Tumor Otak

60
BAB 1. PENDAHULUAN Tumor otak merupakan salah satu bagian dari tumor pada sistem saraf,disamping tumor spinal dan tumor saraf perifer. Tumor ini dapat bersifat primer atau pun merupakan metastase dari tumor pada organ lainnya. Tumor otak memberikan permasalahan klinis yang berbeda dengan tumor lain karena efek yang ditimbulkannya dan keterbatasan terapi yang dapat dilakukan. Tumor otak yang menyebabkan kerusakan jaringan otak secara langsung akan menimbulkan gangguan fungsional dari sistem saraf pusat berupa gangguan motorik, gangguan sensorik, panca indera, bahkan kemampuan kognitif. Selain itu, efek massa yang ditimbulkan oleh tumor otak juga akan memberikan masalah serius mengingat tumor berada dalam rongga tengkorak yang pada orang dewasa merupakan suatu ruang tertutup dengan ukuran tetap. Tumor intrakranial atau tumor otak merupakan salah satu penyakit yang paling ditakuti karena otak merupakan organ sentral yang sangat penting. Keganasan primer susunan saraf pusat merupakan 2% dari seluruh kanker tetapi jumlah yang tidak proporsional untuk tingkat morbiditas dan mortalitas.Diperkirakan 43.800 kasus baru dari tumor jinak dan ganas didiagnosis setiaptahun di Amerika, termasuk 3410 kasus pada anak dan remaja. Dari kasus ini,sekitar 12.760 akan mati. Insiden dari tumor otak adalah 14,800 per 100.000 orang per tahun, dengan sekitar setengah adalah jinak secara histologi. Bahkan tumor jinak, jika tidak dapat di angkat 1

description

medic

Transcript of Tumor Otak

Page 1: Tumor Otak

BAB 1. PENDAHULUAN

Tumor otak merupakan salah satu bagian dari tumor pada sistem saraf,disamping tumor

spinal dan tumor saraf perifer. Tumor ini dapat bersifat primer atau pun merupakan metastase

dari tumor pada organ lainnya. Tumor otak memberikan permasalahan klinis yang berbeda

dengan tumor lain karena efek yang ditimbulkannya dan keterbatasan terapi yang dapat

dilakukan. Tumor otak yang menyebabkan kerusakan jaringan otak secara langsung akan

menimbulkan gangguan fungsional dari sistem saraf pusat berupa gangguan motorik, gangguan

sensorik, panca indera, bahkan kemampuan kognitif. Selain itu, efek massa yang ditimbulkan

oleh tumor otak juga akan memberikan masalah serius mengingat tumor berada dalam rongga

tengkorak yang pada orang dewasa merupakan suatu ruang tertutup dengan ukuran

tetap. Tumor intrakranial atau tumor otak merupakan salah satu penyakit yang paling ditakuti

karena otak merupakan organ sentral yang sangat penting.

Keganasan primer susunan saraf pusat merupakan 2% dari seluruh kanker tetapi jumlah

yang tidak proporsional untuk tingkat morbiditas dan mortalitas.Diperkirakan 43.800 kasus baru

dari tumor jinak dan ganas didiagnosis setiaptahun di Amerika, termasuk 3410 kasus pada anak

dan remaja. Dari kasus ini,sekitar 12.760 akan mati. Insiden dari tumor otak adalah 14,800 per

100.000 orang per tahun, dengan sekitar setengah adalah jinak secara histologi. Bahkan tumor

jinak, jika tidak dapat di angkat atau radioterapi, dapat menjadi fatal dan menyebabkan

pertumbuhan yang progresif dalam ruang tengkorak yang tertutup.Wanita mempunyai insiden

yang sedikit lebih tinggi (15,1/100.000 orang per tahun) dari pria (14,3/100.000 orang per tahun),

kemungkinan kerana tingginya insiden meningioma pada wanita. Keganasan dari tumor system

saraf pusat menyebabkan kematian dari tumor solid pada anak penyebab ketiga kematian karena

kanker pada remaha dan dewasa usia 15-34 tahun. Meningioma adalah tumor jinak otak yang

paling banyak, dan astrositoma, termasuk glioblastoma multiforme (GBM), adalah tumor otak

ganas yang paling banyak.

 

1

Page 2: Tumor Otak

BAB 2.TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI

Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak (benigna) ataupun ganas

(maligna), membentuk massa dalam ruang tengkorak kepala (intra cranial) atau di sumsum

tulang belakang (medulla spinalis). Neoplasma pada jaringan otak dan selaputnya dapat

berupa tumor primer maupun metastase. Apabila sel-sel tumor berasal dari jaringan otak itu

sendiri, disebut tumor otak primer dan bila berasal dari organ-organ lain (metastase) seperti ;

kanker paru, payudara, prostate, ginjal dan lain-lain, disebut tumor otak sekunder. (5)

Tumor adalah adalah suatu pertumbuhan jaringan abnormal yang disebabkan oleh mutasi

DNA di dalam sel. Akumulasi dari mutasi-mutasi tersebut menyebabkan munculnya tumor. Sebenarnya

sel memiliki mekanisme perbaikan DNA (DNA repair) dan mekanisme lainnya yang

menyebabkan sel merusak dirinya dengan apoptosis jika kerusakan DNA sudah terlalu berat.

Apoptosis adalah proses aktif kematian sel yang ditandai dengan pembelahan DNA

kromosom, kondensasi kromatin, serta fragmentasi nukleus dan sel itu sendiri.Mutasi yang

menekan gen untuk mekanisme tersebut biasanya dapat memicu terjadinya kanker.Tumor otak

adalah suatu pertumbuhan jaringan abnormal di dalam otak merupakan penyakit yang

menyerang otak manusia, yang merupakan pusat kendali dari tubuh manusia, sehingga tumor otak pada

umumnya dapat mengganggu fungsi organ tubuh lain bahkan dapat menyebabkan kematian. Tumor

otak dapat bersifat benigna dan maligna.Tumor intrakranial (termasuk lesi desak ruang) bersifat

jinak maupun ganas, dan timbul dalam otak, meningen, dan tengkorak. Tumor otak berasal dari jaringan

neuronal, jaringan otak penyokong, sistem retikuloendotelial, lapisan otak dan jaringan

perkembangan residual, atau dapat bermetastasis dari karsinoma sistemik. Metastasis otak

ditandai oleh keganasan sistemik dari kanker paru, payudara, melanoma, limfoma dan kolon.

Tumor otak dapat terjadi pada semuausia; dapat terjadi pada anak kurang dari 10 tahun, tetapi

paling sering terjadi padadewasa usia dekade kelima dan enam. Pasien yang bertahan dari

tumor otak ganas jumlahnya tidak berubah banyak selama 20 tahun terakhir

2

Page 3: Tumor Otak

GAMBAR 2.1.1 : Gambaran tumor otak primer

2.2 EPIDEMIOLOGI

Tumor susunan saraf pusat ditemukan sebanyak ± 10% dari neoplasma seluruh tubuh,

dengan frekwensi 80% terletak pada intrakranial dan 20% di dalam kanalis spinalis. Di Amerika

di dapat 35.000 kasus baru dari tumor otak setiap tahun, sedang menurut Bertelone, tumor primer

susunan saraf pusat dijumpai 10% dari seluruh penyakit neurologi yang ditemukan di Rumah

Sakit Umum. Di Indonesia data tentang tumor susunan saraf pusat belum dilaporkan.Insiden

tumor otak pada anak-anak terbanyak dekade 1, sedang pada dewasa pada usia 30-70 dengan

puncak usia 40-65 tahun.(5)

Tumor otak primer hanya 2 ± 3% dari seluruh jumlah kanker pada orang dewasa. Kira-

kira 18.000 kasus baru pasien tumor otak dan dengan kematian 14.000. pada anak-anak tumor

otak primer kira-kira 25% dari seluruh tumor. Tumor otak dapat terjadi pada setiap umur, dari

penelitian, tumor otak sering terdapat pada anak-anak 3 ± 12 tahun dan pada dewasa sekitar 40 ±

70 tahun. (2)

2.3. ANATOMI

3

Page 4: Tumor Otak

Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Otak atau encephalon

adalah sentral supervisori dari sistem syaraf/pusat supervisori dari system syaraf sentral

vertebrata, yang terletak pada kepala.Otak mengatur dan mengkordinir sebagian besar, gerakan,

perilaku dan fungsi tubuh homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan

tubuh dan suhu tubuh. Otak juga bertanggung jawab atas fungsi seperti pengenalan, emosi.

ingatan, pembelajaran motorik dan segala bentuk pembelajaran lainnya. (8) Otak dapat dibagi ke

dalam otak besar (cerebrum), batang otak(brainstem), dan otak kecil (cerebellum):

GAMBAR 2.3.1: Bagian-bagian dari otak

1. Cerebrum

Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut dengan nama Cerebral

Cortex, Forebrain atau Otak Depan. Cerebrum membuat manusia memiliki kemampuan berpikir,

analisa, logika, bahasa, kesadaran, perencanaan, memori dan kemampuan visual. Kecerdasan

intelektual atau IQ Anda juga ditentukan oleh kualitas bagian ini. Cerebrum secara terbagi

menjadi 4 (empat) bagian yang disebut Lobus. Bagian lobus yang menonjol disebut gyrus dan

bagian lekukan yang menyerupai parit disebut sulcus. Keempat Lobus tersebut masing-masing

adalah: Lobus Frontal, Lobus Parietal, Lobus Occipital dan Lobus Temporal.

