TUJUAN PERCOBAAN.doc
-
Upload
fadli-ikhsan -
Category
Documents
-
view
823 -
download
23
description
Transcript of TUJUAN PERCOBAAN.doc
. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan konstanta kesetimbangan distribusi
iodin diantara dua pelarut.
2. Menentukan konstanta kesetimbangan konsentrasi
iodin, ion iodida, dan ion triiodida.
B. PENDAHULUAN
Kesetimbangan adalah keadaan dimana reaksi berakhir
dengan suatu campuran yang mengandung baik zat
pereaksi maupun hasil reaksi. Hukum kesetimbangan
adalah kali konsentrasi setimbang zat yang berada di
ruas kiri, Masing-masing dipangkatkan dengan koefisien
reaksinya. Suatu reaksi dikatakan setimbang apabila
reaksi pembentukan dan reaksi penguraian padareaksi
tersebut berlangsung dengan kecepatan yang sama
sehingga tidak ada lagi perubahan “bersih pada sistem
tersebut.
Iodin membentuk kompleks triodida, dengan konstanta
kesetimbangan sekitar 710 pada 25 ˚C. Suatu kelebihan
kalium iodida ditambahkan untuk meningkatkan
kelarutan dan untuk menurunkan kestabilan iodin.
Biasanya sekitar 3 sampai 4 % berat KI ditambahkan
kedalam larutan 0,1 N, dan botol yang mengandung
larutan ini adalah larutan ini disumbat dengan baik. Hal
ini menurut teori, untuk membuktikan hal ini maka akan
dilakukan suatu pembuktian melalui percobaan yaitu
kesetimbangan larutan iodin.
C. DASAR TEORI
Konstanta Kesetimbangan Konsentrasi (Kc)
Konstanta ksetimbangan yang dinyatakan dengan term
konsentrasi (Kc) dapat mempunyai harga yang sangat
besar atau sangat kecil. Bila konstanta kesetimbangan
(Kc) kecil (Kc < 1), berarti bahwa pada keadaan
kesetimbangan konsentrasi dari produk adalah kecil,
sehingga konstanta kesetimbangan yang kecil
menunjukkan reaksi bolak-balik tidak berlangsung
dengan baik. Misalnya jika reaksi : A(g) + B(g) ↔ C(g) +
D(g) Dengan Kc = 10-5 berarti bahwa campuran A dan
B tidak banyak menghasilkan C dan D pada
kesetimbangan. Bila konstanta kesetimbangan besar
(Kc > 1) berarti bahwa konsentrasi reaktan yang tinggal
pada kesetimbangan adalah kecil, sehingga harga
konstanta kesetimbangan yang besar menunjukkan
bahwa reaksi berlangsung ke kanan dengan baik.
Misalnya untuk reaksi :
E(g) + F(g) ↔ G(g) + H(g)
Dengan harga Kc = 105 berarti campuran E dan F akan
berubah hampir sempurna menjadi G dan H. Harga
konstanta kesetimbangan dapat ditentukan
berdasarkan data eksperimen. (http://www.chem-is-
try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_x/karakteristik-
macam-macam-sistem-dan-konstanta-kesetimbangan/)
Konstanta Kesetimbangan Distribusi (Kd)
Ukuran kuantitatif banyaknya solut yang terdapat
dalam kedua pelarut dapat dilihat dari koefisien
distribusi atau angka banding distribusi, yang dapat
dihitung berdasarkan hukum dasar distribusi Nernst.
Hukum ini menyatakan bahwa solut akan
mendistribusikan diri di antara dua pelarut yang tidak
saling bercampur, sehingga setelah kesetimbangan
distribusi tercapai, perbandingan konsentrasi solut di
dalam kedua fasa pelarut pada suhu konstan akan
merupakan suatu tetapan, yang disebut koefisien
distribusi (K D ), jika di dalam kedua fasa pelarut tidak
terjadi reaksi-reaksi apapun. Akan tetapi, jika solut di
dalam kedua fasa pelarut mengalami reaksi-reaksi
tertentu seperti assosiasi, dissosiasi, maka akan lebih
berguna untuk merumuskan besaran yang menyangkut
konsentrasi total komponen senyawa yang ada dalam
tiap-tiap fasa, yang dinamakan angka banding distribusi
(D ).
http://journal.um.ac.id/index.php/mipa/article/view/875
21/03/11 23:41
Iodin
Iodin hanya larut sedikit dalam air ( 0,00134 mol / liter
pada suhu 25 C ). Namun larut cukup banyak dalam
larutan – larutan yang mengandung ion iodida. IOdin
membentuk kompleks triodida, dengan konstanta
kesetimbangan sekitar 710 pada 25 C. Suatu kelebihan
kalium iodida ditambahkan untuk meningkatkan
kelarutan dan untuk menurunkan kestabilan iodin.
