Tumor Otak
-
Upload
sef-nengko -
Category
Documents
-
view
234 -
download
7
Transcript of Tumor Otak
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.S
DENGAN TUMOR OTAK
DI RUANG H RS. BETHESDA YOGYAKARTA
16-28 Juni 2008
Disusun Oleh :
ETI KURNIASIH
NIM : 06.1222
AKADEMI KEPERAWATAN BETHESDA
YOGYAKARTA
2008
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S
DENGAN TUMOR OTAK
DI RUANG H RS. BETHESDA YOGYAKARTA
Tanggal praktik : 16 – 28 Juni 2008
Nama mahasiswa : Eti kurniasih
Nim : 06 - 1222
Tingkat/semester : II / IV
Pembimbing klinik Pembimbing Akademik
(Yustina Sukini, Amk) (Ch Yeni Kustanti, S.Kep)
Saran Pembimbing :
Baik ( )
Cukup ( )
Dilenkapi ( )
AKADEMI KEPERAWATAN BETHESDA
YOGYAKARTA
2008
BAB I
TINJAUAN TEORI
TUMOR OTAK
A. Aspek Medis
I. Pengertian Tumor otak merupakan lesi yang terletak pada intracranial yang menepati ruang
didalam tengkorak.(Brunner & Suddarth, 2002)
Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak (benigna) ataupun ganas (maligna) membentuk masa dalam tengkorak kepala (intracranial) ataupun disumsum tulang belakang (medulla spinalis).
(gillory, 2002)
Kesimpulan: Tumor otak adalah suatu lesi yang bersifa jinak ataupun ganas yang membentuk masa dalam tengkorak.
Klasifikasi Tomor OtakGrade I
- Meningothelial meningioma- Fibrous (fibroblastic) meningioma- Transitional (mied) meningioma- Psammomatous Meningioma- Angiomatous meningioma- Mycrocystic meningioma- Lymphoplasmacyte-rich meningioma- Metaplastic meningioma- Secretory meningioma
Grade II
- Atypical meningioma- Clear cell meningioma (Intracranial)- Choroid meningioma
Grade III
- Rhabdoid meningioma- Papillary meningioma- Anaplastic (malignant) meningioma
II. Anatomi dan Fisiologi
III. Pathway
Etiologi :1. Genetic2. Terapi radiasi3. Hormone seks4. Virus dan trauma
Patofisiologi :
Patofisiologi terjadinya meningioma (tumor otak) sampai saat ini masih belum jelas.
Tanda dan gejala :
IV. Komplikasi
V. Pemeriksaan Medik
1. Pemeriksaan laboratorium darah lengkap2. Angiografi, suatu pemeriksaan dengan menyuntikkan sejumlah bahan kontras,
kedalam pembuluh darah leher agar dapat melihat gambaran peredaran darah otak.3. Rontgen foto (X-ray) kepela, lebih banyak sebagai screening test, jika ada tanda-tanda
peningkatan TIK.4. Computer Temography (TC-Scan) dapat memberikan informasi tentang adanya
pendesakan, lokasi tumor, MBR (Masa Batuh Ruang) intracranial, hidrosepalus/ untuk melihat tanda herniasi.
5. MRI (Magnetic Resonance Imaging)6. Stereotatic Radiosurgery7. Microneurosurgery8. Minimal invasive/ gamma knife surgery
(“Hakim AA, 2005”)
VI. Penatalaksanaan Medik
1. Pendekatan pembedahan, konvesional memerlukan insisi tulang (kraniotomi).2. Pendekatan stereotataik, menggunakan kerangka 3 dimensi yang mengikuti lokasi
tumor (sinar-X, CT).3. Penggunaan pisau gamma, dilakukan pada “bedah radio”, untuk tumor yamg tidak
dapat dimasukkan obat.4. Kemoterapi dan terapi sinar radiasi eksternal.
5. Trasplantasi sumsum tulang autolog intravena, dapat menolong pasien dari adanya keracunan pada sumsum tulang belakang sebagai akibat dari dosis tinggi, kemoterapi dan radiasi.
6. Kortikosteroid, menurunkan odema serebral dan meningkatkan kelancaran serta pemulihan lebih cepat.
(“Brunner & Suddarth, 2002”)
B. Aspek Keperawatan
VII. Pengkajian Keperawatan
1. Pengkajian berfokus pada bagaimana pasien berfungsi, bergerak dan berjalan, beradaptasi terhadap kelemahan atau paralisis dan untuk melihat kehilangan berbicara dan adanya kejang.
