tertentu yang menjadi petunjuk spesifik dengan metode tertentu

(Depkes RI, 2000).

b. Parameter Organoleptik Ekstrak

Tujuannya adalah sebagai pengenalan awal yang sederhana dan

seobyektif mungkin. Parameter organoleptik ekstrak adalah

mendeskripsikan bentuk, warna, bau, dan rasa (Depkes RI, 2000).

3.6.8 Uji Aktivitas Inhibisi Ekstrak Kulit Buah Manggis

Ekstrak kulit buah manggis dimasukkan kedalam tabung, lalu ditambahkan

pelarut dimetil sulfoksida (DMSO) 100% untuk mendapatkan larutan induk sebanyak

10 mg/ml, larutan induk di vortex. Larutan induk dimasukkan 0.4 µl dan 2 µl kedalam

96 well plate (dilakukan pengulangan).

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

A

B

C

D

E

F

G

H

DMSO

100%

DMSO

100%

Ekstrak

Pengulangan

Pengulangan

Pengulangan

Pengulangan

Page 48: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

31 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Assay mix ditambahkan sebanyak 194.6 µl (untuk volume 0,4 µl) dan 193 µl

(untuk volume 2 µl) lalu dimasukkan ke dalam instrumen SpectraMax® dengan suhu

37ºC pada panjang gelombang 600 nm selama 180 detik. Malate ditambahkan 5 µl

lalu dimasukkan kedalam instrumen diikuti dengan pengurangan DCIP setiap 1 min

selama 480 detik dengan suhu 37ºC pada panjang gelombang 600 nm.

3.6.9 Pemisahan Senyawa Inhibitor dengan Kolom Kromatografi

Pemisahan senyawa yang terkandung di dalam ekstrak kental kulit buah

manggis menggunakan kolom kromatografi. Kolom yang digunakan berdiameter 2

cm dan panjang 30 cm. Kolom dibersihkan dan disiapkan dengan memberi kapas

pada ujung kolom untuk menahan silika gel agar tidak keluar, lalu dipasang tegak

lurus pada statif. Kemudian silika gel ditimbang dan dilarutkan dengan pelarut yang

sesuai, diaduk hingga terbentuk suspensi (Yazid, 2005).

Silika dimasukkan ke dalam kolom sambil diketuk-ketuk agar silika dapat

memadat didalam kolom. Pelarut dimasukkan ke dalam kolom dan ditampung, lalu

dimasukkan kembali kedalam kolom. Proses ini dilakukan secara berulang-ulang

hingga silika gel menjadi padat. Ekstrak kental kulit buah manggis dilarutkan dengan

pelarutnya, kemudian dimasukkan secara hati-hati kedalam kolom pada bagian atas

dengan cara dialirkan melewati dinding kolom. Pemisahan ekstrak kental kulit buah

manggis dengan menggunakan elusi pelarut bergradien yang sesuai. Eluat ini

kemudian ditampung didalam vial. Masing-masing fraksi elusi diuji aktivitas inhibisi

enzim MQO.

3.6.10 Uji Aktivitas Inhibisi Fraksi Aktif Eksrak Kulit Buah Manggis

Fraksi dimasukkan ke dalam tabung, lalu ditambahkan pelarut DMSO (dimetil

sulfoksida) untuk mendapatkan larutan induk sebanyak 10 mg/ml, larutan induk di

vortex lalu di sonikasi, di buat seri pengenceran dari larutan induk yaitu 0,1 µg/ml, 1

µg/ml, 10 µg/ml, dan 100 µg/ml. Satu persatu seri pengenceran dimasukkan 2 µl ke

dalam 96 well plate (dilakukan duplo).

Page 49: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

32 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Assay mix ditambahkan sebanyak 193 µl (untuk volume 2 µl), lalu

dimasukkan ke dalam instrumen SpectraMax® dengan suhu 37ºC pada panjang

gelombang 600 nm selama 180 detik. Malat ditambahkan 5 µl dari 400 mM lalu

dimasukkan ke dalam instrumen diikuti dengan pengurangan DCIP setiap 1 min

selama 480 detik dengan suhu 37ºC pada panjang gelombang 600 nm.

3.6.11 KLT Preparatif Fraksi dengan Aktivitas Inhibisi Tertinggi

Tujuan dilakukan KLT Preparatif adalah untuk memisahkan senyawa yang

terkandung didalam fraksi, untuk melihat aktivitas inhibisi setelah dilakukan KLT

Preparatif. Membuat bubur silika dengan menimbang silika gel 60 GF 254 sebanyak 5

gram, dilarutkan dalam 11 ml aquadest dan di aduk. Bubur silika tersebut kemudian

dituangkan di atas pelat kaca berukuran 10cm x 10cm, diratakan lalu dibiarkan

mengering selama 1 hari. Sebelum KLT Preparatif digunakan, dioven terlebih dahulu

pada suhu 100 ºC selama 60 menit untuk mengaktifkan fasa diam KLT preparatif, dan

menghilangkan air yang terdapat pada pelat (Sastrohamidjojo, 2007).

Fraksi etil asetat diuapkan. Fraksi yang pekat kemudian diencerkan dengan

sedikit etil asetat. Fraksi etil asetat ditotolkan pada pelat klt preparatif secara kontinu

hingga didapat noda berupa garis lurus. Pelat didiamkan hingga noda kering. Pelat

dimasukkan ke dalam chamber yang telah dijenuhkan dengan pengembang n heksan-

etilasetat (6:4), dibiarkan hingga pengembang mencapai garis batas atas. Pelat

dikeluarkan dan didiamkan hingga kering. Bercak pada pelat diamati dibawah sinar

UV 254, dan UV 366. Bercak berupa pita yang dikerok dari pelat dan dilarutkan

dengan sedikit etil asetat untuk memisahkan silika dan isolat menggunakan kolom

(Harborne, 1996).

