TULI+PERSEPTIF

download TULI+PERSEPTIF

of 31

Transcript of TULI+PERSEPTIF

  • 7/29/2019 TULI+PERSEPTIF

    1/31

    II.1 ANATOMI DAN HISTOLOGI TELINGA

    Anatomi telinga

    telinga terbagi menjadi 3 bagian :

    telinga luar

    telinga tengah

    telinga dalam

    Gambar 1 : pembagian telinga

    II.1.a. TELINGA LUAR

    terdiri dari : (2)

    1. daun telinga : terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit

    2. liang telinga : panjang 2,5 3 cm

    - 1/3 bagian luar :

    terdiri dari tulang rawan dan banyak terdapat kelenjar serumen ( modifikasi

    kelenjar keringat )dan rambut

    - 2/3 bagian dalam :

    terdiri dari tulang dan ditemukan sedikit kelenjar serumen

    telinga luar berfungsi :

    mengumpulkan suara dan mengubanya menjadi energi getar sampai ke gendang

    telinga

    1

  • 7/29/2019 TULI+PERSEPTIF

    2/31

    II.1. b. TELINGA TENGAH

    telinga tengah berbentuk kubus dengan batas:(2)

    luar : membran timpani

    depan : tuba austachii

    bawah : vena jugularis ( bulbus jugularis)

    belakang : aditus ad antrum , kanalis fasialis pars vertikalis

    Atas : tegmen timpani ( meningen / otak )

    dalam : berturut turut terdiri atas kebawah :

    kanalis semisirkularis horizontal

    kanalis fasialis

    tingkap lonjong ( oval window )

    tingkap bundar ( round window )

    Promontorium

    Gambar 2. Sediaan diseksi auris medis

    II.1. b. 1 Membran Timpani (1,2)

    jika dilihat dari arah liang telinga berbentuk bundar cekung ,dan terlihat oblik

    terhadap sumbu liang telinga, dengan luas permukaan + 55 milimeter kuadrat .terdiri

    2

  • 7/29/2019 TULI+PERSEPTIF

    3/31

    dari :

    - pars flasid (membran sharpnell): dibagian atas

    terdiri dari 2 lapis : Bagian luar : epitel kulit liang telinga

    Bagian dalam : dilapisi oleh sel kubus bersilia ( mirip

    epitel saluran nafas)

    - pars tensa: dibagian bawah

    terdiri dari 3 lapis : lapisan luar dan dalam mirip pada pars flasid , bagian

    tengah teridiri dari serat kolagen dan sedikit serat elastin .yang berjalan radier(

    dibagian luar ) dan sirkuler ( dibagian dalam )

    penonjolan bagian bawah maleus pada membaran timpani disebut umbo . Dari umbo

    inilah bermula suatu reflek cahaya ( cone of light ) kearah bawah :

    pukul 7 untuk membran timpani kiri

    pukul 5 untuk sebelah kanan

    reflek cahaya ini di timbulkan oreh serat radier dan sirkuler yang terdapat pada

    membran timpani .

    membran timpani terbagi menjadi 4 kuadran:

    Gambar 3 : membran timpani

    miringotomi dilakukan di bagian bawah belakang membran timpani sesuai arah

    serabut membaran timpani, dimana didaerah tersebut tidak terdapat tulang tulang

    pendengaran .

    3

  • 7/29/2019 TULI+PERSEPTIF

    4/31

    II.1. b. 2 TULANG TULANG PENDENGARAN (5.6 )

    Kesesuaian impedansi oleh sistem osikuler

    setiap gerakan tulang , Amplitudo gerakan wajah stapes adalah tangkai maleus hal ini menjelaskan mengapa sistem pengungkit osikular mengurangi jarak

    pergerakan stapes tapi justru meningkatkan tenaga pergerakan sampai 1, 3 X

    luas daerah permukaan timpani adalah 55 mm2sedangkan wajah stapes + 3,2 mm 2

    rasio perbandingan 17 X lipat ini dibandingkan 1,3 X dari sistem pengungkit

    sebabkan penekanan 22 kali cairan pada cokhlea

    karena inersia cairan lebih besar dari udara maka dibutuhkan peningkatan jumlah

    tekanan untuk menimbulkan getaran pada cairan dicohlea .

    Gambar 4 : sendi dan pengikat tulang pendengaran

    kerja M.tensor timpani dan M.stapedius

    M.tensor timpani berkerja menarik tangkai maleus kearah dalam , sedangkan

    M.stapedius menarik stapes kearah luar

    kerja dua muskulus yang berlawanan ini berfungsi : (3,5)

    1. untuk melindungi koklea dari getaran yang merusak yang disebabkan oleh

    suara yang sangat keras.karena otot otot yang berlawanan kerjanya ini

    4

  • 7/29/2019 TULI+PERSEPTIF

    5/31

    akan berkerja meredam getaran membran timpani yang berlebih akibat

    suara yang keras .

    ket :

    kelumpuhan m.stapedius ( misal karena kerusakan Nervus fasialis ) akan

    menyebabkan pendengaran yang sangat tajam ( hiperakusis ) .hal ini

    terjadi akibat gerakan stapes yang tidak terkendali.

    2. untuk menutupi suara berfrekusensi rendah pada lingkaran suara yang

    keras dan Menurunkan sensitivitas pendengaran seseorang sehingga

    seseorang dapat berkosentrasi pada suara suara tertentu .kedua otot

    memperkecil aplitudo pendengaran .

    II.1. b. 3. TUBA AUDITIVA

    saluran yang menghubungkan telinga tengah dengan udara luar melalui muaranya di

    nasofaring. Normalnya saluran ini selalu tertutup dan terbuka jika mengunyah atau

    menelan sebagai kontraksi otot tensor veli palatini . (2)

    Fungsi tuba : (2)

    1. ventilasi

    menjaga agar tekanan udara dalam telinga tengah sama dengan tekanan udara luar

    2. drainase sekret

    3. menghalaing masuknya sekret dari nasofaring ke telinga tengah

    II.1.c TELINGA DALAM (LABIRIN)

    Labirin ( telinga dalam ) mengandung organ pendengaran dan keseimbangan, terletak pada

    pars petrosa os temporal

    Labirin terdiri dari :( 2, 3 )

    1. Labirin bagian tulang, terdiri dari : kanalis semisirkularis, vestibulum dan

    koklea.

    2. Labirin bagian membran, yang terletak didalam labirin bagian tulang, terdiri

    dari : kanalis semisirkularis, utrikulus, sakulus, sakus dan duktus endolimfatikus

    serta koklea.

    3.

