UESunscreen

13
JURNAL FORMULASI KOSMETIK I. Nama sediaan Kosmetika : Sunscreen Gel Alami II. Tinjauan Pustaka : Tabir surya adalah suatu sediaan yang mengandung senyawa yang dapat menyerap, menghamburkan atau memantulkan sinar matahari yang mengenai kulit sehingga dapat digunakan untuk melindungi fungsi dan struktur kulit manusia dari kerusakan akibat sinar surya. (Depkes RI, 1979: 19). Cara untuk melindungi diri \secara alami dari efek merugikan sinar matahari dengan menghindari senyawa kimia toksik dalam tabir surya, menggunakan senyawa alami. Dalam sediaan tabir surya, disamping senyawa yang bersifat fotoprotektif, diperlukan juga senyawa antioksidan dan pelembab (ika dkk, Pemanfaatan limbah biji alpukat yang dikombinasikan dengan ekstrak lidah buaya sebagai bahan aktif losio tabir surya)/lampiran 1.1 Mekanisme tabir surya sebagai penyerap adalah sebagai berikut: Molekul bahan kimia tabir surya menyerap energi dari sinar UV, kemudian mengalami eksitasi dari ground state ketingkat energi yang lebih tinggi. Sewaktu molekul yang tereksitasi kembali ke kedudukan yang lebih rendah akan melepaskan energi yang lebih rendah dari energi yang semula diserap untuk menyebabkan eksitasi. Maka sinar UV dari energi yang lebih tinggi, setelah diserap energinya oleh bahan kimia maka akan mempunyai energi yang lebih rendah Sinar UV dengan energi yang lebih rendah akan kurang atau tidak menyebabkan efek sunburn pada kulit (FDA, 2003). Sinar UV terdiri dari: 1. Sinar UV-A: disebut juga radiasi UV gelombang panjang, yang mempunyai panjang gelombang 320 400 nm dengan puncak pada 340 nm. Daerah UV ini bertanggung jawab terhadap perubahan warna kulit secara langsung menjadi lebih gelap tanpa diawali oleh inflamasi, yang disebabkan karena fotooksidasi bentuk leuco dari melanin yang ada di lapisan kulit yang lebih luar; tetapi sinar ini menyebabkan eritema.

description

UESunscreen

Transcript of UESunscreen

  • JURNAL FORMULASI KOSMETIK

    I. Nama sediaan Kosmetika : Sunscreen Gel Alami

    II. Tinjauan Pustaka :

    Tabir surya adalah suatu sediaan yang mengandung senyawa yang dapat menyerap, menghamburkan atau memantulkan sinar matahari yang mengenai kulit

    sehingga dapat digunakan untuk melindungi fungsi dan struktur kulit manusia dari kerusakan akibat sinar surya. (Depkes RI, 1979: 19). Cara untuk melindungi diri

    \secara alami dari efek merugikan sinar matahari dengan menghindari senyawa kimia toksik dalam tabir surya, menggunakan senyawa alami. Dalam sediaan tabir surya,

    disamping senyawa yang bersifat fotoprotektif, diperlukan juga senyawa antioksidan dan pelembab (ika dkk, Pemanfaatan limbah biji alpukat yang dikombinasikan

    dengan ekstrak lidah buaya sebagai bahan aktif losio tabir surya)/lampiran 1.1

    Mekanisme tabir surya sebagai penyerap adalah sebagai berikut:

    Molekul bahan kimia tabir surya menyerap energi dari sinar UV, kemudian mengalami eksitasi dari ground state ketingkat energi yang lebih tinggi.

    Sewaktu molekul yang tereksitasi kembali ke kedudukan yang lebih rendah akan melepaskan energi yang lebih rendah dari energi yang semula diserap untuk

    menyebabkan eksitasi.

    Maka sinar UV dari energi yang lebih tinggi, setelah diserap energinya oleh bahan kimia maka akan mempunyai energi yang lebih rendah

    Sinar UV dengan energi yang lebih rendah akan kurang atau tidak menyebabkan efek sunburn pada kulit (FDA, 2003).

