tutorial dr.kurang ramah
-
Upload
pujangga-puspito -
Category
Documents
-
view
30 -
download
1
Transcript of tutorial dr.kurang ramah
Dokter “Kurang Ramah”
Seorang laki-laki datang ke Puskesmas untuk meminta surat keterangan sehat dari dokter untuk melamar pekerjaan. Pada waktu akan diperiksa fisik oleh dokter puskesmas dia menolak dengan alasan dirinya sehat. Dokter marah dan mengatakan “kalau tidak mau diperiksa ya sudah, jangan minta surat keterangan sehat!” Dokter merasa bertanggung jawab harus memeriksa pasien secara langsung sebelum memberi surat keterangan sehat.
Step 1
1. Pasien Orang yang menjalani perawatan medis.
2. Marah Naik darah atau naik pitam atau sikap tidak suka terhadap sesuatu atau
orang lain.3. Melamar
Menawarkan diri supaya diterima4. Sehat
Keadaan dimana fisik, mental dan sosial seseorang dalam kondisi baik dan bebas dari penyakit.
5. Surat keterangan sehat Surat yang diberikan oleh tenaga medis untuk menyatakan suatu
kondisi pasien sehat jasmani setelah melakukan pemeriksaan fisik dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
6. Pemeriksaan fisik Suatu proses pemeriksaan oleh tenag medis kepada pasien untuk
memperoleh suatu tanda penyakit7. Ramah
Baik hati dan menarik budi bahasanya, manis tutur kata dan sifatnya, suka bergaul, dan menyenangkan dalam pergaulan.
Step 2
1. Mengapa pasien menolak diperiksa fisik ?
2. Apa kegunaan surat keterangan sehat ?
3. Bolehkah dokter memberikan surat keterangan sehat secara cuma-cuma ?
4. Benarkah dokter bisa memberikan surat keterangan sehat ?
5. Apa saja teknik pemeriksaan fisik ?
6. Apa syarat untuk mendapatkan surat keterangan sehat ?
7. Apa saja isi dari surat keterangan sehat ?
8. Bagaimana sikap dokter seharusnya?
9. Adakah peraturan yg mengatur tentang surat keterangan sehat ?
10. Apakah sikap dokter tersebut melanggar kodeki ?
11. Apakah sikap dokter tersebut dapat dikatakan benar ?
Step 3
1. Pasien tidak mau diperiksa karena merasa dirinya sudah sehat, dan sesuai dengan pasal 52, pasien dalam menerima pelayanan kesehatan mempunyai hak menolak tindakan medis tertentu.
2. Ada 2 kegunaan surat keterangan sehat:a. Umum
Surat keterangan sehat yang diberikan oleh dokter umum kepada pasien untuk melamar pekerjaan
b. Khusus Surat keteranagan sehat yang diberikan oleh dokter spesialis pada
pasien yang akan digunakan untuk menjaga suatu profesi misalnya dari dokter, notaris, dan pejabat-pejabat lainnya
3. Dokter tidak boleh memberikan surat keterangan sehat secara cuma – Cuma., karena menurut kodeki pasal 7 dokter harus melakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu.
4. Benar, karena sesuai pasal 7 kodeki, dokter harus memberikan pernyatan yang sebenar-benarnya dalam pemeriksaan kesehatan.
5. Teknik pemeriksaan fisik :a. Inspeksi
Pemeriksaan fisik dengan mata telanjangb. Palpasi
Sentuhan,merasakan adanya gerakan gas, cairan ataupun organ dalam perut, mengidentifikasi suatu jaringan atau organ
c. Perkusi Ketukan,mengetahui perbedaan kepadatan
d. Auskultasi Mendengarkan melalui stetoskop
6. Syarat untuk mendapatkan surat keterangan sehat:a. pemeriksaan fisikb. Pemeriksaan objektif oleh dokter
7. Isi surat keterangan sehat : a. Nama instansi dan ijin praktikb. Identitas pasien (nama, umur, alamat, jenis kelamin, dan pekerjaan)c. Keadaan kesehatan ( tidak buta warna, berat badan, tinggi badan, tidak
cacat tubuh)d. Keperluan surat keterangan sehate. Tanggal pembuatan suratf. Nama dokter yang memeriksa dan tanda tangang. Instansi tempat yang mengeluarkan
8. Dokter dalam menghadapi pasiennya seharusnya dapat:a. Dokter harus mampu mengendalikan emosib. Dokter tetap tenang agar dapat memeriksa dengan baik dan
memberikan saran dan nasihat serta memberikan motivasi atas kesembuhannya
c. Dokter memberikan pengertian dengan halus dan sopan bahwa pemeriksaan fisik merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan surat keterangan sehat. Walaupun pasien menolak, dokter seharusnya tetap ramah, dokter harus mengetahui tipe-tipe pasien, bukan malah marah.
