TULI+PERSEPTIF
Transcript of TULI+PERSEPTIF
-
7/29/2019 TULI+PERSEPTIF
1/31
II.1 ANATOMI DAN HISTOLOGI TELINGA
Anatomi telinga
telinga terbagi menjadi 3 bagian :
telinga luar
telinga tengah
telinga dalam
Gambar 1 : pembagian telinga
II.1.a. TELINGA LUAR
terdiri dari : (2)
1. daun telinga : terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit
2. liang telinga : panjang 2,5 3 cm
- 1/3 bagian luar :
terdiri dari tulang rawan dan banyak terdapat kelenjar serumen ( modifikasi
kelenjar keringat )dan rambut
- 2/3 bagian dalam :
terdiri dari tulang dan ditemukan sedikit kelenjar serumen
telinga luar berfungsi :
mengumpulkan suara dan mengubanya menjadi energi getar sampai ke gendang
telinga
1
-
7/29/2019 TULI+PERSEPTIF
2/31
II.1. b. TELINGA TENGAH
telinga tengah berbentuk kubus dengan batas:(2)
luar : membran timpani
depan : tuba austachii
bawah : vena jugularis ( bulbus jugularis)
belakang : aditus ad antrum , kanalis fasialis pars vertikalis
Atas : tegmen timpani ( meningen / otak )
dalam : berturut turut terdiri atas kebawah :
kanalis semisirkularis horizontal
kanalis fasialis
tingkap lonjong ( oval window )
tingkap bundar ( round window )
Promontorium
Gambar 2. Sediaan diseksi auris medis
II.1. b. 1 Membran Timpani (1,2)
jika dilihat dari arah liang telinga berbentuk bundar cekung ,dan terlihat oblik
terhadap sumbu liang telinga, dengan luas permukaan + 55 milimeter kuadrat .terdiri
2
-
7/29/2019 TULI+PERSEPTIF
3/31
dari :
- pars flasid (membran sharpnell): dibagian atas
terdiri dari 2 lapis : Bagian luar : epitel kulit liang telinga
Bagian dalam : dilapisi oleh sel kubus bersilia ( mirip
epitel saluran nafas)
- pars tensa: dibagian bawah
terdiri dari 3 lapis : lapisan luar dan dalam mirip pada pars flasid , bagian
tengah teridiri dari serat kolagen dan sedikit serat elastin .yang berjalan radier(
dibagian luar ) dan sirkuler ( dibagian dalam )
penonjolan bagian bawah maleus pada membaran timpani disebut umbo . Dari umbo
inilah bermula suatu reflek cahaya ( cone of light ) kearah bawah :
pukul 7 untuk membran timpani kiri
pukul 5 untuk sebelah kanan
reflek cahaya ini di timbulkan oreh serat radier dan sirkuler yang terdapat pada
membran timpani .
membran timpani terbagi menjadi 4 kuadran:
Gambar 3 : membran timpani
miringotomi dilakukan di bagian bawah belakang membran timpani sesuai arah
serabut membaran timpani, dimana didaerah tersebut tidak terdapat tulang tulang
pendengaran .
3
-
7/29/2019 TULI+PERSEPTIF
4/31
II.1. b. 2 TULANG TULANG PENDENGARAN (5.6 )
Kesesuaian impedansi oleh sistem osikuler
setiap gerakan tulang , Amplitudo gerakan wajah stapes adalah tangkai maleus hal ini menjelaskan mengapa sistem pengungkit osikular mengurangi jarak
pergerakan stapes tapi justru meningkatkan tenaga pergerakan sampai 1, 3 X
luas daerah permukaan timpani adalah 55 mm2sedangkan wajah stapes + 3,2 mm 2
rasio perbandingan 17 X lipat ini dibandingkan 1,3 X dari sistem pengungkit
sebabkan penekanan 22 kali cairan pada cokhlea
karena inersia cairan lebih besar dari udara maka dibutuhkan peningkatan jumlah
tekanan untuk menimbulkan getaran pada cairan dicohlea .
Gambar 4 : sendi dan pengikat tulang pendengaran
kerja M.tensor timpani dan M.stapedius
M.tensor timpani berkerja menarik tangkai maleus kearah dalam , sedangkan
M.stapedius menarik stapes kearah luar
kerja dua muskulus yang berlawanan ini berfungsi : (3,5)
1. untuk melindungi koklea dari getaran yang merusak yang disebabkan oleh
suara yang sangat keras.karena otot otot yang berlawanan kerjanya ini
4
-
7/29/2019 TULI+PERSEPTIF
5/31
akan berkerja meredam getaran membran timpani yang berlebih akibat
suara yang keras .
ket :
kelumpuhan m.stapedius ( misal karena kerusakan Nervus fasialis ) akan
menyebabkan pendengaran yang sangat tajam ( hiperakusis ) .hal ini
terjadi akibat gerakan stapes yang tidak terkendali.
2. untuk menutupi suara berfrekusensi rendah pada lingkaran suara yang
keras dan Menurunkan sensitivitas pendengaran seseorang sehingga
seseorang dapat berkosentrasi pada suara suara tertentu .kedua otot
memperkecil aplitudo pendengaran .
II.1. b. 3. TUBA AUDITIVA
saluran yang menghubungkan telinga tengah dengan udara luar melalui muaranya di
nasofaring. Normalnya saluran ini selalu tertutup dan terbuka jika mengunyah atau
menelan sebagai kontraksi otot tensor veli palatini . (2)
Fungsi tuba : (2)
1. ventilasi
menjaga agar tekanan udara dalam telinga tengah sama dengan tekanan udara luar
2. drainase sekret
3. menghalaing masuknya sekret dari nasofaring ke telinga tengah
II.1.c TELINGA DALAM (LABIRIN)
Labirin ( telinga dalam ) mengandung organ pendengaran dan keseimbangan, terletak pada
pars petrosa os temporal
Labirin terdiri dari :( 2, 3 )
1. Labirin bagian tulang, terdiri dari : kanalis semisirkularis, vestibulum dan
koklea.
2. Labirin bagian membran, yang terletak didalam labirin bagian tulang, terdiri
dari : kanalis semisirkularis, utrikulus, sakulus, sakus dan duktus endolimfatikus
serta koklea.
3.