Lobus Frontal merupakan bagian lobus yang ada dipaling depan dari Otak Besar. Lobus ini

berhubungan dengan kemampuan membuat alasan, kemampuan gerak, kognisi, perencanaan,

4

Page 5: Tumor Otak

penyelesaian masalah, memberi penilaian, kreativitas, kontrol perasaan, kontrol perilaku seksual

dan kemampuan bahasa secara umum.(6)

Lobus Parietal merupakan bagian tengah otak, lobus parietalis membantu seseorang untuk

mengidentifikasi objek dan memahami hubungan spasial (dimana tubuh seseorang dibandingkan

dengan benda-benda di sekitar orang tersebut). Lobus parietalis juga terlibat dalam interpretasi

rasa sakit dan sentuhan pada tubuh

Lobus Temporal berada di bagian bawah berhubungan dengan kemampuan pendengaran,

pemaknaan informasi dan bahasa dalam bentuk suara dan terlibat dalam memori,ucapan, dan

indra penciuman.

Lobus Occipital ada di bagian paling belakang, berhubungan dengan rangsangan visual yang

memungkinkan manusia mampu melakukan interpretasi terhadap objek yang ditangkap oleh

retina mata.

Selain dibagi menjadi 4 lobus, cerebrum (otak besar) juga Terdiri atas bagian kiri dan kanan

yang disebut hemispherium Cerebri. Kedua bagian itu terhubung oleh kabel-kabel saraf di bagian

bawahnya. Secara umum, belahan otak kanan mengontrol sisi kiri tubuh, dan belahan otak kiri

mengontrol sisi kanan tubuh. Otak kanan terlibat dalam kreativitas dan kemampuan artistik.

Sedangkan otak kiri untuk logika dan berpikir rasional. 

2. Cerebellum

Terletak dibawah Cerebrum dan dibelakang otak. Cerebellum mengontrol banyak fungsi

otomatis otak, diantaranya: mengatur sikap atau posisi tubuh, mengkontrol keseimbangan,

koordinasi otot dan gerakan tubuh. Otak Kecil juga menyimpan dan melaksanakan serangkaian

gerakan otomatis yang dipelajari seperti gerakan mengendarai mobil, gerakan tangan saat

menulis, gerakan mengunci pintu dan sebagainya.

Jika terjadi cedera pada otak kecil, dapat mengakibatkan gangguan pada sikap dan

koordinasi gerak otot. Gerakan menjadi tidak terkoordinasi, misalnya orang tersebut tidak

mampu memasukkan makanan ke dalam mulutnya atau tidak mampu mengancingkan baju.(9)

3. Batang otak (brainstem)

5

Page 6: Tumor Otak

Batang otak (brainstem) berada di dalam tulang tengkorak atau rongga kepala bagian

dasar dan memanjang sampai ke tulang punggung atau sumsum tulang belakang. Bagian otak ini

mengatur fungsi dasar manusia termasuk pernapasan, denyut jantung, mengatur suhu tubuh,

mengatur proses pencernaan, dan merupakan sumber insting dasar manusia yaitu fight or

flight (lawan atau lari) saat datangnya bahaya.

Batang otak dijumpai juga pada hewan seperti kadal dan buaya. Oleh karena itu, batang

otak sering juga disebut dengan otak reptil. Otak reptil mengatur “perasaan teritorial” sebagai

insting primitif. Contohnya anda akan merasa tidak nyaman atau terancam ketika orang yang

tidak Anda kenal terlalu dekat dengan anda.

 Batang Otak terdiri dari tiga bagian, yaitu:

Mesencephalon atau Otak Tengah (disebut juga Mid Brain) adalah bagian teratas dari

batang otak yang menghubungkan Otak Besar dan Otak Kecil. Otak tengah berfungsi dalam hal

mengontrol respon penglihatan, gerakan mata, pembesaran pupil mata, mengatur gerakan tubuh

dan pendengaran.

Medulla oblongata adalah titik awal saraf tulang belakang dari sebelah kiri badan menuju

bagian kanan badan, begitu juga sebaliknya. Medulla mengontrol funsi otomatis otak, seperti

detak jantung, sirkulasi darah, pernafasan, dan pencernaan.

Pons merupakan stasiun pemancar yang mengirimkan data ke pusat otak bersama dengan

formasi reticular. Pons yang menentukan apakah kita terjaga atau tertidur.

GAMBAR 2.3.2 : Potongan medial otak dan batang otak

SEL GLIA

6

Page 7: Tumor Otak

Sel glia, atau neoroglia (hanya berada pada susunan saraf pusat) berfungsi untuk

menyangga dan dukungan metabolik terhadap neuron. Ada 2 macam sel glia; makroglia

dan mikroglia. Mikroglia berfungsi sebagai sel fagosit yang sangat besar  jika terjadi infeksi atau

kerusakan pada susunan saraf, sedangkan makroglia berfungsi sebagai penyangga dan fungsi

nutritif. Mikroglia ada 4 macam, yaitu Oligodendroglia, sel schwann, sel astrosit, dan sel

ependyma. Bersama-samamereka dipandang sebagai suatu sistem yang dinamik bermakna

fungsional dalam pertukaran metabolik antara neuron sistem saraf pusat lingkungannya.

Terdapat tiga jenis sel glia, mikroglia, oligodendroglia, dan astrosit. Mikroglia secara

embriologis berasal dari lapisan mesodermal sehingga pada umumnya tidak diklasifikasikan

sebagi sel glia sejati. Mikroglia memasuki SSP melalui sistem pembuluh darah dan berfungsi

sebagai fagosit, membersihkan debris dan melawaninfeksi.

Astrosit

Astrosit merupakan neuroglia terbesar, berbentuk bintang , berinti besar, bulat atau

lonjong, sitoplasmanya mengandung banyak ribosom dan nukleoli tidak jelas.Astrosit

protoplasma terutama terdapat dalam substantia grissea otak dan medullaspinalis, sedangkan

astrosit fibrosa terutama dalam substantia alba.kerana banyaknya proses-proses sitoplasma yang

luar, astrosit penting sebagai struktur penyokong dan structural dalam SSP. Fungsi astrosit masih

diteliti, bukti-bukti memperlihatkan sel-sel ini mungkin berperan dalam menghantar impuls dan

transmisi sinaptik dari neuron dan bertndak sebagai saluran penghubung antara pembuluh darah

dan neuron.

Oligodendrosit

Disebut juga oligodendroglia, lebih kecil dari astrosit dengan cabang-cabangyang lebih

pendek dan jumlahnya lebih sedikit. Intinya kecil, lonjong, sitoplasma lebih padat dengan ribosom bebas

dan terikat dalam jumlah besar. Oligodendrosit terutama terdapat dalam 2 lokasi, di dalam

subtansia grissea dan di antara berkas-berkas akson di dalam substantia alba. Lainnya terletak

dalam posisi perivascular sekitar pembuluh darah.Oligodendroglia dan astrosit merupakan

neuroglia sejati dan berasal dari lapisan embrional ektodermal (sama seperti neuron).

Oligodendroglia berperan dalam pembentukan myelin.

Sel Ependim

7

Page 8: Tumor Otak

Sel ependim berasal dari lapisan dalam tabung neuralis dan mempertahankan susunan

epitel mereka . Sel ependim melapisi rongga otak dan medulla spinalis dan terendam dalam

cairan serebrospinal uang mengisi rongga-rongga ini. Meskipin ujung apikal sel ependim melapisi rongga

tersebut,namun dasarnya tidak seragam dan terdiri dari procesus panjang yang meluas dari pusat

otak ke jaringan penyambung perifer, akibatnya procesus sel ependim berjalan di antara unsur saraf

dan merupakan matriks penyokong yang mirip dengan sel glia lainnya.

Sel Schwann

Sel schwann membungkus semua serat saraf dari susunan saraf perifer, dan meluas

sampai perlekatannya masuk atau keluar dari perlekatannya di medulla spinalis dan batang otak

sampai ke ujungnya. Sel swhann memperlihatkan inti yang heterochromatik, biasanya gepeng,

dan terdapar di tengah sel dengan banyak mitokondria, mikrotubul dan mikrofilamen

Otak dilindungi oleh tulang tengkorak dan ditutupi oleh 3 membran yang disebut

meningen.Otak juga dilindungi oleh cairan serebrospinal, yang diproduksi oleh pleksus

khoroideus, yang masuk ke dalam 4ventrikel dan rongga antara meningen. Cairan serebrospinal

membawa nutrient dari darah ke otak dan membawa kembali zat-zat yang tidak diperlukan lagi

dari otak ke darah.Otak terdiri dari beberapa tipe sel, setiap tipe mempunyai fungsinya masing-

masing. Ketika sel kehilangan kemampuan untuk mengontrol pertumbuhannya dan sel-sel diluar

suatu massa jaringan disebut Tumor.

Sirkulasi darah otak

 Otak menerima 17 % curah jantung dan menggunakan 20 % konsumsi oksigen total

tubuh manusia untuk metabolisme aerobiknya. Otak diperdarahi oleh dua pasang arteri yaitu

arteri karotis interna dan arteri vertebralis. Dan dalam rongga kranium, keempat

arteri ini saling berhubungan dan membentuk system anastomosis, yaitu sirkulus wilisi.

Arteri karotis interna dan eksterna bercabang dari arteri karotis komunis kira kira setinggi

rawan tiroidea. Arteri karotis interna masuk ke dalam tengkorak dan bercabang kira-kira

setinggi kisma optikum, menjadi arteri serebri anterior dan media. Arteri serebri anterior

memberi suplai darah pada struktur-struktur seperti nukleus kaudattus dan putamen

basal ganglia, kapsula interna,korpus kolosum dan bagian-bagian (terutama medial) lobus

8

Page 9: Tumor Otak

frontalis dan parietalis serebri, termasuk kortes somestetik dan korteks motorik. Arteri

serebri media mensuplai darah untuk lobus temporalis, parietalis, dan frontalis korteks serebri.

Arteria vertebralis kiri dan kanan berasal dari arteria subklavia sisi yang sama.

