Turunan Materi Matematika

36
VII. TURUNAN TINGKAT TINGGI Operasi pendiferensialan terhadap fungsi f akan menghasilkan fungsi baru f’. Jika f’ diferensialkan, akan menghasilkan fungsi lain f’’ yang disebut turunan kedua dari f. Pada gilirannya f’’ boleh diturunkan lagi, sehingga diperoleh f’’’ yang disebut 1

description

Math

Transcript of Turunan Materi Matematika

Page 1: Turunan Materi Matematika

1

VII. TURUNAN TINGKAT TINGGI

Operasi pendiferensialan terhadap fungsi f akan menghasilkan fungsi baru f’. Jika f’ diferensialkan, akan menghasilkan fungsi lain f’’ yang disebut turunan kedua dari f. Pada gilirannya f’’ boleh diturunkan lagi, sehingga diperoleh f’’’ yang disebut turunan ketiga dan seterusnya.

Page 2: Turunan Materi Matematika

2

Sebagai ilustrasi, andaikan:f(x) = 2x3 – 4x2 + 7x – 8

Makaf’(x) = 6x2 – 8x + 7f’’(x) = 12x – 8f’’’(x) = 12f’’’’(x) = 0

Karena turunan dari fungsi nol adalah nol, maka semua turunan tingkat yang lebih tinggi berharga nol.

Page 3: Turunan Materi Matematika

3

Kita telah memperkenalkan tiga cara penulisan untuk turunan. Turunan pertama dari y = f(x) dituliskan dengan:

f’(x) Dxymasing-masing disebut: cara penulisan aksen, cara penulisan D dan cara penulisan Leibniz.

Page 4: Turunan Materi Matematika

4

Cara Penulisan Turunan dari y = f(x)

Derivatif Penulisan f’

Penulisan y’

Penulisan D

Penulisan Leibniz

Pertama f’(x) y’Kedua f’’(x) y’’Ketiga f’’’(x) y’’’Keempat f’’’’(x) y’’’’Kelima f(5)(x) y(5)

Keenam f(6)(x) y(6)

..... .... .... .... ....Ke- n f(n)(x) y(n)

Page 5: Turunan Materi Matematika

5

CONTOH 1

Jika y = sin 2x, cari d3y/dx3, d4y/dx4, dan

d12y/dx12.

Penyelesaian

...

Page 6: Turunan Materi Matematika

6

KECEPATAN DAN PERCEPATAN

Dalam Bagian I, kita memakai pengertian kecepatan sesaat untuk memotivasi definisi turunan. Kita akan mengkaji ulang pengertian ini dengan memakai sebuah contoh. Juga, mulai saat ini kita akan memakai kata tunggal KECEPATAN sebagai ganti istilah KECEPATAN SESAAT yang kurang praktis.

Page 7: Turunan Materi Matematika

7

CONTOH 2 Sebuah benda bergerak sepanjang garis koordinat sehingga posisi s-nya memenuhi, s = 2t2 - 12t + 8, dengan s diukur dalam cm dan t dalam detik. Tentukan kecepatan benda bilamana t = 1 dan t = 6. Kapan kecepatannya 0? Kapan ia positif?PenyelesaianMisalkan v(t) menyatakan kecepatan pada saat t, maka:

Jadi,v(1) = 4(1) - 12 = -8 cm/detikv(6) = 4(6) – 12 = 12 cm/detikKecepatan 0 bilamana 4t - 12 = 0, yaitu, pada saat t = 3.Kecepatan positif bilamana 4t - 12 > 0, atau pada saat t > 3.

-10 -5 0 5 10 s

t = 6, s = 8, v = -12

t = 0, s = 8, v = -12t = 1, s = -2, v = -8

t = 3 s = -10v = 0

Page 8: Turunan Materi Matematika

8

-10 -5 0 5 10 s

t = 6, s = 8, v = -12

t = 0, s = 8, v = -12t = 1, s = -2, v = -8

t = 3 s = -10v = 0

• Tentu saja, benda tersebut bergerak sepanjang sumbu s, bukan pada jalur di atasnya.

• Jika t = 0 dan t = 3, kecepatan negatif: benda bergerak ke kiri (mundur).

• Pada saat t = 3 ia "diperlambat" ke kecepatan nol, kemudian mulai bergerak ke kanan bila kecepatannya positif.