5
-
7/29/2019 TULI+PERSEPTIF
6/31
Gambar 4 : vestibulum dsn koklea
Antara labirin bagian tulang dan membran terdapat suatu ruangan yang berisi cairan
perilimfe yang berasal dari cairan serebrospinalis dan filtrasi dari darah.Didalam labirin
bagian membran terdapat cairan endolimfe yang diproduksi oleh stria vaskularis dan
diresorbsi pada sakkus endolimfatikus.(3)
Gambar 5 labirin membarnosa didalam labirin ossea
6
-
7/29/2019 TULI+PERSEPTIF
7/31
Gambar 6 . Labirin bagian tulang
Gambar 7 . labirin bagian membaranosa
II.1 c 1.Vestibulum
Vestibulum adalah suatu ruangan kecil yang berbentuk oval, berukuran 5 x 3 mm
dan memisahkan koklea dari kanalis semisirkularis. Pada dinding lateral terdapat foramen
ovale ( fenestra vestibuli ) dimana footplate dari stapes melekat disana. Sedangkan foramen
rotundum terdapat pada lateral bawah. Pada dinding medial bagian anterior terdapat lekukan
berbentukspheris yang berisi makula sakuli dan terdapat lubang kecil yang berisi serabut
saraf vestibular inferior. Makula utrikuli terletak disebelah belakang atas daerah ini. Pada
dinding posterior terdapat muara dari kanalis semisirkularis dan bagian anterior berhubungan
dengan skala vestibuli koklea.(3,9)
Gambar 8 .vestibuli , sakulus dan Utriculus
Sakulus dan utrikulus
Terletak didalam vestibulum yang dilapisi oleh perilimfe kecuali tempat masuknya
saraf didaerah makula. Sakulus jauh lebih kecil dari utrikulus tetapi strukturnya sama.
7
-
7/29/2019 TULI+PERSEPTIF
8/31
Sakulus dan utrikulus ini berhubungan satu sama lain dengan perantaraan duktus utrikulo-
sakkularis yang bercabang menjadi duktus endolimfatikus dan berakhir pada suatu lipatan
dari duramater pada bagian belakang os piramidalis yang disebut sakkus endolimfatikus.
Saluran ini buntu.(3)
Sel-sel persepsi disini sebagai sel-sel rambut yang dikelilingi oleh sel-sel penunjang
yang terletak pada makula. Pada sakulus terdapat makula sakuli dan pada utrikulus terdapat
makula utrikuli. (3)
II.1.c 2.Kanalis Semisirkularis
Terdapat 3 buah kanalis semisirkularis : superior, posterior dan lateral yang
membentuk sudut 90 satu sama lain. Masing-masing kanal membentuk 2/3
lingkaran, berdiameter antara 0,8 1,0 mm dan membesar hampir dua kali lipat pada
bagian ampula. Pada vestibulum terdapat 5 muara kanalis semisirkularis dimana
kanalis superior dan posterior bersatu membentuk krus kommune sebelum memasuki
vestibulum.(1,3)
II.1 c 3.COHLEA
Gambar 9. Histologi telinga dalam
8
-
7/29/2019 TULI+PERSEPTIF
9/31
ket : (4)
labirin tulang cohlea berpilin mengelilingi sumbu sentral tulang spons yang
disebut modiulus.,
ganglion spiralis terbenam di dalam modiulus, ganglion ini terdiri dari neuron
bipolar aferen dimana akson panjang dari sel bipolar menyatu membentukNervus
kokhlearis, sedangkan dendrit yang lebih pendek menginervasi sel rambut organo
corti .
Labirin tulang dibagi menjadi dua rongga utama oleh lamina spiralis oseosa dan
membran basalis
lamina spiralis oseosa menjulur dari modiulus sampai setengah lumen kanalis
cohlearis .
Membran basalis berlanjut danri lamina spiralis oseosa ke ligamen spiralis
ligamen spiralis merupakan penebalan periosteum dinding tulang luar cohlea
tempat pertemuan cairan perilimfe skala vestibuli dan skala timpani disebut
helikoterma
histologi skala media
Gambar 10.Telinga dalam :Duktus koklea (skala media ).pulasan hematoksilin
9
-
7/29/2019 TULI+PERSEPTIF
10/31
eosin.pembesaran sedang
Ket :(4)
dinding bagian luar skala media dibentuk oleh area vaskular yang disebut stria
vaskularis
strria vasikular ini ditutupi oleh epitel berlapis yang mengandung jalinan kapiler
intra epitel yang dibentuk oleh pembuluh yang memasok jaringan ikat ligamen
spiral.
Ligamen spiral terdiri dari serat kolagen , fibroblas berpigmen dan banyak
pembuluh darah
lantai skala media dibentuk oleh limbus spiralis yang merupakan penebalan
dari jaringan ikat periosteum
cabang perifer ( aferen ) dari sel sel bipolarganglion spiralis berjalan melalui
saluran saluran di lamina spiralis oseosa dan bersinap dengan sel sel rambut
didalam organo corti
skala vestibuli dan skala timpani berisikan cairan perilimfe dan berhubungan
langsung dengan ruang subarachnoid disekitar otak sehingga perilimfe hampir
sama dengan cairan serebrospinal sedangkan skala media berisikan cairan
endolimfe yang mungkin disekresi oleh stria vasikuler ( daerah dipinggir skala
media ).(5)
sehingga cairan endolimfe mengandung kosentrasi kalium yang tinggi dan
Natrium yang rendah .(seperti cairan intrasel ) sedangkan perilimfe sebaliknya
( seperti cairan extrasel )(5)
membran basalis (4,5)
terdiri dari serat serat basalis yang keluar dari modiulus /pusat
penulangan koklea , satu sisi serat ini terfiksasi pada modiulus sedangkan
sisi yang lain bebas,
panjang serat ini meningkat dari basis keapek , tapi diameternya justru
mengecil , sehingga serat yang berada dibasal ( dekat fenestra ovalis )
kaku dan pendek dan cenderung bergetar pada frekuensi tinggi , sedangkan
yang diapex seratnya panjang dan lentur sehingga cenderung bergetar pada
frekuensi rendah.
10
-
7/29/2019 TULI+PERSEPTIF
11/31
Histologi Organ Korti
Gambar 11.Histologi organ korti
pada organocorti terdapat 2 tipe sel rambut yang merupakan reseptor sensorik yaitu :(4,5)
1 baris sel rambut interna ( inner)
3- 4 baris sel rambut ekterna ( outer)
setiap basis dan samping sel rambut ini bersinap dengan jaringan saraf yang mengarah
ke ganglion spinal corti.
