UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA -...

73
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL 70% DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten) Steenis) TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT DALAM DARAH TIKUS PUTIH JANTAN YANG DIINDUKSI DENGAN KAFEINA SKRIPSI NIDA GHANIA LIDINILLA 109102000038 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H / 2014

Transcript of UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA -...

Page 1: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL 70% DAUN BINAHONG

(Anredera cordifolia (Ten) Steenis) TERHADAP PENURUNAN

KADAR ASAM URAT DALAM DARAH TIKUS PUTIH

JANTAN YANG DIINDUKSI DENGAN KAFEINA

SKRIPSI

NIDA GHANIA LIDINILLA

109102000038

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H / 2014

Page 2: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

ii

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL 70% DAUN BINAHONG

(Anredera cordifolia (Ten) Steenis) TERHADAP PENURUNAN

KADAR ASAM URAT DALAM DARAH TIKUS PUTIH

JANTAN YANG DIINDUKSI DENGAN KAFEINA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi

NIDA GHANIA LIDINILLA

109102000038

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H / 2014

Page 3: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

iii

Page 4: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

iv

Page 5: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

v

Page 6: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

vi

ABSTRAK

Nama : Nida Ghania Lidinilla

Program Studi : Farmasi

Judul : Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Daun Binahong

(Anredera cordifolia (Ten) Steenis) Terhadap Penurunan

Kadar Asam Urat dalam Darah Tikus Putih Jantan yang

Diinduksi dengan Kafeina

Secara empiris daun binahong dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit,

salah satu penyakit yang dapat disembuhkan adalah menurunkan kadar asam urat.

Telah diketahui bahwa daun binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis)

mengandung alkaloid, flavonoid, saponin dan polifenol. Tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui efek ekstrak etanol 70% Daun Binahong dalam

menurunkan kadar asam urat darah pada tikus. Penelitian ini dilakukan dengan

metode induksi kafein secara intraperitoneal dengan dosis 3mg/200 gBB.

Penelitian ini dibagi menjadi 6 kelompok yaitu kelompok normal I (kontrol

normal) tanpa perlakuan, kelompok II (kontrol negatif) yang hanya diinduksikan

kafein, kelompok III (kontrol pembanding) diberikan allopurinol, kelompok IV

dosis rendah (50mg/kgBB), kelompok V dosis sedang (100mg/kgBB) dan

kelompok VI dosis tinggi (200mg/kgBB) ekstrak daun binahong. Obat yang

digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding dari ekstrak etanol 70% daun

binahong. Pengukuran kadar asam urat darah dilakukan pemberian ekstrak dan

sesudah pemberian ekstrak pada hari ke 9, 12 dan 15. Pada dosis 200mg/kgBB

menunjukkan efek penurunan kadar asam urat tertinggi dengan persentase sebesar

91,83%. Dengan uji statistik ANOVA dan BNT menunjukkan kelompok kontrol

pembanding dan ekstrak uji dosis tinggi tidak ada perbedaan secara bermakna (P

≥ 0,05) dengan kelompok normal.

Kata kunci : Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis), kafeina,

allopurinol, asam urat.

Page 7: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

vii

ABSTRACT

Name : Nida Ghania Lidinilla

Program Study : Pharmacy

Title : Activities Test of Binahong Leaves Ethanol 70%

Extract to Decrease Blood Uric Acid Levels in White

Male Rat Induced by Caffeine

Empirically, binahong leaves could heal various diseases, one of the effication is

lowering uric acid levels . It is known that Binahong leaves ( Anredera cordifolia

( Ten ) Steenis ) contain alkaloids, flavonoids, saponins and polyphenols. The aim

of this study was to determine the effect of 70 % ethanol extract of leaves

Binahong in lowering blood uric acid levels in rats. This research was conducted

using caffeine induced method intraperitionally with a dose of 3 mg / 200kg BW.

This study was divided into 6 groups; normal group I (normal control) without

treatment, group II (negative control) was induced by caffeine only, group III

(comparative control) was given allopurinol, group IV was treated with low dose

(50 mg / kg BW), group V medium dose (100 mg/ kg BW), group VI high dose

(200mg/kg BW) of binahong leaves extract. Allopurinol was used as drug

comparison to 70% ethanol extract of binahong leaves. The measurement of blood

uric acid levels was done before the controls were given extract and after on the

ninth, twelfth, fifteenth day. The dose of 200 mg/kg showed the highest decline in

blood uric acid level with a percentage of 91.83%. The result of ANOVA and

BNT statistic assays showed an insignificant difference between comparative

control, high dose induced control, and normal control (P ≥ 0,05).

Key words: binahong leaves (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis, caffeine,

allopurinol, uric acid.

Page 8: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT atas segala nikmat dan

karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi.

Serta shalawat dan salam untuk baginda Nabi Muhammad SAW yang membawa

petunjuk bagi umat manusia, semoga kelak kita mendapatkan syafaat beliau.

Skripsi dengan judul “Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Daun

Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis) Terhadap Penurunan Kadar

Asam Urat Dalam Darah Tikus Putih Jantan Yang Diinduksi Dengan

Kafeina” ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana farmasi di Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,

dari perkuliahan hingga penyusunan skripsi ini terasa sangat sulit bagi penulis

untuk selesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Bapak Drs. Ahmad Musir, M.Sc, Apt selaku pembimbing pertama dan Ibu

Prof. Dr. Atiek Soemiati, M.Sc, Apt selaku pembimbing kedua, yang

memiliki andil besar dalam proses penelitian dan penyelesaian skripsi saya

ini, semoga segala bantuan dan bimbingan bapak dan Ibu mendapat

imbalan yang lebih baik disisi-Nya.

2. Prof. Dr. (hc) dr. M.K. Tadjudin, Sp. And. selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. Umar Mansur, M.Sc,Apt selaku Ketua Program Studi Farmasi

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak dan Ibu staf pengajar dan karyawan yang telah memberikan

bimbingan dan bantuan selama saya menempuh pendidikan di Program

Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitar Islam

Negerri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak H. Abdullah Ibrahim panutan dalam keluarga dan Ibu Hj. Suharti

Page 9: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

ix

wanita terhebat dalam hidup ini yang selalu memberikan doa, dukungan

serta nasihat. Serta kakak-kakakku tersayang a’Eko, teh Dewi dan a’Faiz

yang selalu memberikan doa dan motivasi.

6. Seluruh keluarga besar, terkhusus untuk sepupu-sepupu Lilis, Nadia,

Nanda, Fatin dan untuk Kak Junaedi yang selalu memberi bantuan dan doa

7. Teman-teman Farmasi 2009, terkhusus untuk sahabat-sahabat terbaik Ota,

Migi, Ummu, Qori, Bella, Nda, Agung, Isti, Widia, Puput, Liza, Emma,

Andi yang selalu memberikan kecerian, semangat, bantuan yang luar biasa

kepada penulis.

8. Dan kepada seluruh pihak yang telah membantu penulisan selama

penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan

jauh dari kesempurnaan. Oleh Karena itu, dengan segala kerendahan hati, saya

sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan

skripsi ini.

Saya berharap semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat member

sumbangan pengetahuan khususnya di Program Studi Farmasi Fakultas

Kedokteran dan Ilmu kesehatan, Universtas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta dan pembaca pada umumnya.

Jakarta, 7 Januari 2014

Penulis

Page 10: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

x

Page 11: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................... iv

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................... v

ABSTRAK ................................................................................................ vi

ABSTRACT .............................................................................................. vii

KATA PENGANTAR .............................................................................. viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR ............ x

DAFTAR ISI ............................................................................................. xi

DAFTAR TABEL .................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xv

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah .............................................................. 3

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................. 3

1.4 Hipotesis ............................................................................... 3

1.5 Manfaat Penelitian ................................................................ 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 4

2.1 Tanaman Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) .......... 4

2.1.1 Klasifikasi Binahong ................................................. 4

2.1.2 Deskripsi Binahong .................................................... 5

2.1.3 Manfaat Binahong ..................................................... 5

2.1.4 Kandungan Kimia ...................................................... 5

2.1.5 Pertumbuhan dan Perkembangan .............................. 6

2.2 Simplisia ................................................................................. 6

2.2.1 Pengertian .................................................................. 6

2.3 Ekstrak dan Ekstraksi ........................................................... 7

2.3.1 Pengertian .................................................................. 7

2.3.2 Metode Ekstraksi ....................................................... 8

2.3.3 Ekstraksi daun binahong dengan metode digesti ....... 10

2.4 Asam Urat ............................................................................... 11

2.4.1 Struktur Asam Urat ................................................... 12

2.4.2 Etiologi ...................................................................... 12

2.4.3 Patologis Asam Urat ................................................. 13

2.4.4 Obat-obat antihiperurisemia ...................................... 14

2.5 Kafein .................................................................................... 17

2.6 Metode Pemeriksaan Kadar Asam Urat ................................ 18

2.4.4 Metode enzimatik Spektro uv-vis ............................. 18

2.4.4 Metode Test Strip Asam Urat ................................... 19

Page 12: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

xii

2.7 Tinjauan Hewan Coba ........................................................... 19

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 20

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 20

3.2 Alat dan Bahan ...................................................................... 20

3.2.1 Bahan-bahan .............................................................. 20

3.2.2 Alat-alat ..................................................................... 20

3.3 Prosedur Penelitian ............................................................... 20

3.3.1 Preparasi sampel ....................................................... 20

3.3.2 Pembuatan ekstrak etanol .......................................... 21

3.3.3 Pengujian Parameter Non Spesifik Ekstrak .............. 21

3.3.4 Uji Penapisan Fitokimia ............................................ 22

3.3.5 Persiapan Hewan Uji ................................................. 23

3.3.6 Rancangan Percobaan ............................................... 23

3.3.7 Perhitungan dosis ...................................................... 24

3.3.8 Percobaan .................................................................. 25

3.3.9 Cara pengambilan darah ........................................... 25

3.3.10 Pengukuran kadar Asam Urat ................................... 25

3.3.11 Uji Statistik terhadap kadar Asam Urat Darah ......... 25

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 27

4.1 Hasil Penelitian ..................................................................... 27

4.1.1 Hasil Determinasi ......................................................... 27

4.1.2 Hasil pengujian ekstrak ................................................. 28

4.1.3 Hasil penapisan Fitokimia ........................................... 28

4.1.4 Hasil pengukuran rata-rata uji pendahuluan ................ 28

4.1.5 Hasil pengukuran rata-rata selama pecobaan ........... .... 29

4.1.6.Uji statistik kadar asam urat darah .......................... ..... 30

4.2 Pembahasan ........................................................................... 31

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 34

5.1 Kesimpulan ........................................................................... 34

5.2 Saran ..................................................................................... 34

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 35

LAMPIRAN .............................................................................................. 38

Page 13: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Pembagian kelompok hewan uji ............................................. 23

Tabel 2 Hasil pengujian ekstrak daun binahong .................................. 27

Tabel 3 Hasil penapisan fitokimia ........................................................ 28

Tabel 4 Hasil pengukuran rata-rata kadar asam urat uji pendahuluan . 29

Tabel 5 Hasil pengukuran rata-rata kadar asam urat percobaan .......... 29

Tabel 6 Nilai rerata dan standar deviasi kadar asam urat ..................... 30

Tabel 7 Hasil persentase penurunan kadar asam urat darah rata-rata ... 33

Tabel 8 Hasil pengukuran pada uji pendahuluan ................................. 49

Tabel 9 Hasil pengukuran pada dosis uji .............................................. 49

Tabel 10 Uji Normalitas ekstrak etanol 70% daun binahong ................ 51

Tabel 11 Uji homogenitas ANOVA ...................................................... 51

Tabel 12 Uji ANOVA ............................................................................ 53

Tabel 13 Uji BNT ................................................................................... 54

Page 14: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Struktur asam urat .................................................................................. 12

2. Strukur Allopurinol ................................................................................ 14

3. Struktur Kafeina ..................................................................................... 17

4. Penghalusan daun binahong ................................................................... 39

5. Proses Digesti dengan pemanasan 50°C ................................................ 39

6. Penyaringan ekstrak hasil dari Digesti ................................................... 39

7. Evaporasi ................................................................................................ 39

8. Pemberian sediaan secara oral ............................................................... 39

9. Pengukuran kadar asam urat darah ........................................................ 39

10. Daun Binahong .................................................................................... 40

11. Tikus Putih Jantan Galur Sparague-Dawley ........................................ 40

12. Rotary Evaporator ............................................................................... 40

13. Pemanas Rotavapor .............................................................................. 40

14. Alat Tes Strip Asam Urat (Easy Touch) .............................................. 40

15. Strip Asam Urat ................................................................................... 40

16. Alkaloid ................................................................................................ 41

17. Flavonoid ............................................................................................. 41

18.Saponin ................................................................................................... 41

19. Polifenol ............................................................................................... 41

Page 15: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Kegiatan Penelitian .............................................................................. 38

2. Alat dan Bahan yang digunakan .......................................................... 39

3. Hasil Penapisan Fitokimia .................................................................... 40

4. Surat Determinasi Daun Binahong ....................................................... 41

5. Skema Kerja Pembuatan Ekstrak Etanol 70% Daun Binahong ........... 42

6. Skema Kerja Uji Pendahuluan ............................................................. 43

7. Skema Kerja Uji penurunan kadar asam urat darah ............................. 44

8. Perhitungan dosis ................................................................................. 45

9. Pemeriksaan Parameter Ekstrak ........................................................... 48

10. Hasil Pengukuran asam urat pada uji pendahuluan............................... 49

11. Hasil Pengukuran asam urat pada dosis uji ........................................... 49

12. Hasil Statistik dosis Ekstrak daun Binahong ....................................... 50

Page 16: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

1

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asam urat merupakan hasil akhir metabolisme purin dalam tubuh manusia

yang tidak memiliki fungsi fisiologis, yang dianggap sebagai produk buangan

yang dapat menimbulkan peradangan ketika melebihi batas normal (Wibowo,

2004).

Batas normal kadar asam urat dalam darah manusia secara umum untuk

laki-laki dewasa berkisar antara 3,5-7,2 mg/dl dan untuk perempuan 2,6-6,0

mg/dl. Pada kondisi patofisiologis dapat terjadi peningkatan kadar asam urat

dalam darah melebihi batas notmal yang disebut hiperurisemia. Hiperurisemia

dapat disebabkan oleh tingkat produksi asam urat yang berlebih, ekskresi asam

urat melalui ginjal yang berkurang, atau kombinasi keduanya (Wibowo, 2004).