Arteri vertebralis memasuki tengkorak melalui  foramen magnum, setinggi perbatasan

pons dan medula oblongata. Kedua arteri ini bersatu membentuk basilaris, arteri basilaris

terus berjalan sampai setinggi otak tengah,dan disini bercabang menjadi dua

membentuk sepasang arteri serebri posterior.Cabang-cabang sistem vertebrobasilaris

ini memperdarahi medula oblongata,pons, serebelum, otak tengah dan sebagian

diensefalon. Arteri serebri posterior  dan cabang-cabangnya memperdarahi sebagian

diensefalon, sebagian lobus oksipitalis dan temporalis, aparatus koklearis dan organ-organ

vestibular.

Darah vena dialirkan dari otak melalui dua sistem : kelompok vena interna,

yang mengumpulkan darah vena galen dan sinus rektus, dan kelompok  vena eksterna

yang terletak dipermukaan hemisfer otak, dan mencurahkan darah ke sinus sagitalis superior dan

sinius-sinus basalis lateralis dan seterusnya ke vena-vena jugularis, dicurahkan menuju ke

jantung.

GAMBAR 2.3.3 : Lingkaran arteri pada dasar otak

Persarafan Kranial

9

Page 10: Tumor Otak

Saraf-saraf kranial dalam bahasa latin adalah Nervi Craniales yang berarti kedua belas

pasangan saraf yang berhubungan dengan otak. Saraf-saraf kranial langsung berasal dari otak

dan meninggalkan tengkorak melalui lubang-lubang pada tulang yang dinamakan foramina,

terdapat 12 pasang saraf kranial yang dinyatakan dengan nama atau dengan angka romawi.

Saraf-saraf tersebut adalah olfaktorius (I), optikus (II), Okulomotorius (III), troklearis (IV),

trigeminus (V), abdusens (VI), fasialis (VII), vestibula koklearis (VIII), glossofaringeus (IX),

vagus (X), asesorius (XI), hipoglosus (XII). Saraf kranial I, II, VII merupakan saraf sensorik

murni, saraf kranial III, IV, XI dan XII merupakan saraf motorik, tetapi juga mengandung

serabut proprioseptif dari otot-otot yang dipersarafinya. Saraf kranial V, VII, X merupakan saraf

campuran, saraf kranial III, VII dan X juga mengandung beberapa serabut saraf dari cabang

parasimpatis sistem saraf otonom.

I. Saraf Olfaktorius.

Sistem olfaktorius dimulai dengan sisi yang menerima rangsangan olfaktorius. Sistem ini

terdiri dari bagian berikut: mukosa olfaktorius pada bagian atas kavum nasal, fila olfaktoria,

bulbus subkalosal pada sisi medial lobus orbitalis.

Saraf ini merupakan saraf sensorik murni yang serabut-serabutnya berasal dari membran

mukosa hidung dan menembus area kribriformis dari tulang etmoidal untuk bersinaps di

bulbus olfaktorius, dari sini, traktus olfaktorius berjalan dibawah lobus frontal dan berakhir

di lobus temporal bagian medial sisi yang sama.

Sistem olfaktorius merupakan satu-satunya sistem sensorik yang impulsnya mencapai

korteks tanpa dirilei di talamus. Bau-bauan yang dapat memprovokasi timbulnya nafsu makan

dan induksi salivasi serta bau busuk yang dapat menimbulkan rasa mual dan muntah

menunjukkan bahwa sistem ini ada kaitannya dengan emosi. Serabut utama yang

menghubungkan sistem penciuman dengan area otonom adalah medial forebrain bundle dan stria

medularis talamus. Emosi yang menyertai rangsangan olfaktorius mungkin berkaitan ke serat

yang berhubungan dengan talamus, hipotalamus dan sistem limbik.

10

Page 11: Tumor Otak

II. Saraf Optikus.

Saraf Optikus merupakan saraf sensorik murni yang dimulai di retina. Serabut-serabut

saraf ini, ini melewati foramen optikum di dekat arteri optalmika dan bergabung dengan saraf

dari sisi lainnya pada dasar otak untuk membentuk kiasma optikum. Orientasi spasial

serabut-serabut dari berbagai bagian fundus masih utuh sehingga serabut-serabut dari bagian

bawah retina ditemukan pada bagian inferior kiasma optikum dan sebaliknya.

Serabut-serabut dari lapangan visual temporal (separuh bagian nasal retina) menyilang

kiasma, sedangkan yang berasal dari lapangan visual nasal tidak menyilang. Serabut-serabut

untuk indeks cahaya yang berasal dari kiasma optikum berakhir di kolikulus superior, dimana

terjadi hubungan dengan kedua nuklei saraf okulomotorius. Sisa serabut yang meninggalkan

kiasma berhubungan dengan penglihatan dan berjalan di dalam traktus optikus menuju korpus

genikulatum lateralis. Dari sini serabut-serabut yang berasal dari radiasio optika melewati bagian

posterior kapsula interna dan berakhir di korteks visual lobus oksipital.

Dalam perjalanannya serabut-serabut tersebut memisahkan diri sehingga serabut-serabut

untuk kuadran bawah melalui lobus parietal sedangkan untuk kuadaran atas melalui lobus

temporal. Akibat dari dekusasio serabut-serabut tersebut pada kiasma optikum serabut- serabut

yang berasal dari lapangan penglihatan kiri berakhir di lobus oksipital kanan dan sebaliknya.

III. Saraf Okulomotorius.

Nukleus saraf okulomotorius terletak sebagian di depan substansia grisea periakuaduktal

(Nukleus motorik) dan sebagian lagi di dalam substansia grisea (Nukleus otonom).

Nukleus motorik bertanggung jawab untuk persarafan otot-otot rektus medialis, superior,

dan inferior, otot oblikus inferior dan otot levator palpebra superior. Nukleus otonom atau

nukleus Edinger- westhpal yang bermielin sangat sedikit mempersarafi otot-otot mata inferior

yaitu spingter pupil dan otot siliaris.

IV.  Saraf Troklearis.

11

Page 12: Tumor Otak

Nukleus saraf troklearis terletak setinggi kolikuli inferior di depan substansia grisea

periakuaduktal dan berada di bawah Nukleus okulomotorius. Saraf ini merupakan satu-satunya

saraf kranialis yang keluar dari sisi dorsal batang otak. Saraf troklearis mempersarafi otot oblikus

superior untuk menggerakkan mata bawah, kedalam dan abduksi dalam derajat kecil.

V. Saraf Trigeminus.

Saraf trigeminus bersifat campuran terdiri dari serabut-serabut motorik dan serabut-

serabut sensorik. Serabut motorik mempersarafi otot masseter dan otot temporalis. Serabut-

serabut sensorik saraf trigeminus dibagi menjadi tiga cabang utama yatu saraf oftalmikus,

maksilaris, dan mandibularis. Daerah sensoriknya mencakup daerah kulit, dahi, wajah, mukosa

mulut, hidung, sinus. Gigi maksilar dan mandibula, dura dalam fosa kranii anterior dan tengah

bagian anterior telinga luar dan kanalis auditorius serta bagian membran timpani.

VI. Saraf Abdusens.

Nukleus saraf abdusens terletak pada masing-masing sisi pons bagian bawah dekat

medula oblongata dan terletak dibawah ventrikel ke empat saraf abdusens mempersarafi otot

rektus lateralis.

VII. Saraf Fasialis.

Saraf fasialis mempunyai fungsi motorik dan fungsi sensorik fungsi motorik berasal dari

Nukleus motorik yang terletak pada bagian ventrolateral dari tegmentum pontin bawah dekat

medula oblongata. Fungsi sensorik berasal dari Nukleus sensorik yang muncul bersama nukleus

motorik dan saraf vestibulokoklearis yang berjalan ke lateral ke dalam kanalis akustikus interna.

Serabut motorik saraf fasialis mempersarafi otot-otot ekspresi wajah terdiri dari otot

orbikularis okuli, otot buksinator, otot oksipital, otot frontal, otot stapedius, otot stilohioideus,

otot digastriktus posterior serta otot platisma. Serabut sensorik menghantar persepsi pengecapan

bagian anterior lidah.

                       VIII.            Saraf Vestibulokoklearis.

12

Page 13: Tumor Otak

Saraf vestibulokoklearis terdiri dari dua komponen yaitu serabut- serabut aferen yang

mengurusi pendengaran dan vestibuler yang mengandung serabut-serabut aferen yang mengurusi

keseimbangan. Serabut-serabut untuk pendengaran berasal dari organ corti dan berjalan menuju

inti koklea di pons, dari sini terdapat transmisi bilateral ke korpus genikulatum medial dan

kemudian menuju girus superior lobus temporalis. Serabut-serabut untuk keseimbangan mulai

dari utrikulus dan kanalis semisirkularis dan bergabung dengan serabut- serabut auditorik di

dalam kanalis fasialis. Serabut-serabut ini kemudian memasuki pons, serabut vestibutor berjalan

menyebar melewati batang dan serebelum.

VIII. Saraf Glosofaringeus.

Saraf Glosofaringeus menerima gabungan dari saraf vagus dan asesorius pada waktu

meninggalkan kranium melalui foramen tersebut, saraf glosofaringeus mempunyai dua ganglion,

yaitu ganglion intrakranialis superior dan ekstrakranialis inferior. Setelah melewati foramen,

saraf berlanjut antara arteri karotis interna dan vena jugularis interna ke otot stilofaringeus. Di

antara otot ini dan otot stiloglosal, saraf berlanjut ke basis lidah dan mempersarafi mukosa

faring, tonsil dan sepertiga posterior lidah.

IX. Saraf Vagus.

Saraf vagus juga mempunyai dua ganglion yaitu ganglion superior atau jugulare dan

ganglion inferior atau nodosum, keduanya terletak pada daerah foramen jugularis, saraf vagus

mempersarafi semua visera toraks dan abdomen dan menghantarkan impuls dari dinding usus,

jantung dan paru-paru.

