Uas globalisasi aktor non negara dalam dinamika finansial global

21
Aktor Non-Negara dalam Dinamika Finansial Global; Studi Kasus Rating Agency dalam Krisis Finansial Global 2008 Bernadette Aderi Puspaningrum 1006694315

Transcript of Uas globalisasi aktor non negara dalam dinamika finansial global

Page 1: Uas globalisasi aktor non negara dalam dinamika finansial global

Aktor Non-Negara dalam Dinamika Finansial Global;

Studi Kasus Rating Agency dalam Krisis Finansial Global 2008

Bernadette Aderi Puspaningrum 1006694315

Ujian Akhir Mata kuliah Globalisasi

DEPARTEMEN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONALFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS INDONESIA2013

Page 2: Uas globalisasi aktor non negara dalam dinamika finansial global

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Selama tiga dekade terakhir, telah terjadi peningkatan dalam skala dan jangkauan

interkoneksi global di segala bidang, mulai dari ekonomi hingga budaya. Hal ini tidak

lain merupakan dampak dari globalisasi, yang telah membuat system dunia menjadi

terhubung satu sama lain. Interkonektivitas yang terjadi akibat proses globalisasi

berdampak pada semakin kompleksnya pola interaksi di dunia. Fenomena gobalisasi ini

sangat terasa wujud dan dampaknya terutama di masa-masa krisis. Interkonektivitas

terlihat dari bagaimana kondisi di satu negara maupun kawasan dapat pula mempengaruhi

negara lain. Krisis memunculkan ketidakstabilan, yang akibat interkonektivitas itu sendiri

memunculkan efek menyebar ke belahan dunia lainnya.

Dalam sejarahnya, system keuangan internasional telah mengalami tiga kali masa

krisis besar, hingga yang terakhir di tahun 2008 lalu. Berbeda dengan krisis sebelumnya,

pada dasarnya krisis 2008 terjadi dalam system keungan global yang lebih mapan.

Berbagai regulasi keuangan telah dibentuk untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam

perputaran modal bahkan hingga ke lintas negara. Ditambah lagi, negara-negara maju kini

justru mendapatkan dampak yang terburuk dari krisis finansial global 2008. Fenomena

menarik lainnya dari krisis di abad ini adalah munculnya actor non-negara yang banyak

mendapat sorotan dari berbegai ilmuan, yaitu rating agency.

Rating agency pada dasarnya merupakan actor baru dalam finansial global. Akan

tetapi peranan dan pengaruhnya dalam mempengaruhi dinamika keuangan global menjadi

penting bahkan disinyalir menjadi salah satu penyebab terjadinya krisis finansial global

2008. Hal ini, pada dasarnya telah menjadi fenomena baru dalam system keungan

internasional dimana actor non-negara mengambil peranan yang signifikan dalam

mempengaruhi hubungan internasional. Oleh sebab itu, dengan menitik beratkan pada

dinamika keungan global, tulisan ini akan menyoroti peranan rating agency dalam krisis

finansial global 2008.

1.2. Pertanyaan Permasalahan

Makalah ini akan menjawab pertanyaan permasalahan yaitu:

“Bagaimana keterkaitan rating agency sebagai actor non-negara dengan dinamika

finansial global di tahun 2008 ?“

2

Page 3: Uas globalisasi aktor non negara dalam dinamika finansial global

1.3. Kerangka Pemikiran

Globalisasi finansial1

Makalah ini menggunakan konsep globalisasi finansial untuk dapat membantu

menjelaskan bagaimana dinamika yang terjadi antara perkembangan system keungan

internasional dengan aktor-aktor di dalamnya. Dengan demikian menurut Gerd Häusler, pada

dasarnya terdapat beberapa aspek dalam globalisasi finansial, seperti di bawah ini.