    5

  • 7/29/2019 TULI+PERSEPTIF

    6/31

    Gambar 4 : vestibulum dsn koklea

    Antara labirin bagian tulang dan membran terdapat suatu ruangan yang berisi cairan

    perilimfe yang berasal dari cairan serebrospinalis dan filtrasi dari darah.Didalam labirin

    bagian membran terdapat cairan endolimfe yang diproduksi oleh stria vaskularis dan

    diresorbsi pada sakkus endolimfatikus.(3)

    Gambar 5 labirin membarnosa didalam labirin ossea

    6

  • 7/29/2019 TULI+PERSEPTIF

    7/31

    Gambar 6 . Labirin bagian tulang

    Gambar 7 . labirin bagian membaranosa

    II.1 c 1.Vestibulum

    Vestibulum adalah suatu ruangan kecil yang berbentuk oval, berukuran 5 x 3 mm

    dan memisahkan koklea dari kanalis semisirkularis. Pada dinding lateral terdapat foramen

    ovale ( fenestra vestibuli ) dimana footplate dari stapes melekat disana. Sedangkan foramen

    rotundum terdapat pada lateral bawah. Pada dinding medial bagian anterior terdapat lekukan

    berbentukspheris yang berisi makula sakuli dan terdapat lubang kecil yang berisi serabut

    saraf vestibular inferior. Makula utrikuli terletak disebelah belakang atas daerah ini. Pada

    dinding posterior terdapat muara dari kanalis semisirkularis dan bagian anterior berhubungan

    dengan skala vestibuli koklea.(3,9)

    Gambar 8 .vestibuli , sakulus dan Utriculus

    Sakulus dan utrikulus

    Terletak didalam vestibulum yang dilapisi oleh perilimfe kecuali tempat masuknya

    saraf didaerah makula. Sakulus jauh lebih kecil dari utrikulus tetapi strukturnya sama.

    7

  • 7/29/2019 TULI+PERSEPTIF

    8/31

    Sakulus dan utrikulus ini berhubungan satu sama lain dengan perantaraan duktus utrikulo-

    sakkularis yang bercabang menjadi duktus endolimfatikus dan berakhir pada suatu lipatan

    dari duramater pada bagian belakang os piramidalis yang disebut sakkus endolimfatikus.

    Saluran ini buntu.(3)

    Sel-sel persepsi disini sebagai sel-sel rambut yang dikelilingi oleh sel-sel penunjang

    yang terletak pada makula. Pada sakulus terdapat makula sakuli dan pada utrikulus terdapat

    makula utrikuli. (3)

    II.1.c 2.Kanalis Semisirkularis

    Terdapat 3 buah kanalis semisirkularis : superior, posterior dan lateral yang

    membentuk sudut 90 satu sama lain. Masing-masing kanal membentuk 2/3

    lingkaran, berdiameter antara 0,8 1,0 mm dan membesar hampir dua kali lipat pada

    bagian ampula. Pada vestibulum terdapat 5 muara kanalis semisirkularis dimana

    kanalis superior dan posterior bersatu membentuk krus kommune sebelum memasuki

    vestibulum.(1,3)

    II.1 c 3.COHLEA

    Gambar 9. Histologi telinga dalam

    8

  • 7/29/2019 TULI+PERSEPTIF

    9/31

    ket : (4)

    labirin tulang cohlea berpilin mengelilingi sumbu sentral tulang spons yang

    disebut modiulus.,

    ganglion spiralis terbenam di dalam modiulus, ganglion ini terdiri dari neuron

    bipolar aferen dimana akson panjang dari sel bipolar menyatu membentukNervus

    kokhlearis, sedangkan dendrit yang lebih pendek menginervasi sel rambut organo

    corti .

    Labirin tulang dibagi menjadi dua rongga utama oleh lamina spiralis oseosa dan

    membran basalis

    lamina spiralis oseosa menjulur dari modiulus sampai setengah lumen kanalis

    cohlearis .

    Membran basalis berlanjut danri lamina spiralis oseosa ke ligamen spiralis

    ligamen spiralis merupakan penebalan periosteum dinding tulang luar cohlea

    tempat pertemuan cairan perilimfe skala vestibuli dan skala timpani disebut

    helikoterma

    histologi skala media

    Gambar 10.Telinga dalam :Duktus koklea (skala media ).pulasan hematoksilin

    9

  • 7/29/2019 TULI+PERSEPTIF

    10/31

    eosin.pembesaran sedang

    Ket :(4)

    dinding bagian luar skala media dibentuk oleh area vaskular yang disebut stria

    vaskularis

    strria vasikular ini ditutupi oleh epitel berlapis yang mengandung jalinan kapiler

    intra epitel yang dibentuk oleh pembuluh yang memasok jaringan ikat ligamen

    spiral.

    Ligamen spiral terdiri dari serat kolagen , fibroblas berpigmen dan banyak

    pembuluh darah

    lantai skala media dibentuk oleh limbus spiralis yang merupakan penebalan

    dari jaringan ikat periosteum

    cabang perifer ( aferen ) dari sel sel bipolarganglion spiralis berjalan melalui

    saluran saluran di lamina spiralis oseosa dan bersinap dengan sel sel rambut

    didalam organo corti

    skala vestibuli dan skala timpani berisikan cairan perilimfe dan berhubungan

    langsung dengan ruang subarachnoid disekitar otak sehingga perilimfe hampir

    sama dengan cairan serebrospinal sedangkan skala media berisikan cairan

    endolimfe yang mungkin disekresi oleh stria vasikuler ( daerah dipinggir skala

    media ).(5)

    sehingga cairan endolimfe mengandung kosentrasi kalium yang tinggi dan

    Natrium yang rendah .(seperti cairan intrasel ) sedangkan perilimfe sebaliknya

    ( seperti cairan extrasel )(5)

    membran basalis (4,5)

    terdiri dari serat serat basalis yang keluar dari modiulus /pusat

    penulangan koklea , satu sisi serat ini terfiksasi pada modiulus sedangkan

    sisi yang lain bebas,

    panjang serat ini meningkat dari basis keapek , tapi diameternya justru

    mengecil , sehingga serat yang berada dibasal ( dekat fenestra ovalis )

    kaku dan pendek dan cenderung bergetar pada frekuensi tinggi , sedangkan

    yang diapex seratnya panjang dan lentur sehingga cenderung bergetar pada

    frekuensi rendah.

    10

  • 7/29/2019 TULI+PERSEPTIF

    11/31

    Histologi Organ Korti

    Gambar 11.Histologi organ korti

    pada organocorti terdapat 2 tipe sel rambut yang merupakan reseptor sensorik yaitu :(4,5)

    1 baris sel rambut interna ( inner)

    3- 4 baris sel rambut ekterna ( outer)

    setiap basis dan samping sel rambut ini bersinap dengan jaringan saraf yang mengarah

    ke ganglion spinal corti.