3.6.12 Uji Aktivitas Inhibisi Hasil KLT Preparatif

Isolat dimasukkan ke dalam tabung, lalu ditambahkan pelarut DMSO (dimetil

sulfoksida) untuk mendapatkan larutan induk sebanyak 10 mg/ml, larutan induk

divortex lalu disonikasi, dibuat seri pengenceran dari larutan induk yaitu 1000 µg/ml,

Page 50: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

33 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1250 µg/ml, 2500 µg/ml, 5000 µg/ml, dan 10000 µg/ml. Satu persatu seri

pengenceran dimasukkan 2 µl ke dalam 96 well plate (dilakukan duplo) dihasilkan

konsentrasi akhir yaitu 100 µg/ml, 50 µg/ml, 25 µg/ml, 12.5 µg/ml, dan 10 µg/ml.

Assay mix ditambahkan sebanyak 193 µl (untuk volume 2 µl) lalu dimasukkan

ke dalam instrumen SpectraMax® dengan suhu 37ºC pada panjang gelombang 600

nm selama 180 detik. Malat ditambahkan 5 µl dari 400 mM lalu dimasukkan ke

dalam instrumen diikuti dengan pengurangan DCIP setiap 1 min selama 480 detik

dengan suhu 37 ºC pada panjang gelombang 600 nm.

3.6.13 Perhitungan Aktivitas Enzim

Perhitungan persen inhibisi ekstrak kulit buah manggis dilakukan

menggunakan rumus:

% inhibisi = 100 - [( )] x 100%

(Ghosal, 2012).

Absorban sampel – Kontrol positif

Kontrol negatif

Page 51: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

34 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Determinasi Sampel

Determinasi buah manggis dilakukan di Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia. Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor. Hasil determinasi

menyatakan bahwa sampel buah manggis tersebut merupakan spesies Garcinia

mangostana, famili Clusiaceae, keterangan hasil determinasi dapat dilihat pada

lampiran 1.

4.2 Rendemen Ekstrak

Metode ekstraksi yang dilakukan adalah dengan cara maserasi. Ekstraksi

dengan cara maserasi ini biasanya digunakan untuk senyawa-senyawa yang tidak

tahan pemanasan (Tiwari et al., 2011). Keuntungan dari teknik ini adalah peralatan

yang digunakan sederhana.

Maserasi terhadap kulit buah manggis dilakukan dengan cara bertingkat dari

pelarut non polar hingga polar, yaitu n-heksan, etil asetat, dan etanol. Hal ini

bertujuan untuk menarik senyawa-senyawa yang bersifat non polar hingga polar yang

terdapat pada kulit buah manggis.

Rendemen yang diperoleh dari proses ekstraksi sejumlah 1100 gram serbuk

simplisia kulit buah manggis dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil Rendemen Ekstrak Kulit Buah Manggis

Ekstrak Bobot ekstrak Rendemen

N-heksan 7,78 gram 0,70 %

Etil asetat 100,80 gram 9,16 %

Etanol 115,06 gram 10,4 %

Page 52: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

35 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hasil perhitungan rendemen menunjukkan bahwa pelarut etanol memiliki nilai

presentase rendemen tertinggi dibanding pelarut n-heksan dan etil asetat, dimana

pelarut n-heksan memiliki nilai rendemen yangpaling rendah. Berat ekstrak kering

yang diperoleh menunjukkan bahwa pelarut yang digunakan mampu melarutkan

bahan alami terseleksi dari padatannya.

Dari hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa pelarut etanol lebih banyak

melarutkan senyawa atau zat yang mempunyai potensi bioaktif. Prinsip pelarutan

yang dipakai pada metode ini adalah like dissolve like, dimana prinsipnya adalah

pelarut polar akan melarutkan senyawa polar dan pelarut non polar akan melarutkan

senyawa non polar (Mutaqin, 2013).

Hasil tersebut juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan Syajarwati, 2012

pelarut polar dan semi polar memiliki hasil rendemen yang lebih besar dibandingkan

dengan pelarut non polar (Syajarwati, 2012).

4.3 Penapisan Fitokimia

Penapisan fitokimia yang dilakukan terhadap ekstrak kulit buah manggis

bertujuan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder yang terdapat dalam

ekstrak pada masing-masing pelarut.

Hasil penapisan fitokimia pada masing-masing ekstrak dapat dilihat pada

Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil Penapisan Fitokimia Ekstrak Kulit Manggis

Jenis Uji Ekstrak n-heksan Ekstrak Etil Asetat Ekstrak Etanol

Alkaloid + + +

Flavonoid + + +

Saponin - + +

Fenol - - +

Tannin - - +

Terpenoid - - +

Page 53: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

36 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Berdasarkan hasil penapisan fitokimia yang dilakukan, memperlihatkan

perbedaan pada setiap pelarut yang digunakan. Hal ini diduga karena pelaut yang

digunakan berbeda tingkat kepolarannya, sehingga berbeda pula senyawa yang

terekstrak. Identifikasi senyawa alkaloid memberikan hasil positif pada ketiga

ekstrak. Ditunjukkan dengan adanya endapan merah bata pada masing-masing ekstrak

dengan penambahan pereaksi Dragendorff, dan juga menghasilkan endapan putih

ketika bereaksi dengan Mayer. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Purba et.

al. (2001) alkaloid menunjukkan hasil positif pada ekstrak non polar, semi polar, dan

polar. Pada identifikasi senyawa flavonoid diperoleh hasil yang positif pada ketiga

ekstrak. Uji flavonoid positif ditandai dengan terbentuknya warna kekuningan pada

ekstrak n-heksan dan etil asetat, sedangkan pada ekstrak etanol terbentuk warna

jingga.

Ekstrak etil asetat dan etanol memperlihatkan hasil yang positif pada

identifikasi senyawa saponin ditandai dengan terbentuknya busa yang stabil.