• Jadi, kecepatan negatif bersesuaian dengan gerakan benda itu ke arah berkurangnya s

• Kecepatan positif tersesuaian dengan gerakan benda itu ke arah bertambahnya s

Page 9: Turunan Materi Matematika

9

Kecepatan vs Laju• Terdapat perbedaan teknis antara istilah kecepatan (velocity) dengan laju (speed). • Kecepatan (velocity) mempunyai tanda positif

atau negatif. • Laju (speed) didefinisikan sebagai nilai mutlak

kecepatan. • Jadi, dalam contoh di atas, laju pada saat t = 1

adalah |-8| = 8 cm/detik• Pengukur kecepatan dalam kebanyakan

kendaraan adalah pengukur laju (speedometer); ia selalu memberikan nilai-nilai tak negatif.

Page 10: Turunan Materi Matematika

10

Makna Turunan ke Dua• Dari Contoh 2 di atas, diketahui:

s = 2t2 - 12t + 8, merupakan fungsi yang menyatakan posisi (cm ) benda selama t detik.

• Kecepatan benda pada saat t adalah turunan pertama dari s terhadap t, yaitu:

• Percepatan didefinisikan sebagai laju (speed) perubahan kecepatan terhadap waktu, sehingga ia merupakan turunan kedua d2s/dt2 , sehingga:

Percepatan = a = • Ini berarti bahwa kecepatan bertambah dengan suatu

tingkat yang tetap sebesar 4 cm/de tik setiap detik, yang kita tuliskan sebagai 4 cm/detik/detik.

Page 11: Turunan Materi Matematika

11

CONTOH 3 Sebuah titik bergerak sepanjang garis koordinat mendatar sedemikian sehingga posisinya pada saat t dinyatakan oleh

s = t3 - 12t2 + 36t - 30Di sini s diukur dalam meter dan t dalam detik.a. Kapan kecepatan 0? b. Kapan kecepatan positif?c. Kapan titik bergerak mundur (ke kiri)?d. Kapan percepatannya positif?Penyelesaian:e.v = ds/dt = 3t2 - 24t + 36 = 3(t - 2)(t - 6). Jadi v = 0 pada t = 2

dan t = 6. f. v > 0 atau (t - 2)(t - 6) > 0. Penyelesaiannya adalah {t : t < 2

atau t > 6} atau (-, 2) (6, )

g.Titik bergerak mundur (ke kin), jika v < 0. yaitu, jika (t - 2)(t - 6) < 0. Ketaksamaan ini mempunyai penyelesaian berupa selang (2, 6).

h.a = dv/dt = 6 t - 24 = 6(t - 4). Jadi a > 0 jika t > 4.

2 6v (+) (0) (-) (0) (+)

Page 12: Turunan Materi Matematika

12

MASALAH BENDA JATUH

Jika sebuah benda dilempar (ke atas atau ke bawah) dari suatu ketinggian awal s0 meter dengan kecepatan awal v0 meter/detik dan jika s menyatakan tinggi benda di atas tanah dalam meter setelah t detik, maka

s = - 16t2 + v0 t + s0 Ini menganggap bahwa percobaan berlangsung dekat permukaan laut dan tahanan diabaikan (lihat gambar)

Permukaan Tanah

v = v0 pada t = 0

s0

Page 13: Turunan Materi Matematika

13

Contoh 4Andaikan sebuah bola dilempar ke atas dari puncak sebuah gedung yang tingginya 160 kaki dengan kecepatan awal 64 kaki/detik, a. Kapan ia mencapai ketinggian maksimum? b. Berapa ketinggian maksimumnya? c. Kapan ia membentur tanah? d. Dengan laju berapa ia membentur tanah? e. Berapa percepatannya pada t= 2?

Penyelesaian: s = - 16t2 + v0 t + s0 Di sini s0 = 160 dan v0 = 64, sehingga: s = - 16t2 + 64 t + 160

Permukaan Tanah

v0=64

s0 =160

a. Bola mencapai ketinggian maksimum pada waktu kecepatannya 0, yakni pada waktu -32t + 64 = 0, atau pada waktu t = 2 detik.

Page 14: Turunan Materi Matematika

14

Permukaan Tanah

v0=64

s0 =160

a. Bola mencapai ketinggian maksimum pada waktu kecepatannya 0, yakni pada waktu -32t + 64 = 0, atau pada waktu t = 2 detik.

b. Pada t= 2, maka s = -16(2)2 + 64(2) + 160 = 224 kaki.

c. Bola membentur tanah pada waktu s= 0, yakni, pada waktu-16t2 + 64t + 160 = 0. Jika kita bagi dg 16 kemudian digunakan rumus abc maka akan diperoleh: t2 - 4t - 10 = 0.

