Tumor Otak
-
Upload
izni-fatihah -
Category
Documents
-
view
148 -
download
13
description
Transcript of Tumor Otak
BAB 1. PENDAHULUAN
Tumor otak merupakan salah satu bagian dari tumor pada sistem saraf,disamping tumor
spinal dan tumor saraf perifer. Tumor ini dapat bersifat primer atau pun merupakan metastase
dari tumor pada organ lainnya. Tumor otak memberikan permasalahan klinis yang berbeda
dengan tumor lain karena efek yang ditimbulkannya dan keterbatasan terapi yang dapat
dilakukan. Tumor otak yang menyebabkan kerusakan jaringan otak secara langsung akan
menimbulkan gangguan fungsional dari sistem saraf pusat berupa gangguan motorik, gangguan
sensorik, panca indera, bahkan kemampuan kognitif. Selain itu, efek massa yang ditimbulkan
oleh tumor otak juga akan memberikan masalah serius mengingat tumor berada dalam rongga
tengkorak yang pada orang dewasa merupakan suatu ruang tertutup dengan ukuran
tetap. Tumor intrakranial atau tumor otak merupakan salah satu penyakit yang paling ditakuti
karena otak merupakan organ sentral yang sangat penting.
Keganasan primer susunan saraf pusat merupakan 2% dari seluruh kanker tetapi jumlah
yang tidak proporsional untuk tingkat morbiditas dan mortalitas.Diperkirakan 43.800 kasus baru
dari tumor jinak dan ganas didiagnosis setiaptahun di Amerika, termasuk 3410 kasus pada anak
dan remaja. Dari kasus ini,sekitar 12.760 akan mati. Insiden dari tumor otak adalah 14,800 per
100.000 orang per tahun, dengan sekitar setengah adalah jinak secara histologi. Bahkan tumor
jinak, jika tidak dapat di angkat atau radioterapi, dapat menjadi fatal dan menyebabkan
pertumbuhan yang progresif dalam ruang tengkorak yang tertutup.Wanita mempunyai insiden
yang sedikit lebih tinggi (15,1/100.000 orang per tahun) dari pria (14,3/100.000 orang per tahun),
kemungkinan kerana tingginya insiden meningioma pada wanita. Keganasan dari tumor system
saraf pusat menyebabkan kematian dari tumor solid pada anak penyebab ketiga kematian karena
kanker pada remaha dan dewasa usia 15-34 tahun. Meningioma adalah tumor jinak otak yang
paling banyak, dan astrositoma, termasuk glioblastoma multiforme (GBM), adalah tumor otak
ganas yang paling banyak.
1
BAB 2.TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak (benigna) ataupun ganas
(maligna), membentuk massa dalam ruang tengkorak kepala (intra cranial) atau di sumsum
tulang belakang (medulla spinalis). Neoplasma pada jaringan otak dan selaputnya dapat
berupa tumor primer maupun metastase. Apabila sel-sel tumor berasal dari jaringan otak itu
sendiri, disebut tumor otak primer dan bila berasal dari organ-organ lain (metastase) seperti ;
kanker paru, payudara, prostate, ginjal dan lain-lain, disebut tumor otak sekunder. (5)
Tumor adalah adalah suatu pertumbuhan jaringan abnormal yang disebabkan oleh mutasi
DNA di dalam sel. Akumulasi dari mutasi-mutasi tersebut menyebabkan munculnya tumor. Sebenarnya
sel memiliki mekanisme perbaikan DNA (DNA repair) dan mekanisme lainnya yang
menyebabkan sel merusak dirinya dengan apoptosis jika kerusakan DNA sudah terlalu berat.
Apoptosis adalah proses aktif kematian sel yang ditandai dengan pembelahan DNA
kromosom, kondensasi kromatin, serta fragmentasi nukleus dan sel itu sendiri.Mutasi yang
menekan gen untuk mekanisme tersebut biasanya dapat memicu terjadinya kanker.Tumor otak
adalah suatu pertumbuhan jaringan abnormal di dalam otak merupakan penyakit yang
menyerang otak manusia, yang merupakan pusat kendali dari tubuh manusia, sehingga tumor otak pada
umumnya dapat mengganggu fungsi organ tubuh lain bahkan dapat menyebabkan kematian. Tumor
otak dapat bersifat benigna dan maligna.Tumor intrakranial (termasuk lesi desak ruang) bersifat
jinak maupun ganas, dan timbul dalam otak, meningen, dan tengkorak. Tumor otak berasal dari jaringan
neuronal, jaringan otak penyokong, sistem retikuloendotelial, lapisan otak dan jaringan
perkembangan residual, atau dapat bermetastasis dari karsinoma sistemik. Metastasis otak
ditandai oleh keganasan sistemik dari kanker paru, payudara, melanoma, limfoma dan kolon.
Tumor otak dapat terjadi pada semuausia; dapat terjadi pada anak kurang dari 10 tahun, tetapi
paling sering terjadi padadewasa usia dekade kelima dan enam. Pasien yang bertahan dari
tumor otak ganas jumlahnya tidak berubah banyak selama 20 tahun terakhir
2
GAMBAR 2.1.1 : Gambaran tumor otak primer
2.2 EPIDEMIOLOGI
Tumor susunan saraf pusat ditemukan sebanyak ± 10% dari neoplasma seluruh tubuh,
dengan frekwensi 80% terletak pada intrakranial dan 20% di dalam kanalis spinalis. Di Amerika
di dapat 35.000 kasus baru dari tumor otak setiap tahun, sedang menurut Bertelone, tumor primer
susunan saraf pusat dijumpai 10% dari seluruh penyakit neurologi yang ditemukan di Rumah
Sakit Umum. Di Indonesia data tentang tumor susunan saraf pusat belum dilaporkan.Insiden
tumor otak pada anak-anak terbanyak dekade 1, sedang pada dewasa pada usia 30-70 dengan
puncak usia 40-65 tahun.(5)
Tumor otak primer hanya 2 ± 3% dari seluruh jumlah kanker pada orang dewasa. Kira-
kira 18.000 kasus baru pasien tumor otak dan dengan kematian 14.000. pada anak-anak tumor
otak primer kira-kira 25% dari seluruh tumor. Tumor otak dapat terjadi pada setiap umur, dari
penelitian, tumor otak sering terdapat pada anak-anak 3 ± 12 tahun dan pada dewasa sekitar 40 ±
70 tahun. (2)
2.3. ANATOMI
3
Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Otak atau encephalon
adalah sentral supervisori dari sistem syaraf/pusat supervisori dari system syaraf sentral
vertebrata, yang terletak pada kepala.Otak mengatur dan mengkordinir sebagian besar, gerakan,
perilaku dan fungsi tubuh homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan
tubuh dan suhu tubuh. Otak juga bertanggung jawab atas fungsi seperti pengenalan, emosi.
ingatan, pembelajaran motorik dan segala bentuk pembelajaran lainnya. (8) Otak dapat dibagi ke
dalam otak besar (cerebrum), batang otak(brainstem), dan otak kecil (cerebellum):
GAMBAR 2.3.1: Bagian-bagian dari otak
1. Cerebrum
Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut dengan nama Cerebral
Cortex, Forebrain atau Otak Depan. Cerebrum membuat manusia memiliki kemampuan berpikir,
analisa, logika, bahasa, kesadaran, perencanaan, memori dan kemampuan visual. Kecerdasan
intelektual atau IQ Anda juga ditentukan oleh kualitas bagian ini. Cerebrum secara terbagi
menjadi 4 (empat) bagian yang disebut Lobus. Bagian lobus yang menonjol disebut gyrus dan
bagian lekukan yang menyerupai parit disebut sulcus. Keempat Lobus tersebut masing-masing
adalah: Lobus Frontal, Lobus Parietal, Lobus Occipital dan Lobus Temporal.
Lobus Frontal merupakan bagian lobus yang ada dipaling depan dari Otak Besar. Lobus ini
berhubungan dengan kemampuan membuat alasan, kemampuan gerak, kognisi, perencanaan,
4
penyelesaian masalah, memberi penilaian, kreativitas, kontrol perasaan, kontrol perilaku seksual
dan kemampuan bahasa secara umum.(6)
Lobus Parietal merupakan bagian tengah otak, lobus parietalis membantu seseorang untuk
mengidentifikasi objek dan memahami hubungan spasial (dimana tubuh seseorang dibandingkan
dengan benda-benda di sekitar orang tersebut). Lobus parietalis juga terlibat dalam interpretasi
rasa sakit dan sentuhan pada tubuh
Lobus Temporal berada di bagian bawah berhubungan dengan kemampuan pendengaran,
pemaknaan informasi dan bahasa dalam bentuk suara dan terlibat dalam memori,ucapan, dan
indra penciuman.
Lobus Occipital ada di bagian paling belakang, berhubungan dengan rangsangan visual yang
memungkinkan manusia mampu melakukan interpretasi terhadap objek yang ditangkap oleh
retina mata.
Selain dibagi menjadi 4 lobus, cerebrum (otak besar) juga Terdiri atas bagian kiri dan kanan
yang disebut hemispherium Cerebri. Kedua bagian itu terhubung oleh kabel-kabel saraf di bagian
bawahnya. Secara umum, belahan otak kanan mengontrol sisi kiri tubuh, dan belahan otak kiri
mengontrol sisi kanan tubuh. Otak kanan terlibat dalam kreativitas dan kemampuan artistik.
Sedangkan otak kiri untuk logika dan berpikir rasional.
