TX Fisiatrik

14

Click here to load reader

description

terapi fisiatrik

Transcript of TX Fisiatrik

Page 1: TX Fisiatrik

TERAPI FISIATRIK

Page 2: TX Fisiatrik

Ruang Lingkup Terapi Fisiatrik

• Fisioterapi• Okupasional Terapi• Terapi Wicara• Orthotik Prostetik

Page 3: TX Fisiatrik

Macam-macam Terapi Fisik

Terapi Panas

Pembagian terapi panas berdasarkan penetrasi• Terapi panas superficial

Sampai kutis dan sub-kutis• Terapi panas dalam (deep heating, diathermy)

Sampai dalam, ke otot tulang

Page 4: TX Fisiatrik

Terapi Dingin

Terapi dingin (cold therapy) adalah modalitas anti-inflamasi yang poten. Juga mempunyai efek analgesia (cold analgesia). Lebih aman untuk jantung dibanding terapi panas. Lebih murah dan gampang dikerjakan sebagai program dirumah.

Page 5: TX Fisiatrik

Masase

Masase merupakan jenis terapi fisik yang paling kuno. Pada indikasi yang tepat dan dengan tehnik yang tepat, hasil terapeutiknya sangat nyata. Masase tidak dapat diterjemahkan sebagai pijat atau urut, karena yang terkandung dalam istilah masase selain pijat (kneading) dan urut (stroking) juga da yang lain seperti : perkusi (dengan variasinya), friksi / tekanan dan Vibrasi. Memahami dan mempraktekkan masase sebenarnya tidak sukar, hanya memerlukan konsumsi waktu yang lebih banyak.

Page 6: TX Fisiatrik

Traksi Leher dan Pelvis

Pengobatan traksi leher (cervical traction) dan traksi pinggang / pelvis (lumbal/pelvic traction) sangat dikenal dilingkungan kedokteran. Traksi leher dapat dilakukan secara manual atau dengan alat traksi, tetapi untuk lumbal hanya dapat dilakukan dengan bantuan alat, hal ini dikarenakan pada daerah lumbal otot-ototnya lebih kuat.

Page 7: TX Fisiatrik

Traksi Leher (cervical traction)

Traksi cervical yang “motorized” dapat diatur kontinyu atau intermiten (on & off). Umumnya penderita merasa lebih nyaman dengan metode intermiten.

Page 8: TX Fisiatrik

Traksi Pelvis / Pelvic Traction

Dibandingkan dengan traksi leher, traksi pelvis kegunaannya lebih banyak diperdebatkan. Juga tehnik pelaksanaannya belum ada yang dianggap baku. Sebagian penulis melihat kegunaannya hanya sebagai upaya dokter agar penderita benar-benar “bed-rest”. Oleh karena itu beban tarikan juga tidak dipersoalkan. Yang perlu diperhatikan selama terapi traksi ini, tidak boleh terjadi penambahan lordose lumbal. Untuk itu kedua sendi paha dan sendi lutut harus dalam keadaan fleksi. Untuk mengurangi lordose, ada yang menganjurkan kedua tungkai dinaikkan. Dapat dengan memakai “slings” / gantungan atau dengan memberi meja kecil dengan permukaan lunak atau tumpukan bantal. Pelvic belt-nya juga dapat mempengaruhi, dimana bentuk “single strap” berupa posterior strap (strap = tali pengikat yang menghubungkan dengan beban) dianggap yang paling ideal. Sebagian penulis berpendapat, dengan pengurangan lordose lumbal tersebut maka foramina intervertebralis lebih terbuka dan posterior facets saling menjauh.

Page 9: TX Fisiatrik

Stimulasi Listrik

Tujuan stimulasi listrik (electrical stimulation = ES) secara garis besar dapat dibagi atas :

• Menimbulkan kontraksi otot. Sasaran yang ingin dicapai : penguatan atau mempertahankan kekuatan otot, memperbaiki vaskularisasi dan pada kondisi denervasi otot, memperlambat terjadinya atropi otot.

