tulus

7
Baru Tak perlu kau ajak aku bicaratak akan pernahku mendengarnyaini aku yang dulu bahkan tak dapat sebelah dengar dari telingamutak perlu bersolek berwangi bungatak akan mampu luluhkan hatikuini aku yang dulu bahkan tak dapat sebelah mata dari pandanganmu Nikmatilah kejutankuini aku yang baruNikmatilah rasa itutak lagi dikuasamu tak perlu gelitik aku tertawatak lagi kulihat ada yang lucuini aku yang dulu namanya terus jadi sisipan setiap leluconmu Nikmatilah kejutankuini aku yang baruNikmatilah rasa itutak lagi dikuasamu Nikmatilah kejutankuNikmatilah rasa itutak lagi dikuasamu Dari dulu kamu tahu waktu aku demi kamuDulu lalu tinggal dulu inilah aku yang baru Nikmatilah kejutankuini aku yang baruNikmatilah rasa itutak lagi dikuasamu Nikmatilah kejutankuNikmatilah rasa itu tak lagi dikuasamu Bunga tidur Bekas gincu di sudut bibir kiri di depan cermin sabtu pagiaku tak tahu milik siapa cukup jauh dari mabuk rasanya aku tak bermimpientahlah ini pertanda apa sering malu karena sujudhanya bila tertekan duhai pria yang mengaku-ngaku dewasakonon kabar membeku didirikan kadang tak mampuini dia si jago pemandu bila kau pikir aku sekuat itu dua empat tujuh aku bahagiakau salah kawan kulindungi dendangan ini musikku dia pagar jarak pandangmu mustahil tak bercelah di depan cermin aku bicara dengan pantulan kubunga tidur bisa membawamu terkubur jauh dari sekedar akar hantui pikiran kadang aku jatuh cinta

description

lirik tulus

Transcript of tulus

Page 1: tulus

Baru

Tak perlu kau ajak aku bicaratak akan pernahku mendengarnyaini aku yang dulu bahkan tak dapat

sebelah dengar dari telingamutak perlu bersolek berwangi bungatak akan mampu luluhkan hatikuini

aku yang dulu bahkan tak dapat sebelah mata dari pandanganmu

Nikmatilah kejutankuini aku yang baruNikmatilah rasa itutak lagi dikuasamu

tak perlu gelitik aku tertawatak lagi kulihat ada yang lucuini aku yang dulu namanya terus jadi

sisipan setiap leluconmu

Nikmatilah kejutankuini aku yang baruNikmatilah rasa itutak lagi dikuasamu

Nikmatilah kejutankuNikmatilah rasa itutak lagi dikuasamu

Dari dulu kamu tahu waktu aku demi kamuDulu lalu tinggal dulu inilah aku yang baru

Nikmatilah kejutankuini aku yang baruNikmatilah rasa itutak lagi dikuasamu

Nikmatilah kejutankuNikmatilah rasa itutak lagi dikuasamu

Bunga tidur

Bekas gincu di sudut bibir kiri

di depan cermin sabtu pagiaku tak tahu milik siapa

cukup jauh dari mabuk rasanya

aku tak bermimpientahlah ini pertanda apa

sering malu karena sujudhanya bila tertekan

duhai pria yang mengaku-ngaku dewasakonon kabar membeku

didirikan kadang tak mampuini dia si jago pemandubila kau pikir aku sekuat itu

dua empat tujuh aku bahagiakau salah kawan kulindungi dendangan

ini musikku dia pagar jarak pandangmumustahil tak bercelah

di depan cermin aku bicara dengan pantulan

kubunga tidur bisa membawamu terkubur

jauh dari sekedar akar hantui pikirankadang aku jatuh cinta

kadang naik si pitam

kadang gelap malamkadang semua tulikau salah kawan kulindungi dendangan

ini musikku dia pagar jarak pandangmu

Page 2: tulus

kau salah kawan kulindungi dendangan

ini musikku dia pagar jarak pandangmuselamaku melihat engkau senang

yang lainnya kusimpan sendiri

Diorama

Aku patung, mereka patungCangkir teh hangat namun kaku dan dinginMeja-meja kayu mengkilapWajahmu dibasahi air mata yang dilukisTubuh kaku tidak bergerakIngin hapus air matamu tapi aku tak bisaPatung-patung kayu mengkilapPikiran mereka kosong memikul peranHarusnya cerita ini bisa berakhir lebih bahagiaTapi kita dalam dioramaHarusnya sisa masa ku buat indah menukar sejarahTapi kita dalam dioramaDiorama, dioramaSakit hatimu karena akuSakit membekas dalam, jadi bagian sejarahTak ada kesempatan untuk berkilahUntuk selamanya masa itu menguasaimuHarusnya cerita ini bisa berakhir lebih bahagiaTapi kita dalam dioramaHarusnya sisa masa ku buat indah menukar sejarahTapi kita dalam diorama