2. Cerebellum
Terletak dibawah Cerebrum dan dibelakang otak. Cerebellum mengontrol banyak fungsi
otomatis otak, diantaranya: mengatur sikap atau posisi tubuh, mengkontrol keseimbangan,
koordinasi otot dan gerakan tubuh. Otak Kecil juga menyimpan dan melaksanakan serangkaian
gerakan otomatis yang dipelajari seperti gerakan mengendarai mobil, gerakan tangan saat
menulis, gerakan mengunci pintu dan sebagainya.
Jika terjadi cedera pada otak kecil, dapat mengakibatkan gangguan pada sikap dan
koordinasi gerak otot. Gerakan menjadi tidak terkoordinasi, misalnya orang tersebut tidak
mampu memasukkan makanan ke dalam mulutnya atau tidak mampu mengancingkan baju.(9)
3. Batang otak (brainstem)
5
Batang otak (brainstem) berada di dalam tulang tengkorak atau rongga kepala bagian
dasar dan memanjang sampai ke tulang punggung atau sumsum tulang belakang. Bagian otak ini
mengatur fungsi dasar manusia termasuk pernapasan, denyut jantung, mengatur suhu tubuh,
mengatur proses pencernaan, dan merupakan sumber insting dasar manusia yaitu fight or
flight (lawan atau lari) saat datangnya bahaya.
Batang otak dijumpai juga pada hewan seperti kadal dan buaya. Oleh karena itu, batang
otak sering juga disebut dengan otak reptil. Otak reptil mengatur “perasaan teritorial” sebagai
insting primitif. Contohnya anda akan merasa tidak nyaman atau terancam ketika orang yang
tidak Anda kenal terlalu dekat dengan anda.
Batang Otak terdiri dari tiga bagian, yaitu:
Mesencephalon atau Otak Tengah (disebut juga Mid Brain) adalah bagian teratas dari
batang otak yang menghubungkan Otak Besar dan Otak Kecil. Otak tengah berfungsi dalam hal
mengontrol respon penglihatan, gerakan mata, pembesaran pupil mata, mengatur gerakan tubuh
dan pendengaran.
Medulla oblongata adalah titik awal saraf tulang belakang dari sebelah kiri badan menuju
bagian kanan badan, begitu juga sebaliknya. Medulla mengontrol funsi otomatis otak, seperti
detak jantung, sirkulasi darah, pernafasan, dan pencernaan.
Pons merupakan stasiun pemancar yang mengirimkan data ke pusat otak bersama dengan
formasi reticular. Pons yang menentukan apakah kita terjaga atau tertidur.
GAMBAR 2.3.2 : Potongan medial otak dan batang otak
SEL GLIA
6
Sel glia, atau neoroglia (hanya berada pada susunan saraf pusat) berfungsi untuk
menyangga dan dukungan metabolik terhadap neuron. Ada 2 macam sel glia; makroglia
dan mikroglia. Mikroglia berfungsi sebagai sel fagosit yang sangat besar jika terjadi infeksi atau
kerusakan pada susunan saraf, sedangkan makroglia berfungsi sebagai penyangga dan fungsi
nutritif. Mikroglia ada 4 macam, yaitu Oligodendroglia, sel schwann, sel astrosit, dan sel
ependyma. Bersama-samamereka dipandang sebagai suatu sistem yang dinamik bermakna
fungsional dalam pertukaran metabolik antara neuron sistem saraf pusat lingkungannya.
Terdapat tiga jenis sel glia, mikroglia, oligodendroglia, dan astrosit. Mikroglia secara
embriologis berasal dari lapisan mesodermal sehingga pada umumnya tidak diklasifikasikan
sebagi sel glia sejati. Mikroglia memasuki SSP melalui sistem pembuluh darah dan berfungsi
sebagai fagosit, membersihkan debris dan melawaninfeksi.
Astrosit
Astrosit merupakan neuroglia terbesar, berbentuk bintang , berinti besar, bulat atau
lonjong, sitoplasmanya mengandung banyak ribosom dan nukleoli tidak jelas.Astrosit
protoplasma terutama terdapat dalam substantia grissea otak dan medullaspinalis, sedangkan
astrosit fibrosa terutama dalam substantia alba.kerana banyaknya proses-proses sitoplasma yang
luar, astrosit penting sebagai struktur penyokong dan structural dalam SSP. Fungsi astrosit masih
diteliti, bukti-bukti memperlihatkan sel-sel ini mungkin berperan dalam menghantar impuls dan
transmisi sinaptik dari neuron dan bertndak sebagai saluran penghubung antara pembuluh darah
dan neuron.
Oligodendrosit
Disebut juga oligodendroglia, lebih kecil dari astrosit dengan cabang-cabangyang lebih
pendek dan jumlahnya lebih sedikit. Intinya kecil, lonjong, sitoplasma lebih padat dengan ribosom bebas
dan terikat dalam jumlah besar. Oligodendrosit terutama terdapat dalam 2 lokasi, di dalam
subtansia grissea dan di antara berkas-berkas akson di dalam substantia alba. Lainnya terletak
dalam posisi perivascular sekitar pembuluh darah.Oligodendroglia dan astrosit merupakan
neuroglia sejati dan berasal dari lapisan embrional ektodermal (sama seperti neuron).
Oligodendroglia berperan dalam pembentukan myelin.
Sel Ependim
7
Sel ependim berasal dari lapisan dalam tabung neuralis dan mempertahankan susunan
epitel mereka . Sel ependim melapisi rongga otak dan medulla spinalis dan terendam dalam
cairan serebrospinal uang mengisi rongga-rongga ini. Meskipin ujung apikal sel ependim melapisi rongga
tersebut,namun dasarnya tidak seragam dan terdiri dari procesus panjang yang meluas dari pusat
otak ke jaringan penyambung perifer, akibatnya procesus sel ependim berjalan di antara unsur saraf
dan merupakan matriks penyokong yang mirip dengan sel glia lainnya.
Sel Schwann
Sel schwann membungkus semua serat saraf dari susunan saraf perifer, dan meluas
sampai perlekatannya masuk atau keluar dari perlekatannya di medulla spinalis dan batang otak
sampai ke ujungnya. Sel swhann memperlihatkan inti yang heterochromatik, biasanya gepeng,
dan terdapar di tengah sel dengan banyak mitokondria, mikrotubul dan mikrofilamen
Otak dilindungi oleh tulang tengkorak dan ditutupi oleh 3 membran yang disebut
meningen.Otak juga dilindungi oleh cairan serebrospinal, yang diproduksi oleh pleksus
khoroideus, yang masuk ke dalam 4ventrikel dan rongga antara meningen. Cairan serebrospinal
membawa nutrient dari darah ke otak dan membawa kembali zat-zat yang tidak diperlukan lagi
dari otak ke darah.Otak terdiri dari beberapa tipe sel, setiap tipe mempunyai fungsinya masing-
masing. Ketika sel kehilangan kemampuan untuk mengontrol pertumbuhannya dan sel-sel diluar
suatu massa jaringan disebut Tumor.
Sirkulasi darah otak
Otak menerima 17 % curah jantung dan menggunakan 20 % konsumsi oksigen total
tubuh manusia untuk metabolisme aerobiknya. Otak diperdarahi oleh dua pasang arteri yaitu
arteri karotis interna dan arteri vertebralis. Dan dalam rongga kranium, keempat
arteri ini saling berhubungan dan membentuk system anastomosis, yaitu sirkulus wilisi.
Arteri karotis interna dan eksterna bercabang dari arteri karotis komunis kira kira setinggi
rawan tiroidea. Arteri karotis interna masuk ke dalam tengkorak dan bercabang kira-kira
setinggi kisma optikum, menjadi arteri serebri anterior dan media. Arteri serebri anterior
memberi suplai darah pada struktur-struktur seperti nukleus kaudattus dan putamen
basal ganglia, kapsula interna,korpus kolosum dan bagian-bagian (terutama medial) lobus
8
frontalis dan parietalis serebri, termasuk kortes somestetik dan korteks motorik. Arteri
serebri media mensuplai darah untuk lobus temporalis, parietalis, dan frontalis korteks serebri.
Arteria vertebralis kiri dan kanan berasal dari arteria subklavia sisi yang sama.
Arteri vertebralis memasuki tengkorak melalui foramen magnum, setinggi perbatasan
pons dan medula oblongata. Kedua arteri ini bersatu membentuk basilaris, arteri basilaris
terus berjalan sampai setinggi otak tengah,dan disini bercabang menjadi dua
membentuk sepasang arteri serebri posterior.Cabang-cabang sistem vertebrobasilaris
ini memperdarahi medula oblongata,pons, serebelum, otak tengah dan sebagian
diensefalon. Arteri serebri posterior dan cabang-cabangnya memperdarahi sebagian
diensefalon, sebagian lobus oksipitalis dan temporalis, aparatus koklearis dan organ-organ
vestibular.
Darah vena dialirkan dari otak melalui dua sistem : kelompok vena interna,
yang mengumpulkan darah vena galen dan sinus rektus, dan kelompok vena eksterna
yang terletak dipermukaan hemisfer otak, dan mencurahkan darah ke sinus sagitalis superior dan
sinius-sinus basalis lateralis dan seterusnya ke vena-vena jugularis, dicurahkan menuju ke
jantung.
