BUDIDAYA KENTANG Dan Desk Rip Tor Varietas Kentang

26
BUDIDAYA KENTANG Family Solanaceae Deskripsi Kentang merupakan tanaman dikotil yang bersifat semusim dan berbentuk semak/herba. Batangnya yang berada di atas permukaan tanah ada yang berwarna hijau, kemerah-merahan, atau ungu tua. Akan tetapi, warna batang ini juga dipengaruhi oleh umur tanaman dan keadaan lingkungan. Pada kesuburan tanah yang lebih baik atau lebih kering, biasanya warna batang tanaman yang lebih tua akan lebih menyolok. Bagian bawah batangnya bisa berkayu. Sedangkan batang tanaman muda tidak berkayu sehingga tidak terlalu kuat dan mudah roboh. Manfaat Kentang sangat digemari hampir semua orang. Bahkan di beberapa daerah, ada yang menjadikannya makanan pokok. Selain itu, kentang juga banyak mengandung vitamin B, vitamin C, dan sejumlah vitamin A. Sebagai sumber karbohidrat yang penting, di Indonesia, kentang masih dianggap sebagai sayuran yang mewah. Syarat Tumbuh Kentang dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik bila ditanam pada kondisi lingkungan yang sesuai dengan persyaratan tumbuhnya. Keadaan iklim dan tanah merupakan hal penting yang perlu diperhatikan, di samping faktor penunjang lainnya. Kentang dapat tumbuh dengan baik di dataran tinggi antara 500-3.000 m dpl. Dan, yang terbaik adalah pada ketinggian 1.300 m dpl dengan suhu relatif sekitar 20°C. Selain, itu daerah dengan curah hujan 200-300 mm setiap bulan atau 1.000 mm selama masa pertumbuhan kentang merupakan daerah yang baik untuk pertumbuhan kentang. Tanah yang baik untuk kentang adalah tanah yang subur, dalam, drainase baik, dan pH antara 5-6,5. Pada tanah yang pHnya rendah, akan dihasilkan kentang yang mutunya jelek. Pedoman Budidaya Kentang dikembangbiakkan dengan umbi. Umbi yang baik untuk ditanam adalah umbi yang telah bertunas sehingga perlu diadakan penunasan. Penunasan berarti menumbuhkan sejumlah tunas yang

Transcript of BUDIDAYA KENTANG Dan Desk Rip Tor Varietas Kentang

Page 1: BUDIDAYA KENTANG Dan Desk Rip Tor Varietas Kentang

BUDIDAYA KENTANG

Family Solanaceae

DeskripsiKentang merupakan tanaman dikotil yang bersifat semusim dan berbentuk semak/herba.

Batangnya yang berada di atas permukaan tanah ada yang berwarna hijau, kemerah-merahan, atau ungu tua. Akan tetapi, warna batang ini juga dipengaruhi oleh umur tanaman dan keadaan lingkungan. Pada kesuburan tanah yang lebih baik atau lebih kering, biasanya warna batang tanaman yang lebih tua akan lebih menyolok. Bagian bawah batangnya bisa berkayu. Sedangkan batang tanaman muda tidak berkayu sehingga tidak terlalu kuat dan mudah roboh.

ManfaatKentang sangat digemari hampir semua orang. Bahkan di beberapa daerah, ada yang

menjadikannya makanan pokok. Selain itu, kentang juga banyak mengandung vitamin B, vitamin C, dan sejumlah vitamin A. Sebagai sumber karbohidrat yang penting, di Indonesia, kentang masih dianggap sebagai sayuran yang mewah.

Syarat TumbuhKentang dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik bila ditanam pada kondisi

lingkungan yang sesuai dengan persyaratan tumbuhnya. Keadaan iklim dan tanah merupakan hal penting yang perlu diperhatikan, di samping faktor penunjang lainnya. Kentang dapat tumbuh dengan baik di dataran tinggi antara 500-3.000 m dpl. Dan, yang terbaik adalah pada ketinggian 1.300 m dpl dengan suhu relatif sekitar 20°C. Selain, itu daerah dengan curah hujan 200-300 mm setiap bulan atau 1.000 mm selama masa pertumbuhan kentang merupakan daerah yang baik untuk pertumbuhan kentang. Tanah yang baik untuk kentang adalah tanah yang subur, dalam, drainase baik, dan pH antara 5-6,5. Pada tanah yang pHnya rendah, akan dihasilkan kentang yang mutunya jelek.Pedoman Budidaya