2. Riwayat gizi, untuk mengkaji asupan diet dan intoleren terhadap makanan.
3. Kakeksia (keadaan yang lemah dan kurus) terlihat pada pasien dengan metestase dan dikarakteristikkan oleh anoreksia, nyeri, menurunkan berat badan, gangguan metabolism dan kelemahan otot, malabsorbsi dan diare.
4. Gejala yang dapat menyebabkan distress pasien, terdiri dari nyeri, masalah pernapasan, eliminasi, gangguan tidur, gangguan integritas kulit, keseimbangan cairan, pengturan suhu.
5. Dampak penyakit pasien dalam keluarga dalam hal perawatan diruamah, perubahan hubungan, masalah keuangan, ketebatasan waktu dan masalah dalam keluarga.
(“Brunner & Suddarth, 2002)
VII. Diagnosa Keperawatan
1) Kurang perawatan diri berhubungan dengan kehilangan atau kerusakan fungsi motorik atau sensori serta penurunan kemampuan kognitif.
2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kakeksia akibat pengobatan dan pengaruh tumor, penurunan asupan makanan dan malabsorbsi.
3) Ansietas berhubungan dengan kemungkinan kematian, ketidakpastian, perubahan dalam penampilan, perubahan gaya hidup.
4) Potensial terhadap perubahan proses keluarga berhubungan dengan kemungkinan berduka dan beban yang ditimbulkan oleh perawatan terhadap individu sakit terminal.
(“Brunner & Suddarth”)
1. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak mampu mengabsorbsi makanan karena faktor psikologi
2. Kurang perawatan diri mandi berhubungan dengan kerusakan neurovaskuler
3. Cemas kematian berhubungan dengan penyakit tumor otak
4. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan tumor otak
5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan ansietas.
(“NANDA 2005 – 2006 “)
BAB II
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
PADA IBU.S DENGAN TUMOR OTAK (pre op)
DI RUANG H Rs. BETHESDA YAGYAKARTA
Tanggal Pengkajian : 16 Juni 2008 jam : oleh : Ety
I. IDENTITAS
A. Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 40 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Lamongan, JATIM
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah tangga
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Tgl masuk Rs : 16 Juni 2008
No.RM : 0063xxx
Ruang : H Rs Bethesda
Diagnosa : TU Otak Frontal Paritral Sinistra
B. Keluarga
Nama : Bp. B
Hubungan : Suami
Alamat : lamongan, JATIM
II. RIWAYAT KESEHATAN
A. Kesehatan Pasien
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan sakit pada area benjolan yaitu pada bagian kiri depan kepala sebesar telur ayam kampung, warna merah muda, sakit cekot-cekot dan terus menerus sampai kira-kira 10 menit. Sakit berkurang ketika dibuat tidur. Ketika ditanya pemeriksa, pasien menunjukkan skala nyeri 5.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien dan keluarga pasien mengatakan 3 bulan yang lalu pasien sakit tumor otak dan sudah dioperasi di salah satu Rs di Surabaya dan sampai operasi 2X. Tetapi kesehatan pasien tidak menunjukkan perbaikan malah tambah parah dan tidak bisa bicara dengan jelas, lalu pada tanggal 16 juni 2008 keluarga pasien memutuskan untuk membawa pasien berobat ke Rs Bethesda Yogyakarta. Di UGD pasien diperiksa dengan hasil TD : 120/80 mmHg, S : 370C, N : 96 x/menit, R : 20 x/menit, KU : lemah, kesadaran : CM. Pasien mendapatkan injeksi
Setelah selesai pemeriksaan pasien dianjurkan untuk opname diruang bedah saraf, pasien dibawa ke ruang H untuk mendapatkan pengobatan dengan terapi :
3. Riwayat Penyakit yang Lalu
Pasien mengatakan belum pernah opname di Rs karena suatu penyakit lain.
B. Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan, bahwa dia dan neneknya mempunyai sakit asma.
Ket:
: perempuan
: laki – laki
: Asma
III. POLA FUNGSI KESEHATAN
1. Pola Nutrisi- Metabolik
a. Sebelum sakit
Frekuensi : 2X sehari
Jenis makanan : Nasi, sayur, tempe, tahu, ikan laut.
Makanan yang disukai : ikan laut
Kebiasaan makan : dirumah
Nafsu makan : kurang baik (tidak nafsu makan)
Banyaknya minum : 4-5 gelas sehari
Jenis minuman : air putih, air teh
Minuman yang disukai : air teh
b. Selama Sakit
Frekuensi : 3X sehari
Jenis makanan : nasi, lauk, sayur.
