U u p p h i versi seorang pengacara

24
UU No. 22/ 1957 Lembaran Negara Repubilik Indonesia Tahun 1957 Nomor : 42 Tambahan lembaran Negara] Republik Indonesia Nomor :1227 PENYELESAIAN PERSELISIHAN PERBURUHAN Berdasarkan UU No. 12/ 1964 Lembaran Negara Repubilik Indonesia Tahun 1964 Nomor : 93 Tambahan lembaran Negara] Republik Indonesia Nomor : 2686 dan

Transcript of U u p p h i versi seorang pengacara

UU No. 22/ 1957

Lembaran Negara Repubilik Indonesia

Tahun 1957 Nomor : 42

Tambahan lembaran Negara]

Republik Indonesia Nomor :1227

PENYELESAIAN PERSELISIHAN PERBURUHAN

Berdasarkan

UU No. 12/ 1964

Lembaran Negara Repubilik Indonesia

Tahun 1964 Nomor : 93

Tambahan lembaran Negara]

Republik Indonesia Nomor : 2686

dan

PENYELESAIAN PERSELISIHAN PERBURUHANBerdasar UU No. 22/ 1957 & UU No. 12/ 1964

PERSELISIHAN KOLEKTIP ANTARA ( SB >< PENGUSAHA ) UU No. 22.1957

PERSELISIHAN PERORANGAN PHK ANTARA ( Pekerja >< PENGUSAHA ) UU No. 22.1957

DIREKTORATPPKJS

PERSELISIHAN PERBURUHAN

KANWIL DITJEN BINA LINDUNG

JURU PEMISAH/ DEWAN PEMISAH

KANDITJEN BINA LINDUNG

PENGADILAN NEGERI

P 4 D P 4 P

MENAKERTRANS

PENGADILAN TATA USAHA NEGARA

PENGADILAN TINGGI TATA USAHA NEGARA

MAHKAMAH AGUNG

K A S A S I

B A N D I N G

1

1

2

2

2

3

3

4

45

6 6

6

7

7

8 8

9

6

Hak VETO Menakertrans terhadap putusan P 4 P

4

Undang – undang Republik Indonesia

Nomor : 02 Tahun 2004

Tentang

PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor : 06

Tambahan lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor : 4356

BAB URAIANBAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1 s/d Pasal 5

BAB II TATA CARA PENYELESAIAN PERSELISIHANHUBUNGAN INDUSTRIAL

Bagian Kesatu, Penyelesaian Melalui BipartitPasal 6 s /d Pasal 7

Bagian Ke dua, Penyelesaian Melalui MediasiPasal 8 s /d Pasal 16

Bagian Ke tiga, Penyelesaian Melalui KonsiliasiPasal 17 s /d Pasal 28

Bagian Keempat, Penyelesaian Melalui ArbitrasePasal 29 s /d Pasal 54

BAB III PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

Bagian Kesatu , UmumPasal 55 s/d Pasal 60

Bagian Kedua , Hakim, Hakim Ad-Hoc dan HakimKasasi

Pasal 61 s/d Pasal 73

Bagian Ketiga, Sub Kepaniteraan dan PaniteraPengganti

Pasal 74 s/d Pasal 80

BAB IV PENYELESAIAN PERSELISIHAN MELALUIPENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

Bagian Kesatu, Penyelesaian Perselisihan Oleh Hakim

Paragraf 1 , Pengajuan GugatanPasal 81 s/d Pasal 88

Paragraf 2 , Pemeriksaan Dengan Acara BiasaPasal 89 s/d Pasal 97

Paragraf 3 , Pemeriksaan Dengan Acara CepatPasal 98 s/d Pasal 99

Paragraf 4 , Pengambilan Putusan

Pasal 100 s/d Pasal 112

Bagian Kedua, Penyelesaian Perselisihan Oleh HakimKasasi

Padal 113 s/d Pasal 115

BAB V SANKSI ADM,INISTRASI DAN KETENTUAN PIDANA

Bagian Kesatu, Sanksi AdministratifPasal 116 s/d Pasal 121

Bagian Kedua , Ketentuan PidanaPasal 122

BAB VI KETENTUAN LAIN - LAINPasal 123

BAB VII KETENTUAN PERALIHANPasal 124

BAB VIII KETENTUAN PENUTUPPasal 125 s /d Pasal 126

CONSIDERATION

Undang -undang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

Menimbang :