X. Saraf Asesorius.

Saraf asesorius mempunyai radiks spinalis dan kranialis. Radiks kranial adalah akson dari

neuron dalam nukleus ambigus yang terletak dekat neuron dari saraf vagus. Saraf aksesoris

adalah saraf motorik yang mempersarafi otot sternokleidomastoideus dan bagian atas otot

trapezius, otot sternokleidomastoideus berfungsi memutar kepala ke samping dan otot trapezius

memutar skapula bila lengan diangkat ke atas.

XI. Saraf Hipoglosus.

13

Page 14: Tumor Otak

Nukleus saraf hipoglosus terletak pada medula oblongata pada setiap sisi garis tengah dan

depan ventrikel ke empat dimana semua menghasilkan trigonum hipoglosus. Saraf hipoglosus

merupakan saraf motorik untuk lidah dan mempersarafi otot lidah yaitu otot stiloglosus,

hipoglosus dan genioglosus.

TABLE 2.3.1: Saraf-saraf otak, lokasi dan fungsi

2.4 Etiologi

Kebanyakan tumor otak primer adalah tidak diketahui penyebabnya. Pelbagai

kemungkinan sebagai factor penyebab seperti merokok, pemakanan, pekerjaan dan penggunaan

telefon gengam telah dilakukan penelitian dengan tiada bukti kausatif terkait tumor. Sesetangah

tumor otak dikaitkan dengan kelainan genetic. (3)

Hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti,walaupun telah banyak penyelidikan

yang dilakukan. Adapun faktor-faktor yang perlu ditinjau, yaitu :

14

Page 15: Tumor Otak

1) Herediter 

Riwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang ditemukankecuali pada

meningioma, astrositoma dan neurofibroma dapat dijumpaipada anggota-anggota sekeluarga.

Sklerosis tuberose atau penyakit Sturge-Weber  yang dapat dianggap sebagai manifestasi

pertumbuhanbaru, memperlihatkan faktor familial yang jelas. Selain jenis-jenisneoplasma

tersebut tidak ada bukti-buakti yang kuat untuk memikirkanadanya faktor-faktor hereditas yang

kuat pada neoplasma.

2) Sisa-sisa Sel Embrional (Embryonic Cell Rest )

Bangunan-bangunan embrional berkembang menjadi bangunan-bangunan yang

mempunyai morfologi dan fungsi yang terintegrasi dalamtubuh. Tetapi ada kalanya sebagian dari

bangunan embrional tertinggaldalam tubuh, menjadi ganas dan merusak bangunan di

sekitarnya.Perkembangan abnormal itu dapat terjadi pada kraniofaringioma, teratomaintrakranial

dan kordoma.

3) Radiasi

Jaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapatmengalami perubahan

degenerasi, namun belum ada bukti radiasi dapatmemicu terjadinya suatu glioma. Pernah

dilaporkan bahwa meningiomaterjadi setelah timbulnya suatu radiasi.

4) Virus

Banyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil danbesar yang dilakukan

dengan maksud untuk mengetahui peran infeksivirus dalam proses terjadinya neoplasma, tetapi

hingga saat ini belumditemukan hubungan antara infeksi virus dengan perkembangan tumor pada

sistem saraf pusat.

5) Substansi-substansi Karsinogenik

15

Page 16: Tumor Otak

Penyelidikan tentang substansi karsinogen sudah lama dan luasdilakukan. Kini telah diakui

bahwa ada substansi yang karsinogenik seperti methylcholanthrone, nitroso-ethyl-urea. Ini

berdasarkan percobaan yang dilakukan pada hewan.

2.5 Klasifikasi

Tumor otak memiliki banyak klasifikasi.

TABLE 2.5.1 : Klasifikasi tumor, terbagi dua yaitu : (2)

Tumor Jinak (Benigna) Tumor Ganas (Maligna)

Tidak terdapat sel kanker 

Biasanya dapat diangkat dan tidak

berulang

Batas tegas

Bersifat tidak menginvasi ke jaringan

sekitar tapi dapatmenekan daerah yang

sensitive dari otak dan

mengakibatkangejala

Bila terletak di daerah vital dari otak

dan menganggu fungsi vitalmaka dapat

dipikirkan suatu keganasan.

Mengandung sel kanker 

Menganggu fungsi vital dan

mengancam nyawa

Tumbuh cepat dan menginvasi ke

jaringan sekitar otak

Seperti tanaman, tumor maligna

mempunyai akar yang tumbuhke dalam

jaringan otak yang sehat

Tumor otak maligna bisa encapsulated

Klasifikasi tumor otak menurut lokasi, yaitu: (4)

16

Page 17: Tumor Otak

1. Supratentorial, yaitu

Tumor yang terletak di

atas tentorium serebelli

2. Infratentorial atau subtentorial, yaitu

: Tumor yang terletak dibawah

tentorium serebelli dalam fossa

Kranni Posterior

GAMBAR 2.5.1 : Gambaran letak

supratentorial dan infratentorial

TABLE 2.5.2 : Klasifikasi tumor berdasarkan lokasi

Klasifikasi tumor otak seluler berdasarkan histologi untuk orang dewasa,yaitu: (2)

Tumor glia  Astrosit tumor Non-infiltrat (Juvenil Pilositik,

Subependimal)

Infiltratif (well differentiated

midly and moderately

17

Page 18: Tumor Otak

anaplasticastrositoma,

glioblastoma, multiforme)

Ependymal tumor   Myxopapillary and well

differentiated ependimoma 

Anaplastik ependimoma

Ependimoblastoma

Oligodendroglial tumor  Well differentiated

oligodendroglioma 

Anaplastik oligodendroglioma

Mixed tumor Mixed astrositoma-

ependimoma

Mixed astrositoma-

oligodendroglioma

Mixed astrositoma-

ependimoma-

oligodendriglioma

Meduloblastoma

Non-glial tumor  Pineal parenkim tumor  Pineostioma

Pineoblastoma

 Astrositoma

Germ tumor  Germinoma

Embrional karsinoma

Teratoma

Craniopharingioma

Choroid plexus tumor 

18

Page 19: Tumor Otak

Anaplastik choroids

plexus papilloma

Meningioma MeningiomaMaligna

meningioma

Choroid plexus tumor  Choroid plexus papiloma 

Anaplastik choroids

plexus papilloma

TABLE 2.5.3 : Klasifikasi tumor otak seluler berdasarkan histologi

Pembagian tumor menurut asal sel, yaitu

1. Tumor otak primer 

Tumor yang berasal dari jaringan otak. Dikalsifikasikan berdasarkan tipe jaringan asal yaitu :

a) Glioma

Jumlah glioma adalah sekitar 40-50% dari tumor otak. Glioma dikelompokkan

berdasarkan asal embriologis. Pada orang dewasa sel neuroglia system saraf pusat berfungsi

untuk memperbaiki, menyokong dan melindungi sel-sel saraf yang lunak.Glioma terdiri dari

jaringan penyambung dan sel-sel penyokong. Neuroglia mempunyai kemampuan untuk terus

membelah selama hidup. Sel-sel glia berkumpul membentuk parut sikatriks padat dibagian otak

di mana neuron menghilang oleh kerana cedera atau penyakit. Tumor glia merupakan penyebab

dari hampir separuh tumor otak pada anak. Sebagian besar tumor glia pediatrik merupakan

tumor derajat rendah yang paling sering terletak difossa posterior dan regio diensefalon. Glioma

termasuk astrositoma, oligodendroglioma dan campuran pelbagai tumor.

Astrositoma, yaitu : Tumor otak yang berasal dari astrosit,yaitu sel kecil seperti bintang

pada orang dewasa terdapat pada secebrum dan pada anak-anak dapat terjadi di batang otak,

serebrum dan serebellum. Merupakan 25% dari seluruh tumor otak.

Astrositoma sering menginfiltrasi otak dan sering berkaitan dengan kista dalam berbagai

ukuran. Walaupun menginfiltrasi bagian otak namun efeknya pada fungsi otak hanya sedikit

sekali pada permulaan penyakit. Pada umumnya astrositoma tidak bersifat ganas, walaupun

dapat mengalami perubahan keganasan berupa glioblastoma, yaitu suatu astrositoma yang sangat

19

Page 20: Tumor Otak

ganas.tumor-tumor ini pada umumnya tumbuh lambat. Oleh karena itu penderita sering tidak

datang berobat walaupun tumor sudah berjalan bertahun-tahun. Astrositoma derajat I

memperlihatkan gambaran astrosit yang tidak banyak berbeda dengan astrosit normal, hanya saja

jumlahnya berbeda, sehingga kepadatannya dalam suatu daerah menonjol. Astrositoma derajat

II,III, dan IV secara berturut-turut memperlihatkan segi-segi keganasan yang meningkat.

Astrositoma derajat III menggambarkan gambaran histologik yang sudah mitotik, infiltratif dan

ekspansif sehingga banyak necrosis dan hemoragik terjadi. Apalagi astrositoma derajat IV,

berbagai jenis sel dalam tahap mitosis dijumpai baik dalam formasi yang khas, maupun yang tersebar secara

tidak teratur dengan banyak nekrosis dan hemoragi.maka astrositoma derajatIII dan IV diberi

nama tersendiri yaitu glioblastoma multiform. Sampai timbul gejala (missal: serangan epilepsy

maupun nyeri kepala). Eksisi bedah lengkap pada umumnya tidak dapat dilakukan kerana tumor

bersifat invasif tapi bersifat residif terhadap radiasi.