Gajah

setidaknya punya tujuh puluh tahuntak bisa melompat kumahir berenangbahagia melihat kawan yang berenangberkumpul bersama sampai ajalbesar dan berani berperi sendiriyang aku hindari hanya semut kecilotak ini cerdas kurakit bernafaswajahmu tak akan pernah kulupawaktu kecil dulu mereka mengatakanmereka panggilku gajahkini ku beri tahu puji dalam olokanmereka ingatku marahjabat tanganku panggil aku gajahkau temanku kau doakan akupunya otak cerdas aku harus sanggupbila jatuh gajah lain membantutubuhmu disitu pasti rela jadi tamengkukecil kita tak tahu apa-apawajar terlalu cepat marahkecil kita tak tahu apa-apayang terburuk kelak bisa jadi yang terbaikyang terburuk kelak bisa jadi yang terbaikkau temanku kau doakan akupunya otak cerdas aku harus sanggupbila jatuh gajah lain membantutubuhmu disitu pasti rela jadi tamengkukau temanku kau doakan akupunya otak cerdas aku harus sanggupbila jatuh gajah lain membantutubuhmu disitu pasti rela jadi tamengku

jangan cintai aku apa adanya

Tak sulit mendapakanmuKarna sejak lama kaupun mengincarkuTak perlu lama-lamaTak perlu banyak tenagaIni terasa mudahh..Kau terima semua kurangkuKau tak pernah marah bila ku salahKau selalu memuji apapun hasil tangankuYang tidak jarang payahJangan cintai akuapa adanyajangaaaaan

Page 3: tulus

tuntutlah sesuatubiar kita jalan kedepanaku dimana jadi petamuaku ingin jadi jagoanmu (2x)

Jatuh cinta

Seolah dia menari di matakuMelekat di kulitku, di hatikuApa yang kini harus ku lakukanWajahnya selalu ada di pikiranOoo tiba-tiba aku sukaSenyumnya selalu terbayang-bayangCaranya bicara ooo aku sukaDia punya semua pesonaDia punya semua yang ku dambaSosok yang cantik anggun menarik gerak menawanTutur cemerlang hati yang tulus tak bisa aku lewatkan(sungguh) ku cinta dia, (sungguh) ku sayang dia(dia) sangat menggoda, (dia) sempurna(sungguh) ku cinta dia, (sungguh) ku sayang dia(dia) sangat menggoda, (dia) sempurnaSenyumnya selalu terbayang-bayangCaranya bicara ooo aku sukaDia punya semua pesonaDia punya semua yang ku dambaSosok yang cantik anggun menarik gerak menawanTutur cemerlang hati yang tulus tak bisa aku lewatkan(sungguh) ku cinta dia, (sungguh) ku sayang dia(dia) sangat menggoda, (dia) sempurna(sungguh) ku cinta dia, (sungguh) ku sayang dia(dia) sangat menggoda, (dia) sempurnaSeolah dia menari di matakuMelekat di kulitku, di hatiku(sungguh) ku cinta dia, (sungguh) ku sayang dia(dia) sangat menggoda, (dia) sempurna(sungguh) ku cinta dia, (sungguh) ku sayang dia(dia) sangat menggoda, (dia) sempurnaSeolah dia menari di mataku

Merdu untukmu

Ku ingin bernyanyi, melekat di telingamuBingkai seisi semesta, semua yang bisa bernyanyiKu ingin bernyanyi, melekat di dalam hatimuBingkai beragam nada agar semua merdu untukmuKu ingin bernyanyi, melekat di dalam hatimuBingkai seisi semesta, semua yang bisa berceritaKu ingin bernyanyi, melekat di dalam hatimuBingkai beragam nada agar semua merdu untukmuKu ingin bernyanyi, melekat di telingamuBingkai seisi semesta, semua yang bisa berceritaKu ingin bernyanyi, melekat di dalam hatimuBingkai beragam nada agar semua merdu untukmuMerdu untukmu, merdu untukmu