Salah satu jenis obat tradisional yang paling banyak dibutuhkan adalah

obat rematiki, karena rematik tidak hanya menyerang seseorang yang memasuki

usia 40 tahun, namun anak kecil pun bisa menderita rematik, baik laki-laki

maupun perempuan. Selain itu, rematik mempunyai sifat sering kambuh sehingga

dapat mengganggu aktivitas penderitanya (Utami et al, 2003)

Pengobatan gout bertujuan untuk meredakan serangan gout akut dan

mencegah masa gout berulang serta batu urat. Salah satu jalur untuk mengatasi

gout adalah menurunkan kadar asam urat yang melebihi batas normal dalam darah

(Katzung, 1998). Ada dua kelompok obat untuk terapi penyakit gout yaitu obat

yang menghentikan proses inflamasi (urikosurik) akut atau obat yang

mempengaruhi kadar asam urat (urikostatik). Obat golongan urikostatik

menghambat kerja enzim xanthin oksidase yang mengubah hipoxantin menjadi

xanthin dan xanthin menjadi asam urat. Dengan demikian produksi asam urat

berkurang dan produksi xanthin maupun hipoxanthin meningkat. Contoh obatnya

adalah Allopurinol. Allopurinol dapat menurunkan konsentrasi asam urat darah

secara drastis dalam beberapa hari atau minggi (Mutscler, 1991)

Page 17: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

2

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Saat ini pengobatan hiperurisemia serta gout dilakukan dengan allopurinol

serta obat-obat anti inflamasi lainnya. Penggunaan obat sintesis dalam jangka

waktu yang panjang dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan serta

dilihat dari aspek ekonomi obat sintesis memberatkan pasien dalam hal biaya.

Oleh karena itu, dibutuhkan pengembangan dari bahan alam yang lebih murah dan

memiliki potensi yang lebih baik yang berasal dari bahan alam yaitu obat

tradisional mengingat sumber daya alam Indonesia yang beragam akan tanaman

obat. Selain itu obat-obat yang berasal dari bahan alam terbukti secara empiris

lebih akan digunakan dalam penggunaan jangka panjang dibanding dengan obat-

obat sintesis (Yuno, 2003).

Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati

terbesar di dunia dengan lebih dari 30 ribu spesies tanaman berkhasiat mengobati

melalui penelitian ilmiah. Hanya sekitar 180 spesies tersebut telah dimanfaatkan

dalam tanaman obat tradisional oleh industri obat tradisional Indonesia (Herlina,

2005).

Tanaman binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) adalah tanaman

obat potensial yang dapat mengatasi berbagai jenis penyakit. Tanaman ini berasal

dari dataran Cina dengan nama asalnya adalah Dheng shan chi, dikenal dengan

sebutan Madeira Vine (Feri, 2009).

Salah satu tanaman obat yang belum dikenal secara luas di Indonesia

adalah binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis). Hanya di beberapa daerah di

Indonesia, terutama Jawa Tengah dan Jawa Timur, yang telah mengetahui dan

memanfaatkan binahong sebagai tanaman obat. Namun, beberapa kebun obat

telah mulai mengembangkan binahong sebagai salah satu alternatif tanaman obat

(Tita, 2006)

Telah melakukan skrining fitokimia daun Binahong (Anredera Cordifolia

(Ten ) Steenis) dengan melakukan maserasi terhadap serbuk kering daun dengan

menggunakan pelarut n-heksana dan metanol didapatkan kandungan kimia berupa

Saponin triterpenoid, flavanoid dan minyak atsiri (Rachmawati, 2007).

Tujuan utama tumbuhan obat tersebut diteliti adalah dapat dikembangkan

sebagai potensi alam yang berkhasiat sebagai pengobatan alternatif. Hingga saat

Page 18: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

3

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ini belum ada penelitian mengenai ekstrak etanol 70% daun binahong (Anredera

cordifolia (Ten) Steenis) sebagai pengobatan alternatif dalam menurunkan kadar

asam urat. Hal tersebutlah yang melatarbelakangi dilakukannya penelitian ini,

yaitu pengujian aktivitas ekstrak etanol 70% daun binahong (Anredera cordifolia

(Ten) Steenis) terhadap penurunan kadar asam urat dalam darah pada hewan

percobaan.

1.2 Perumusan Masalah

Apakah ekstrak etanol 70% daun binahong (Anredera cordifolia (Ten)

Steenis) memiliki kemampuan dalam menurunkan kadar asam urat darah.

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh dan potensi pemberian ekstrak etanol 70%

daun binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis) terhadap penurunan kadar

asam urat darah tikus putih jantan galur Sprague-Dawley yang dibuat

hiperurisemia yang diinduksi dengan kafein.

1.4 Hipotesis

Pemberian ekstrak etanol 70% daun binahong (Anredera cordifolia (Ten)

Steenis) berpengaruh terhadap kadar asam urat darah tikus putih jantan galur

Sprague-Dawley diinduksi dengan kafein.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang efektifitas

penggunaan ekstrak etanol 70% daun binahong (Anredera cordifolia (Ten)

Steenis) sebagai pengobatan alternatif alami dalam menurunkan kadar asam urat

darah tikus putih jantan galur Sprague-Dawley diinduksi dengan kafein.

Page 19: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

4

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis)

Tanaman Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis) dari famili

Basellaceae merupakan salah satu tanaman obat yang tumbuh sangat baik sejak

lama, telah banyak dibudidayakan sebagai anggur hias di daerah tropis dunia.

Tanaman Binahong asli dari Brazil dan nama umum anggur Madeira atau

Mignonette anggur (Wagner et.al, 1999). Di Indonesia, tanaman Binahong belum

familiar, tapi tanaman ini adalah makanan yang dikonsumsi di masyarakat

Vietnam (Ferri, 2009) dan di Taiwan sering digunakan sebagai sayuran (Mao-Te

et. al, 2007). Tanaman ini dikenal memiliki aktivitas penyembuhan yang sangat

baik, dan telah dikonsumsi selama ribuan tahun oleh bangsa Cina, Korea, Taiwan

(Feri, 2009). Hampir semua bagian tanaman binahong seperti umbi, batang dan

daun dapat digunakan dalam herbal Terapi (Yuswantina, 2009) dan (Ferri, 2009).

2.1.1 Klasifikasi Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis)

Klasifikasi tanaman binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis). Menurut situs

http://www.plantamor.com. Adalah :

Sinonim : Boussingaultia gracilis Miers

Boussingaultia cordifolia

Bousisngaultia basselloides

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliopsida (Berkeping dua / dikotil)

Sub kelas : Hamamelidae

Ordo : Caryophyllales

Famili : Basselaceae

Genus : Anredera

Spesies : Anredera cordifolia (Ten.) Steenis

Page 20: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

5

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.1.2 Deskripsi Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis)

Berupa tumbuhan menjalar, berumur panjang (perenial), bisa mencapai

panjang +/- 5 m. Akar berbentuk rimpang, berdaging lunak. Batang lunak,

silindris, saling membelit, berwarna merah, bagian dalam solid, permukaan halus,

kadang membentuk semacam umbi yang melekat di ketiak daun dengan bentuk

tak beraturan dan bertekstur kasar. Daun tunggal, bertangkai sangat pendek

(subsessile), tersusun berseling, berwarna hijau, bentuk jantung (cordata), panjang

5 - 10 cm, lebar 3 - 7 cm, helaian daun tipis lemas, ujung runcing, pangkal

berlekuk (emerginatus), tepi rata, permukaan licin, bisa dimakan. Bunga majemuk

berbentuk tandan, bertangkai panjang, muncul di ketiak daun, mahkota berwarna

krem keputih-putihan berjumlah lima helai tidak berlekatan, panjang helai

mahkota 0,5 - 1 cm, berbau harum. Perbanyakan Generatif (biji), namun lebih

sering berkembang atau dikembangbiakan secara vegetatif melalui akar

rimpangnya (http://www.plantamor.com).

2.1.3 Manfaat Tanaman

Manfaat tanaman ini sangat besar dalam dunia pengobatan, secara empiris

binahong dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Dalam pengobatan,

bagian tanaman yang digunakan dapat berasal dari akar, batang, daun dan bunga

maupun umbi yang menempel pada ketiak daun. Beberapa penyakit yang dapat

disembuhkan dengan menggunakan tanaman ini adalah: kerusakan ginjal,

diabetes, pembengkakkan jantung, muntah darah, tifus, stroke, wasir, rhematik,

pemulihan pasca operasi, pemulihan pasca melahirkan, menyembuhkan segala

luka-luka dalam dan khitanan, radang usus, melancarkan dan menormalkan

peredaran dan tekanan darah, sembelit, sesak nafas, sariawan berat, pusing-

pusing, sakit perut, menurunkan panas tinggi, menyuburkan kandungan, maag,

asam urat, keputihan, pembengkakan hati, meningkatkan vitalitas dan daya tahan

tubuh. (Feri, 2009)

2.1.4 Kandungan Kimia Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis)

Tanaman Binahong mengandung saponin, alkaloid, polifenol, flavonoid,

dan mono polisakarida termasuk L-arabinosa, D-galaktose, L-rhamnosa, D-

Page 21: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

6

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

glukosa adalah salah satu yang paling umum komponen rantai terpasang.

Tanaman ini juga memiliki senyawa tinggi flavonoid dari daun, batang, umbi-

umbian dan bunga , mungkin berkhasiat sebagai anti-mikroba. Sebagai flavonoid

memiliki peran langsung sebagai fungsi antibiotik memiliki target spektrum yang

luas. Daun binahong memiliki aktivitas antioksidan, asam askorbat, dan senyawa

fenolik dan senyawa tersebut memiliki kemampuan melawan bakteri Gram positif

dan Gram negatif lebih rentan pada efek penghambatan dan digunakan dalam

pengobatan penyakit menular seksualitas. Daun juga memiliki kandungan asam

oleanolik yang memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat mengurangi rasa sakit

pada luka bakar. Asam-asam oleanolik adalah mengandung triterpenoid, dan dari

umbi-umbian itu ditemukan kandungan protein (ancordin) sebagai stimulan

kekebalan tubuh untuk merangsang pembentukan antibodi. Protein dapat

merangsang oksida nitrit, yang dapat meningkatkan aliran darah yang membawa

nutrisi untuk setiap sel-sel jaringan dan merangsang tubuh untuk memproduksi

hormon pertumbuhan dan reproduksi sel menggantikan sel rusak (Sri et al, 2011).

2.1.5 Pertumbuhan dan Perkembangan

Binahong menunjukkan pertumbuhan yang produktif di lingkungan

cahaya yang tinggi, dengan pertumbuhan musiman hingga 6 m (van Steenis

1957). Tingkat pertumbuhan dilaporkan dari pengamatan lainnya berkisar dari 1

m per bulan (Floyd 1989), lebih dari 1 m per minggu selama musim semi

(Stockard et al. 1985).

2.2 SIMPLISIA

2.2.1 Pengertian

Simplisia adalah bahan yang digunakan untuk obat dan belum mengalami

perubahan proses apapun, dan kecuali dinyatakan lain umumnya berupa bahan

yang telah dikeringkan (Gunawan et al, 2004).

Berdasarkan hal itu maka simplisia dibagi menjadi tiga golongan, yaitu

simplisia nabati, hewani, dan pelikan / mineral (Gunawan et al, 2004).

Page 22: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

7

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

A. Simplisia nabati adalah simplisia yang dapat berupa tanaman utuh bagian

tanaman, eksudat tanaman, atau gabungan antara ketiganya.

B. Simplisia hewani adalah simpisia berupa hewan utuh atau zat-zat berguna

yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa bahan kimia murni.

C. Simplisia pelikan (mineral) adalah simplisia berupa bahan pelikan atau

mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan

belum berupa bahan kimia murni.

Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman

atau dengan cara tertentu sengaja dikeluarkan dari selnya. Eksudat tanaman dapat

berupa zat-zat atau bahan-bahan nabati lainnya yang dengan cara tertentu

dipisahkan atau diisolasi dari tanamannya. Simplisia hewani adalah simplisia

berupa hewan utuh atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum

berupa bahan kimia murni. Simplisia pelikan atau mineral adalah simplisia yang

berupa bahan pelikan atau mineral yang belum diolah dengan cara sederhana dan

belum berupa bahan kimia murni (Depkes RI, 1979).

Simplisia nabati dan simplisia hewani tidak boleh mengandung organisme

patogen, dan harus bebas dari cemaran mikroorganisme, serangga, dan binatang

lain maupun kotoran hewan. Simplisia tidak boleh menyimpang bau dan

warnanya, tidak boleh mengandung lendir, atau menunjukkan adanya kerusakan.

Sebelum diserbukkan, simplisia nabati harus dibebaskan dari pasir, debu, atau

pengotoran lain yang berasal dari tanah maupun benda anorganik asing (Depkes

RI, 1995).

2.3 Ekstrak dan Ekstraksi

2.3.1 Pengertian

Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi zat

aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang

sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau

serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah

ditetapkan (Depkes RI, 1995).

Page 23: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

8

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ekstrak dikelompokkan atas dasar sifatnya, yaitu (Voight,2005) :

A. Ekstrak encer adalah sediaan yang memiliki konsistensi semacam madu

dan dapat dituang.

B. Ekstrak kental adalah sediaan yang liat dalam keadaan dingin dan tidak

dapat dituang. Kandungan airnya berjumlah sampai 30 %. Tingginya

kandungan air menyebabkan ketidakstabilan sediaan obat karena cemaran

bakteri.

C. Ekstrak kering adalah sediaan yang memiliki konsistensi kering dan

mudah dituang, sebaiknya memiliki kandungan lembab tidak lebih dari

5%.

D. Ekstrak cair, ekstrak yang dibuat sedemikiannya sehingga 1 bagian

simplisia sesuai dengan 2 bagian ekstrak cair.

Ekstraksi merupakan kegiatan penarikan kandungan kimia yang terdapat

pada simplisia. Ragam ekstraksi yang tepat sudah tentu bergantung pada tekstur

dan kandungan air bahan tumbuhan yang diekstraksi dan pada jenis senyawa yang

diisolasi. Umumnya kita perlu membunuh jaringan tumbuhan untuk mencegah

terjadinya oksidasi enzim atau hidrolisis (Harbone, 1996).