Kekuatan pendorong globalisasi

Secara umum terdapat empat pendorong terjadinya globalisasi finansial, yaitu:

Kemajuan dalam teknologi informasi dan komputer telah memberikan kemudahan untuk

pelaku pasar dan otoritas negara dalam mengumpulkan dan memproses informasi yang

mereka butuhkan untuk mengukur, memonitor, dan mengelola risiko keuangan, dan untuk

mengelola berbagai transaksi yang tersebar di pusat-pusat keuangan internasional di Asia,

Eropa, dan belahan bumi Barat.

Globalisasi ekonomi nasional (produksi, konsumsi, dan investasi fisik) telah secara

signifikan berpengaruh di negara atau wilayah berbeda. Hal ini terkait dengan adanya

distribusi kerja perusahaan-perusahaan multinasional ataupun akuisisi perusaan besar

nasional dengan perusahaan asing. Perubahan ini telah mendorong permintaan untuk

pembiayaan lintas batas dan, seiring dengan liberalisasi keuangan, mendorong terciptanya

wadah modal dan liquiditas internasional.

Liberalisasi keuangan nasional dan pasar modal, ditambah dengan perbaikan pesat dalam

teknologi informasi dan globalisasi ekonomi nasional, sudah mengkatalisasi inovasi

keuangan dan mendorong pertumbuhan pergerakan modal lintas-perbatasan. Globalisasi

memerlukan adanya intermediasi keuangan sebagian merupakan respon terhadap permintaan

mekanisme untuk menengah arus lintas-batas dan sebagian respon terhadap penurunan

hambatan perdagangan jasa keuangan dan liberalisasi peraturan yang mengatur masuknya

lembaga keuangan asing ke pasar modal dalam negeri.

Persaingan antara penyedia jasa perantara telah meningkat karena kemajuan teknologi

dan liberalisasi keuangan. Pihak yang berwenang di banyak negara telah mengubah aturan

yang mengatur intermediasi keuangan untuk memungkinkan lebih luas lembaga untuk

menyediakan jasa keuangan, dan kelas baru lembaga keuangan nonbank, termasuk investor

institusi, telah muncul. Bank investasi, perusahaan obligasi, manajer aset, reksadana,

1Gerd Häusler, “The Globalization of Finance” , March 2002, Volume 39, Number 1, diakses dari http://www.imf.org/external/pubs/ft/fandd/2002/03/hausler.htm pada tanggal 28 Mei 2013 pukul 22.12 WIB.

3

Page 4: Uas globalisasi aktor non negara dalam dinamika finansial global

perusahaan asuransi, dan perusahaan khusus trade finance, hedge fund, dan bahkan

telekomunikasi, perangkat lunak, dan makanan perusahaan yang mulai menyediakan layanan

serupa dengan yang tradisional yang disediakan oleh bank.

Perubahan di pasar modal

Perubahan drastis dalam struktur pasar modal nasional dan internasional melaui

globalisasi finansial ini terlihat dari :

Pertama, sistem perbankan di negara-negara besar telah melalui proses disintermediasi-

yaitu, bagian yang lebih besar dari intermediasi keuangan yang sekarang sedang terjadi

melalui obligasi yang dapat diperdagangkan (bukan pinjaman bank dan deposito). Kedua

entitas finansial dan nonfinansial, serta penabung dan investor, telah memainkan peran kunci

dalam, dan manfaat dari, transformasi ini. Bank telah semakin bergeser risiko keuangan

(khususnya risiko kredit) dari neraca mereka dan menjadi efek pasar-misalnya, dengan

menggabungkan dan mengkonversi aset menjadi obligasi yang dapat diperdagangkan dan

masuk ke interest rate swap dan transaksi derivatif lainnya-dalam menanggapi baik insentif

peraturan seperti kebutuhan modal dan insentif internal untuk meningkatkan pengembalian

risiko disesuaikan pada modal bagi pemegang saham dan menjadi lebih kompetitif.

Perusahaan dan pemerintah juga datang untuk lebih mengandalkan pasar modal nasional dan

internasional untuk membiayai kegiatan mereka.