Penelitian yang dilakukan Sangi et. al. (2008) menunjukkan bahwa saponin memiliki

glikosil yang berfungsi sebagai gugus polar dan gugus steroid sebagai gugus

nonpolar. Identifikasi senyawa fenol menunjukkan hasil yang positif ditandai dengan

terbentuknya warna hitam kebiru-biruan pada ekstrak etanol dengan penambahan ferri

klorida.

Pada identifikasi senyawa tannin menunjukkan hasil positif pada ekstrak

etanol, dengan terbentuknya warna biru kehitaman pada ekstrak yang diberi FeCl3.

Sedangkan pada n-heksan dan etil asetat menunjukkan hasil yang negatif. Penelitian

yang dilakukan oleh Gupita, (2012) menunjukkan hasil positif pada pengujian tanin

yang menunjukkan warna biru kehitaman. Identifikasi senyawa terpenoid yang

dilakukan menunjukkan hasil positif pada ekstrak etanol ditandai dengan adanya

warna merah kecoklatan diantara lapisan kloroform dan asam sulfat yang di

tambahkan kedalam ekstrak.

Hasil identifikasi tersebut sesuai dengan pengujian yang dilakukan oleh Putri,

et. al. (2014) yang menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah manggis memiliki lebih

Page 54: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

37 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

banyak senyawa semi polar dan polar dibandingkan dengan senyawa non polar (Putri,

2014).

4.4 Parameter dan Metode Uji Ekstrak

Parameter dan metode uji ekstrak yang dilakukan terhadap ekstrak kulit buah

manggis dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Parameter dan Metode Uji Ekstrak

Parameter Uji Ekstrak

n-heksan

Ekstrak

Etil

Asetat

Ekstrak

Etanol Menurut Literatur

Parameter Non Spesifik :

a. Kadar air

b. Kadar abu

2,21 %

2,70 %

17,56 %

15,80 %

10,20 %

12,05 %

Ekstrak kering <10%

Ekstrak kental 5-30%

Ekstrak cair >30%

(Voigt, 2005)

≤ 16,6%

(Depkes RI, 2000)

Parameter Spesifik :

a. Parameter Identitas

Ekstrak

- Nama lain

tumbuhan

- Bagian yang

digunakan

- Nama Indonesia

tumbuhan

Mangi, manggu, manggus, dan maggih

Kulit buah (pericarp)

Manggis

b. Organoleptik

- Bentuk

- Warna

Ekstrak

kental

Kuning

Ekstrak

kental

Coklat

Ekstrak

kental

Coklat

Tujuannya dilakukannya uji kadar air yaitu untuk memberikan batasan

minimal atau rentang tentang besarnya kandungan air didalam bahan. Hasil kadar air

ekstrak sesuai dengan literatur, untuk ekstrak kering n-heksan memiliki kadar air

2,21% yaitu >10% untuk ekstrak kering, sedangkan ekstrak kental etil asetat dan

Page 55: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

38 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

etanol memiliki kadar air 17,56% dan 12,05% yaitu masuk dalam range 5-30% untuk

ekstrak kental.

Penentuan kadar abu bertujuan untuk memberikan gambaran kandungan

mineral pada ekstrak. Hasil kadar abu ekstrak n-heksan, etil asetat, dan etanol

memenuhi syarat kadar abu berdasarkan literatur yaitu tidak lebih dari 16%.

4.5 Aktivitas Inhibisi Ekstrak Kulit Buah Manggis

Aktivitas inhibisi ekstrak kulit buah manggis terhadap enzim MQO dilakukan

dengan cara ekstrak pada masing-masing pelarut hasil maserasi yaitu n-heksan, etil

asetat, dan etanol, diencerkan menggunakan DMSO dengan konsentrasi akhir 10

mg/ml. DMSO merupakan pelarut yang dapat melarutkan senyawa polar maupun

nonpolar.

Pada reaksi ini juga dibuat larutan kontrol positif dan kontrol negatif dimana

larutan kontrol positif terdiri dari DMSO, assay mix, dan tanpa substrat malat,

sedangkan kontrol negatif terdiri dari DMSO, assay mix, dan substrat malat.

Absorbansi diukur pada panjang gelombang 600 nm optimum untuk penyerapan

warna kebiruan.

Tabel 4.4 Aktivitas Inhibisi Ekstrak Kulit Buah Manggis

Konsentrasi

(µg/ml)

% inhibisi

Ekstrak n-

heksan

% inhibisi

Ekstrak etil

asetat

% inhibisi

Ekstrak

Etanol

20 82,7 % 96,5 % 49,0 %

100 99,9 % 100,4 % 97,3 %

Page 56: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

39 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 4.1 Aktivitas Inhibisi Ekstrak Kulit Buah Manggis.

Uji aktivitas inhibisi ekstrak kulit buah manggis dalam pelarut DMSO

digunakan beberapa konsentrasi. Konsentrasi yang diuji yaitu 20 µg/ml dan 100

µg/ml. Hasil yang terlihat bahwa kulit buah manggis memiliki aktivitas yang berbeda

pada ketiga ekstrak. Ekstrak etil asetat pada konsentrasi 20 µg/ml dan 100 µg/ml

menunjukkan aktivitas penghambatan tertinggi yaitu 96,5% dan 100,4%

dibandingkan dengan ekstrak heksan dan etanol. Semakin tinggi persen inhibisi oleh

ekstrak yang digunakan maka semakin rendah aktivitas enzim, begitu pula

sebaliknya, semakin rendah persen inhibisi oleh ekstrak yang digunakan, maka

semakin tinggi aktivitas enzimnya. Proses inhibisi terjadi dengan menghambat kerja

enzim PfMQO.

4.6 Pemisahan Senyawa Inhibitor dengan Kolom Kromatografi

Pemisahan dengan menggunakan kolom kromatografi merupakan pemisahan

tahap awal terhadap senyawa yang terkandung pada ekstrak kulit buah manggis.