Simplisia yang diekstrak mengandung senyawa aktif yang dapat larut dan

senyawa yang tidak dapat larut seperti serat, karbohidrat, protein dan lain-lain.

Senyawa aktif yang terdapat dalam berbagai simplisia dapat digolongkan kedalam

golongan minyak atsiri, alkaloid, flavonoid, dan lain-lain. Struktur kimia yang

yang berbeda-beda akan mempengaruhi kelarutan serta stabilitas senyawa-

senyawa tersebut terhadap pemanasan, udara, cahaya, logam berat, dan derajat

keasaman. Dengan diketahuinya senyawa aktif yang dikandung simplisia akan

mempermudah pemilihan pelarut dan cara ekstraksi yang tepat. Proses ekstraksi

dapat melalui tahap menjadi : Pembuatan serbuk, pembasahan, penyarian, dan

pemekatan (Depkes RI Dirjen POM, 2000).

2.3.2 Metode Ekstraksi

Macam-macam metode penyarian dalam ekstraksi yang dapat dilakukan

diantaranya (Depkes RI Dirjen POM, 2000) :

Page 24: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

9

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

A. Ekstraksi dengan pemerasan, penekanan, atau penghalusan mekanik

B. Ekstraksi dengan menggunakan pelarut :

1. Cara Dingin

a. Maserasi

Maserasi adalah proses ekstraksi simplisia menggunakan pelarut dengan

beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan secara

teknologi termasuk ekstraksi dengan metode pencapaian konsentrasi pada

keseimbangan. Maserasi kinetik berarti dilakukan pengadukan yang kontinu,

sedangkan remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah

dilakukan penyaringan maserat pertama dan seterusnya.

b. Perkolasi

Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai

sempurna (exchaustive extraction) yang umumnya dilakukan pada temperatur

ruangan. Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi dan

perkolasi sebenarnya (penetesan, penampungan ekstrak) secara terus menerus

sampai diperoleh ekstrak.

2. Cara Panas

a. Refluks

Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya,

selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan

dengan adanya pendinginan balik.

b. Soxhletasi

Soxhletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru.

Umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi

berlanjut sampai jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin

balik.

c. Digesti

Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan berlanjut) pada

Page 25: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

10

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan, secara umum

dilakukan pada temperatur 40o C-50

o C.

d. Infus

Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air

mendidih, temperatur terukur 96oC - 98

oC selama waktu tertentu (15-20

menit). Infus pada umumnya digunakan untuk menarik atau mengekstraksi

zat aktif yang larut dalam air dari bahan-bahan nabati. Hasil dari ekstrak

ini akan menghasilkan zat aktif yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh

kuman dan kapang, sehingga ekstrak yang diperoleh dengan infus tidak

boleh disimpan lebih dari 24 jam.

e. Dekok

Dekok adalah infus yang waktunya lebih lama (lebih dari 30 menit) dan

temperatur sampai titik didih air.

f. Destilasi uap

Destilasi uap adalah ekstraksi kandungan senyawa mudah menguap dari

bahan segar atau simplisia dengan uap air. Cara ini didasarkan pada

peristiwa tekanan parsial senyawa kandungan menguap dengan fase uap

air dari ketel secara berlanjut sampai sempurna dan diakhiri dengan

kondensasi fase uap campuran menjadi destilat air bersama senyawa

kandungan yang memisah sempurna atau memisah sebagian.

2.3.3 Ekstraksi dengan metode Digesti

Ekstraksi merupakan penarikan zat aktif yang diinginkan dari bahan mentah

obat dengan menggunakan pelarut yang dipilih dimana zat yang akan diinginkan

larut (Ansel, 2005). Faktor-faktor yang menentukan hasil ekstraksi adalah

jangka waktu sampel kontak dengan cairan pengekstraksi (waktu ekstraksi),

perbandingan antara jumlah sampel terhadap jumlah cairan pelarut, yaitu pelarut

harus mempunyai daya larut yang tinggi dan pelarut tidak berbahaya atau tidak

beracun. Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dapat melarutkan ekstrak

yang diinginkan saja, mempunyai kelarutan yang besar, tidak menyebabkan

perubahan secara kimia pada komponen ekstrak, dan titik didih kedua bahan

tidak boleh terlalu dekat (Bernasconi, 1995). Proses ekstraksi Digesti memiliki

Page 26: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

11

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

daya melarutkan cairan penyari akan meningkat, sehingga pemanasan tersebut

mempunyai pengaruh yang sama dengan pengadukan.

2.4 Asam Urat

Asam urat merupakan hasil akhir dari metabolisme purin, yaitu

perombakan enzimatis sel-sel tubuh dari asam dinukleotida atau asam

ribonukleotida (Conn, 1987; Mathews dan Holde, 1990; Tjay dan Rahardja,

1991; Schunack dkk, 1993). Namun peningkatan asam urat dalam tubuh

secara berlebihan (hiperurikemia) akan menyebabkan penyakit pirai/gout

(Mutschler, 1991). Gout terjadi ketika cairan tubuh sangat jenuh oleh asam

urat karena kadarnya yang tinggi (Widman,1995).

Penelitian terhadap laki-laki di Jepang selama 6 tahun menerangkan

bahwa kegemukan, tekanan darah tinggi, tingkat trigliserida yang tinggi dan

pemakaian alkohol merupakan pemicu terjadinya peningkatan kadar asam

urat darah (Nakanishi dkk, 1999). British Regional Heart Study

menyebutkan, ada faktor resiko hiperurikemia terhadap penyakit

kardiovaskuler, juga aterotrombosis (Voelkel dkk, 2000). Prevalensi pirai di

Taiwan 11,7% dari 41,4% penderita hiperurikemia (Chou dan Lai, 1998),

dan di Amerika kira-kira satu juta penduduk menderita penyakit ini

(Gislason, 2000). Penderita penyakit ini berdasarkan data dari RS. Cipto

Mangunkusumo, Jakarta, cenderung meningkat dari tahun ke tahun

(Krisnatuti et al,2001).

Pengobatan gout bertujuan untuk meredakan serangan gout akut dan

mencegah masa gout berulang serta batu urat. Salah satu jalur untuk

mengatasi gout adalah menurunkan kadar asam urat yang melebihi batas

normal dalam darah (Katzung,1998). Ada dua kelompok obat untuk terapi

penyakit gout yaitu obat yang menghentikan proses inflamasi (urikosurik)

akut dan obat yang mempengaruhi kadar asam urat (urikostatik). Obat

golongan urikostatik menghambat kerja enzim xanthin oksidase yang

mengubah hipoxantin menjadi xanthin dan xanthin menjadi asam urat.

Dengan demikian produksi asam urat berkurang dan produksi xanthin

maupun hipoxanthin meningkat. Contoh obatnya adalah Allopurinol.

Page 27: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

12

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Allopurinol dapat menurunkan konsentrasi asam urat darah secara drastis

dalam beberapa hari atau minggu (Mutschler, 1991).

2.4.1 Asam urat ( C5H4N4O3 atau 2,6,8-trioksipurin )

Gambar 1. Struktur asam urat

2.4.2 Etiologi ( Sifat Fisika Kimia)

Asam urat merupakan senyawa yang termasuk dalam golongan senyawa

purin yang paling mudah dioksidasi. Purin berasal dari makanan, penghancuran

sel-sel tubuh yang sudah tua, serat hasil sintesa bahan-bahan yang ada dalam

tubuh, seperti: CO2, glutamin, glisin, asam asparat, metilentetrahydrofolat dan

N10

formiltetrahydrofolat oleh karena itu dalam kondisi normal asam urat ada

dalam darah dan air seni (urin). Purin dan pirimidin yang dilepaskan oleh

pemecahan nukleotida mungkin digunakan kembali atau dikatabolisme.

Pirimidin dikatabolisme menjadi CO2 dan NH3, dan purin dikonversi menjadi

asam urat (Ganong, 1995).

Asam urat yang bersifat asam lemah disebabkan dari mudah terionisasinya

atom hidrogen pada posisi 9 (pK1 = 5,71) dan posisi 3 (pK2 = 10) dari molekul

tersebut. Hanya disosiasi proton pertama yang perlu dipertimbangkan, karena pK2

yang bernilai 10,3 berada diatas nilai pada cairan fisiologik yang memilki pH 14.

Jadi hanya asam urat dan garam natrium urat yang terdapat dalam cairan tubuh.

Garam natrium urat jauh lebih larut dalam air bila dibandingkan dengan asam

urat. Namun kelarutan garam tersebut memiliki batas tertentu pada cairan plasma.

Serum darah akan jenuh dengan garam natrium urat pada konsentrasi 6,4

mg/100ml. Pada konsentrasi tersebut, larutan akan menjadi tidak stabil dan garam

Page 28: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

13

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

natrium urat akan mengendap dengan cepat membentuk kristal natrium urat yang

tertimbun pada persendian (Kasper et al, 2004).

2.4.3 Patologis Asam Urat

Asam urat dari purin diproduksi dari 3 sumber yaitu diet purin,

perombakan asam nukleat dan nukleotida purin, dan dari sintesis de novo purin.

Normalnya rata- rata produksi asam urat sekitar 600-800 mg tiap hari (Dipiro et

al., 2005). Sebagian kecil dari a s a m urat dipergunakan kembali untuk

sintesis protein inti (inti sel), tetapi sisanya dieksresikan melalui ginjal (70%)

dan usus (30%) (Tjay dan Raharja, 2002).

A. Hiperurisemia

Hiperurisemia adalah suatu keadaan dimana kadar asam urat dalam

darah meningkat dan mengalami kejenuhan. Berdasarkan definisi tersebut

konsentrasi asam urat yang melebihi dari 7,0 mg/dl pada laki-laki dan 5,7

mg/dl pada wanita sudah dianggap hiperurisemia dan beresiko terkena

gout. Hiperurisemia juga dapat dibedakan berdasarkan kenyataan apakah

pasien mengeksresikan asam urat dengan jumlah total atau berlebihan

(lebih dari 600 mg/24 jam) (Kelley, 1991). Penyebab primer dari penyakit

hiperurisemia adalah gangguan pada metabolisme purin yang berakibat

pada terganggunya keseimbangan sintesa asam urat dan eksresinya oleh

ginjal, sehingga kadar asam urat tinggi. Serangan hiperurisemia secara

sekunder dapat disebabkan beberapa penyakit darah (Leukimia, Anemia

haemolitik ) dan hal ini diduga karena eritrosit dan leukosit sanggup

mensintesis 5 phosphoribosil-1-amin. 5 phosphoribosil-1-amin merupakan

produk antara pada metabolisme purin secara de novo yang akhirnya

menjadi asam urat. Penyebab hiperurisemia yang lain yaitu psoriasis,

radioterapi, tranfusi darah, dan injeksi dengan preparat hati yang kaya

akan purin (Raharjo dan Tan,1979).

B. Gout

Kata gout berasal dari bahasa latin “Gutta” yang berarti “tetes”. Kata

tersebut mulai digunakan sekitar tahun 1270 dan dipercaya bahwa gout

Page 29: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

14

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

disebabkan oleh tetesan cairan yang beracun “noxa” pada persendian.

Penyakit gout merupakan suatu proses inflamasi yang terjadi karena

penumpukan kristal asam urat pada sekitar jaringan sendi akibat kadar

asam urat serum yang melebihi kelarutannya. Kristalisasi natrium urat

dalam jaringan lunak dan persendian akan membentuk endapan yang

dinamakan tofus. Proses ini menyebabkan suatu reaksi inflamasi akut,

yaitu artritis akut gout, yang dapat berlanjut menjadi artritis kronis gout.

Pemeriksaan dengan mikroskop cahaya terpolarisasi memperlihatkan

kristal natrium urat yang terbentuk jarum dan bersifat berefringen negatif

(tampak berwarna kuning jika sumbu memanjangnya sejajar dengan

bidang cahaya terpolarisasi) dalam cairan sendi merupakan tanda

diagnostik penyakit gout (Garreth et al, 1995).

2.4.4 Obat-obat hiperurisemia

Beberapa kelompok obat untuk terapi penyakit gout adalah antiinflamasi

nonsteroid, urikosurik yaitu obat yang dapat meningkatkan ekskresi asam urat

dan urikostatik yaitu obat yang dapat menghambat pembentukan asam urat.

Terapi untuk mengatasi gout umumnya membutuhkan waktu yang lama bahkan

satu tahun, sehingga efek samping yang ditimbulkan obat-obat yang digunakan

untuk mengatasi penyakit ini sering terjadi seperti gangguan ginjal dan

gangguan saluran cerna (Hawkins & Rahn,2005). Dengan demikian diperlukan

obat hipourisemik yang memiliki efektivitas dan keamanan yang lebih tinggi.

Allopurinol

Gambar 2. Struktur Allopurinol

Allopurinol berguna untuk mengobati penyakit pirai karena menurunkan

kadar asam urat. Allopurinol berguna untuk pengobatan pirai sekunder akibat

polistemia vera, metaplasia mieloid, leukimia, limfoma, psoriasis, hiperurisemia

Page 30: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

15

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

akibat obat dan radiasi. Obat ini bekerja dengan menghambat xantin oksidase,

enzim yang mengubah hipoxantin menjadi xantin dan selanjutnya menjadi asam

urat. Melalui mekanisme umpan balik allopurinol menghambat sintesis purin

yang merupakan prekursor xantin. Allopurinol sendiri mengalami biotranformasi

oleh enzim xantin oksidase menjadi aloxantin yang masa paruhnya lebih panjang

dari pada allopurinol, itu sebabnya allopurinol yang masa paruhnya pendek

cukup diberikan satu kali sehari (Sulistia G.G et al, 2007).

Dosis untuk penyakit pirai ringan 200-400 mg sehari, 400-600 mg untuk

penyakit yang lebih berat. Dosis untuk anak hiperurisemia sekunder 100-200 mg

sehari. Untuk anak 6-10 tahun: 300 mg sehari dan anak dibawah 6 tahun: 150

mg sehari (Sulistia G.G et al, 2007).

Efek samping Allopurinol (Australian Rheumatology Association, 2009)

Ada beberapa samping yang jarang tapi berpotensi serius efek dengan

allopurinol.

- Masalah kulit: Allopurinol dapat menyebabkan ruam atau pengelupasan

kulit, serta bisul atau bibir sakit atau mulut. Jika salah satu terjadi hubungi

Dokter langsung.