Kentang dikembangbiakkan dengan umbi. Umbi yang baik untuk ditanam adalah umbi yang telah bertunas sehingga perlu diadakan penunasan. Penunasan berarti menumbuhkan sejumlah tunas yang sehat dari umbi bibit beberapa minggu sebelum ditanam sehingga diperoleh tanaman yang seragam. Penunasan dilakukan sekitar 2 bulan menjelang tanam pada rak-rak penumbuh berukuran 60 x 40 x 10 cm dengan kaki 7,5 cm. Rak-rak penumbuh ini disusun bertingkat. Banyaknya rak tergantung dari umbi yang akan ditunaskan. Rak itu diletakkan di tempat yang tidak langsung kena sinar matahari. Apabila menggunakan sinar matahari langsung, suhu tidak boleh terlampau tinggi. Dan, setelah tunas-tunas kecil keluar, bibit harus dipindahkan ke tempat yang lebih dingin (6-12° C). Untuk setiap hektar, kentang varietas Granola, membutuhkan 1.500-2.000 kg bibit. Sambil menunggu umbi bertunas, dilakukan pengolahan tanah. Tanah dibajak atau dicangkul, kemudian diistirahatkan selama 1-2 minggu untuk memperbaiki keadaan tata udara tanah. Selanjutnya tanah diratakan, diikuti dengan pembersihan rerumputan liar. Setelah itu pada tanah itu dibuatkan garitan-garitan sedalam 5- 10 cm. Jarak antargaritan biasanya disesuaikan dengan jarak tanam yang akan digunakan. Sedangkan jarak tanam yang digunakan tergantung pada jenis kentang yang akan diusahakan. Penanaman dilakukan bersamaan dengan pemberian pupuk dasar berupa pupuk kandang. Untuk setiap hektar, diperlukan sekitar 20 ton pupuk kandang, 500 kg Urea, 300 kg TSP, dan 200 kg KCI.

Page 2: BUDIDAYA KENTANG Dan Desk Rip Tor Varietas Kentang

Pupuk ini diletakkan di antara umbi-umbi di dalam garitan yang selanjutnya ditimbun dengan tanah. Bibit kentang akan tumbuh di atas tanah ± 10 hari kemudian.Pemeliharaan

Setelah tanaman berumur sebulan, tanaman mulai didangir dan dibumbun. Pembumbunan ini penting untuk mencegah agar umbi kentang yang terbentuk tidak terkena sinar matahari.Hama dan Penyakit