Pinsip kerja pemisahan kolom kromatografi berdasarkan tingkat kepolarannya,

molekul senyawa yang non polar akan bergerak terlebih dahulu diikuti senyawa semi

0

20

40

60

80

100

120

Ekstrak N-heksan Ekstrak Etil asetat Ekstrak Etanol

20 µg/ml 100 µg/ml

Page 57: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

40 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

polar dan senyawa polar. Kolom kromatografi ini dilakukan pada ekstrak etil asestat

karena berdasarkan uji yang telah dilakukan pada ketiga ekstrak kulit buah manggis

yaitu ekstrak n-heksan, etil asetat, dan etanol. Ekstrak etil asetat menunjukkan

aktivitas inhibisi tertinggi sehingga ekstrak etil asetat dilakukan kolom kromatografi.

Adapun fase diam yang digunakan pada pemisahan ini adalah silika gel 60

(Merck), dengan fase geraknya n-heksan-etil asetat dengan perbandingan (100:0-

0:100). Eluen yang digunakan ini merupakan eluen terbaik yang mampu memisahkan

senyawa pada ekstrak etil asetat kulit buah manggis berdasarkan hasil optimasi KLT.

Fraksi senyawa ditampung menggunakan vial sebanyak 15 ml.

Jumlah fraksi yang diperoleh sebanyak 18 fraksi, diuapkan dan dilarutkan

kembali dengan etil asetat untuk selanjutnya diuji aktivitas inhibisnya terhadap enzim

PfMQO.

4.7 Aktivitas Inhibisi Fraksi Aktif Hasil Kolom Kromatografi

Aktivitas inhibisi ekstrak kulit buah manggis terhadap enzim MQO dilakukan

dengan cara ekstrak pada masing-masing pelarut hasil maserasi yaitu n-heksan, etil

asetat, dan etanol, diencerkan menggunakan DMSO dengan konsentrasi 10 mg/ml.

Adapun konsentrasi fraksi senyawa inhibitor yang digunakan dalam pengujian

ini adalah 0,1 µg/ml, 1 µg/ml, 10 µg/ml, dan 100 µg/ml. Dasar pengambilan

konsentrasi ini berdasarkan hasil uji aktivitas inhibisi ekstrak dimana pada

konsentrasi 20 µg/ml dan 100 µg/ml memberikan aktivitas inhibisi yang tinggi,

sehingga di ambil konsentrasi yang lebih rendah untuk melihat aktivitas inhibisinya.

Ekstrak kulit buah manggis yang telah diencerkan, diuji menggunakan larutan

assay mix. Substrat yang digunakan pada uji ini adalah malat. Pada reaksi ini juga

dibuat larutan kontrol positif dan kontrol negatif dimana larutan kontrol positif terdiri

dari DMSO, assay mix, dan tanpa substrat malat, sedangkan kontrol negatif terdiri

dari DMSO, assay mix, dan substrat malat. Absorbansi diukur pada panjang

gelombang 600 nm optimum untuk penyerapan warna kebiruan.

Page 58: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

41 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 4.2 Aktivitas Inhibisi Fraksi Kolom Kromatografi.

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa aktivitas penghambatan tertinggi

terdapat pada fraksi ke empat yaitu 100,54% pada konsentrasi 100 µg/ml dan 94%

pada konsentrasi 10µg/ml.

Adapun fraksi keempat hasil kolom kromatografi ini menggunakan eluen

heksan-etil asetat dengan perbandingan 8:2, pada eluen ini mampu memberikan

aktivitas tertinggi sebagai senyawa inhibitor enzim PfMQO.

4.8 Aktivitas Inhibisi Fraksi Aktif Hasil KLT Preparatif

Fraksi etil asetat yang memiliki aktivitas inhibisi tertinggi diuapkan kemudian

diencerkan dengan sedikit etil asetat. Fraksi etil asetat ditotolkan pada pelat KLT

preparatif secara kontinu hingga diperoleh noda berupa garis lurus. Pelat didiamkan

hingga noda kering. Pelat dimasukkan ke dalam chamber yang telah dijenuhkan

dengan pengembang n heksan-etilasetat (6:4), dibiarkan hingga pengembang

mencapai garis batas atas. Pelat dikeluarkan dan didiamkan hingga kering. Bercak

pada pelat diamati dibawah sinar UV 254 dan 366. Dari hasil pemisahan ini,

didapatkan 2 isolat yang berwarna kuning, isolat 1 dengan Rf = 0,53, dan isolat 2

dengan Rf = 0,77. Isolat tersebut kemudian dilakukan uji skrining fitokimia untuk

-20

0

20

40

60

80

100

120

F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8 F9 F10 F11 F12 F13 F14 F15 F16 F17 F18

100 µg/ml 10 µg/ml 1 µg/ml 0,1 µg/ml

Page 59: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

42 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

melihat kemungkinan senyawa yang terdapat pada isolat tersebut, hasil uji skrining

fitokimia menunjukkan reaksi positif untuk flavonoid pada kedua isolat. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa kemungkinan senyawa yang terkandung adalah xanton.

Xanton termasuk kedalam golongan senyawa flavonoid. Flavonoid merupakan

kelompok senyawa fenol yang terbanyak ditemukan di alam (Chaverri, 2008). Isolat

tersebut diuji aktivitas inhibisinya terhadap enzim PfMQO.

Aktivitas inhibisi terhadap enzim MQO dilakukan dengan cara isolat

diencerkan menggunakan DMSO sehingga diperoleh konsentrasi larutan induk 10

mg/ml. Larutan induk di vortex lalu di sonikasi, di buat seri pengenceran dari larutan

induk yaitu 1000 µg/ml, 1250 µg/ml, 2500 µg/ml, 5000 µg/ml, dan 10000 µg/ml.

Satu persatu seri pengenceran dimasukkan 2 µl kedalam 96 well plate (dilakukan

duplo) dihasilkan konsentrasi akhir yaitu 100 µg/ml, 50 µg/ml, 25 µg/ml, 12.5 µg/ml,

dan 10 µg/ml.