a. Bahwa hubungan industrial yang harmonis, dinamis, dan berkeadilan perlu diwujudkan secara optimal sesuai dengan nilai-nilai pancasila;

b. Bahwa dalam era industrialisasi, masalah perselisian industrial menjadi semakin meningkat dan kompleks, sehingga diperlukan institusi dan mekanisme penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang cepat,tepat,adil dan makmur;

c. Bahwa Undang-undang Nomor 22 Tahun 1957 tentang Penyelesaian Perselisihan Perburuhan dan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1964 tentang Pemutusan Hubungan Kerja di Perusahaan Swata sudah tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat;

d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut dalam huruf a, b, dan c perlu ditetapkan Undang-undang yang mengatur tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan industrial;

Mengingat :

1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 24, Pasal 25, Pasal 27 ayat (1) dan ayat (2) dan Pasal 28 D ayat (1) dan ayat(2) Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 1970 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2951) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 35 Tahun 1999 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 147, Tambahan lembaran Negara Nomor 3879);

3. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3316);

4. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3327);

5. Undang-undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja /Serikat Buruh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 131, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 3989);

6. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279);

Dengan Persetujuan bersama antara.

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL.

TATA CARA

Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

BIPARTIT

MEDIASI

KONSILIASI

ARBITRASE

P P H I

P H I

Pengadilan Hubungan Industrial

KASASIMahkamah Agung ( M A )

Pembatalan

PERSELISIHAN

Hak

Kepentingan

P H K

Antar SP / SB dalam satu Perusahaan

Pasal 115

Pasal 52

Pasal 55

Pasal 17

Pasal 29

Pasal 8

Pasal 6

Pasal 2

Keputusan ARBITRASE

Pasal 59

(1) Untuk pertama kali dg UU ini dibentuk PHI pada setiap PN Kabupaten / Kota yg berada di setiap Ibukota Provinsi yg daerah hukumnya meliputi provinsi ys bersangkutan .

(2) Di Kabupaten /Kota terutama yg padat industri, dengan Keputrusan Presiden harus segera dibentuk PHI pada PN setempat

TATA CARA

Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

Perundingan BIPARTIT

SP/SB, P/ B >< Pengusaha /Perusahaan

BIPARTIT

P H I

Pengadilan Hubungan Industrial

KASASIMahkamah Agung ( M A )

30 Hari Kerja

Pasal 3 (3)

Salah satu Pihak :

- Menolak untuk berunding

- Berunding tetapi tidak tercapai kesepakatan .

Perundingan Bipartit Gagal

Salah satu / kedua Pihak mencatatkan perselisihan tsb di Disnaker.

DISNAKER

wajib menawarkan penyelesaian melalui

KONSILIASI

ARBITRASE

7 Hari Kerja

7 hari Para Pihak tidak menetapkan

pilihan

DISNAKER

MelimpahkanMEDIASI

Tercapai kesepakatan penyelesaian

P erjanjian B ersama

PB Wajib didaftarkan di P H I

PB tidak dilaksanakan oleh salah satu Pihak

EKSEKUSI

Risalah

Pasal 3 & 6

Pasal 3(3)

Pasal 4(1)

Pasal 115

Pasal 6

Pasal 7(3)

Pasal 4(3)

Pasal 8

Pasal 17

Pasal 29

Pasal 7(5)

Pasal 4(4)

Pasal 6(1)

Pasal 7(2)

TATA CARA

Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

M E D I A S I

P H I

Pengadilan Hubungan Industrial

KASASIMahkamah Agung ( M A )

Tercapai kesepakatan penyelesaian

P erjanjian B ersama PB Wajib

didaftarkan di P H I

PB tidak dilaksanakan oleh salah satu Pihak

EKSEKUSI

P engusaha/ P erusahaan

SP /SB atau Pekerja

MEDIATOR

Pegawai DISNAKER

Penelitian perkara 7 hari

Sidang Mediasi

30 hari kerja

Tidak tercapai kesepakatan penyelesaian

Mediator mengeluarkan anjuran tertulis

MenyetujuiMenolak

10 hari3 hari

Pasal 115

Pasal 6

Pasal 8

Pasal 10

Mediator memanggil

saksi/saksi ahli

Pasal 11

Pasal 13 (1)

