tumor otak

12
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar belakang Tumor otak merupakan salah satu bagian dari tumor pada sistem saraf, disamping tumor spinal dan tumor saraf perifer. Tumor intrakranial terbagi atas dua golongan, yaitu primer dan an sekunder. Tumor intrakranial primer adalah tumor yang timbul di jaringan otak, meningen, saraf cranial, hipofisis, vascular intracranial dan jaringan embrional. Tumor intracranial sekunder (tumor metastatic otak) adalah tumor ganas dari bagian lain tubuh yang bermetastasis atau menginvasi ke intracranial. Diagnosis tumor intrakranial ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan radiologi dan patologi anatomi. Dengan pemeriksaan klinis sulit menegakkan diagnosis tumor intracranial dan membedakan benigna dan maligna, karena gejala klimis yang ditemukan tergantung lokasi tumor, kecepatan pertumbuhan madsa tumor, dan cepatnya timbul gejala tekanan tinggi intracranial serta efek dari massa tumor ke jaringan otak yang dapat menyebabkan kompresi, infasi, dan destruksi dari jaringan otak. Dengan pemeriksaan radiologi dan patologi anatomi dapat dibedakan tumor benigna dan maligna.

description

word tumor otak

Transcript of tumor otak

Page 1: tumor otak

BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar belakang

Tumor otak merupakan salah satu bagian dari tumor pada sistem saraf, disamping tumor

spinal dan tumor saraf perifer. Tumor intrakranial terbagi atas dua golongan, yaitu primer dan

an sekunder. Tumor intrakranial primer adalah tumor yang timbul di jaringan otak, meningen,

saraf cranial, hipofisis, vascular intracranial dan jaringan embrional. Tumor intracranial

sekunder (tumor metastatic otak) adalah tumor ganas dari bagian lain tubuh yang

bermetastasis atau menginvasi ke intracranial.

Diagnosis tumor intrakranial ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan

penunjang yaitu pemeriksaan radiologi dan patologi anatomi. Dengan pemeriksaan klinis sulit

menegakkan diagnosis tumor intracranial dan membedakan benigna dan maligna, karena

gejala klimis yang ditemukan tergantung lokasi tumor, kecepatan pertumbuhan madsa tumor,

dan cepatnya timbul gejala tekanan tinggi intracranial serta efek dari massa tumor ke jaringan

otak yang dapat menyebabkan kompresi, infasi, dan destruksi dari jaringan otak. Dengan

pemeriksaan radiologi dan patologi anatomi dapat dibedakan tumor benigna dan maligna.

I.II Tujuan

Penulisan refreshing ini bertujuan sebagai salah satu persayaratan sebagai kegiatan dari

kepaniteraan klinik pada stase saraf Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih. Dan sebagai

acuan pembelajaran untuk memperdalam ilmu saraf dalam kegiatan kepaniteraan klinik .

Page 2: tumor otak

BAB II

PEMBAHASAN

II.I Definisi

Tumor otak adalah suatu pertumbuhan jaringan abnormal di dalam otak merupakan

penyakit yang menyerang otak, yang merupakan pusat kendali dari tubuh manusia, sehingga

tumor otak pada umumnya dapat mengganggu fungsi organ tubuh lain bahkan menyebabkan

kematian. Apabila sel-sel tumor berasal dari jaringan otak itu sendiri, disebut tumor otak

primer dan bila berasal dari organ –organ lain, disebut tumor otak metastase.

II.II Epidemiologi

Insiden per tahun tumor primer intracranial adalah 7,8 – 12,5 / 100.000 penduduk, yakni

dari 10.000 penduduk setipa tahun terdapat kurang lebih satu penderita baru tumor primer

intracranial. Tumor primer intracranial terbanyak adalah glioma, yakni sekitar 35-60 % ,

meningioma sekitar 9-22 % , hipofisoma 5-16 %, neurilemoma 7-9 %. Data terdahulu dari

bagian bedah saraf, tumor sekunder otak menempati 10-15% dari pasien tumor otak. Data

dari NCI ( National Cancer Institute ) tahun 2000, dari pasien kanker 20-40 % akhirnya

mengalami metastasis ke otak, 60-70% di antaranya mengalami gejala neurologis. Jadi,

insiden sesungguhnya dari tumor metastatik otak adalah jauh lebih banyak daripada tumor

primer otak, minimal empat kali lipat dari tumor primer otak, merupakan penyakit penting

di bidang tumor saraf.