Tabel 4.5 Aktivitas Inhibisi Hasil KLT Preparatif

Keterangan % Inhibisi

100 µg/ml 50 µg/ml 25 µg/ml 12.5 µg/ml 10 µg/ml

Isolat 1 98.71 % 99.38 % 92.27 % 72.84 % 81.37 %

Isolat 2 88.41 % 90.24 % 82.82 % 72.24 % 78.07 %

Page 60: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

43 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 4.3 Aktivitas Inhibisi Hasil KLT Preparatif.

Dari gambar diatas terlihat bahwa aktivitas enzim MQO terhambat oleh

senyawa yang terkandung pada isolat 1 dan 2, dapat dilihat bahwa aktivitas

penghambatan tertinggi terdapat pada isolat 1, hingga pengenceran 10 µg/ml masih

memberikan aktivitas inhibisi yang tinggi.

0

20

40

60

80

100

120

100 µg/ml 50 µg/ml 25 µg/ml 12.5 µg/ml 10 µg/ml

Isolat 1 Isolat 2

Page 61: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

44 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) memiliki potensi

sebagai inhibitor aktivitas enzim PfMQO, aktivitas inhibisi yang tertinggi

pada konsentrasi 20 µg/ml terdapat pada ekstrak etil asetat, yaitu sebesar

96,5%. Etil asetat memiliki aktivitas 82,7%, sedangkan aktivitas terendah

pada ekstrak etanol yaitu sebesar 49%.

2. Fraksi ekstrak etil asetat yang memiliki aktivitas inhibisi tertinggi yaitu

fraksi keempat sebesar 100% pada konsentrasi 100 µg/ml dan 94% pada

konsentrasi 10 µg/ml. Adapun fraksi keempat hasil kolom kromatografi ini

menggunakan eluen heksan-etil asetat dengan perbandingan 8:2, masih

memberikan aktivitas inhibisi yang tinggi pada konsentrasi 10 µg/ml

setelah dilakukan KLT preparatif.

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan identifikasi senyawa aktif yang memiliki aktivitas inhibisi

tertinggi terhadap enzim PfMQO dilanjutkan dengan analisis struktur

antara senyawa aktif dengan enzim PfMQO.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai mekanisme inhibisi

malate binding site, dan quinone binding site.

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dari ekstrak kulit buah manggis

(Gracinia mangostana L.) untuk mengetahui aktivitas inhibisi terhadap

enzim PfMQO secara in vivo.

4. Plasmodium falciparum tergolong dalam filum apicomplexa sehingga

obat-obat yang diperoleh dapat digunakan untuk penyakit yang disebabkan

oleh protozoa dalam filum apicomplexa seperti Toxoplasma gondii,

Cyclospora cayetanensis, dan Cryptosporidium parvum.

Page 62: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

45 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi. (1992). Kimia Kayu. FMIPA, IPB. Bogor.

Achmadi. (2010). Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah. Universitas Indonesia-

Press. Jakarta.

Agoes, G. (2007). Teknologi Bahan Alam. ITB Press Bandung.

Akao, Y., Nakagawa,Y., Linuma, M., Nozawa, Y. (2008). Anti-Cancer effect of

xanthones from pericarps of Mangosteen. Int.J.Moi. Mci, 9 (3): 355-370.

Akhdiya, A. (2003). Isolasi Bakteri Penghasil Enzim Protease Alkalin Termostabil

Buletin Plasma Nutfah. 9 (2): 38-44.

Alimin, d. (2007). Kimia Analitik. Makassar: Alauddin Press.

Antoine, T. (2012). Molecular and biochemical characterisation of the electron

transport chain of Plasmodium falciparum. University of Liverpool.

Armunanto, R., & S. Sudiono. (2004). Relation Of Electronic Structures With Their

Antimalaria Activities On Artemisinin Derivatives. Indonesian Journal of

Chemistry, 4(3), 212-217.

Badan POM RI. (2005). Standardisasi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia, Salah Satu

Tahapan Penting dalam Pengembangan Obat Asli Indonesia. InfoPOM, 6 (4),

1-5.

Baldacci. (2004). The elusive malaria sporozoite in the mammalian host. Molecular

Microbiology, 298-306.

BPOM RI. (2006). Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid 2. Direktorat

Standarisasi Obat Tradisional, Kosmetik, dan Produk Komplemen. Jakarta.

Browning, K. S., RajBhandary, U.L.,. (1982). Cytochrome Oxidase Subunit III Gene

in Neurospora Crassa Mitochondrial : Location and Sequence. J Biol Chem.

Budiyanto. (2013). Pengertian Proses Siklus Krebs (Siklus Asam Sitrat).

http://budisma.web.id/pengertian-proses-siklus-krebs-siklus-asam sitrat.html.

Chaudhary, K. D. R. (2005). Protozoan genomics for drug discovery. Nature

Biotechnology, 23, 1089-1091.

Chaverri, J. P., N. C. Rodriguez, M. O. Ibarra, and J. M. P. Rojas. . (2008). Medicinal

Properties of Mangosteen (Garcinia mangostana). Food and Chem. Toxicol,

46: 3227–3239.

Depkes RI. (1995). Farmakope Indonesia. Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, Jakarta., IV, 7.

Depkes RI. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan

Makanan, Direktorat Pengawasan Obat Tradisional, Jakarta., 1, 1-38.

Page 63: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

46 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Depkes RI. (2004). Petunjuk Teknis Pemberantasan Malaria. Ditjen PPM dan PLP.

Jakarta.

Depkes RI. (2008). Farmakope Herbal Indonesia. Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, Jakarta, 1, 124.

Dondorp, A. (2009). Artemisinin resistance in Plasmodium falciparum malaria. The

New Eng Journ of Med., 361:455–367.

Ghosal, M. M., P. (2012). Phytochemical screening and antioxidant activities of two

selected 'Bihi' fruits used as vegetables in Darjeeling Himalaya. International

Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences.

