TUJUAN PERCOBAAN2

22
I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mampu melakukan pengenceran asam sulfat pekat. 2. Memahami sifat asam sulfat pekat sebagai oksidator dan dehidrator. 3. Mengetahui perubahan reaksi yang terjadi ketika ditambahkan asam sulfat pekat dan encer. 4. Untuk mengetahui perubahan kimia yang terjadi pada reaksi dehidrasi pada asam sulfat pekat yang direaksikan dengan CuSO 4 .5H 2 O, gula pasir, dan kayu (batang korek api). 5. Untuk mengetahui perubahan kimia yang terjadi pada reaksi oksidasi pada logam seng (Zn), logam besi (Fe) dan logam tembaga (Cu) dengan asam sulfat pekat yang dipanaskan dan asam sulfat encer. II. DASAR TEORI 2.1 Asam Sulfat (H 2 SO 4 ) Istilah asam (acid) berasal dari bahasa latin acetum yang berarti cuka serta merupakan terjemahan dari istilah yang digunakan untuk hal yang sama dalam bahasa-bahasa Eropa sepertizuur (bahasa Belanda), atau Säure (bahasa Jerman). Di alam, asam ditemukan dalam buah-buahan, misalnya asam sitrat dalam buah jeruk berfungsi untuk memberi rasa limun yang tajam. Cuka mengandung asam asetat, dan asam tanak dari kulit pohon digunakan untuk menyamak kulit. (Sudarmo,2004)

description

tuju8an percobaan

Transcript of TUJUAN PERCOBAAN2

Page 1: TUJUAN PERCOBAAN2

I. TUJUAN PERCOBAAN

1. Mampu melakukan pengenceran asam sulfat pekat.

2. Memahami sifat asam sulfat pekat sebagai oksidator dan dehidrator.

3. Mengetahui perubahan reaksi yang terjadi ketika ditambahkan asam sulfat

pekat dan encer.

4. Untuk mengetahui perubahan kimia yang terjadi pada reaksi dehidrasi pada

asam sulfat pekat yang direaksikan dengan CuSO4.5H2O, gula pasir, dan

kayu (batang korek api).

5. Untuk mengetahui perubahan kimia yang terjadi pada reaksi oksidasi pada

logam seng (Zn), logam besi (Fe) dan logam tembaga (Cu) dengan asam

sulfat pekat yang dipanaskan dan asam sulfat encer.

II. DASAR TEORI

2.1 Asam Sulfat (H2SO4)

Istilah asam (acid) berasal dari bahasa latin acetum yang berarti cuka serta

merupakan terjemahan dari istilah yang digunakan untuk hal yang sama dalam

bahasa-bahasa Eropa sepertizuur (bahasa Belanda), atau Säure (bahasa Jerman).

Di alam, asam ditemukan dalam buah-buahan, misalnya asam sitrat dalam buah

jeruk berfungsi untuk memberi rasa limun yang tajam. Cuka mengandung asam

asetat, dan asam tanak dari kulit pohon digunakan untuk  menyamak kulit.

(Sudarmo,2004)

Reaksi dehidrasi (pelarutan dalam air) dari asam sulfat adalah reaksi

eksoterm yang kuat. Jika air ditambah kepada asam sulfat pekat, terjadi

pendidihan. Senantiasa tambah asam kepada air dan bukan sebaliknya. Sebagian

dari masalah ini disebabkan perbedaan isipadu kedua cairan. Air kurang padu

dibanding asam sulfat dan cenderung untuk terapung di atas asam. Reaksi tersebut

membentuk ion hidronium :

H2SO4 + H2O → H3O+ + HSO4-

Disebabkan asam sulfat bersifat mengeringkan, asam sulfat merupakan agen

pengering yang baik, dan digunakan dalam pengolahan kebanyakan buah-buahan

kering. Apabila gas SO3 pekat ditambah kepada asam sulfat, ia membentuk

H2S2O7. Ini dikenali sebagai asam sulfat fuming atau oleum.(Sudarmo,2004)

Page 2: TUJUAN PERCOBAAN2

Asam sulfat mempunyai banyak kegunaan dan merupakan salah satu produk

utama industri kimia. Produksi dunia asam sulfat pada tahun 2001 adalah 165 juta

ton, dengan nilai perdagangan seharga US$8 juta. Kegunaan utamanya termasuk

pemrosesan bijih mineral, sintesis kimia, pemrosesan air limbah dan pengilangan

minyak.( Petrucci,1987)

Gambar 2.1 Struktur Kimia Asam Sulfat

Asam sulfat diproduksi dari belerang, oksigen, dan air melalui proses kontak.