- Kelelahan: Mengantuk dapat terjadi. Jika itu membuat Anda merasa

mengantuk, menghindari mengemudi atau mengoperasikan mesin.

- Hati: Allopurinol dapat mengobarkan hati menyebabkan jenis hepatitis.

Tes darah dapat dipilih jika hal ini terjadi. Dosis allopurinol mungkin perlu

dikurangi atau mungkin perlu dihentikan jika terjadi masalah. Hubungi

dokter segera jika kulit anda mulai menguning dan mata berwarna putih.

- Lainnya: Sakit kepala, pusing, rasa gangguan, tekanan darah tinggi,

umumnya merasa tidak enak, dan rambut rontok dapat terjadi.

Obat urikosorik (Ganiswarna, 1995)

Obat-obat urikosurik meningkatkan klirens ginjal dari asam urat dengan

menghambat reabsorpsi tubular asam urat, memperbesar eksresi dan

mengurangi konsentrasi asam urat di serum. Terapi dengan obat-obat

urikosurik sebaiknya dimulai dengan dosis rendah untuk menghindari

Page 31: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

16

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

efek urikosuria dan terbentuknya endapan asam urat. Aliran urin yang

teratur dan cukup serta pembasaan urin dengan natrium bikarbonat pada

beberapa hari pertama terapi dengan obat urikosurik dapat

menghilangkan kemungkinan adanya kristalisasi asam urat. Efek

samping yang sering terjadi pada pengobatan dengan terapi urikosurik

adalah iritasi saluran pencernaan, ruam kulit, hipersensitivitas, dan

kristalisasi asam urat di urin. Obat-obat urikosurik memiliki

kontraindikasi terhadap pasien yang alergi pada masing-masing obat dan

pada penderita yang mengalami ketidaknormalan fungsi ginjal. Obat-

obat urikosurik diantaranya adalah:

1. Probenesid

Probenesid berefek mencegah dan mengurangi kerusakan sendi serta

pembentukan tofi pada penyakit pirai, tidak efektif untuk mengatasi

serangan akut. Probenesid juga berguna untuk pengobatan hiperurisemia

sekunder. Obat ini biasanya diberikan pada dosis 250 mg dua kali sehari

selama 1-2 minggu kemudian dilanjutkan 500 mg selama 2 minggu.

Setelah itu dosis dilanjutkan 500 mg setiap 1-2 minggu hingga keadaan

menjadi normal atau sampai dosis maksimum 3 g (Sulistia G.G et al,

2007)

2. Sufinpirazon

Sufinpirazon mencegah dan mengurangi kelainan sendi dan tofi pada

penyakit pirai kronik berdasarkan hambatan reabsorbsi tubular asam urat.

Diberikan dengan dosis 100-200 mg dua kali sehari dan ditingkatkan

sampai 400-800 mg kemudian dikurangi sampai dosis efektif minimal.

3. Salisilat

Obat ini memiliki efek paradoksikal dari dosis tinggi dan dosis rendah.

Dosis kecil ( 1 g atau 2 g sehari) menghambat ekskresi asam urat, sehingga

kadar asam urat dalam darah meningkat. Dosis 2 atau 3 g sehari biasanya

tidak mengubah eksresi asam urat. Tetapi pada dosis lebih dari 5 g perhari

terjadi peningkatan eksresi asam urat melalui urin, sehingga kadar asam

Page 32: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

17

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

urat dalam darah menurun. Hal ini terjadi karena pada dosis rendah

salisilat menghambat sekresi tubuli sedangkan pada dosis tinggi salisilat

juga menghambat reabsorpsinya dengan hasil akhir peningkatan eksresi

asam urat. Efek urikosurik ini bertambah bila urin bersifat basa. Dengan

alkalinasi urin, kelarutan asam urat dalam urin meningkat sehingga tidak

terbentuk kristal asam urat dalam tubuli ginjal.

2.5 Kafein

Gambar 4. Struktur kafeina

Kafein adalah komponen alkaloid derivat xantin yang mengandung gugus

metil yang akan dioksidasi oleh xantin oksidase membentuk asam urat sehingga

dapat meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh. Maka, dalam penelitian ini

kafein digunakan sebagai penginduksi asam urat yang poten yang dapat

menyebabkan hewan coba menjadi hiperurisemia (Azizahwati et al, 2005).

Kafein adalah basa sangat lemah dari larutan air atau alkohol tidak

terbentuk garam yang stabil. Kafein terdapat sebagai serbuk putih, atau sebagai

jarum mengkilap putih, tidak berbau dan rasanya pahit. Kafein larut dalam air

(1:50), alkohol (1:75), atau kloroform (1:6) tetapi kurang larut dalam eter.

Kelarutan naik dalam air panas (1:6 pada 80oC) atau alkohol panas (1:25 pada

60oC). Kafein merupakan perangsang susunan saraf pusat, merangsang otot

jantung dan melemaskan otot polos bronchus. Secara klinis biasanya digunakan

berdasarkan khasiat sentralnya merangsang semua susunan saraf pusat, mula –

mula korteks kemudian batang otak, sedangkan medulla spinalis hanya dirangsang

dengan dosis besar (Sudarmi, 1997)

Kafein dapat dikeluarkan dari otak dengan cepat, tidak seperti alkohol atau

perangsang sistem saraf pusat yang lain. Tambahan lagi, kafein tidak mengganggu

fungsi mental tinggi dan tumpuan otak. Pengambilan kafein secara berkelanjutan

Page 33: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

18

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

akan menyebabkan badan menjadi toleran dengan kehadiran kafein. Oleh itu, jika

pengambilan kafein diberhentikan (proses ini dinamakan "penarikan" atau

"tarikan"), badan menjadi terlalu sensitif terhadap adenosin menyebabkan tekanan

darah turun secara mendadak yang seterusnya mengakibatkan sakit kepala dan

sebagainya (Ganiswarna, 1995).

Dalam dosis standar antara 50-200 mg, kafein utamanya mempengaruhi

lapisan luar otak. Pengaruh ini bisa mengurangi kelelahan. Dalam dosis besar

pusat vasomotor dan pernapasan terpengaruh. Konsumsi kafein sebaiknya tidak

melebihi 300 mg sehari. Para ahli menyarankan 200-300 mg kafein dalam sehari

merupakan jumlah yang cukup. Tapi mengkonsumsi kafein sebanyak 100 mg tiap

hari dapat menyebabkan individu tersebut tergantung kepada kafein. Keracunan

kafein kronis, bila minum 5 cangkir teh setiap hari yang setara dengan 600 mg

kafein. Lama kelamaan akan memperlihatkan tanda dan gejala seperti gangguan

pencernaan makanan, rasa lelah, gelisah, sukar tidur, tidak nafsu makan, sakit

kepala, pusing, bingung, berdebar, sesak nafas, dan kadang sukar buang air besar

(Setiawan, 2002).

2.6 Metode Pemeriksaan Kadar Asam Urat Darah

Metode Enzimatik Spektrofotometer UV-Vis

Kadar asam urat ditetapkan berdasarkan reaksi enzimatik menggunakan

reagen uric acid FS* TBHBA, dengan cara 20 ul serum ditambah 1000 ul

monoreagen yang dibuat dengan mencampurkan 4 bagian reagen 1 dan 1 bagian

reagen 2. Serum yang telah dicampur homogen dengan pereaksi uric acid FS*

TBHBA diinkubasi selama 10 menit pada suhu 37º C. Selanjutnya larutan sampel,

standar dan blangko dibaca absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer

StartDust FC*15 pada panjang gelombang 546 nm (Ariyanti et al. 2007).

Metode Tes Strip Asam Urat

Pengukuran kadar asam urat darah tikus putih dilakukan dengan alat tes

strip asam urat. Alat ini merupakan alat yang digunakan untuk memonitor tingkat

asam urat di dalam darah. Alat tes strip Easytouch GCU dirancang untuk

Page 34: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

19

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

pengukuran kuantitatif dari tingkat asam urat dalam darah. Teknologi yang

digunakan adalah electrode-based biosensor. Pengukuran ini berdasarkan

penentuan perubahan arus yang disebabkan oleh reaksi asam urat dengan reagen

pada elektroda dari stip tersebut. Ketika sampel darah menyentuh area target

sampel dari strip, darah secara otomatis ditarik ke dalam zona reaksi dari strip.

Hasil tes akan ditampilkan pada layar setelah 20 detik (Bioptik technologi Inc).

2.7 Tinjauan Hewan Coba

Hewan percobaan yang umum digunakan dalam penelitian farmakologi

dan toksikologi adalah mencit dan tikus putih. Hewan ini dipilih karena murah,

mudah didapat dan mudah ditangani. Mencit dan tikus putih memiliki banyak data

toksikologi, sehingga mempermudah pembandingan toksisitas zat-zat kimia.

Tikus putih telah digunakan secara luas untuk tujuan penelitian, karena hewan ini

telah diketahui sifat-sifatnya dengan sempurna, mudah dipelihara, merupakan

hewan yang relatif sehat dan cocok untuk berbagai macam penelitian (Lu, 1995).

Tikus putih mempunyai 3 galur yang umum dikenal yaitu, galur Sprague-

Dawley, galur Winstar dan galur Long-Evans. Galur Sprague-Dawley yang umum

digunakan untuk penelitian, mempunyai ciri berwarna putih albino, berkepala

kecil dan ekornya lebih panjang dari badannya, galur Wistar mempunyai ciri-ciri

warna tubuh putih, mata berwarna merah (albino), ukuran kepala dan ekor lebih

pendek dari badannya, sedangkan galur Long-Evans ditandai dengan warna hitam

dibagian kepala, dan tubuh bagian depan (Malole et al. 1989).

Page 35: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

20

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di laboratorium Farmasi Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Belangsung

mulai dari bulan Mei 2013 sampai bulan September 2013.

3.2 Bahan dan Alat

3.2.1 Bahan-bahan

Simplisia daun binahong didapatkan dari Balai Penelitian Tanaman Obat

dan Aromatik (Balittro). Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian

adalah : hewan coba berupa tikus putih jantan galur Sprague-Dawley, berat

berumur 3-4 bulan dengan berat badan 150-250 gram. Pakan berupa butiran

(pellet) diberikan sebanyak ± 10 gr/ekor/hari dan diberikan minum berupa air

ledeng secukupnya, ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis),

etanol 70%, Kafeina, allopurinol, Eter, Na CMC, NaCl, ammoniak, kloroform,

HCl, serbuk Mg, pereaksi Dragendroff, pereaksi Mayer, amil alkohol, FeCl3,

Aquades, tes strip asam urat.

3.2.2 Alat-alat

Adapun alat-alat yang digunakan dalam penlitian ini adalah : timbangan

hewan (Ohauss), kandang tikus beserta tempat makanan dan minum, sonde oral,

jarum suntik, hotplate, blender, magnetic stirrer, destiller, oven, timbangan

analitik, holder, waterbath, vacuum rotary evaporator, kertas saring, kapas,

kamera, alat tes strip asam urat (EasyTouch GCU), timbangan hewan, timbangan

analitik, dan alat-alat gelas.

3.3 Prosedur kerja

3.3.1 Preparasi sampel

Pembuatan simplisia berupa daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.)

Steenis) melalui tahapan-tahapan pembuatan simplisia yang baik dan memenuhi

Page 36: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

21

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

syarat terdiri dari tahap-tahap sebagai berikut : sortasi basah, pencucian,

perajangan, pengeringan, sortasi kering, penggilingan dan pengayakan.

3.3.2 Pembuatan Ekstrak

Pada pembuatan ekstrak daun binahong digunakan metode ekstraksi cara

panas dengan digesti dan menggunakan etanol 70%.

Ditimbang serbuk simplisia daun binahong 400 gram, kemudian

dimasukkan ke dalam wadah lalu diekstraksi dengan metode digesti menggunakan

pelarut etanol 70 % sampai seluruh serbuk terendam oleh pelarut, pada suhu 50°C

selama 3 jam diatas waterbath dan sesekali diaduk hingga tidak ada lagi senyawa

yang terekstrak dengan ditandai warna pelarut jernih. Filtrat yang diperoleh

diuapkan dengan rotary evaporator hingga didapatkan ekstrak kental. Ekstrak

yang dihasilkan selanjutnya disimpan dan digunakan untuk perlakuan. Setelah

didapatkan ektrak kental maka dihitung hasil rendemen ekstrak (hasil perolehan

kembali) dengan rumus:

Bobot ekstrak yang didapat

% Rendemen = ------------------------------------------------- x 100%

Bobot serbuk simplisia yang diekstraksi

3.3.3 Pengujian Parameter Non Spesifik Ekstrak

Susut Pengeringan dan Kadar Air

Ekstrak ditimbang dengan seksama sebanyak 1 gram dan dimasukan ke

dalam botol timbang dangkal bertutup yang sebelumnya telah dipanaskan

pada suhu 105oC selama 30 menit dan telah ditara. Sebelum ditimbang,

ekstrak diratakan dalam botol timbang dengan menggoyang-goyangkan

botol, hingga merupakan lapisan setebal lebih kurang 5 mm sampai 10

mm, kemudian dimasukan ke dalam oven, buka tutupnya. Pengeringan

dilakukan pada suhu penetapan yaitu 105oC hingga diperoleh bobot tetap

lalu ditimbang. Sebelum setiap pengeringan, botol dibiarkan dalam

keadaan tertutup mendingin dalam eksikator hingga suhu kamar.

Kadar Abu

Lebih kurang 2 g ekstrak yang telah digerus dan ditimbang seksama,

dimasukan kedalam krus platina atau krus silikat yang telah dipijarkan dan

Page 37: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

22

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ditara, lalu ekstrak diratakan. Dipijarkan perlahan-lahan hingga arang

habis, didinginkan, ditimbang. Jika arang tidak dapat hilang, ditambahkan

air panas, disaring dengan menggunakan kertas saring bebas abu.

Dipijarkan sisa abu dan kertas saring dalam krus yang sama. Filtrat

dimasukkan ke dalam krus, diuapkan, dipijarkan hingga bobot tetap,

ditimbang. Kadar abu dihitung terhadap berat ekstrak dan dinyatakan

dalam % b/b (Depkes RI, 2000).