Pasal 13(2) Pasal

13(3)

Pasal 14

Pasal 13 (3.b)

TATA CARA

Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

KONSILIASI

P H I

Pengadilan Hubungan Industrial

KASASIMahkamah Agung ( M A )

EKSEKUSI

P engusaha/ P erusahaan

SP /SB atau Pekerja

KONSILIATOR

Non Pegawai & terdaftar di DISNAKER

Penelitian perkara 7 hari

Sidang Mediasi

Menolak

Tercapai kesepakatan penyelesaian

P erjanjian B ersama PB Wajib

didaftarkan di P H I

PB tidak dilaksanakan oleh salah satu Pihak

Tidak tercapai kesepakatan penyelesaian

Konsiliator mengeluarkan anjuran

tertulis

Menyetujui

10 hari3 hari

Para Pihak

meminta /memilih

30 hari kerja

PPHI melalui KONSILIASI

1. Perselisihan kepentingan

2. P H K.

3. Perselisihan antar SP satu Perusahan

Pasal 115

Pasal 6

Pasal 17

Pasal 18

Pasal 18(2)

Pasal 20

Konsiliator memanggil

saksi/saksi ahliPasal

21

Pasal 23

Pasal 23(2)

Pasal 23(3.b)

Pasal 23(2.e)

TATA CARA

Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

ARBITRASE

KASASIMahkamah Agung ( M A )

P engusaha/ P erusahaan

SP /SB atau Pekerja

ARBITER ( 1 atau 3 )

Non Pegawai & terdaftar di DISNAKER

Penyelesain perkara 3 - 14 hari

Sidang ( tutup / buka ) ARBITRASE

Para Pihak bersepakat memilih

PPHI melalui ARBITRASE

1. Perselisihan kepentingan

2. Perselisihan antar SP satu Perusahan

Perjanjian penunjukan Arbiter

Para pihak tidak hadirSalah satu pihak tidak hadir

Tugas & Perjanjian Arbiter selesai

Putusan Verzet Upaya perdamaian

Tercapai

Akta Perdamaian

A P - didaftarkan di P H I

Pengadilan Hubungan Industrial

Tidak tercapaiSidang lanjutan

ARBITRASE

Putusan Sidang

ARBITRASE

Mengikat para pihak

putusan akhir & tetap

Putusan tidak dilaksanakan

EKSEKUSI

Putusan disebabkan :

- Dokumen palsu

- Tipu muslihat

- Melampui wewenang

- Bertentangan dg UU

PEMBATALAN PUTUSAN ARBITER

30 Hari kerja

Pasal 29

Pasal 32(2)

Pasal 33(8)

Pasal 41

Wakil Para pihak

Wakil Para pihak

Pasal 42(1)

Pasal 42(2)

Pasal 44(1)

Pasal 44(2)

Pasal 52(1)

Pengadilan khusus yg berada pada lingkungan pengadilan umum

SISTEM PENGADILAN DI INDONESIA

MAHKAMAH AGUNG

PENGADILAN TINGGI

PENGADILAN AGAMA

PENGADILAN UMUM

PENGADILAN MILITERPENGADILAN TATA

USAHA NEGARA

Peradilan Lalu -lintas Jalan

Peradilan Anak

Peradilan Niaga

PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

memeriksa & memutuskan

Tingkat Pertama : Perselisihan Hak

Tingkat Pertama & terakhir :

Perselisihan Kepentingan

Tingkat Pertama : Perselisihan P H K

Tingkat Pertama & terakhir :

Perselisihan antar SP / SB satu Perusahaan

KASASI

BANDING

Pengadilan Tinggi Agama

Pengadilan Tinggi Umum

Pengadilan Tinggi Militer

Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara

1.Hukum Acara digunakan Hukum Acara Perdata pada Peradilan Umum.