GAMBAR 2.3.3 : Lingkaran arteri pada dasar otak
Persarafan Kranial
9
Saraf-saraf kranial dalam bahasa latin adalah Nervi Craniales yang berarti kedua belas
pasangan saraf yang berhubungan dengan otak. Saraf-saraf kranial langsung berasal dari otak
dan meninggalkan tengkorak melalui lubang-lubang pada tulang yang dinamakan foramina,
terdapat 12 pasang saraf kranial yang dinyatakan dengan nama atau dengan angka romawi.
Saraf-saraf tersebut adalah olfaktorius (I), optikus (II), Okulomotorius (III), troklearis (IV),
trigeminus (V), abdusens (VI), fasialis (VII), vestibula koklearis (VIII), glossofaringeus (IX),
vagus (X), asesorius (XI), hipoglosus (XII). Saraf kranial I, II, VII merupakan saraf sensorik
murni, saraf kranial III, IV, XI dan XII merupakan saraf motorik, tetapi juga mengandung
serabut proprioseptif dari otot-otot yang dipersarafinya. Saraf kranial V, VII, X merupakan saraf
campuran, saraf kranial III, VII dan X juga mengandung beberapa serabut saraf dari cabang
parasimpatis sistem saraf otonom.
I. Saraf Olfaktorius.
Sistem olfaktorius dimulai dengan sisi yang menerima rangsangan olfaktorius. Sistem ini
terdiri dari bagian berikut: mukosa olfaktorius pada bagian atas kavum nasal, fila olfaktoria,
bulbus subkalosal pada sisi medial lobus orbitalis.
Saraf ini merupakan saraf sensorik murni yang serabut-serabutnya berasal dari membran
mukosa hidung dan menembus area kribriformis dari tulang etmoidal untuk bersinaps di
bulbus olfaktorius, dari sini, traktus olfaktorius berjalan dibawah lobus frontal dan berakhir
di lobus temporal bagian medial sisi yang sama.
Sistem olfaktorius merupakan satu-satunya sistem sensorik yang impulsnya mencapai
korteks tanpa dirilei di talamus. Bau-bauan yang dapat memprovokasi timbulnya nafsu makan
dan induksi salivasi serta bau busuk yang dapat menimbulkan rasa mual dan muntah
menunjukkan bahwa sistem ini ada kaitannya dengan emosi. Serabut utama yang
menghubungkan sistem penciuman dengan area otonom adalah medial forebrain bundle dan stria
medularis talamus. Emosi yang menyertai rangsangan olfaktorius mungkin berkaitan ke serat
yang berhubungan dengan talamus, hipotalamus dan sistem limbik.
10
II. Saraf Optikus.
Saraf Optikus merupakan saraf sensorik murni yang dimulai di retina. Serabut-serabut
saraf ini, ini melewati foramen optikum di dekat arteri optalmika dan bergabung dengan saraf
dari sisi lainnya pada dasar otak untuk membentuk kiasma optikum. Orientasi spasial
serabut-serabut dari berbagai bagian fundus masih utuh sehingga serabut-serabut dari bagian
bawah retina ditemukan pada bagian inferior kiasma optikum dan sebaliknya.
Serabut-serabut dari lapangan visual temporal (separuh bagian nasal retina) menyilang
kiasma, sedangkan yang berasal dari lapangan visual nasal tidak menyilang. Serabut-serabut
untuk indeks cahaya yang berasal dari kiasma optikum berakhir di kolikulus superior, dimana
terjadi hubungan dengan kedua nuklei saraf okulomotorius. Sisa serabut yang meninggalkan
kiasma berhubungan dengan penglihatan dan berjalan di dalam traktus optikus menuju korpus
genikulatum lateralis. Dari sini serabut-serabut yang berasal dari radiasio optika melewati bagian
posterior kapsula interna dan berakhir di korteks visual lobus oksipital.
Dalam perjalanannya serabut-serabut tersebut memisahkan diri sehingga serabut-serabut
untuk kuadran bawah melalui lobus parietal sedangkan untuk kuadaran atas melalui lobus
temporal. Akibat dari dekusasio serabut-serabut tersebut pada kiasma optikum serabut- serabut
yang berasal dari lapangan penglihatan kiri berakhir di lobus oksipital kanan dan sebaliknya.
III. Saraf Okulomotorius.
Nukleus saraf okulomotorius terletak sebagian di depan substansia grisea periakuaduktal
(Nukleus motorik) dan sebagian lagi di dalam substansia grisea (Nukleus otonom).
Nukleus motorik bertanggung jawab untuk persarafan otot-otot rektus medialis, superior,
dan inferior, otot oblikus inferior dan otot levator palpebra superior. Nukleus otonom atau
nukleus Edinger- westhpal yang bermielin sangat sedikit mempersarafi otot-otot mata inferior
yaitu spingter pupil dan otot siliaris.
IV. Saraf Troklearis.
11
Nukleus saraf troklearis terletak setinggi kolikuli inferior di depan substansia grisea
periakuaduktal dan berada di bawah Nukleus okulomotorius. Saraf ini merupakan satu-satunya
saraf kranialis yang keluar dari sisi dorsal batang otak. Saraf troklearis mempersarafi otot oblikus
superior untuk menggerakkan mata bawah, kedalam dan abduksi dalam derajat kecil.
V. Saraf Trigeminus.
Saraf trigeminus bersifat campuran terdiri dari serabut-serabut motorik dan serabut-
serabut sensorik. Serabut motorik mempersarafi otot masseter dan otot temporalis. Serabut-
serabut sensorik saraf trigeminus dibagi menjadi tiga cabang utama yatu saraf oftalmikus,
maksilaris, dan mandibularis. Daerah sensoriknya mencakup daerah kulit, dahi, wajah, mukosa
mulut, hidung, sinus. Gigi maksilar dan mandibula, dura dalam fosa kranii anterior dan tengah
bagian anterior telinga luar dan kanalis auditorius serta bagian membran timpani.
VI. Saraf Abdusens.
Nukleus saraf abdusens terletak pada masing-masing sisi pons bagian bawah dekat
medula oblongata dan terletak dibawah ventrikel ke empat saraf abdusens mempersarafi otot
rektus lateralis.
VII. Saraf Fasialis.
Saraf fasialis mempunyai fungsi motorik dan fungsi sensorik fungsi motorik berasal dari
Nukleus motorik yang terletak pada bagian ventrolateral dari tegmentum pontin bawah dekat
medula oblongata. Fungsi sensorik berasal dari Nukleus sensorik yang muncul bersama nukleus
motorik dan saraf vestibulokoklearis yang berjalan ke lateral ke dalam kanalis akustikus interna.
Serabut motorik saraf fasialis mempersarafi otot-otot ekspresi wajah terdiri dari otot
orbikularis okuli, otot buksinator, otot oksipital, otot frontal, otot stapedius, otot stilohioideus,
otot digastriktus posterior serta otot platisma. Serabut sensorik menghantar persepsi pengecapan
bagian anterior lidah.
VIII. Saraf Vestibulokoklearis.
12
Saraf vestibulokoklearis terdiri dari dua komponen yaitu serabut- serabut aferen yang
mengurusi pendengaran dan vestibuler yang mengandung serabut-serabut aferen yang mengurusi
keseimbangan. Serabut-serabut untuk pendengaran berasal dari organ corti dan berjalan menuju
inti koklea di pons, dari sini terdapat transmisi bilateral ke korpus genikulatum medial dan
kemudian menuju girus superior lobus temporalis. Serabut-serabut untuk keseimbangan mulai
dari utrikulus dan kanalis semisirkularis dan bergabung dengan serabut- serabut auditorik di
dalam kanalis fasialis. Serabut-serabut ini kemudian memasuki pons, serabut vestibutor berjalan
menyebar melewati batang dan serebelum.
VIII. Saraf Glosofaringeus.
Saraf Glosofaringeus menerima gabungan dari saraf vagus dan asesorius pada waktu
meninggalkan kranium melalui foramen tersebut, saraf glosofaringeus mempunyai dua ganglion,
yaitu ganglion intrakranialis superior dan ekstrakranialis inferior. Setelah melewati foramen,
saraf berlanjut antara arteri karotis interna dan vena jugularis interna ke otot stilofaringeus. Di
antara otot ini dan otot stiloglosal, saraf berlanjut ke basis lidah dan mempersarafi mukosa
faring, tonsil dan sepertiga posterior lidah.
IX. Saraf Vagus.
Saraf vagus juga mempunyai dua ganglion yaitu ganglion superior atau jugulare dan
ganglion inferior atau nodosum, keduanya terletak pada daerah foramen jugularis, saraf vagus
mempersarafi semua visera toraks dan abdomen dan menghantarkan impuls dari dinding usus,
jantung dan paru-paru.
X. Saraf Asesorius.
Saraf asesorius mempunyai radiks spinalis dan kranialis. Radiks kranial adalah akson dari
neuron dalam nukleus ambigus yang terletak dekat neuron dari saraf vagus. Saraf aksesoris
adalah saraf motorik yang mempersarafi otot sternokleidomastoideus dan bagian atas otot
trapezius, otot sternokleidomastoideus berfungsi memutar kepala ke samping dan otot trapezius
memutar skapula bila lengan diangkat ke atas.
XI. Saraf Hipoglosus.
13
Nukleus saraf hipoglosus terletak pada medula oblongata pada setiap sisi garis tengah dan
depan ventrikel ke empat dimana semua menghasilkan trigonum hipoglosus. Saraf hipoglosus
merupakan saraf motorik untuk lidah dan mempersarafi otot lidah yaitu otot stiloglosus,
hipoglosus dan genioglosus.