Gunawan, D. d. M., S. (2010). Ilmu Obat Alam (Farmakognosi). Penebar Swadaya,

Jakarta., 1.

Hadriyono, K. (2011). Karakter kulit manggis, kadar polifenol dan potensi

antioksidan kulit manggis (Garcinia mangostana L.) pada berbagai umur buah

dan setelah buah dipanen. Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

Harborne, J. B. (1996). Metode fitokimia : penuntun cara modern menganalisis

tumbuhan. Bandung : ITB.

Harijanto, P. N., Nugroho. A., & Gunawan, C. A. (2010). Malaria dari Molekuler Ke

Klinis. EGC. Jakarta.

Ho CK, H. Y., Chen CC.,. (2002). Garcinone E, a xanthone derivative, has potent

cytotoxic effect against hepatocellular carcinoma cell lines. Planta Med,

68(11), 975-979.

ICUC. (2003). Fruit to the Future Mangosteen. International Centre for Underutilized

Crops.

Ignatushchenko, M. W. R., Riscoe M. (2000). Xanthones as antimalarial agents: stage

specificity. Am J Trop Med Hyg, 62(61):77-81.

Inaoka, D. K., Miller, R., Kuroda, M., Komatsuya, K., Balogun, E. O., Amalia, E., . . .

Kita, K. (2016). Functional Expression Of Mitochondrial Malate:Quinone

Oxidoreductase From Plasmodium Falciparum In Bacterial Membrane And

Identification Of Nanomolar Inhibitor. International Congress for Tropical

Medicine and Malaria, Brisbane Australia.

Irawan, M. A. (2007). Jurnal Glukosa dan Metabolisme Energi. Volume 01(2007)

No.06.

Jelinek, T., G. Peyerl-Hoffmann, N. Mühlberger, O. Wichmann, M. Wilhelm, N.

Schmider, M.P. Grobusch, F. von Sonnenburg, J. Gascon, H. Laferl, C. Hatz,

M. Alifrangis, G. Burchard, P. McWhinney, M. Schulze, H. Kollaritsch, S. da

Cunha, J. Beøan, P. Kern, I. Gjørup and J. Cuadros. . (2002). Molecular

surveillance of drug resistance through imported isolates of Plasmodium

falciparum in Europe. . Malaria Journal, 1: 11.

Page 64: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

47 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ke, H., . (2015). Genetic Investigation of Tricarboxylic Acid Metabolism During the

Plasmodium falciparum Lifecycle. Cell Rep.

Kemenkes RI. (2016a). infoDATIN Malaria. Badan Litbangkes Kemenkes RI.

Kemenkes RI. (2016b). Pengendalian Malaria. Biro Komunikasi dan Pelayanan

Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI.

Kerscher, S. J. (2000). Diversity and origin of alternative NADH:ubiquinone

oxidoreductases. Biochim Biophys Acta, 1459, 274-283.

Khopkar, S. (2008). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press.

Kurniawati , P. R., Sobir,Kurniawati A., Poerwanto, R., Sobir,, & Effendi, D., and

Cahyana, H. (2010). Evaluation of Fruit Characters, Xanthones Content, and

Antioxidant Properties of Various Qualities of Mangosteens (Garcinia

mangostana L.). J.Agron. Indonesia., 38 (3), 232 -237.

Matsumoto, K. A. Y., Kobayashi E, Ohguchi K, Ito T, Tanaka T, Iinuma M, Nozawa

Y.,. (2003). Induction of apoptosis by xanthones from mangosteen in human

leukemia cell lines. J Nat Prod, 66(8), 1124-1127.

Molenaar, D., van der Rest, M.E., and Petrovic, S. (1998). Biochemical and genetic

characterization of the membrane-associated malate dehydrogenase (acceptor)

from Corynebacterium glutamicum. Eur J Biochem, 254(395-403).

Moongkardni, P. e. a. (2004). Antiproliferation, Antioxidant and Induction of

Apoptosis by Garcinia mangostana (mangosteen) on SKBR3 Human Breast

Cancer Cell Line. Journal of Ethnopharmacologi, 90 : 161-166.

Mutaqin, e., al. (2013). Identifikasi Hasil Reaksi Adisi Nukleofilik Sianida pada

Gugus Karbonil Sitronelal Menggunakan Pereaksi Kalium Sianida. JKK, 2,

38-41.

Nakatani, K. A. M., Arakawa T, Oosawa K, Shimura S, Nakahata N, Ohizumi Y.,.

(2002). Inhibitions of histamine release and prostaglandin E2 synthesis by

mangosteen. a Thai medicinal plant, Biol Pharm Bull, 25(9), 1137-1141.

Pasaribu, F., Sitorus, P., Bahri, S.,. (2012). Uji Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis

(Garcinia mangostana L.) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah. Journal

of Pharmaceutics and Pharmacology.

Pelczar, d. C. (2005). Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI-Press, Jakarta.

Poedjiadi, A. d. S. F. M. T. (2006). Dasar-dasar Biokimia. jakarta: Universitas

Indonesia Press.

Prabowo, A. (2008). Malaria Mencegah dan Mengatasinya. Puspa Swara, Jakarta.

Prihatman, K. (2000). Manggis (Garcinia mangostana L.). Kantor Deputi Menegristek

Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi BPP Teknologi, Jakarta.

Page 65: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

48 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Priya, V., M. Jainu., S. K. Mohan., Saraswathi., C.S. Gopan. (2010). Antimicrobial

Activity of Pericarp Ekstract of Garcinia mangostana Linn. IJPSN, 1 (8), 278-

228.

Putri, W. S. W., N.k. arasanty, L. P. F. (2014). Skrining Fitokimia Ekstrak Etil Asetat

Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.). Universitas Udayana,

Jimbaran-Bali.

Ridley, R. G. (2002). Medicinal Needs, Scientific Opportinity and The Drive for

Antimalria Drugs. J. Nature.