Hama yang sering menyerang tanaman kentang antara lain sebagai berikut. Aphids atau kutu daun Aphids (Myzus persicae Sulz., Aphis gossypii Glov., dan A. spiraecola Patch.) ini dapat menularkan penyakit yang disebabkan oleh virus. Pengendaliannya dapat dengan menggunakan insektisida sistemik seperti Furadan 3 G (80 kg/ha), atau dengan Desis 2,5 EC (0,04%), Tamaran 200 LC (0,2 %), dan Hostatron 40 EC (0,2 %). Wereng kentang Wereng kentang (Empoasca fabae Harr.) dapat menyebabkan kerusakan pada daun kentang. Selain itu, sambil memakan daun hama ini menyuntikkan zat beracun hytotoximia sehingga menimbulkan kerusakan pada daun seperti terbakar. Yang biasa menyerang kentang adalah nimfa dan serangga dewasa. Serangga dewasa berwarna hijau kekuning-kuningan dan panjangnya 2,35-2,65 mm. Pengendaliannya sama seperti pada aphids. Thrips Thrips (Thrips palmy Karny) adalah hama yang kecil sekali, sulit dilihat dengan mata telanjang. Hama ini berkembang biak secara partenogenesis (telur dapat menetas tanpa dibuahi). Thrips menimbulkan kerusakan karena ia mengisap cairan daun sehingga warna daun berubah menjadi keperakan. Serangan yang berat dapat terjadi pada cuaca kering dan dapat mengakibatkan semua daun mengering lalu mati. Pemberantasannya dapat dengan meng- gunakan Orthene 75 SP (0,1 %), Tamaron 200 LC (0,2 %), atau Bayrusi1250 EC (0,2 %). Kumbang kentang Larva dan serangga dewasa kumbang kentang (Ephilachna sparsa forma vigintioctopunctata Boisd.) memakan jaringan daun sehingga yang tinggal hanyalah tulang-tulang daun dan lapisan epidermis. Serangga dewasa panjangnya sekitar 1 cm, berwarna merah, dan berbintik-bintik hitam. Pemberantasannya sama seperti hama thrips. Penggerek umbi kentang Penggerek umbi kentang (Phthorimaea operculella Zell.) merusak umbi kentang di dalam gudang dan memakan daun kentang di lapangan. Gejala serangannya adalah daun berwarna merah tua dan tampak adanya jalinan seperti benang yang membungkus ulat kecil berwarna kelabu. Biasanya daun menggulung karena larvanya bersembunyi di dalamnya. Sedangkan gejala serangan pada umbi di dalam gudang adalah tampak adanya kotoran yang berwarna cokelat tua pada kulit umbi. Apabila umbi dibelah, akan tampak lubang-lubang atau alur-alur. Pemberantasannya di lapanb an adalah dengan menyemprotkan Tamaron 200 LC (0,2010) atau Orthene 75 SP (0,1 %). Sedangkan pemberantasannya di gudang adalah dengan menggunakan Sevin 5 D sebanyak 1,5 kg/ton kentang, atau dengan menaburkan serbuk daun Lantana camara yang telah dikeringkan setebal 2 cm pada umbi kentang. Penyakit Penyakit yang sering menyerang pertanaman kentang antara lain sebagai berikut. Bercak kering Gejala serangannya adalah mula-mula tampak berupa bercak kecil pada daun-daun bawah, kemudian berkembang. Bercak ini berwarna cokelat dengan tanda khas berupa lingkaran-lingkaran. Serangan dapat dijumpai pada tangkai daun, batang, bahkan umbi. Pada tangkai daun dan batang, gejala serangannya berupa bercak cokelat yang memanjang. Sedangkan pada umbi, bercaknya agak melekuk, pinggirannya menonjol bulat, dan dalamnya sekitar 0,3 cm. Penyebab penyakit ini adalah jamur Altenaria solani. Penyakit ini dapat dicegah dengan Dithane M-45, Blitox-50, dan Antracol. Busuk daun Gejala serangan tampak dengan adanya bercak basah bertepi tidak teratur pada tepi daun atau tengahnya. Bercak ini kemudian melebar dan terbentuklah daerah nekrotik berwarna cokelat. Di sekitar daerah itu,

Page 3: BUDIDAYA KENTANG Dan Desk Rip Tor Varietas Kentang

terdapat bagian yang berwarna hijau kelabu yang dihasilkan oleh massa sporangium yang tampak berwarna putih. Serangan juga dapat terjadi pada tangkai daun atau tangkai anak daun dengan warna cokelat, melingkar, agak mengendap, dan dapat menimbulkan defoliasi. Penyakit busuk daun ini disebabkan oleh Phytophthora infestans, yang umumnya dijumpai pada tanaman kentang yang berumur 5-6 minggu ke atas. Untuk pengendaliannya sebaiknya kita menggunakan varietas yang tahan atau penggunaan fungisida yang telah diizinkan pemakaiannnya. Penyakit tanaman kentang lainnya adalah penyakit layu fusarium, kanker batang, dan penyakit kudis.Panen dan Pasca Panen

Umur panen kentang berbeda menurut jenisnya, tetapi umumnya dipanen saat berumur 3-4 bulan setelah tanam. Setelah panen, sebaiknya kentang dipungut seminggu setelah daun dan ujung batangnya kering. Bila belum kering, mutu umbinya akan rendah dan kulitnya akan lecet sehingga tidak bisa dijadikan bibit. Penggalian untuk memungut umbi harus berhati-hati jangan sampai umbinya terluka kena cangkul atau alat penggali lainnya.

PENDAHULUANKentang (Solanum tuberosum L) merupakan sumber utama karbohidrat, sehingga menjadi komoditi penting. PT. NATURAL NUSANTARA berupaya meningkatkan produksi kentang nasional secara kuantitas, kualitas dan tetap berdasarkan kelestarian lingkungan (Aspek 3K).