TABLE 2.3.1: Saraf-saraf otak, lokasi dan fungsi
2.4 Etiologi
Kebanyakan tumor otak primer adalah tidak diketahui penyebabnya. Pelbagai
kemungkinan sebagai factor penyebab seperti merokok, pemakanan, pekerjaan dan penggunaan
telefon gengam telah dilakukan penelitian dengan tiada bukti kausatif terkait tumor. Sesetangah
tumor otak dikaitkan dengan kelainan genetic. (3)
Hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti,walaupun telah banyak penyelidikan
yang dilakukan. Adapun faktor-faktor yang perlu ditinjau, yaitu :
14
1) Herediter
Riwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang ditemukankecuali pada
meningioma, astrositoma dan neurofibroma dapat dijumpaipada anggota-anggota sekeluarga.
Sklerosis tuberose atau penyakit Sturge-Weber yang dapat dianggap sebagai manifestasi
pertumbuhanbaru, memperlihatkan faktor familial yang jelas. Selain jenis-jenisneoplasma
tersebut tidak ada bukti-buakti yang kuat untuk memikirkanadanya faktor-faktor hereditas yang
kuat pada neoplasma.
2) Sisa-sisa Sel Embrional (Embryonic Cell Rest )
Bangunan-bangunan embrional berkembang menjadi bangunan-bangunan yang
mempunyai morfologi dan fungsi yang terintegrasi dalamtubuh. Tetapi ada kalanya sebagian dari
bangunan embrional tertinggaldalam tubuh, menjadi ganas dan merusak bangunan di
sekitarnya.Perkembangan abnormal itu dapat terjadi pada kraniofaringioma, teratomaintrakranial
dan kordoma.
3) Radiasi
Jaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapatmengalami perubahan
degenerasi, namun belum ada bukti radiasi dapatmemicu terjadinya suatu glioma. Pernah
dilaporkan bahwa meningiomaterjadi setelah timbulnya suatu radiasi.
4) Virus
Banyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil danbesar yang dilakukan
dengan maksud untuk mengetahui peran infeksivirus dalam proses terjadinya neoplasma, tetapi
hingga saat ini belumditemukan hubungan antara infeksi virus dengan perkembangan tumor pada
sistem saraf pusat.
5) Substansi-substansi Karsinogenik
15
Penyelidikan tentang substansi karsinogen sudah lama dan luasdilakukan. Kini telah diakui
bahwa ada substansi yang karsinogenik seperti methylcholanthrone, nitroso-ethyl-urea. Ini
berdasarkan percobaan yang dilakukan pada hewan.
2.5 Klasifikasi
Tumor otak memiliki banyak klasifikasi.
TABLE 2.5.1 : Klasifikasi tumor, terbagi dua yaitu : (2)
Tumor Jinak (Benigna) Tumor Ganas (Maligna)
Tidak terdapat sel kanker
Biasanya dapat diangkat dan tidak
berulang
Batas tegas
Bersifat tidak menginvasi ke jaringan
sekitar tapi dapatmenekan daerah yang
sensitive dari otak dan
mengakibatkangejala
Bila terletak di daerah vital dari otak
dan menganggu fungsi vitalmaka dapat
dipikirkan suatu keganasan.
Mengandung sel kanker
Menganggu fungsi vital dan
mengancam nyawa
Tumbuh cepat dan menginvasi ke
jaringan sekitar otak
Seperti tanaman, tumor maligna
mempunyai akar yang tumbuhke dalam
jaringan otak yang sehat
Tumor otak maligna bisa encapsulated
Klasifikasi tumor otak menurut lokasi, yaitu: (4)
16
1. Supratentorial, yaitu
Tumor yang terletak di
atas tentorium serebelli
2. Infratentorial atau subtentorial, yaitu
: Tumor yang terletak dibawah
tentorium serebelli dalam fossa
Kranni Posterior
GAMBAR 2.5.1 : Gambaran letak
supratentorial dan infratentorial
TABLE 2.5.2 : Klasifikasi tumor berdasarkan lokasi
Klasifikasi tumor otak seluler berdasarkan histologi untuk orang dewasa,yaitu: (2)
Tumor glia Astrosit tumor Non-infiltrat (Juvenil Pilositik,
Subependimal)
Infiltratif (well differentiated
midly and moderately
17
anaplasticastrositoma,
glioblastoma, multiforme)
Ependymal tumor Myxopapillary and well
differentiated ependimoma
Anaplastik ependimoma
Ependimoblastoma
Oligodendroglial tumor Well differentiated
oligodendroglioma
Anaplastik oligodendroglioma
Mixed tumor Mixed astrositoma-
ependimoma
Mixed astrositoma-
oligodendroglioma
Mixed astrositoma-
ependimoma-
oligodendriglioma
Meduloblastoma
Non-glial tumor Pineal parenkim tumor Pineostioma
Pineoblastoma
Astrositoma
Germ tumor Germinoma
Embrional karsinoma
Teratoma
Craniopharingioma
Choroid plexus tumor
18
Anaplastik choroids
plexus papilloma
Meningioma MeningiomaMaligna
meningioma
Choroid plexus tumor Choroid plexus papiloma
Anaplastik choroids
plexus papilloma
TABLE 2.5.3 : Klasifikasi tumor otak seluler berdasarkan histologi
Pembagian tumor menurut asal sel, yaitu
1. Tumor otak primer
Tumor yang berasal dari jaringan otak. Dikalsifikasikan berdasarkan tipe jaringan asal yaitu :
a) Glioma
Jumlah glioma adalah sekitar 40-50% dari tumor otak. Glioma dikelompokkan
berdasarkan asal embriologis. Pada orang dewasa sel neuroglia system saraf pusat berfungsi
untuk memperbaiki, menyokong dan melindungi sel-sel saraf yang lunak.Glioma terdiri dari
jaringan penyambung dan sel-sel penyokong. Neuroglia mempunyai kemampuan untuk terus
membelah selama hidup. Sel-sel glia berkumpul membentuk parut sikatriks padat dibagian otak
di mana neuron menghilang oleh kerana cedera atau penyakit. Tumor glia merupakan penyebab
dari hampir separuh tumor otak pada anak. Sebagian besar tumor glia pediatrik merupakan
tumor derajat rendah yang paling sering terletak difossa posterior dan regio diensefalon. Glioma
termasuk astrositoma, oligodendroglioma dan campuran pelbagai tumor.
Astrositoma, yaitu : Tumor otak yang berasal dari astrosit,yaitu sel kecil seperti bintang
pada orang dewasa terdapat pada secebrum dan pada anak-anak dapat terjadi di batang otak,
serebrum dan serebellum. Merupakan 25% dari seluruh tumor otak.
Astrositoma sering menginfiltrasi otak dan sering berkaitan dengan kista dalam berbagai
ukuran. Walaupun menginfiltrasi bagian otak namun efeknya pada fungsi otak hanya sedikit
sekali pada permulaan penyakit. Pada umumnya astrositoma tidak bersifat ganas, walaupun
dapat mengalami perubahan keganasan berupa glioblastoma, yaitu suatu astrositoma yang sangat
19
ganas.tumor-tumor ini pada umumnya tumbuh lambat. Oleh karena itu penderita sering tidak
datang berobat walaupun tumor sudah berjalan bertahun-tahun. Astrositoma derajat I
memperlihatkan gambaran astrosit yang tidak banyak berbeda dengan astrosit normal, hanya saja
jumlahnya berbeda, sehingga kepadatannya dalam suatu daerah menonjol. Astrositoma derajat
II,III, dan IV secara berturut-turut memperlihatkan segi-segi keganasan yang meningkat.
Astrositoma derajat III menggambarkan gambaran histologik yang sudah mitotik, infiltratif dan
ekspansif sehingga banyak necrosis dan hemoragik terjadi. Apalagi astrositoma derajat IV,
berbagai jenis sel dalam tahap mitosis dijumpai baik dalam formasi yang khas, maupun yang tersebar secara
tidak teratur dengan banyak nekrosis dan hemoragi.maka astrositoma derajatIII dan IV diberi
nama tersendiri yaitu glioblastoma multiform. Sampai timbul gejala (missal: serangan epilepsy
maupun nyeri kepala). Eksisi bedah lengkap pada umumnya tidak dapat dilakukan kerana tumor
bersifat invasif tapi bersifat residif terhadap radiasi.
Glioblastoma Multiforme, yaitu tumor otak yang tumbuh cepat, berasal dari astrosit,
astroblas, spongioblas. Banyak pada usia 45 ± 55 tahun. Prognosis buruk. Glioblastoma
multiform adalah jenis glioma yang paling ganas. Tumor ini memiliki kecepatan pertumbuhan
yang sangat tinggi. Dan eksisi bedah yang lengkap tidak ungkin dilakukan. Harapan hidup pada
umumnya sekitar 12 bulan. Tumor ini dapat timbul dimana saja tetapi predileksi utamanya
adalah lobus frontalis dan sering menyebar ke sisi kontralateral melalui korpus kalosum.
GAMBAR 2.5.2 : Spesimen patologi pada glioblastoma multiform
20
Pilositik astrositoma, yaitu non-infiltrating astrositoma,berdiferensiasi, baik, jarang
berubah, mampu diangkat semua dengan operasi. Pada anak banyak pada Cerebellum,dan pada
orang dewasa banyak terdapat pada Korteksserebri.