Pada langkah pertama, belerang dipanaskan untuk mendapatkan sulfur dioksida :

S(s) + O2(g) → SO2(g)

Sulfur dioksida kemudian dioksidasi menggunakan oksigen dengan keberadaan

katalis vanadium (V) oksida :

2 SO2 + O2(g) → 2 SO3 (g)   (dengan keberadaan V2O5)

Sulfur trioksida diserap ke dalam 97-98% H2SO4 menjadi oleum (H2S2O7), juga

dikenal sebagai asam sulfat berasap. Oleum kemudian diencerkan ke dalam air

menjadi asam sulfat pekat.

H2SO4(l) + SO3 → H2S2O7(l)

H2S2O7(l) + H2O(l) → 2 H2SO4(l)

Perhatikan bahwa pelarutan langsng SO3 ke dalam air tidaklah praktis karena

reaksi sulfur trioksida dengan air yang bersifat eksotermik. Reaksi ini akan

membentuk aerosol korosif yang akan sulit dipisahkan.(petrucci,1987)

SO3(g) + H2O(l) → H2SO4(l)

2.2 Kuprum Sulfat Pentahidrat (CuSO4.5H2O)

Tembaga (II) sulfat berbentuk serbuk, manakala tembaga (II) sulfat

terhidrat berwarna biru terang. Nama kuno bagi tembaga (II) sulfat ialah vitriol

biru. Kebanyakan kuprum sulfat wujud dalam alam semula jadi dalam bentuk

Page 3: TUJUAN PERCOBAAN2

pentahidrat (CuSO4.5H2O), mineral ini dikenali sebagai kalkantit. Tembaga (II)

sulfat mengurai sebelum melebur. Bentuk pentahidrat yang lazim terhidratnya,

yaitu kehilangan empat molekul airnya pada 110°C dan kelima-lima molekul air

pada 150 °C. Pada 650 °C, tembaga (II) sulfat mengurai menjadi tembaga (II)

oksida (CuO), sulfur dioksida (SO2) dan oksigen (O2).Tembaga (II) sulfat

mempunyai banyak kegunaan di bidang industri diantaranya untuk mebuat

campuran Bordeaux (sejenis fungisida) dan senyawa tembaga lainnya. Senyawa

ini juga digunakan dalam penyepuhan dan pewarnaan tekstil serta sebagai bahan

pengawet kayu. Bentuk anhidratnya digunakan untuk mendeteksi air dalam

jumlah kelumit. Tembaga sulfat juga dikenal sebagai vitriol biru. Tembaga (II)

sulfat merupakan padatan kristal biru, CuSO4.5H2O triklini. Pentahidratnya

kehilangan 4 molekul air pada 1100C dan yang ke lima pada 1500C membentuk

senyawa anhidrat berwarna putih. Pentahidrat ini dibuat dengan mereaksikan

tembaga (II) oksida atau tembaga (II) karbonat dengan H2SO4 encer, larutannya

dipanaskan hingga jenuh dan pentahidrat yang biru mengkristal jika didinginkan.

Pada skala industri, senyawa ini dibuat dengan memompa udara melaluicampuran

tembaga panas dengan H2SO4 encer. Dalam bentuk pentahidrat, setiap ion

tembaga (II) dikelilingi oleh empat molekul air pada setiap sudut segi empat,

kedudukan kelima dan keenam dari oktahedral ditempati oleh atom oksigen dari

anion sulfat, sedangkan molekul air kelima terikat oleh ikatan hidrogen.

(Sutresna,2007)

II.3 Seng (Zn)

Seng adalah unsur kimia dengan lambang kimia Zn, nomor atom 30, dan massa

atom relatif 65,39. Merupakan unsur pertama golongan 12 pada tabel periodik.