Kedua, lembaga keuangan non-bank yang bersaing secara agresif dalam pasar nasional

dan internasional, mendorong terbentuknya instrumen keuangan. Mereka mengumpulkan

pangsa meningkatnya tabungan, karena rumah tangga memotong deposito bank untuk

menahan dana mereka lebih tinggi-return instrumen seperti reksa dana yang dikeluarkan oleh

lembaga-lembaga yang lebih mampu untuk diversifikasi risiko, mengurangi beban pajak, dan

mengambil keuntungan dari ekonomi skala, dan telah tumbuh secara dramatis dalam ukuran

maupun kecanggihan.

Ketiga, minimnya keterlibatan negara dalam pembuatan peraturan yang dapat

menghambat berbagai tindakan fiscal yang dialakukan bank. Memungkinkan bank-bank

komersial untuk memasuki perbankan investasi, manajemen aset, dan bahkan asuransi,

memungkinkan mereka untuk melakukan diversifikasi sumber pendapatan dan bisnis risiko.

Pendalaman dan perluasan pasar modal telah menciptakan sumber lain bisnis baru bagi bank-

underwriting obligasi korporasi dan ekuitas isu-serta sumber pembiayaan baru, karena bank

semakin beralih ke pasar modal untuk mengumpulkan dana bagi kegiatan investasi mereka

sendiri dan mengandalkan over-the-counter (OTC) pasar derivatif pasar-desentralisasi

4

Page 5: Uas globalisasi aktor non negara dalam dinamika finansial global

(sebagai lawan pertukaran terorganisir) di mana turunannya seperti mata uang dan swap suku

bunga pribadi diperdagangkan, biasanya antara dua pihak-untuk mengelola risiko dan

memfasilitasi intermediasi.

Bank telah dipaksa untuk mencari sumber tambahan pendapatan, termasuk cara-cara baru

intermediasi dana dan bisnis berbasis biaya, karena persaingan dengan perantara keuangan

nonbank telah mengurangi margin keuntungan dari pinjaman usaha-perusahaan tradisional

bank dibiayai oleh dana murah-ke tingkat yang sangat rendah.

Keuntungan versus risiko

Salah satu manfaat utama dari keragaman tumbuh sumber pendanaan adalah bahwa itu

mengurangi risiko "krisis kredit." Ketika bank-bank di negara mereka sendiri berada di

bawah tekanan, peminjam sekarang dapat mengumpulkan dana dengan menerbitkan saham

atau obligasi di bursa efek dalam negeri atau dengan mencari sumber pendanaan lainnya di

pasar modal internasional. Sekuritisasi membuat harga dan alokasi modal yang lebih efisien

karena perubahan risiko keuangan tercermin jauh lebih cepat dalam harga aset dan arus dari

pada neraca bank. Downside adalah bahwa pasar telah menjadi lebih stabil, dan volatilitas ini

bisa menimbulkan ancaman bagi stabilitas keuangan.

Manfaat lain dari globalisasi keuangan adalah bahwa, dengan lebih banyak pilihan

terbuka bagi mereka, peminjam dan investor dapat memperoleh hal yang lebih baik pada

pembiayaan mereka. Perusahaan dapat membiayai investasi fisik yang lebih murah, dan

investor dapat lebih mudah diversifikasi internasional dan risiko portofolio menyesuaikan

dengan preferensi mereka. Ini mendorong investasi dan tabungan, yang memfasilitasi

aktivitas ekonomi riil dan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan.

Peningkatan transparansi tentang fundamental ekonomi dan pasar keuangan, bersama dengan

pemahaman yang lebih baik tentang mengapa booming pasar aset dan patung terjadi, dapat

membantu pasar yang lebih baik mengelola risiko tersebut.