Ependimoma, berasal dari sel ependim yang ada di dinding ventrikel, dapat juga terjadi di
Medulla spinalis. Bisa terdapat pada semua umur, terutama pada anak-anak dan dewasa.
Ependimoma adalah tumor ganas yang jarang terjadi dan berasal dari hubungan erat pada
ependim yang menutupi ventrikel, paling sering terjadi pada fossa posterior, tetapi dapat terjadi
dari setiap bagian fossa ventrikularis. Tumor ini lebih sering terjadi ada anak maupun orang
dewasa. Dua faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan reseksi tumor dan kemampuan
bertahan hidup jangka panjang adalah usia dan letak anatomis tumor. Makin muda usia pasien
maka makin buruk prognosisnya (biasanya terlihat pada usia anak kurang dari 7 tahun) alasan
prognosis yang buruk msih belum diketahui. Diyakini bahwa tumor embrional pada anak berbeda dari
tumor pada dewasa dan semakin imatur jaringan tumor pada anak menyebabkan makin
agresifnya sifat tumor yang memperburuk prognosisnya. Penderita tumor yang terletak pada
dasar dan atap ventrikel dapat direseksi secara sempurna daripada penderita tumor di processus
lateralis. Perbedaan ini karena dasar dan atap tumor cenderung menginfiltrasi struktur
pedunculus cerebri dan pons sehingga menyebabkan tidak mungkin dilakukan pengangkatan
sempurna. Pengobatan radiasi dilakukan pasca operasi, kecuali pada anak usia kurang dari 3
tahun yang menjalani kemoterapi.
Oligodendroglioma, berasal dari sel yang menghasilkan myelin untuk melindungi saraf,
yang bermula dari serebrum.Tumbuh lambat dan tidak menyebar ke jaringan otak disekeliling.
Sering terjadi pada usia pertengahan pada dewasa tetapi bisa terdapat pada semua umur.
Oligodendroglioma merupakan lesi yang tumbuh lambat menyerupai astrositoma, tetapi terdiri dari
sel-sel oligodendroglia. Tumor relatif avaskular dancenderung mengalami kalsifikasi; biasanya
dijumpai pada hemisfer otak dewasamuda. Tumor ini dapat timbul sebagai gangguan kejang parsial yang
timbul hingga10 tahun, secara klinis bersifat agresif, dan menyebabkan simptomatologi bermakna
akibat peningkatan intrakranial.di dalam daerahnya terdapat kista, perkapuran dan hemoragi.
21
Oligodendroglioma merupakan pada manusia yang paling bersifatkemosensitif. Regimen
kemoterapi yang paling sering digunakan adalah melfalan,thiotep, temozolomide, paklitaksel
( taxol) dan regimen berdasar platinum.Diyakini bahwa sel neoplasma dari oligodendroglia
rentan terhadap efek alkilasidari kemoterapi sitotoksik. Penjelasan yang lebih lengkap masih
menunggu hasildari penelitian genetik lebih lanjut.
b) Medulloblastoma
Sebelumnya diduga berasal dari sel glia,tetapi pada penelitian disimpulkan bahwa tumor
ini berasal dari sel saraf yang primitif yang secara normal tidak ada pada tubuh setelah lahir,
kadang disebut Primitif Neuro Ektoderma Tumor (PNET). Sering terdapat di Serebellum. Sering
terjadi pada anak-anak terutama anak laki-laki dan puncak berada pada 3 ±5 tahun. Cenderung
metastasis relatif tinggi.
c) Meningioma
Berasal dari Meningen, bersifat jinak karena tumbuhnya sangat lambat dan otak mampu
untuk menerima adanya meningioma, sering tumbuh sampai cukup besar baru memberikan
gejala. Banyak terdapat pada wanita antara 30 ±50 tahun.
Meningioma berasal dari sel epitel lapisan meningen dan merupakan sekitar 15-20%
tumor intracranial. Meningioma selalunya jinak walaupun ATYPICAL dan boleh menjadi suatu
keganasan (maligna). Sekitar 80% adalah pada bagian supratentorial yaitu convexity (20%),
parafalcine area (20%), sphenoid ridge (10%), tubercullum sellae (10%) and olfactory groove
(10%). Dapat juga terjadi pada ventrikel (2-5%). Meningioma mengganggu fungsi dari otak
akibat dari desakan massa, adanya srimulasi oleh oedema vasogenik, invasi secara langsung oleh
otak atau hidrosefalus obstruksi. Tumor dapat bertumbuh lambat dan memakan waktu tahunan
dan keputusaan pembedahan harus mengambil kira status neurologic pasien, usia dan
COMORBIDITY. Penggunaan steroid untuk mngurangi oedema sebelum pembedahan sering
DESIRABLE. Risiko kekambuhan pada tumor jinak meningioma tergantung pada keberhasilan
reseksi yang mana reseksi menyeluruh mempunyai angka kekambuhan 10 tahun kemudian
sekitar 10%, peningkatan persentase 20% sekiranya berasal dari lapisan dura is DIATHERMIED
BUT NOT EXCISED dan sekitar 30% untuk eksisi yang subtotal.(3)
22
d) Schwannoma
Tumor jinak berasal dari sel Schwan, yang menghasilkan myelin yang melindungi saraf
akustikus untuk pendengaran. Banyak pada orang dewasa, dan ternyata 2 kali lipat lebih banyak
pada wanita daripada laki-laki.
e) Craniopharingioma
Tumor berasal dari kelenjar pituitary dekat hipotalamus, karena dapat menekan atau
merusak hipotalamus dan dapat menyebabkan gangguan fungsi vital dan banyak terdapat pada
anak-anak dan dewasa.
f) Germ Cell Tumor
Berasal dari sel primitif sel kelamin atau darigerm sel, sering disebut Germinoma
g) Tumor Pineal
Terjadi disekitar kelenjar pineal, yaitu suatu organ yang kecil di dekat pusat otak.
Tumbuh lambat (Pineositoma), dapat tumbuh cepat (Pineoblastoma). Daerah pineal sulit dicapai
dan sering tidak dapat diangkat.
h) Tumor pituitari
Diperkirakan hampar 10-15% daripada semua tumor intracranial. Kebanyakannya adalah
tumor jinak adenoma yang mana diklasifikasikan menurut ukuran, invasi local, status endokrin
pasien, , ultrastructure and immunohistochemical staining. Metastase dapat terjadi, selalunya
pada pasien yang lebih muda terjadi di pituitary posterior. Diagnosis banding , of a sellar region
mass includes craniopharyngoma, meningioma, aneurysm dan Rathke’s cleft cyst. Adenoma
pituitary yang tersering adalah prolaktinoma (30%), non-functioning adenoma (20%), growth
hormone-secreting adenoma (15%) dan adrenocorticotrophic hormone (ACTH)-secreting
adenoma (10%).(3)
Gambaran klinis
Adenoma pituitary dapat dengan desakan massa atau gangguan endokrin. Desakan massa
dapat disebabkan oleh bitemporal hemianopia disebabkan oleh tekanan pada kiasma opticus atau
23
disebabkan disfungsi saraf cranial III, IV, VI (gambarr 40,15). Disfungsi endokrin tergantung
pada keutamaan sekresi secretory properties of the tumour if any: galactorrhoea dan
primer/sekunder amenorrhoea pada prolactinoma, Cushing syndrome pada ACTH-producing
tumour (Cushing’s disease) dan akromegali atau gigantism pada growth hormone-secreting
tumour (Table 40.9). Apoplexy pituitary mengakibatkan onset sakit kepala yang tiba-tiba, hilang
penglihatan, oftalmoplegia dan kemungkinan mengubah tahap kesadaran. Ianya disebabkan oleh
infark perdarahan oleh tumor pituitary. Sakit kepala yang tiba-tiba dan meningism menyerupai
klinis aneurismal SAH. Resusitasi preoperatif harus dimasukkan pemberian steroid dan
selalunya memerlukan dekompresi segera
.
24
GAMBAR 2.5.3 : Sindroma klinis untuk tumor pituitary
1. Tumor otak sekunder
Tumor yang tumbuh ketika kanker menyebar dari tempat lain ke otak dan menyebabkan
tumor otak. Tumor sekunder tidak sama dengan tumor otak primer, karena sel yang terdapat pada
tumor otak sekunder mirip dengan sel asal tumor metastasis tersebut yang abnormal. Terapi
tergantung pada asal tumor dan perluasan penyebaran tumor, umur, keadaan umum pasien,
respon terhadap pengobatan sebelumnya.
Klasifikasi dari WHO berdasarkan tumor intrakranial seperti berikut : (3)
25
2.6 PEMBAGIAN STADIUM TUMOR, MENURUT DIFERENSIASI TUMOR YANG
TAMPAK SECARA MIKROSKOPIK
Derajat I : Sifat kurang agresif, tumbuh lambat, gambar sel hampir normal, bila dilakukan
operasi maka merupakan terapi yang efektif
Derajat II : Relatif tumbuh lambat, ada sel yang abnormal di bawah mikroskop, menginvasi
jaringan normal, dapat timbul kembali bila diangkat.
Derajat III: Cenderung tumbuh lebih cepat, menginfiltrasi dan dapat timbul kembali bila
diangkat
Derajat IV: Tumbuh sangat cepat, bersifat agresif, gambaran bizarre pada mikroskop.