Porsi makan yang dihabiskan : 1/2 porsi yang disediakan
Nafsu makan : kurang baik (mual)
Banyaknya minum : 3-4 gelas per hari (@ 200cc)
Jenis minuman : air putih, air teh
Jenis diit : nasi biasa
Keluhan : pasien mengatakan kurang nafsu makan (mual)
2. Pola eliminasi
a. Sebelum sakit
BAB
- Frekuensi : 2X sehari
- Waktu : tidak menentu
- Warna : kuning kecoklatan
- Konsistensi : padat
- Posisi waktu BAB : jongkok
BAK
- Frekuensi : 5X sehari
- Warna : kuning bening
- Bau : khas urine
b. Selama sakit
Saat dikaji, pasien mengatakan belum BAB dan BAK
3. Pola Aktivitas Istirahat – Tidur
a. Sebelum sakit
1. Keadaan aktivitas sehari-hari
klien mampu melakukan aktivitas sehari-hari sendiri.
2. Kebiasaan Tidur
- Tidur siang : klien mengatakan jarang tidur siang.
- Tidur malam : klien mengatakan mulai tidur malam jam 22.00, tetepi jam 03.00 terbangun dan tidak bisa tidur lagi.
- Keluhan : klien sering terbangun dan susah untuk tidur lagi.
b. Selama sakit
1. Keadaan aktivitas
Makan, minum, bak, mobilisasi ditempat tidur dilakukan sindiri, tetapi mandi dibantu oleh perawat.
2. Kebutuhan tidur
- Tidur siang : 1-2 jam
- Tidur malam : 3-4 jam
- Keluhan : pasien mengtakan tidak bisa tidur karena lingkungan berisik dan takut menghadapi operasi.
3. Kebutuhan istirahat
Kebutuhan istirahat kurang terpenuhi karena lingkungan yang berisik dan kecemasan pasien menghadapi operasi.
4. Pola kebersihan diri
a. Kebersihan kulit : klien membersihkan kulit saat mandi menggunakan sabun mandi.
b. Kebersihan telinga : klien membersihkan rambut dengan keramas 2hari sekali menggunakan shampoo.
c. Kebersihan mata : klien membersihkan mata saat mandi dan bangun tidur menggunakan air.
d. Kebersihan mulut : klien membersihkan gigi saat mandi menggunakan sikat dan pasta gigi.
e. Kebersihan kuku : klien membersihkan dan memotong kuku saat kukunya panjang.
5. Pola persepsi – pemeliharaan kesehatan
Intelektual : klien lulusan SD, klien mengetahui penyakitnya karena dokter sudah memberitahu.
6. Pola reproduksi – seksualitas
Klien mempunyai satu anak perempuan dan satu anak laki-laki.
7. Pola kognitif – persepsi
Klien tidak menggunakan alat bantu pendengaran dan penglihatan,
Klien dapat berbahasa jawa dan tidak dapat berbahasa Indonesia.
8. Pola konsep diri€
- Identitas diri : klien mampu mengenal diri sendiri dan orang lain
- Ideal diri : klien ingin cepat sembuh.
- Harga diri : klien senang ditunggui oleh suami dan keluargannya.
- Gambaran diri :klien bisa menerima kondisi saat ini.
- Peran diri : peran klien sebagai seorang ibu dan istri terganggu karena harus dirawat dirumah sakit.
9. Pola koping
Pengambilan keputusan dengan bantuan suami dan keluargannya
10. Emosional
Klien takut menghadapi operasi
11. Komunikasi
Pasien tidak dapat berbahasa dan tidak mengerti artinya, pasien menggunakan bahsa jawa, komunikasi verbal tidaka jelas ( bicara pelo )
12. Spiritual
Klien beragama islam, selama sakit dia tidak menjalankan ibadah.
IV. PEMERIKSAAN FISIK
Pengukuran tanda vital
- Suhu : 36,60C
- Nadi : 84 x/menit
- RR : 19 x/menit
- TD : 120/80 mmHg
Tingkat kesadaran : Compos mentis
Keadaan Umum : Lemah, Pasien terpasang infus asering 20tpm ditangan kiri, O2 2 lt/mnt.
1. Kepala
Bentuk kepala bulat
Rambut hitam ikal sebahu, tidak berketobe, tidak bau
Wajah menahan nyeri
Terdapat benjolan pada kepala kiri depan sebesar telur ayam kampung, berwarna merah muda.
a) Mata
Tidak terdapat kotoran pada mata,
Sclera putih, konjungtiva merah jambu,
TIO kanan dan kiri sama,
b) Telinga
Bentuk telinga kanan dan kiri simetris,
Tidak terdapat kotoran dan cairan,
Tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
c) Hidung
Lubang hidung simetris, septum di tengah,
Tidak terdapat kotoran dan secret
Tidak ada pembesaran polip
Terpasang oksigen 2 lt/mnt
d) Mulut dan tenggorokan
Lidah berwarna merah, ada beberapa gigi yang tanggal, tidak ada sisa makanan pada gigi, bau mulut, tonsil T1, tidak ada gangguan menelan.
e) Leher
Warna kulit sawo matang, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak dijumpai pembesaran getah bening.