SYARAT PERTUMBUHAN2.1. IklimCurah hujan rata-rata 1500 mm/tahun, lama penyinaran 9-10 jam/hari, suhu optimal 18-21 °C, kelembaban 80-90% dan ketinggian antara 1.000-3.000 m dpl.2.2. Media TanamStruktur remah, gembur, banyak mengandung bahan organik, berdrainase baik dan memiliki lapisan olah yang dalam dan pH antara 5,8-7,0.

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA3.1. Pembibitan

Umbi bibit berasal dari umbi produksi berbobot 30-50 gram, umur 150-180 hari, tidak cacat, dan varitas unggul. Pilih umbi berukuran sedang, memiliki 3-5 mata tunas dan hanya sampai generasi keempat saja. Setelah tunas + 2 cm, siap ditanam.

Bila bibit membeli (usahakan bibit yang bersertifikat), berat antara 30-45 gram dengan 3-5 mata tunas. Penanaman dapat dilakukan tanpa/dengan pembelahan. Pemotongan umbi dilakukan menjadi 2-4 potong menurut mata tunas yang ada. Sebelum tanam umbi direndam dulu menggunakan POC NASA selama 1-3 jam (2-4 cc/lt air).

3.2. Pengolahan Media TanamLahan dibajak sedalam 30-40 cm dan biarkan selama 2 minggu sebelum dibuat bedengan dengan lebar 70 cm (1 jalur tanaman)/140 cm (2 jalur tanaman), tinggi 30 cm dan buat saluran pembuangan air sedalam 50 cm dan lebar 50 cm.Natural Glio yang sudah terlebih dahulu dikembangbiakkan dalam pupuk kandang + 1 minggu, ditebarkan merata pada bedengan (dosis : 1-2 kemasan Natural Glio dicampur 50-100 kg pupuk kandang/1000 m2).3.3. Teknik Penanaman

Page 4: BUDIDAYA KENTANG Dan Desk Rip Tor Varietas Kentang

3.3.1. Pemupukan Dasar Pupuk anorganik berupa urea (200 kg/ha), SP 36 (200 kg/ha), dan KCl (75 kg/ha). Siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secukupnya secara merata di atas

bedengan, dosis 1-2 botol/ 1000 m². Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPER NASA dengan cara : alternatif 1 : 1 botol Super Nasa diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk.

Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan. alternatif 2 : setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan Super Nasa

untuk menyiram 10 meter bedengan.Penyiraman POC NASA / SUPER NASA dilakukan sebelum pemberian pupuk kandang.

Berikan pupuk kandang 5-6 ton/ha (dicampur pada tanah bedengan atau diberikan pada lubang tanam) satu minggu sebelum tanam,

3.3.2. Cara PenanamanJarak tanaman tergantung varietas, 80 cm x 40 cm atau 70 x 30 cm dengan kebutuhan bibit + 1.300-1.700 kg/ha (bobot umbi 30-45 gr). Waktu tanam diakhir musim hujan (April-Juni).

3.4. Pemeliharaan Tanaman3.4.1. PenyulamanPenyulaman untuk mengganti tanaman yang tidak tumbuh/tumbuhnya jelek dilakukan 15 hari semenjak tumbuh.

3.4.2. PenyianganPenyiangan dilakukan minimal dua kali selama masa penanaman 2-3 hari sebelum/bersamaan dengan pemupukan susulan dan penggemburan

3.4.3. Pemangkasan BungaPada varietas kentang yang berbunga sebaiknya dipangkas untuk mencegah terganggunya proses pembentukan umbi, karena terjadi perebutan unsur hara.

3.4.4. Pemupukan Susulana. Pupuk Makro

Urea/ZA: 21 hari setelah tanam (hst) 300 kg/ha dan 45 hst 150 kg/ha.SP-36: 21 hst 250 kg/ha.KCl: 21 hst 150 kg/ha dan 45 hst 75 kg/ha.Pupuk makro diberikan jarak 10 cm dari batang tanaman.

b. POC NASA: mulai umur 1 minggu s/d 10 atau 11 minggu.Alternatif I : 8-10 kali (interval 1 minggu sekali dengan dosis 4 tutup/tangki atau 1 botol

(500 cc)/drum 200 lt air.Alternatif II : 5 - 6 kali (interval 2 mingu sekali dengan dosis 6 tutup/tangki atau 1,5 botol

(750 cc)/ drum 200 lt air.c. HORMONIK : penyemprotan POC NASA akan lebih optimal jika dicampur HORMONIK

(dosis 1-2 tutup/tangki atau + 2-3 botol/drum 200 liter air).