Sepatu

Kita adalah sepasang sepatu

Selalu bersama tak bisa bersatu

Kita mati bagai tak berjiwaBergerak karena kaki manusiaAku sang sepatu kanan

Kamu sang sepatu kiri

Ku senang bila diajak berlari kencang

Tapi aku takut kamu kelelahan

Page 4: tulus

Ku tak masalah bila terkena hujan

Tapi aku takut kamu kedinginanKita sadar ingin bersama

Tapi tak bisa apa-apa

Terasa lengkap bila kita berdua

Terasa sedih bila kita di rak berbeda

Di dekatmu kotak bagai nirwana

Tapi saling sentuh pun kita tak berdayaKu senang bila diajak berlari kencang

Tapi aku takut kamu kelelahan

Ku tak masalah bila terkena hujan

Tapi aku takut kamu kedinginanKita sadar ingin bersama

Tapi tak bisa apa-apaKita sadar ingin bersama

Tapi tak bisa apa-apa

Terasa lengkap bila kita berdua

Terasa sedih bila kita di rak berbeda

Di dekatmu kotak bagai nirwana

Tapi saling sentuh pun kita tak berdayaCinta memang banyak bentuknya

Mungkin tak semua bisa bersatu

Teman hidup

Dia indah meretas gundahDia yang selama ini ku nantiMembawa sejuk, memanja rasaDia yang selalu ada untukkuDi dekatnya aku lebih tenangBersamanya jalan lebih terangTetaplah bersamaku jadi teman hidupkuBerdua kita hadapi duniaKau milikku ku milikmu kita satukan tujuBersama arungi derasnya waktuKau milikku, ku milikmuKau milikku, ku milikmuDi dekatnya aku lebih tenangBersamanya jalan lebih terangTetaplah bersamaku jadi teman hidupkuBerdua kita hadapi duniaKau milikku ku milikmu kita satukan tujuBersama arungi derasnya waktuBila di depan nantiBanyak cobaan untuk kisah cinta kitaJangan cepat menyerahKau punya aku, ku

Page 5: tulus

punya kamu, selamanya kan begituTetaplah bersamaku jadi teman hidupkuBerdua kita hadapi duniaKau milikku ku milikmu kita satukan tujuBersama arungi derasnya waktuKau milikku, ku milikmuKau jiwa yang selalu aku puja

Teman pesta

Di satu pesta tak ada yang datangHanya kau sendirianMusik menghentak kamu kesepianDan tak ada yang datangHei huu hei huu hei huuDimana temanmu, dimana duniamu (dimana)Yang selalu sejalanTak semua seperti yang kau inginkan (inginkan)Coba kau ingat akuAku jatuh cinta pada kekuranganmuAku yang selalu punya waktu untukmu(aku teman pestamu) ku ingin kau bahagia(aku teman pestamu) ku ingin menghiburmu(aku teman pestamu) berdansa menari kan ku lakukan(aku cinta padamu) ku bisa kau andalkanMungkin terdengar konyolSemua ku lakukan asalkan kau bahagiaDengar kau punya akuPesta takkan selalu menyenangkanBeri ku kesempatan tuk membuktikanAku teman pestamu, aku teman pestamuAku teman pestamu, aku cinta padamu(aku teman pestamu) ku ingin kau bahagia(aku teman pestamu) ku ingin menghiburmu(aku teman pestamu) berdansa menari kan ku lakukan(aku cinta padamu) ku bisa kau andalkan

Tuan nona kesepian

Tuan kesepian, tak punya temanHatinya rapuh tapi berlagak tangguhNona tak berkawan, tak pernah

rasakan cintaSungguh pandai berkhayal, mimpi itu alamnya

Mereka berdua bertemu di satu sudut taman kotaBerkata tapi tak bicara, masing-masingnya

menganalisa

(nona berkata)Tuan apa yang salah padamuMengapa wajahmu ada seribuTuan apa yang salah

padamuSeakan dunia hanya kamu, kamu, kamu, kamu

(tuan berkata)Nona apa yang salah padamuApa enaknya tenggelam dalam khayalNona apa yang

salah padamuKau tahu ku tak punya hatiKau masih saja menanti

(nona berkata)Tuan apa yang salah padamuMengapa wajahmu ada seribuTuan apa yang salah

padamuSeakan dunia hanya kamu, kamu, kamu, kamu

(tuan berkata)Nona apa yang salah padamuApa enaknya tenggelam dalam khayalNona apa yang

salah padamuKau tahu ku tak punya hatiKau masih saja menanti

Mereka terlarut dalam egoHati tertutup terdengar katakuBerkata tapi tak berkacaSemua orang

hanya angin lalu

Nona jatuh cinta pada tuanTuan menunggu yang lainNona tak peduli walau tuanTak pernah peduli

sekitarnya

Nona jatuh cinta pada tuanTuan menunggu yang lainNona tak peduli walau tuanTak pernah peduli

sekitarnya