2.7 PATOFISIOLOGI
Tumor otak menyebabkan gangguan neurologis. Gejala-gejala terjadi berurutan. Hal ini
menekankan pentingnya anamnesis dalam pemeriksaan fisik. Gejala-gejalanya sebaiknya
dibicarakan dalam suatu perspektif waktu. Gejala neurologik pada tumor biasanya dianggap
disebabkan oleh faktor gangguan fokal, disebabkan oleh tumor dan tekanan intrakranial.
Gangguan fokal terjadi apabila penekanan penekanan pada jaringan otak dan infiltrasi/invasi
langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron. Tentu saja disfungsi yang
paling besar terjadi pada tumor yang tumbuh paling cepat.
Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang tumbuh
menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada umumnya
bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin dapat dikacaukan dengan
gangguan cerebrovaskuler primer. Serangan kejang sebagai manifestasi perubahan kepekaan
neuro dihubungkan dengan kompresi invasi dan perubahan suplai darah ke jaringan otak.
Beberapa tumor membentuk kista yang juga menekan parenkim otak sekitarnya sehingga
memperberat gangguan neurologis fokal.
26
Peningkatan tekanan intra kranial dapat diakibatkan oleh beberapa faktor seperti
bertambahnya massa dalam tengkorak, terbentuknya oedema sekitar tumor dan perubahan
sirkulasi cerebrospinal. Pertumbuhan tumor menyebabkan bertambahnya massa, karena tumor
akan mengambil ruang yang relatif dari ruang tengkorak yang kaku. Tumor ganas menimbulkan
oedem dalam jaringan oatak. Mekanisme belum seluruhnya dipahami, namun diduga disebabkan
selisih osmotik yang menyebabkan perdarahan. Obstruksi vena dan oedema yang disebabkan
kerusakan sawar darah otak, semuanya menimbulkan kenaikan volume
intrakranial. Observasi sirkulasi cairan serebrospinal dari ventrikel lateral ke ruang sub arakhnoid
menimbulkan hidrocepalus. Peningkatan tekanan intrakranial akan membahayakan jiwa, bila
terjadi secara cepat akibat salah satu penyebab yang telah dibicarakan sebelumnya.
Mekanisme kompensasi memerlukan waktu berhari-hari/berbulan-bulan untuk menjadi efektif
dan oleh kerana itu tidak berguna apabila tekanan intracranial timbul cepat. Mekanisme
kompensasi ini antara lain bejerja menurunkan volume darah intra kranial, volume cairan
serebrospinal, kandungan cairanintrasel dan mengurangi sel-sel parenkim. Kenaikan tekanan
yang tidak diobati mengakibatkan herniasi ulkus atau serebellum. Herniasi timbul bila girus
medialis lobus temporalis bergeser ke inferior melalui insisura tentorial oleh massa dalam
hemisfer otak. Herniasi menekan mesensefalon menyebabkan hilangnya kesadaran dan
menenkan saraf ketiga. Pada herniasi serebulum, tonsil bergeser ke bawah melalui foramen
magnum oleh suatu massa posterior. Kompresi medula oblongata dan henti nafas terjadi dengan
cepat.Intrakranial yang cepat adalah bradicardi progresif, hipertensi sistemik (pelebaran tekanan
nadi) dan gangguan pernafasan.
2.8 GEJALA
Tumor intrakranial dapat memberikan gejala dengan kejang, defisit neurologik fokal,
peningkatan tekanan intrakranial dan disfungsi endokrin atau sebarang kelaianan yang boleh
didapatkan.(3)
Tumor otak menunjukkan manifestasi klinik yang tersebar. Tumor ini dapat
menyebabkan peningkatan TIK serta tanda dan gejala lokal sebagai akibat dari tumor yang
menggangu bagian spesifik dari otak. Gejala-gejala peningkatan TIK disebabkan oleh tekanan
yang berangsur-angsur terhadap otak akibat pertumbuhan tumor. Pengaruhnya adalah ganguan
27
keseimbangan yang nyata antara otak, cairan serebrospinal dan darah serebral. Sebagai akibat
pertumbuhan tumor, maka kompensasi penyesuaian diri dapat dilakukan melalui penekanan
pada vena-vena intrakranial, melalui penurunan volume cairan serebrospinal (Dengan
meningkatkan absorbsi dan menurunkan produksi ), penurunan sedang pada aliran darah serebral
dan menurunkan masa jaringan otak intraseluler dan ekstraseluler. Bila kompensasi ini semua
gagal, maka pasien mengalami tanda dan gejala peningkatan TIK. Gejala yang biasanya banyak
terjadi akibat tekanan ini adalah sakit kapala, muntah, papiledema (³Choked disc´ atau edema
saraf optik),perubahan kepribadian dan adanya variasi penurunan fokal motorik, sensori dan
disfungsi saraf kranial.Gejala klinik pada tumor intrakranial dibagi dalam 3 kategori,
yaitu :Gejala klinik umum, gejala klinik lokal, dan gejala lokal yang menyesatkan(False
lokalizing features) (2)
1. Gejala Klinik Umum
Gejala umum timbul karena peningkatan tekanan intrakranial atau akibat infiltrasi difus
dari tumor. Gejala yang paling sering adalah sakit kepala, perubahan status mental, kejang, nyeri
kepala hebat, papil edema,mual dan muntah. Tumor maligna (ganas) menyebabkan gejala yang
lebih progresif daripada tumor benigna (jinak). Tumor pada lobus temporal depan dan frontal
dapat berkembang menjadi tumor dengan ukuran yang sangat besar tanpa menyebabkan defisit
neurologis, dan pada mulanya hanya memberikan gejala-gejala yang umum. Tumor pada fossa
posterior atau pada lobus parietal dan oksipital lebih sering memberikan gejala fokal dulu baru
kemudian memberikan gejala umum.
Nyeri Kepala
Merupakan gejala awal pada 20% penderita dengan tumor otak yang kemudian
berkembang menjadi 60%. Nyerinya tumpul dan intermitten. Nyeri kepala berat juga sering
diperhebat oleh perubahan posisi, batuk, maneuver valsava dan aktivitas fisik. Muntah
ditemukan bersama nyeri kepala pada 50% penderita. Nyeri kepala ipsilateral pada tumor
supratentorial sebanyak 80 % dan terutama pada bagian frontal.Tumor pada fossa posterior
memberikan nyeri alih ke oksiput dan leher.
28
Nyeri kepala biasanya terlokalisir, tapi bias juga menyeluruh. Biasanya muncul pada pagi
hari setelah bangun tidur dan berlangsung beberapa waktu, hilang timbul (rekuren) dengan
interval tak teratur beberapa menit sampai bebrapa jam. Serangan semakin lama semakin sering
dengan interval semakin pendek. Nyeri kepala ini bertambah hebat pada waktu penderita batuk,
bersin atau mengejan (misalnya waktu buang air besar atau koitus). Nyeri kepala juga bertambah
berat waktu posisi berbaring dan berkurang bila duduk. Penyebab nyeri kepala ini diduga akibat
tarikan (traksi) pada pain sensitive structure sepertu dura, pembuluh darah atau serabut saraf.
Nyeri kepala merupakan gejala permulaan dari tumor otak yang berlokasi di daerah lobus
frontalis.(7)
Perubahan Status Mental
Gangguan konsentrasi, cepat lupa, perubahan kepribadian, perubahan mood
dan berkurangnya inisiatif adalah gejala-gejala umum pada penderita dengan tumor lobus frontal
atau temporal. Gejala ini bertambah buruk dan jika tidak ditangani dapat menyebabkan
terjadinya somnolen hingga koma.
Seizure
Adalah gejala utama dari tumor yang perkembangannya lambat seperti
astrositoma, oligodendroglioma dan meningioma. Paling sering terjadi pada tumor di lobus
frontal baru kemudian tumor pada lobus parietal dan temporal.
Tipe dari kejang dapat memberikan tanda lokasi dari tumor sebagai contohnya pada lesi
parietal menyebabkan kejang parsial sederhana, di mana dapat menjadi generalisata sekunder,
lesi temporal medial menyebabkan kejang parsial kompleks dan sebagainya.(3) Ini terjadi bila
tumor berada di hemisfer serebri serta meransang korteks motorik. Kejang yang sifatnya local
sukar dibedakan kejang akibat lesi otak lainnya, sedangkan kejang yang sifatnya umum atau
genera sukar dibedakan dengan kejang kerana epilepsy. Tapi bila kejang terjadi pertama kali
pada usia dekade III dari kehidupan harus diwaspadai kemungkinan adanya tumor. (7)
EdemaPapil
Gejala umum yang tidak berlangsung lama pada tumor otak, sebab dengan teknik neuro
imaging tumor dapat segera dideteksi. Edema papil pada awalnya tidak menimbulkan gejala
hilangnya kemampuan untuk melihat, tetapi edema papil yang berkelanjutan dapat menyebabkan
29
perluasan bintik buta, penyempitan lapangan pandang perifer dan menyebabkan penglihatan
kabur yang tidak menetap.
Keadaan ini bisa terlihat dengan pemeriksaan funduskopi menggunakan oftalmoskop.
Gambarannya berupa kaburnya batas papil, warna papil berubah menjadi lebih kemerahan dan
pucat, pembuluh darah melebar atau kadang-kadang tampak terputus-putus. Untuk mengetahui
gambaran edema papil seharusnya kita sudah mengetahui gambaran papil normal telebih dahulu.