Ujung bawah rambut menempel pada serat basilaris , sedangkan bagian atasnya
berupa stereosilia yang terfiksasi pada lamina lentikularis .(5)
Pergerakan serat basalis kearah atas akan mengguncang lamina lentikularis keatas dan
kedalam kearah modiolus , sedangkan pergerakan serat basalis kebawah akan
menyebakan lamina lentikularis terguncang ke bawah dan luar . (5)
Gerakan kedepan dan kebelakang ini menyebakan sterosilia( rambut )terpotong
kedepan dan kebelakang tehadap membran tektorial(5)
90 % serat saraf auditorik dirangsang oleh sel bagian dalam (inner cell) tapi jika
terjadi kerusakan pada sel outer akan memberikan pengaruh yang besar pada
pendengaran , karena sel outer berfungsi mengatur sensitifitas sel inner . (5)
11
-
7/29/2019 TULI+PERSEPTIF
12/31
II.1.d. PERSARAFAN TELINGA
daun telinga dan liang telinga luar menerima cabang cabang sensoris dari cabang
aurikulotemporal saraf ke 5 (N. Mandibularis ) dibagian depan , dibagian posterior dari
Nervus aurikuler mayor dan minor , dan cabang cabang Nervus Glofaringeus dan
Vagus .Cabang Nervus Vagus dikenal sebaai Nervus Arnold .Stimulasi saraf ini
menyebabkan reflek batuk bila teliga luar dibersihkan .Liang telinga bagian tulang sebelah
posterior superior dipersarafi oleh cabang sensorik Nervus Fasial .(1)
Tuba auditiva menerima serabut saraf dari ganglion pterygopalatinum dan saraf
saraf yang berasal dari pleksus timpanicus yang dibentuk oleh Nervus Cranialis VII dan IX.
M.tensor timpani dipersarafi oleh Nervus Mandibularis ( Nervus Cranial V3
).sedangkan M.Stapedius dipersarafi oleh Nervus Fasialis .(3)
Korda timpani memasuki telinga tengah tepat dibawah pinggir posterosuperior sulkus
timpani dan berjalan kearah depan lateral ke prosesus longus inkus dan kemudian kebagain
bawah leher maleus tepat diatas perlekatan tendon tensor timpani .setelah berjalan kearah
medial menuju ligamen maleus anterior , saraf ini keluar melalui fisura petrotimpani . (3)
II.1.e. VASKULARISASI TELINGA
Perdarahan telinga terdiri dari 2 macam sirkulasi yang masing masing secara
keseluruhan berdiri satu satu memperdarahi telinga luar dan tengah , dan satu lagi
memperdarahi telinga dalam tampa ada satu pun anastomosis diantara keduanya (3)
telinga luar terutama diperdarahi oleh cabang aurikulo temporal a.temporalis
superficial di bagian anterior , dan dibagian posterior diperdarahi oleh cabang
aurikuloposterior a.karotis externa.(3)
Telinga tengah dan mastiod diperdarahi oleh sirkulasi arteri yang mempunyai banyak
sekali anastomosis . Cabang timpani anterior a.maxila externa masuk melalui fisura
retrotimpani . Melalui dinding anterior mesotimpanum juga berjalan aa.karotikotimpanik
yang merupakan cabang a.karotis ke tympanum .dibagian superior ,a meningia media
memberikan cabang timpanik superior yang masuk ketelinga tengah melalui fisura
petroskuamosa .A.meningea media juga memberikan percabangan a. petrosa superficial yang
berjalan bersama Nervus petrosa mayor memasuki kanalis fasial pada hiatus yang berisi
ganglion genikulatum . Pembuluh pembuluh ini beranastomose dengan suatu cabang
a.auricula posterior yaitu a.stilomastoid , yang memasuki kanalis fasial dibagian inferior
melalui foramen stilomastoid .satu cabang dari arteri yang terakhir ini , a.timpani posterior
12
-
7/29/2019 TULI+PERSEPTIF
13/31
berjalan melalui kanalikuli korda timpani .Satu arteri yang penting masuk dibagian inferior
cabang dari a.faringeal asendenc.arteri ini adalah perdarahan utama pada tumor glomus
jugular pada telinga tengah .(3)
Tulang tulang pendengaran menerima pendarahan anastomosis dari arteri timpani
anterior , a.timpani posterior , suatu arteri yang berjalan dengan tendon stapedius , dan
cabang cabang dari pleksus pembuluh darah pada promontorium .pembuluh darah ini
berjalan didalam mukosa yang melapisi tulang tulang pendengaran , memberi bahan
makanan kedalam tulang .proses longus incus mempunyai perdarahan yang paling sedikit
sehingga kalau terjadi peradangan atau gangguan mekanis terhadap sirkulasinya biasanya
mengalami necrosis .(3)
Telinga dalam memperoleh perdarahan dari a. auditori interna (a. labirintin) yang
berasal dari a. serebelli inferior anterior atau langsung dari a. basilaris yang merupakan suatu
end arteri dan tidak mempunyai pembuluh darah anastomosis.
Setelah memasuki meatus akustikus internus, arteri ini bercabang 3 yaitu : (3)
Arteri vestibularis anterior yang mendarahi makula utrikuli, sebagian makula
sakuli, krista ampularis, kanalis semisirkularis superior dan lateral serta sebagian
dari utrikulus dan sakulus.
Arteri vestibulokoklearis, mendarahi makula sakuli, kanalis
semisirkularisposterior, bagian inferior utrikulus dan sakulus serta putaran basal
darikoklea.
Arteri koklearis yang memasuki modiolus dan menjadi pembuluh-pembuluh arteri
spiral yang mendarahi organ Corti, skala vestibuli, skala timpani sebelum berakhir
pada stria vaskularis. Aliran vena pada telinga dalam melalui 3 jalur utama. Vena
auditori interna mendarahi putaran tengah dan apikal koklea. Vena akuaduktus
koklearis mendarahi putaran basiler koklea, sakulus dan utrikulus dan berakhir
pada sinus petrosus inferior. Vena akuaduktus vestibularis mendarahi kanalis
semisirkularis sampai utrikulus. Vena ini mengikuti duktus endolimfatikus dan
masuk ke sinus sigmoid.