Seng merupakan unsur paling melimpah ke-24 di kerak Bumi dan memiliki lima

isotop stabil. Bijih seng yang paling banyak ditambang adalah sfalerit (seng

sulfida). Seng merupakan logam yang berwarna putih kebiruan, berkilau, dan

bersifat diamagnetik. Walau demikian, kebanyakan seng mutu komersial tidak

berkilau. Seng sedikit kurang padat daripada besi dan berstruktur kristal

heksagonal. (Sutresna,2007)

Page 4: TUJUAN PERCOBAAN2

Gambar 2.3 Logam Zn (Seng)

II.4 Besi (Fe)

Besi adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang

Fe dan nomor atom 26. Besi merupakan logam transisi yang paling banyak

dipakai karena relatif melimpah di alam dan mudah diolah. Besi mempunyai daya

hantar listrik dan panas yang baik karena memiliki ikatan ganda dan ikatan

kovalen logam. Besi murni cukup reaktif. Dalam udara lembab cepat teroksidasi

membentuk besi (III) oksida hidrat. Besi murni tidak begitu kuat, tetapi bila

dicampur dengan logam lain dan karbon didapat baja yang sangat keras. Biji besi

biasanya mengandung hematite (Fe2O3) yang dikotori oleh pasir (SiO2) sekitar

10 %, serta sedikit senyawa sulfur, posfor, aluminium dan mangan. Besi

merupakan logam yang dihasilkan dari bijih besi dalam bentuk hematit (Fe2O3),

magnetit (Fe3O4), limonit Fe(OH)2, dan siderit (FeCO3). Pengolahan bijih besi

dilakukan di dalam tungku besar/tanur tinggi. Besi dimanfaatkan untuk membuat

alat-alat seperti mesin, meja, pipa, dan komputer. Besi ialah logam paling biasa

digunakan di antara semua logam, yaitu merangkumi sebanyak 95% daripada

semua logam yang dihasilkan di seluruh dunia. Harganya yang murah dengan

kekuatannya menjadikan besi sangat diperlukan, terutama dalam penggunaan

seperti kereta, badan kapal bagi kapal besar, dan komponen struktur bagi

bangunan.(Sutresna,2007)

Page 5: TUJUAN PERCOBAAN2

Gambar 2.4 Serbuk Besi (Fe)

2.5 Tembaga (Cu)

Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki

lambang Cu dan nomor atom 29. Lambangnya berasal dari bahasa Latin Cuprum.

Tembaga merupakan konduktor panas dan listrik yang baik. Selain itu unsur ini

memiliki korosi yang cepat sekali. Tembaga murni sifatnya halus dan lunak,

dengan permukaan berwarna jingga kemerahan. Tembaga dicampurkan dengan

timah untuk membuat perunggu. Logam Cu termasuk logam berat essensial, jadi

meskipun beracun tetapi sangat dibutuhkan manusia dalam jumlah yang kecil.

(Sutresna,2007)

III. ALAT DAN BAHAN

A. Alat :

1. Tabung reaksi

2. Gelas beker

3. Gelas ukur

4. Pipet tetes

5. Batang pengaduk

6. Pemanas listrik

B. Bahan :

1. H2SO4 pekat

2. CuSO4.5H2O

3. Gula pasir

4. Kayu (batang korek api)

5. Logam Zn, Fe dan Cu

6. Aquadest

IV. PROSEDUR KERJA

IV.1 Percobaan 1. Reaksi Pengenceran Asam Sulfat Pekat

1. 2 mL asam sulfat pekat diambil kemudian dimasukkan ke dalam tabung

reaksi.

2. 25 mL air dingin dimasukkan kedalam gelas beker.

Page 6: TUJUAN PERCOBAAN2

3. Asam sulfat ditambahkan secara perlahan kedalam air dingin sambil

diaduk. Perubahan suhu diamati dan dicatat pada gelas beker.

IV.2 Percobaan 2. Reaksi Dehidrasi

1. 3 buah tabung reaksi disiapkan masing-masing diisi dengan 2 mL asam

sulfat pekat.

2. 1 gram CuSO4.5H2O dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi 2

mL asam sulfat pekat. Perubahan yang terjadi diamati dan dicatat

sampai diatas 30 menit.

3. 1 gram gula pasir dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi 2 mL

asam sulfat pekat. Perubahan yang terjadi diamati dan dicatat.

4. Sepotong kayu (batang korek api) dimasukkan kedalam tabung reaksi

yang berisi 2 mL asam sulfat pekat. Perubahan yang terjadi diamati dan

dicatat.

5. Tabung reaksi yang berisi garam CuSO4 dan tabung reaksi yang berisi

kayu diambil. Asam sulfat dari tabung reaksi tersebut dituangkan

kedalam tempat asam sulfat pekat. CuSO4, kayu (korek api) dikeluarkan

dari tabung dan CuSO4 serta kayu tersebut dimasukkan dengan hati-hati

kedalam gelas beker yang berisi 50 mL air. Perubahan yang terjadi

diamati.

IV.3 Percobaan 3. Reaksi Oksidasi

1. Masing-masing tabung reaksi dimasukkan sepotong logam Zn, Fe dan

Cu dimasukkan kedalam tabung reaksi.