    Sinar UV terdiri dari:

    1. Sinar UV-A: disebut juga radiasi UV gelombang panjang, yang mempunyai panjang gelombang 320 400 nm dengan puncak pada 340 nm. Daerah UV ini

    bertanggung jawab terhadap perubahan warna kulit secara langsung menjadi lebih gelap tanpa diawali oleh inflamasi, yang disebabkan karena fotooksidasi

    bentuk leuco dari melanin yang ada di lapisan kulit yang lebih luar; tetapi sinar ini menyebabkan eritema.

  • 2. Sinar UV-B: juga disebut sebagai radiasi sengatan matahari (sunburn) atau radiasi UV sedang, mempunyai daerah panjang gelombang 290 320 nm dengan

    puncak efektif pada 297,6 nm. Ini adalah daerah UV eritemogenik yang bertanggung jawab terhadap reaksi sengatan seperti iritasi yang menyebabkan

    pembentukan melanin sehingga kulit menjadi lebih gelap.

    3. Sinar UV-C: juga disebut gelombang radiasi UV pendek atau radiasi germisidal, mempunyai panjang gelombang dari 200 290 nm. Meskipun merusak

    jaringan, sinar ini sebagian besar disaring oleh ozon di atmosfer. Tetapi sinar ini dapat dipancarkan oleh sumber UV buatan. Meskipun tidak merangsang

    pencoklatan kulit, tetapi dapat menyebabkan eritema.

    Bahan penyerap UV pada kosmetik biasanya digunakan untuk menyerap sinar UV dengan panjang gelombang 290-400 nm untuk mencegah

    kerusakan kulit termasuk eritema, tanning, dan penuaan dini. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk bahan penyerap UV pada kosmetik adalah:

    (1) non toksik, dengan keamanan tinggi dan dan tidak menyebabkan kerusakan kulit,

    (2) absorbansi UV yang tinggi pada rentang panjang gelombang yang lebar,

    (3) tidak ada kerusakan yang disebabkan oleh sinar UV dan panas,

    (4) kompatibilitas baik dengan material sediaan kosmetik (Mitsui, 1997).

    Efektivitas sediaan tabir surya didasarkan pada penentuan nilai Sun Protection Factor (SPF) yang menggambarkan kemampuan tabir surya dalam

    melindungi kulit dari eritema (Stanfield, 2003). SPF ini terutama diperuntukkan bagi perlindungan terhadap UV B dan tidak secara khusus

    diperuntukkan untuk melawan UV A . SPF yang sering tercantum dalam tabir surya menunjukkan kemampuan tabir surya melindungi kulit. Nilai

    SPF dapat ditentukan secara invitro (menggunakan spektrofotometer) dan juga dapat secara invivo. (Draelos & Thaman, 2006). /lampiran 1.4

    sifat yang diperlukan dalam tabir surya menurut Harrys Cosmeticology (1987) adalah:

  • 1. Harus efektif dalam menyerap radiasi erythemogenic di kisaran 290-320 nm tanpa kerusakan yang akan mengurangi efisiensi atau menimbulkan senyawa

    beracun atau iritasi.

    2. harus memungkinkan transmisi penuh dalam kisaran 300-400 nm untuk mengizinkan efek tanning maksimum

    3. harus non volatile dan tahan terhadap air dan keringat

    4. harus dimiliki karakteristik kelarutan cocok untuk memungkinkan formulasi vehicle kosmetik yang cocok untuk mengakomodasi jumlah yang diperlukan tabir

    surya (Lampiran 1.2)

    Tujuan Pemakaian :

