Tumor Tonsil Dani

6
BAB I PENDAHULUAN Penyakit tonsil dan adenoid merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi dalam masyarakat. Tumor tonsil merupakan suatu jenis tumor yang terdapat di rongga mulut, tepatnya di palatum durum, dapat bersifat jinak maupun ganas, dan biasanya hanya mengenai satu bagian tonsil saja. Penyebab tumor ini belum diketahui secara jelas, tetapi diduga berhubungan erat dengan merokok, penyalahgunaan alkohol, memamah sirih dan tembakau. Tumor jinak tonsil jarang ditemui, karena penderita tidak mengalami gangguan yang berarti sehingga jarang berobat ke dokter, sedangkan tumor ganas sering terlambat ditangani karena gejalanya yang kurang khas. National Cancer Institute di Amerika Serikat, melaporkan bahwa pada tahun 1991 terdapat 6 juta penderita tumor ganas. Dari seluruh tumor ganas tersebut, insiden karsinoma sel basal dan karsinoma sel skuamosa ialah sebanyak 600.000 penderita. Tercatat pula jumlah penderita tumor ganas kepala dan leher sebanyak 78.000 orang, lebih dari 75% adalah karsinoma sel skuamosa. Dari semua karsinoma sel skuamosa kepala dan leher primer, karsinoma orofaringeal adalah keganasan ketiga 1

description

tumor

Transcript of Tumor Tonsil Dani

Page 1: Tumor Tonsil Dani

BAB I

PENDAHULUAN

Penyakit tonsil dan adenoid merupakan salah satu masalah kesehatan yang

sering terjadi dalam masyarakat. Tumor tonsil merupakan suatu jenis tumor yang

terdapat di rongga mulut, tepatnya di palatum durum, dapat bersifat jinak maupun

ganas, dan biasanya hanya mengenai satu bagian tonsil saja. Penyebab tumor ini

belum diketahui secara jelas, tetapi diduga berhubungan erat dengan merokok,

penyalahgunaan alkohol, memamah sirih dan tembakau. Tumor jinak tonsil jarang

ditemui, karena penderita tidak mengalami gangguan yang berarti sehingga jarang

berobat ke dokter, sedangkan tumor ganas sering terlambat ditangani karena

gejalanya yang kurang khas.

National Cancer Institute di Amerika Serikat, melaporkan bahwa pada

tahun 1991 terdapat 6 juta penderita tumor ganas. Dari seluruh tumor ganas

tersebut, insiden karsinoma sel basal dan karsinoma sel skuamosa ialah sebanyak

600.000 penderita. Tercatat pula jumlah penderita tumor ganas kepala dan leher

sebanyak 78.000 orang, lebih dari 75% adalah karsinoma sel skuamosa.

Dari semua karsinoma sel skuamosa kepala dan leher primer, karsinoma

orofaringeal adalah keganasan ketiga yang paling umum dengan tonsil menjadi

lokasi yang paling umum dari keganasan orofaring

Sebagian besar kanker tonsil terkait dengan paparan dari human

papillomavirus (HPV). Alkohol dan penggunaan tembakau juga merupakan faktor

risiko utama untuk perkembangan kanker tonsil. Kanker tonsil lebih banyak

diderita pria daripada wanita.

Gejala awal dari tumor tonsil biasanya diawali dengan pembesaran tonsil

yang hanya sebelah. Adanya rasa seperti banda asing di tenggorok, rasa nyeri

yang menjalar ke leher serta pembengkakan leher. Pada stadium lanjut maka akan

didapatkan gejala perdarahan di rongga mulut, sukar membuka mulut dan sukar

menelan. Gejala-gejala dari kanker tonsil bervariasi seperti sakit tenggorokan

persisten, kesulitan menelan, atau benjolan di tenggorokan atau leher. Pada pasien

yang lebih tua, ukuran tonsil yang asimetris (dikenal juga sebagai hipertrofi tonsil

1

Page 2: Tumor Tonsil Dani

asimetris) dapat menjadi indikator tonsil yang terinfeksi virus atau tumor seperti

limfoma atau karsinoma sel skuamosa.

Pemerikasaan laboratorium (tes fungsi hati, radiologi (CT-Scan) dan

biopsi lesi juga dilakukan untuk membantu diagnosa pasti tumor tonsil.

Penatalaksanaan dan prognosis tumor tonsil tergantung pada stadium tumor.

III.3. Penatalaksanaan Tumor Tonsil

Pada prinsipnya penatalaksanaan tumor tonsil tergantung dari

stadium tumornya, meliputi radioterapi, operasi, sitostatika, dan terapi

kombinasi. Radioterapi masih merupakan terapi pilihan untuk tumor ganas

tonsil, karena tumor ini bersifat radiosensitif. Pada tumor stadium satu dan

dua dengan radiasi 5000-6000 rad, hasilnya cukup memuaskan. Sedangkan

pada tumor stadium tiga dan empat dengan terapi radiasi kemungkinan

residif 30-50%.