Aliran vena telinga luar dan tengah dilakukan oleh pembuluh pembuluh darah yang
menyertai arteri v. emisari mastoid yang menghubungkan kortek keluar mastoid dan sinus
lateral.Aliran vena telinga dalam dilakukan melalui 3 jalur aliran .dari koklea putaran tengah
dan apical dilakukan oleh v.auditori interna.Untuk putaran basiler koklea dan vestibulum
anterior dilakukan oleh v.kokhlear melalui suatu saluran yang berjalan sejajar dengan
13
-
7/29/2019 TULI+PERSEPTIF
14/31
akuadutus kokhlea dan masuk kedalam sinus petrosa inferior .Suatu aliran vena ketiga
mengikuti duktus endolimfa dan masuk ke sinus sigmoid .pleksus ini mengalirkan darah dari
labirin posterior .(3)
II.2 FISIOLOGI
II.2 .a FISIOLOGI PENDENGARAN (5)
daun telinga menangkap energi bunyi , lalu dihantarkan menuju membran timpani ,
getaran suara dari membran timpani diteruskan ketangkai maleus yang melekat pada
pusat membran timpani , setiap pergerakan maleus selalu diikuti oleh pergerakan incus
sebab maleus dan incus dihubungkan oleh ligamen.
Ujung dari incus berartikulasi dengan stapes, dan bagian lain( permukaan wajah ) dari
stapes berhubangan dengan fenestra ovalis pada cohlea melalui lig. anularis yang relatif
longgar .
Sehingga setiap pergerakan maleus diikuti oleh incus yang menyebabkan stapes terdorong
kedepan pada ciaran cohlea, lalu getaran suara memasuki skala vestibuli dari permukaan
wajah stapes pada fenestra ovalis, dan diteruskan ke skala media melalui membran
Reisner ( membran ini begitu halus dan mudah bergerak sehingga sama sekali tidak
menghalangi jalannya getaran suara dari skala vesibuli ke skala media . Oleh karena itu
begitu konduksi suara terjadi skala vestibuli dan skala media dianggap sebagai ruang
tunggal )
getaran pada skala media menyebabkan getaran pada membran basilar yang diikuti
dengan depolarisasi sel rambut, lalu impuls berjalan menuju ke ganglion spiralis corti .
mekanisme pendengaran sentral
implus berjalan dari ganglion spiral corti, menuju ke nukleus kokhlaris ventral dan
dorsal lalu menuju nukleus olivarius superior pada salah satu sisi, lalu menuju
lemnikus lateral ke kolikulus inferior lalu ke nukleus genikulatum medial , tempat
semua serabut bersinaps . Lalu menuju berlanjut melalui radiasio auditorius ke kortek
auditorius yang terletak pada girus superior lobus temporalis .
14
-
7/29/2019 TULI+PERSEPTIF
15/31
II.2 .b FISIOLOGI VESTIBULER (5)
Kanalis semisirkularis merupakan alat keseimbangan dinamik dan terangsang
oleh gerakan yang melingkar, sehingga kemana saja arah kepala, asal gerakan itu
membentuk putaran, maka gerakan itu akan tertangkap oleh salah satu, dua atau
ketiga kanalis semisirkularis bersama-sama. Pada manusia, kanalis semisirkularis
horizontal yang mempunyai peran dominan oleh karena manusia banyak bergerak
secara horizontal.
Utrikulus dan sakulus merupakan alat keseimbangan statik, yang terangsang
oleh gerak percepatan atau perlambatan yang lurus arahnya, dan juga oleh
gravitasi.Utrikulus terangsang oleh gerakan percepatan lurus dalam bidang mendatar,
sedangkan sakulus terangsang oleh gerakan percepatan lurus dalam bidang vertikal.
Dalam keadaan diam, gravitasi berpengaruh terhadap utrikulus maupun
sakulus. Hubungan sistem vestibuler dengan otot-otot mata erat sekali, sehingga
semua gerakan endolimfe selalu diikuti oleh gerakan bola mata. Sistem vestibuler
berhubungan dengan sistem tubuh yang lain, sehingga kelainan sistem vestibuler bisa
menimbulkan gejala pada sistem tubuh yang bersangkutan.
II.3 TULI PERSEPTIF
II.3. a. DEFINISI
Gangguan pendengaran berupa berkurangnya pendengaran dikarenakan kelainan pada
telinga tengah , Nervus vestibulochohlear( N. VIII) atau pada proses sentral diotak(11).
Ketulian adalah salah satu gejala dari suatu penyakit telinga, dan disebut Tuli syaraf
(sensorineural), bila proses kelainannya di telinga dalam atau di syarafnya, dan pada
umumnya irreversible.(17)
II.3. b EPIDEMIOLOGI
876 anak yang diperiksa diperoleh tuli saraf berat unilateral / bilateral:
5 tahun :103 (11,7%)
( sumber departemen THT komunitas FKUI/RSCM ( 2004 juli 2005)(15)
prevalensi tuli saraf yang disebabkan oleh presbikusis bervariasi, diperkirakan terjadipada 30-45% orang dengan usia di atas 65 tahun. Menurut WHO pada tahun 2005
15
-
7/29/2019 TULI+PERSEPTIF
16/31
akan terdapat 1.2 milyar orang akan berusia lebih dari 60 tahun, dari jumlah tersebut
60 % diantaranya tinggal di negara berkembang. Menurut perkiraan WHO pada tahun
2020 populasi dunia berusia diatas 80 tahun juga akan meningkat sampai 200 %. Pada
Survei Kesehatan Indera Penglihatan - Pendengaran tahun 1994 -1996 di 7 Propinsi
(Sumatra Barat, Sumatra Selatan , Jawa Tengah, NTB, Sulawesi Selatan dan Sulawesi
Utara) dengan 19,375 responden didapatkan prevalensi presbikusis sebesar 2.6 % atau
sekitar 6.7 % dari seluruh pasien THT yang didiagnosa dengan Presbikusis
Di Indonesia jumlah penduduk berusia lebih dari 60 tahun pada tahun 2005
diperkirakan mencapai 19.9 juta atau 8.48 % dari jumlah populasi. Pada tahun 2025
jumlah tsb akan meningkat menjadi 4 kali lipat dari jumlah tahun 1990, dan
merupakan jumlah tertinggi di dunia. Juga terjadi peningkatan usia harapan hidup dari
usia 59.8 tahun ( 1990 ) menjadi 71.7 % pada tahun 2020. (12 ,16)
- prevalensi tuli saraf yang disebabkan oleh NHIL (noiseinduced) pada sebuah
pabrik bajai adalah 31,55% (sundari 1997). diperusahan plywood tanggerang 31,81
% .penelitian Zuldidzan (1995) pada anak pesawat helikopter TNI AD dan AU
prevalensi tulinya adalah 27,16 % .(15)
II.3.c ETIOLOGI (11,15,17,)
Periode prenatal
1. Faktor genetik
2. Bukan faktor genetik
Terutama penyakit-penyakit yang diderita ibu pada kehamilan trimester pertama
minggu ke 6 s/d 12 yaitu pada saat pembentukan organ telinga pada fetus.