9. KODEKIPasal 7 : dokter memeberikan sks dengan memeriksa sendiri kondisi pasien dan dapat mebuktikan kebenarannyaUU No. 29 tahun 2004Pasal 35 : dokter yg sudah memiliki surat tanda registrasi berhak menerbitkan surat keterangan sehat
10. Iya, karena dokter seharusnya bersikap jujur dalam melakukan tindakan medis dan tetap menjalakan tugasnya sebagai dokter. Pasal 2 kodeki : seorang dokter harus memberikan standar pelayanan tertinggi. Namun, dari sisi surat keterangan sehat, dokter tidak melanggar kodeki pasal 7, tentang tidak memberikan surat keterangan tanpa pemeriksaan terlebih dahulu.
11. Sikap dokter dapat dikatakan benar karena dokter tidak memberikan surat keterangan sehat karena pasien tidak mau melakukan pemeriksaan fisik. Namun, disisi lain dokter juga salah, karena dokter marah terhadap pasien.
Step 4
(sosiologi, agama, KODEKI, hak dan kewajiban)Pasien dokter
Pemeriksaan fisikTanggung jawab
HAM Surat Keterangan Sehat
Step 5
1. Pemeriksaan fisik (Pengertian, teknik, tujuan ,manfaat, pendekataan, dan tahapan area)
2. Agama (sikap dokter-pasien)3. KODEKI (surat keterangan sehat)4. Contoh surat keterangan sehat puskesmas5. Tujuan dan manfaat, isi dan hukum surat keterangan sehat6. Komunikasi efektif (dokter-pasien)7. Hak dan kewajiban pasien (menerima dan memberikan)8. hak dan kewajiban dokter (memberikan)
Step 6
1. Pemeriksaan Fisika. Teknik
1. Inspeksi Melihat keadaan pasien dengan mata telanjang
2. Palpasi Teknik yang menggunakan sentuhan dan merasakan
dengan tangan. Ringan (diatas permukaan kulit) Medium (agak ditekan 1-2 cm) Dalam (agak ditekan 2-4 cm)
3. Perkusi Teknik dengan menepuk pasien untuk menentukan
densitas tubuh Langsung (memakai jari) Tak langsung (memakai pleksimeter)
4. Auskultsi Dokter mendengarkan suara dalam tubuh pasien
menggunakan stetoskopb. Tujuan
1. Mengumpulkan data untuk mengidentifikasi suatu diagnosis
2. Membuat penilain klinis tentang perubahan status kesehatan pasien
c. Manfaat 1. Mengetahui masalah kesehatan pasien2. Menegakkan diagnosis3. Mengetahui penanganan yang akan segera dilakukan4. Untuk memantau perjalanan penyakit yang diderita5. Memperoleh suatu tanda atau gejala penyakit6. Mencegah timbulnya penyakit tertentu
d. PengertianPemeriksaan fisik adalah suatu metode pengumpulan data yang
digunakan oleh tenaga medis untuk megetahui keadaan fisik dan keadaan klien / pasien yang laine. Pendekatan
1. Chepalocaudal / Head to toe suatu pendekatan dari kepala ke kaki, dari yang umum, kemudian vital, baru kepala.
2. Pendekatan sistem tubuh, pendekatan per sistem3. Pendekatan melalui tingkah laku pasien
f. Tahapan1. Duduk di kursi
Melakukan pencatatatn riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit terdahulu dan alergi pasien.