• Menghilangkan nyeri dan mengurangi spasme otot. Dalam hal ini intensitas stimulasi adalah rendah, dibawah nilai ambang nyeri. golongan ini terutama dalam bentuk TENS (transcutaneous electrical nerve stimulation)

• Untuk latihan : myofeedback• Dalam program : iontophoresis• Elektrodiagnosa

Page 10: TX Fisiatrik

Penjaruman / Terapi Fisik dengan Suntikan

Penjaruman didalam fisiatri berbeda dengan akupuntur tradisional dilihat dari konsep pendekatan : penjaruman atau “dry needling” dalam fisiatri, dihubungkan dengan konsep “trigger-point” pada kondisi yang disebut “myofascial trigger point syndromes” (MTPS). Suntikan lokal yang diberikan pada “trigger-point”, mekanisme terapeutiknya, sama dengan “dry needling”, yaitu karena efek fisikalnya, bukan karena efek biokimia bahan yang disuntikan. Oleh karena itu hasil yang didapat dengan suntikan PZ akan sama dengan hasil yang didapat dengan suntikan kortikosteroid lokal ataupun anestesi lokal. Prinsipnya adalah : menghancurkan “trigger-point” sehingga tidak menjadi sumber nyeri rujukan

Page 11: TX Fisiatrik

Hidroterapi Hidroterapi adalah terapi fisik dengan memanfaatkan sifat-sifat fisik dari air. Terutama sifat “buoynancy”-nya yaitu daya apungnya, yang dapat membantu gerakan pada kondisi dimana masih terdapat kelemahan otot

Page 12: TX Fisiatrik

TERAPI LATIHAN (THERAPEUTIC EXERCISE)

Terapi latihan = therapeutic exercise = remedial exercise, adalah suatu program latihan yang bertujuan untuk terapeutik (penyembuhan/pemulihan).

Secara garis besar dapat dibagi sebagai berikut :• Latihan mobilitas sendi / mobility exercise / range of motion (ROM)

exercise latihan luas gerak sendi. Lebih dikenal : ROM exercise• Latihan penguatan / strengthening exercise• Latihan daya tahan / endurance exercise• Latihan koordinasi / coordination exercise• Latihan dengan sasaran khusus : ADL, breathing exercise, muscle re-

education• Latihan pola khusus : William’s Flexion Exercises, Codman’s

pendulum exercise, Cailliet’s neck exercises, Biofeedback exercise dan lain-lain.

Page 13: TX Fisiatrik

Actinotherapy

Actinotherapy, pengobatan dengan sinar ultraviolet (panjang gelombang 180-400 mU = 1.800 – 4.000 A° unit)Sekarang jarang digunakan. Dahulu banyak digunakan untuk efek bakterisidnya, untuk osteoalacia dan ricketsia, dan untuk psoriasis : lesi psoriasis dan arthritis psoriatricDapat digunakan pula untuk diagnosa Ca dan precancerous area pada kulit, serta infeksi jamur dikepala.Karena bahaya efek samping, disamping itu dengan terapi lain yang lebih mudah dan aman dapat menggantikan fungsi terapi sinar UV, sekarang jarang digunakan dibidang rehabilitasi medik.

Page 14: TX Fisiatrik

Terapi laser

Laser merupakan akronim dari Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation. Awalnya terapi laser dibidang kedokteran dikenal dilingkup bedah (hot-laser).Dilingkup IKFR, tipe terapi laser yang digunakan adalah golongan cold-laser, atau disebut juga “low level laser therapy”.Definisi dari low level laser, adalah alat laser untuk terapi, dimana “energy output”-nya cukup rendah, sehingga temperatur dari jaringan yang diterapi tidak naik melebihi 36,6°C (temperatur tubuh normal).Indikasi pemakaian dibidang rehabilitasi medik terutama menyangkut penyakit rematik. Pada “trigger point” dan “tender-point” syndromes, terapi laser menunjukkan efikasi yang tinggi.Dapat sebagai pengganti akupunktur (acupuncture without needle).