Tuters Sayuran Rangkuman Jurnal Kentang

download Tuters Sayuran Rangkuman Jurnal Kentang

of 4

Transcript of Tuters Sayuran Rangkuman Jurnal Kentang

TUGAS TERSTRUKTURBUDIDAYA TANAMAN SAYUR

Oleh:Nurul PurwaningsihA1L010109

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS PERTANIANAGROTEKNOLOGIPURWOKERTO2013A. KLASIFIKASI TANAMAN KENTANGKentang berasal dari wilayah Pegunungan Andes di Peru dan Bolivia karena sebagian besar keragaman genetik tanaman kentang ditemukan di wilayah itu (Rubatzky dan Yamaguchi, 1995:117). Kentang adalah tanaman dikotil tahunan berumur pendek yang biasanya ditanam sebagai tanaman setahun untuk diambil umbi bawah tanahnya yang dapat dimakan (Rubatzky dan Yamaguchi, 1995:118). Seperti tanaman sayuran lain, kentang di Indonesia ditanam di daerah dataran tinggi lebih dari 1.000 m di atas permukaan laut (Sinung-Basuki, 1989:354). Tanaman kentang yang dihasilkan secara aseksual dari umbi akan memiliki akar serabut dengan percabangan halus, agak dangkal dan akar adventif yang berserat menyebar, sedangkan tanaman kentang yang tumbuh dari biji akan membentuk akar tunggang ramping dengan akar lateral yang banyak (Rubatzky dan Yamaguchi, 1995:118). Kentang termasuk dalam Kingdom Plantae, divisi Magnoliophyta dengan kelas Magnoliopsida, termasuk dalam ordo Solanales dan famili Solanaceae dengan genus Solanum dengan nama spesies Solanum tuberosum L. (Rubatzky dan Yamaguchi, 1995:117).Tanaman kentang memiliki banyak jenis atau varietas di dunia. Dalam satu negara bisa memiliki banyak jenis atau varietas kentang tergantung kondisi wilayahnya. Varietas-varietas kentang tersebut memiliki warna kulit dan daging umbi yang berbeda, tetapi ada pula yang sama. Menurut Setiadi dan Nurulhuda (1993:13-14), berdasarkan warna umbinya, varietas-varietas kentang tersebut dibagi menjadi tiga golongan, yaitu golongan kentang kuning, golongan kentang putih dan golongan kentang merah. 1. Golongan kentang kuning. Kulit dan daging umbi kentang ini berwarna kuning, contohnya eigenheimer, patrones, rapan, dan thung. 2. Golongan kentang putih. Kulit dan daging umbi kentang ini berwarna putih, contohnya donata dan radosa. 3. Golongan kentang merah. Kulit dan daging umbi kentang ini berwarna merah, contohnya desiree. B. EKOLOGI KENTANGKondisi ekosistem yang berbeda beda di setiap wilayah akan mempengaruhi pertumbuhan tanaamn kentang. kondisi tersebut perlu diupayakan rekayasa lingkungan yang dapat dilakukan untuk memberikan lingkungan tumbuh yang optimum bagi pertanaman kentang agar produktifitasnya dapat mendekati potensinya.Menurut Ashandhi dan Gunadi (2006) daerah yang mempunyai suhu udara maksimal 30C dan suhu udara minimum 15C adalah sangat baik untuk pertumbuhan tanaman kentang daripada daerah yang mempunyai suhu relatif konstan yaitu rata-rata 24C. Di daerah beriklim sub tropis dan di dataran tinggi tropika pembentukan umbi terjadi dengan baik pada suhu siang 25 C dan suhu malam 17C atau lebih rendah. Suhu tanah yang baik untuk pertumbuhan umbi adalah 14.9 sampai 17.7C.Tanaman kentang tergolong tanaman yang memiliki syarat tertentu untuk tumbuh secara optimal. Syarat-syarat seperti iklim daerah yang akan dijadikan tempat budidaya kentang, kondisi lahan, serta kesesuaian lahan dengan produktifitas tanaman kentang. Faktor lingkungan yang dijadikan syarat tumbuh tanaman kentang menurut Setiadi dan Nurulhuda (1993:20) antara lain, iklim dan keadaan tanah, sedangkan menurut Rubatzky dan Yamaguchi (1995:122) adalah kelengasan dan ketersediaan hara.

1. Iklim Tanaman kentang merupakan salah satu tanaman pangan yang sering kita jumpai di daerah-daerah pegunungan karena mempunyai iklim yang rendah serta ketinggian yang cocok untuk pertumbuhannya secara optimal. Setiadi dan Nurulhuda (1993:20-21) mengemukakan bahwa kentang dapat tumbuh subur di tempat-tempat yang cukup tinggi, seperti di daerah pegunungan dengan ketinggian sekitan 500-3.000 mdpl, tetapi tempat yang ideal berkisar antara 1.000-3.000 mdpl dengan suhu udara berkisar antara 15-18 C pada malam hari dan 24-30 C pada siang hari, serta curah hujan kira-kira 1.500 mm per tahun.

2. Keadaan tanah Daerah pegunungan yang dijadikan lahan untuk budidaya tanaman kentang merupakan lahan yang cukup baik dalam perkembangannya karena tanah tersebut mengandung bahan organik dari material vulkanis gunung yang dapat membuat tanah tersebut subur. Menurut AAK (1992:146), tanaman kentang cocok dengan tanah yang subur, ringan dan dalam dengan drainase yang baik. Setiadi dan Nurulhuda (1993:21) memperkuat pendapat tersebut dengan menyatakan bahwa tanah yang paling baik untuk kentang adalah tanah yang gembur atau sedikit mengandung pasir agar mudah diresapi air dan mengandung humus yang tinggi. Derajat keasaman tanah atau pH tanah juga memiliki pengaruh bagi pertumbuhan tanaman kentang. Setiadi dan Nurulhuda (1993:21) berpendapat bahwa derajat keasaman tanah (pH tanah) yang sesuai untuk kentang bervariasi tergantung dari varietas kentangnya. Namun, menurut Rubatzky dan Yamaguchi (1995:120), tanah dengan pH 5,5-6,5 (agak asam) lebih disukai karena dengan keasaman tanah kurang dari 5,4 membantu mengendalikan kudis kentang umum (Streptomyces scabies).

3. Kelengasan Kondisi tanah lahan yang digunakan utnuk budidaya tanaman kentang juga harus diperhatikan kelengasannya. Hal ini dikarenakan kelengasan tanah yang tinggi dibutuhkan setelah inisiasi umbi dan selama pembesaran umbi (Rubatzky dan Yamaguchi, 1995:122).

4. Hara Semakin baik kondisi lahan tempat budidaya tanaman kentang, maka semakin besar pula kandungan bahan organik dalam lahan tersebut. Sehingga, lahan yang digunakan untuk budidaya tanaman kentang tersebut menjadi lahan yang subur karena mengandung unsur hara yang tinggi. Pernyataan ini didukung oleh Rubatzky dan Yamaguchi (1995:122) yang mengatakan bahwa ketersediaan hara sangat penting untuk pertumbuhan awal tanaman dan kebutuhan pupuk tertinggi terjadi selama pembesaran umbi.