    Ujung bawah rambut menempel pada serat basilaris , sedangkan bagian atasnya

    berupa stereosilia yang terfiksasi pada lamina lentikularis .(5)

    Pergerakan serat basalis kearah atas akan mengguncang lamina lentikularis keatas dan

    kedalam kearah modiolus , sedangkan pergerakan serat basalis kebawah akan

    menyebakan lamina lentikularis terguncang ke bawah dan luar . (5)

    Gerakan kedepan dan kebelakang ini menyebakan sterosilia( rambut )terpotong

    kedepan dan kebelakang tehadap membran tektorial(5)

    90 % serat saraf auditorik dirangsang oleh sel bagian dalam (inner cell) tapi jika

    terjadi kerusakan pada sel outer akan memberikan pengaruh yang besar pada

    pendengaran , karena sel outer berfungsi mengatur sensitifitas sel inner . (5)

    11

  • 7/29/2019 TULI+PERSEPTIF

    12/31

    II.1.d. PERSARAFAN TELINGA

    daun telinga dan liang telinga luar menerima cabang cabang sensoris dari cabang

    aurikulotemporal saraf ke 5 (N. Mandibularis ) dibagian depan , dibagian posterior dari

    Nervus aurikuler mayor dan minor , dan cabang cabang Nervus Glofaringeus dan

    Vagus .Cabang Nervus Vagus dikenal sebaai Nervus Arnold .Stimulasi saraf ini

    menyebabkan reflek batuk bila teliga luar dibersihkan .Liang telinga bagian tulang sebelah

    posterior superior dipersarafi oleh cabang sensorik Nervus Fasial .(1)

    Tuba auditiva menerima serabut saraf dari ganglion pterygopalatinum dan saraf

    saraf yang berasal dari pleksus timpanicus yang dibentuk oleh Nervus Cranialis VII dan IX.

    M.tensor timpani dipersarafi oleh Nervus Mandibularis ( Nervus Cranial V3

    ).sedangkan M.Stapedius dipersarafi oleh Nervus Fasialis .(3)

    Korda timpani memasuki telinga tengah tepat dibawah pinggir posterosuperior sulkus

    timpani dan berjalan kearah depan lateral ke prosesus longus inkus dan kemudian kebagain

    bawah leher maleus tepat diatas perlekatan tendon tensor timpani .setelah berjalan kearah

    medial menuju ligamen maleus anterior , saraf ini keluar melalui fisura petrotimpani . (3)

    II.1.e. VASKULARISASI TELINGA

    Perdarahan telinga terdiri dari 2 macam sirkulasi yang masing masing secara

    keseluruhan berdiri satu satu memperdarahi telinga luar dan tengah , dan satu lagi

    memperdarahi telinga dalam tampa ada satu pun anastomosis diantara keduanya (3)

    telinga luar terutama diperdarahi oleh cabang aurikulo temporal a.temporalis

    superficial di bagian anterior , dan dibagian posterior diperdarahi oleh cabang

    aurikuloposterior a.karotis externa.(3)

    Telinga tengah dan mastiod diperdarahi oleh sirkulasi arteri yang mempunyai banyak

    sekali anastomosis . Cabang timpani anterior a.maxila externa masuk melalui fisura

    retrotimpani . Melalui dinding anterior mesotimpanum juga berjalan aa.karotikotimpanik

    yang merupakan cabang a.karotis ke tympanum .dibagian superior ,a meningia media

    memberikan cabang timpanik superior yang masuk ketelinga tengah melalui fisura

    petroskuamosa .A.meningea media juga memberikan percabangan a. petrosa superficial yang

    berjalan bersama Nervus petrosa mayor memasuki kanalis fasial pada hiatus yang berisi

    ganglion genikulatum . Pembuluh pembuluh ini beranastomose dengan suatu cabang

    a.auricula posterior yaitu a.stilomastoid , yang memasuki kanalis fasial dibagian inferior

    melalui foramen stilomastoid .satu cabang dari arteri yang terakhir ini , a.timpani posterior

    12

  • 7/29/2019 TULI+PERSEPTIF

    13/31

    berjalan melalui kanalikuli korda timpani .Satu arteri yang penting masuk dibagian inferior

    cabang dari a.faringeal asendenc.arteri ini adalah perdarahan utama pada tumor glomus

    jugular pada telinga tengah .(3)

    Tulang tulang pendengaran menerima pendarahan anastomosis dari arteri timpani

    anterior , a.timpani posterior , suatu arteri yang berjalan dengan tendon stapedius , dan

    cabang cabang dari pleksus pembuluh darah pada promontorium .pembuluh darah ini

    berjalan didalam mukosa yang melapisi tulang tulang pendengaran , memberi bahan

    makanan kedalam tulang .proses longus incus mempunyai perdarahan yang paling sedikit

    sehingga kalau terjadi peradangan atau gangguan mekanis terhadap sirkulasinya biasanya

    mengalami necrosis .(3)

    Telinga dalam memperoleh perdarahan dari a. auditori interna (a. labirintin) yang

    berasal dari a. serebelli inferior anterior atau langsung dari a. basilaris yang merupakan suatu

    end arteri dan tidak mempunyai pembuluh darah anastomosis.

    Setelah memasuki meatus akustikus internus, arteri ini bercabang 3 yaitu : (3)

    Arteri vestibularis anterior yang mendarahi makula utrikuli, sebagian makula

    sakuli, krista ampularis, kanalis semisirkularis superior dan lateral serta sebagian

    dari utrikulus dan sakulus.

    Arteri vestibulokoklearis, mendarahi makula sakuli, kanalis

    semisirkularisposterior, bagian inferior utrikulus dan sakulus serta putaran basal

    darikoklea.

    Arteri koklearis yang memasuki modiolus dan menjadi pembuluh-pembuluh arteri

    spiral yang mendarahi organ Corti, skala vestibuli, skala timpani sebelum berakhir

    pada stria vaskularis. Aliran vena pada telinga dalam melalui 3 jalur utama. Vena

    auditori interna mendarahi putaran tengah dan apikal koklea. Vena akuaduktus

    koklearis mendarahi putaran basiler koklea, sakulus dan utrikulus dan berakhir

    pada sinus petrosus inferior. Vena akuaduktus vestibularis mendarahi kanalis

    semisirkularis sampai utrikulus. Vena ini mengikuti duktus endolimfatikus dan

    masuk ke sinus sigmoid.