3.4.5. Pengairan

Page 5: BUDIDAYA KENTANG Dan Desk Rip Tor Varietas Kentang

Pengairan 7 hari sekali secara rutin dengan di gembor, Power Sprayer atau dengan mengairi selokan sampai areal lembab (sekitar 15-20 menit).

3.5. Hama dan Penyakit3.5.1. HamaUlat grayak (Spodoptera litura)Gejala: ulat menyerang daun hingga habis daunnya. Pengendalian: (1) memangkas daun yang telah ditempeli telur; (2) penyemprotan Natural Vitura dan sanitasi lingkungan.

Kutu daun (Aphis Sp)Gejala: kutu daun menghisap cairan dan menginfeksi tanaman, juga dapat menularkan virus. Pengendalian: memotong dan membakar daun yang terinfeksi, serta penyemprotan Pestona atau BVR.

Orong-orong (Gryllotalpa Sp)Gejala: menyerang umbi di kebun, akar, tunas muda dan tanaman muda. Akibatnya tanaman menjadi peka terhadap infeksi bakteri. Pengendalian: Pengocoran Pestona.

Hama penggerek umbi (Phtorimae poerculella Zael)Gejala: daun berwarna merah tua dan terlihat jalinan seperti benang berwarna kelabu yang merupakan materi pembungkus ulat. Umbi yang terserang bila dibelah, terlihat lubang-lubang karena sebagian umbi telah dimakan. Pengendalian : Pengocoran Pestona.

Hama trip ( Thrips tabaci )Gejala: pada daun terdapat bercak-bercak berwarna putih, berubah menjadi abu-abu perak dan mengering. Serangan dimulai dari ujung-ujung daun yang masih muda. Pengendalian: (1) memangkas bagian daun yang terserang; (2) mengunakan Pestona atau BVR.

3.5.2. PenyakitPenyakit busuk daun Penyebab: jamur Phytopthora infestans. Gejala: timbul bercak-bercak kecil berwarna hijau kelabu dan agak basah hingga warnanya berubah menjadi coklat sampai hitam dengan bagian tepi berwarna putih yang merupakan sporangium dan daun membusuk/mati. Pengendalian: sanitasi kebun. Pencegahan dengan penggunaan Natural Glio pada sebelum atau awal tanam.

Penyakit layu bakteriPenyebab: bakteri Pseudomonas solanacearum. Gejala: beberapa daun muda pada pucuk tanaman layu dan daun tua, daun bagian bawah menguning. Pengendalian: sanitasi kebun, pergiliran tanaman. Pencegahan dengan penggunaan Natural Glio pada sebelum atau awal tanam.

Penyakit busuk umbi Penyebab: jamur Colleotrichum coccodes. Gejala: daun menguning dan menggulung, lalu layu dan kering. Bagian tanaman yang berada dalam tanah terdapat bercak-bercak berwarna coklat.

Page 6: BUDIDAYA KENTANG Dan Desk Rip Tor Varietas Kentang

Infeksi akan menyebabkan akar dan umbi muda busuk. Pengendalian: pergiliran tanaman , sanitasi kebun dan penggunaan bibit yang baik. Pencegahan dengan penggunaan Natural Glio pada sebelum atau awal tana

Penyakit fusarium Penyebab: jamur Fusarium sp. Gejala: busuk umbi yang menyebabkan tanaman layu. Penyakit ini juga menyerang kentang di gudang penyimpanan. Infeksi masuk melalui luka-luka yang disebabkan nematoda/faktor mekanis. Pengendalian: menghindari terjadinya luka pada saat penyiangan dan pendangiran. Pencegahan dengan penggunaan Natural Glio pada sebelum atau awal tanam.