Hanya jawab positif yang berarti. Jadi, bola membentur tanah pada t 5,74 detik.

d. Pada , maka . Jadi, bola membentur tanah pada laju 119,73 kaki/detik.

e. Percepatan selalu -32 kaki/detik/detik. Ini adalah percepatan gravitasi dekat permukaan laut.

s = - 16t2 + v0 t + s0

Page 15: Turunan Materi Matematika

15

TERAPAN EKONOMIKKita seringkali mendengar siaran berita yang menjelaskan perubahan tingkat pengangguran, laju inflasi, dan seterusnya. Secara matematis, uraian ini mencakup derivatif (turunan). CONTOH 5 Kantor Berita Antara melaporkan bulan Nopember 2014, bahwa pengangguran bertambah dengan tingkat yang semakin tinggi. Di samping itu, harga makanan naik tetapi dengan tingkat yang lebih lambat dari pada sebelumnya. Tafsirkan pernyataan ini dalam bahasa kalkulus. Penyelesaian Andaikan u = f(t) menyatakan jumlah orang yang menganggur pada waktu t. Walaupun u sebenarnya meloncat dalam besaran satuan, kita ikuti kebiasaan baku dalam menyatakan u oleh sebuah kurva mulus manis, seperti dalam Gambar 5. Untuk mengatakan pengangguran bertambah adalah mengatakan du/dt> 0; untuk mengatakan bahwa ia bertambah pada tingkat yang semakin tinggi adalah mengatakan d2u/dt2 > 0. Demikian pula halnya, jika p = g(t) mewakili harga makanan (misalnya, biaya khas toko makanan satu hari untuk satu orang) pada waktu t, maka dp/dt > 0 tetapi d2p/dt2 < 0; lihat Gambar 6,

Page 16: Turunan Materi Matematika

16

LATIHAN SOALDalam Soal-soal 1-3, cari d3y/dx3. 1. y = (2x + 5)4 2. 3. y = cos (x2)4. Dua partikel bergerak sepanjang garis koordinat. Pada

akhir-t detik jarak-jarak berarah mereka dari titik asal, dalam meter, masing-masing diberikan oleh s1 = 4t - 3 t2 dan s2 = t2 - 2t. a. Kapan mereka mempunyai kecepatan sama? b. Kapan mereka mempunyai laju sama? (Laju sebuah

partikel adalah nilai mutlak kecepatannya). c. Kapan mereka mempunyai posisi sama

5. Sebuah benda dilempar ke atas pada ketinggian s = -16t2 + 48t + 256 kaki setelah t detik (lihat Contoh 4)a.Berapa kecepatan awalnya? b.Kapan ia mencapai ketinggian maksimum? c. Berapa ketinggian maksimumnya? Kapan ia membentur

tanah? Dengan laju berapa ia membentur tanah?

Page 17: Turunan Materi Matematika

17

VIII. PENDIFERENSIAL

AN IMPLISIT

Page 18: Turunan Materi Matematika

18

Garis singgung fungsi Implisit

• Perhatikan grafik dari y3 + 7y = x3

• Titik (2, 1) terletak pada grafik, dan terdapat sebuah garis singgung pada titik tersebut.

• Bagaimana mencari kemiringan garis singgung ini? Mudah: hitung saja dy/dx pada titik tsb.

• Tetapi itulah kesukarannya, kita tidak tahu bagaimana mencari dy/dx dalam situasi ini.

Elemen baru dalam masalah ini adalah bahwa kita menghadapi sebuah persamaan yang secara gamblang (explisit) tidak terselesaikan untuk y. Apakah mungkin untuk mencari dy/dx dalam keadaan seperti-ini. Ya, diferensialkan kedua ruas persamaan y3 + 7y = x3 terhadap x dan samakan hasil-hasilnya

Page 19: Turunan Materi Matematika

19

Kita anggap bahwa persamaan yang diberikan memang menentukan y sebagai suatu fungsi x.