5

Page 6: Uas globalisasi aktor non negara dalam dinamika finansial global

BAB 2

PEMBAHASAN

Keterkaitan antara rating agency dengan krisis fiansial global 2008 akan dibahas

dalam bagian ini dengan pertama-tama melihat bagaimana peranan rating agency dalam

system finansial global. Selanjutnya, bagian kedua akan secara spesifik melihat bagaimana

rating agency dalam krisis global 2008. Dari kedua pemaparan tersebut, sub-bab ketiga

dalam bab ini kemudian akan menganalisis pengaruh rating agency secara umum terhadap

kondisi finansial di era globalisasi sekarang ini.

2.1 Rating agency dalam Perkembangan Finansial Global

Peperangan yang terjadi di abad 18 dan 19 membuat focus konsentrasi negara-negara

akan ancaman keamanan menajadi factor yang utama bagi negara untuk tetap survive dalam

system internasional. Akan tetapi, pasca berakhirnya perang dingin, keruntuhan Uni Soviet

membuat system capitalisme menyebar di dunia. Akibatnya pada tahun 1960-an pembukaan

pasar modal mulai terjadi.2 Kini negara tidak lagi menjadi satu-satunya actor dalam hubungan

internasional. Michael R. King dan Timothy J. Sinclair dalam tulisannya berpendapat

mengenai adanya New Global Finanance yang kemudian memperbolehkan pihak swasta

memberikan pinjaman maupun membeli surat-surat berharga dari bank.3 New Global

Finanance dengan kata lain membuka sebesar-besarnya akses modal dalam masa globalisasi

finansial.

New Global Finanance, meminimalisir peranan negara dalam pasar modal dan

memasukan nilai-nilai transnasional dalam mekanisme finansial.4 Dalam hal ini, peranan

negara pada dasarnya tidak dihilangkan sepenuhnya, namun menurut Timothy dalam pasar

modal otoritas dan legitimasi negara kini telah dibatasi. Akibatnya, kekuatan pasar menjadi

mekanisme yang secara efektif berjalan dalam system finansial global saat ini. Hal ini

2 Timothy J. Sinclair, “Passing Judgement: Credit Rating Processes As Regulatory Mechanisms Of Governance In The Emerging World Order”, Centre For International And Strategic Studies Occasional Paper Number 20 November 1993, diaskes dari http://www.tandfonline.com/doi/pdf/10.1080/09692299408434271#.UbXyTEpaR0w, pada tanggal 29 Mei 2013 pukul 18.42 WIB.3 Michael R. King & Timothy J. Sinclair , “Grasping At Straws: A Ratings Downgrade For The Emerging International Finansial Architecture” Working Paper No. 82/01 November 2001, diakses dari http://wrap.warwick.ac.uk/2036/ pada tanggal 29 Mei 2013 pukul 20.12 WIB.4 Timothy J. Sinclair, log.cit., Hlm. 3

6

Page 7: Uas globalisasi aktor non negara dalam dinamika finansial global

kemudian mendorong tiap transaksi dalam pasar modal lebih mengarah pada profit oriented

dimana investasi dilakukan secara terus menerus sebagai upaya untuk mengakumulasi modal.

Bank kini menjadi regulator pergerakan modal dimana peminjam dan pemberi

pinjaman bertemu seblum masuk ke pasar modal. Permasalahan yang muncul kemudian

adalah kurangnya informasi yang dimiliki bank terkait siapa-siapa saja yang mampu

mengembalikan pinjaman kembali dan siapa yang tidak. Akan tetapi karena bank sendiri

dalam proses ini turut mendapatkan keuntungan atas biaya mediasi peminjam dam pemberi

pinjaman maka kredibilitas bank tersebut turut dipertanyakan. Hal inilah yang kemudian

mendorong pembentukan rating agency yang diharapkan dapat secara credible memberikan

informasi tentang kelayakan kredit bagi pemasok modal maupun pengguna modal dalam