2. Larutan asam sulfat encer ditambahkan sebanyak 2 mL kedalam logam

diatas dan diamati dengan teliti. Gas yang timbul diamati lalu reaksi

kimia yang terjadi ditulis.

3. Tiga tabung reaksi yang lain diambil dan asam sulfat pekat sebanyak 1

mL dimasukkan kedalamnya. Sepotong logam Zn, Fe dan Cu

dimasukkan kedalam masing-masing tabung reaksi. Dipanaskan dan

perubahan yang terjadi diamati. Perbedaan reaksi asam sulfat pekat

Page 7: TUJUAN PERCOBAAN2

dengan logam Cu maupun Zn dibandingkan dengan reaksi larutan asam

sulfat encer dengan logam-logam tersebut dijelaskan.

V. DATA PENGAMATAN

5.1 Percobaan 1. Reaksi Pengenceran Asam Sulfat Pekat

Asam sulfat pekat Air Perubahan suhu

2 mL 25 mL Adanya perubahan suhu menjadi hangat,

lama – kelamaan menjadi panas

5.2 Percobaan 2. Reaksi Dehidrasi

No. Bahan kimia Dehidrator Pengamatan dan hasil

1. CuSO4.5H2OAsam sulfat

pekat

Larutan berwarna putih

2. Gula pasirAsam sulfat

pekat

Kristal berubah warna menjadi

cokelat, lama kelamaan

menjadi hitam

3.Kayu (batang

korek api)

Asam sulfat

pekat

Batang korek api berwarna

hitam dan larutan berwarna

kecokelatan

4. Hasil no. 1 Air

Endapan yang berwana putih

berubah menjadi berwarna biru

muda

5. Hasil no. 3 Air

Kembali lagi berubah warna

seperti semula, warna hitam

larut

5.3 Percobaan 3. Reaksi Oksidasi

No. Bahan Oksidator Pengamatan dan hasil

1. Zn Asam sulfat encer

Berwarna putih, timbulnya banyak gelembung

gas.

Reaksi : Zn(s) + H2SO4(aq) → ZnSO4(aq) + H2(g)

Page 8: TUJUAN PERCOBAAN2

2. Fe Asam sulfat encerTerjadi reaksi, timbul gelembung gas,

Reaksi : Fe(s) + H2SO4(aq) → FeSO4(aq) + H2(g)

3. Cu Asam sulfat encerTidak terjadi reaksi, tidak ada gelembung gas.

Reaksi : Cu(s) + H2SO4(aq) → tidak ada hasil reaksi

4. Zn Asam sulfat pekat

Terjadi reaksi, timbulnya gelembung gas.

Reaksi : Zn(s) + 2H2SO4(aq) → ZnSO4(aq) + 2H2O(l) +

SO2(g)

5. Fe Asam sulfat pekat

Terjadi reaksi, timbul busa berwarna putih dan

timbul gelembung gas.

Reaksi : Fe(s) + 2H2SO4(aq) → FeSO4(aq) + 2H2O(l) +

SO2(g)

6. Cu Asam sulfat pekat

Terjadi reaksi, timbul gelembung gas.

Reaksi : Cu(s) + 2H2SO4(aq) → CuSO4(aq) + 2H2O(l)

+ SO2(g)

VI. PEMBAHASAN

Pada praktikum Kimia Dasar II kali ini berjudul Asam Sulfat yang

bertujuan untuk Mampu melakukan pengenceran asam sulfat pekat, memahami

sifat asam sulfat pekat sebagai oksidator dan dehydrator, mengetahui

perubahan reaksi yang terjadi ketika ditambahkan asam sulfat pekat dan

encer,mengetahui perubahan kimia yang terjadi pada reaksi dehidrasi pada

asam sulfat pekat yang direaksikan dengan CuSO4.5H2O, gula pasir, dan kayu

(batang korek api), mengetahui perubahan kimia yang terjadi pada reaksi

oksidasi pada logam seng (Zn), logam besi (Fe) dan logam tembaga (Cu)

dengan asam sulfat pekat yang dipanaskan dan asam sulfat encer.

Praktikum ini dilakukan percobaan sebanyak tiga kali dimana percobaan

pertama mengenai reaksi pengenceran asam sulfat pekat, yaitu dilakukan

pengenceran sebanyak 2 mL asam sulfat pekat yang sudah dimasukkan dari

dalam tabung reaksi secara perlahan ke dalam gelas beaker yg berisi air dingin.