2. Nilai gugatan < Rp.150 juta, tidak dikenakan biaya perkara + eksekusi

Psl 57

Psl 58

Psl 56

KepMen Kehakiman RI No.JS 1 /7/5 Tgl 4-8/1977

U U Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004

U U Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1985

U U Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1986

Psl 55

Susunan Hakim Pengadilan Hubungan Industrial• Hakim PN• Hakim Ad-Hoc ( Wakil Pengusaha & Serikat Pekerja )•Panitera Muda•Panitera Pengganti

Susunan Hakim Mahkamah Agung• Hakim Mahkamah Agung• Hakim Ad-Hoc ( Wakil Pengusaha & Serikat Pekerja )•Panitera

Psl 60(2 )

Psl 60(1)

PENYELESAIAN PERSELISIHAN

MELALUI

PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

Tergugat

Penggugat

GUGATAN

Tenggang waktu 1 tahun untuk gugatan PHK

Sidang Pertama

Pemeriksaan

GUGATAN

* Tidak dilampiri risalah Mediasi / Konsiliasi

* Isi gugatan kurang lengkap

Gugatan dikembalikan

Penggugat sewaktu-waktu dapat mencabut

Dengan persetujuan Tergugat dapat dicabut

Tergugat belum memberikan jawaban

Tergugat sudah memberikan jawaban

Perselisihan PHK

Perselisihan Hak

Perselisihan Kepentingan

Pemeriksaan bukti-bukti

Pemeriksaan saksi , saksi ahli

Replik & Duplik

PUTUSAN P H I

Perselisihan Hak

Perselisihan Kepentingan

Perselisihan PHK

MAHKAMAH AGUNGKASASI

Gugatan

P H I

PUTUSAN M A

Peninjauan Kembali ( PK )

Nouvum / Bukti baru

Sidang Ke II -dst

Pengusaha tidak melaksanakan Pasal 155 (3) UU No.13/2003

--PUTUSAN SELA dijatuhkan kepada Pengusaha

Perselisihan antar SP / SB

Perselisihan antar SP / SB

Psl 83

Psl 96Psl 82

7 hari kerja

Psl 98

50 hari kerja

Psl. 103

30 hari kerja

Psl. 115

Psl 56

Psl 85

KepMen Kehakiman RI No.JS 1 /7/5 Tgl 4-8/1977

Psl 56

7 hari kerja

Psl.99(1)

50 hari kerja

Psl. 103

PENYELESAIAN PERSELISIHAN

MELALUI

PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

Tergugat

Penggugat

GUGATAN

Tenggang waktu 1 tahun untuk gugatan PHK

Sidang Pertama

Pemeriksaan

GUGATAN

* Tidak dilampiri risalah Mediasi / Konsiliasi

* Isi gugatan kurang lengkap

Gugatan dikembalikan

P H I

Penggugat sewaktu-waktu dapat mencabut

Dengan persetujuan Tergugat dapat dicabut

Tergugat belum memberikan jawaban

Tergugat sudah memberikan jawaban

Gugatan

Sidang Ke II -dst

Pengusaha tidak melaksanakan Pasal 155 (3) UU No.13/2003

PUTUSAN SELA dijatuhkan kepada Pengusaha, tidak dapat diajukan perlawanan atau upaya hukum

Pemeriksaan dengan Acara Biasa

Daerah hukum tempat pekerja bekerja Ketua PN menetapan Majelis Hakim :1. Hakim Ketua ( Hakim Karier)1. Hakim Ad Hoc ( Wakil Kelompok Pengusaha)1.Hakim Ad Hoc ( Wakil Kelompok Serikat Pekerja ) Pemanggilan Para Pihak

Pemeriksaan saksi ,saksi ahli

Pemeriksaan bukti-bukti

Penggugat tidak hadir ,gugatan gugur - dapat mengajukan gugatan ke II

Tergugat tidak hadir , Hakim dapat memeriksa & memutuskan gugatan secara Verzet

Perselisihan PHK

Perselisihan Hak

Perselisihan Kepentingan

Replik & Duplik

PUTUSAN P H I

MAHKAMAH AGUNGKASASI

PUTUSAN M A

Peninjauan Kembali ( PK )