3.3.4 Uji Penapisan Fitokimia (Farnsworth, 1996)

A. Identifikasi golongan alkaloid

Sebanyak + 5 gram serbuk dilembabkan dengan 5 ml ammoniak 25 % digerus

dalam mortir, kemudian ditambahkan 20 ml kloroform dan digerus kembali

dengan kuat, campuran tersebut disaring dengan kertas saring, filtrat berupa

larutan organik diambil (sebagai larutan A), sebagai larutan A (10 ml)

diekstraksi dengan 10 ml larutan HCl 1:10 dengan pengocokan dalam tabung

reaksi, diambil larutan bagian atasnya (larutan B). Larutan A diteteskan

beberapa tetes pada kertas saring dan disemprot atau ditetesi dengan pereaksi

Dragendroff, terbentuk warna merah atau jingga pada kertas saring

menunjukkan adanya senyawa alkaloid. Larutan B dibagi dalam 2 tabung

reaksi, ditambahkan masing-masing pereaksi Dragendroff dan pereaksi

Mayer, terbentuk endapan merah bata dengan pereaksi Dragendroff dan

endapan putih dengan pereaksi Mayer menunjukkan adanya senyawa alkaloid.

B. Identifikasi golongan flavonoid

Sebanyak + 10 gram serbuk ditambah 100 ml air panas, didihkan selama 5

menit, saring. Ambil 5 ml filtratnya (dalam tabung reaksi), ditambahkan

serbuk Mg secukupnya dan 1 ml asam klorida pekat dan 2 ml amil alkohol,

kocok kuat dan biarkan memisah. Terbentuknya warna merah, kuning, atau

jingga pada lapisan amil alkohol menunjukkan adanya flavonoid.

C. Identifikasi golongan saponin

Serbuk dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambah 10 ml air panas.

Setelah dingin kocok kuat secara vertikal selama 10 detik. Terbentuknya busa

Page 38: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

23

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang stabil, menunjukkan adanya saponin, bila ditambahkan 1 tetes HCl 1%

busa tetap stabil.

D. Identifikasi golongan Polifenol

200 mg ekstrak dilarutkan dalam 10 mL air lalu dipanaskan selama 10 menit,

larutan didinginkan, setelah dingin larutan disaring. Filtrat ditetesi dengan

FeCl3 sebanyak 3 tetes. Lalu diamati perubahan warnanya. Hasil positif

polifenol adalah terbentuknya larutan berwarna hijau kehitaman atau biru tua,

maka menunjukkan mengandung polifenol.

3.3.5 Persiapan Hewan Uji

Hewan coba yang digunakan adalah tikus putih jantan bergalur Sprague-

Dawley yang berumur 3-4 bulan dengan berat badan 150-250 gram diaklimatisasi

selama 1 bulan agar dapat menyesuaikan dengan lingkungannya, mengontrol

kesehatan dan berat badannya. Selama proses adaptasi dilakukan pengamatan

kondisi umum dan penimbangan berat badan. Hewan uji dipilih sebanyak 36 ekor

tikus putih jantan secara acak untuk dibagi menjadi 6 kelompok, masing-masing

terdiri dari 6 ekor.

3.3.6 Rancangan Percobaan

Hewan uji dipilih sebanyak 36 ekor tikus putih jantan secara acak untuk

dibagi menjadi 6 kelompok, masing-masing terdiri dari 6 ekor (Tabel 1).

Tabel 1. Pembagian kelompok hewan uji

Kelompok Jumlah

Tikus Perlakuan

I 6 Kontrol normal, diberi air larutan Na-CMC 0,5 %

II 6 Kontrol negatif, diberi kafeina 3 mg/200 g BB dalam

larutan Na-CMC 0,5 %

III 6 Diberi kafeina 3 mg/200 g BB dalam larutan Na-

Page 39: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

24

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

CMC 0,5 % dan allopurinol 4 mg/200 g BB dalam

larutan Na-CMC 0,5 % (Pembanding)

IV 6 Diberi kafeina 3 mg/200 g BB dalam larutan Na-

CMC 0,5 % dan ekstrak etanol 70% dosis rendah

V 6 Diberi kafeina 3 mg/200 g BB dalam larutan Na-

CMC 0,5 % dan ekstrak etanol 70% dosis sedang

VI 6 Diberi kafeina 3 mg/200 g BB dalam larutan Na-

CMC 0,5 % dan ekstrak Etanol 70% dosis tinggi

Penentuan jumlah tikus tiap kelompok, dihitung berdasarkan rumus Federer : (n-

1) (t-1) ≥15, dimana t menunjukkan jumlah perlakuan dan n menunjukkan jumlah

ulangan minimal dari tiap perlakuan (Sudjana, 1992).

Jumlah hewan uji yang digunakan adalah :

(n-1) (t-1) ≥ 15

(n-1) (6-1) ≥ 15

(n-1) (5) ≥ 15

(5n-5) ≥ 15

5n ≥ 20

n ≥ 4

jadi hasil ini sudah dapat diterima, berdasarkan rumus Federer.

3.3.7 Perhitungan Dosis.

Perhitungan Dosis Untuk Uji Pendahuluan

Sebelum dilakukan pengujian, dilakukan uji pendahuluan terlebih

dahulu, hal ini dikarena belum adanya penelitian terdahulu mengenai daun

Binahong sebagai penurun kadar asam urat darah. Dosis pendahuluan yang

digunakan adalah dosis rendah 10 mg/kgBB, dosis sedang 100 mg/kgBB,

dosis tinggi 1000 mg/kgBB, dan dosis agak tinggi 2000 mg/kgBB untuk

Page 40: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

25

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

seluruh ekstrak kental. Setelah itu didapatkan rentang dosis uji masing-

masing ekstrak untuk diujikan kepada hewan uji.

3.3.8 Percobaan

Pada uji ini dilakukan upaya peningkatan kadar asam urat darah dengan

menginduksi tikus dengan kafein 3 mg/200 g BB. Setelah penginduksian tersebut,

kadar asam urat darah tikus dikontrol dan diukur pada hari ke 0 untuk meyakinkan

bahwa kafeina dengan dosis tersebut menyebabkan hiperurisemia. Selesai

perlakukan, semua tikus diistirahatkan di dalam kandang masing-masing dan

diberi makan dan minum. Pada hari ke 1 dilakukan pemberian perlakuan

berdasarkan kelompoknya masing-masing setiap hari. Pengukuran kadar asam

urat darah selanjutnya pada hari ke 3, ke 6 dan ke 9 setelah perlakuan (Azizahwati

et al, 2005)

3.3.9 Cara Pengambilan Darah

Sebelum diambil darah, ekor tikus dibersihkan dengan etanol 70%. Darah

diambil melalui ekor dengan cara melukai/memotong ekor dengan pisau kecil.

Darah yang keluar dari ekor lalu diteteskan pada strip asam urat.

3.3.10 Pengukuran Kadar Asam Urat Darah

Pengukuran kadar asam urat dalam darah dilakukan dengan menggunakan

alat tes strip asam urat. Alat tes strip Easytouch GCU (Glucose Cholesterol Uric

acid) dirancang untuk pengukuran kuantitatif dari tingkat asam urat dalam darah.

Pengukuran ini berdasarkan penentuan perubahan arus yang disebabkan oleh

reaksi asam urat dengan reagen pada elektroda dari strip tersebut. Ketika sampel

darah menyentuh area target sampel dari strip, darah secara otomatis ditarik ke

dalam zona reaksi dari strip. Hasil tes akan ditampilkan pada layar setelah 20

detik (Bioptik technologi Inc).

Page 41: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

26

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3.12 Uji Statistik Terhadap Kadar Asam Urat Darah

Data yang diperoleh diolah secara statistik menggunakan SPSS. Dimana

kadar asam urat darah Hari Pertama untuk semua kelompok uji diuji

homogenitasnya (Levene) dan uji kenormalannya (One-Sample Kolmogorov-

Smirnov Test). Bila kedua uji ini dipenuhi maka selanjutnya dilakukan uji

ANOVA satu arah untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan bermakna antara

kelompok perlakuan dan bila terdapat perbedaan bermakna, maka untuk

mengetahui perbedaan antar kelompok perlakuan dilanjutkan uji Beda Nyata

Terkecil (BNT) dengan metode LSD. Tetapi bila ada salah satu atau kedua uji

tersebut tidak dipenuhi maka analisis dilakukan dengan uji Kruskall Wallis

(Dahlan, 2004).

Hipotesis : Ho: tidak ada perbedaan yang bermakna anatara setiap kelompok

Ha : terdapat perbedaan yang bermakna antara setiap kelompok

Kriteria pengujian : Bila nilai sig ≤ 0,05 Ho ditolak, berarti terdapat perbedaan.

Bila nilai sig ≥ 0,05 Ho diterima, berarti tidak terdapat

perbedaan (Dahlan, 2004).

Page 42: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

27

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Hasil Determinasi

Daun binahong yang digunakan diperoleh dari BALITTRO Bogor.

Determinasi tanaman dimaksudkan untuk menetapkan kemurnian sampel yang

berkaitan dengan ciri-ciri makroskopis dengan mencocokan ciri-ciri tersebut

terhadap pustaka. Sehingga telah dilakukan determinasi Daun Binahong

(Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) dilaboratorium Herbarium LIPI Bogor , Jawa

Barat. Dari hasil determinasi dapat dipastikan bahwa tanaman yang digunakan

dalam penelitian ini adalah Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis)

4.1.2 Hasil Pengujian Ekstrak Etanol 70% Daun Binahong (Anredera

cordifolia (Ten.) Steenis)

Tabel 2. Hasil Pengujian Ekstrak Etanol 70% Daun Binahong (Anredera

cordifolia (Ten.) Steenis)

Jenis Pengujian Hasil Pengujian

Warna Hijau tua

Bau Agak menyengat

Rendemen 4,45 %

Kadar air 1,8768 %

Kadar abu 4,83279 %

Page 43: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

28

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.1.3 Hasil Penapisan Fitokimia Daun Binahong

Tabel 3. Hasil Penapisan Fitokimia Daun Binahong

Golongan Senyawa Hasil Penapisan

a. Alkaloid

b. Flavonoid

c. Saponin

d. Steroid/Triterpenoid

e. Tannin

f. Kuinon

g. Minyak atsiri

h. Kumarin

i. Polifenol

+

+

+

-

-

-

-

-

+

Keterangan : (+) Memberikan reaksi positif, (-) Memberikan reaksi negatif

4.1.4 Hasil Pengukuran Rata-rata Kadar Asam Urat Darah Uji

Pendahuluan

Gambar 1. Kurva Kadar Asam Urat Darah Rata-rata Hewan Uji Pendahuluan

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

0 6 9

Kad

ar

Asa

m U

rat

Dara

h

Waktu (hari)

Dosis 10mg/kgBB

Dosis 100mg/kgBB

Dosis 1000mg/kgBB

Dosis 2000mg/kgBB

Page 44: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

29

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4. Hasil Pengukuran Rata-rata Kadar Asam Urat Darah pada Uji Pendahuluan

(mg/dl)

Waktu (Hari) Dosis rendah Dosis sedang Dosis tinggi Dosis agak

tinggi

0 1,8 1,6 1,65 1,5

6 2,65 3,3 3,25 3,15

9 2,2 2,25 2,4 2,6

4.1.5 Hasil Pengukuran Rata-rata Kadar Asam Urat Darah selama

percobaan (mg/dl)

Gambar 2. Kurva kadar asam urat darah rata-rata hewan uji selama percobaan

Tabel 5. Hasil Pengukuran Rata-rata Kadar Asam Urat Darah selama percobaan

(mg/dl)

Waktu

(Hari)

Kontrol

Normal

Kontrol

Negatif

Kontrol

Pembanding

Ekstrak

Dosis

Rendah

Ekstrak

Dosis

Sedang

Ekstrak

Dosis

Tinggi

0 1,58 1,5 1,5 1,6 1,58 1,63

6 1,51 3,16 3,03 3,06 3,08 3,1

9 1,65 3,4 2,55 2,6 2,53 2,45

12 1,55 3,48 2,08 2,3 2,26 2,18

15 1,61 3,56 1,55 1,91 1,83 1,75

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

0 6 9 12 15

Kad

ar

Asa

m U

rat

Dara

h

Waktu (hari)

Kontrol Normal

Kontrol Negatif

Kontrol Pembanding

Dosis 50mg/kgBB

Dosis 100mg/kgBB

Dosis 200mg/kgBB

Page 45: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

30

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 6. Nilai Rerata dan Standar Deviasi Kadar Asam Urat Tikus

Waktu

(Hari)

Kontrol

Normal

Kontrol

Negatif

Kontrol

Pembanding

Ekstrak

Dosis

Rendah

Ekstrak

Dosis

Sedang

Ekstrak

Dosis

Tinggi

Sebelum

diinduksi

Hari ke 0

1,58±0,14 1,5±0,16 1,5±0,14 1,6±0,14 1,58±0,14 1,63±0,1

Sebelum

pemberian

Ekstrak

Hari ke 6

1,51±0,19 3,16±0,26 3,03±0,6 3,06±0,18 3,08±0,19 3,1±0,25

Setelah

pemberian

Ekstrak

Hari ke 9

1,65±0,25 3,4±0,26 2,55±0,1 2,6±0,14 2,66±0,18 2,66±0,1

Setelah

pemberian

Ekstrak

Hari ke 12

1,55±0,21 3,48±0,21 2,03±0,14 2,2±0,14 2,35±0,15 2,33±0,11

Setelah

pemberian

Ekstrak

Hari ke15

1,61±0,25 3,56±0,2 1,68±0,17 1,81±0,13 1,8±0,15 1,78±0,13

4.1.6 Uji Statistik kadar asam urat darah

Kadar asam urat darah sebelum dan sesudah percobaan seluruh kelompok hewan

uji dilakukan uji normalitas (One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test) dan uji

homogenitas (Levene) menunjukkan kadar asam urat darah sebelum dan sesudah

percobaan terdistribusi normal (p ≥ 0,05) dan pada uji homogenitas menunjukkan

bervariasi homogen (p ≥ 0,05) sehingga dapat dilanjutkan dengan uji ANOVA

satu arah (Lampiran 12). pada Uji ANOVA satu arah bila (p ≥ 0,05) maka harus

dilakukan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan metode LSD (Tabel 12).