Operasi pada tumor tonsil ganas sulit dikerjakan dan berbahaya,

oleh karena daerah operasi yang kaya akan pembuluh darah sehingga

terdapat resiko perdarahan dan penyebaran tumor secara hematogen.

Operasi biasanya dikerjakan setelah terapi radiasi.

Stadium awal dari tumor tonsil biasanya dapat disembuhkan

dengan pembedahan atau radiasi. Stadium lanjut membutuhkan kombinasi

dari radiasi, kemoterapi, dan pembedahan.

Pembedahan

Pembedahan adalah salah satu pilihan untuk mengobati tumor

tonsil. Pembedahan yang dilakukan bergantung pada ukuran, tipe, lokasi,

dan penyebaran tumor. Jika tumor sudah menyebar hingga ke belakang

tonsil, limfonodus terdekat juga harus dibuang dan diperiksa di

laboratorium. Tumor dengan ukuran kecil yang tidak menyebar ke belakang

tonsil dapat diterapi dengan pembedahan saja. Biasanya tumor dapat

2

Page 3: Tumor Tonsil Dani

diangkat melalui mulut dengan menggunakan laser, atau teknik endoskopi

khusus lainnya. Pengobatan untuk metastase ke kelenjar limfe dilakukan

melalui insisi leher dari luar. Informasi patologi dapat membantu dalam

terapi tambahan yang dibutuhkan.

Radiasi

Terapi radiasi menggunakan sinar-X, sinar elektron, atau

radioisotope untuk membunuh sel-sel tumor. Tumor yang sudah menyebar

kadang bisa diobati dengan terapi radiasi atau kombinasi dari radiasi dan

kemoterapi. Hal tersebut dapat membantu pasien untuk menghindari

pembedahan radikal yang dapat mengakibatkan perubahan bentuk dan

kehilangan fungsi (berbicara dan menelan).

Kemoterapi

Kemoterapi merupakan metode terapi yang efektif digunakan

sebelum radiasi, oleh karena vaskularisasi tonsil masih baik. Kemoterapi

juga dianjurkan untuk tumor ganas tonsil stadium lanjut atau bila sudah

terjadi metastasis secara hematogen.

Pengobatan jenis ini menggunakan obat-obatan untuk

menghancurkan sel-sel tumor. Untuk mengobati tumor ganas tonsil, ahli

onkologi di Mayo Clinic memberikan kemoterapi pada pasien melalui mulut

atau injeksi vena.

Pembedahan rekonstruksi

Tergantung dari ukuran, lokasi, dan penyeabran dari tumor,

pembedahan rekonstruksi dapat dibutuhkan setelah pembedahan untuk

mengangkat tumor. Pembedahan ini dilakukan untuk memperbaiki

penampilan fisik dan kemampuan mulut.

Rehabilitasi

Rehabilitasi dilaksanakan setelah pengobatan, pasien dapat dibantu

oleh terapis bicara, terapis menelan, penata diet, terapi fisik, terapi okupasi.

3

Page 4: Tumor Tonsil Dani

DAFTAR PUSTAKA

1. Soepardi, Efiaty Arsyad dkk, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok Kepala Leher edisi 6.2007. FKUI

2. Adams L George, boies L, dkk. Boies Buku Ajar Penyakit THT edisi 6. Penerbit

buku kedokteran EGC. Jakarta 1997

3. Kreimer AR, Clifford GM, Boyle P, Franceschi S. Human papillomavirus

types in head and neck squamous cell carcinomas worldwide: a systematic

review. Cancer Epidemiol Biomarkers Prev. Feb 2005;14(2):467-75

4. Chung TS, Stefani S. Distant metastases of carcinoma of tonsillar region: a

study of 475 patients. J Surg Oncol. 1980;14(1):5-9

5. Kreimer AR, Clifford GM, Boyle P, Franceschi S. Human papillomavirus

types in head and neck squamous cell carcinomas worldwide: a systematic

review. Cancer Epidemiol Biomarkers Prev. Feb 2005;14(2):467-75

6. Staf pengajar FKUI. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. 2002. Jakarta :

BINARUPA AKSARA.

7. De jong, Sjamsuhidajat. Buku Ajar Ilmu Bedah edisi 3. 2002. Jakarta:

EGC.

8. Loh KS, Brown DH, Baker JT, Gilbert RW, Gullane PJ, Irish JC. A

rational approach to pulmonary screening in newly diagnosed head and

neck cancer. Head Neck. Nov 2005;27(11):990-4.

9. Moore EJ, Henstrom DK, Olsen KD, Kasperbauer JL, McGree ME.

Transoral resection of tonsillar squamous cell carcinoma. Laryngoscope.

Mar 2009;119(3):508-15

4