Nouvum / Bukti baru

Perselisihan antar SP / SB

30 hari kerja

Psl. 115

Psl 56

Psl 85

Psl 94

Psl 89

Psl 83

Psl 96

Psl 827 hari kerja

Psl 98

KepMen Kehakiman RI No.JS 1 /7/5 Tgl 4-8/1977

50 hari kerja

Psl. 103

14 hari kerja

Psl 99 (2)

7 hari kerja

Psl.99(1)

Psl 967 hari kerja

Psl 98

PENYELESAIAN PERSELISIHAN

MELALUI

PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

Tergugat

PenggugatAtas permohonan para /salah satu Pihakpemeriksaan sengketa / gugatan dipercepat

Tenggang waktu 1 tahun untuk gugatan PHK

Sidang Pertama

GUGATAN

* Tidak dilampiri risalah Mediasi / Konsiliasi

* Isi gugatan kurang lengkap

Gugatan dikembalikan

P H I

Penggugat sewaktu-waktu dapat mencabut

Dengan persetujuan Tergugat dapat dicabut

Tergugat belum memberikan jawaban

Tergugat sudah memberikan jawaban

Gugatan

Pengusaha tidak melaksanakan Pasal 155 (3) UU No.13/2003

PUTUSAN SELA dijatuhkan kepada Pengusaha

Pemeriksaan dengan Acara Cepat

Daerah hukum tempat pekerja bekerja Ketua PN menetapan Majelis Hakim :1. Hakim Ketua ( Hakim Karier)1. Hakim Ad Hoc ( Wakil Kelompok Pengusaha)1.Hakim Ad Hoc ( Wakil Kelompok Serikat Pekerja ) Pemanggilan Para Pihak

Pembuktian kedua belah Pihak

Penggugat tidak hadir ,gugatan gugur - dapat mengajukan gugatan ke II

Tergugat tidak hadir , Hakim dapat memeriksa & memutuskan gugatan secara Verzet

Replik & Duplik

PUTUSAN P H I

MAHKAMAH AGUNGKASASI

PUTUSAN M A

Peninjauan Kembali ( PK )

Nouvum / Bukti baru

Perselisihan PHK

Perselisihan Hak

Perselisihan Kepentingan

Perselisihan antar SP / SB

Psl 94

30 hari kerja

Psl. 115

Psl 83

Psl 56

Psl 85

Psl 82

Psl 89

KepMen Kehakiman RI No.JS 1 /7/5 Tgl 4-8/1977

Sidang Ke II -dst

Pemeriksaan saksi ,saksi ahli

PENGAMBILAN PUTUSANPENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

Majelis Hakim P H I

Mempertimbangkan putusan berdasarkan

H u k u m

Perjanjian yg ada

Kebiasaan

KeadilanPutusan Majelis Hakim

dibacakan dalam sidang terbuka

ISI PUTUSAN

a. Kepala putusan berbunyi : “DEMI KEADILANBERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA “ ;

b. Nama, jabatan, kewarganegaraan, tempat kediaman, atau tempat kedudukan para pihak yg berselisih ;

c. Ringkasan gigatan pemohon / penggugat dan jawaban termohon / tergugat yg jelas ;

d. Pertimbangan terhadap setiap bukti dan data yg diajukan hal yg terjadi dalam persidangan selama sengketa diperiksa;

e. Alasana hukum yg menjadi dasar putusan ;

f. Amar putusan tentang sengketa ;

g. hari , tanggal putusan , nama hakim , Hakim ad Hoc, yg memutus , nama Panitera, serta keterangan tentang hadir atau tidak hadirnya para pihak

Panitera Pengganti PHI 7 hari kerja menyampaikan putusan kepada para pihak yg tidak hadir

Panitera Muda PHI14 hari kerja menerbitkan salinan putusan

Panitera Pengadilan Negeri7 hari kerja mengirimkan salinan putusan kepada para pihak

Ketua Majelis Hakim PHI

Dapat mengeluarkan putusan yg dapat dilaksanakan terlebih dahulu , meskipun putusannya diajukan perlawanan atau kasasi

Putusan PHI mempunyai kekuatan hukum tetap 14 hari jika tidak diajukan kasasi sejak putusan sidang dibacakan / surat putusan diterima

Permohonan Kasasi disampaikan secara tertulis ditujukan kepada “ Sub Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri

14 hari kerja berkas sudah disampaikan ke Mahkamah Agung

Masa persidangan PHI 50 hari kerja sejak sidang pertama

MAHKAMAH AGUNG

Penyelesaian Perselisihan oleh Hakim Kasasi

- Hakim Agung

- Hakim Ad – Hoc ( Wakil Kelompok Pengusaha )

- Hakim Ad – Hoc ( Wakil Kelompok Serikat Pekerja )

Putusan Mahkamah Agung

30 hari kerja

Psl 113

Psl 112

Psl 100

Psl 101

Psl 102

Psl 103Psl 107

Psl 106

Psl 105

Psl 110

Psl 111

Psl 108

UNDANG – UNDANG NO : 2 Tahun 2004 Tentang

PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

SUSUNAN HAKIM PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

Susunan Hakim Mahkamah Agung• Hakim Mahkamah Agung• Hakim Ad-Hoc ( Wakil Pengusaha & Serikat Pekerja )• Panitera

Psl 60(2 )

Susunan Hakim Pengadilan Hubungan Industrial• Hakim PN• Hakim Ad-Hoc ( Wakil Pengusaha & Serikat Pekerja )•Panitera Muda•Panitera Pengganti

Psl 60(1)

Hakim PHI pada PN diangkatdan diberhentikan berdasarkan Keputusan Ketua MA

Psl 61(1)

((1) Hakim Ad -Hoc PHI diangkat dg Keputusan Presiden atas usul Ketua MA diberhentikan berdasarkan Keputusan Ketua MA.(2) Calon Hakim Ad-Hoc dari nama yg disetujui oleh Menakertrans atas usul SP / SB atau organisasi pengusaha.

Psl 63Masa tugas Hakim Ad-Hoc 5 tahun

Psl 67(2)

Syarat Hakim Ad-Hoca. WNI.b.Bertaqwa kepada Tuhan YME.c.Setia kepada Pancasila dan UUD 1945.d.Berumur paling rendah 30 tahun.e.Berbadan sehat sesuai dengan keterangan dokterf.Berwibawa ,jujur, adil dan berkelakuan tidak tercelag.Berpendidikan S 1h.Berpengalaman di bidang hubungan Industrial menimal 5 tahun

Psl 64

(1) Pengangkatan Hakim Ad –Hoc PHI dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia.

(2) Untuk pertmakalainya pengangkatan Hakim Ad-Hoc PHI pada PN paling sedikit

5 ( lima ) Orang dari unsur serikat pekerja / serikat buruh

5 (lima ) Orang dari unsur organisasi pengusaha

Psl 70

PENGAWASAN TUGAS HAKIM

Psl 71

Ketua Pengadilan Negeri Ketua Mahkamah Agung

Hakim PNHakim Ad –HocPanitera MudaPanitera Pengganti

Hakim KASASIHakim Ad –HocPanitera MudaPanitera Pengganti

Memberikan petunjuk dan teguran

Memberikan petunjuk dan teguran

SISTEM PENGADILAN DI INDONESIA

PENGADILAN NEGERI

PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

memeriksa & memutuskan

1.Hukum Acara digunakan Hukum Acara Perdata pada Peradilan Umum.

2. Nilai gugatan < Rp.150 juta, tidak dikenakan biaya perkara + eksekusi

Psl 57

Psl 58

Psl 56

U U Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004

KEPANITERAAN PENGADILAN NEGERI

SUB KEPANITERAAN PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

Di pimpin oleh Panitera Muda

Dibantu oleh beberapa Panitera Pengganti

Bertugas

Psl 74

Menyelenggarakan administrasi Pengadilan Hubungan Industrial

Membuat daftar perselisihan yg diterima dalam buku perkara

Buku perkara memuat :1. Nomor perkara2. Nama dan alamat para pihak.3. Jenis perselisihan

Psl 75

Bertanggung jawab :1. Penyampaian surat panggilan sidang2. Penyampaian pemberitahuan putusan.3. Penyampaian salinan putusan