Biasanya sekitar 3 sampai 4 % berat KI ditambahkan
kedalam larutan 0,1 N, dan botol yang mengandung
larutan ini adalah larutan ini di sumbat dengan baik
( Underwood, 1999 : 298 ) .
Ion triodida adalah salah satu spesies yang tergolong
dalam ion polihalida, dihasilkan melalui reaksi ion halide
dengan halogen atau molekul antar halogen. Dalam
reaksi ini, ion halide bertindak sebagai basa lewis
( pemberi pasangan electron ) dan molekul sebai asam
lewis ( penerima pasangan electron ). Larutan ion
dalam KI, yaitu ion triodida, banyak digunakan dalam
kimia analitik. Dapat diambil sebuah contoh adalah
struktur dari Ion triodida dimana pasangan electron
ikatan digambarkan sebagai garis hitam. Pasangan
electron bebas dari atom I pusat digambarkan dengan
titik- titik ( Petrussi,1985 : 60 ).
Larutan – larutan iodin standar dapat dibuat melalui
penimbangan langsung iodin murni dan mengencerkan
dalam sebuah labu volumetryk. Iodiun yang akan
dimurnikan oleh sublimasi dan ditambahkan kedalam
sebuah larutan KI yang konsentrasinya ditimbang
secara akurat sebelum dan sesudah penambahan iod.
Namun demikian, biasanya larutan tersebut
distandarisasi terhadap sebuah standar primer yang
paling sedikit digunakan.Dan kekuatan reduksinya
tergantung pada PH yang digunakan ( Underwood,
1999: 296 – 297 ).
Salah satu fakta yang penting tetntang reaksi kimia
reversibel (dapat-balik). Bilamana suatu reaksi kimia
dimulai, hasil-hasil reaksi mulai menimbun, dan
seterusnya akan bereaksi satu sama lain memualai
suatu reaksi yang kebalikannya. Setelah beberapa
lama, terjadilah kesetimbangan dinamis, yaitu jumlah
molekul (atau ion) dan setiap zat terurai, sama
banyaknya dengan jumlah molekul yang terbentuk
dalam suatu satuan waktu. Dalam beberapa hal,
kesetimbangan ini terletak sama sekali berada di pihak
pembentukan suatu atau beberapa zat, maka reaksi itu
tampak seakan-akan berlangsung sampai selesai
(Svehla, 1990 ; 21).
Iod jauh lebih dapat larut dalam larutan kalium iodida
dalam air daripada dalam air; ini disebabkan oleh
terbentuknya ion triiodida, I3-. Kesetimbangan berikut
berlangsung dalam suatu larutan seperti ini :
I2 + I- —> I3-
Jika larutan itu dititrasidengan larutan natrium tiosulfat,
konsentrasi iod total, sebagai I2 bebas dan I3- tak
bebas, diperoleh, karena segera sesudah iod
dihilangkan akibat interaksi dengan triosulfat, sejumlah
iod baru dibebaskan dari tri-iodida agar kesetimbangan
tidak terganggu. Namun jika larutan dikocok dengan
karbon tetra klorida, dalam mana iod saja yang dapat
larut cukup banyak, maka iod bebas dalam larutan air.
Dengan menentukan konsentrasi iod dalam larutan
karbon tetraklorida, konsentrasi ion iod bebas dalam
larutan air dapat dihitung dengan menggunakan
koefisien distribusi yang diketahui, dan dari situ
konsentrasi total iod bebas yang ada dalam
kesetimbangan. Dengan memperkurangkan harga ini
dari konsentrasi awal kalium iodida, dapatlah
disimpulkan konsentrasi KI bebas.
Tetapan Kesetimbangan :
K= ([I-] x [I2])/([I3-])
(Svehla, 1990; 142)
F. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini membahas mengenai
kesetimbangan larutan iodin, yang bertujuan untuk
menentukan konstanta kesetimbangan distribusi iodin
diantara dua pelarut, dan menentukan konstanta
kesetimbangan konsentrasi iodin, ion iodida, dan ion
triiodida. Prinsip kerja dari percobaan ini adalah denagn
adanya variasi massa iodin diperoleh volume Na2S2O3
hasil titrasi. Volume yang didapatkan digunakan untuk
mencari mol iodin dalam air dan iodin dalam kloroform
sehingga dapat dibuat grafik I2 di air Vs I2 di kloroform.