Dapat diamati bahwa gelas menjadi suhu terasa hangat selama pengadukan,

Page 9: TUJUAN PERCOBAAN2

artinya dalam reaksi ini ada panas yang ditimbulkan. Panas ini merupakan

reaksi eksotermik antara asam sulfat dengan air.

Percobaan kedua yaitu reaksi dehidrasi. Dalam percobaan kedua ini

digunakan tiga bahan yaitu CuSO4.5H2O, gula pasir, dan kayu (batang korek

api). Serta digunakan dua dehidrator berupa asam sulfat pekat dan air.

CuSO4.5H2O yang berupa serbuk berwarna biru terang ini dimasukkan ke

dalam tabung reaksi yg berisi asam sulfat pekat. Sehingga terjadi reaksi

perubahan warna pada serbuk dari biru menjadi putih yang merupakan CuSO4.

Ini terjadi karena air (H2O) yang diikat oleh CuSO4.5H2O terdehidrasi oleh

asam sulfat sehingga tersisa CuSO4 yang tidak mengandung air. Untuk tabung

reaksi kedua, direaksikannya gula pasir dengan asam sulfat pekat dan

didapatkan hasil berupa kristal yang berubah warna dari putih menjadi cokelat

lama kelamaan menjadi hitam. perubahan warna menjadi coklat dan

kehitaman menjelaskan bahwa gula telah bereaksi membentuk

karbon(karamel), ini berarti terjadi pelepasan ikatan H dan O (air) dari molekul

gula yang terdiri dari C, H dan O. Air yang dikandung di dalam gula

(C12H22O11) tersebut ditarik oleh asam sulfat pekat sehingga perubahan warna

dialami oleh gula pasir. Tabung yang ketiga juga terjadi reaksi dehidrasi

dengan reaksi dari kayu (batang korek api) yang molekul-molekul airnya

ditarik menyebabkan kayu berubah menjadi warna hitam. Selain itu, larutannya

juga berubah menjadi warna cokelat

Setelah itu CuSO4 hasil dari CuSO4.5H2O + H2SO4 pekat tadi di masukkan

kedalam air dan perubahan yang terjadi adalah dari endapan CuSO4 yang

berwarna putih melarut menjadi larutan yang berwarna biru. Ini terjadi karena

air tersebut diikat oleh CuSO4 sehingga berubah menjadi warna biru muda

sebelum didehidrasi berupa CuSO4.5H2O yang berbentuk cair. Begitu juga

untuk kayu, setelah dicelupkan ke dalam air, kayu tersebut berubah warna dari

hitam menjadi cokelat keputihan atau kembali ke warna kayu sebelumnya.

Terbukti bahwa ketika kayu terdehidrasi oleh asam sulfat, airnya akan ditarik

sehingga tersisa senyawa karbon yang berwarna hitam dan ketika diberikan air

akan berwarna seperti semula.

Page 10: TUJUAN PERCOBAAN2

Percobaan yang ketiga adalah reaksi oksidasi pada logam seng (Zn), besi

(Fe) dan tembaga (Cu). Dalam percobaan kali ini logam Zn, Fe, dan Cu

direaksikan dengan asam sulfat encer dan asam sulfat pekat yang dipanaskan.

Terlebih dahulu logam Zn bereaksi dengan asam sulfat encer dan menghasilkan

larutan seng (II) sulfat dan gas hidrogen. Reaksi tersebut merupakan reaksi

redoks, dimana reaksi redoks adalah reaksi dimana terdapat pereaksi yang

mengalami reaksi reduksi dan reaksi oksidasi. Reaksi antara asam sulfat encer

dengan logam Zn adalah sebagai berikut :

Zn(s) + H2SO4(aq) → ZnSO4(aq) + H2(g)

Dari reaksi tersebut logam Zn mengalami reaksi oksidasi, dimana logam

Zn berubah menjadi larutan ZnSO4. Disini logam Zn memiliki bilangan

oksidasi 0 karena logam Zn berdiri sendiri. Sedangkan larutan ZnSO4, dimana

Zn dalam larutan ZnSO4 memiliki bilangan oksidasi +2. Dari perubahan

bilangan oksidasi tersebut kita mengetahui bahwa logam Zn mengalami reaksi

oksidasi, Disini larutan H2SO4 encer memiliki bilangan oksidasi pada atom

hidrogennya sebesar +1. Sedangkan gas H2, memiliki bilangan oksidasi sebesar

0. Dari perubahan bilangan oksidasi tersebut kita mengetahui larutan H2SO4

encer mengalami reaksi reduksi, dimana reaksi reduksi adalah reaksi yang

mengalami penurunan bilangan oksidasi. Karena bilangan oksidasi larutan

H2SO4 encer menjadi gas H2 mengalami penunurunan bilangan oksidasi dari +1

menjadi 0. Maka dari itu larutan H2SO4 encer mengalami reaksi reduksi dan

bertindak sebagai oksidator Disini terbukti bahwa asam sulfat encer bertindak

sebagai oksidator dan logam Zn bertindak sebagai reduktor.