Page 46: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

31

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.2 Pembahasan

Dalam penelitian ini menggunakan ekstrak daun binahong (Anredera

cordifolia (Ten.) Steenis) dengan ekstraksi pelarut etanol 70%. Dikarenakan daun

binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) belum diketahui dosis yang tepat

dalam menurunkan kadar asam urat, maka diperlukan uji pendahuluan. Dalam uji

pendahuluan dibuat dalam 4 kelompok, yaitu dosis rendah 10mg/kgBB, dosis

sedang 100mg/kgBB, dosis tinggi 1000mg/kgBB dan dosis sangat tinggi

2000mg/kgBB yang terdiri dari 2 tikus tiap kelompoknya. Dari hasil uji

pendahuluan dapat diketahui bahwa dosis sedang 100mg/kgBB yang dapat

menurunkan kadar asam urat dalam darah dengan baik.

Pada penelitian ini menggunakan tikus sebagai hewan uji karena mudah

didapat, murah dan telah ada penelitian mengenai asam urat menggunakan hewan

tikus. Tikus yang digunakan sebanyak 36 ekor tikus yang dibagi dalam 6

kelompok. Penggunaan variasi dosis ditujukan untuk melihat pengaruh perbedaan

dosis dengan efek menurunkan kadar asam uratnya. Tikus putih jantan galur

Sparague-Dawley berusia 3-4 bulan. Pemilihan usia 3-4 bulan karena rentang

umur tersebut mewakili usia dewasa pada tikus sehingga diharapkan proses

absorpsi, distribusi, metabolisme dan eksresi sedang berjalan normal. Pemilihan

jenis kelamin jantan dilakukan untuk menghindari pengaruh hormonal yang

umumnya terjadi pada tikus betina yang dapat mempengaruhi jumlah asam urat

sebenarnya dalam darah. Tikus yang digunakan dengan ciri-ciri bulu bersih, mata

merah jernih bersinar, ukuran kepala kecil, ekor lebih panjang dari badannya,

tingkah laku normal dan berat badan bertambah setelah di aklimatisasi menjadi

180-250g selama ±1 bulan.

Pada hari ke-0 sebelum diinduksi dengan kafeina, dilakukan pengukuran

kadar asam urat darah untuk mengetahui seluruh kelompok tikus menunjukkan

kadar asam urat darah yang normal. Kemudian pada hari ke-6 tikus mengalami

hiperurisemia awal. Dan pada hari ke-7 dilakukan pemberian perlakuan

berdasarkan kelompoknya masing-masing setiap hari. Pengukuran kadar asam

urat darah selanjutnya pada hari ke-9, ke-12 dan ke-15.

Daun binahong diesktraksi dengan menggunakan metode digesti. Cara ini

dipilih karena daya melarutkan cairan penyari akan meningkat, sehingga

Page 47: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

32

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

pemanasan tersebut mempunyai pengaruh yang sama dengan pengadukan. Serbuk

simplisia daun binahong yang digunakan untuk ekstraksi sebanyak 400gram yang

kemudian diperoleh ektsrak etanol 70% sebanyak 17,8 gram dengan rendemen

4,45%.

Pemilihan pelarut etanol 70% ini karena etanol 70% lebih mudah dan

mampu melarutkan hampir semua zat baik yang bersifat polar, semipolar, dan

nonpolar. Etanol 70% sebagai penyari dapat memperbaiki stabilitas bahan terlarut

dan sangat efektif dalam menghasilkan jumlah bahan aktif yang optimal, dimana

bahan pengotor hanya dalam skala kecil turut dalam cairan pengekstraksi.

Kafein adalah komponen alkaloid derivat xantin yang mengandung gugus

metil yang akan dioksidasi oleh xantin oksidase membentuk asam urat sehingga

dapat meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh. Maka, dalam penelitian ini

kafein digunakan sebagai penginduksi asam urat yang poten yang dapat

menyebabkan hewan coba menjadi hiperurisemia.

Berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Azizahwati (2005),

pada penelitian kali ini dosis kafein yang digunakan adalah 3 mg/200gBB.

Sedangkan dosis yang digunakan Azizahwati adalah 27 mg/200g BB. Meskipun

jauh lebih rendah, pada dosis yang digunakan dalam penelitian ini kafein sudah

mampu menginduksi asam urat dengan baik.

Digunakan allopurinol sebagai pembanding karena allopurinol adalah obat

modern yang umum digunakan untuk menurunkan kadar asam urat dan

allopurinol merupakan derivat asam nukleat yang diduga juga mampu

menghambat sintesis asam urat. Mekanisme penghambatan allopurinol ini

dimanfaatkan untuk menjaga sintesis asam urat tetap stabil.

Berdasarkan pada uji normalitas (One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test)

menunjukkan bahwa kadar asam urat darah seluruh kelompok hewan uji

terdistribusi normal (p≥0,05) dan pada uji homogenitas (Levene) menunjukkan

bervariasi homogen (p≥0,05) sehingga dapat dilanjutkan dengan uji ANOVA.

Pada uji ANOVA satu arah bila (p≤0,05) maka harus dilakukan uji Beda Nyata

Terkecil (BNT) dengan metode LSD ( Lampiran 12).

Kadar asam urat darah pada hewan uji setelah diberikan kafeina 6 hari

menunjukkan kadar asam urat darah berbeda secara bermakna (p≤0,05) dan

Page 48: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

33

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

setelah dilakukan uji BNT hari ke-6 hasilnya menunjukkan kadar asam urat darah

semua kelompok hewan uji berbeda secara bermakna (p≤0,05) dengan kelompok

normal karena telah mengalami hiperurisemia.

Uji BNT hari ke-9 kadar asam urat seluruh kelompok hewan uji ekstrak,

kontrol negatif dan kontrol pembanding menunjukkan berbeda bermakna (p≤0,05)

dengan kelompok normal ; seluruh kelompok hewan uji ekstrak, kontrol normal

dan kontrol pembanding menunjukkan berbeda bermakna (p≤0,05) dengan kontrol

negatif; seluruh kelompok hewan uji ekstrak menunjukkan tidak berbeda

bermakna (p≥0,05) dengan kontrol pembanding sehingga dapat disimpulkan

walaupun seluruh kelompok hewan uji ekstrak dan kontrol pembanding kadar

asam urat darahnya belum normal tetapi telah menunjukkan adanya penurunan

kadar asam urat dibandingkan dengan kontrol negatif dan kerja semua ekstrak uji

sebanding dengan pembanding.

Uji BNT hari ke-12 kadar asam urat darah kelompok hewan uji ekstrak

dan kontrol negatif menunjukkan berbeda bermakna (p≤0,05) dengan kontrol

normal; seluruh kelompok ekstrak uji, kontrol normal dan kontrol pembanding

menunjukkan berbeda secara bermakna (p≤0,05) dengan kontrol negatif;kontrol

normal, kontrol negatif, ekstrak uji dosis rendah dan ekstrak uji dosis sedang

menunjukkan berbeda secara bermakna (p≤0,05) dengan kontrol pembanding.

Uji BNT hari ke-15 kadar asam urat kontrol negatif dan ekstrak uji dosis

tinggi berbeda secara bermakna (p≤0,05) dengan kontrol normal; seluruh

kelompok ekstrak uji, kontrol normal dan kontrol pembanding menunjukan

berbeda bermakna (p≤0,05) dengan kontrol negatif; ekstrak uji dosis sedang dan

ekstrak uji dosis tinggi menunjukkan tidak berbeda bermakna (p≥0,05) dengan

kontrol pembanding.

Perhitungan persentase penurunan kadar asam urat darah

Tabel 7. Hasil persentase penurunan kadar asam urat darah rata-rata kelompok

ekstrak uji dan kontrol pembanding

Kelompok Perlakuan % Penurunan

9 hari* 12 hari* 15 hari*

Page 49: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

34

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kontrol Pembanding 31,37 % 62,09 % 96,73 %

Ekstrak Dosis 50mg/kgBB 31,50 % 52,05 % 78,76 %

Ekstrak Dosis 100mg/kgBB 36,66 % 52 % 83,33 %

Ekstrak Dosis 200mg/kgBB 44,21 % 62,58 % 91,83 %

Keterangan :

* Hari setelah perlakuan

Data efektivitas penurunan kadar asam urat rata-rata pada hari ke-15 yang

diperoleh dari setiap kelompok terlihat bahwa allopurinol (kontrol pembanding)

memiliki kemampuan menurunkan kadar asam urat yang paling besar yaitu

96,73%. Efektivitas kedua yang dimiliki oleh kelompok ekstrak uji dengan dosis

tinggi (200mg/kgBB) yaitu 91,83%, dosis sedang (100mg/kgBB) yaitu 83,33%

dan kelompok dosis rendah (50mg/kgBB) yaitu sebesar 78,76%.

Page 50: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

35

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan :

1. Ekstrak etanol 70% dari daun binahong (Anredera cordifolia (Ten)

Steenis) dapat menurunkan kadar asam urat darah tikus putih yang

diinduksi dengan kafein.

2. Persentase penurunan kadar asam urat darah terbesar yaitu pada dosis

tinggi (200mg/kgBB) sebesar 91,83%.

5.2.1 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui zat atau

senyawa aktif yang terdapat dalam tanaman daun binahong (Anredera

cordifolia (Ten) Steenis) yang mampu beraktivitas sebagai penurun

kadar asam urat darah tersebut.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh

daun binahong terhadap sintesis asam urat dengan metode yang telah

ada dan dengan menambah parameter pengamatannya.

Page 51: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

36

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Farmakologi dan Terapi Edisi 4. 1995. Jakarta: Bagian

Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Ansel, H.C. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi keempat.

Jakarta. UI Press.

Azizahwati, W., Sumali, Prihandini, K. 2005. Efek Penurunan Kadar

Asam Urat Dalam Darah Tikus Putih Jantan Dari Rebusan Akar

Tanaman Akar Kucing (Acalypha Indica L). Departemen Farmasi

FMIPA-UI. Depok.

Bernasconi, G. 1995. Teknologi Kimia. Jilid 2. Edisi pertama. Jakarta. PT.

Pradaya Paramita.

Bioptik technologi Inc. Buku petunjuk manual Easy Touch GCU. China :

4, 38-41

Cameron JS, Moro F, Simmonds HA. (1993). "Gout, uric acid and purine

metabolism in paediatric nephrology.". Pediatr Nephrol. 7 (1):

105–118. Diakses pada tanggal 7 Maret 2013.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1989. Materi Medika

Indonesia Jilid V. Direktorat Jendral pengawasan Obat dan

Makanan, Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia,

edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Departemen Kesehatan RI. 2000. Parameter Standard Umum Ekstrak

Tumbuhan Obat. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan

Makanan. Jakarta.

Elda A.H., Sri U.S., Sugiarto P. 2011. Efek Ekstrak Etanol Daun Binahong

(Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) Dalam Mempercepat Durasi

Penyembuhan Luka Sayat Pada Mencit Swiss Webster Jantan.

Jurnal Bahan Alam Indonesia. Volume 9, no 2.

Feri, M. 2009. Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) Sebagai

Obat. Jurnal Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman

Industri. Volume 15 Nomor 1:3

Page 52: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

37

Fransworth NR. 1996. Biological and Phytochemical, Screening of Plant.

Journal Pharm Science, 55(3), 225-265.

Ganiswarna, Sulistia G. 1995. Farmakologi dan Terapi edisi 4. Fakultas

Kedokteran UI. Jakarta; 220-222; 226-2.

Ganong William F. 1995. Fisiologi Kedokteran Edisi 14. Jakarta : EGC.

Gunawan Didik. Apt.SU dan Mulyani Sri, Apt. SU. 2004. Ilmu Obat Alam

(Farmakognosi) Jilid 1. Hal : 9

Harborne, J.B. 1996. Metode Fitokimia Penuntun Cara modern

Menganalisis Tumbuhan. Terjemahan: Kosasih P, Soediro Iwang,

Bandung ITB; 6-17.

Hawkins, D. W,. & Rahn, D.W. (2005). Gout and hyperuricemia:

pharmacotherapy a pathophysiological approach. Mc Graw-Hill.

Katrin, B., Elya, J., Amin, M., Permawati. (2009). Aktivitas ekstrak air

daun gandarusa (Justicia gandarusa Burm.f) terhadap penurunan

kadar asam urat darah tikus. Jurnal Bahan Alam Indonesia, vol 7,

no 1.

Katzung, B.G., 1998, Farmakologi Dasar dan Klinik, diterjemahkan oleh

Kutoalubun, B.H., Indrawasih B., dan Sanjaya, C., Edisi VI,

Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Krisnatuti, D, Rina, Y, Vera, U. 1999. Perencanaan Menu untuk Penderita

Gangguan Asam Urat. Jakarta: Penebar Swadaya.

Malole, M.B.M & C.S.N. Pramono. 1989. Penggunaan Hewan-hewan di

Laboratorium. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Pusat

Antar Universitas Bioteknologi, Bogor, 104-107.

Mus. 2008. Informasi Spesies Binahong (Anredera cordifolia (Ten.)

Steenis). http://www.plantamor.com. Diakses tanggal 19 Februari

2013.

Mutschler, E. 1991. Dinamika Obat, Edisi 5, 217-219, Alih Bahasa ole

Mathilda B. Widiyanto dan Ana S. Penerbit ITB, Bandung.

Pacher, P.; Nivorozhkin, A; Szabó, C (2006). "Therapeutic Effects of

Xanthine Oxidase Inhibitors: Renaissance Half a Century after the

Discovery of Allopurinol". Diakses pada tanggal 7 Maret 2013.

Page 53: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

38

Rachmawati, S. 2007. Studi Makroskopi, Dan Skrining Fitokimia Daun

Anredera Cordifolia (Ten.) Steenis. Skripsi Tidak Diterbitkan

Surabaya: Fakultas Farmasi UNAIR Surabaya.

Sri M. A., Mimi S., Retno A., Awaludin R. 2011. Determination of

Saponin Compound from Anredera cordifolia (Ten) Steenis Plant

(Binahong) to Potential Treatment for Several Diseases. Journal of

Agricultur Science. Volume 3, No.4;Desember 2011.

Tita, A. 2006. Isolasi dan Identifikasi Struktur Molekul Senyawa Kimia

Daun Binahong. Skripsi Sarjana Kimia. Departemen Kimia UI.

Tjay, H.T. Rahadja, K. 2002. Obat-obat Penting. Edisi Kelima. Cetakan

Kedua. Elex Media Komputindo. Jakarta.