    Untuk mencegah atau meminimalkan efek berbahaya dari radiasi matahari dan untuk membantu dalam penyamakan kulit dari efek menyakitkan. (Harrys

    cosmeticology 7 th

    ,251 )/lampiran 1.3

    III. Karakteristik Sediaan :

    1. Mudah digunakan

    2. Jumlah yang menempel mencukupi kebutuhan

    3. Bahan aktif kompatibel dengan bahan tambahan lain.

    4. Bahan dasar dapat mempertahankan kelembutan dan kelembaban kulit (FDA, 2003)/lampiran 1.1

  • IV. Rancangan Modifikasi Formula

    Nama formula standar :

    Oil in water cream with a moderate oil content of mixed character

    (Harrys Cosmeticology, p 254)/lampiran 4.1

    Formula Pembanding :

    Vaselin UV lightening

    Modifikasi terhadap formula :

    Lotion

    Nama Bahan Fungsi Konsentrasi

    Nama Bahan Fungsi Konsentrasi

    Nama Bahan Fungsi Konsentrasi

    Lazim Terpilih Lazim Terpilih Lazim Terpilih

    (*)Sunscreen Sunscreen agent q.s - - (*)Ekstrak pati Bengkoang Sunscreen Agent 25%

    Niacinamid (vitamin B3)

    dryness of the skin, less frequently,

    pruritus, erythema, burning

    sensation, and irritation. (Md 36 p.1958)

    Glyceril monosterarat Emollient; emulsifying agent;

    solubilizing agent; stabilizing agent

    (HPE 6th p.290)

    16% Glyseril sterat Emollient; emulsifying agent;

    solubilizing agent; stabilizing agent

    (HPE 6th p.290)

    Glyceril monosterarat

    Emollient; emulsifying agent;

    solubilizing agent; stabilizing

    agent (HPE 6

    th p.290)

    12%

    Cetyl alkohol emulsifying agent; stiffening agent

    (HPE 6th P.156)

    2-5% 1% Setyl alcohol emulsifying agent; stiffening agent

    (HPE 6th P.156)

    2-5% Cetyl alkohol emulsifying agent; stiffening

    agent (HPE 6th P.156)

    2-5% 1%

    Mineral oil

    Emollient; lubricant; oleaginous vehicle; solvent (HPE 6

    th P.445)

    1-32% 10% Mineral oil Emollient; lubricant; oleaginous vehicle; solvent (HPE 6

    th P.445)

    1-32% Mineral oil

    Emollient; lubricant; oleaginous vehicle; solvent (HPE 6

    th P.445)

    1-32% 10%

    Glyserin

    Antimicrobial preservative;

    cosolvent; emollient; humectant

    (HPE 6th p.283)

  • Bentuk sediaan dasar : Cream

    Tipe Krim : Oil in Water (O/W)

    Alasan/HLB :

    Berdasarkan harrys cosmetology sunscreen

    dengan standar formula cream larut dalam air

    penggunaan pengemulsinya dan jumlah

    minyaknya berbeda dibandingkan dengan

    formulasi cream tipe water in oil

    (Harrys Cosmeticology, p 254)/ lampiran 4.1

    Bentuk Sediaan dasar : Lotion

    Tipe : Oil in Water (O/W)

    Alasan : Pembanding yang digunakan

    merupakan sediaan yang ada dipasaran yang

    memiliki beberapa bahan yang sama dengan

    formula standar, sehingga dapat menentukan

    bahan untuk modifikasi yang sesuai.

    Bentuk sediaan dasar : Lotion

    Alasan/HLB :

    Sediaan losion merupakan emulsi dengan

    kandungan lilin dan minyak yang lebih rendah

    dibandingkan krim, sehingga menyebabkan

    sediaan losion lebih encer dan kurang berminyak.

    Sifat itulah yang menyebabkan sediaan losion

    memberikan rasa nyaman dan enak pada kulit.