Penyebab edema papil ini masih diperdebatkan,tapi diduga akibat penekanan terhadap vena
sentralis retinae. Biasanya terjadi bila tumor yang lokasi atau pembesarannya menekan jalan
aliran likuor sehingga mengakibatkan bendungan dan terjadi hidrocepallus.(7)
Muntah
Muntah sering mengindikasikan tumor yang luas dengan efek dari massa tumor tersebut
juga mengindikasikan adanya pergeseran otak.Muntah berulang pada pagi dan malam hari,
dimana muntah yang proyektil tanpa didahului mual menambah kecurigaan adanya massa
intrakranial.
2.Gejala Klinik Lokal
Manifestasi lokal terjadi pada tumor yeng menyebabkan destruksi parenkim, infark atau
edema. Juga akibat pelepasan faktor-faktor ke daerah sekitar tumor (contohnya : peroksidase,
ion hydrogen, enzim proteolitik dan sitokin), semuanya dapat menyebabkan disfungsi fokal
yang reversible.
Defisit fokal.
Jenis dari defisit neurologik fokal berdasarkan lokasi dari lesi. Dengan mengambil kira
gejala neurologic menurut masa, adanya perkembangan yang progresif dari masa ke semasa
didapatkan lesi struktural lebih cepat berbanding deficit akut kelainan pembuluh darah. Dengan
menerima alasan ini mungkin deficit akut dihasilkan oleh perdarahan pada glioma maligna,
metastase melanoma atau apoplexi pituitari.(3)
Tumor Kortikal
30
Tumor lobus frontal menyebabkan terjadinya kejang umum yang diikuti paralisis pos-
iktal. Meningioma kompleks atau parasagital dan glioma frontal khusus berkaitan dengan kejang.
Tanda lokal tumor frontal antara lain disartri, kelumpuhan kontralateral, dan afasia jika
hemisfer dominant dipengaruhi. Anosmia unilateral menunjukkan adanya tumor bulbus
olfaktorius.
Lesi lobus frontal lebih menampakkan perubahan pada personality, gait ataxia dan
inkontinensia urin, terdapatnya hemiparesis kontralateral jika bagian posterior frontal terkena
dan disfasia jika melibatkan girus frontal inferior kiri. Lesi parietal terkait dengan kurang respon
sensorik, memasang butang baju, apraxia, astereognosis dan jika pada bagian dominan,
akalkulia, agraphia, disorientasi kanan0kiri dan jari agnosia (Gerstmann’s syndrome).(3)
Tumor Lobus Temporalis
Gejala tumor lobus temporalis antara lain disfungsi traktus kortikospinal kontralateral,
defisit lapangan pandang homonim, perubahankepribadian, disfungsi memori dan kejang parsial
kompleks. Tumor hemisfer dominan menyebabkan afasia, gangguan sensoris danberkurangnya
konsentrasi yang merupakan gejala utama tumor lobusparietal. Adapun gejala yang lain
diantaranya disfungsi traktuskortikospinal kontralateral, hemianopsia/ quadrianopsia inferior
homonimkontralateral dan simple motor atau kejang sensoris.
Lesi lobus temporal dapat terkait gangguan memori, quadran-tanopia superior
kontralateral atau hemipareis dan jika pada bagian yang dominan, adanya disfasia. Lesi oksipital
sering terkait dengan defisit lapang pandang terutamanya inkomplet kontralateral homonymous
hemi-anopia.(3)
Tumor Lobus Oksipital
Tumor lobus oksipital sering menyebabkan hemianopsia homonym yang kongruen.
Kejang fokal lobus oksipital sering ditandai denganpersepsi kontralateral episodic terhadap
cahaya senter, warna atau padabentuk geometri.
Tumor pada Ventrikel Tiga dan Regio Pineal
31
Tumor di dalam atau yang dekat dengan ventrikel tiga menghambatventrikel atau
aquaduktus dan menyebabkan hidrosepalus. Perubahanposisi dapat meningkatkan tekanan
ventrikel sehingga terjadi sakit kepalaberat pada daerah frontal dan verteks, muntah dan kadang-
kadang pingsan. Hal ini juga menyebabkan gangguan ingatan, diabetes insipidus,amenorea,
galaktorea dan gangguan pengecapan dan pengaturan suhu.
Tumor Batang Otak
Terutama ditandai oleh disfungsi saraf kranialis, defek lapanganpandang, nistagmus,
ataksia dan kelemahan ekstremitas. Kompresi padaventrikel empat menyebabkan hidrosepalus
obstruktif dan menimbulkangejala-gejala umum.
Tumor Serebellar
Muntah berulang dan sakit kepala di bagian oksiput merupakangejala yang
sering ditemukan pada tumor serebellar. Pusing, vertigo dannistagmus mungkin menonjol.
Selain itu defisit fokal secara klasik yang terkait tumor termasuk: hemianopia bitemporal
dengan makroadenoma pituitary; anosmia, atrofi optic ipsilateral dan papiloedema kontralateral
dengan meningioma dasar tulang tengkorak bagian depan (Foster–Kennedy syndrome); dan
hilang pendengaran ipsilateral, tinnitus, dan disquilibrium dengan Schwannoma vestibular.(3)
3. Gejala Lokal yang Menyesatkan (False Localizing Features)
Gejala lokal yang menyesatkan ini melibatkan neuroaksis kecil dari lokasi tumor yang
sebenarnya. Sering disebabkan oleh peningkatan tekanan intrakranial, pergeseran dari struktur-
struktur intrakranial atauiskemi. Kelumpuhan nervus VI berkembang ketika terjadi peningkatan
tekanan intrakranial yang menyebabkan kompresi saraf. Tumor lobus frontal yang difus atau
tumor pada korpus kallosum menyebabkan ataksia(frontal ataksia)
32
2.9 DIAGNOSA
Untuk menegakkan diagnosis pada penderita yang dicurigai menderita tumor otak yaitu
melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik neurologik yang teliti. Dari anamnesis kita
dapat mengetahui gejala-gejala yang dirasakan oleh penderita yang mungkin sesuai dengan
gejala-gejala yang telah diuraikan di atas. Misalnya ada tidaknya nyeri kepala, muntah dan
kejang. Sedangkan melalui pemeriksaan fisik neurologik mungkin ditemukan adanya gejala
seperti edema papil dan deficit lapangan pandang.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan per system (B1-B6) dengan fokus pemeriksaan
fisik pada pemeriksaan B3 (Brain) yang terarah dan dihubungkan dengan keluhan-keluhan
dari klien.(1)
a)B1 (Breathing)
Inspeksi, pada keadaan lanjut yang disebabkan adanya kompresi pada medulla oblongata
didapatkan adanya kegagalan pernafasan. Pengkajian inspeksi pernafasan pada klien tanpa
kompresi medulla oblongata didapatkan tidak ada kelainan. Palpasi thoraks didapatkan taktil
fremitus seimbang kanan dan kiri. Auskultasi tidak didapatkan bunyi nafas tambahan.
b)B2 (Blood)
Pada keadaan lanjut yang disebabkan adanya kompresi pada medulla oblongata
didapatkan adanya keggalan sirkulasi. Pengkajian pada klien tanpa kompresi medulla oblongata
didapatkan tidak ada kelainan. Tekanan darah biasa normal, tidak ada peningkatan heart rate.
c)B3 (Brain)
Tumor otak sering menyebabkan berbagai deficit neurology tergantung dari gangguan
fokal dan adanya peningkatan TIK. Pengkajian B3 merupakan pemeriksaan focus dan lebih
lengkap dibandingkan dengan pengkajian pada system lainnya. Trias klasik pada tumor kepala
adalah nyeri kepala, muntah dan papiledema.33
d)B4 (Bladder)
Inkontinensia urine yang berlanjut menunjukkan kerusakan neurologis yang luas.
e)B5 (Bowel)
Didapatkan adanya keluhan kesulitan menelan, nafsu makan menurun, mual dan muntah
pada fase akut. Mual dan muntah terjadi sebagai akibat rangsangan pusat muntah pada medulla
oblongata. Muntah paling sering terjadi pada anak-anak dan berhubugan dengan peningkatan
tekanan intrakranial disertai pergeseran batang otak. Muntah dapat terjadi tanpa didahului mual
dan dapat berupa muntah proyektil.
f.B6 (Bone)
Adanya kesukaran untuk beraktivitas karena kelemahan , kehilangan sensorik ,mudah
lelah menyebabkan masalah pada pola aktivitas dan istirahat.
2.10 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Diagnostik :
1. Rontgent tengkorak anterior-posterior
2. EEG
3. CT Scan
4. MRI
5. Pemeriksaan cairan serebrospinal
6. Patologi anatomi
7. Angioserebral
CT scan dan MRI memperlihatkan semua tumor intrakranial dan menjadi prosedur
investigasi awal ketika penderita menunjukkan gejala yang progresif atau tanda-tanda penyakit
otak yang difus atau fokal, atau salah satu tanda spesifik dari sindrom atau gejala-gejala tumor.
Kadang sulit membedakan tumor dari abses ataupun proses lainnya.Gambaran CT Scan pada
tumor otak, umumnya tampak sebagai lesi abnormal berupa massa yang mendorong struktur otak
isekitarnya. Biasanya tumor otak dikelilingi jaringan udem yang terlihat jelas karena densitasnya
lebih rendah. Adanya kalsifikasi, perdarahan atau invasi mudah dibedakan dengan jaringan
34
sekitarnya karena sifatnya yang hiperdens. Beberapa jenis tumor akan terlihat lebih
nyata bila pada waktu pemeriksaan CT Scan disertai dengan pemberian zat kontras.