Penyakit-penyakit itu adalah rubella, morbili, diabetes mellitus,nefritis, toksemia
dan penyakit-penyakit virus yang lain
Obat-obatan yang digunakan waktu ibu mengandung seperti salisilat, kinin,
talidomid, streoptomisin.
Periode perinatal
Penyebab ketulian disini terjadi waktu ibu sedang melahirkan, misalnya
trauma kelahiran dengan memakai forseps, vakum ekstraktor, letak-letak bayi
yang tidak normal juga pada ibu yang mengalami toksemia gravidarum.
16
-
7/29/2019 TULI+PERSEPTIF
17/31
Periode postnatal
1. Penyebab yang berupa faktor genetik atau keturunan misalnya pada penyakit
familiar perception deafness.
2. Penyebab yang bukan berupa faktor genetik atau keturunanPada anak-anak:
- Penyakit-penyakit infeksi pada otak, misalnya meningitis dan ensefalitis
- Penyakit infeksi umum : morbili,varisela,parotitis(mumps), influenza,
demam tipoid,pneumonia,pertusis,difteri.
- Pemakaian obat-obat ototoksik pada anak-anak
b. Pada orang dewasa
- Kolesterol yang tinggi
- Gangguan pada pembuluh-pembuluh darah koklea dalam bentuk
perdarahan, spasme (iskemia), emboli dan trombosis
- Diabetes mellitus
- Penyakit-penyakit ginjal karena mengalami gangguan ekskresi obat-
obat yang dipakainya.
- Influenza oleh virus
- Obat-obat ototoksik, masalnya dihidrostreptomisin, salisilat, kinin,
neomisin, gentamisin, arsenic, antipirin, atropine, barbiturate, tibium.
- Defisiensi vitamin
- Trauma akustik
- Faktor alergi, diduga terjadi suatu gangguan pembuluh darah pada
koklea.
- Presbikusis
- Tumor, akustik neurinoma
- Penyakit meniere
- Trauma kapitis
etiologi dapat juga dibagi berdasarkan :(17,18)
konginental
- Aplasia kokhlea
- Kelainan kromosom
- Kolesteatom conginental
17
-
7/29/2019 TULI+PERSEPTIF
18/31
Didapat
1. Proses inflamasi ;
Labiryinitis
Mumps
Meningitis
Measles
Syphilis
2. Obat obatan yang bersifat ototoxic:
Aminoglikosid ( tersering :tobramycin )
Loop diuretic ( tersering : furosemid)
Antimetabolik ( methotrexate)
Salisilat ( aspirin )
3. Trauma Rudapaksa/kecelakaan yang dapat mengakibatkan rupture labirin atau
komosio labirin.
4. Operasi : karena kurang hati-hatinya operatorpemakaian alat : bor frekuensi
tinggi.
5. Noise induce ( trauma suara ): sering terpapar dengan suara yang keras dalam
waktu yang lama (>90 db) dapat menyebabkan SNHL
6. Factor usia ( presbyacusis)
7. Tuli tiba tiba ( sudden hearing loss) bias disebabkan oleh :
- Idiopatic
- Pembuluh darah yang Iskemic di telinga dalam
- Fistula perilimfa : yang biasanya disebabkan karena rupturnya
tingkap lonjong atau bulat yang berakibat pada bocornya perilimfe.
8. Autoimun : seperti Wegener's granulomatosis
9. Tumor
acustik neuroma (Vestibular schwannoma)
tumor sudut "cerebellopontine"
Meningioma
10. penyakit lain
- penyakit meniere sebabkan tuli perspektif nada rendah ((125 Hz to 1000 Hz)
- measles( jika terjadi kerusakan pada saraf pendengaran )- fetal alkohol syndrom ( efek ototoxic)
18
http://en.wikipedia.org/wiki/Wegener's_granulomatosishttp://en.wikipedia.org/wiki/Wegener's_granulomatosis -
7/29/2019 TULI+PERSEPTIF
19/31
- otitis media supurativ kronik yang berlanjut penyakit sistemik kronik yang
lain
- diabetes
II.3.d PATOFISIOLOGI
mekanisme terjadinya tuli perseptif tergantung pada faktor penyebab penyakit yang
menimbulkan :(1,2,14,16)
1. presbikus
pada kasus ini terjadi perubahan struktur coklea dan Nervus akustic , berupa atrofi dan
degenerasi sel sel penunjang organocorti , disertai perubahan vaskuler pada stria
vaskularis , dimana jumlah dan ukuran sel sel ganglion dan saraf berkurang .
2. Tuli akibat bising ( noise induced
tuli yang terjadi diakibatkan oleh bising dengan intensitas 85db atau lebih yang
mengakibatkan kerusakan pada reseptor pendengaran corti di telinga dalam terutama
yang berfrekuensi 3000 -6000 Hz
3. Tuli mendadak
penyebab paling sering dari tuli mendadak ini adalah iskemia koklea yang berakibat
pada degenerasi yang luas pada sel sel ganglion stria vasikularis dan ligamen spiral.
Yang kemudian diikuti dengan pembentukan jaringan ikat dan penulangan . Pada
kasus ini kerusakan sel rambut yang terjadi tidaklah luas dan membran basal jarang
terkena
4. Tuli akibat obat -obatan yang ototosik
seperti aminoglisida obat ini menyebabkan tuli yang biasanya bersifat bilateral dan
bernada tinggi dikarenakan hilangnya sel rambut pada putaran basal
koklea.sedangkan obat obat deuretik menyebabkan tuli yang sebagian besar bersifat
sementara dengan cara menyebabkan perubahan komposisi elektrolit cairan dalam
endolimfe.