    Sebagai emulsi, losion lebih mudah dibuat

    dibandingkan dengan krim karena lebih encer,

    waktu pemanasan dan pendinginannya lebih

    singkat ( Rieger, 2000). /lampiran 1.4

  • Penjelasan Terhadap formula Modifikasi

    Modifikasi bahan aktif Modifikasi bahan tambahan penyusun basis

    Nama bahan aktif yang diganti : Sunscreen agent

    Alasan :

    Pengembangan kosmetik untuk tabir surya dewasa ini banyak digunakan bahan aktif kimia sintetik dan bahan

    aktif dari bahan alam. Bahan aktif sintetik dilaporkan telah menimbulkan beberapa dampak negatif, seperti

    reaksi alergi maupun reaksi toksisitas ringan, bahkan sampai menimbulkan kanker kulit (Brezova et al.,2005).

    Kosmetik tabir surya dari bahan alam akhir-akhir ini banyak dikembangkan karena diyakini aman dan tidak

    banyak efek sampingnya. / lampiran 1.4

    *Bahan tambahan : nipagin dan nipasol

    Alasan : sebagai antimikrobial, anti kapang, anti jamur, dan memiliki PH 4-8

    (HPE 6th P.441, 596)/ lampiran 4.8 & 4.9

    *Konsentrasi terpilih : 0,02 dan 0,018 %

    Alasan : masuk rentang dalam konsentrasi lazim penggunaan nipagin nipasol sebagai

    pengawet. Tidak mutagenik, Tidak teratogenik, non carsenogenik. Selain itu Propylparaben

    (0,02% b / v) bersama-sama dengan Methylparaben (0.18% b / v) telah digunakan dalam

    berbagai formulasi farmasi parenteral.

    (HPE 6th P.441, 596))/ lampiran 4.8 & 4.9

    Nama bahan pengganti : Ekstrak Pati Bengkoang

    Alasan :

    tanaman yang sedang banyak dikembangkan sebagai tabir surya adalah bengkuang (Pachyrrizus erosus(L.)

    Urban) yang di dalam umbinya terdapat pati (amilum). Amilum yang dibuat dengan ukuran partikel kecil dapat

    berfungsi sebagai tabir surya fisik. Selain itu, sifat opaque amilum yang tidak dapat ditembus cahaya tetapi

    dapat memantulkan sinar, sangat bermanfaat untuk mencegah penetrasi radiasi sinar ultraviolet pada kulit

    (Nursal et al., 2006). Penambahan pati bengkuang dalam lotiondan krim dapat meningkatkan nilai SPF menjadi

    lebih tinggi dibandingkan nilai SPF pada kontrol negatif./ lampiran 1.4

    *Bahan tambahan : Alpha Tocopherol (Vitamin E)

    Alasan :

    Mencegah dan mengatasi kulit terbakar akibat sinar matahari dengan melindungi lapisan

    epidermis pada kulit dari kerusakan awal yang diakibatkan sinar matahari. Vitamin E juga

    meningkatkan efektivitas sunscreen ketika digunakan pada kulit (www.jawaban.com)/

    lampiran 1.6

    *Konsentrasi terpilih : 0,2%

    Alasan : konsentrasi yang digunakan sebagai antioksidan dan masuk dalam rentang

    konsentrasi optimum alpha tocopherol

    (HPE 6th p 31)/ lampiran 4.10

    Konsentrasi terpilih : 25%

    Alasan : Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi pati bengkuang, daya pelindung

    suryanya semakin besar. Lotion yang mengandung pati bengkoang 25% memiliki nilai spf 2,38. Pati

    bengkuang 25% memiliki mekanisme aksi sebagai pemblok fisik yang bekerja dengan cara memantulkan atau

    menghamburkan sinar ultraviolet.