Penyakit bercak kering (Early Blight) Penyebab: jamur Alternaria solani. Jamur hidup disisa tanaman sakit dan berkembang di daerah kering. Gejala: daun berbercak kecil tersebar tidak teratur, warna coklat tua, meluas ke daun muda. Permukaan kulit umbi berbercak gelap tidak beraturan, kering, berkerut dan keras. Pengendalian: pergiliran tanaman. Pencegahan : Natural Glio sebelum/awal tanam

Penyakit karena virusVirus yang menyerang adalah: (1) Potato Leaf Roll Virus (PLRV) menyebabkan daun menggulung; (2) Potato Virus X (PVX) menyebabkan mosaik laten pada daun; (3) Potato Virus Y (PVY) menyebabkan mosaik atau nekrosis lokal; (4) Potato Virus A (PVA) menyebabkan mosaik lunak; (5) Potato Virus M (PVM) menyebabkan mosaik menggulung; (6) Potato Virus S (PVS) menyebabkan mosaik lemas. Gejala: akibat serangan, tanaman tumbuh kerdil, lurus dan pucat dengan umbi kecil-kecil/tidak menghasilkan sama sekali; daun menguning dan jaringan mati. Penyebaran virus dilakukan oleh peralatan pertanian, kutu daun Aphis spiraecola, A. gossypii dan Myzus persicae, kumbang Epilachna dan Coccinella dan nematoda. Pengendalian: tidak ada pestisida untuk mengendalikan virus, pencegahan dan pengendalian dilakukan dengan menanam bibit bebas virus, membersihkan peralatan, memangkas dan membakar tanaman sakit, mengendalikan vektor dengan Pestona atau BVR dan melakukan pergiliran tanaman.

Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.

3.6. PanenUmur panen pada tanaman kentang berkisar antara 90-180 hari, tergantung varietas tanaman. Secara fisik tanaman kentang sudah dapat dipanen jika daunnya telah berwarna kekuning-kuningan yang bukan disebabkan serangan penyakit; batang tanaman telah berwarna kekuningan (agak mengering) dan kulit umbi akan lekat sekali dengan daging umbi, kulit tidak cepat mengelupas bila digosok dengan jari.

Page 7: BUDIDAYA KENTANG Dan Desk Rip Tor Varietas Kentang

http://www2.bioversityinternational.org/publications/Web_version/186/

Page 8: BUDIDAYA KENTANG Dan Desk Rip Tor Varietas Kentang

1. PASSPORT CHARACTERS1.1 Variety Variety name and synonyms 1.2 Variant or parentage Source variety or immediate pedigree 1.3 Country of origin Name of country 1.4 National Listing Date of introduction or entry on to National List if relevant

2. PLANT CHARACTERISTICS2.1 Earliness of foliage maturity 1 = very late

(Waktu dewasa daun) 3 = late 5 = intermediate 7 = early 9 = very early

2.2 Growth habit 1 = extremely erect 3 = erect 5 = semi-erect 7 = prostrate 9 = very prostrate

2.3 Foliage cover 1 = very poor (= sparse) 3 = poor 5 = moderate 7 = good 9 = very good (= dense)

2.4 Flower frequency 1 = extremely rare 3 = rare 5 = occassional 7 = frequent 9 = very frequent

2.5 Flower colour State verbally 2.6 Pollen fertility 1 = very low or sterile

3 = low 5 = moderate 7 = high 9 = very high

2.7 Berry number per plant 1 = extremely rare 3 = rare

Page 9: BUDIDAYA KENTANG Dan Desk Rip Tor Varietas Kentang

5 = occassional 7 = frequent 9 = very frequent

3. TUBER CHARACTERISTICS3.1 Tuber shape State verbally 3.2 Skin colour State verbally 3.3 Eye colour State verbally 3.4 Light sprout colour State verbally 3.5 Flesh colour State verbally 3.6 Eye depth 1 = very deep

3 = deep 5 = medium 7 = shallow 9 = very shallow

3.7 Skin texture 1 = very rough 3 = rough 5 = intermediate 7 = smooth 9 = very smooth

3.8 Dormancy 1 = very short 3 = short 5 = medium 7 = long 9 = very long

3.9 Resistance to external damage 1 = very susceptible 3 = susceptible 5 = moderate 7 = resistant 9 = very resistant

3.10 Resistant to internal bruising 1 = very susceptible 3 = susceptible 5 = moderate 7 = resistant 9 = very resistant

3.11 Storageability 1 = very poor 3 - poor 5 = moderate 7 = good 9 = very good

Page 10: BUDIDAYA KENTANG Dan Desk Rip Tor Varietas Kentang

3.12 Tuber glycoalkaloid 1 = very high 3 = high 5 = moderate 7 = low 9 = very low

4. UTILISATION CHARACTERISTICS4.1 Cooking type A = firm (salad type)

B = fairly firm (multi-purpose type) C = mealy (floury type) D = very mealy (floury type)