Jadi, setelah memakai Aturan Rantai pada suku pertama, kita peroleh

Kemiringan pada titik (2,1), dihitung sbb:

Page 20: Turunan Materi Matematika

20

Beberapa ContohMetode pendiferensialan implisit yang baru saja digunakan untuk mencari dy/dx tanpa terlebih dahulu menyelesaikan persamaan yang diberikan untuk y dalam bentuk x. Apakah metode tersebut masuk akal? Apakah menghasilkan jawaban yang benar?CONTOH 1

Cari dy/dx jika 4x2y - 3y = x3 – 1Cara 1 Menyelesaikan persamaan y:

y(4x2 - 3) = x3 - 1 maka Jadi

Cara 2 (Pendiferensialan Implisit). Kita samakan turunan-turunan kedua ruas dari 4x2 y - 3y = x3 -1. Menggunakan Aturan Hasilkali pada suku pertama, kita dapatkan

Page 21: Turunan Materi Matematika

21

Cara 2 (Pendiferensialan Implisit). Kita samakan turunan-turunan kedua ruas dari 4x2 y - 3y = x3 -1. Menggunakan Aturan Hasilkali pada suku pertama, kita dapatkan:

Sekalipun hasil ini kelihatan berlainan dari jawab Cara 1, tetapi keduanya sama. Substitusikan terhadap ungkapan dy/dx, sehingga diperoleh:

Page 22: Turunan Materi Matematika

22

Beberapa Kesukaran yang Tak Terlihat

• Jika sebuah persamaan dalam x dan y menentukan sebuah fungsi y = f(x) dan fungsi ini terdiferensialkan, maka metode pendiferensialan implisit akan menghasilkan sebuah ungkapan yang benar untuk dy/dx. Terdapat dua "jika" besar dalam pernyataan ini.

• Pertama perhatikan persamaan: x2 + y2 = -1, Tidak mempunyai penyelesaian dan karena itu tidak menentukan suatu fungsi.

• Sebaliknya, x2 + y2 = 25, menentukan fungsi-fungsi y = f(x) = dan y = g(x) =

f(x) =

g(x) =

Page 23: Turunan Materi Matematika

23

Untungnya, fungsi ini keduanya terdiferensialkan pada (-5, 5). Pertama perhatikan f, yg memenuhi

x2 + [f(x)]2 = 25 kita diferensialkan secara implisit dan menyelesailkan untuk f’(x), diperoleh:

2x + 2f(x)f’(x) = 0

Hal yang sama terhadap g(x) menghasilkan

Jika dituliskan secara serempak, pendiferensialan implisit terhadap x2 + y2 = 25 menghasilkan:

Hasilnya identik dengan yang diperoleh di atas.

Page 24: Turunan Materi Matematika

24

Perhatikan bahwa dy/dx = -x/y. Andaikan kita ingin mengetahui kemiringan garis singgung pada lingkaran x2 + y2 = 25 untuk x = 3. Nilai-nilai y yang berpadanan adalah 4 dan -4. Kemiringan di (3, 4) dan (3, -4), masing-masing diperoleh dari penggantian -x/y adalah -3/4 dan 3/4

f(x) =

g(x) =

Page 25: Turunan Materi Matematika

25

CONTOH 2

Cari dy/dx jika x2 + 5y3 = x + 9.

Penyelesaian

Page 26: Turunan Materi Matematika

26

CONTOH 3

Cari Dty jika t3 + t2 y – 10 y4

= 0

Penyelesaian

Page 27: Turunan Materi Matematika

27

CONTOH 4 Cari persamaan garis singgung pada kurva

y3 — xy2 + cos xy = 2 di titik (0, 1).

Penyelesaian Untuk menyederhanakan, kita gunakan cara penulisan y' untuk dy/dx. Bilamana kita mendiferensialkan kedua ruas dan menyamakan hasilnya, kita peroleh

3y2y' - x(2yy') - y2 - (sin xy)(xy' + y) = 0 y'(3y2 - 2xy - x sin xy) = y2 + y sin xy

Di (0,1), y’ = 1/3, sehingga persamaan garis singgung di (0, 1) adalah y-1 = x/3

Page 28: Turunan Materi Matematika

28

ATURAN PANGKAT LAGI Kita telah mempelajari bahwa Dx(xn) = nxn-1, di mana n sebarang bilangan bulat. Sekarang ini kita perluas pada kasus di mana n adalah bilangan rasional sebarang. Teorema A (Aturan Pangkat).