Psl 76

Mencatat jalannya persidangan dalam Berita Acara

Berita Acara ditandatangani oleh :1. Hakim 2. Hakim Ad –Hoc3. Panitera Pengganti

Bertanggung jawab atas buku perkara surat –surat yg disimpan di Sub Kepaniteraan

Psl 79

Psl 80

UNDANG – UNDANG NO : 2 Tahun 2004 Tentang

PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

Bagian KesatuSanksi Administratif

Psl 125(1)

BAB V

SANKSI ADMINISTRASI DAN KETENTUAN PIDANA UU No .2 Tahun 2004

Psl 125(2 )

M E D I A T O RHukuman disiplin yang berlaku bagi Pegawai Negeri Sipil

Tidak menyelesaikan Pasal 15

PANITERA MUDASanksi administratif sesuai dg perundang –undangan yg berlaku berlaku bagi Pegawai Negeri Sipil

Tidak menerbitkan salinan putusan dalam waktu 14 hari Pasal 106 dan tidak mengirim salinan dalam waktu 7 hari pasal 107

K O N S I L I A T O RSanksi administratif berupa teguran tertulis , dapat pencabuatn sebagai Konsiliator

Tidak menyampaikan anjuran tertulis dalam waktu 14 hari Pasal 23 ( 2 b ) dan tidak membantu para pihak membuat PK dalam waktu 3 hari pasal23 ( 2 e)

A R B I T E RSanksi administratif berupa teguran tertulis, dapat berlanjut pencabutan sebagai Arbiter

Tidak dapat menyelesaikan penyelesaian hubungan industrial dalam waktu 30 hari Pasal 40 ( 1,3 ) atau tidak membuat Berita Acara Kegiatan pasal 48

Bagian KeduaKetentuan Pidana

Merupakan tindak pidana pelanggaran

Barang siapa yg melanggar :• Pasal 12 ( 1 )• Pasal 22 ( 1,3 )• Pasal 47 ( 1,3 )• Pasal 90 ( 2 )• Pasal 91 ( 1, 3 )

SANKSI PIDANA

Kurungan paling singakt 1 (satu) bulan dan paling lama 6 (enam ) bulan dan atau denda paling sedikit Rp.10 juta paling banyak Rp. 50 juta

UNDANG – UNDANG NO : 2 Tahun 2004 Tentang

PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

Penyelesaian P H I pada usaha -usaha sosial dan usaha lain tidak berbentuk perusahaan

1. Memiliki Pengurus

2. Mempekerjakan orang lain

3. Membayar upah

Psl 123

KETENTUAN LAIN –LAIN dari

UU No .2 Tahun 2004

Perselisihan diselesaikan melalui P H I

UNDANG – UNDANG NO : 2 Tahun 2004 Tentang

PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

Sebelum terbentuk P H I , P 4 D & P 4 P tetap melaksanakan fungsi dan tugasnya

Psl 124

( 1)

KETENTUAN PERALIHAN dari

UU No .2 Tahun 2004

Dengan terbentuknya P H I, perselisihan hubungan industrial dan PHK yang telah diajukan

kepada :

P 4 DBelum diputuskan

Putusan P 4 D ditolak – mengajukan banding dalam tenggang waktu 14 hari

P 4 P belum diputuskan

Putusan P 4 P ditolak – mengajukan banding dalam tenggang waktu 90 hari

Psl 124

( 2 )

Psl 124

( 2 a )

Psl 124( 2 b )

Psl 124( 2 c )

Psl 124( 2 d )

P H Idiselesaikan

diselesaikan

diselesaikan

diselesaikan

MAHKAMAH AGUNG

Berlaku tanggal 15 Januari 2005

UNDANG – UNDANG NO : 2 Tahun 2004 Tentang

PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

DINYATAKAN TIDAK BERLAKU

a. U U Nomor 22 Tahun 1957 Tentang Penyelesaian Perselisihan Perburuhan dan

b. UU Nomor 12 Tahun 1964 Tentang Pemutusan Hubungan Kerja Di Peusahaan Swasta

PERATURAN PELAKSANA

Peraturan pelaksana UU No,22 Tahun 1957 dan UU No.12 Tahun 1964 dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam undang –undang ini

Psl 125(1)

KETENTUAN PENUTUP dari

UU No .2 Tahun 2004

UU No .2 Tahun 2004 Tentang PPHI ini berlaku tanggal 15 Januari 2005

Psl 125(2 )