pasar finansial global sekarang ini.5

2.2 Rating agency dalam Krisis Finansial Global Tahun 2008

Keberadaan rating agency dalam system finansial global lambat laun semakin

diperhitungkan dan secara tidaklangsung telah menjadi standar yang digunakan oleh para

investor dalam 10 tahun terakhir. Keperluan akan keterbukaan informasi dalam melakukan

investasi menjadi pendorong digunakannya standarisasi yang diberikan oleh rating agency

sebagai ukuran penanaman modal dalam sejumlah transaksi di pasar finansial global. Secara

legal, rating agency bahkan telah menjadi salah satu prasarat dari ketentuan pengaturan

finansial global yang tercantum dalam Basel Accord pilar ke-tiga.6 Dengan demikian rating

agency pada dasarnya telah memegang peran penting dalam membentuk regulasi system

finansial global.

Peranan rating agency tersebut dapat telihat dalam dinamika krisis finansial global

tahun 2008. Hal ini pada dasarnya disampaikan pula oleh beberapa pengamat ekonomi

internasional yang melihat adanya kejanggalan dalam pemberian creadit rating bagi

Mortgage-Backed Securities (MBS) and Collateralized Debt Obligations (CDO).7

5 Richard O'Brien, Global Finansial Integration: The End of Geography (London: The Royal Institute of International Affairs/Pinter Publishers,1992), hlm. 10.6 Michael R. King & Timothy J. Sinclair , log.cit.,hlm. 3. 7 ___, "This American Life": Giant Pool of Money wins Peabody, diakses dari http://www.pri.org/stories/business/giant-pool-of-money.html pada tanggal 8 Juni 2013 pukul 15.23 WIB.

7

Page 8: Uas globalisasi aktor non negara dalam dinamika finansial global

Data dari Moody's dan

Standard & Poor's

disamping menunjukan

bagaimana downgrade

pada credit rating MBS di

tahun 2007 kuarter ketiga

dan empat mengalami

peningkatan secara drastic

sebesar $503juta dikuarter

pertama dan kedua tahun

2008. Data tersebut kontan

mendorong masuknya

investor global untuk

membeli surat berharga

yang sebenarnya merupakan hipotik dari kredit macet yang belum terdokumentasikan. Hal ini

kemudian berdampak pada bubble ekonomi dalam sektor perumahan AS. Tidak hanya itu,

krisis yang terjadi di AS berdampak secara global terutama kerena share perdagangan AS

yang besar di pasar internasional.

Berbagai penyebab yang disinyalir menjadi alasan dari kesalahan yang dilakukan oleh

rating agency:8

1. Konflik kepentingan

Sebagai lembaga swasta independen, hasil penilaian rating agency erat kaitannya

dengan keuntungan yang akan didapatkan bagi rating agency itu sendiri. Seperti yang

kita ketahui, rating agency melakukan tugasnya atas permintaan dari bank tertentu.

Bank itu sendiri pada dasarnya hanya akan menggunakan jasanya rating agency yang

dapat menciptakan citra baik bagi investor terhadap produk tertentu yang dimilikinya.

Hal inilah yang menyebabkan muncul berbagai pandangan akan adanya konflik

kepentingan dalam hasil yang dikeluarkan oleh rating agency. Bagi rating agency

sendiri apa yang mereka lakukan pada dasarnya cukup bebas dari resiko. Sejak awal

berdirinya hingga kini, rating agency berdiri bebas tanpa adanya ikatan hokum yang

dapat menjelat mereka ketika melakukan penyelewengan terhadap data yang mereka

8 Kevin Selig, Credit Rating Agencies and the Finansial Crisis, Greed, Negligence, Or System Failure?, diakses dari kenan.ethics.duke.edu/wp.../07/Case-Study-Greed-and-Negligence.pdf, pada tanggal 8 Juni 2013 pukul 16.11 WIB.

8

Page 9: Uas globalisasi aktor non negara dalam dinamika finansial global

keluarkan. Akibatnya, rating agency sepenuhnya kebebasan untuk tidak bertanggung

jawab atas berbagai kerugian yang terjadi karena hasil penelitian yang

dikeluarkannya.