Glioblastoma Multiforme, yaitu tumor otak yang tumbuh cepat, berasal dari astrosit,

astroblas, spongioblas. Banyak pada usia 45 ± 55 tahun. Prognosis buruk. Glioblastoma

multiform adalah jenis glioma yang paling ganas. Tumor ini memiliki kecepatan pertumbuhan

yang sangat tinggi. Dan eksisi bedah yang lengkap tidak ungkin dilakukan. Harapan hidup pada

umumnya sekitar 12 bulan. Tumor ini dapat timbul dimana saja tetapi predileksi utamanya

adalah lobus frontalis dan sering menyebar ke sisi kontralateral melalui korpus kalosum.

GAMBAR 2.5.2 : Spesimen patologi pada glioblastoma multiform

20

Page 21: Tumor Otak

Pilositik astrositoma, yaitu non-infiltrating astrositoma,berdiferensiasi, baik, jarang

berubah, mampu diangkat semua dengan operasi. Pada anak banyak pada Cerebellum,dan pada

orang dewasa banyak terdapat pada Korteksserebri.

Ependimoma, berasal dari sel ependim yang ada di dinding ventrikel, dapat juga terjadi di

Medulla spinalis. Bisa terdapat pada semua umur, terutama pada anak-anak dan dewasa.

Ependimoma adalah tumor ganas yang jarang terjadi dan berasal dari hubungan erat pada

ependim yang menutupi ventrikel, paling sering terjadi pada fossa posterior, tetapi dapat terjadi

dari setiap bagian fossa ventrikularis. Tumor ini lebih sering terjadi ada anak maupun orang

dewasa. Dua faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan reseksi tumor dan kemampuan

bertahan hidup jangka panjang adalah usia dan letak anatomis tumor. Makin muda usia pasien

maka makin buruk prognosisnya (biasanya terlihat pada usia anak kurang dari 7 tahun) alasan

prognosis yang buruk msih belum diketahui. Diyakini bahwa tumor embrional pada anak berbeda dari

tumor pada dewasa dan semakin imatur jaringan tumor pada anak menyebabkan makin

agresifnya sifat tumor yang memperburuk  prognosisnya. Penderita tumor yang terletak pada

dasar dan atap ventrikel dapat direseksi secara sempurna daripada penderita tumor di processus

lateralis. Perbedaan ini karena dasar dan atap tumor cenderung menginfiltrasi struktur

pedunculus cerebri dan pons sehingga menyebabkan tidak mungkin dilakukan pengangkatan

sempurna. Pengobatan radiasi dilakukan pasca operasi, kecuali pada anak usia kurang dari 3

tahun yang menjalani kemoterapi.

Oligodendroglioma, berasal dari sel yang menghasilkan myelin untuk melindungi saraf,

yang bermula dari serebrum.Tumbuh lambat dan tidak menyebar ke jaringan otak disekeliling.

Sering terjadi pada usia pertengahan pada dewasa tetapi bisa terdapat pada semua umur.

Oligodendroglioma merupakan lesi yang tumbuh lambat menyerupai astrositoma, tetapi terdiri dari

sel-sel oligodendroglia. Tumor relatif avaskular dancenderung mengalami kalsifikasi; biasanya

dijumpai pada hemisfer otak dewasamuda. Tumor ini dapat timbul sebagai gangguan kejang parsial yang

timbul hingga10 tahun, secara klinis bersifat agresif, dan menyebabkan simptomatologi bermakna

akibat peningkatan intrakranial.di dalam daerahnya terdapat kista, perkapuran dan hemoragi.

21

Page 22: Tumor Otak

Oligodendroglioma merupakan pada manusia yang paling bersifatkemosensitif. Regimen

kemoterapi yang paling sering digunakan adalah melfalan,thiotep, temozolomide, paklitaksel

( taxol) dan regimen berdasar platinum.Diyakini bahwa sel neoplasma dari oligodendroglia

rentan terhadap efek alkilasidari kemoterapi sitotoksik. Penjelasan yang lebih lengkap masih

menunggu hasildari penelitian genetik lebih lanjut.

b) Medulloblastoma

Sebelumnya diduga berasal dari sel glia,tetapi pada penelitian disimpulkan bahwa tumor

ini berasal dari sel saraf yang primitif yang secara normal tidak ada pada tubuh setelah lahir,

kadang disebut Primitif Neuro Ektoderma Tumor (PNET). Sering terdapat di Serebellum. Sering

terjadi pada anak-anak terutama anak laki-laki dan puncak berada pada 3 ±5 tahun. Cenderung

metastasis relatif tinggi.

c) Meningioma

Berasal dari Meningen, bersifat jinak karena tumbuhnya sangat lambat dan otak mampu

untuk menerima adanya meningioma, sering tumbuh sampai cukup besar baru memberikan

gejala. Banyak terdapat pada wanita antara 30 ±50 tahun.

Meningioma berasal dari sel epitel lapisan meningen dan merupakan sekitar 15-20%

tumor intracranial. Meningioma selalunya jinak walaupun ATYPICAL dan boleh menjadi suatu

keganasan (maligna). Sekitar 80% adalah pada bagian supratentorial yaitu convexity (20%),

parafalcine area (20%), sphenoid ridge (10%), tubercullum sellae (10%) and olfactory groove

(10%). Dapat juga terjadi pada ventrikel (2-5%). Meningioma mengganggu fungsi dari otak

akibat dari desakan massa, adanya srimulasi oleh oedema vasogenik, invasi secara langsung oleh

otak atau hidrosefalus obstruksi. Tumor dapat bertumbuh lambat dan memakan waktu tahunan

dan keputusaan pembedahan harus mengambil kira status neurologic pasien, usia dan

COMORBIDITY. Penggunaan steroid untuk mngurangi oedema sebelum pembedahan sering

DESIRABLE. Risiko kekambuhan pada tumor jinak meningioma tergantung pada keberhasilan

reseksi yang mana reseksi menyeluruh mempunyai angka kekambuhan 10 tahun kemudian

sekitar 10%, peningkatan persentase 20% sekiranya berasal dari lapisan dura is DIATHERMIED

BUT NOT EXCISED dan sekitar 30% untuk eksisi yang subtotal.(3)

22

Page 23: Tumor Otak

d) Schwannoma

Tumor jinak berasal dari sel Schwan, yang menghasilkan myelin yang melindungi saraf

akustikus untuk pendengaran. Banyak pada orang dewasa, dan ternyata 2 kali lipat lebih banyak

pada wanita daripada laki-laki.

e) Craniopharingioma

Tumor berasal dari kelenjar pituitary dekat hipotalamus, karena dapat menekan atau

merusak hipotalamus dan dapat menyebabkan gangguan fungsi vital dan banyak terdapat pada

anak-anak dan dewasa.

f) Germ Cell Tumor

Berasal dari sel primitif sel kelamin atau darigerm sel, sering disebut Germinoma

g) Tumor Pineal

Terjadi disekitar kelenjar pineal, yaitu suatu organ yang kecil di dekat pusat otak.

Tumbuh lambat (Pineositoma), dapat tumbuh cepat (Pineoblastoma). Daerah pineal sulit dicapai

dan sering tidak dapat diangkat.

h) Tumor pituitari

Diperkirakan hampar 10-15% daripada semua tumor intracranial. Kebanyakannya adalah

tumor jinak adenoma yang mana diklasifikasikan menurut ukuran, invasi local, status endokrin

pasien, , ultrastructure and immunohistochemical staining. Metastase dapat terjadi, selalunya

pada pasien yang lebih muda terjadi di pituitary posterior. Diagnosis banding , of a sellar region

mass includes craniopharyngoma, meningioma, aneurysm dan Rathke’s cleft cyst. Adenoma

pituitary yang tersering adalah prolaktinoma (30%), non-functioning adenoma (20%), growth

hormone-secreting adenoma (15%) dan adrenocorticotrophic hormone (ACTH)-secreting

adenoma (10%).(3)

Gambaran klinis

Adenoma pituitary dapat dengan desakan massa atau gangguan endokrin. Desakan massa

dapat disebabkan oleh bitemporal hemianopia disebabkan oleh tekanan pada kiasma opticus atau

23

Page 24: Tumor Otak

disebabkan disfungsi saraf cranial III, IV, VI (gambarr 40,15). Disfungsi endokrin tergantung

pada keutamaan sekresi secretory properties of the tumour if any: galactorrhoea dan

primer/sekunder amenorrhoea pada prolactinoma, Cushing syndrome pada ACTH-producing

tumour (Cushing’s disease) dan akromegali atau gigantism pada growth hormone-secreting

tumour (Table 40.9). Apoplexy pituitary mengakibatkan onset sakit kepala yang tiba-tiba, hilang

penglihatan, oftalmoplegia dan kemungkinan mengubah tahap kesadaran. Ianya disebabkan oleh

infark perdarahan oleh tumor pituitary. Sakit kepala yang tiba-tiba dan meningism menyerupai

klinis aneurismal SAH. Resusitasi preoperatif harus dimasukkan pemberian steroid dan

selalunya memerlukan dekompresi segera

.

24

Page 25: Tumor Otak

GAMBAR 2.5.3 : Sindroma klinis untuk tumor pituitary

1. Tumor otak sekunder

  Tumor yang tumbuh ketika kanker menyebar dari tempat lain ke otak dan menyebabkan

tumor otak. Tumor sekunder tidak sama dengan tumor otak primer, karena sel yang terdapat pada

tumor otak sekunder mirip dengan sel asal tumor metastasis tersebut yang abnormal. Terapi

tergantung pada asal tumor dan perluasan penyebaran tumor, umur, keadaan umum pasien,

respon terhadap pengobatan sebelumnya.

Klasifikasi dari WHO berdasarkan tumor intrakranial seperti berikut : (3)

25

Page 26: Tumor Otak

2.6 PEMBAGIAN STADIUM TUMOR, MENURUT DIFERENSIASI TUMOR YANG

TAMPAK SECARA MIKROSKOPIK

Derajat I : Sifat kurang agresif, tumbuh lambat, gambar sel hampir normal, bila dilakukan

operasi maka merupakan terapi yang efektif 

Derajat II : Relatif tumbuh lambat, ada sel yang abnormal di bawah mikroskop, menginvasi

jaringan normal, dapat timbul kembali bila diangkat.

