Tuk

download Tuk

of 4

description

asdfkla

Transcript of Tuk

Tuk..tuktukPintu kamar terketukNak, bangunlah dari tidurmu sudah subuh Lirih Ibu pelanIya bu nanti sembari narik selimut.

Begitulah sekiranya secuil percakapan yang sering terjadi diantara ibu dengan anaknya. Ibu yang begitu penyayang, ibu yang penuh kelembutan, yang selalu mengecup kening putra putrinya ketika kita tertidur pulas tetapi kata-katanya banyak tak diindahkan oleh kita. Pembaca yang budiman, pernahkah engkau berfikir betapa sayangnya ibu kita ini, engkau ingat ketika kecil engkau merengek minta mainan. Ibu menyisihkan uang untuk membelikan mainan sampai-sampai ibu tak punya barang seperti tetangga itu semua demi kita, yah itu hanya demi kita. Ibu yang saben hari menyiapkan makanan untuk sarapan kita ketika kita berangkat ke sekolah, barangkali sebenarnya ibu sangatlah lelah tetapi mau bagaimana lagi, kita ini sudah jadi barang permata bagi ibu, secuil permata yang diberikan oleh Allah azza wa jalla. Cobalah kita tengok keriput di wajahnya, memutih rambutnya, bukankah itu tanda bahwa ibu kita sudah akan meninggalkan kita? Pembaca yang budiman coba kita tengok kisah ini sejenak Abu Hurairah menempati sebuah rumah, sedangkan ibunya menempati rumah yang lain. Apabila Abu Hurairah ingin keluar rumah, maka beliau berdiri terlebih dahulu di depan pintu rumah ibunya seraya mengatakan, Keselamatan untukmu, wahai ibuku, dan rahmat Allah serta barakahnya. Ibunya menjawab, Dan untukmu keselamatan wahai anakku, dan rahmat Allah serta barakahnya. Abu Hurairah kemudian berkata, Semoga Allah menyayangimu karena engkau telah mendidikku semasa aku kecil. Ibunya pun menjawab, Dan semoga Allah merahmatimu karena engkau telah berbakti kepadaku saat aku berusia lanjut. Demikian pula yang dilakukan oleh Abu Hurairah ketika hendak memasuki rumah. (Diambil dari kitab Adab al-Mufrad, karya Imam Bukhari)1Sungguh betapa indahnya kisah di atas, sungguh betapa mulianya akhlak Abu Huraira radhiallahuanhu. Mungkin kita berbakti ketika kita ada maunya saja, terkadang kita yang jauh dari rumah orang tua juga tidak ingin tau kabar orang tua kita, seolah-olah ibu sudah tiada padahal beliau -ibu- tiap malam menunggumu, menunggu bagaimana kabarmu, menunggu kedatanganmu, menunggu kata-kata indah darimu, tapi itu hanya angan-angan kebanyakan kita mengabaikannya. Abu huraira radhiallahuanhu yang rumanya dekat masih sempat bertanya, padahal kalau diinginkan bisa saja dia menjenguknya satu bula sekali tapi beliau radhiallahuanhu menengok tiap hari. Kabar pacar, kabar sahabat, kita bisa tahu, kita bisa komunikasi dengan sahabat tiap hari tetapi dengan ibu bisa dihitung dengan jari berapa kali seminggu. Suatu hari, Ibnu Umar melihat seorang yang menggendong ibunya sambil thawaf mengelilingi Kabah. Orang tersebut lalu berkata kepada Ibnu Umar, Wahai Ibnu Umar, menurut pendapatmu apakah aku sudah membalas kebaikan ibuku? Ibnu Umar menjawab, Belum, meskipun sekadar satu erangan ibumu ketika melahirkanmu. Akan tetapi engkau sudah berbuat baik. Allah akan memberikan balasan yang banyak kepadamu terhadap sedikit amal yang engkau lakukan. (Diambil dari kitabal-Kabair, karya adz-Dzahabi)1

Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib adalah seorang yang terkenal sangat berbakti kepada ibunya, sampai-sampai ada orang yang berkata kepadanya, Engkau adalah orang yang paling berbakti kepada ibumu, akan tetapi kami tidak pernah melihatmu makan bersama ibumu. Beliau menjawab, Aku takut kalau-kalau tanganku mengambil makanan yang sudah dilirik oleh ibuku. Sehingga aku berarti mendurhakainya. (Diambil dari kitabUyunul Akhyar, karya Ibnu Qutaibah)1 Ya Rabb, ampuni kami, kami belum bisa berbakti seperti mereka-mereka yang sangat berbakti dengan ibunya, ibu menyuruhku untuk pergi membantu tetapi aku balas dengan sebongkah kata-kata menyakitkan, ibu maafkan kami engkau menyuruhku belajar yang rajin tetapi aku sia-siakan pengorbananmu, ibu bapak apa-apa yang aku makan itu kebanyakan dari jerih payahmu andai kalian tidak memberiku makan diwaktu kecil entahlah aku masih ada atau tidak. Ya Rabb, ibuku telah melahirkanku dengan susah payah jagalah dia, ampuni dosa-dosanya, beliau ibarat telaga untukku meminumnya, ibu yang selalu melindungiku walaupun nyawanya pun terancam, ibu anakmu rindu denganmu hari ini, hanya doa yang bisa anakmu ini bisa panjatkan, semoga Allah memberkahi hidupmu, meluaskan kuburanmu, masuk jannah bersama para ibu-ibu lain yang telah berjuang dengan jiwa dan raganya menjaga buah hatinya, mendidik buah hatinya, engkau jarang tidur pasti ketika ku kecil, ingin sekali kupakaian kau nanti mahkota, iya mahkota di akhirat nanti, aku janji aku pasti bisa menghafal al-quran sehingga aku bisa pakaikan mahkota itu InsyaAllah, mungkin memang apa yang kami beri di dunia ini tak akan cukup, walaupun hartaku seluas langit dan bumi jika ku berikan padamu tak akan ku sanggup membalas segala apa yang ibu telah beri. Ibu Maafkan kami atas keseringannya kami membantah ucapan-ucapanmu, terkadang aku ini labil tetapi bu kami sangat sayang padamu.Pembaca yang budiman, sebagai penutup penulis ingin sampaikan adab-adab kita terhadap orang tua kita yang diambil dari buku Sungguh merugi, siapa yang mendapati orang tuanya masih hidup tapi tidak meraih surga1. Jangan memanggil kedua orang tua dengan namanya tapi panggilah dengan nama yang disukai2. Janganlah engkau duduk sebelum mereka duduk 3. Jangan berjalan sebelum mereka berjalan4. Bermuka berseri-seri ketika dihadapan mereka5. Menasehati mereka dengan adab6. Menjawab panggilan mereka tanpa keluh kesah7. Berbicara dengan lemah lembut8. Memberi mereka makan apabila lapar9. Membantu apa yang mereka butuhkan10. Tidak mendahului mereka dalam makan dan minum11. Mendoakan mereka12. Memaklumi kesalah mereka13. Tidak sombong dan congkah14. Menemari mereka dengan maruf dan meminta doa mereka2.Pembaca yang budiman, mulai sekarang berjanjilah untuk lebih perhatian terhadap miftahul jannah di rumah kita, sapalah mereka, buatlah hati mereka bahagia, nasehati mereka dengan lemah-lembut, doakan merekaTiadalah yang lebih bahagia ketika menyaksikan mereka bisa khusnul khotimah dipangkuanmu Daftar Pustaka:1. Muslim.or.id2. Buku: Sungguh Merugi Siapa yang mendapati orang tuanya masih hidup tapi tidak meraih surge

02 Mei 2015YogyakartaMuallif: Saudaramu, herbi.