2. Tekanan kompetitif

Penggunaan criteria penilaian dengan standarisasi yang dibuat oleh rating agency

menjadi permasalahan berikutnya. Rating agency pada dasarnya menggunakan

pedoman teori ekonomi untuk memperhitungkan resiko dalam ekonomi keuangan.

Akan tetapi perubahan bisa saja dilakukan untuk meningkatkan persaingan antar

rating agency dalam memperebutkan keuntungan dari kliennya. Akibatnya, berbagai

penyesuaian termasuk penurunan standarisasi seringkali dilakukan untuk tetap

menempatkan penilaian yang baik dari obligasi tertentu bagi investor.

3. Perubahan kultur kerjasama

Adanya perubahan dalam kultur kerjasama ini pada dasarnya dipengaruhi kembali

atas kepentingan untuk mendapatkan profit demi kepentingan perusahaan dan

individu di dalamnya. Hal ini terlihat dari perubahan yang dilakukan oleh Moody’s,

yang semula dipandang sebagai rating agency yang sangat berkopeten dan dapat

dipercaya bagi investor. Perubahan yang dilakukan terkait pembagian keuntungan

dalam perusahaan setelah Moody’s berubah menjadi perusahaan publik. Hal ini

kemudian mengarahkan pemimpin perusahaan untuk mengejar keuntungan yang

sebesar-besarnya bagi

perusahaan, yang dalam

hal ini sama dengan

melakukan berbagai upaya

untuk menguntungkan

klien. Akibatnya, hasil

penilaian yang dilakukan

rating agency pertama di

dunia ini kini menjadi

tidak sepenuhnya dapat

dipercaya oleh investor.

Masalah yang terjadi

dalam penilaian

mortgage-backed securities (MBS) dan collateralized debt obligations (CDO) hingga

9

Page 10: Uas globalisasi aktor non negara dalam dinamika finansial global

menimbulkan krisis kian membuat penilaian public akan rating agency semakin

menurun.9

4. Minimnya regulasi: ketergantungan akan rating.

Pengalaman akan Great Depression diwaktu silam membuat para investor lebih

berhati-hati dalam menempatkan modalnya. Credit rating hingga kini menjadi ukuran

bagi investor untuk mempertimbangkan perilakunya dalam pasar finansial global. Hal

ini tidak lain membuat posisi rating agency dengan standarisasinya menjadi sangat

diperlukan dalam pasar finansial global. Rating yang dikeluarkan oleh rating agency

bagi investor menjadi salah satu pertimbangan yang penting bagi investor untuk

menaikan aatau menurunkan modalnya. Akibatnya, perusahaan menjadi pihak yang

paling dirugikan jika rating agency memberikan penilaian yang buruk terhadap

perusahaannya, karena hal tersebut sangat berhubungan dengan supply modal ke

dalam perusahaan. Sensitifitas perusahaan terhadap rating itu sendiri yang membuat

system finansial global menjadi sangat rentan terhadap keberadaan rating agency.

Keempat masalah tersebut, memperlihatkan bagaimana mempengaruhi dan

dipengaruhi oleh system finansial global. Disatu sisi, keuntungan dari globalisasi finansial

bagi rating agency memberikan keleluasaan bagi rating agency untuk berkerja sesuai dengan

kepentingannya. Disisi lain, resiko tentunya tetap adanya dilihat dari bagaimana rating

agency harus berjuang dalam konflik pencitraan perusahaannya maupun perusahaan kliennya

untuk mendapatkan keuntungan dalam dari banyaknya jumlah investor.