    Aliran vena telinga luar dan tengah dilakukan oleh pembuluh pembuluh darah yang

    menyertai arteri v. emisari mastoid yang menghubungkan kortek keluar mastoid dan sinus

    lateral.Aliran vena telinga dalam dilakukan melalui 3 jalur aliran .dari koklea putaran tengah

    dan apical dilakukan oleh v.auditori interna.Untuk putaran basiler koklea dan vestibulum

    anterior dilakukan oleh v.kokhlear melalui suatu saluran yang berjalan sejajar dengan

    13

  • 7/29/2019 TULI+PERSEPTIF

    14/31

    akuadutus kokhlea dan masuk kedalam sinus petrosa inferior .Suatu aliran vena ketiga

    mengikuti duktus endolimfa dan masuk ke sinus sigmoid .pleksus ini mengalirkan darah dari

    labirin posterior .(3)

    II.2 FISIOLOGI

    II.2 .a FISIOLOGI PENDENGARAN (5)

    daun telinga menangkap energi bunyi , lalu dihantarkan menuju membran timpani ,

    getaran suara dari membran timpani diteruskan ketangkai maleus yang melekat pada

    pusat membran timpani , setiap pergerakan maleus selalu diikuti oleh pergerakan incus

    sebab maleus dan incus dihubungkan oleh ligamen.

    Ujung dari incus berartikulasi dengan stapes, dan bagian lain( permukaan wajah ) dari

    stapes berhubangan dengan fenestra ovalis pada cohlea melalui lig. anularis yang relatif

    longgar .

    Sehingga setiap pergerakan maleus diikuti oleh incus yang menyebabkan stapes terdorong

    kedepan pada ciaran cohlea, lalu getaran suara memasuki skala vestibuli dari permukaan

    wajah stapes pada fenestra ovalis, dan diteruskan ke skala media melalui membran

    Reisner ( membran ini begitu halus dan mudah bergerak sehingga sama sekali tidak

    menghalangi jalannya getaran suara dari skala vesibuli ke skala media . Oleh karena itu

    begitu konduksi suara terjadi skala vestibuli dan skala media dianggap sebagai ruang

    tunggal )

    getaran pada skala media menyebabkan getaran pada membran basilar yang diikuti

    dengan depolarisasi sel rambut, lalu impuls berjalan menuju ke ganglion spiralis corti .

    mekanisme pendengaran sentral

    implus berjalan dari ganglion spiral corti, menuju ke nukleus kokhlaris ventral dan

    dorsal lalu menuju nukleus olivarius superior pada salah satu sisi, lalu menuju

    lemnikus lateral ke kolikulus inferior lalu ke nukleus genikulatum medial , tempat

    semua serabut bersinaps . Lalu menuju berlanjut melalui radiasio auditorius ke kortek

    auditorius yang terletak pada girus superior lobus temporalis .

    14

  • 7/29/2019 TULI+PERSEPTIF

    15/31

    II.2 .b FISIOLOGI VESTIBULER (5)

    Kanalis semisirkularis merupakan alat keseimbangan dinamik dan terangsang

    oleh gerakan yang melingkar, sehingga kemana saja arah kepala, asal gerakan itu

    membentuk putaran, maka gerakan itu akan tertangkap oleh salah satu, dua atau

    ketiga kanalis semisirkularis bersama-sama. Pada manusia, kanalis semisirkularis

    horizontal yang mempunyai peran dominan oleh karena manusia banyak bergerak

    secara horizontal.

    Utrikulus dan sakulus merupakan alat keseimbangan statik, yang terangsang

    oleh gerak percepatan atau perlambatan yang lurus arahnya, dan juga oleh

    gravitasi.Utrikulus terangsang oleh gerakan percepatan lurus dalam bidang mendatar,

    sedangkan sakulus terangsang oleh gerakan percepatan lurus dalam bidang vertikal.

    Dalam keadaan diam, gravitasi berpengaruh terhadap utrikulus maupun

    sakulus. Hubungan sistem vestibuler dengan otot-otot mata erat sekali, sehingga

    semua gerakan endolimfe selalu diikuti oleh gerakan bola mata. Sistem vestibuler

    berhubungan dengan sistem tubuh yang lain, sehingga kelainan sistem vestibuler bisa

    menimbulkan gejala pada sistem tubuh yang bersangkutan.

    II.3 TULI PERSEPTIF

    II.3. a. DEFINISI

    Gangguan pendengaran berupa berkurangnya pendengaran dikarenakan kelainan pada

    telinga tengah , Nervus vestibulochohlear( N. VIII) atau pada proses sentral diotak(11).

    Ketulian adalah salah satu gejala dari suatu penyakit telinga, dan disebut Tuli syaraf

    (sensorineural), bila proses kelainannya di telinga dalam atau di syarafnya, dan pada

    umumnya irreversible.(17)

    II.3. b EPIDEMIOLOGI

    876 anak yang diperiksa diperoleh tuli saraf berat unilateral / bilateral:

    5 tahun :103 (11,7%)

    ( sumber departemen THT komunitas FKUI/RSCM ( 2004 juli 2005)(15)

    prevalensi tuli saraf yang disebabkan oleh presbikusis bervariasi, diperkirakan terjadipada 30-45% orang dengan usia di atas 65 tahun. Menurut WHO pada tahun 2005

    15

  • 7/29/2019 TULI+PERSEPTIF

    16/31

    akan terdapat 1.2 milyar orang akan berusia lebih dari 60 tahun, dari jumlah tersebut

    60 % diantaranya tinggal di negara berkembang. Menurut perkiraan WHO pada tahun

    2020 populasi dunia berusia diatas 80 tahun juga akan meningkat sampai 200 %. Pada

    Survei Kesehatan Indera Penglihatan - Pendengaran tahun 1994 -1996 di 7 Propinsi

    (Sumatra Barat, Sumatra Selatan , Jawa Tengah, NTB, Sulawesi Selatan dan Sulawesi

    Utara) dengan 19,375 responden didapatkan prevalensi presbikusis sebesar 2.6 % atau

    sekitar 6.7 % dari seluruh pasien THT yang didiagnosa dengan Presbikusis

    Di Indonesia jumlah penduduk berusia lebih dari 60 tahun pada tahun 2005

    diperkirakan mencapai 19.9 juta atau 8.48 % dari jumlah populasi. Pada tahun 2025

    jumlah tsb akan meningkat menjadi 4 kali lipat dari jumlah tahun 1990, dan

    merupakan jumlah tertinggi di dunia. Juga terjadi peningkatan usia harapan hidup dari

    usia 59.8 tahun ( 1990 ) menjadi 71.7 % pada tahun 2020. (12 ,16)

    - prevalensi tuli saraf yang disebabkan oleh NHIL (noiseinduced) pada sebuah

    pabrik bajai adalah 31,55% (sundari 1997). diperusahan plywood tanggerang 31,81

    % .penelitian Zuldidzan (1995) pada anak pesawat helikopter TNI AD dan AU

    prevalensi tulinya adalah 27,16 % .(15)

    II.3.c ETIOLOGI (11,15,17,)

    Periode prenatal

    1. Faktor genetik

    2. Bukan faktor genetik

    Terutama penyakit-penyakit yang diderita ibu pada kehamilan trimester pertama

    minggu ke 6 s/d 12 yaitu pada saat pembentukan organ telinga pada fetus.