Andaikan r bilangan rasional sebarang. Maka

Dx(xr) = r xr-1 CONTOH 5 Cari Dxy jika Penyelesaian

Pertama kita tulis )

Kemudian, memakai Teorema A. )

Page 29: Turunan Materi Matematika

29

CONTOH 6 Jika , cari dy/dt

Penyelesaian

Misalkan y = u1/2 dan u = t4 –t +17

Page 30: Turunan Materi Matematika

30

LATIHAN SOALDalam Soal-soal 1-3, cari Dxy memakai pendiferensialan implisit 1. x2 – y2 = 9 2. 3. cos (xy) = y2 +2x

Dalam Soal-soal 4-5, cari persamaan garis singgung pada titik yang ditunjuk.4. x3y + y3x = 10, pada titik (1,2)5. x2/3 – y2/3 – 2y = 2, pada titik (1,-1)Dalam soal 6-8, cari dy/dx (lihat contoh 5 dan 6)6. 7. 8.

Page 31: Turunan Materi Matematika

31

IX. DIFERENSIAL DAN HAMPIRAN

Kita telah menggunakan cara penulisan Leibniz dy/dx untuk turunan y terhadap x, baru sebatas penggunaan lambang turunan belaka. Dalam bagian ini akan dibahas penerapan lebih dalam dari diferensial.

Page 32: Turunan Materi Matematika

32

• Andaikan P(x0,y0) adalah titik tetap pada y = f(x). Dengan P sebagai titik asal, perhatikan sumbu koordinat baru, dx dan dy, yang sejajar dengan sumbu x dan y yang lama.

• Dalam sistem koordinat yang baru ini, garis singgung di P mempunyai persamaan sederhana, yakni dy = m dx, di mana m adalah kemiringannya. Kemiringan m terhadap sistem koordinat baru sama

saja seperti terhadap sistem xy lama.

Jadi m = f’(x0), sehingga persamaan garis singgung dapat dituliskan sbg: dy = f’(x0) dx

Gambar 1

Page 33: Turunan Materi Matematika

33

• Kegunaan gagasan ini terletak pada kenyataan dasar bahwa garis singgung tsb sangat dekat pada kurva y = f(x) di sekitar P(x0, y0). • Jadi jika x

mendapatkan pertambahan kecil x = dx, pertambahan yang berpadanan dalam y pada kurva adalah y = f (x0 + x) - f(x0), sedangkan pada garis singgung adalah dy = f’(x0) x.

Gambar 2

• Tetapi dy merupakan suatu hampiran terhadap y dan hanya berupa konstanta kali x, yang secara normal mudah dihitung.

Page 34: Turunan Materi Matematika

34

Definisi (Diferensial). Andaikan y = f(x) terdiferensialkan di x dan andaikan bahwa dx, diferensial dari peubah bebas x, menyatakan pertambahan sebarang dari x. Diferensial yang bersesuaian dengan dy dari peubah tak bebas y didefinisikan oleh

dy = f’(x) dx CONTOH 1 Cari dy jika (a) y = x3 — 3x + 1. (b) (c) y = sin(x4 - 3x2 + 11). Penyelesaian Untuk menghitung diferensial, kita perlu menghitung turunan dan mengalikannya dengan dx. (a). dy = (3x2 – 3) dx(b). dy = ½ (x2 + 3x)-1/2 (2x +3) dx = (c). dy = cos (x4 – 3x2 + 11). (4x3 – 6x) dx

Page 35: Turunan Materi Matematika

35

Perhatian1. Karena dy = f’(x) dx, pembagian kedua ruas

oleh dx menghasilkan f’(x) = dy/dx, maka dapat ditafsirkan turunan sebagai suatu hasilbagi dua diferensial

2. Seperti dalam turunan, ada aturan diferensial yang diperoleh dengan mengalikannya dengan dx.

Page 36: Turunan Materi Matematika

36

Perhatian3. Meskipun definisi dy menganggap bahwa xy adalah

sebuah peubah bebas, anggapan tersebut tidak penting. Andaikan y = f(x), dengan x = g(t). Maka t adalah bebas dan x dan y keduanya tergantung padanya. Sekarang:

dx = g’(t) dtdan karena y = f(g(t))

dy = f’(g(t)) g’(t) dt = f’(x) dxPerhatikan bahwa dy ternyata adalah f’(x) dx, sama halnya seperti jika x adalah peubah bebas.

4. Hati-hatilah membedakan turunan dan diferensial. Mereka tidak sama. Bila menulis Dxy atau dy/dx, berarti memakai lambang untuk turunan, sebaliknya bila menuliskan dy, maka menyatakan diferensial. Jangan ceroboh dan menuliskan dy bila anda bermaksud memberi label suatu turunan. Itu akan menimbulkan kebingungan yang berlarut-larut.