2.3 Analisa Peranan Rating agency dalam Globalisasi Finansial.

Pemaparan sebelumnya telah memperlihatkan keterkaitan rating agency dalam system

financial global. Secara umum system finasial global memberikan keuntungan dan kerugian

pada rating agency sebagai aktor non negara untuk secara dapat memberikan pengaruh fi

tingkat global. Pada umumnya hal ini banyak pula ditentang dalam pandangan-pandangan

globalisasi terutama jika dilihat dari sudut pandang realist. Fenomena rating agency dalam

system financial global pada dasarnya menunjukan adanya pertentangan terhadapa beberapa

asumsi dari pandangan realist.

Pandangan realis yang skeptis terhadap integrasi ekonomi dalam globalisasi pada

dasarnya bersinggungan dengan fenomena krisis financial global beberapa tahun terakhir. 9 John Kiff, “Reducing Role of Credit Ratings Would Aid Markets”, diakses dari http://www.imf.org/external/pubs/ft/survey/so/2010/res092910a.htm,pada tanggal 9 Juni 2013 pukul 12.19 WIB.

10

Page 11: Uas globalisasi aktor non negara dalam dinamika finansial global

Seperti yang telah disebutkan

sebelumnya, krisis financial yang terjadi

di AS berdampak pula pada stabilitas

ekonomi global. Hal tersebut terlihat dari

grafik Global GDP Growth yang

menunjukan adanya penurunan

pertumbuhan GDP dunia pada tahun 2008

atau tepat pada masa krisis financial yang

berlangsung di AS. Jika mengacu pada

konsep globalisasi financial yang

digunakan dalam tulisan ini, peristiwa penurunan tingkat pertumbuhan GDP dunia yang juga

masih dalam periode krisis financial di AS memperkuat adanya pandangan globalisasi bahwa

globalisasi ekonomi nasional (produksi, konsumsi, dan investasi fisik) telah secara signifikan

berpengaruh di negara atau wilayah berbeda. Hal ini menunjukan adanya interkonektifitas

dalam global financial ekonomi.

Asmsi realis lainnya yang bersinggungan dengan fenomena krisis financial global

tahun 2008 ini adalah asumsi terkait globalisasi sebagai alat power negara-negara besar. 10

Terkait hal ini, realis mengakui adanya sifat interdependensi dalam sistem internasional

namun jarang mengakui adanya keterlibatan aktor non-negara seperti perusahaan multi

nasional. Pandangan ini bertolak belakang dengan fenomena rating agency yang oleh

beberapa pengamat dipandang memiliki andil dalam instabilitas ekonomi internasional dalam

krisis finansial global tahun 2008. Pemaparan sebelumnya telah memperlihatkan bagaimana

rating agency yang merupakan suatu perusahaan multi nasional dalam upayanya

mendapatkan keuntungan dapat melakukan berbagai strategi ekonomi yang dampak

mempengaruhi interaksi aktor-aktor lain dalam sistem finansial global. Krisis 2008 pada

dasarnya juga telah menunjukan bagaimana hadirnya perusahaan multi nasional dalam

globalisasi financial memunculkan adanya persaingan secara agresif dalam pasar nasional

dan internasional untuk mendorong terbentuknya instrumen keuangan.

Persaingan tersebutlah yang kemudian cenderung membahayakan stabilitas ekonomi

internasional. Persaingan antar rating agency untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-

besarnya beresiko pada dilakukannya manipulasi-manipulasi oleh rating agency terhadap

informasi keuangan. Persebaran informasi yang semakin maju dalam globalisasi kemudian

10 Robert Jervis, “Realism in the Study of World Politics,” dalam International Organization, Vol. 52, No. 4, (Autumn, 1998), hlm.982.