    (Abdul Karim Zulkarnain, dkk. 2013)/lampiran 1.4

  • V. Matrik (bahan aktif dan bahan tambahan) untuk formula hasil modifikasi

    No Nama bahan

    Sifat Kimia

    (pustaka) Sifat fisika (pustaka) Kadar

    fungsi Nilai

    HLB Alasan dipakai dalam formula

    PH stabilitas Pemerian kelarutan Lazim Terpilih

    1

    (*)Ekstrak pati Bengkoang

    (Abdul Karim Zulkarnain,

    dkk. 2013)/lampiran 1.4

    Berdasarkan penelitian nilai

    spfnya pada konsentrasi 15%

    adalah sebesar 1,22; pati bengkuang

    20% sebesar 1,52; dan pati

    bengkuang 25% sebesar 2,38

    25%

    Sebagai sunscreen

    agent -

    memiliki sifat opaque amilum yang

    tidak dapat ditembus cahaya tetapi

    dapat memantulkan sinar, sangat

    bermanfaat untuk mencegah penetrasi

    radiasi sinar ultraviolet pada kulit

    (Nursal et al., 2006). Penambahan

    pati bengkuang dalam lotiondan krim

    dapat meningkatkan nilai SPF

    menjadi lebih tinggi dibandingkan

    nilai SPF pada kontrol negatif.

    2 Glyceril monosterarat (A)

    (HPE 6th p.290) / lampiran 4.2

    Kelarutan: larut dalam etanol

    panas,ether, chloroform, hot

    acetone, mineral oil, fixet oil,

    praktis tidak larut dalam air

    16% 12%

    Emollient;

    emulsifying agent;

    solubilizing agent;

    stabilizing agent

    3,8

    3 Cetyl alcohol (A)

    (HPE 6th P.156) / lampiran

    4.3

    Kelarutan: mudah larut dalam

    etanol, dan ether, tidak mudah larut

    dalam air.

    1% 15

    emulsifying agent;

    stiffening agent

    4 Mineral oil (M)

    (HPE 6th P.445)/ lampiran4.4

    Stabilitas :

    Terlindung dari

    cahaya dan

    disimpan ditempat

    kering

    Transparan, tidak berwarna, cairan

    kental, tidak berasa dan tidak

    berbau.

    Kelarutan : praktis tidak larut dalam

    etanol, gliserin dan air. Larut dalam

    aseton, benzen, kloroform,

    bercampur dengan volatile 0,1 dan

    1-32% 25% emolient 9-12

    Sebagai bahan tambahan dalam

    formulasi topikal, bersifat sebagai

    emolient. Masuk dalam fase minyak

  • minyak campura

    5 Glyserin (A)

    (HPE 6th p.283)/ lampiran 4.5

    Kelarutan : larut dalam air, etanol,

    sukar larut dalam acetone, praktis

    tidak larut dalam

    chloroform,benzene

    7% 7%

    Antimicrobial

    preservative;

    cosolvent;

    emollient;

    humectant

    6 Water

    (HPE 6th P.766)/ lampiran 4.6 Titik didih : 100o

    Cairan jernih,tidak berwarna, tidak

    berbau, tidak mempunyai rasa

    Ad 100

    Sebagai pelarut

    (Solvent) - Pelarut inert

    7 Sesame oil (M)

    (HPE 6th P. 614)/ lampiran

    4.7

    Stabilitas : ketika

    dingin menjadi

    keruh pada suhu 10o

    dan massa seperti

    mentega hampir 00

    Jernih, tidak berwarna, kuning

    kehijauan, cairan berminyak.

    Kelarutan : larut dalam etanol,

    bercampur dengan eter, klorofrom,

    petrolium light

    10% Pelarut (Solvent) 7

    Dapat sebagai emolien dan

    menyejukkan yang radang,

    melembutkan kulit serta sebagai

    pelicin, tidak menyebabkan iritasi dan

    non toxic

    8 (*)Metilparaben (A)

    (HPE 6th P.441)/ lampiran 4.8

    PH : 4-8

    larut air pada ph 8

    atau diantaranya

    jarang terhidrolisis

    Pemerian : hablur kecil, tidak

    berwarna/sebuk halus putih, tidak

    berbau khas lemah, punya sedikit

    rasa terbakar.

    Densitas : 1,352 g/cm3

    Kelarutan : etanol (1:2) ; etanol

    95% (1:3) ; eter (1:10)

    0,015

    0,3 0,02% Sebagai pongawet - Tidak mutagenik, Tidak teratogenik,

    non carsenogenik

    9 (*)Propyl paraben (A)

    (HPE 6th P.596) / lampiran4.9

    aktivitas

    antimikroba antara

    pH 4-8.