2. Duduk di meja Melakukan pemeriksaan tanda – tanda vital (suhu,
denyut jantung, kecepatan pernapasan, dan tekanan darah); pemeriksaan mulut, hidung, mata, telinga, kulit, kuku, rambut, kepala, leher, dada, paru – paru dan jantung
3. Berbaring Melanjutkan pemeriksaan jantung, pemeriksaan perut
(pencernaan, kelenjar endokrin), pemeriksaan otot dan saraf
4. Duduk Melanjutkan pemeriksaan otot dan saraf
5. Berdiri Melanjutkan pemeriksaan otot, pengukuran tinggi dan
berat badan
2. Aspek agamaa. QS At Tawbah ayat 24
Artinya : Katakanlah: jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-
isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan
yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai,
adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-
Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.
b. QS Al Mujadilah: 14
Artinya : Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu
kaum yang dimurkai Allah sebagai teman? Orang-orang itu bukan dari
golongan kamu dan bukan (pula) dari golongan mereka. Dan mereka
bersumpah untuk menguatkan kebohongan, sedang mereka mengetahui.
c. QS Al hasyr 14-15
Artinya : Mereka tidak akan memerangi kamu dalam keadaan bersatu
padu, kecuali dalam kampung-kampung yang berbenteng atau di balik
tembok. Permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat. Kamu kira
mereka itu bersatu, sedang hati mereka berpecah belah. Yang demikian itu
karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak mengerti.
(Mereka adalah) seperti orang-orang Yahudi yang belum lama sebelum
mereka telah merasai akibat buruk dari perbuatan mereka, dan bagi mereka
azab yang pedih.
d. H.R Bukhari menahan marah
Bukanlah orang yang kuat itu (dinilai) dengan (kekuatan) dalam
pergelutan, sesungguhnya orang yang kuat ialah orang yang dapat menguasai
dirinya ketika marah.
e. QS Yunus: 69
Artinya : Katakanlah,”Sesungguhnya orang-orang yang mengadakan
kebohongan terhadap Allah tidak beruntung”
f. Al ma’arij: 32
Artinya : Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang
dipukulnya) dan janjinya.
g. QS Al baqarah: 153
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat
sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
h. QS An nisa: 148
Artinya : Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan
terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui.
i. QS Al imran: 159
Artinya : Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah
mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan
mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad,
maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang bertawakkal kepada-Nya.
j. QS An nisa 36
Artinya : Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya
dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-
kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan
tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri,
k. QS To Ha: 44
Artinya : Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata
yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut.
l. Hadits al lu’lu wa al marjan no 29-30 ttg berkata baik
3. KODEKI
a. Pasal 7 : seorang dokter hanya memberikan keterengan / pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya.
b. Pasal 7a : seorang dokter yg dalam memnerikan pelayanannya kpd pasien hrus dgn penuh kasih sayang
c. Pasal 2 : seorang dokter harus senantiasa melaksankan profesinya sesuai dgn standart profesi tertinggi
d. Sumpah dokter lafal 11 : seorang dokter harus mentaati dan mengamalkan kodeki
4. Surat keterangan sehata. Isi :
1) Nama instansi dan alamat, SIP (surat ijin praktik)2) Identitas pasien (nama,jenis kelamin,umur,alamat, pekerjaan)3) Pernyataan sehat dan keperluan4) Tanggal, tanda tangan dan nama terang dokter yang
memeriksa,NIP5) Hasil pemeriksaan fisik6) Stempel instansi7) Tanggal berlaku8) No surat9) Tanda tangan pasien
b. Tujuan dan manfaat1) pasien mendapat keterangan tentang kesehatannya, 2) melanjutkan sekolah, 3) mendapatkan sim (surat ijin mengemudi), 4) persyaratan menikah, 5) melamar kerja, 6) SKCK, 7) pemeriksaan haji
c. Hukum :1) KUHP No. 267 : tentang pemalsuan surat keterangan sehat
maksimal penjara 4 tahun2) UU No. 29 pasal 53 b : pasien menuruti nasihat dokter3) KUHP No. 267 ayat 3 : apabila seseorang membuat seolah-
olah benar penjara maksimal 8 tahun
5. Komunikasi efektif :a. Dalam komunikasi efektif ada 2 pendekatan :
1) Disease center communication style (Doctor center) Komunikasi yang digunakan untuk keperluan dokter.