11

Page 12: Uas globalisasi aktor non negara dalam dinamika finansial global

juga semakin memperburuk efek dari manipulasi data yang dilakukan oleh rating agency

tersebut. Akibatnya manipulasi data tersebut berdapak pada kepanikan pasar modal dan

kemudian memicu instabilitas ekonomi. Krisis 2008 memperlihatkan bagaimana dampak

buruk dari rating agency, yang sama sekali tidak terikat oleh ketentuan hukum dalam

penyampaian referensi ekonomi terhadap investor, menimbulkan market error hingga

memicu krisis financial global. Fenomena ini menunjukan bahwa kebebasan aktor non-

negara dalam system internasional kerap kali dapat menimbulkan masalah dalam system

internasional. Oleh sebab itu, instrument legal seperti hokum yang mengikat dengan otoritas

negara di dalamnya, pada dasarnya masih tidak dapat dipisahkan dalam globalisasi financial

yang terjadi sekarang ini.

BAB III

KESIMPULAN

12

Page 13: Uas globalisasi aktor non negara dalam dinamika finansial global

Globaliasi financial terjadi karena adanya perkembangan teknologi, liberalisasi

keuangan nasional, serta meningkatnya peranan aktor-aktor non-negara dalam system

ekonomi internasional. Dinamika antara ketiganya dalamhal ini dapat terlihat dalam kasus

krisis keuangan global tahun 2008 yang terjadi di Amerika Serikat namun berdampak secara

global. Krisis tersebut memperlihatkan bagaimana aktor non negara berpengaruh terhadap

dinamika keungan internasional. Rating agency sebagai salah satu perantara kegiatan

ekonomi dalam hal ini menjadi salah satu penyebab terjadinya krisis financial. Hal tersebut

dipengaruh oleh adanya profit oriented dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh rating

agency. Pencarian profit ini mengakibatkan dilakukannya manipulasi data yang kemudian

berpengaruh pada krisis di pasar financial global. Apa yang dilakukan rating agency tersebut

pada dasarnya didukung oleh proses globaliasi financial saat ini yang sangat sedikit

menempatkan peranan control negara dalam system keungan global. Oleh sebab itu,

globalisasi financial seharusnya tidak melupakan negara sebagai aktor yang dapat dikatakan

secara rasional berupa menjaga stabilitas berbagai sektor kehidupan masyarakat. Dengan

demikian, sikap irasional dari aktor negara yang secara terus menerus berupaya untuk

mengambil keuntungan untuk pihaknya sendiri dapat diminimalisir sehingga stabilitas global

dapat tetap terjaga.

13

Page 14: Uas globalisasi aktor non negara dalam dinamika finansial global

DAFTAR PUSTAKA

___. "This American Life": Giant Pool of Money wins Peabody, diakses dari

http://www.pri.org/stories/business/giant-pool-of-money.html.

Häusler, Gerd. “The Globalization of Finance” , March 2002, Volume 39, Number 1, diakses

dari http://www.imf.org/external/pubs/ft/fandd/2002/03/hausler.htm

J. Sinclair, Timothy. “Passing Judgement: Credit Rating Processes As Regulatory

Mechanisms Of Governance In The Emerging World Order”, Centre For International And

Strategic Studies Occasional Paper Number 20 November 1993, diaskes dari

http://www.tandfonline.com/doi/pdf/10.1080/09692299408434271#.UbXyTEpaR0w.

King, Michael R. & Timothy J. Sinclair. “Grasping At Straws: A Ratings Downgrade For

The Emerging International Finansial Architecture” Working Paper No. 82/01 November

2001, diakses dari http://wrap.warwick.ac.uk/2036/.

O'Brien, Richard. Global Finansial Integration: The End of Geography (London: The Royal

Institute of International Affairs/Pinter Publishers,1992).

Selig, Kevin. Credit Rating Agencies and the Finansial Crisis, Greed, Negligence, Or System

Failure?, diakses dari kenan.ethics.duke.edu/wp.../07/Case-Study-Greed-and-Negligence.pdf.

Kiff, John. “Reducing Role of Credit Ratings Would Aid Markets”, diakses dari

http://www.imf.org/external/pubs/ft/survey/so/2010/res092910a.htm.

Jervis, Robert. “Realism in the Study of World Politics,” dalam International Organization,

Vol. 52, No. 4, (Autumn, 1998).

14