Tulang

16
X-Ray Tulang 1. CRANIUM Langkah 1: - Nilai SCALP Tampak/tidak kelainan S Skin C Connective Tissue A Aponeurosis sub galeal L Loose of aerolar tissue P Pericranium - Nilai tulang tengkorak Tab eksterna – Diploe – Tabule Interna (perdarahan biasanya terjadi pada tab eksterna cepal hematoma) - Lihatlah apakah ada fraktur atau tidak Fraktur Linier o Tampak terlihat garis radiolusen linear di daerah parietal o Jika fragmen fraktur overlap bisa terlihat suatu garis dengan densitas tinggi o Fraktur tampak lebih lusen pada vasa dan sutura, arah tidak teratur

description

asasasas

Transcript of Tulang

Page 1: Tulang

X-Ray Tulang

1. CRANIUM

Langkah 1:

- Nilai SCALP Tampak/tidak kelainan

S Skin

C Connective Tissue

A Aponeurosis sub galeal

L Loose of aerolar tissue

P Pericranium

- Nilai tulang tengkorak

Tab eksterna – Diploe – Tabule Interna (perdarahan biasanya terjadi pada tab

eksterna cepal hematoma)

- Lihatlah apakah ada fraktur atau tidak

Fraktur Linier

o Tampak terlihat garis radiolusen linear di daerah parietal

o Jika fragmen fraktur overlap bisa terlihat suatu garis dengan densitas

tinggi

o Fraktur tampak lebih lusen pada vasa dan sutura, arah tidak teratur

Gambar 1.1. Fraktur Cranium Linear

Page 2: Tulang

Fraktur Impresi

o Tampak satu atau dua garis sejajar dengan densitas tinggi pada tulang

cranium disertai kerusakan jaringan di bawahnya

Gambar 1.2. Fraktur Cranium Impressif

Fraktur Stellata

o Tampak fraktur radier, menyebar dan berpusat pada satu titik

Gambar 1.3 Fraktur Cranium Stellata

Page 3: Tulang

Fraktur Diastasis

o Tampak pelebaran atau pembukaan sutura

Gambar 1.4 Fraktur Cranium Diastasis

Fraktur Basis Cranii

o Tampak air fluid level dalam sinus spenoidalis jika garis fraktur

melewatinya sehingga darah berkumpul dalam sinus

- Lihat juga kelainan lain seperti sklerotik, destruksi (gambaran tulang hilang),

dan litik (struktur tulang tidak tampak)

Langkah 2

- Nilai sutura dan vascular groove (lekukan pembuluh darah), lihatlah tempat

pembuluh darah berada (arteri dan vena media, anterior serta posterior

Gambar 1.5. Sutura Cranium

Page 4: Tulang

Langkah 3:

- Lihatlah otak, apakah ada kalsifikasi patologis (menggunakan CT Scan/MRI)

- Gunakan juga digital printing dengan CT Scan untuk memperlihatkan

gambaran seperti finger like apperance

- Nilai juga apakah ada peningkatan tekanan intracranial atau pendesakan dari

penggunaan CT Scan

Gambar 1.6 CT Scan-Perdarahan Intracerebral

Langkah 4:

- Nilailah sella turcica

- Lihat apakah ada pelebaran, destruksi (jika ada kemungkinan itu adalah tanda

metastase tumor), pendalaman dan juga klassifikasi

Gambar 1.7 Sella Turcica

Page 5: Tulang

Langkah 5:

- Lihat air fluid level di sinus (sinus sphenoid dan frontalis)

- Biasanya dilakukan untuk menilai apakah terjadi fraktur basis cranii dimana

ada gambaran air fluid level terutama pada sinus sphenoid

Gambar 1.8. Air Fluid Level Sinus Sphenoid

Langkah 6:

- Nilai foto tulang wajah seperti orbita, maksila, mandibula, nasal,

zygomaticum, dll

Gambar 1.9 Os Cranium

AFL Sinus Sphenoid

Page 6: Tulang

2. EKSTREMITAS

Biasanya mengikuti rule of two:

a. Foto diambil dua posisi (AP dan Lateral)

b. Foto diambil bagian ekstremitas kiri dan kanan

c. Foto diambil dua persendian

Gambar 2.1 Gambaran Tulang Panjang

- Pada gambaran radiologis foto polos AP dan lateral atau dua proyeksi tampak

gambaran diskontinuetas tulang (bisa berupa garis fraktur yang lusen) pada

struktur tulang normal, utuh, padat, dan tidak porotik, periosteumnya pun licin.