    Penyakit-penyakit itu adalah rubella, morbili, diabetes mellitus,nefritis, toksemia

    dan penyakit-penyakit virus yang lain

    Obat-obatan yang digunakan waktu ibu mengandung seperti salisilat, kinin,

    talidomid, streoptomisin.

    Periode perinatal

    Penyebab ketulian disini terjadi waktu ibu sedang melahirkan, misalnya

    trauma kelahiran dengan memakai forseps, vakum ekstraktor, letak-letak bayi

    yang tidak normal juga pada ibu yang mengalami toksemia gravidarum.

    16

  • 7/29/2019 TULI+PERSEPTIF

    17/31

    Periode postnatal

    1. Penyebab yang berupa faktor genetik atau keturunan misalnya pada penyakit

    familiar perception deafness.

    2. Penyebab yang bukan berupa faktor genetik atau keturunanPada anak-anak:

    - Penyakit-penyakit infeksi pada otak, misalnya meningitis dan ensefalitis

    - Penyakit infeksi umum : morbili,varisela,parotitis(mumps), influenza,

    demam tipoid,pneumonia,pertusis,difteri.

    - Pemakaian obat-obat ototoksik pada anak-anak

    b. Pada orang dewasa

    - Kolesterol yang tinggi

    - Gangguan pada pembuluh-pembuluh darah koklea dalam bentuk

    perdarahan, spasme (iskemia), emboli dan trombosis

    - Diabetes mellitus

    - Penyakit-penyakit ginjal karena mengalami gangguan ekskresi obat-

    obat yang dipakainya.

    - Influenza oleh virus

    - Obat-obat ototoksik, masalnya dihidrostreptomisin, salisilat, kinin,

    neomisin, gentamisin, arsenic, antipirin, atropine, barbiturate, tibium.

    - Defisiensi vitamin

    - Trauma akustik

    - Faktor alergi, diduga terjadi suatu gangguan pembuluh darah pada

    koklea.

    - Presbikusis

    - Tumor, akustik neurinoma

    - Penyakit meniere

    - Trauma kapitis

    etiologi dapat juga dibagi berdasarkan :(17,18)

    konginental

    - Aplasia kokhlea

    - Kelainan kromosom

    - Kolesteatom conginental

    17

  • 7/29/2019 TULI+PERSEPTIF

    18/31

    Didapat

    1. Proses inflamasi ;

    Labiryinitis

    Mumps

    Meningitis

    Measles

    Syphilis

    2. Obat obatan yang bersifat ototoxic:

    Aminoglikosid ( tersering :tobramycin )

    Loop diuretic ( tersering : furosemid)

    Antimetabolik ( methotrexate)

    Salisilat ( aspirin )

    3. Trauma Rudapaksa/kecelakaan yang dapat mengakibatkan rupture labirin atau

    komosio labirin.

    4. Operasi : karena kurang hati-hatinya operatorpemakaian alat : bor frekuensi

    tinggi.

    5. Noise induce ( trauma suara ): sering terpapar dengan suara yang keras dalam

    waktu yang lama (>90 db) dapat menyebabkan SNHL

    6. Factor usia ( presbyacusis)

    7. Tuli tiba tiba ( sudden hearing loss) bias disebabkan oleh :

    - Idiopatic

    - Pembuluh darah yang Iskemic di telinga dalam

    - Fistula perilimfa : yang biasanya disebabkan karena rupturnya

    tingkap lonjong atau bulat yang berakibat pada bocornya perilimfe.

    8. Autoimun : seperti Wegener's granulomatosis

    9. Tumor

    acustik neuroma (Vestibular schwannoma)

    tumor sudut "cerebellopontine"

    Meningioma

    10. penyakit lain

    - penyakit meniere sebabkan tuli perspektif nada rendah ((125 Hz to 1000 Hz)

    - measles( jika terjadi kerusakan pada saraf pendengaran )- fetal alkohol syndrom ( efek ototoxic)

    18

    http://en.wikipedia.org/wiki/Wegener's_granulomatosishttp://en.wikipedia.org/wiki/Wegener's_granulomatosis
  • 7/29/2019 TULI+PERSEPTIF

    19/31

    - otitis media supurativ kronik yang berlanjut penyakit sistemik kronik yang

    lain

    - diabetes

    II.3.d PATOFISIOLOGI

    mekanisme terjadinya tuli perseptif tergantung pada faktor penyebab penyakit yang

    menimbulkan :(1,2,14,16)

    1. presbikus

    pada kasus ini terjadi perubahan struktur coklea dan Nervus akustic , berupa atrofi dan

    degenerasi sel sel penunjang organocorti , disertai perubahan vaskuler pada stria

    vaskularis , dimana jumlah dan ukuran sel sel ganglion dan saraf berkurang .

    2. Tuli akibat bising ( noise induced

    tuli yang terjadi diakibatkan oleh bising dengan intensitas 85db atau lebih yang

    mengakibatkan kerusakan pada reseptor pendengaran corti di telinga dalam terutama

    yang berfrekuensi 3000 -6000 Hz

    3. Tuli mendadak

    penyebab paling sering dari tuli mendadak ini adalah iskemia koklea yang berakibat

    pada degenerasi yang luas pada sel sel ganglion stria vasikularis dan ligamen spiral.

    Yang kemudian diikuti dengan pembentukan jaringan ikat dan penulangan . Pada

    kasus ini kerusakan sel rambut yang terjadi tidaklah luas dan membran basal jarang

    terkena

    4. Tuli akibat obat -obatan yang ototosik

    seperti aminoglisida obat ini menyebabkan tuli yang biasanya bersifat bilateral dan

    bernada tinggi dikarenakan hilangnya sel rambut pada putaran basal

    koklea.sedangkan obat obat deuretik menyebabkan tuli yang sebagian besar bersifat

    sementara dengan cara menyebabkan perubahan komposisi elektrolit cairan dalam

    endolimfe.