Penilaian CT Scan pada tumor otak
Tanda proses desak ruang yaitu adanya pendorongan struktur garis tengahdan penekanan
dan perubahan bentuk ventrikel
Kelainan densitas pada lesi: hipodens, hiperdens atau kombinasi,kalsifikasi, perdarahan
Udem perifokal
Foto polos dada dan pemeriksaan lainnya juga perlu dilakukan untuk mengetahui apakah
tumornya berasal dari suatu metastasis yang akan memberikangambaran nodul tunggal ataupun
multiple pada otak.
Pemeriksaan cairan serebrospinal juga dapat dilakukan untuk melihat adanya sel-sel tumor
dan juga marker tumor. Tetapi pemeriksaan ini tidak rutin dilakukan terutama pada pasien
dengan massa di otak yang besar. Umumnya diagnosis histologik ditegakkan melalui
pemeriksaan patologi anatomi, sebagaicara yang tepat untuk membedakan tumor dengan proses-proses
infeksi (abses cerebri)
2.11 PENATALAKSANAAN
Pemilihan jenis terapi pada tumor otak tergantung pada beberapa faktor, antara lain:
Kondisi umum penderita
Tersedianya alat yang lengkap
Pengertian penderita dan keluarganya
Luasnya metastasis.
Terapi yang dilakukan, meliputi Terapi steroid, pembedahan, radioterapi dankemoterapi.
1.Terapi Steroid
Steroid secara dramatis mengurangi edema sekeliling tumor intrakranial,namun tidak berefek
langsung terhadap tumor.
35
2.Pembedahan
Pembedahan dilaksanakan untuk menegakkan diagnosis histologik dan untuk mengurangi
efek akibat massa tumor. Kecuali pada tipe-tipe tumor tertentu yang tidak dapat direseksi.
Pembedahan pada tumor otak bertujuan utama untuk melakukan dekompresi dengan cara
mereduksi efek masa sebagai upaya menyelamatkan nyawa serta memperoleh efek paliasi.
Dengan pengambilan massa tumor sebanyak mungkin diharapkan pula jaringan hipoksik akan
terikut serta sehingga akandiperoleh efek radiasi yang optimal. Diperolehnya banyak jaringan
tumor akanmemudahkan evaluasi histopatologik, sehingga diagnosis patologi anatomi
diharapkan akan menjadi lebih sempurna. Berbagai studi melaporkan bahwa dengan tindakan
reseksi komplit akan diperoleh ketahanan hidup yang makin lama, perbaikan pada defek
neurologis yang lebih nyata. Peningkatan kemampuan ahli bedah saraf untuk melakukan
pengangkatan total tumor menjadi lebih baik dengankemajuan teknologi terutama di bidang
pencitraan.
Dikalangan neuro-onkologi telah disepakati semua tumor otak primer dilakukan upaya
pengambilan jaringan otak secara kraniotomi ataupun stereotacticneedle biopsy. Kraniotomi
dilakukan guna mengeluarkan jaringan tumor sebanyak-banyaknya kemudian dilakukan
radioterapi tanpa/dengan kombinasikemoterapi dosis rendah dan dilanjutkan dengan dosis penuh.
3.Radioterapi
Tumor diterapi melalui radioterapi konvensional dengan radiasi totalsebesar 5000-6000 c
Gy tiap fraksi dalam beberapa arah. Kegunaan dari radioterapi hiperfraksi ini didasarkan pada alasan
bahwa sel-sel normal lebih mampu memperbaiki kerusakan subletal dibandingkan sel-sel tumor
dengan dosis tersebut.Radioterapi akan lebih efisien jika dikombinasikan dengan kemoterapi
intensif.
Radioterapi merupakan salah satu modalitas penting dalam penatalaksanaan proses
keganasan. Berbagai penelitian klinis telah membuktikan bahwa modalitas terapi pembedahan
akan memberikan hasil yang lebih optimal jika diberikan kombinasi terapi dengan kemoterapi
dan radioterapi. Sifat dan lokasi tumor otak seringkali menimbulkan proses desak ruang yang
akan meningkatkan tekanan intrakranial, terlebih pada kasus metastasis tumor ganas pada
36
intrakranial akancepat menimbulkan edema serebri yang akan memperburuk tekanan
intrakranial.
Sebagian besar tumor otak bersifat radioresponsif (moderately sensitive),sehingga pada
tumor dengan ukuran terbatas pemberian dosis tinggi radiasidiharapkan dapat mengeradikasi
semua sel tumor. Namun demikian pemberiandosis ini dibatasi oleh toleransi jaringan sehat
disekitarnya. Semakin dikit jaringan sehat yang terkena maka makin tinggi dosis yang diberikan.
Guna menyiasati halini maka diperlukan metode serta teknik pemberian radiasi dengan tingkat
presisi yang tinggi.
Perencanaan radiasi seperti 3-dimensional conformal theraphy, penggunaanmulti leaf
collimators dan IMRT (Intensity Modulated Radiation Therapy)merupakan metode radiasi yang
saat ini digunakan dan masih terus dikembangkan.
Stereotactic Radiosurgery (SRS) merupakan metode radiasi yang bertujuanuntuk
memberikan dosis radiasi setinggi mungkin pada lesi jaringan otak denganmeminimalkan dosis
yang diterima oleh jaringan sehat sekitar tumor. Digunakanalat leksel gamma knife yang menggunakan
sumber radiasi Cobalt-60. metoderadiasi lain menggunakan sumber radiasi sinar X pada alat Linier
accelerator (Stereotactic Radiotheraphy, SRT). Selain berbeda pada sumber,
metode pemberiannya juga berbeda. Pada SRS radiasi diberikan dalam fraksi tunggalmengingat
perencanaan dan pelaksanaannya yang lebih rumit, hal ini berbedadengan SRT dimana radiasi
dapat diberikan dalam beberapa fraksi. Baik SRSmaupun SRT, berkombinasi dengan radiasi
eksterna seluruh otak, terbuktimemberikan hasil yang efektif. Sebanyak 94% dan 73% tumor terkontrol
pada bulan ke-13 dan 26. Disamping tumor otak SRS dilaporkan juga memberikan hasilyang baik
dibandingkan dengan microsurgery pada kasus neuroma akustikus dalamhal timbulnya neuropati
fasial dan trigeminus, lama perawatan, gangguan pendengaran serta kekambuhan. Lesi non
maligna intrakranial lain yang tercatatdapat memberikan hasil pengobatan yang baik adalah
arterio venous malvormation (AVM).
Intensity Modulated Radiation Therapy (IMRT) merupakan pengembanganmetode
konformal yang menjamin akurasi radiasi. Di negara maju penggunaan peralatan ini sudah
merupakan hal yang biasa namun karena penggunaannya belumlama maka pelaporan yang
dipublikasikan belum banyak dan masih kontroversi.Sebagai pengembangan IMRT saat ini telah
37
beredar dipasaran peralatancyberknife, sebuah alat dengan dasar kerja kombinasi antara
teknologi robotik dengan radiasi.
4.Kemoterapi
Jika tumor tersebut tidak dapat disembuhkan dengan pembedahan,kemoterapi tetap
diperlukan sebagai terapi tambahan dengan metode yang beragam. Pada tumor-tumor tertentu
seperti meduloblastoma dan astrositomastadium tinggi yang meluas ke batang otak, terapi
tambahan berupa kemoterapi danregimen radioterapi dapat membantu sebagai terapi paliatif.
5. Kombinasi radio-kemoterapi
Kombinasi radio-kemoterapi mulai dikembangkan. Peningkatan ketahananhidup selama 1
tahun sebanyak 10% dan 2 tahun sebanyak 8,6%. Nitrosourea(BCNU) merupakan regimen yang
paling efektif.
2.12 DIAGNOSA BANDING
Gejala yang paling sering dari tumor otak adalah peningkatan tekananintrakranial, kejang dan
tanda deficit neurologik fokal yang progresif. Setiap prosesdesak ruang di otak dapat
menimbulkan gejala di atas, sehingga agak sukar membedakan tumor otak dengan beberapa hal
berikut :
Abses intraserebral
Epidural hematom
Hipertensi intrakranial benigna
Meningitis kronik
38
BAB 3. PROGNOSIS
Prognosisnya tergantung jenis tumor spesifik. Berdasarkan data di Negara-negara maju,
dengan diagnosis dini dan juga penanganan yang tepat melalui pembedahan dilanjutkan dengan
radioterapi, angka ketahanan hidup 5 tahun (5 years survival) berkisar 50-60% dan angka
ketahanan hidup 10 tahaun (10 years survival) berkisar 30-40%.
39
BAB 4. KESIMPULAN
Tumor otak termasuk penyakit yang sulit terdiagnosa secara dini. Secara klinis sukar
membedakan antara tumor otak yang benigna atau yang maligna,kerana gejala yang timbul
ditentukan pula oleh lokasi tumor, kecepatan terjadi tekanan tinggi intrakranial dan efek masa
tumor ke jaringan otak.Dipikirkan menderita tumor otak bila didapat adanya gangguan cerebral
umum yang bersifat progresif, adanya gejala tekanan tinggi intrakranial dan adanya gejala
sindrom otak yang spesifik Pemeriksaan radiologi, dalam hal ini CT Scan berperan dalam
diagnosa tumor otak, sedang diagnosa pasti tumor otak benigna atau maligna dengan
pemeriksaan patologi-anatomi.
40
41