Utami, Prapti & Tim Lentera. Tanaman Obat Untuk Mengatasi Rematik

dan Asam Urat. Depok: Penerbit Agromedia Pustaka, 2003: 11-29,

80

Wahyu, M., N. 2012. Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Ganggang Merah

(Gracillaria verrucosa) Dan Ekstrak Air Gambir (Uncharia

gambir Roxb.) Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Dalam

Darah Tikus Putih Jantan Yang Diinduksi Dengan Kafein. Skripsi.

UIN Syarif Hidayatullah : Jakarta

Wibowo, S. 2004. Asam Urat.

http://news.bbc.co.uk/1/hi/health/4725881.stm. diakses pada

tanggal 19 Februari 2013.

Yuno, S. 2003. Uji Efek Campuran Ekstrak Herba Seledri (Apium

graveolens L) dan Jahe Merah (Zingeber officinale Rosc) terhadap

Penurunan Kadar Asam Urat pada Tikus Putih Jantan yang

Diinduksi Kalium Oksonat. Depok: Departemen Farmasi FMIPA-

UI.

Page 54: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

39

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 1. Kegiatan Penelitian

Gambar 5. Penghalusan daun binahong Gambar 6. Proses Digesti dengan

pemanasan 50°C

Gambar 7. Penyaringan ekstrak hasil dari Digesti Gambar 8. Evaporasi

Gambar 9. Pemberian sediaan secara oral Gambar 10. Pengukuran kadar

asam urat darah

Page 55: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

40

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 2. Alat dan Bahan yang digunakan

Gambar 11. Daun Binahong Gambar 12. Tikus Putih Jantan

Galur Sprague-Dawley

gambar 10.

Gambar 13. Rotary Evaporator Gambar 14. Pemanas Rotavapor

Gambar 15. Alat Tes Strip Asam Urat Gambar 16. Strip Asam Urat

(Easy Touch)

Page 56: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

41

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 3. Hasil Penapisan Fitokimia

Gambar 17. Alkaloid Gambar 18. Flavonoid

Gambar 19. Saponin Gambar 20. Polifenol

Page 57: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

42

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 4.Surat Determinasi Daun Binahong

Page 58: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

43

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 5. Skema Kerja Pembuatan Ekstrak Etanol 70 % Daun Binahong

Penyiapan Simplisia

Serbuk Simplisia 400gr

Penapisan

Fitokimia

Filtrat dipekatkan dengan Rotary

Evaporator pada suhu 40°C

Determinasi Daun Binahong

di Herbarium Bogoriense

LIPI

Ampas

Uji efek penurunan kadar

asam urat darah

Hewan Tikus Putih

Jantan Galur SD

Aklimatisasi

± 1 bulan

Filtrat

Serbuk simplisia diekstraksi dengan metode

digesti dengan menggunakan pelarut etanol 70%

Ekstrak Kental 17,8gr

Dihaluskan dengan

blender

Disaring

Page 59: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

44

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 6. Skema Kerja Uji Pendahulan

Aklimatisasi tikus

untuk uji pendahuluan

16 ekor tikus ditimbang dan dibagi menjadi 8 kelompok

2 ekor

Kelomp

ok dosis

10 mg

2 ekor

Kelomp

ok

dosis

100 mg

2 ekor

Kelomp

ok

dosis

1000

mg

2 ekor

Kelomp

ok dosis

2000

mg

2 ekor

Kelomp

ok dosis

10 mg

2 ekor

Kelomp

ok

dosis

100 mg

2 ekor

Kelomp

ok

dosis

1000

mg

2 ekor

Kelomp

ok dosis

2000

mg

Pengukuran kadar asam urat darah normal ( Hari 0 )

Uji

dosis

10 mg

ektrak

binaho

ng

Uji

dosis

100 mg

ektrak

binaho

ng

Uji

dosis

2000

mg

ektrak

binaho

ng

Uji

dosis

1000

mg

ektrak

binaho

ng

Uji

dosis

10 mg

ektrak

binaho

ng

Uji

dosis

100 mg

ektrak

binaho

ng

Uji

dosis

2000

mg

ektrak

binaho

ng

Uji

dosis

1000

mg

ektrak

binaho

ng

Pengukuran kadar asam urat darah ( Hari 9 )

Induksi kafein

Induksi kafein

Induksi kafein

Induksi kafein

Induksi kafein

Induksi kafein

Induksi kafein

Induksi kafein

Pengukuran kadar asam urat darah hiperuresemia awal ( Hari 6 )

Page 60: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

45

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 7. Skema Kerja Uji Penurunan Kadar Asam Urat Darah

36 ekor tikus ditimbang dan dibagi menjadi 6 kelompok

Kontrol

Normal

Kontrol

Negatif

Kontrol

Pembanding

Kelompok

ekstrak uji

dosis

50mg/kgBB

Kelompok

ekstrak uji

dosis

100mg/kgBB

Kelompok

ekstrak uji

dosis

200mg/kgBB

Pengukuran kadar asam urat darah hiperuresemia awal ( Hari 6 )

Larutan

Na CMC

0,5 %

Larutan

Na CMC

0,5 %

Uji dengan

Allopurinol

Uji dosis

50mg/kgBB

Uji dosis

100mg/kgBB

Uji dosis

200mg/kgBB

Pengukuran kadar asam urat darah ( Hari 9 )

Pengukuran kadar asam urat darah ( Hari 12 )

Pengukuran kadar asam urat darah ( Hari 15 )

Data ditabulasi dan dirata-rata

Analisa data

Aklimatisasi tikus untuk uji

Induksi

kafein

Induksi

kafein

Induksi

kafein

Induksi

kafein

Induksi

kafein

Larutan Na.CMC

0,5%

Pengukuran kadar asam urat darah normal ( Hari 0 )

Page 61: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

46

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 8. Perhitungan Dosis

A. Dosis Uji Pendahuluan Ekstrak Etanol 70% Daun Binahong (Anredera

cordifolia)

Karena belum adanya penelitian terdahulu mengenai daun binahong sebagai penurun

kadar asam urat darah maka dilakukan dosis pendahuluan terlebih dahulu. Adapun

dosis yang digunakan yaitu dosis rendah, sedang, tinggi dan agak tinggi. Yaitu,

Dosis Rendah = 10 mg/kgBB

Dosis Sedang = 100 mg/kgBB

Dosis Tinggi = 1000 mg/kgBB

Dosis Agak Tinggi = 2000 mg/kgBB

1. Dosis I = 10 mg/kgBB x 0,2 = 2 mg/200g

= 2 mg/ml

2. Dosis II = 100 mg/kgBB x 0,2 = 20 mg/200g

= 20 mg/ml

3. Dosis III = 1000 mg/kgBB x 0,2 kg = 200 mg/200g

= 200 mg/ml

4. Dosis IV = 2000 mg/kgBB x 0,2 = 400 mg/200g

Page 62: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

47

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

= 400 mg/ml

B. Dosis Ekstrak Etanol 70% Daun Binahong (Anredera cordifolia)

Berdasarkan hasil uji pendahuluan dosis yang terlihat menunjukkan efek yang baik sebagai penurun

kadar asam urat darah untuk ekstrak etanol 70 % daun Binahong (Anredera cordifolia) adalah 100mg.

Dosis ini kemudian digunakan sebagai acuan pengujian, untuk dosis rendah menggunakan dosis 50

mg. Untuk dosis sedang dan dosis tinggi diperoleh dengan cara dikali kelipatan dua kalinya dari dosis

rendah yaitu 100 mg/kgBB dan 200mg/kgBB.

Dosis Rendah = 50 mg/kgBB

Dosis Sedang = 100 mg/kgBB

Dosis Tinggi = 200 mg/kgBB

1. Dosis I = 50 mg/kgBB x 0,2 = 10 mg/200g

= 10 mg/ml

2. Dosis II = 100 mg/kgBB x 0,2 = 20 mg/200g

= 20 mg/ml

3. Dosis III = 200 mg/kgBB x 0,2 = 40 mg/200g

= 40 mg/ml

Page 63: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

48

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

C. Dosis allopurinol sebagai kontrol pembanding

Dosis untuk manusia adalah 200 mg/hari.

Konversikan ke tikus

200 mg/ 60 kg = Animal dose (mg/kg) x 6 / 37

Animal dose = 20,55 mg/kg

= 20,55 mg/kg x 0,2 kg

= 4,11 mg/200gBB

*Dibulatkan menjadi 4mg/200gBB

Konsentrasi setiap pemberian untuk tikus dengan berat badan 200 gram

1

= 4 mg/ml

D. Dosis Kafein

Dosis untuk manusia adalah 150 mg/hari

Konversikan ke tikus

150 mg/ 60 kg = Animal dose (mg/kg) x 6 / 37

Animal dose = 15,41 mg/kg

= 15,41 mg/kg x 0,2 kg

= 3,082 mg/200gBB

*Dibulatkan menjadi 3 mg/200gBB

Konsentrasi setiap pemberian untuk tikus dengan berat badan 200 gram

Page 64: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

49

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

= 3 mg/ml

Keterangan : VAO = Volume Administrasi Obat

HED = Human Equivalent Dose (mg/kg)

Lampiran 9. Pemeriksaan Parameter Ekstrak

A. Perhitungan Rendemen Ekstrak yang didapat

% Rendemen

x 100%

= 4,45 %

B. Pemeriksaan Susut Pengeringan

Berat cawan kosong (A) = 20,1549 gr

Berat sampel = 1,0035 gr

Berat cawan + sampel sebelum di oven (B) = 21,1584 gr

Berat cawan + sampel setelah di oven (C) = 20,7613 gr

=1,8768%

C. Pemeriksaan Kadar Abu

Berat Kurs kosong (A) = 24,3574 gr

Berat Ekstrak = 1,0096 gr

Berat Kurs + sampel sebelum di tanur (B) = 25,3651 gr

Berat Kurs + sampel setelah di tanur (C) = 24,4063 gr

= 4,83279 %

Page 65: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

50

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 10. Hasil Pengukuran Asam Urat darah pada Uji Pendahuluan

Tabel 8. Hasil pengukuran asam urat pada uji pendahuluan

Waktu

(Hari)

Kelompok

Dosis rendah

(10mg/kgBB)

Dosis sedang

(100mg/kgBB)

Dosis tinggi

(1000mg/kgBB)

Dosis agak tinggi

(2000mg/kgBB)

0 1,9 1,5 1,7 1,3

1,7 1,7 1,8 1,7

Rata-rata 1,8 1,6 1,65 1,5

6 2,5 3,2 3,1 3

2,8 3,4 3,4 3,3

Rata-rata 2,65 3,3 3,25 3,15

9 2,1 2,3 2,5 2,7

2,3 2,2 2,3 2,5

Rata-rata 2,2 2,25 2,4 2,6

Lampiran 11. Hasil Pengukuran pada ekstrak uji

Tabel 9. Hasil pengukuran pada dosis uji

Waktu

(Hari)

Kelompok

Kontrol Kontrol Kontrol Ekstrak

Dosis

Rendah

Ekstrak

Dosis

Sedang

Ekstrak

Dosis

Tinggi Normal Negatif Pembanding

0

1,5 1,3 1,4 1,6 1,5 1,7

1,6 1,5 1,5 1,4 1,8 1,5

1,8 1,4 1,6 1,6 1,7 1,8`

1,4 1,7 1,3 1,7 1,4 1,5

1,5 1,7 1,5 1,5 1,6 1,6

1,7 1,4 1,7 1,8 1,5 1,7

rata-rata 1,58 1,5 1,5 1,6 1,58 1,63

SD 0,147 0,167 0,141 0,141 0,147 0,1

1,3 2,9 2,9 3,1 2,8 3,2

Hari ke 6 1,4 3,2 3 2,9 3,3 3

1,7 3,1 3,2 3,1 3,2 3,5

1,4 3,3 2,9 3,3 2,9 2,8

1,5 3,6 2,9 2,8 3,1 3

1,8 2,9 3,3 3,2 3,2 2,9

rata-rata 1,51 3,16 3,03 3,06 3,08 3,1

SD 0,194 0,265 0,601 0,186 0,194 0,25

Page 66: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

51

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Setelah

pemberian

ekstrak

Hari ke 9

2,1 3 2,5 2,8 2,5 2,4

1,5 3,2 2,4 2,5 2,5 2,6

1,5 3,5 2,6 2,6 2,9 2,5

1,4 3,6 2,5 2,5 2,4 2,4

1,6 3,7 2,6 2,5 2,5 2,5

1,8 3,4 2,7 2,8 2,4 2,3

rata-rata 1,65 3,4 2,55 2,6 2,53 2,45

SD 0,258 0,26 0,104 0,147 0,186 0,104

Setelah

pemberian

ekstrak

Hari ke 12

1,5 3,2 2,2 2,5 2,3 2,2

1,7 3,3 2,1 2,3 2,3 2,3

1,3 3,5 2,3 2,3 2,5 2,3

1,4 3,8 2 2,1 2,1 2,1

1,5 3,6 1,9 2,4 2,3 2,2

1,9 3,5 2 2,2 2,1 2

rata-rata 1,55 3,48 2,08 2,3 2,26 2,18

SD 0,216 0,213 0,147 0,141 0,15 0,116

Setelah

pemberian

ekstrak

Hari ke 15

1,7 3,3 1,8 2 2,1 1,9

1,4 3,4 1,6 1,9 1,8 1,8

1,3 3,6 1,6 1,9 1,9 1,9

1,9 3,9 1,4 1,7 1,7 1,7

1,5 3,6 1,3 2,1 1,8 1,6

1,9 3,6 1,6 1,9 1,7 1,6

rata-rata 1,61 3,56 1,55 1,91 1,83 1,75

SD 0,256 0,206 0,176 0,132 0,15 0,137

Lampiran 12. Hasil Statistik Dosis Ektrak Etanol 70% Daun Binahong dengan metode

Induksi Kafein

1. Uji Normalitas Kolmogorof –Smirnov dan Uji Homogenitas

Uji Normalitas Kolmogorof – smirnov

Tujuan : Untuk mengetahui kenormalan data penurunan kadar asam urat darah

Hipotesis

Ho : Data penurunan kadar asam urat darah tikus yang terdistribusi normal

Ha : Data penurunan kadar asam urat darah tikus tidak terdistribusi normal

Page 67: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

52

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 10. Uji Normalitas Ektrak Etanol 70% Daun Binahong Pada metode Induksi

Kafein

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

hari0 hari6 hari9 hari12 hari15

N 36 36 36 36 36

Normal Parametersa Mean 1.5667 2.8222 2.5333 2.3028 2.0611

Std. Deviation .14343 .62569 .54353 .61202 .70924

Most Extreme Differences Absolute .179 .319 .209 .252 .340

Positive .179 .167 .173 .252 .340

Negative -.157 -.319 -.209 -.116 -.159

Kolmogorov-Smirnov Z 1.074 1.915 1.252 1.511 2.039

Asymp. Sig. (2-tailed) .199 .001 .087 .021 .000

Keterangan : Nilai signifikasi ≥0,05 maka Ho diterima, artinya penurunan kadar asam urat

darah pada tikus seluruh kelompok perlakuan terdistribusi normal.

a. Uji Homogenitas levene

Tujuan : Untuk melihat homogenitas data penurunan kadar asam urat darah tikus

Hipotesis

Ho : Data penurunan kadar asam urat darah pada tikus yang terdistribusi normal

Ha : Data penurunan kadar asam urat darah pada tikus yang tidak terdistribusi normal

Pengambilan keputusan

Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka Ho diterima

Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka Ho ditolak

Tabel 11. Uji Homogenitas ANOVA data penurunan kadar asam urat darah

pada tikus

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

hari0 .185 5 30 .966

hari6 .270 5 30 .926

hari9 1.568 5 30 .199

hari12 .718 5 30 .615

hari15 1.424 5 30 .244

Page 68: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

53

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Keterangan : Nilai signifikansi ≥ 0,05 maka Ho diterima, artinya kadar asam urat darah

seluruh kelompok hewan uji bervarisasi homogen.