Dari grafik tersebut dapat diperoleh Kd(konstanta
kesetimbangan distribusi) dan Kc (konstanta
kesetimbangan konsentrasi).
Pada penentuan konstanta kesetimbangan
distribusi(Kd) iodin, langkah awal yang dilakukan adalah
mereaksikan kloroform dengan kristal iodin dengan
variasi masa yang berbeda yaitu 0,5 gram, 0,75 gram
dan 1,0 gram, larutan yang dihasilkan diaduk dengan
menggunakan magnet agar homogen yang diusahakan
agar semua kristal iodin terlarut, larutan yang sudah
homogen didituangkan dalam corong pisah dan
ditambahkan akuades. Penambahan akuades ini
bertujuan supaya I2 mendistribusikan diri diantara dua
pelarut yaitu akuades dan kloroform, kemudian larutan
dikocok dengan kuat selama 15 menit yang bertujuan
untuk mempercepat terjadinya proses distribusi dalam
lapisan kloroform dan air. Setelah pengocokan, corong
pisah kemudian didiamkan hingga terbentuk dua
lapisan yaitu lapisan atas berupa iod dalam air dan
lapisan bawah adalah lapisan iod dalam
kloroform.Terbentuknya dua lapian ini disebabkan
karena adanya perbedaan sifat kepolaran antara kedua
pelarut, dimana air bersifat polar dan klroroform
bersifat nonpolar. Air berada dibagian atas disebabkan
karena air memiliki massa jenis yang lebih kecil yaitu 1
g/ ml dibandingkan dengan klroroform yang memilki
masa jenis 1,49 g/ ml. Lapisan atas iod dalam kloroform
yang berwarna ungu kemudian dipisahkan. Lapisan atas
yang berwarna merah bata menandakan bahwa iod
telah terdistribusi kedalam pelarut air dan dapat
terdistribusi kedalam pelarut air disebabkan karena iod
tersebut akan membentuk reasksi kesetimbangan.
Kedua lapisan dipisahkan yang masing-masing diambil
10 mL dan dilakukan titrasi dengan natrium tiosulfat.
Pada campuran larutan iodin dengan kloroform
digunakan natrium sulfat dengan konsentrasi 0,5M,
pada larutan dari warna biru setelah ditambahkan
natrium sulfat ini akan berubah warna menjadi putih,
pada campuran larutan antara iodin dengan air
digunakan natrium sulfat dengan konsentrasi 0,05 M.
Fungsi dari titrasi ini adalah sebagai analisis volumetrik
untuk menentukan konsentarsi iod dalam kolroform.
Adapun volume natrium tiosulfat yang digunakan
adalah untuk menitrasi lapisan atas adalah pada masa
kristal iodin 0,5 gram yaitu 3,4 mL, pada massa kristal
iodin 0,75 gram sebanyak 5 mL, dan pada massa kristal
iodin 1,0 gram volume natrium tiosulfat yang digunakan
sebanyak 7,6 mL. Sedangkan volume natrium tiosulfat
yang digunakan pada lapisan bawah yaitu 0,2 mL pada
massa kristal iodin 0,5 gram dan 0,75 gram, dan 0,3 mL
pada saat massa kristal iodin seberat1,0gram.
Adapun reaksinya adalah
I2+ 2S2O32—-> 2I- + S4O62-
Dari data tersebut dilakukan perhitungan terhadap
penentuan mol I2 dalam larutan air dan kloroform dari
ketida variasi massa yaitu 0,5 gram, 0,75 gram, dan 1,0
gram yang hasilnya dapat dilihat dari tabel berikut:
Massa I2 (gram) LAPISAN KLOROFORM LAPISAN AIR
V S2O32-(mL) I2 k(M) V S2Cl32-(mL) I2 a(M)
0,5 3,4 0,85 0,2 5.10-3
0,75 5 1,25 0,2 5.10-3
1,0 7,6 1,9 0,3 7,5.10-3
Dalam data tersebut terlihat jumlah larutan I2 dalam
kloroform lebih banyak daripada jumlah larutan I2
dalam air, hal ini disebabkan iodin (I2) sukar larut
dalam air dan sangat mudah larut dalam pelarut non
polar seperti kloroform.