2. Dada
Inspeksi : bentuk dada simetris, warna kulit sawo matang, tidak dijumpai kelainan bentuk dada, respirasi 19 x/menit, payudara lengkap.
Palpasi : pergerakan dada kanan dan kiri saat bernafas simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa/ benjolan.
Perkusi : terdapat bunyi dullness pada area jantung, batas atas jantung ICS 3, batas bawah ICS 5, batas kanan jantung linea sternalis dextra, batas kiri
jantung linea mid clavicularis sinistra. Terdapat suara sonor pada semua lapang paru.
Auskultasi : terdapat suara vesikuler pada semua lapang paru.
3. Abdomen
Inspeksi : warna kulit sawo matang, terdapat kotoran pada umbilicus, tidak ada bekas luka operasi, cikatrik, massa, ataupun lesi.
Auskultasi : bising usus 18 x/menit
Perkusi : terdapat suara timpani pada erea lambung, suara dullness pada hati da limpa, tidak dijumpai acites.
4. Ekstremitas
Atas : anggota gerak lengkap, terpasang infuse asering 20 tpm pada tangan kiri, tidak terdapat kelainan pada jari tangan.
Bawah : anggota gerak lengkap, tidak terdapat kelainan pada jari kaki.
V. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
16/06/08 10.33
HEMATOLOGI HASIL SATUAN NILAI NORMAL
Hemoglobin 12,20 Gr % 12,00 – 18,00
Lekosit 6,54 Ribu / mmk 4,10 – 13,00
Eosinofil 2,3 % 0,0 – 5,0
Basofil 1,2 % 0,0 – 2,0
Segmen 67,9 % 47 – 80
Limfosit 24,5 % 13,0 – 40,0
Monosit 4,1 % 2,0 – 11,0
Hematokrit 37,0 % 36,0 – 46,0
Eritrisit 4,12 Juta / mmk 4,10 – 5,30
ROW 13,80 % 11,60 – 14,80
MCV 89,80 L FL 92,00 – 121,00
MCH 29,60 L Pg 31,00 – 37,00
MCHC 33,00 G / Dl 29,00 – 36,00
Trombosit 270,0 Ribu / mmk 140,0 – 440,0
MPV 9,50 FL 4,00 – 11,00
PDW 9,50 FL
KIMIA
Gula sewaktu 144,0 Gr / dl 70,0 – 140,0
Ureum 23,0 Mg / Dl 10,0 – 50,0
Kreatinin 0,60 Mg / dl 0,80 – 1,40
SGOT 19,0 U / I 0,0 – 37,0
SGPT 14,7 U / I 0,0 – 41,0
ELEKTROLIT
Natrium 147 Mmol / l 130 – 130
Kalium 4,1 Mmol / l 3,5 – 5,5
Chorida 111 Mmol / l 94 – 111
Kalcium 2,56 2,02 – 2,60
IV. PROGRAM PENGOBATAN
1. Toradol 1 ampul b/p ( Analgetik )
Indikasi : Terapi jangka pendek terhadap rasa sakit, sedang sampai berat setelah operasi
Kontra Indikasi : Penderita alergi terhadap Ketorolak Trometamina aspirin atau obat inflamasi non steroid lain, tukak lambung aktif, atau penderita penyakit serebrovaskuler diatheses hemorragia termasuk koagulasi, sindrom polip hidung, angioderma/bronkopasma pengobatan bersama AINS lain dan ASA, hipovolimia karena penyebab apapun/dehidrasi, kerusakan ginjal sedang dan berat, penderita dengan riwayat asma berat.
Efek samping : Dispepsia, mual, diare, sakit kepala, edema, rasa sakit ditempat suntik.
2. Neurotam ( 2 x 3 gr )
3. Zantac ( 3 x 1 amp )
Indikasi : Unkus duodenum, unkus gastric, unkus paska bedah, esofakitis, sindrum zolinger Ellison.
4. Nolvalgin ( 2x 1 amp )
Indikasi : Setelah sakit kepala akut dan kronik, setelah kecelakaan atau setelah operasi, nyeri kronik akibat otot kejang.
Kontra indikasi : Hiper sensitivitas, hepatic porforia.
Efek samping : Denyut nadi cepat dan perasaan dingin pada tanngan dan kaki.
5. Manitol ( 3x 125 cc )