Kesimpulan : Data penurunan kadar asam urat darah pada tikus pada hari ke-0, ke-6, ke-9 dan

ke-12, dan ke-15 dapat dilakukan uji ANOVA karena memenuhi syarat uji ANOVA

2. Uji ANOVA satu arah dan Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan LSD terhadap kadar

asam urat darah kelompok hewan uji

a. Uji ANOVA data penurunan kadar asam urat darah pada tikus pada hari ke-0, ke-

6, ke-9 dan ke-12, dan ke-15

Tujuan : Untuk melihat data kadar asam urat darah tikus terdapat perbedaan secara

bermakna atau tidak antar kelompok

Hipotesis :

Ho : Data kadar asam urat darah tikus tidak terdapat perbedaan secara bermakna

Ha : Data kadar asam urat darah tikus terdapat perbedaan secara bermakna

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi ≥ 0.05, maka Ho diterima

Jika nilai signifikansi ≤ 0.05, maka Ho ditolak dan dilanjutkan dengan uji Beda

Nyata Terkecil (BNT)

Page 69: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

54

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 12. Uji ANOVA ekstrak etanol 70% daun Binahong

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

hari0 Between Groups .090 5 .018 .857 .521

Within Groups .630 30 .021

Total .720 35

hari6 Between Groups 12.332 5 2.466 54.010 .000

Within Groups 1.370 30 .046

Total 13.702 35

hari9 Between Groups 9.273 5 1.855 52.162 .000

Within Groups 1.067 30 .036

Total 10.340 35

hari12 Between Groups 12.291 5 2.458 90.120 .000

Within Groups .818 30 .027

Total 13.110 35

hari15 Between Groups 16.659 5 3.332 105.585 .000

Within Groups .947 30 .032

Total 17.606 35

Keterangan : Kadar asam urat darah awal seluruh hewan uji sebelum perlakuan (hari ke-0)

tidak berbeda secara bermakna (p ≥ 0.05) sedangkan kadar asam urat darah seluruh hewan

uji pada hari ke-6 (hiperurisemia awal), ke-9, ke-12 dan ke-15 berbeda secara bermakna

(p ≤ 0.05) sehingga harus dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan LSD.

Page 70: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

55

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 13.BNT

T

Dependent

Variable

(I)

kelompo

k0 (J) kelompok0

Mean

Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

hari6 Kontrol

Normal

Kontrol Negatif -1.65000* .12338 .000 -1.9020 -1.3980

Kontrol Pembanding -1.51667* .12338 .000 -1.7686 -1.2647

Dosis Rendah -1.55000* .12338 .000 -1.8020 -1.2980

Dosis Sedang -1.56667* .12338 .000 -1.8186 -1.3147

Dosis Tinggi -1.55000* .12338 .000 -1.8020 -1.2980

Kontrol

Negatif

Kontrol Normal 1.65000* .12338 .000 1.3980 1.9020

Kontrol Pembanding .13333 .12338 .288 -.1186 .3853

Dosis Rendah .10000 .12338 .424 -.1520 .3520

Dosis Sedang .08333 .12338 .505 -.1686 .3353

Dosis Tinggi .10000 .12338 .424 -.1520 .3520

Kontrol

pemband

ing

Kontrol Normal 1.51667* .12338 .000 1.2647 1.7686

Kontrol Negatif -.13333 .12338 .288 -.3853 .1186

Dosis Rendah -.03333 .12338 .789 -.2853 .2186

Dosis Sedang -.05000 .12338 .688 -.3020 .2020

Dosis Tinggi -.03333 .12338 .789 -.2853 .2186

Dosis

Rendah

Kontrol Normal 1.55000* .12338 .000 1.2980 1.8020

Kontrol Negatif -.10000 .12338 .424 -.3520 .1520

Kontrol Pembanding .03333 .12338 .789 -.2186 .2853

Dosis Sedang -.01667 .12338 .893 -.2686 .2353

Dosis Tinggi .00000 .12338 1.000 -.2520 .2520

Dosis

Sedang

Kontrol Normal 1.56667* .12338 .000 1.3147 1.8186

Kontrol Negatif -.08333 .12338 .505 -.3353 .1686

Kontrol Pembanding .05000 .12338 .688 -.2020 .3020

Dosis Rendah .01667 .12338 .893 -.2353 .2686

Dosis Tinggi .01667 .12338 .893 -.2353 .2686

Dosis

Tinggi

Kontrol Normal 1.55000* .12338 .000 1.2980 1.8020

Kontrol Negatif -.10000 .12338 .424 -.3520 .1520

Kontrol Pembanding .03333 .12338 .789 -.2186 .2853

Dosis Rendah .00000 .12338 1.000 -.2520 .2520

Dosis Sedang -.01667 .12338 .893 -.2686 .2353

Page 71: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

56

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

hari9 Kontrol

Normal

Kontrol Negatif -1.75000* .10887 .000 -1.9723 -1.5277

Kontrol Pembanding -.90000* .10887 .000 -1.1223 -.6777

Dosis Rendah -.96667* .10887 .000 -1.1890 -.7443

Dosis Sedang -.88333* .10887 .000 -1.1057 -.6610

Dosis Tinggi -.80000* .10887 .000 -1.0223 -.5777

Kontrol

Negatif

Kontrol Normal 1.75000* .10887 .000 1.5277 1.9723

Kontrol Pembanding .85000* .10887 .000 .6277 1.0723

Dosis Rendah .78333* .10887 .000 .5610 1.0057

Dosis Sedang .86667* .10887 .000 .6443 1.0890

Dosis Tinggi .95000* .10887 .000 .7277 1.1723

Kontrol

pemband

ing

Kontrol Normal .90000* .10887 .000 .6777 1.1223

Kontrol Negatif -.85000* .10887 .000 -1.0723 -.6277

Dosis Rendah -.06667 .10887 .545 -.2890 .1557

Dosis Sedang .01667 .10887 .879 -.2057 .2390

Dosis Tinggi .10000 .10887 .366 -.1223 .3223

Dosis

Rendah

Kontrol Normal .96667* .10887 .000 .7443 1.1890

Kontrol Negatif -.78333* .10887 .000 -1.0057 -.5610

Kontrol Pembanding .06667 .10887 .545 -.1557 .2890

Dosis Sedang .08333 .10887 .450 -.1390 .3057

Dosis Tinggi .16667 .10887 .136 -.0557 .3890

Dosis

Sedang

Kontrol Normal .88333* .10887 .000 .6610 1.1057

Kontrol Negatif -.86667* .10887 .000 -1.0890 -.6443

Kontrol Pembanding -.01667 .10887 .879 -.2390 .2057

Dosis Rendah -.08333 .10887 .450 -.3057 .1390

Dosis Tinggi .08333 .10887 .450 -.1390 .3057

Dosis

Tinggi

Kontrol Normal .80000* .10887 .000 .5777 1.0223

Kontrol Negatif -.95000* .10887 .000 -1.1723 -.7277

Kontrol Pembanding -.10000 .10887 .366 -.3223 .1223

Dosis Rendah -.16667 .10887 .136 -.3890 .0557

Dosis Sedang -.08333 .10887 .450 -.3057 .1390

hari12 Kontrol

Normal

Kontrol Negatif -1.93333* .09536 .000 -2.1281 -1.7386

Kontrol Pembanding -.48333* .09536 .000 -.6781 -.2886

Dosis Rendah -.75000* .09536 .000 -.9447 -.5553

Dosis Sedang -.71667* .09536 .000 -.9114 -.5219

Page 72: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

57

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dosis Tinggi -.63333* .09536 .000 -.8281 -.4386

Kontrol

Negatif

Kontrol Normal 1.93333* .09536 .000 1.7386 2.1281

Kontrol Pembanding 1.45000* .09536 .000 1.2553 1.6447

Dosis Rendah 1.18333* .09536 .000 .9886 1.3781

Dosis Sedang 1.21667* .09536 .000 1.0219 1.4114

Dosis Tinggi 1.30000* .09536 .000 1.1053 1.4947

Kontrol

pemband

ing

Kontrol Normal .48333* .09536 .000 .2886 .6781

Kontrol Negatif -1.45000* .09536 .000 -1.6447 -1.2553

Dosis Rendah -.26667* .09536 .009 -.4614 -.0719

Dosis Sedang -.23333* .09536 .020 -.4281 -.0386

Dosis Tinggi -.15000 .09536 .126 -.3447 .0447

Dosis

Rendah

Kontrol Normal .75000* .09536 .000 .5553 .9447

Kontrol Negatif -1.18333* .09536 .000 -1.3781 -.9886

Kontrol Pembanding .26667* .09536 .009 .0719 .4614

Dosis Sedang .03333 .09536 .729 -.1614 .2281

Dosis Tinggi .11667 .09536 .231 -.0781 .3114

Dosis

Sedang

Kontrol Normal .71667* .09536 .000 .5219 .9114

Kontrol Negatif -1.21667* .09536 .000 -1.4114 -1.0219

Kontrol Pembanding .23333* .09536 .020 .0386 .4281

Dosis Rendah -.03333 .09536 .729 -.2281 .1614

Dosis Tinggi .08333 .09536 .389 -.1114 .2781

Dosis

Tinggi

Kontrol Normal .63333* .09536 .000 .4386 .8281

Kontrol Negatif -1.30000* .09536 .000 -1.4947 -1.1053

Kontrol Pembanding .15000 .09536 .126 -.0447 .3447

Dosis Rendah -.11667 .09536 .231 -.3114 .0781

Dosis Sedang -.08333 .09536 .389 -.2781 .1114

hari15 Kontrol

Normal

Kontrol Negatif -1.95000* .10256 .000 -2.1595 -1.7405

Kontrol Pembanding -.06667 .10256 .521 -.2761 .1428

Dosis Rendah -.30000* .10256 .007 -.5095 -.0905

Dosis Sedang -.21667* .10256 .043 -.4261 -.0072

Dosis Tinggi -.13333 .10256 .203 -.3428 .0761

Kontrol

Negatif

Kontrol Normal 1.95000* .10256 .000 1.7405 2.1595

Kontrol Pembanding 1.88333* .10256 .000 1.6739 2.0928

Dosis Rendah 1.65000* .10256 .000 1.4405 1.8595

Page 73: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24141/1/NIDA... · Obat yang digunakan adalah allopurinol sebagai pembanding

58

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kesimpulan :

Pada hari ke 6 : Kadar asam urat seluruh ekstrak uji, kontrol pembanding, dan kontrol

negatif berbeda secara bermakna (p ≤ 0.05) dengan kontrol normal karena ekstrak uji,

kontrol negatif dan kontrol pembanding telah mengalami hiperurisemia

Pada hasil uji LSD diatas menunjukkan bahwa kontrol pembanding, dosis rendah,

dosis sedang dan dosis tinggi berbeda secara bermakna dengan kontrol negatif yang

artinya bahwa allopurinol dan ekstrak etanol 70% dari daun binahong dapat

memberikan efek terhadap tikus yang telah diinduksi kafeina.

Dosis Sedang 1.73333* .10256 .000 1.5239 1.9428

Dosis Tinggi 1.81667* .10256 .000 1.6072 2.0261

Kontrol

pemband

ing

Kontrol Normal .06667 .10256 .521 -.1428 .2761

Kontrol Negatif -1.88333* .10256 .000 -2.0928 -1.6739

Dosis Rendah -.23333* .10256 .030 -.4428 -.0239

Dosis Sedang -.15000 .10256 .154 -.3595 .0595

Dosis Tinggi -.06667 .10256 .521 -.2761 .1428

Dosis

Rendah

Kontrol Normal .30000* .10256 .007 .0905 .5095

Kontrol Negatif -1.65000* .10256 .000 -1.8595 -1.4405

Kontrol Pembanding .23333* .10256 .030 .0239 .4428

Dosis Sedang .08333 .10256 .423 -.1261 .2928

Dosis Tinggi .16667 .10256 .115 -.0428 .3761

Dosis

Sedang

Kontrol Normal .21667* .10256 .043 .0072 .4261

Kontrol Negatif -1.73333* .10256 .000 -1.9428 -1.5239

Kontrol Pembanding .15000 .10256 .154 -.0595 .3595

Dosis Rendah -.08333 .10256 .423 -.2928 .1261

Dosis Tinggi .08333 .10256 .423 -.1261 .2928

Dosis

Tinggi

Kontrol Normal .13333 .10256 .203 -.0761 .3428

Kontrol Negatif -1.81667* .10256 .000 -2.0261 -1.6072

Kontrol Pembanding .06667 .10256 .521 -.1428 .2761

Dosis Rendah -.16667 .10256 .115 -.3761 .0428

Dosis Sedang -.08333 .10256 .423 -.2928 .1261

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.