Dalam penentuan Kd dilakukan penggambaran grafik
dengan perbandingan antara konsentrasi konsentrasi
iodin dalam larutan kloroform dan dalam air, namun
karena jumlah larutan dari keduanya adalah 10 ML
maka bisa langsung menghitung dengan perbandingan
antara jumlah mol dari iodin dalam larutan kloroform
dengan mol larutan iodin dalam air.
Mol I2 (kloroform) = Kd . mol I2 (air) (berdasarkan
persamaan grafik y = mx + c)
y= 340x-0,65
Berdasarkan grafik didiapatkan nilai Kd = 340
Untuk mencapai tujuan yang kedua yaitu menentkan
konstanta kesetimbangan konsentrasi iodin, ion iodida,
dan ion triodida dilakukan dengan mencampurkan
larutan jenuh iod dalam CHCl3 dengan larutan KI 0,1 M.
Digunakan larutan KI karena I2 akan larut dan
terdistribusi dengan baik dalam air yang mengandung I
sedangkan dalam air biasanya iod sangat sulit larut
( terdistribusi ). Pada campuran kedua larutan tersebut
dilakukan dalam corong pisah yang akan
mempermudah dalam melakukan pencampuran.
Selanjutnya, dilakukan pengocokan dengan kuat – kuat
selama 15 menit yang bertujuan untuk mempercepat
terjadinya proses distribusi dalam lapisan kloroform dan
air. Selanjutnya corong pisah kemudian didiamkan
hingga terbentuk dua lapisan yaitu lapisan atas berupa
iod dalam air dan lapisan bawah adalah lapisan iod
dalam kloroform. Lapisan bagian bawah kemudian
dititrasi dengan Na2S2O3 0,5 M dan indikator yang
digunakan yaitu dengan amilum. Warna biru dari
kompleks iodin-amilum ; bertindak sebagai suatu tes
yang sangat sensitive untuk iodin. Mekanisme
pembentukan kompleks yang berwarna ini tidak
diketahui, namun ada pemikiran bahwa molekul-
molekul iodin tertahan di permukaan β-amilylose.
Jika larutan kloroform dititrasi dengan larutan natrium
triosulfat, konsentrasi iod total, sebagai I2 bebas dan I3-
tak bebas diperoleh, karena segera sesudah iod
dihilangkan akibat interaksi dengan triosulfat, sejumlah
iod baru dibebaskan dari tri-iodida agar kesetimbangan
tidak terganggu. Namun jika larutan dikocok dengan
kloroform, dalam mana iod saja yang dapat larut cukup
banyak, maka iod bebas dalam larutan air. Dengan
menentukan konsentrasi iod dalam larutan kloroform,
konsentrasi ion iod bebas dalam larutan air dapat
dihitung dengan menggunakan koefisien distribusi yang
diketahui, dan dari situ konsentrasi total iod bebas yang
ada dalam kesetimbangan. Dengan memperkurangkan
harga ini dari konsentrasi awal kalium iodida, dapatlah
disimpulkan konsentrasi KI bebas. Inilah data hasil dari
percobaan:
Lapisan Kloroform I2 a (mol) I2 total (mol)
V S2O32- (mL) I2 k (mol)
4,4 2,75 0,01 7,87.10-3
Sehingga dapat diperoleh harga Kc sebesar – 1309,5,
harga Kc menunjukkan harga negatif, ini tidak sesuai
teori yang seharusnya bernilai positif. hal ini
dimungkinkan pada saat pelarutan kristal iodin yang
tidak sempurna terhadap kloroform dan juga KI, dan
kemungkinan hal ini juga karena natrium tiosulfat yang
belum distandarisasi, dari banyak kemungkinan yang
ada, praktikan juga sangat berengaruh dari proses
penentuan Kc ini, praktikan mungkin kurang teliti dalam
penimbangan dan pelarutan kristal iodin.