    5. Penyakit Meniere

    Tuli yang terjadi adalah tuli nada rendah , disebabkan karena adanya hidrops

    endolimfa pada koklea dan vesbulum.hidrops ini dapat disebabkan karena :

    - meningkatnya tekanan hidrostatik pada ujung arteri

    - berkurangnya tekanan osmotik didalam kapiler , dan meningkatnya tekanan

    osmotik extrakapiler

    19

  • 7/29/2019 TULI+PERSEPTIF

    20/31

    - jalan keluar sakus endolimfatikus tersumbat , sehingga terjadi penimbunan

    cairan endolimfa

    hal hal tersebut menyebabkan pembengkakan pada skala media yang dapat

    berakibat pada ruptrunya membran Reisner dan terjadilah percampuran cairan

    endolimfe dan perilimfe

    6. Neuroma Akustik

    pada kasus ini terdapat tumor jinak yang membungkus saraf kedelapan yang

    berakibat pada tuli sensorineural yang unilateral, dengan gejala mula mula

    ringan .Tumor ini menyebabkan gangguan pendengaran dengan cara menghancurkan

    saraf saraf saluran telinga dalam

    II.3 .e PEMERIKSAAN PENDENGARAN

    Pemeriksaan pendengaran dapat dilakukan dengan cara :(2)

    1. Tes penala

    2. Tes berbisik

    3. Audiometri nada murni

    Secara fisiologis telinga dapat mendengar nada antara 20 18.000 Hz . untuk

    pendengaran sehari hari paling efektif 500 2000 Hz

    Tes penala (2)

    Dengan menggunakan garputala frekuensi 512, 1024, 2048 Hz , pemeriksaan ini

    bersifat kualitatif. macam macam pemeriksaan garpu tala :

    - Tes Rinne : tes untuk membandingkan hantaran melalui tulang dan udara pada

    telinga yang diperiksa

    - Tes Weber : tes untuk membandingkan hantaran tulang telinga kiri dan telinga

    kanan

    - Tes Schwabach : membandingkan hantaran tulang telinga yang diperiksa

    dengan pemeriksa yang pendengarannya normal.

    - Tes Bing ( oklusi ): cara periksa sama seperti weber tetapi liang telinga ditutup

    .jika terdapat lateralisasi ke telinga yang ditutup maka telinga tersebut normal,

    jika bunyi tidak bertambah keras pada telinga tersebut berarti te;ah terjadi tuli

    konduktif.

    - Tes Stenger : digunakan untuk pemeriksaan tuli anorganik ( stimulasi atau

    20

  • 7/29/2019 TULI+PERSEPTIF

    21/31

    pura pura )

    Hasil pemeriksaan :

    Tes Rinne Tes Weber Tes Swabach Diagnosis

    Positif Tidak ada lateralisasi Sama dengan peeriksa Normal

    Negatif Lateralisasi ke telinga yang

    sakit

    Memanjang Tuli konduktif

    positif Lateralisasi ke telinga yang

    sehat

    Memendek Tuli saraf

    Cat : pada tuli konduktif < 30 db rinne masih bisa positif

    Tes Berbisik(2)

    Bersifat semi kuantitatif. Digunakan ruangan minimal 6 meter . nilai normal tes

    berbisik : 5/6 6/6

    Audiometri nada murni(2)

    Alat yang digunakan disuebut audiometer , untuk pemeriksaan ini dipakai grafik

    AC/ air conduktion /hantaran udara ( dibuat dengan garis lurus penuh , dengan

    intensitas yang diperiksa : 125 8000 Hz ) , dan grafik BC/bone cunduktion/

    hantaran tulang (dibuat dengan garis putus putus , dengan intensitas yang

    diperiksa : 250 4000 Hz ).untuk telinga kiri dipakai warna biru dan telinga

    kanan warna merah.

    Interpretasi yang harus ditulis pada pemeriksaan audiogram :

    Telinga mana yang mengalami kelaianan

    Apa jenis ketuliannya

    Derajat ketulian

    Derajat ketulian ISO :

    0 25 dB : Normal

    26 40 dB : tuli ringan

    41 60 dB : tuli sedang

    61 90 dB : tuli berat

    >90 : sangat berat

    Dikatakan Gap : apabila antara BC dan AC terdapat perbedaan lebih atau sama

    dengan 10dB, minimal pada 2 frekuensi yang berdekatan .

    Pemeriksaan masking pada pemeriksaan audiometri dilakukan jika terdapatperbedaan hasil yang mencolok pada kedua telinga .oleh karena AC pada 45 dB

    21

  • 7/29/2019 TULI+PERSEPTIF

    22/31

    atau lebih dapat diteruskan ke tengkorak melalui telinga kontralateral ( yangtidak

    diperiksa )maka pada telinga kontralateral diberi bising supaya tidak mendengar

    bunyi pada telinga yang diperiksa.

    Interpretasi hasil:

    (2)

    - Pendengaran Normal : AC dan BC < 25 dB, dan Gap tidak ada

    - Tuli sensorineural : AC dan BC > 25 dB, dan Gap tidak ada

    - Tuli konduktif : BC normal , atau < 25 dB. AC > 25 db .

    Ada Gap antara AC dan BC

    - Tuli campur : BC > 25 dB ,

    AC >BC . ada Gap

    Gambar 12 Audiogram telinga

    22

  • 7/29/2019 TULI+PERSEPTIF

    23/31

    Pemeriksan Audiologi Khusus (2)

    Digunakan untuk membedakan tuli koklea dan tuli retrokoklea , terdiri dari

    1. Audiometri khusus

    Hal yang perlu dipahami :- Rekrutmen : suatu fenonema , terjadinya peningkatan sensibilitas pendengaran

    yang berlebihan diatas ambang dengar . Khas pada tuli koklea

    Ket : pada pasien tuli koklea ,pasien ini dapat membedakan bunyi 1 dB ,

    sedangkan orang normal baru dapat membedakan bunyi setelah 5 dB .pada

    orangtua bila mendengar suara berlahan ia tidak dapat mendengar tapi jika

    mendengar suara keras dirasikannya nyeri pada telinga.

    - Kelelahan : merupakan adaptasi abnormal . Khas pada tuli retrocokhlear, saraf

    pendenaran akan merasa lelah jika dirangsang terus menerus dan akan kembali

    pulih jika beristirahat.

    Jenis pemeriksaan :

    1. TES SISI ( short increment sensitivity indek )

    Untuk memeriksa tuli koklea dengan memanfaatkan fenonema

    rekrutmen .

    2. Tes ABLB ( alternate binaural loudness balance)

    Cara : diberikan intensitas bunyi tertentu pada frekuensi yang sama

    pada kedua telinga, sampai kedua telinga mencapai persepsi yang sama,

    yangdisebut balance negatif , bila balans tercapai terdapat rekuretmen

    positif .