4.2 After cooking blackening 1 = severe 3 = high 5 = medium 7 = low 9 - extremely low

4.3 Frying colour 1 = very dark 3 = dark 5 = medium 7 = pale 9 = very pale

4.4 Crisp suitability 1 = very poor 3 = poor 5 = medium 7 = good 9 = very good

4.5 French fry suitability 1 = very poor 3 = poor 5 = medium 7 = good 9 = very good

4.6 Enzymic browning 1 = severe 3 = high 5 = medium 7 = low 9 = extremely low

4.7 Dry Matter Content 1 = very low 3 = low 5 - medium 7 = high

Page 11: BUDIDAYA KENTANG Dan Desk Rip Tor Varietas Kentang

9 = very high 4.8 Starch content 1 = very low

3 = low 5 = medium 7 = high 9 = very high

4.9 Protein content 1 = very low 3 = low 5 = medium 7 = high 9 = very high

5. TUBERING CHARACTERISTICS5.1 Yield potential 1 = very low

3 = low 5 = medium 7 = high 9 = very high

5.2 Adaptability 1 = very narrow 3 = narrow 5 = medium 7 = wide 9 = very wide

5.3 Rate of bulking 1 = very slow 3 - slow 5 = medium 7 = fast 9 = very fast

5.4 Tuber number per plant 1 = very few 3 = few 5 = medium 7 = many 9 = very many

5.5 Tuber size 1 = very small 3 = small 5 = medium 7 - large 9 = very large

5.6 Tuber uniformity 1 = very variable

Page 12: BUDIDAYA KENTANG Dan Desk Rip Tor Varietas Kentang

3 = variable 5 = medium 7 = uniform 9 = very uniform

5.7 Secondary growth 1 = very high tendency 3 = high tendency 5 = medium 7 = low tendency 9 = very low tendency

5.8 Hollow heart 1 = very high tendency 3 = high tendency 5 = medium 7 = low tendency 9 - very low tendency

5.9 Growth cracking 1 = very high tendency 3 = high tendency 5 = medium 7 = low tendency 9 = very low tendency

5.10 Tuber greening before harvest 1 = very high tendency 3 = high tendency 5 - medium 7 = low tendency 9 = very low tendency

5.11 Length of stolons 1 = very long 3 = long 5 = medium 7 = short 9 = very short

5.12 Stolon attachment 1 = very strong (= persistent) 3 = strong 5 - medium 7 - loose 9 = very loose

5.13 Internal rust spot 1 = very strong tendency (frequent) 3 = frequent 5 = medium 7 = infrequent 9 - very weak tendency (infrequent)

6.1 RESISTANCE TO FUNGAL DISEASES6.1.1 Common scab 1 = very low resistance*

Page 13: BUDIDAYA KENTANG Dan Desk Rip Tor Varietas Kentang

Streptomyces scabies 3 = low resistance 5 = moderate 7 - high resistance 9 = very high resistance

6.1.2 Dry rot 1 - very low resistance Fusarium spp. 3 = low resistance State verbally species 5 = moderate

7 = high resistance 9 = very high resistance

6.1.3 Early blight 1 = very low resistance Alternaria solani 3 - low resistance

5 - moderate 7 = high resistance 9 = very high resistance

6.1.4 Fusarium wilt 1 = very low resistance Fusarium oxysporum 3 = low resistance

5 = moderate 7 = high resistance 9 = very high resistance

6.1.5 Gangrene 1 = very low resistance Phoma exigua var. foveata 3 = low resistance

5 = moderate 7 = high resistance 9 - very high resistance

6.1.6 Late blight on foliage 1 - very low resistance Phytophthora infestans 3 = low resistance

5 = moderate 7 - high resistance 9 = very high resistance State if and which R genes present, if known.