Tumor primer intracranial sebagian besar timbul pada puncak usia antara 30-40 tahun.

insiden glioma memiliki satu puncak usia pada 30-40 tahun, puncak usia insiden lain

adalah 10-20 tahun. Mieloblastoma, ependimoma, kraniofaringioma dan teratoma memiliki

puncak usia insiden sebelum usia 10 tahun, pinealoma memiliki puncak usia insiden

sebelum usia 10 tahun, pinealoma memiliki puncak usia insiden antara 10-20 tahun. Tumor

intracranial jenis berbeda memiliki predileksi pada usia tertentu.

Page 3: tumor otak

II.III Etiologi dan Faktor Risiko

Sebenarnya, penyebab tumor otak masih belum diketahui tetapi masih ada

faktor-faktor yang perlu ditinjau yaitu:

•Genetik

Dari tumor intracranial, neurofibromatosis, angioretikuloma, retinoblastoma,dll. Memiiliki

kecenderungan familial, mereka sering timbul pada beberapa generasi dari keluarga yang

sama. Sel primordial embrional residual dan tumbuh ektopik intracranial juga merupakan

faktor penting terbentuknya tumor intracranial.

• Radiasi

Kini telah dipastikan radiasi ionisasi dapat meningkatkan insiden tumor. Tumor intracranial

yang menerima radioterapi , bertahun-tahunn kemudian di area iradiasi dapat timbul

fibrosarkoma dan mengioma.

• Substansi-substansi Karsinogenik

Penyelidikan tentang substansi karsinogen sudah lama dan luas dilakukan. Kini telah diakui

bahwa ada substansi yang karsinogenik seperti nitrosamin yang bisa menyebabkan tumor

sistem saraf pusat

• Virus

Infeksi virus juga dipercayai bisa menyebabkan tumor otak. Contohnya, virus Epseien-barr

• Gaya Hidup

Penelitian telah menunjukkan bahwa makanan seperti makanan yang diawetkan, daging

asap atau acar tampaknya berkorelasi dengan peningkatan risiko tumor otak.

Page 4: tumor otak

II.IV Klasifikasi

Tabel ringkas klasifikasi tumor sistem saraf pusat menurut WHO tahun 2000

1. Tumor asal neuroepitel

1) Tumor asal astrosit

2) Tumor asal oligodendrosit

3) Glioma campuran

4) Tumor asal ependima

5) Tumor asal pleksus koroidea

6) Neuroglioma asal tak jelas

7) Tumor asal neuron dan campuram neuron – neuroglia

8) Tumor asal neuroblas

9) Tumor asal korpus pineal

10) Tumor embrional

2. Tumor asal saraf perifer

1) Neurilemoma (Schwanoma)

2) Neurofibroma

3) Tumor perineurium

4) Neurilemoma maligna saraf tepi (MPNST)

3. Tumor asal meningen

1) Tumor asal epitel meningen : meningioma

2) Tumor asal mesenkim nonepitel meningen

3) Lesi melanositik meningen primer

4) Tumor asal tak jelas angioblastoma

4.Tumor jaringan limfatik dan hemopoietik

Page 5: tumor otak

5.Tumor asal sel germinal

6. Tumor area sela

1) Kraniofaringioma

2) Tumor sel granular

7. Tumor metastatic

II.V Gejala spesifik tumor otak yang berhubungan dengan lokasi:

Secara umum pasien tumor otak bisa memiliki gejala seperti perubahan perilaku

contohnya, pasien mungkin mudah lelah atau kurang konsentrasi. Selain itu, gejala

hipertensi intracranial seperti sakit kepala, mual, vertigo. Serangan epilepsi juga sering

dijumpai pada pasien tumor otak.

1. Lobus frontal

• Menimbulkan gejala perubahan kepribadian seperti depresi.

• Menimbulkan masalah psychiatric.

• Bila jaras motorik ditekan oleh tumor hemiparese kontra lateral,

kejang fokal dapat timbul. Gejala kejang biasanya ditemukan pada

stadium lanjut

• Bila menekan permukaan media dapat menyebabkan inkontinentia.

• Pada lobus dominan menimbulkan gejala afasia.

Page 6: tumor otak

2. Lobus temporal

• Dapat menimbulkan gejala hemianopsia.