    3. Tes kelelahan ( tone decay )

    4. Audiometri tutur

    Pada pemeriksaan ini digunakan kata kata yang telah disusun oleh

    silabus .pasien diminta untuk mengulangi kata kata yang didengar

    melalui kaset tape recorder, pada tipe koklea pasien sulit membedakan

    bunyi S,R,N,C,H,CH.sedangkan pada tuli retrokoklear lebih sulit lagi.

    5. Audiometri bekessy

    pemeriksaan adalah dengan menggunakan nada terputus putus dan

    terus menerus , bila ada suara masuk pasien memencet tombol

    23

  • 7/29/2019 TULI+PERSEPTIF

    24/31

    o Hasil :

    - Tipe I : normal

    Nada terputus dan terus menerus ( continue berimpit )

    - Tipe II : tuli perseptif kokleaNada terputus dan terus menerus berimpit hanya

    frekuensi 1000Hz

    - Tipe III: tuli perseptif retrokohlea

    Nada terputus dan terus menerus berpisah.

    2. Audiometri Objektif(2)

    Pada pemeriksaan ini pasien tidak harus bereaksi

    Jenis audiometri objektif :

    o Audiometri impedansi

    Pada pemeriksaan ini diperiksa kelenturan membran timpani dengan

    tekanan tertentu pada meatus acusticus externus .jika lesi dikoklea

    ambang rangsang refleks stapedius menurun , sedanhkan pada lesi si

    retrocoklear ambang itu naik.

    o Elektrokokleografi

    o Evoked response audiometry

    Dikenal dengan BERA ( brainstem evoke pesponse audiometri) yaitu

    suatu pemeriksaan untuk menilai fungsi pendengaran dan fungsi

    N.VIII.

    Prinsip : menilai perubahan potensial listrik diotak setelah

    perangsangan sensorik berupa bunyi .

    Pemeriksaan ini bermanfaat terutama pada keadaan yang tidak

    mungkin dilakukan pemerikasaan pendengaran biasa seperti pada bayi,

    anak dengan gangguan sifat dan tingkah laku , intelegensi rendah ,

    cacat ganda dan kesadaran menurun .

    24

  • 7/29/2019 TULI+PERSEPTIF

    25/31

    II.3.f DIAGNOSIS

    Gambar 13. Algoritma SNHL

    Anamnesis

    Pasien dengan ketulian sensorineural sering mengalami kesulitan untuk memahami

    pembicaraan dengan wanita dan anak-anak, karena mereka berbicara dengan

    frekuensi yang lebih tinggi, atau mengalami masalah dengan kata-kata tertentu

    berkonsonan tinggi seperti f, s, atau th. Pasien juga sulit mengikuti

    25

  • 7/29/2019 TULI+PERSEPTIF

    26/31

    pembicaraan ketika dua orang atau lebih bicara pada saat yang sama atau sulit

    mendengar saat berada dalam lingkungan yang bising.(17)

    Pada penurunan pendengaran bilateral dan sudah diderita lama, suara percakapan

    biasanya lebih keras dan memberi kesan seperti suasana yang tegang dibanding orang

    normal. Perbedaan ini lebih jelas bila dibandingkan dengan suara yang lembut dari

    penderita penurunan pendengaran jenis hantaran, khususnya otosklerosis. Pada tuli

    sensorineural tipe koklear mempunyai sifat rekruitmen yang berarti bahwa suara yang

    merangsang makin keras makin tidak tidak dimengerti arti katanya. Sedangkan pada

    tipe retro koklear, bila dirangsang terus menerus akan cepat menjadi lelah. Di dalam

    klinik dijumpai bila seseorang diajak bicara mula-mula mendengar dengan baik tetapi

    lama kelamaan pendengarannya akan menurun.(17)

    Terdapat tinitus biasanya nada tinggi sebagai suara yang mendering atau menyiut

    -nyiut. Pada tinitus sensorineural, tinitus menjadi semakin berat dalam lingkungan

    yang sunyi dimana tidak ada bunyi lain yang mengganggu. Pasien sering kali

    mengeluhkan tinitus sangat mengganggu pada saat menjelang tidur atau bangun tidur.

    (10)

    Pemeriksaan Fisik

    Pemeriksaan dengan otoskopi didapatkan kanal telinga luar maupun selaput gendang

    telinga normal.

    Tes fungsi pendengaran :

    1. Tes bisik :(10)

    - Tidak dapat mendengar percakapan bisik pada jarak 5 meter.

    - Sukar mendengar kata-kata yang mengundang nada tinggi (huruf konsonan).

    2. Tes garputala :(2)

    - Rinne (+), hantaran udara lebih baik dari pada hantaran tulang.

    - Tes Weber ada lateralisasi ke arah telinga sehat.

    - Tes Schwabach ada pemendekan hantaran tulang.

    3. Tes audiometri nada murni :(8)

    - Ada penurunan nilai ambang hantaran udara dan hantaran tulang, biasanya

    akan lebih berat mengenai frekuensi tinggi.

    - Hantaran udara berimpit dengan hantaran tulang.

    26

  • 7/29/2019 TULI+PERSEPTIF

    27/31

    - Kadang-kadang disertai adanya suatu dip pada frekuensi tinggi (4000 Hz

    untuk trauma akustik, obat ototoksik, dsb).

    4. Tes audiometri nada tutur :( 8)

    - Nilai diskriminasi tutur (NDT) tidak dapat mencapai 100% meskipun

    intensitas suara diperkeras.

    - Dapat terjadi fenomena recruitment.

    Untuk membedakan tuli koklea dan tuli retrokoklea diperlukan pemeriksaan audiologi

    khusus yang terdiri dari audiometri khusus (seperti tes Tone decay, tes Short

    Increment Sensitivity Index {SISI}, tes Alternate Binaural Loudness Balance

    (ABLB), audiometri tutur, audiometri Bekessy), audiometri objektif (audiometri

    impedans, elektrokokleografi, Brain Evoked Reponse Audiometry {BERA},

    pemeriksaan tuli anorganik (tes Stenger, audiometri nada murni secara berulang,

    impedans) dan pemeriksaan audiometri anak.(2)

    II.3. g PENATALAKSAAN DAN PENCEGAHAN

    tindakan pertama yang dilakukan adalah mengendalikan etiologi penyebab yang telah

    diketahui,

    jika pasien berkerja pada tempat kerja yang bising maka diperlukan peralatan

    pelindung dan harus membatasi paparan terhadap suara bising .alat pelindung dapat

    berupa :(16)

    1. Sumbat telinga (earplugs/insert device/aural insert protector)

    Dimasukkan ke dalam liang telinga sampai menutup rapat sehingga suara

    tidak mencapai membran timpani. Sumbat telinga bisa mengurangi bising

    s/d 30 dB lebih.