5. Penyakit Meniere
Tuli yang terjadi adalah tuli nada rendah , disebabkan karena adanya hidrops
endolimfa pada koklea dan vesbulum.hidrops ini dapat disebabkan karena :
- meningkatnya tekanan hidrostatik pada ujung arteri
- berkurangnya tekanan osmotik didalam kapiler , dan meningkatnya tekanan
osmotik extrakapiler
19
-
7/29/2019 TULI+PERSEPTIF
20/31
- jalan keluar sakus endolimfatikus tersumbat , sehingga terjadi penimbunan
cairan endolimfa
hal hal tersebut menyebabkan pembengkakan pada skala media yang dapat
berakibat pada ruptrunya membran Reisner dan terjadilah percampuran cairan
endolimfe dan perilimfe
6. Neuroma Akustik
pada kasus ini terdapat tumor jinak yang membungkus saraf kedelapan yang
berakibat pada tuli sensorineural yang unilateral, dengan gejala mula mula
ringan .Tumor ini menyebabkan gangguan pendengaran dengan cara menghancurkan
saraf saraf saluran telinga dalam
II.3 .e PEMERIKSAAN PENDENGARAN
Pemeriksaan pendengaran dapat dilakukan dengan cara :(2)
1. Tes penala
2. Tes berbisik
3. Audiometri nada murni
Secara fisiologis telinga dapat mendengar nada antara 20 18.000 Hz . untuk
pendengaran sehari hari paling efektif 500 2000 Hz
Tes penala (2)
Dengan menggunakan garputala frekuensi 512, 1024, 2048 Hz , pemeriksaan ini
bersifat kualitatif. macam macam pemeriksaan garpu tala :
- Tes Rinne : tes untuk membandingkan hantaran melalui tulang dan udara pada
telinga yang diperiksa
- Tes Weber : tes untuk membandingkan hantaran tulang telinga kiri dan telinga
kanan
- Tes Schwabach : membandingkan hantaran tulang telinga yang diperiksa
dengan pemeriksa yang pendengarannya normal.
- Tes Bing ( oklusi ): cara periksa sama seperti weber tetapi liang telinga ditutup
.jika terdapat lateralisasi ke telinga yang ditutup maka telinga tersebut normal,
jika bunyi tidak bertambah keras pada telinga tersebut berarti te;ah terjadi tuli
konduktif.
- Tes Stenger : digunakan untuk pemeriksaan tuli anorganik ( stimulasi atau
20
-
7/29/2019 TULI+PERSEPTIF
21/31
pura pura )
Hasil pemeriksaan :
Tes Rinne Tes Weber Tes Swabach Diagnosis
Positif Tidak ada lateralisasi Sama dengan peeriksa Normal
Negatif Lateralisasi ke telinga yang
sakit
Memanjang Tuli konduktif
positif Lateralisasi ke telinga yang
sehat
Memendek Tuli saraf
Cat : pada tuli konduktif < 30 db rinne masih bisa positif
Tes Berbisik(2)
Bersifat semi kuantitatif. Digunakan ruangan minimal 6 meter . nilai normal tes
berbisik : 5/6 6/6
Audiometri nada murni(2)
Alat yang digunakan disuebut audiometer , untuk pemeriksaan ini dipakai grafik
AC/ air conduktion /hantaran udara ( dibuat dengan garis lurus penuh , dengan
intensitas yang diperiksa : 125 8000 Hz ) , dan grafik BC/bone cunduktion/
hantaran tulang (dibuat dengan garis putus putus , dengan intensitas yang
diperiksa : 250 4000 Hz ).untuk telinga kiri dipakai warna biru dan telinga
kanan warna merah.
Interpretasi yang harus ditulis pada pemeriksaan audiogram :
Telinga mana yang mengalami kelaianan
Apa jenis ketuliannya
Derajat ketulian
Derajat ketulian ISO :
0 25 dB : Normal
26 40 dB : tuli ringan
41 60 dB : tuli sedang
61 90 dB : tuli berat
>90 : sangat berat
Dikatakan Gap : apabila antara BC dan AC terdapat perbedaan lebih atau sama
dengan 10dB, minimal pada 2 frekuensi yang berdekatan .
Pemeriksaan masking pada pemeriksaan audiometri dilakukan jika terdapatperbedaan hasil yang mencolok pada kedua telinga .oleh karena AC pada 45 dB
21
-
7/29/2019 TULI+PERSEPTIF
22/31
atau lebih dapat diteruskan ke tengkorak melalui telinga kontralateral ( yangtidak
diperiksa )maka pada telinga kontralateral diberi bising supaya tidak mendengar
bunyi pada telinga yang diperiksa.
Interpretasi hasil:
(2)
- Pendengaran Normal : AC dan BC < 25 dB, dan Gap tidak ada
- Tuli sensorineural : AC dan BC > 25 dB, dan Gap tidak ada
- Tuli konduktif : BC normal , atau < 25 dB. AC > 25 db .
Ada Gap antara AC dan BC
- Tuli campur : BC > 25 dB ,
AC >BC . ada Gap
Gambar 12 Audiogram telinga
22
-
7/29/2019 TULI+PERSEPTIF
23/31
Pemeriksan Audiologi Khusus (2)
Digunakan untuk membedakan tuli koklea dan tuli retrokoklea , terdiri dari
1. Audiometri khusus
Hal yang perlu dipahami :- Rekrutmen : suatu fenonema , terjadinya peningkatan sensibilitas pendengaran
yang berlebihan diatas ambang dengar . Khas pada tuli koklea
Ket : pada pasien tuli koklea ,pasien ini dapat membedakan bunyi 1 dB ,
sedangkan orang normal baru dapat membedakan bunyi setelah 5 dB .pada
orangtua bila mendengar suara berlahan ia tidak dapat mendengar tapi jika
mendengar suara keras dirasikannya nyeri pada telinga.
- Kelelahan : merupakan adaptasi abnormal . Khas pada tuli retrocokhlear, saraf
pendenaran akan merasa lelah jika dirangsang terus menerus dan akan kembali
pulih jika beristirahat.
Jenis pemeriksaan :
1. TES SISI ( short increment sensitivity indek )
Untuk memeriksa tuli koklea dengan memanfaatkan fenonema
rekrutmen .
2. Tes ABLB ( alternate binaural loudness balance)
Cara : diberikan intensitas bunyi tertentu pada frekuensi yang sama
pada kedua telinga, sampai kedua telinga mencapai persepsi yang sama,
yangdisebut balance negatif , bila balans tercapai terdapat rekuretmen
positif .