Derajat III: Cenderung tumbuh lebih cepat, menginfiltrasi dan dapat timbul kembali bila

diangkat

Derajat IV: Tumbuh sangat cepat, bersifat agresif, gambaran bizarre pada mikroskop.

2.7 PATOFISIOLOGI

Tumor otak menyebabkan gangguan neurologis. Gejala-gejala terjadi berurutan. Hal ini

menekankan pentingnya anamnesis dalam pemeriksaan fisik. Gejala-gejalanya sebaiknya

dibicarakan dalam suatu perspektif waktu. Gejala neurologik pada tumor biasanya dianggap

disebabkan oleh faktor gangguan fokal, disebabkan oleh tumor dan tekanan intrakranial.

Gangguan fokal terjadi apabila penekanan penekanan pada jaringan otak dan infiltrasi/invasi

langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron. Tentu saja disfungsi yang

paling besar terjadi pada tumor yang tumbuh paling cepat.

Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang tumbuh

menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada umumnya

bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin dapat dikacaukan dengan

gangguan cerebrovaskuler primer. Serangan kejang sebagai manifestasi perubahan kepekaan

neuro dihubungkan dengan kompresi invasi dan perubahan suplai darah ke jaringan otak.

Beberapa tumor membentuk kista yang juga menekan parenkim otak sekitarnya sehingga

memperberat gangguan neurologis fokal.

26

Page 27: Tumor Otak

Peningkatan tekanan intra kranial dapat diakibatkan oleh beberapa faktor seperti

bertambahnya massa dalam tengkorak, terbentuknya oedema sekitar tumor dan perubahan

sirkulasi cerebrospinal. Pertumbuhan tumor menyebabkan bertambahnya massa, karena tumor

akan mengambil ruang yang relatif dari ruang tengkorak yang kaku. Tumor ganas menimbulkan

oedem dalam jaringan oatak. Mekanisme belum seluruhnya dipahami, namun diduga disebabkan

selisih osmotik yang menyebabkan perdarahan. Obstruksi vena dan oedema yang disebabkan

kerusakan sawar darah otak, semuanya menimbulkan kenaikan volume

intrakranial. Observasi sirkulasi cairan serebrospinal dari ventrikel lateral ke ruang sub arakhnoid

menimbulkan hidrocepalus. Peningkatan tekanan intrakranial akan membahayakan jiwa, bila

terjadi secara cepat akibat salah satu penyebab yang telah dibicarakan sebelumnya.

Mekanisme kompensasi memerlukan waktu berhari-hari/berbulan-bulan untuk menjadi efektif

dan oleh kerana itu tidak berguna apabila tekanan intracranial timbul cepat. Mekanisme

kompensasi ini antara lain bejerja menurunkan volume darah intra kranial, volume cairan

serebrospinal,  kandungan cairanintrasel dan mengurangi sel-sel parenkim. Kenaikan tekanan

yang tidak diobati mengakibatkan herniasi ulkus atau serebellum. Herniasi timbul bila girus

medialis lobus temporalis bergeser ke inferior melalui insisura tentorial oleh massa dalam

hemisfer otak. Herniasi menekan mesensefalon menyebabkan hilangnya kesadaran dan

menenkan saraf ketiga. Pada herniasi serebulum, tonsil bergeser ke bawah melalui foramen

magnum oleh suatu massa posterior. Kompresi medula oblongata dan henti nafas terjadi dengan

cepat.Intrakranial yang cepat adalah bradicardi progresif, hipertensi sistemik (pelebaran tekanan

nadi) dan gangguan pernafasan.

2.8 GEJALA

Tumor intrakranial dapat memberikan gejala dengan kejang, defisit neurologik fokal,

peningkatan tekanan intrakranial dan disfungsi endokrin atau sebarang kelaianan yang boleh

didapatkan.(3)

Tumor otak menunjukkan manifestasi klinik yang tersebar. Tumor ini dapat

menyebabkan peningkatan TIK serta tanda dan gejala lokal sebagai akibat dari tumor yang

menggangu bagian spesifik dari otak. Gejala-gejala peningkatan TIK disebabkan oleh tekanan

yang berangsur-angsur terhadap otak akibat pertumbuhan tumor. Pengaruhnya adalah ganguan

27

Page 28: Tumor Otak

keseimbangan yang nyata antara otak, cairan serebrospinal dan darah serebral. Sebagai akibat

pertumbuhan tumor, maka kompensasi penyesuaian diri dapat dilakukan melalui penekanan

pada vena-vena intrakranial, melalui penurunan volume cairan serebrospinal (Dengan

meningkatkan absorbsi dan menurunkan produksi ), penurunan sedang pada aliran darah serebral

dan menurunkan masa jaringan otak intraseluler dan ekstraseluler. Bila kompensasi ini semua

gagal, maka pasien mengalami tanda dan gejala peningkatan TIK. Gejala yang biasanya banyak

terjadi akibat tekanan ini adalah sakit kapala, muntah, papiledema (³Choked disc´ atau edema

saraf optik),perubahan kepribadian dan adanya variasi penurunan fokal motorik, sensori dan

disfungsi saraf kranial.Gejala klinik pada tumor intrakranial dibagi dalam 3 kategori,

yaitu :Gejala klinik umum, gejala klinik lokal, dan gejala lokal yang menyesatkan(False

lokalizing features) (2)

1. Gejala Klinik Umum

Gejala umum timbul karena peningkatan tekanan intrakranial atau akibat infiltrasi difus

dari tumor. Gejala yang paling sering adalah sakit kepala, perubahan status mental, kejang, nyeri

kepala hebat, papil edema,mual dan muntah. Tumor maligna (ganas) menyebabkan gejala yang

lebih progresif daripada tumor benigna (jinak). Tumor pada lobus temporal depan dan frontal

dapat berkembang menjadi tumor dengan ukuran yang sangat besar tanpa menyebabkan defisit

neurologis, dan pada mulanya hanya memberikan gejala-gejala yang umum. Tumor pada fossa

posterior atau pada lobus parietal dan oksipital lebih sering memberikan gejala fokal dulu baru

kemudian memberikan gejala umum.

Nyeri Kepala

  Merupakan gejala awal pada 20% penderita dengan tumor otak yang kemudian

berkembang menjadi 60%. Nyerinya tumpul dan intermitten. Nyeri kepala berat juga sering

diperhebat oleh perubahan posisi, batuk, maneuver valsava dan aktivitas fisik. Muntah

ditemukan bersama nyeri kepala pada 50% penderita. Nyeri kepala ipsilateral pada tumor

supratentorial sebanyak 80 % dan terutama pada bagian frontal.Tumor pada fossa posterior

memberikan nyeri alih ke oksiput dan leher.

28

Page 29: Tumor Otak

Nyeri kepala biasanya terlokalisir, tapi bias juga menyeluruh. Biasanya muncul pada pagi

hari setelah bangun tidur dan berlangsung beberapa waktu, hilang timbul (rekuren) dengan

interval tak teratur beberapa menit sampai bebrapa jam. Serangan semakin lama semakin sering

dengan interval semakin pendek. Nyeri kepala ini bertambah hebat pada waktu penderita batuk,

bersin atau mengejan (misalnya waktu buang air besar atau koitus). Nyeri kepala juga bertambah

berat waktu posisi berbaring dan berkurang bila duduk. Penyebab nyeri kepala ini diduga akibat

tarikan (traksi) pada pain sensitive structure sepertu dura, pembuluh darah atau serabut saraf.

Nyeri kepala merupakan gejala permulaan dari tumor otak yang berlokasi di daerah lobus

frontalis.(7)

 Perubahan Status Mental 

  Gangguan konsentrasi, cepat lupa, perubahan kepribadian, perubahan mood

dan berkurangnya inisiatif adalah gejala-gejala umum pada penderita dengan tumor lobus frontal

atau temporal. Gejala ini bertambah buruk dan jika tidak ditangani dapat menyebabkan

terjadinya somnolen hingga koma.

Seizure

  Adalah gejala utama dari tumor yang perkembangannya lambat seperti

astrositoma, oligodendroglioma dan meningioma. Paling sering terjadi pada tumor di lobus

frontal baru kemudian tumor pada lobus parietal dan temporal.

Tipe dari kejang dapat memberikan tanda lokasi dari tumor sebagai contohnya pada lesi

parietal menyebabkan kejang parsial sederhana, di mana dapat menjadi generalisata sekunder,

lesi temporal medial menyebabkan kejang parsial kompleks dan sebagainya.(3) Ini terjadi bila

tumor berada di hemisfer serebri serta meransang korteks motorik. Kejang yang sifatnya local

sukar dibedakan kejang akibat lesi otak lainnya, sedangkan kejang yang sifatnya umum atau

genera sukar dibedakan dengan kejang kerana epilepsy. Tapi bila kejang terjadi pertama kali

pada usia dekade III dari kehidupan harus diwaspadai kemungkinan adanya tumor. (7)

EdemaPapil 

  Gejala umum yang tidak berlangsung lama pada tumor otak, sebab dengan teknik neuro

imaging tumor dapat segera dideteksi. Edema papil pada awalnya tidak menimbulkan gejala

hilangnya kemampuan untuk melihat, tetapi edema papil yang berkelanjutan dapat menyebabkan

29

Page 30: Tumor Otak

perluasan bintik buta, penyempitan lapangan pandang perifer dan menyebabkan penglihatan

kabur yang tidak menetap.

Keadaan ini bisa terlihat dengan pemeriksaan funduskopi menggunakan oftalmoskop.