    Propylparaben telah

    digunakan dengan

    Methylparaben

    dalam persiapan

    parenteral, dan

    digunakan dalam

    kombinasi dengan

    paraben lain dalam

    topikal dan oral

    Pemerian : putih, kristal, tidak

    berbau, dan tidak berasa

    Kelarutan : Water 1 in 4350 at

    158C

    1 in 2500

    1 in 225 at 808C

    Propylene glycol 1 in 3.9

    Acetone Freely soluble

    Ethanol (95%) 1 in 1.1

    0,01-0,6 0,18% Sebagai pengawet -

    Propylparaben (0,02% b / v) bersama-

    sama dengan Methylparaben

    (0.18% b / v) telah digunakan dalam

    berbagai

    formulasi farmasi parenteral

  • formulasi.

    10 (*)Alfa tocoperol (M)

    (HPE 6th p 31). Lampiran

    4.10

    Tidak stabil

    terhadap cahaya dan

    udara terutama

    dalam suasan alkali

    Kelarutan : tidak larut dalam air,

    sukar larut dalam l,arutan alkali,

    larut dalam etanol dan minyak

    nabati.

    Tidak berbau berasa

    1,4 gr unit

    (1 mg vit

    E 1,4 gr

    unit d-

    tokoferol)

    0,2% antioksidan -

    Mencegah dan mengatasi kulit

    terbakar akibat sinar matahari dengan

    melindungi lapisan epidermis pada

    kulit dari kerusakan awal yang

    diakibatkan sinar matahari. Vitamin E

    juga meningkatkan efektivitas

    sunscreen ketika digunakan pada kulit

    11 TEA

    Triethanolamine

    dapat berubah

    menjadi cokelat

    pada paparan udara

    dan cahaya.

    85% trietanolamin

    cenderung

    stratifikasi di bawah

    158C;

    homegeneity dapat

    dikembalikan

    dengan pemanasan

    dan pencampuran

    sebelum digunakan.

    Larut dalam aseton, Carbon

    tetracloride,Metanol dan Air

    Benzene 1 : 24

    Ethyl ether 1 : 63

    0,1% Emulsifyng agent -

    12 Oleum Roseus

    q.s

    q.s Perfume - Memberikan aroma mawar untuk

    sediaan

    M = Fase minyak A= Fase air

  • V.I.1. Bentuk sediaan Dasar

    i. Bentuk : Krim

    ii. Definisi : Krim merupakan bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi

    dalam bahan dasar yang sesuai. (FI IV, P 6)/ Lampiran 1.5

    iii. Persyaratan Umum :

    - Kandungan air 60%

    - Untuk pemakaian luar

    - Disimpan dalam wadah tertutup baik

    - Dapat tercucikan oleh air (FI III, P 8)/ Lampiran 1.5

    V.I.2. Bentuk sediaan kosmetik terpilih

    a. Bentuk : Lotion O/W

    b. Definisi :

    Losio adalah sediaan cair berupa suspensi atau dispersi, digunakan sebagai obat luar. Dapat berbentuk suspensi zat padat dalam bentuk serbuk halus

    dengan bahan pensuspensi yang cocok atau emulsi tipe minyak dalam air dengan surfaktan yang cocok (Depkes RI, 1979: 19)/ lampiran 1.1

    c. Persyaratan Umum :

    1. Mudah digunakan

    2. Jumlah yang menempel mencukupi kebutuhan

    3. Bahan aktif kompatibel dengan bahan tamSbahan lain.

    4. Bahan dasar dapat mempertahankan kelembutan dan kelembaban kulit (FDA, 2003)/lampiran 1.1

  • VI. Susuna formula ( 1 Formula dan 1 Batch )

    No Nama Bahan Sinonim Bahan

    Pengganti

    Konsentrasi 1 Resep

    (30 g)

    1 Batch

    (90 g) Pelarut

    Awal Modifikasi

    1

    (*)Ekstrak pati

    Bengkoang

    (Abdul Karim

    Zulkarnain, dkk.