3. Tes kelelahan ( tone decay )
4. Audiometri tutur
Pada pemeriksaan ini digunakan kata kata yang telah disusun oleh
silabus .pasien diminta untuk mengulangi kata kata yang didengar
melalui kaset tape recorder, pada tipe koklea pasien sulit membedakan
bunyi S,R,N,C,H,CH.sedangkan pada tuli retrokoklear lebih sulit lagi.
5. Audiometri bekessy
pemeriksaan adalah dengan menggunakan nada terputus putus dan
terus menerus , bila ada suara masuk pasien memencet tombol
23
-
7/29/2019 TULI+PERSEPTIF
24/31
o Hasil :
- Tipe I : normal
Nada terputus dan terus menerus ( continue berimpit )
- Tipe II : tuli perseptif kokleaNada terputus dan terus menerus berimpit hanya
frekuensi 1000Hz
- Tipe III: tuli perseptif retrokohlea
Nada terputus dan terus menerus berpisah.
2. Audiometri Objektif(2)
Pada pemeriksaan ini pasien tidak harus bereaksi
Jenis audiometri objektif :
o Audiometri impedansi
Pada pemeriksaan ini diperiksa kelenturan membran timpani dengan
tekanan tertentu pada meatus acusticus externus .jika lesi dikoklea
ambang rangsang refleks stapedius menurun , sedanhkan pada lesi si
retrocoklear ambang itu naik.
o Elektrokokleografi
o Evoked response audiometry
Dikenal dengan BERA ( brainstem evoke pesponse audiometri) yaitu
suatu pemeriksaan untuk menilai fungsi pendengaran dan fungsi
N.VIII.
Prinsip : menilai perubahan potensial listrik diotak setelah
perangsangan sensorik berupa bunyi .
Pemeriksaan ini bermanfaat terutama pada keadaan yang tidak
mungkin dilakukan pemerikasaan pendengaran biasa seperti pada bayi,
anak dengan gangguan sifat dan tingkah laku , intelegensi rendah ,
cacat ganda dan kesadaran menurun .
24
-
7/29/2019 TULI+PERSEPTIF
25/31
II.3.f DIAGNOSIS
Gambar 13. Algoritma SNHL
Anamnesis
Pasien dengan ketulian sensorineural sering mengalami kesulitan untuk memahami
pembicaraan dengan wanita dan anak-anak, karena mereka berbicara dengan
frekuensi yang lebih tinggi, atau mengalami masalah dengan kata-kata tertentu
berkonsonan tinggi seperti f, s, atau th. Pasien juga sulit mengikuti
25
-
7/29/2019 TULI+PERSEPTIF
26/31
pembicaraan ketika dua orang atau lebih bicara pada saat yang sama atau sulit
mendengar saat berada dalam lingkungan yang bising.(17)
Pada penurunan pendengaran bilateral dan sudah diderita lama, suara percakapan
biasanya lebih keras dan memberi kesan seperti suasana yang tegang dibanding orang
normal. Perbedaan ini lebih jelas bila dibandingkan dengan suara yang lembut dari
penderita penurunan pendengaran jenis hantaran, khususnya otosklerosis. Pada tuli
sensorineural tipe koklear mempunyai sifat rekruitmen yang berarti bahwa suara yang
merangsang makin keras makin tidak tidak dimengerti arti katanya. Sedangkan pada
tipe retro koklear, bila dirangsang terus menerus akan cepat menjadi lelah. Di dalam
klinik dijumpai bila seseorang diajak bicara mula-mula mendengar dengan baik tetapi
lama kelamaan pendengarannya akan menurun.(17)
Terdapat tinitus biasanya nada tinggi sebagai suara yang mendering atau menyiut
-nyiut. Pada tinitus sensorineural, tinitus menjadi semakin berat dalam lingkungan
yang sunyi dimana tidak ada bunyi lain yang mengganggu. Pasien sering kali
mengeluhkan tinitus sangat mengganggu pada saat menjelang tidur atau bangun tidur.
(10)
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan dengan otoskopi didapatkan kanal telinga luar maupun selaput gendang
telinga normal.
Tes fungsi pendengaran :
1. Tes bisik :(10)
- Tidak dapat mendengar percakapan bisik pada jarak 5 meter.
- Sukar mendengar kata-kata yang mengundang nada tinggi (huruf konsonan).
2. Tes garputala :(2)
- Rinne (+), hantaran udara lebih baik dari pada hantaran tulang.
- Tes Weber ada lateralisasi ke arah telinga sehat.
- Tes Schwabach ada pemendekan hantaran tulang.
3. Tes audiometri nada murni :(8)
- Ada penurunan nilai ambang hantaran udara dan hantaran tulang, biasanya
akan lebih berat mengenai frekuensi tinggi.
- Hantaran udara berimpit dengan hantaran tulang.
26
-
7/29/2019 TULI+PERSEPTIF
27/31
- Kadang-kadang disertai adanya suatu dip pada frekuensi tinggi (4000 Hz
untuk trauma akustik, obat ototoksik, dsb).
4. Tes audiometri nada tutur :( 8)
- Nilai diskriminasi tutur (NDT) tidak dapat mencapai 100% meskipun
intensitas suara diperkeras.
- Dapat terjadi fenomena recruitment.
Untuk membedakan tuli koklea dan tuli retrokoklea diperlukan pemeriksaan audiologi
khusus yang terdiri dari audiometri khusus (seperti tes Tone decay, tes Short
Increment Sensitivity Index {SISI}, tes Alternate Binaural Loudness Balance
(ABLB), audiometri tutur, audiometri Bekessy), audiometri objektif (audiometri
impedans, elektrokokleografi, Brain Evoked Reponse Audiometry {BERA},
pemeriksaan tuli anorganik (tes Stenger, audiometri nada murni secara berulang,
impedans) dan pemeriksaan audiometri anak.(2)
II.3. g PENATALAKSAAN DAN PENCEGAHAN
tindakan pertama yang dilakukan adalah mengendalikan etiologi penyebab yang telah
diketahui,
jika pasien berkerja pada tempat kerja yang bising maka diperlukan peralatan
pelindung dan harus membatasi paparan terhadap suara bising .alat pelindung dapat
berupa :(16)
1. Sumbat telinga (earplugs/insert device/aural insert protector)
Dimasukkan ke dalam liang telinga sampai menutup rapat sehingga suara
tidak mencapai membran timpani. Sumbat telinga bisa mengurangi bising
s/d 30 dB lebih.