Gambarannya berupa kaburnya batas papil, warna papil berubah menjadi lebih kemerahan dan

pucat, pembuluh darah melebar atau kadang-kadang tampak terputus-putus. Untuk mengetahui

gambaran edema papil seharusnya kita sudah mengetahui gambaran papil normal telebih dahulu.

Penyebab edema papil ini masih diperdebatkan,tapi diduga akibat penekanan terhadap vena

sentralis retinae. Biasanya terjadi bila tumor yang lokasi atau pembesarannya menekan jalan

aliran likuor sehingga mengakibatkan bendungan dan terjadi hidrocepallus.(7)

Muntah

Muntah sering mengindikasikan tumor yang luas dengan efek dari massa tumor tersebut

juga mengindikasikan adanya pergeseran otak.Muntah berulang pada pagi dan malam hari,

dimana muntah yang proyektil tanpa didahului mual menambah kecurigaan adanya massa

intrakranial.

2.Gejala Klinik Lokal

Manifestasi lokal terjadi pada tumor yeng menyebabkan destruksi parenkim, infark atau

edema. Juga akibat pelepasan faktor-faktor ke daerah sekitar tumor (contohnya : peroksidase,

ion hydrogen, enzim proteolitik dan sitokin), semuanya dapat menyebabkan disfungsi fokal

yang reversible.

Defisit fokal.

Jenis dari defisit neurologik fokal berdasarkan lokasi dari lesi. Dengan mengambil kira

gejala neurologic menurut masa, adanya perkembangan yang progresif dari masa ke semasa

didapatkan lesi struktural lebih cepat berbanding deficit akut kelainan pembuluh darah. Dengan

menerima alasan ini mungkin deficit akut dihasilkan oleh perdarahan pada glioma maligna,

metastase melanoma atau apoplexi pituitari.(3)

Tumor Kortikal 

30

Page 31: Tumor Otak

  Tumor lobus frontal menyebabkan terjadinya kejang umum yang diikuti paralisis pos-

iktal. Meningioma kompleks atau parasagital dan glioma frontal khusus berkaitan dengan kejang.

Tanda lokal tumor frontal antara lain disartri, kelumpuhan kontralateral, dan afasia jika

hemisfer dominant dipengaruhi. Anosmia unilateral menunjukkan adanya tumor bulbus

olfaktorius.

Lesi lobus frontal lebih menampakkan perubahan pada personality, gait ataxia dan

inkontinensia urin, terdapatnya hemiparesis kontralateral jika bagian posterior frontal terkena

dan disfasia jika melibatkan girus frontal inferior kiri. Lesi parietal terkait dengan kurang respon

sensorik, memasang butang baju, apraxia, astereognosis dan jika pada bagian dominan,

akalkulia, agraphia, disorientasi kanan0kiri dan jari agnosia (Gerstmann’s syndrome).(3)

Tumor Lobus Temporalis

Gejala tumor lobus temporalis antara lain disfungsi traktus kortikospinal kontralateral,

defisit lapangan pandang homonim, perubahankepribadian, disfungsi memori dan kejang parsial

kompleks. Tumor hemisfer dominan menyebabkan afasia, gangguan sensoris danberkurangnya

konsentrasi yang merupakan gejala utama tumor lobusparietal. Adapun gejala yang lain

diantaranya disfungsi traktuskortikospinal kontralateral, hemianopsia/ quadrianopsia inferior

homonimkontralateral dan simple motor atau kejang sensoris.

Lesi lobus temporal dapat terkait gangguan memori, quadran-tanopia superior

kontralateral atau hemipareis dan jika pada bagian yang dominan, adanya disfasia. Lesi oksipital

sering terkait dengan defisit lapang pandang terutamanya inkomplet kontralateral homonymous

hemi-anopia.(3)

Tumor Lobus Oksipital 

Tumor lobus oksipital sering menyebabkan hemianopsia homonym yang kongruen.

Kejang fokal lobus oksipital sering ditandai denganpersepsi kontralateral episodic terhadap

cahaya senter, warna atau padabentuk geometri.

Tumor pada Ventrikel Tiga dan Regio Pineal 

31

Page 32: Tumor Otak

 Tumor di dalam atau yang dekat dengan ventrikel tiga menghambatventrikel atau

aquaduktus dan menyebabkan hidrosepalus. Perubahanposisi dapat meningkatkan tekanan

ventrikel sehingga terjadi sakit kepalaberat pada daerah frontal dan verteks, muntah dan kadang-

kadang pingsan. Hal ini juga menyebabkan gangguan ingatan, diabetes insipidus,amenorea,

galaktorea dan gangguan pengecapan dan pengaturan suhu.

Tumor Batang Otak 

  Terutama ditandai oleh disfungsi saraf kranialis, defek lapanganpandang, nistagmus,

ataksia dan kelemahan ekstremitas. Kompresi padaventrikel empat menyebabkan hidrosepalus

obstruktif dan menimbulkangejala-gejala umum.

Tumor Serebellar 

  Muntah berulang dan sakit kepala di bagian oksiput merupakangejala yang

sering ditemukan pada tumor serebellar. Pusing, vertigo dannistagmus mungkin menonjol.

Selain itu defisit fokal secara klasik yang terkait tumor termasuk: hemianopia bitemporal

dengan makroadenoma pituitary; anosmia, atrofi optic ipsilateral dan papiloedema kontralateral

dengan meningioma dasar tulang tengkorak bagian depan (Foster–Kennedy syndrome); dan

hilang pendengaran ipsilateral, tinnitus, dan disquilibrium dengan Schwannoma vestibular.(3)

3. Gejala Lokal yang Menyesatkan (False Localizing Features)

 Gejala lokal yang menyesatkan ini melibatkan neuroaksis kecil dari lokasi tumor yang

sebenarnya. Sering disebabkan oleh peningkatan tekanan intrakranial, pergeseran dari struktur-

struktur intrakranial atauiskemi. Kelumpuhan nervus VI berkembang ketika terjadi peningkatan

tekanan intrakranial yang menyebabkan kompresi saraf. Tumor lobus frontal yang difus atau

tumor pada korpus kallosum menyebabkan ataksia(frontal ataksia)

32

Page 33: Tumor Otak

2.9 DIAGNOSA

Untuk menegakkan diagnosis pada penderita yang dicurigai menderita tumor otak yaitu

melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik neurologik yang teliti. Dari anamnesis kita

dapat mengetahui gejala-gejala yang dirasakan oleh penderita yang mungkin sesuai dengan

gejala-gejala yang telah diuraikan di atas. Misalnya ada tidaknya nyeri kepala, muntah dan

kejang. Sedangkan melalui pemeriksaan fisik neurologik mungkin ditemukan adanya gejala

seperti edema papil dan deficit lapangan pandang.

Pemeriksaan Fisik 

Pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan per system (B1-B6) dengan fokus pemeriksaan

fisik pada pemeriksaan B3 (Brain) yang terarah dan dihubungkan dengan keluhan-keluhan

dari klien.(1)

a)B1 (Breathing)

Inspeksi, pada keadaan lanjut yang disebabkan adanya kompresi pada medulla oblongata

didapatkan adanya kegagalan pernafasan. Pengkajian inspeksi pernafasan pada klien tanpa

kompresi medulla oblongata didapatkan tidak ada kelainan. Palpasi thoraks didapatkan taktil

fremitus seimbang kanan dan kiri. Auskultasi tidak didapatkan bunyi nafas tambahan.

b)B2 (Blood)

Pada keadaan lanjut yang disebabkan adanya kompresi pada medulla oblongata

didapatkan adanya keggalan sirkulasi. Pengkajian pada klien tanpa kompresi medulla oblongata

didapatkan tidak ada kelainan. Tekanan darah biasa normal, tidak ada peningkatan heart rate.

c)B3 (Brain)

Tumor otak sering menyebabkan berbagai deficit neurology tergantung dari gangguan

fokal dan adanya peningkatan TIK. Pengkajian B3 merupakan pemeriksaan focus dan lebih

lengkap dibandingkan dengan pengkajian pada system lainnya. Trias klasik pada tumor kepala

adalah nyeri kepala, muntah dan papiledema.33

Page 34: Tumor Otak

d)B4 (Bladder)

Inkontinensia urine yang berlanjut menunjukkan kerusakan neurologis yang luas.

e)B5 (Bowel)

Didapatkan adanya keluhan kesulitan menelan, nafsu makan menurun, mual dan muntah

pada fase akut. Mual dan muntah terjadi sebagai akibat rangsangan pusat muntah pada medulla

oblongata. Muntah paling sering terjadi pada anak-anak dan berhubugan dengan peningkatan

tekanan intrakranial disertai pergeseran batang otak. Muntah dapat terjadi tanpa didahului mual

dan dapat berupa muntah proyektil.

f.B6 (Bone)

Adanya kesukaran untuk beraktivitas karena kelemahan , kehilangan sensorik ,mudah

lelah menyebabkan masalah pada pola aktivitas dan istirahat.

2.10 PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Diagnostik :

1. Rontgent tengkorak anterior-posterior 

2. EEG

3. CT Scan

 4. MRI

5. Pemeriksaan cairan serebrospinal

6. Patologi anatomi

7. Angioserebral

CT scan dan MRI memperlihatkan semua tumor intrakranial dan menjadi prosedur

investigasi awal ketika penderita menunjukkan gejala yang progresif atau tanda-tanda penyakit

otak yang difus atau fokal, atau salah satu tanda spesifik dari sindrom atau gejala-gejala tumor.

Kadang sulit membedakan tumor dari abses ataupun proses lainnya.Gambaran CT Scan pada

tumor otak, umumnya tampak sebagai lesi abnormal berupa massa yang mendorong struktur otak

isekitarnya. Biasanya tumor otak dikelilingi jaringan udem yang terlihat jelas karena densitasnya

lebih rendah. Adanya kalsifikasi, perdarahan atau invasi mudah dibedakan dengan jaringan

34

Page 35: Tumor Otak

sekitarnya karena sifatnya yang hiperdens. Beberapa jenis tumor akan terlihat lebih

nyata bila pada waktu pemeriksaan CT Scan disertai dengan pemberian zat kontras.