Contohnya penyakit pasien dan untuk diagnosa.2) Illness center communication style (Patient center)
Komunikasi yang digunakan untuk membantu pasien memberitahu dokter apa yang ia rasakan.
b. Faktor penghambat :
- Pendidikan, kurangnya pengetahuan pasien tentang kurang taunya memperoleh surat keterangan sehat
- Lingkungan
- Budaya
- Latar belakang sosial
- Sikap perilaku, dokter tidak ramah
- Usia dokter
- Pengalaman medis dokter
c. Level empati I. 0 : menolak dari sudut pandang pasien
II. 1: melihat dengan cara sambil laluIII. 2: melihat secara implisitIV. 3: menghargai pasienV. 4: konfirmasi pasien
VI. 5: berbagi perasaan dan pengalaman
6. Hak dan kewajibanA. Dokter
1) Haka. Memeriksa fisikb. Mendapatkan informasi lengkap dari pasienc. Menolak tindakan yang tidak sesuai etika, hukumd. Memberi surat keterangan sehate. Dokter atau tenaga kesehatan dalam keperluan pembuktian
berhak melakukan tindakan medisf. Memberi pelayanan medis
2) Kewajiban: a. Standar kompetensi tertinggib. Tidak terpengaruh dalam melakukan tindakan c. Menghormati hidup insani dari awal pembuahand. Akan taat dan melaksanakaan kodekie. Memberikan pelayanan sesuai standar prosedur profesionalf. Merahasiakan segala sesuatu tentang pasien
B. Pasien1) Hak
a. Menolak tindakan yang dilakukan oleh dokterb. Menentukan nasib akan tubuhnyac. Memperoleh pelayanan tertinggi dari dokter
d. Mendapatkan isi rekam medis2) Kewajiban pasien:
a. Memberi informasi yang sebenarnya kepada dokterb. Mematuhi ketentuan yang berlaku disarana pelayanan
kesehatanc. Mematuhi nasihat dokter
Kesimpulan
Dalam kasus ini, baik dokter maupun pasien melakukan kesalahan, tetapi mereka juga tetap mempertahankan kewajiban dan hak masing – masing. Dokter, sesuai dengan KODEKI pasal 7, tidak mau memberikan surat keterangan sehat karena pasien menolak untuk menjalankan pemeriksaan fisik. , meski begitu dokter seharusnya dapat menahan emosi sehingga dapat membuat pasien mengerti pentingnya pemeriksaan fisik . Sedangkan pasien mempertahankan haknya yaitu untuk menolak tindakan dokter dan menentukan nasib akan tubuhnya sendiri. Namun, seharunya pasien mau dilakukan pemeriksaan fisik, karena seorang pasien berkewajiban untuk memberikan informasi yang selengkap – lengkapnya kepada dokter yang berkaitan dengan masalah kesehatannya.
Seorang dokter sebelum memberikan surat keterangan sehat, harus melakukan pemeriksaan fisik. Dalam pemeriksaan fisik, ada 4 tahapan penting, yaitu inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan pasien. Pemeriksaan fisik juga dilakukan untuk suatu tujuan khusus misalnya melamar pekerjaan, syarat melanjutkan sekolah, syarat untuk membuat SIM, sarat untuk mendapatkan SKCK, dll.
DAFTAR PUSTAKA
(1) Al Quran
(2) Hanafiah, Jusuf, Prof, SpOg. 1991. Etika dan Hukum Kesehatan. Jakarta :
EGC
(3) Jayanti, Husye. 2006. Undang – Undang Praktik Kedokteran.
Yogyakarta : Pustaka Yudisticia
(4) Kamus Besar Bahasa Indonesia
(5) Kamus Dorland edisi 28
(6) Respond, Raylene M; Rhonda M. Jones. 2009. Patient Assesment in
Pharmacy Practice. Harbound : depoint
(7) Swartz, Mark H. 1995. Buku Ajar Diagnostik Fisik. Jakarta : EGC
(8) Wilms, Janice. 2005. Diagnosis Fisik Evaluasi dan Fungsi di Bangsal.
Jakarta : EGC