Ropiah, S. (2009). perkembangan morfologi dan fisiologi buah manggis selama

pertumbuhan dan pematangan. IPB.

Rouessac, F. a. A. R. (2007). Chemical Analysis Modern Instrumentation Methods

and Techniques Second Edition. England: WILEY.

Sastrohamidjojo, H. (2007). Spektroskopi. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.

Seidel, V. (2006). Initial and bulk extraction. In: Sarker SD, Latif Z, & Gray AI,

editors. Natural Products Isolation. 2nd ed. Totowa (New Jersey) Humana

Press Inc., 31-35.

Simamora, D., & F.E. Loeki. (2007). Resistensi Obat Malaria: Mekanisme Dan Peran

Obat Kombinasi Obat Antimalaria Untuk Mencegah. Jurnal Kedokteran

Brawijaya, 23(2).

Soemirat, J. (2009). Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta.

Suhardiono. (2005). Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Insiden Penyakit

Malaria Di Kelurahan Teluk Dalam Kecamatan Teluk Dalam Kabupaten Nias

Selatan. Jurnal Mutiara Kesehatan Indonesia, 1(2), 22-34.

Suksamrarn. (2003). Antimycobacterial activity of prenylated xanthones from the

fruits of Garcinia mangostana. Chem Pharm Bull (Tokyo), 51(7), 857-859.

Tiwari, P., Kumar, B., Kaur, M., Kaur, . . . H. (2011). Phytochemical screening and

exctraction : a review. international Pharmaceutica Sciencia, 1(1).

Tjahjani, W., W. (2013). Antimalarial activity of Garcinia mangostana L rind and its

synergistic effect with artemisinin in vitro BMC Complementary and

Alternative Medicine.

Uyemura, S. A., Luo, S., Vieira, M., Moreno, S.N., and Docampo, R. (2004).

Oxidative phosphorylation and rotenone-insensitive malate- and NADH-

quinone oxidoreductases in Plasmodium yoelii yoelii mitochondria in situ. J

Biol Chem, 279, 385-393.

WHO. (2013). World Malaria Report. National Press Club in Washington, DC.

Yazid, E. (2005). Kimia Fisika Paramedis. Yogyakarta: Andi.

Page 66: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

49 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 67: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

50 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 1. Hasil Determinasi Garcinia mangostana L.

Page 68: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

51 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 2. Alur Penelitian

Sejumlah 1100 gram serbuk simplisia kulit buah manggis

Maserasi bertingkat dengan pelarut

n-heksan, etil asetat, dan etanol

Ekstrak kental

Skrining fitokimia

N-heksan Etanol Etil asetat

Uji aktivitas inhibisi terhadap enzim Pf MQO

Ekstrak yang memiliki aktivitas inhibisi tertinggi

Kolom kromatografi

Fraksi dari ekstrak

Uji aktivitas inhibisi fraksi terhadap enzim Pf MQO

Fraksi yang memiliki aktivitas inhibisi tertinggi

KLT Preparatif

Uji aktivitas inhibisi hasil KLT Preparatif terhadap enzim PfMQO

Hitung aktivitas inhibisi

Hitung aktivitas inhibisi

Hitung aktivitas inhibisi

Page 69: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

52 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 3. Skema Kerja Penyiapan Ekstrak Kulit Buah Manggis

Kulit buah manggis 2,3

kg, dibersihkan dengan

air mengalir

Dirajang dan

diangin-anginkan

Dihaluskan

menggunakan blender

Serbuk kulit buah

manggis sebanyak

1100 gram

Maserasi dengan 3 x 2300 ml pelarut n-

heksan, masing-masing selama 3 hari

Disaring

Filtrat 1 Residu

Maserasi dengan 3 x 2300 ml pelarut etil

asetat, masing-masing selama 3 hari

Disaring

Residu

Maserasi dengan 3 x 2300 ml pelarut

etanol, masing-masing selama 3 hari

Disaring

Residu

Evaporasi

Evaporasi

Filtrat 2

Ekstrak n-heksan

Ekstrak etil asetat

Filtrat 3

Evaporasi

Ekstrak etanol

Page 70: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

53 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 4. Skema Kerja Penyiapan Fraksi Kolom Kromatografi

Silika gel GF 60 25 gram

Dimasukkan ke dalam gelas beaker, dan

dilarutkan dalam n-heksan sampai menjadi bubur

silica

Bubur silika dimasukkan ke dalam kolom yang

dibagian ujungnya sudah diberi kapas

Setelah silika memadat didalam kolom, dimasukkan

ekstrak etil asetat 3 gram

Dielusi dengan pelarut n-heksan : etil asetat

berturut-turut (9:1, 8:2, 7:3, 6:4, 5:5, 4:6, 3:7, 2:8,

1:9) sebanyak 300 ml

Hasil elusi ditampung dalam vial

Page 71: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

54 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 5. Skema Kerja Penyiapan Kromatografi Lapis Tipis Preparatif

Silika gel 60 GF 254 ditimbang 5 gram

Dimasukkan ke dalam erlenmeyer, dan dilarutkan

dalam 11 ml aquadest sampai menjadi bubur

silica

Bubur silika dituang diatas pelat kaca 10cm x 10cm

sampai merata

Setelah silika merata diamkan selama 1 hari sebelum

digunakan

Sebelum silika digunakan, di oven terlebih dahulu

selama 1 jam pada suhu 100 ºC

Fraksi dilarutkan dalam sedikit

pelarutnya, kemudian ditotolkan

menggunakan pipa kapiler dengan jarak

yang sempit

Dielusi dengan pengembang n-heksan : etil asetat

(6:4)

KLT Preparatif kemudian dilihat pada

UV 254 dan 366

Page 72: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

55 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 6. Perhitungan Rendemen Ekstrak Kulit Buah Manggis