Penilaian CT Scan pada tumor otak 

Tanda proses desak ruang yaitu adanya pendorongan struktur garis tengahdan penekanan

dan perubahan bentuk ventrikel

Kelainan densitas pada lesi: hipodens, hiperdens atau kombinasi,kalsifikasi, perdarahan

Udem perifokal

Foto polos dada dan pemeriksaan lainnya juga perlu dilakukan untuk mengetahui apakah

tumornya berasal dari suatu metastasis yang akan memberikangambaran nodul tunggal ataupun

multiple pada otak.

Pemeriksaan cairan serebrospinal juga dapat dilakukan untuk melihat adanya sel-sel tumor

dan juga marker tumor. Tetapi pemeriksaan ini tidak rutin dilakukan terutama pada pasien

dengan massa di otak yang besar. Umumnya diagnosis histologik ditegakkan melalui

pemeriksaan patologi anatomi, sebagaicara yang tepat untuk membedakan tumor dengan proses-proses

infeksi (abses cerebri)

2.11 PENATALAKSANAAN

Pemilihan jenis terapi pada tumor otak tergantung pada beberapa faktor, antara lain:

Kondisi umum penderita

Tersedianya alat yang lengkap

Pengertian penderita dan keluarganya

Luasnya metastasis.

Terapi yang dilakukan, meliputi Terapi steroid, pembedahan, radioterapi dankemoterapi.

1.Terapi Steroid

Steroid secara dramatis mengurangi edema sekeliling tumor intrakranial,namun tidak berefek

langsung terhadap tumor.

35

Page 36: Tumor Otak

2.Pembedahan

Pembedahan dilaksanakan untuk menegakkan diagnosis histologik dan untuk mengurangi

efek akibat massa tumor. Kecuali pada tipe-tipe tumor tertentu yang tidak dapat direseksi.

Pembedahan pada tumor otak bertujuan utama untuk melakukan dekompresi dengan cara

mereduksi efek masa sebagai upaya menyelamatkan nyawa serta memperoleh efek paliasi.

Dengan pengambilan massa tumor sebanyak mungkin diharapkan pula jaringan hipoksik akan

terikut serta sehingga akandiperoleh efek radiasi yang optimal. Diperolehnya banyak jaringan

tumor akanmemudahkan evaluasi histopatologik, sehingga diagnosis patologi anatomi

diharapkan akan menjadi lebih sempurna. Berbagai studi melaporkan bahwa dengan tindakan

reseksi komplit akan diperoleh ketahanan hidup yang makin lama, perbaikan pada defek

neurologis yang lebih nyata. Peningkatan kemampuan ahli bedah saraf untuk melakukan

pengangkatan total tumor menjadi lebih baik dengankemajuan teknologi terutama di bidang

pencitraan.

Dikalangan neuro-onkologi telah disepakati semua tumor otak primer dilakukan upaya

pengambilan jaringan otak secara kraniotomi ataupun stereotacticneedle biopsy. Kraniotomi

dilakukan guna mengeluarkan jaringan tumor sebanyak-banyaknya kemudian dilakukan

radioterapi tanpa/dengan kombinasikemoterapi dosis rendah dan dilanjutkan dengan dosis penuh.

3.Radioterapi

Tumor diterapi melalui radioterapi konvensional dengan radiasi totalsebesar 5000-6000 c

Gy tiap fraksi dalam beberapa arah. Kegunaan dari radioterapi hiperfraksi ini didasarkan pada alasan

bahwa sel-sel normal lebih mampu memperbaiki kerusakan subletal dibandingkan sel-sel tumor

dengan dosis tersebut.Radioterapi akan lebih efisien jika dikombinasikan dengan kemoterapi

intensif.

Radioterapi merupakan salah satu modalitas penting dalam penatalaksanaan proses

keganasan. Berbagai penelitian klinis telah membuktikan bahwa modalitas terapi pembedahan

akan memberikan hasil yang lebih optimal jika diberikan kombinasi terapi dengan kemoterapi

dan radioterapi. Sifat dan lokasi tumor otak seringkali menimbulkan proses desak ruang yang

akan meningkatkan tekanan intrakranial, terlebih pada kasus metastasis tumor ganas pada

36

Page 37: Tumor Otak

intrakranial akancepat menimbulkan edema serebri yang akan memperburuk tekanan

intrakranial.

Sebagian besar tumor otak bersifat radioresponsif (moderately sensitive),sehingga pada

tumor dengan ukuran terbatas pemberian dosis tinggi radiasidiharapkan dapat mengeradikasi

semua sel tumor. Namun demikian pemberiandosis ini dibatasi oleh toleransi jaringan sehat

disekitarnya. Semakin dikit jaringan sehat yang terkena maka makin tinggi dosis yang diberikan.

Guna menyiasati halini maka diperlukan metode serta teknik pemberian radiasi dengan tingkat

presisi yang tinggi.

Perencanaan radiasi seperti 3-dimensional conformal theraphy, penggunaanmulti leaf

collimators dan IMRT (Intensity Modulated Radiation Therapy)merupakan metode radiasi yang

saat ini digunakan dan masih terus dikembangkan.

Stereotactic Radiosurgery (SRS) merupakan metode radiasi yang bertujuanuntuk

memberikan dosis radiasi setinggi mungkin pada lesi jaringan otak denganmeminimalkan dosis

yang diterima oleh jaringan sehat sekitar tumor. Digunakanalat leksel gamma knife yang menggunakan

sumber radiasi Cobalt-60. metoderadiasi lain menggunakan sumber radiasi sinar X pada alat Linier

accelerator (Stereotactic Radiotheraphy, SRT). Selain berbeda pada sumber,

metode pemberiannya juga berbeda. Pada SRS radiasi diberikan dalam fraksi tunggalmengingat

perencanaan dan pelaksanaannya yang lebih rumit, hal ini berbedadengan SRT dimana radiasi

dapat diberikan dalam beberapa fraksi. Baik SRSmaupun SRT, berkombinasi dengan radiasi

eksterna seluruh otak, terbuktimemberikan hasil yang efektif. Sebanyak 94% dan 73% tumor terkontrol

pada bulan ke-13 dan 26. Disamping tumor otak SRS dilaporkan juga memberikan hasilyang baik

dibandingkan dengan microsurgery pada kasus neuroma akustikus dalamhal timbulnya neuropati

fasial dan trigeminus, lama perawatan, gangguan pendengaran serta kekambuhan. Lesi non

maligna intrakranial lain yang tercatatdapat memberikan hasil pengobatan yang baik adalah

arterio venous malvormation (AVM).

Intensity Modulated Radiation Therapy (IMRT) merupakan pengembanganmetode

konformal yang menjamin akurasi radiasi. Di negara maju penggunaan peralatan ini sudah

merupakan hal yang biasa namun karena penggunaannya belumlama maka pelaporan yang

dipublikasikan belum banyak dan masih kontroversi.Sebagai pengembangan IMRT saat ini telah

37

Page 38: Tumor Otak

beredar dipasaran peralatancyberknife, sebuah alat dengan dasar kerja kombinasi antara

teknologi robotik dengan radiasi.

 

4.Kemoterapi

Jika tumor tersebut tidak dapat disembuhkan dengan pembedahan,kemoterapi tetap

diperlukan sebagai terapi tambahan dengan metode yang beragam. Pada tumor-tumor tertentu

seperti meduloblastoma dan astrositomastadium tinggi yang meluas ke batang otak, terapi

tambahan berupa kemoterapi danregimen radioterapi dapat membantu sebagai terapi paliatif.

5. Kombinasi radio-kemoterapi

Kombinasi radio-kemoterapi mulai dikembangkan. Peningkatan ketahananhidup selama 1

tahun sebanyak 10% dan 2 tahun sebanyak 8,6%. Nitrosourea(BCNU) merupakan regimen yang

paling efektif.

2.12 DIAGNOSA BANDING

Gejala yang paling sering dari tumor otak adalah peningkatan tekananintrakranial, kejang dan

tanda deficit neurologik fokal yang progresif. Setiap prosesdesak ruang di otak dapat

menimbulkan gejala di atas, sehingga agak sukar membedakan tumor otak dengan beberapa hal

berikut :

Abses intraserebral

Epidural hematom

Hipertensi intrakranial benigna

Meningitis kronik

38

Page 39: Tumor Otak

BAB 3. PROGNOSIS

Prognosisnya tergantung jenis tumor spesifik. Berdasarkan data di Negara-negara maju,

dengan diagnosis dini dan juga penanganan yang tepat melalui pembedahan dilanjutkan dengan

radioterapi, angka ketahanan hidup 5 tahun (5 years survival) berkisar 50-60% dan angka

ketahanan hidup 10 tahaun (10 years survival) berkisar 30-40%.

39

Page 40: Tumor Otak

BAB 4. KESIMPULAN

Tumor otak termasuk penyakit yang sulit terdiagnosa secara dini. Secara klinis sukar

membedakan antara tumor otak yang benigna atau yang maligna,kerana gejala yang timbul

ditentukan pula oleh lokasi tumor, kecepatan terjadi tekanan tinggi intrakranial dan efek masa

tumor ke jaringan otak.Dipikirkan menderita tumor otak bila didapat adanya gangguan cerebral

umum yang bersifat progresif, adanya gejala tekanan tinggi intrakranial dan adanya gejala

sindrom otak yang spesifik Pemeriksaan radiologi, dalam hal ini CT Scan berperan dalam

diagnosa tumor otak, sedang diagnosa pasti tumor otak benigna atau maligna dengan

pemeriksaan patologi-anatomi.

40

Page 41: Tumor Otak

41