2.Tutup telinga (earmuff/protective caps/circumaural protectors)
Menutupi seluruh telinga eksternal dan dipergunakan untuk mengurangi
bising s/d 40- 50 dB frekuensi 100 8000 Hz.
3. Helmet/enclosure
Menutupi seluruh kepala dan digunakan untuk mengurangi maksimum 35
dBA pada 250 Hz sampai 50 db pada frekuensi tinggi
27
-
7/29/2019 TULI+PERSEPTIF
28/31
jika telah terjadi gangguan yang bersifat permanen maka dipertimbangkan untuk
memakai alat bantu dengar yang diimplantasi .(13)
Penanganan khusus pada anak anak yang mengalami gangguan pendengaran sejak
lahir , karena ganguan pendengaran yang terjadi dapat menyebabkan ganguan
bicara..disini perlu dibedakan anak lahir tuli atau tuli sebelum dapat berbicara
.keduanya perlu belajar membaca suara( speech reading )dengan melihat gerakan
bibir .(17)
Pada tuli sebelum dapat berbicara perlu belajar/latihan mendengar(auditory training).
Di sini dapat pula penderita diberi alat bantu dengar bagi penderita kekurangan
pendengaran agar sisa-sisa pendengarannya dapat digunakan. Alat bantudengar itu
prinsipnya akan menaikkan intensitas (amplitudo) sehingga suara akan lebih keras
sehingga pendidikannya tidak perlu berteriak. (17).
Pengelolaan pendidikan penderita tuli perlu ditangani oleh ahli audiologi, speech
therapeutist, ahli psikologi dan pediatri.Karena anak tuli sering wataknya berubah
menjadi seringcuriga, lekas marah (emosional). Sedang pada congenital hearing loss,
sering juga ada kelainan organ lain. (12 , 17)
Jika tuli disebabkan oleh obat obatan yang bersifat ototoksi maka pemakaian obat
perlu dihentikan (15)
II.3.h PROGNOSIS
Kurang pendengaran tipe sensori neural biasanya tidak dapat pulih seperti semula
(irreversibel), tidak dapat dikoreksi dengan baik meskipun dengan cara apapun juga.
Meskipun demikian dapat juga memakai alat bantu dengar untuk menaikkan intensitas
suara.(12 ,13)
pada anak yang menderita SNHL yang memperoleh penanganan yang baik ,mereka
akan mampu bersosialisi dan berkerja dengan baik seperti orang pada umumnya.(17)
28
-
7/29/2019 TULI+PERSEPTIF
29/31
BAB III
KESIMPULAN
Ketulian adalah salah satu gejala dari suatu penyakit telinga, dan disebut Tuli syaraf
(sensorineural), bila proses kelainannya di telinga dalam atau di syarafnya, dan pada
umumnya irreversible.berdaasarkan letak kelainannya tuli ini terbagi menjadi 2 jenis yaitu
tuli koklear dan retrokoklear , dimana keduanya dapat dibedakan dengan menggunakan
audiometri khusus.
Diagnosis tuli sensorineural didasarakan pada anamesa ,pemeriksaan fisik dan
audiometri. Pada anamesa biasanya pasien mengeluhkan kesulitan memahami pembicaran
orang lain atau pendengaran menurun ,pada pemerikaan fisik biasanya tidak ditemukan
kelainan pada membran timpani dan pada pemeriksaan tes penala ditemukan tuli sensorineual
yang berupa tes Rinne positif, Weber lateralisasi ketelinga yang sehat dan schwabach
memendek .Sedangakan pada audiometri ditemukan AC dan BC > 25 dB, tidak ada Gap .
Tuli ini sebagian besar bersifat ireversible , sehingga dibutuhkan pencegahan dan
penanganan yang tepat untuk mengatasi faktor penyebabnya. Pencegahan yang dapat
dilakukan berupa proteksi telinga dari suara bising dengan menggunakan alat pelindung jika
kita berada pada daerah dengan tingkat kebisingan yang tinggi, deteksi dan terapi dini pasien
yang mengalami sudden sensorineural hearing loss, pengawasan yang ketat pada setiap
penggunaan obat obat yang dapat mencetuskan tuli, serta edukasi pada orang tua yang
anaknya mengalami gangguan pendengaran dini.Dikarenakan sifatnya yang permanen maka pengobatan yang dapat dilakukan sejauh
ini masih belum ada . pemasangan implan kohlea adalah salah satu cara yang dapat
membantu pasien dalam menghadapi penyakit ini , tetapi itu tudak dapat mengembalikan
pendengaran menjadi normal seperti sediakala .alat ini hanya dapat membantu meningkatkan
quality of live pasien dalam kehidupan sehari harinya. Sehingga salah satu cara yang paling
efektif hanyalah mencegah timbulnya tuli neurosensori ini.
29
-
7/29/2019 TULI+PERSEPTIF
30/31
DAFTAR PUSTAKA
1. Boies, adams.Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 . EGC. Jakarta .1997
2. Buku Ajar THT Universitas Indonesia .FKUI.Jakarta.2007
3. Moore,keith L. Anatomi Klinis Dasar.EGC. Jakarta .20024. Ereoschenko, Viktor P. Atlas Histologi di Fiore edisi 9.EGC.Jakarta .2003
5. Guyton & hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 9.EGC. Jakarta.1997
6. Atlas Anatomi Subota edisi 21.EGC.Jakarta .2000
7. http://www.asha.org/public/hearing/disorders/types.htm
8. http://nihseniorhealth.gov/hearingloss/toc.html
9. http://www.bcm.edu/oto/grand/111893.html
10. http://www.healthscout.com/ency/68/532/main.html
11. http://hcd2.bupa.co.uk/fact_sheets/Mosby_factsheets/Hearing_Loss.html
12. http://www.deafnessresearch.org.uk/
13. http://www.medicineau.net.au/clinical/ent/SNHL.html
14. http://www.hearingawarenessweek.org.au/wordfiles/Causes%20of%20Hearing
%20Loss.pdf
15. http://library.usu.ac.id/download/fk/tht-andrina1.pdf
16. http://www.otojournal.org/search/quick
17. .Cermin Dunia Kedokteran No. 391985
18. www.wikipedia.com
19. www.suaramerdeka.com
30
http://www.otojournal.org/search/quickhttp://www.wikipedia.com/http://www.otojournal.org/search/quickhttp://www.wikipedia.com/ -
7/29/2019 TULI+PERSEPTIF
31/31