6.1.7 Late blight on tubers 1 = very low resistance Phytophthora infestans 3 = low resistance

5 = moderate 7 = high resistance 9 = very high resistance

6.1.8 Stem cancer 1 = very low resistance Rhizoctonia solani 3 = low resistance

5 = moderate 7 = high resistance 9 = very high resistance

6.1.9 Powdery scab 1 = very low resistance Spongospora subterranea 3 = low resistance

Page 14: BUDIDAYA KENTANG Dan Desk Rip Tor Varietas Kentang

5 = moderate 7 = high resistance 9 = very high resistance

6.1.10 Wart State whether susceptible or field immune and specify race(s)Synchytrium endobioticum

*see page 6, preface second paragraph

6.2 RESISTANCE TO BACTERIAL DISEASES6.2.1 Bacterial soft rot 1 - very low resistance

Erwinia spp. 3 = low resistance State verbally species 5 = moderate

7 = high resistance 9 = very high resistance

6.2.2 Bacterial wilt 1 = very low resistance Pseudomonas solanacearum 3 = low resistance

5 = moderate 7 = high resistance 9 = very high resistance

6.2.3 Blackleg 1 = very low resistance Erwinia spp. 3 = low resistance State verbally species 5 = moderate

7 = high resistance 9 = very high resistance

6.2.4 Ring rot 1 - very low resistance Corynebacterium sepedonicum 3 = low resistance

5 - moderate 7 = high resistance 9 = very high resistance

6.3 RESISTANCE TO VIRUS DISEASES6.3.1 Leafroll virus 1 = very low resistance

3 = low resistance 5 = moderate 7 = high resistance 9 = very high resistance

6.3.2 Mop top virus 1 = very low resistance 3 = low resistance 5 = moderate 7 = high resistance 9 = very high resistance

6.3.3 Tobacco rattle virus 1 = very low resistance 3 = low resistance

Page 15: BUDIDAYA KENTANG Dan Desk Rip Tor Varietas Kentang

5 = moderate 7 = high resistance 9 = very high resistance

6.3.4 Virus A 1 = very low resistance H* = hypersensitive 3 = low resistance I = field immune 5 = moderate and/or R = resistant 7 = high resistance S = susceptible 9 = very high resistance T = tolerant

6.3.5 Virus B 1 = very low resistance H* = hypersensitive 3 = low resistance I = field immune 5 = moderate and/or R = resistant 7 = high resistance S = susceptible 9 = very high resistance T = tolerant

6.3.6 Virus C 1 = very susceptible H = hypersensitive 3 - susceptible I = field immune 5 - medium susceptible and/or R = resistant 7 - resistant S = susceptible 9 = very resistant T = tolerant

6.3.7 Virus M 1 = very susceptible H = hypersensitive 3 = susceptible I = field immune 5 = medium susceptible and/or R = resistant 7 = resistant S = susceptible 9 = very resistant T = tolerant

6.3.8 Virus S 1 - very susceptible H = hypersensitive 3 = susceptible I = field immune 5 = medium susceptible and/or R = resistant 7 = resistant S = susceptible 9 = very resistant T = tolerant

6.3.9 Virus X 1 = very susceptible H = hypersensitive 3 = susceptible I = field immune 5 = medium susceptible and/or R = resistant 7 = resistant S = susceptible 9 = very resistant T = tolerant

6.3.10 Virus Y 1 = very susceptible H = hypersensitive 3 = susceptible I = field immune 5 = medium susceptible and/or R = resistant 7 = resistant S = susceptible 9 = very resistant T = tolerant

* 1 to 9 scale related to field performance. HIRST to reaction to challenge in laboratory or glasshouse. Strain of virus should be stated where known and test e.g. sap inoculation or graft.

Page 16: BUDIDAYA KENTANG Dan Desk Rip Tor Varietas Kentang

6.4 RESISTANCE TO PESTS6.4.1 Potato Cyst Nematode R or S,

Globodera spp. (= resistant or susceptible). State species, pathotype(s), and criteria used.

6.4.2 Aphids 1 = very low resistance 3 = low resistance 5 = moderate 7 = high resistance 9 = very high resistance

6.4.3 Slugs 1 = very low resistance Deroceras spp. and Milax spp. 3 = low resistance State verbally species 5 = moderate

7 = high resistance 9 = very high resistance

6.4.4 Tuber moth 1 = very low resistance 3 = low resistance 5 = moderate 7 = high resistance 9 = very high resistance

7. ENVIRONMENTAL STRESS FACTORS7.1 Drought 1 = very low resistance

3 - low resistance 5 = moderate 7 - high resistance 9 = very high resistance

7.2 Frost 1 = very low resistance 3 - low resistance 5 = moderate 7 = high resistance 9 = very high resistance