    2013)/lampiran 1.4 (A)

    Pachyrhizus erosus (L.) Urb. - - 25% 75

    2 Glyceril monosterarat

    (HPE 6th p.290)

    glycerine monostearate; glycerin

    monostearate; glycerol

    monostearate; glycerol stearate; glyceryl

    stearate

    - 16% 12% 3,6 10,8

    3 Cetyl alcohol

    (HPE 6th P.155)

    Cetanol, Alcohol cetylicus; Avol;

    Cachalot; Crodacol C70; Crodacol C90;

    Crodacol C95; ethal; ethol

    - 1% 1% 0,3 0,9

    4 Mineral oil

    (HPE 6th P.445)

    liquid petrolatum; paraffin oil; paraffinum

    liquidum; Sirius; white

    mineral oil. Liquid Paraffin

    - 10% 10% 3 9

    5 Glyserin

    (HPE 6th p.283) glicerol; glycerine; glycerolum - 7% 7% 2,1 6,3

    6 Sesame oil

    (HPE 6th P. 614)

    Benne oil; gingelly oil; gingili oil; jinjili

    oil, olive oil - 10% 10% 3 9

    7 (*)Metilparaben

    (HPE 6th P.441)

    Methyl Parahydroxybenzoate, Methyl

    Parasept; Nipagin - q.s 0,18% 0,054 0,162

    8 (*)Propyl paraben

    (HPE 6th P.596)

    Nipasol M; propagin, Propyl

    Parahydroxybenzoate - q.s 0,02% 0,006 0,018

    9 (*)Alfa tocoperol

    (HPE 6th p 31)

    Alpha tocopherol, Vitamin E, Eastman

    Vitamin E TPGS; synthetic alpha

    tocopherol

    - - 0,2% 0,06 0,18

    10 Oleum Roseus - q.s q.s q.s q.s

    11 TEA

    (HPE 6th p 754)

    triethylolamine; trihydroxytriethylamine;

    tris (hydroxyethyl)amine; trolaminum - - 0,1% 0,03 0,09

    12 Water

    (HPE 6th P.766)

    Purified water, Aqua; aqua purificata;

    hydrogen oxide. - Add 100

    Total 37,15

  • Perhitungan bobot sediaan :

    (Yanhendri, dkk. 2012)/Lampiran 5.2

    - Luas Permukaan Seluruh Tubuh(%) = 100%

    - Pengaplikasian pada seluruh = 30 - 40 g (untuk 1x aplikasi)

    - Perkiraan lama penggunaan losion = 1 hari sekali untuk sekali pemakaian.

    Maka, 1 Resep = 30 gr

    1 Batch = 30 gr x 3 = 90 gr

    Perhitungan konversi SPF dan ekstrak bengkoang :

    - Konsentrasi 25% dari ekstrak bengkoang memberikan nilai SPF 2,38 (Zulkarnaen). /Lampiran 1.4

    - Menurut Nguyen and Rigel (2005) setiap bahan aktif individu harus memiliki minimum SPF paling rendah 2 untuk produk akhir.

    - Maka nilai spf dari ekstrak telah sesuia karena telah lebih dari 2

    Untuk ekstrak kental digunakan konsentrasi 25%, yaitu :

    u/ 1R/ u/ 1 batch

    Segar 2500g 7500 g

    Cair 250 g 750 g

    Kental 25 g 75 g

    Kering 2,5 g 7,5 g

    Perhitungan sisa air :

    1 Resep : 30 25 -3,6 0,3 3- 2,1 3 0,054 0,006 0,06 0,03

    1 Batch : 90 75 10,8 0,9 9 6,3 9 0,162 0,018 0,18 -0,09 = - 11,45 (kurang air dianggap dalam ekstrak bengkoang)