• Gejala neuropsychiatric seperti amnesia, hypergraphia dan Déjà vu

juga dapat timbul.

• Lesi pada lopus yang dominan bisa menyebabkan aphasia.

3. Lobus parietalis

• Akan menimbulkan gangguan sensori dan motor yang kontralateral.

• Gejala homonymous hemianopia juga bisa timbul.

• Bila ada lesi pada lobus yang dominant gejala disfasia.

• Lesi yang tidak dominan bisa menimbulkan geographic agnosia dan

dressing apraxia.

4. Lobus oksipital

• Menimbulkan homonymous hemianopia yang kontralateral

• Gangguan penglihatan yang berkembang menjadi object agnosia

5. Tumor di cerebello pontin angle

• Tersering berasal dari N VIII yaitu acustic neurinoma.

• Dapat dibedakan karena gejala awalnya berupa gangguan fungsi

pendengaran.

7. Glioma batang otak

• Biasanya menimbulkan neuropati cranial dengan gejala-gejala seperti

diplopia, facial weakness dan dysarthria.

Page 7: tumor otak

8. Tumor di cerebelum

• Didapati gangguan berjalan dan gejala tekanan intrakranial yang tinggi

seperti mual, muntah dan nyeri kepala. Hal ini juga disebabkan oleh

edema yang terbentuk.

• Nyeri kepala khas didaerah oksipital yang menjalar ke leher dan

spasme dari otot-otot servikal

II.VI Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan neuroradiologis yang dilakukan bertujuan untuk mengidentifikasi ada

tidaknya kelainan intra kranial, adalah dengan:

1. Rontgen foto (X-ray) kepala; lebih banyak sebagai screening test, jika ada

tanda-tanda peninggian tekanan intra kranial, akan memperkuat indikasi perlunya

dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

2. Angiografi; suatu pemeriksaan dengan menyuntikkan bahan kontras ke dalam

pembuluh darah leher agar dapat melihat gambaran peredaran darah

(vaskularisasi) otak

3. Computerized Tomography (CT-Scan kepala) dapat memberikan informasi

tentang lokasi tumor tetapi MRI telah menjadi pilihan untuk kebanyakan karena

gambaran jaringan lunak yang lebih jelas (Schober, 2010)

4. Magnetic Resonance Imaging (MRI), bisa membuat diagosa yang lebih dini

dan akurat serta lebih defititif. Gambar otak tersebut dihasilkan ketika medan

Page 8: tumor otak

magnet berinteraksi dengan jaringan pasien itu

II.VII Penatalaksanaan

Pembedahan juga merupakan pilihan terapi yang hanya dilakukan pada tumor yang

jinak. Pembedahan lebih sukar dilakukan pada tumor otak yang ganas karena adanya

metastase ke organ yang lain. Terapi radiasi juga diberikan selepas pembedahan untuk

hasil yang lebih baik.

Terapi kombinasi terhadap tumor intracranial :

1) Terapi menurunkan tekanan intracranial : peninggian tekanan intracranial

merupakan penyebab langsung gejala yang membahyakan jiwa pasien, maka

menurunkan tekanan intracranial dalam proses terapi terhadap tumor

intracranial menjadi masalah sentral. Tindakan klinid untuk mengurangi tekanan

intracranial meliputi :

1. Posisi tubuh rasional

2. Membatasi masukan air

3. Mempertahankan saluran nafas

4. Hipotermia hibernasi

5. Penggunaan hormone

6. Penggunaan obat dehidran

2) Radioterapi

Terutama digunakan tumor ganas, untuk tumor yang tidak dapat dieksisi tuntas

secara operasi, pasca operasi diberikan radioterapi dapat menunda rekurensi

tumor, memperpanjang survival pasien.

3) Kemoterapi

Kemoterapi telah menjadi modalitas penting dalam terapi gabungan tumor

intrkranial, secara bertahap mendapatkan perhatian dan membawa hasil tertentu.

Page 9: tumor otak

II.VIII Prognosis

Selain itu, lokasi tumor, usia pasien, dan histologi tumor adalah penentu utama

kelangsungan hidup. Pasien dengan kejang sekunder ke tumor otak umumnya

mengalami kerusakan neurologis yang jelas. Kebanyakan pasien dengan metastase otak

meninggal dari perkembangan keganasan utama mereka bukan dari kerusakan otak