    2.Tutup telinga (earmuff/protective caps/circumaural protectors)

    Menutupi seluruh telinga eksternal dan dipergunakan untuk mengurangi

    bising s/d 40- 50 dB frekuensi 100 8000 Hz.

    3. Helmet/enclosure

    Menutupi seluruh kepala dan digunakan untuk mengurangi maksimum 35

    dBA pada 250 Hz sampai 50 db pada frekuensi tinggi

    27

  • 7/29/2019 TULI+PERSEPTIF

    28/31

    jika telah terjadi gangguan yang bersifat permanen maka dipertimbangkan untuk

    memakai alat bantu dengar yang diimplantasi .(13)

    Penanganan khusus pada anak anak yang mengalami gangguan pendengaran sejak

    lahir , karena ganguan pendengaran yang terjadi dapat menyebabkan ganguan

    bicara..disini perlu dibedakan anak lahir tuli atau tuli sebelum dapat berbicara

    .keduanya perlu belajar membaca suara( speech reading )dengan melihat gerakan

    bibir .(17)

    Pada tuli sebelum dapat berbicara perlu belajar/latihan mendengar(auditory training).

    Di sini dapat pula penderita diberi alat bantu dengar bagi penderita kekurangan

    pendengaran agar sisa-sisa pendengarannya dapat digunakan. Alat bantudengar itu

    prinsipnya akan menaikkan intensitas (amplitudo) sehingga suara akan lebih keras

    sehingga pendidikannya tidak perlu berteriak. (17).

    Pengelolaan pendidikan penderita tuli perlu ditangani oleh ahli audiologi, speech

    therapeutist, ahli psikologi dan pediatri.Karena anak tuli sering wataknya berubah

    menjadi seringcuriga, lekas marah (emosional). Sedang pada congenital hearing loss,

    sering juga ada kelainan organ lain. (12 , 17)

    Jika tuli disebabkan oleh obat obatan yang bersifat ototoksi maka pemakaian obat

    perlu dihentikan (15)

    II.3.h PROGNOSIS

    Kurang pendengaran tipe sensori neural biasanya tidak dapat pulih seperti semula

    (irreversibel), tidak dapat dikoreksi dengan baik meskipun dengan cara apapun juga.

    Meskipun demikian dapat juga memakai alat bantu dengar untuk menaikkan intensitas

    suara.(12 ,13)

    pada anak yang menderita SNHL yang memperoleh penanganan yang baik ,mereka

    akan mampu bersosialisi dan berkerja dengan baik seperti orang pada umumnya.(17)

    28

  • 7/29/2019 TULI+PERSEPTIF

    29/31

    BAB III

    KESIMPULAN

    Ketulian adalah salah satu gejala dari suatu penyakit telinga, dan disebut Tuli syaraf

    (sensorineural), bila proses kelainannya di telinga dalam atau di syarafnya, dan pada

    umumnya irreversible.berdaasarkan letak kelainannya tuli ini terbagi menjadi 2 jenis yaitu

    tuli koklear dan retrokoklear , dimana keduanya dapat dibedakan dengan menggunakan

    audiometri khusus.

    Diagnosis tuli sensorineural didasarakan pada anamesa ,pemeriksaan fisik dan

    audiometri. Pada anamesa biasanya pasien mengeluhkan kesulitan memahami pembicaran

    orang lain atau pendengaran menurun ,pada pemerikaan fisik biasanya tidak ditemukan

    kelainan pada membran timpani dan pada pemeriksaan tes penala ditemukan tuli sensorineual

    yang berupa tes Rinne positif, Weber lateralisasi ketelinga yang sehat dan schwabach

    memendek .Sedangakan pada audiometri ditemukan AC dan BC > 25 dB, tidak ada Gap .

    Tuli ini sebagian besar bersifat ireversible , sehingga dibutuhkan pencegahan dan

    penanganan yang tepat untuk mengatasi faktor penyebabnya. Pencegahan yang dapat

    dilakukan berupa proteksi telinga dari suara bising dengan menggunakan alat pelindung jika

    kita berada pada daerah dengan tingkat kebisingan yang tinggi, deteksi dan terapi dini pasien

    yang mengalami sudden sensorineural hearing loss, pengawasan yang ketat pada setiap

    penggunaan obat obat yang dapat mencetuskan tuli, serta edukasi pada orang tua yang

    anaknya mengalami gangguan pendengaran dini.Dikarenakan sifatnya yang permanen maka pengobatan yang dapat dilakukan sejauh

    ini masih belum ada . pemasangan implan kohlea adalah salah satu cara yang dapat

    membantu pasien dalam menghadapi penyakit ini , tetapi itu tudak dapat mengembalikan

    pendengaran menjadi normal seperti sediakala .alat ini hanya dapat membantu meningkatkan

    quality of live pasien dalam kehidupan sehari harinya. Sehingga salah satu cara yang paling

    efektif hanyalah mencegah timbulnya tuli neurosensori ini.

    29

  • 7/29/2019 TULI+PERSEPTIF

    30/31

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Boies, adams.Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 . EGC. Jakarta .1997

    2. Buku Ajar THT Universitas Indonesia .FKUI.Jakarta.2007

    3. Moore,keith L. Anatomi Klinis Dasar.EGC. Jakarta .20024. Ereoschenko, Viktor P. Atlas Histologi di Fiore edisi 9.EGC.Jakarta .2003

    5. Guyton & hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 9.EGC. Jakarta.1997

    6. Atlas Anatomi Subota edisi 21.EGC.Jakarta .2000

    7. http://www.asha.org/public/hearing/disorders/types.htm

    8. http://nihseniorhealth.gov/hearingloss/toc.html

    9. http://www.bcm.edu/oto/grand/111893.html

    10. http://www.healthscout.com/ency/68/532/main.html

    11. http://hcd2.bupa.co.uk/fact_sheets/Mosby_factsheets/Hearing_Loss.html

    12. http://www.deafnessresearch.org.uk/

    13. http://www.medicineau.net.au/clinical/ent/SNHL.html

    14. http://www.hearingawarenessweek.org.au/wordfiles/Causes%20of%20Hearing

    %20Loss.pdf

    15. http://library.usu.ac.id/download/fk/tht-andrina1.pdf

    16. http://www.otojournal.org/search/quick

    17. .Cermin Dunia Kedokteran No. 391985

    18. www.wikipedia.com

    19. www.suaramerdeka.com

    30

    http://www.otojournal.org/search/quickhttp://www.wikipedia.com/http://www.otojournal.org/search/quickhttp://www.wikipedia.com/
  • 7/29/2019 TULI+PERSEPTIF

    31/31