Rendemen (%) = x 100%

1. Rendemen ekstrak n-heksan

Bobot ekstrak yang didapat = 7,786 gram

Bobot serbuk simplisia yang diekstraksi = 1100 gram

Rendemen (%) = 7,786

1100 x 100% = 0,707 %

2. Rendemen ekstrak etil asetat

Bobot ekstrak yang didapat = 100,805 gram

Bobot serbuk simplisia yang diekstraksi = 1100 gram

Rendemen (%) = 100,805

1100 x 100% = 9,164 %

3. Rendemen ekstrak Etanol

Bobot ekstrak yang didapat = 115,060 gram

Bobot serbuk simplisia yang diekstraksi = 1100 gram

Rendemen (%) = 115,060

1100 x 100% = 10,46 %

Berat ekstrak kental total

Berat simplisia total (Serbuk)

Page 73: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

56 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 7. Perhitungan Parameter Ekstrak Kulit Buah Manggis

Perhitungan Kadar air ekstrak

% Kadar air = x 100%

1. Kadar air ekstrak n-heksan

Berat awal = 0,5001 gram

Berat akhir = 0,4890 gram

% Kadar air = 0,5001−0,489

0,5001 x 100% = 2,2195%

2. Kadar air ekstrak etil asetat

Berat awal = 2,0103 gram

Berat akhir = 1,6571 gram

% Kadar air = 2,0103−1,6571

2,0103 x 100% = 17,569%

3. Kadar air ekstrak Etanol

Berat awal = 2,0050 gram

Berat akhir = 1,8003 gram

% Kadar air = 2,0050−1,8003

2,0050 x 100% = 10,209%

Berat awal - Berat akhir

Berat awal

Page 74: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

57 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Perhitungan Kadar abu ekstrak

% Kadar abu = x 100%

1. Kadar abu ekstrak n-heksan

Berat sampel = 1,0013 gram

Berat cawan kosong = 23,3649 gram

Berat cawan + ekstrak setelah pemijaran = 23,3920 gram

Berat abu = 23,3920 gram – 23,3649 gram

= 0,0271 gram

% Kadar abu = 0,0271

1,0013 x 100% = 2,706 %

2. Kadar abu ekstrak etil asetat

Berat sampel = 1,0007 gram

Berat cawan kosong = 23,8641 gram

Berat cawan + ekstrak setelah pemijaran = 24,0223 gram

Berat abu = 24,0223 gram – 23,8641 gram

= 0,1582 gram

% Kadar abu = 0,1582

1,0007 x 100% = 15,80 %

3. Kadar abu ekstrak etanol

Berat sampel = 1,0020 gram

Berat cawan kosong = 33,2385 gram

Berat cawan + ekstrak setelah pemijaran = 33,3593 gram

Berat abu = 33,3593 gram – 33,2385 gram

= 0,1208 gram

% Kadar abu = 0,1208

1,0020 x 100% = 12,055 %

Berat abu

Berat sampel

Page 75: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

58 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 8. Perhitungan Pengenceran Ekstrak Kulit Buah Manggis

Pembuatan larutan ekstrak kulit buah manggis dibuat dengan melarutkan

sejumlah ekstrak dengan DMSO :

Konsentrasi = 10 𝑚𝑔

1 𝑚𝐿 = 10 mg/ml = 10.000 µg/ml

Konsentrasi larutan ekstrak yang digunakan adalah 100 µg/ml dan 20 µg/ml.

Rumus pengenceran :

V1 x N1 = V2 x N2

Dimana, V1 = volume yang diambil dari larutan stock

N1 = konsentrasi larutan stock

V2 = volume larutan yang akan dibuat

N2 = konsentrasi larutan yang akan dibuat

Pengenceran untuk konsentrasi 100 µg/ml

V1 x N1 = V2 x N2

V1 x 10000 µg/ml = 200 µl x 100 µg/ml

V1 = 2 µl

Artinya 2 µl sampel dari larutan stock + 193 µl assay mix + 5 µl malate

Pengenceran untuk konsentrasi 20 µg/ml

V1 x N1 = V2 x N2

V1 x 10000 µg/ml = 200 µl x 20 µg/ml

V1 = 0,4 µl

Artinya 0,4 µl sampel dari larutan stock + 194.6 µl assay mix + 5 µl malate

Page 76: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

59 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 9. Bobot Fraksi Ekstrak Kulit Buah Manggis

Fraksi Eluen

(n-heksan-etil asetat) Bobot (mg)

Fraksi 1 90 : 10 14,12

Fraksi 2 90 : 10 28,02

Fraksi 3 90 : 10 20,25

Fraksi 4 80 : 20 201,03

Fraksi 5 80 : 20 131,16

Fraksi 6 70 : 30 186,41

Fraksi 7 70 : 30 228,18

Fraksi 8 60 : 40 292,46

Fraksi 9 50 : 50 419,26

Fraksi 10 50 : 50 273,69

Fraksi 11 40 : 60 112,32

Fraksi 12 40 : 60 212,04

Fraksi 13 30 : 70 94,11

Fraksi 14 20 : 80 23,71

Fraksi 15 10 : 90 75,15

Fraksi 16 10 : 90 63,23

Fraksi 17 100 : 100 21,06

Fraksi 18 100 : 100 20,18

Page 77: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

60 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 10. Gambar Dokumentasi dan Alat Penelitian

Simplisia Kulit Buah

Manggis

Alkaloid

Saponin

Flavonoid

Tannin

Terpenoid

Fenol

Kadar air

Kadar abu

Kolom kromatografi

Microplate reader

96 well plate

Page 78: UJI AKTIVITAS INHIBISI FRAKSI AKTIF EKSTRAK KULIT BUAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36619/1/Nurul... · dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaria

61 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Rotary evaporator

Fraksi Hasil Kolom

Kromatografi

Pipet mikro multi

channel

Hasil uji flavonoid 2 isolat

Hasil uji alkaloid 2 isolat

Hasil uji saponin 2

isolat

KLT Preparatif UV 254

KLT Preparatif UV 366

Hasil KLT Preparatif

Ekstrak