G. KESIMPULAN
1. Nilai Kd iodin diantara dua pelarut kloroform dan air
adalah 340
2. Nilai Kc iodin, ion iodida, dan ion triodida sebesar –
1309,5
Kata Kunci Baru
laporan praktikum kesetimbangan larutan iodin,laporan tetapan kesetimbangan,penentuan koefisien distribusi,koefisien distribusi iodium,Laporan praktikum
penentuan koefisien distribusi,LAPORAN KESETIMBANGAN KIMIA DI DALAM LARUTAN,sifat larutan KI,laporan koefisien distribusi,tetapan distribusi iod,jurnal penentuan tetapan fisik kimia organik,laporan koefisien distribusi dan tetapan kesetimbangan reaksi,laporan praktikum koefisien distribusi dan tetapan kesetimbangan reaksi,koefisien distribusi dan tetapan kesetimbangan reaksi,laporan praktikum kesetimbangan kimia dalam larutan,tetapan distribusi iod dalam sistem kloroform-air,laporan praktikum koefisien distribusi,distribusi solut antara dua pelarut tak bercampur,contoh laporan kesetimbangan,tetapan kesetimbangan ion triodida,koefisien distribusi iod,laporan kesetimbangan kimia dalam larutan,sifat kalium iodida,pengertian larutan iodium,laporan praktikum kimia fisika reaksi kesetimbangan,laporan penentuan koefisien distribusi,tetapan kesetimbangan ion triiodida,laporan praktikum kimia fisik kesetimbangan kimia,praktikum kimia fisik tentang kesetimbangan larutan iodium iodida,pengertian fungsi larutan iodine,laporan penentuan tetapan kesetimbangan reaksi pembentukan kompleks,kesetimbangan iodin,kesetimbangan larutan,kinetika reaksi halogenasi aseton,pengertian larutan iodin,laporan praktikum kesetimbangan kimia di dalam larutan,laporan praktikum kimia fisika kesetimbangan larutan iodin,laporan praktikum penentuan tetapan kesetimbangan reaksi pembentukan kompleks,laporan reaksi kesetimbangan,contoh laporan
koefisien distribusi,koefisien distribusi dan kesetimbangan reaksi,laporan kimia fisik tentang koefisien distribusi senyawa iodin,laporan praktikum kimia analisis analisis teknik pemisahan : ekstraksi pelarut msds klorofom,laporan kimia organik penentuan tetapan fisika senyawa organik,larutan iodin,penentuan koefisien distribusi i2 dalam sistem air-kloroform,jurnal koefisien distribusi,contoh laporan kesetimbangan kimia,penentuan perbandingan koefisien distribusi asam benzoat secara ekstraksi pelarut,jurnal kesetimbangan kimia,penentuan tetepan kesetimbangan ion triodida,hukum distribusi nernst,www fuadshifu info kesetimbangan-larutan-iodin,laporan menentukan harga angka banding distribusi,laporan kesetimbangan kimia reaksi triodida,penetapan ,jurnal penentuan kesetimbangan ion triiodida,laporan kimia fisika kesetimbangan larutan iodin,laporan praktikum kimia fisika hukum distribusi nernst,laporan praktikum ekstraksi iodium dengan kloroform,distribusi nernst,laporan praktikum ekstraksi iodium,jurnal penentuan koefisien distribusi,praktikum koefisien distribusi,prinsip percobaan pengaruh konsentrasi terhadap kesetimbangan,laporan tetap kimia fisik reaksi kesetimbangan,reaksi I2 dengan kloroform,distribusi iod,laporan koefisien distribusi iod,laporan praktikum kesetimbangan kimia iod,jurnal tentang penentuan koefisien distribusi:pdf,laporan distribusi solute antara dua pelarut tak bercampur,reaksi ion iodium dan amilum,laporan
pembahasan koefisien distribusi dan tetapan kesetimbangan reaksi,jurnal konstanta kesetimbangan,laporan kimia tetapan kesetimbangan,laporan penentuan kadar Ba metode konduktometri,distribusi iodium,jurnal kimia tentang konstanta kesetimbangan,dasar teori koefisien dan tetapan kesetimbangan reaksi,artikel kesetimbangan iodium iodida,penentuan koefisien distribusi i2,pengaruh konsentrasi dan temperatur terhadap kesetimbangan kompleks tembaga,artikel laporan praktikum kesetimbangan kimia,contoh laporan praktikum kesetimbangan,(pdf) jurnal praktek kimia konstanta kesetimbangan,pembentukan ion triiodida,laporan praktikum kesetimbangan kimia larutan,laporan praktikum penentuan Kd,laporan praktikum tentang reaksi kesetimbangan,pengertian larutan iodine,konstanta fisik kalium iodida,contoh laporan kesetimbangan massa,PENGERTIAN KALIUM IODIDA,sublimasi iodine,pengertian larutan ki,laporan praktikum sublimasi iodine,artikel sifat larutan iodium,laporan kesetimbangan kimia di dalam larutan iodine,jurnal natrium tiosulfat,penentuan tetapan kesetimbangan reaksi pembentukan kompleks laporan praktikum