Apabila terjadi fracture, terjadi soft tissue swelling

Gambar 2.2 X-Ray Humerus

Fraktur Collum anatomicum

Soft Tissue Swelling

Page 7: Tulang

- Ekspertise Menentukan ABC

o A Aligment Garis Tulang apakah baik atau tidak

o B Bone Struktur Adakah garis fraktur, sklerotik, destruksi, dll

o C Connective Tissue Adakah swelling atau pembengkakan

jaringan lunak di sekitarya

- Fraktur sendiri dibagi berdasarkan beberapa tipe:

a. Berdarkan garis patahnya ada fraktur simple dengan pola garis patah

transversal, oblique atau spiral. Bila terdiri dari dua segmen atau lebih maka

disebut fraktur kominutif. Fraktur kominuftif dengan fragmen di antara

fragmen proximal dan distal disebut dengan fraktur segmental

Gambar 2.3 Jenis Fraktur

Page 8: Tulang

Gambar 2.3 Jenis Fraktur-X Ray

b. Berdasarkan lokasinya, ada fraktur yang mengenai bagian distal, diaphyseal,

maupun proximal.

Beberapa gambaran fraktur yang khas

Fraktur Colles berbentuk bayinet atau garpu, merupakan fraktur radius bagian

distal dengan angulasi fragmen distal ke posterior, dapat bersifat communitif dan

disertai fraktur processus styloideus ulnae

Page 9: Tulang

Gambar 2.4. Fraltur Colles- Dinner Fork

Page 10: Tulang

Fraktur Smith

Fraktur yang berbentuk sekop kebun, ,merupakan fraktur radius bagian distal

dengan angulasi atau dis;plaso fragmen distal ke volar

Gambar 2.5. Garden Spade-Fraktur Smith

Fraktur Physeal

Fraktur yang mengenai epihyseal growth plate, dibagi oleh Salter dan Haris jadi 6

tipe yaitu

- Tipe 1: Ephypisis terpisah seluruhnya dari metaphysis. Gambaran

radiologinya terlihat garis diskontinuitas tulang (Garis fraktur yang lusen)

pada ujung tulang yang memisahkan epifisis sepenuhnya dari methapysis

Gambar 2.6. Salter-Haris Tipe 1

Garis Fraktur

Page 11: Tulang

- Tipe 2: Ephypisis terpisah seluruhnya dari metaphusis disertai dengan adanya

fraktur pada metaphysis. Gambaran radiologisnya tampak garis

diskontinuitas tulang (garis fraktur yang lusen) pada ujung tulang panjang

yang memisahkan epifisis seluruhnya dan sebagian fragmen tulang Di

sekitarnya dapat dijumpai soft tissue swelling

Gambar 2.7. Salter-Harris Tipe 2

- Tipe 3: Fraktur ephupisis dan memisahkan sebagian ephipisis dari

metaphysis. Gambaran radiologisnya tampak garis diskontinuitas (garis

fraktur lusen) pada ujung tulang panjang yang memisahkan sebagian epifisis

dari ujung tulang. Dapat ditemukan soft tissue swelling di sekitar fraktur

Gambar 2.8 Salter-Harris Tipe 3

Page 12: Tulang

- Tipe 4: Fraktur berjalan dari ephypisis melalui growth plate hingga ke

metaphysis. Mirip dengan tipe 3 dengan tambahan metaphysis yang ikut

patah. Gambaran radiologisnya, biasanya tampak gambaran garis

diskontinuitas tulang (garis fraktur lusen) yang memisahkan sebagian epifisis

serta metaphysisnya.

3. Ekspertise Menentukan ABC