Selanjutnya, pada penambahan 2 ml asam sulfat encer dalam tabung reaksi

yang berisi logam besi (Fe) terjadi reaksi menghasilkan larutan besi (II) sulfat

dan gas hidrogen dengan persamaan reaksi sebagai berikut :

Fe(s) + H2SO4(aq) → FeSO4(aq) + H2(g)

Terlihat pada reaksi redoks diatas H2SO4 bertindak sebagai oksidator dan

mengalami reduksi sehingga biloks H yang mula-mula bernilai +1 pada H2SO4

menjadi bernilai 0 pada gas hidrogen.

Lalu pada logam Cu yang dicampurkan dengan H2SO4 encer tidak terjadi

reaksi, tidak ada gelembung gas dan Cu(s) + H2SO4(aq) → tidak ada hasil

Page 11: TUJUAN PERCOBAAN2

reaksi, ini disebabkan karena logam Cu tidak reaktif terhadap asam-asam encer

seperti HCl dan H2SO4 encer.

Kemudian, kedalam tabung reaksi lainnya yang berisi Zn, diberikan 1 ml

asam sulfat pekat dan dipanaskan. Reaksi tersebut menghasilkan larutan seng

(II) sulfat (ZnSO4) dan air sesuai dengan persamaan :

Zn(s) + 2H2SO4(aq) → ZnSO4(aq) + 2H2O(l) + SO2(g)

Dari reaksi tersebut logam Zn mengalami reaksi oksidasi, dimana logam

Zn berubah menjadi larutan ZnSO4. Disini logam Zn memiliki bilangan

oksidasi 0 karena logam Zn berdiri sendiri maka dari itu bilangan oksidasi Zn

adalah 0. Sedangkan larutan ZnSO4, dimana Zn dalam larutan ZnSO4 memiliki

bilangan oksidasi +2. Dari perubahan bilangan oksidasi tersebut kita

mengetahui bahwa logam Zn mengalami reaksi oksidasi, Dari reaksi antara

logam Zn dengan asam sulfat pekat dan dipanaskan, dimana larutan H2SO4

pekat mengalami reaksi reduksi, dimana larutan H2SO4 pekat berubah menjadi

gas SO2. Disini larutan H2SO4 pekat memiliki bilangan oksidasi pada atom

belerangnya sebesar +6. Sedangkan gas SO2, memiliki bilangan oksidasi pada

atom belerangnya sebesar +4. Dari perubahan bilangan oksidasi tersebut kita

mengetahui larutan H2SO4 pekat mengalami reaksi reduksi,Disini terbukti

bahwa asam sulfat pekat bertindak sebagai oksidator dan logam Zn bertindak

sebagai reduktor.

Selanjutnya, kedalam tabung reaksi lainnya yang berisi Fe, diberikan 1 ml

asam sulfat pekat dan dipanaskan. Reaksi tersebut menghasilkan larutan Besi

(II) sulfat (FeSO4) dan air sesuai dengan persamaan :

Fe(s) + 2H2SO4(aq) → FeSO4(aq) + 2H2O(l) + SO2(g)

Terlihat pada reaksi redoks diatas H2SO4 bertindak sebagai oksidator dan

mengalami reduksi sehingga biloks H yang mula-mula bernilai +1 pada H2SO4

menjadi bernilai 0 pada gas hidrogen.

Pada tabung yang berisi lain yang berisi Cu, ditambahkan asam sulfat

pekat dan dipanaskan lalu bereaksi dan membentuk larutan tembaga (II) sulfat

(CuSO4) dan air serta gas belerang dioksida (SO2) sesuai dengan persamaan :

Cu(s) + 2H2SO4(aq) → CuSO4(aq) + 2H2O(l) + SO2(g)

Page 12: TUJUAN PERCOBAAN2

Dari reaksi tersebut logam Cu mengalami reaksi oksidasi, dimana logam

Cu berubah menjadi larutan CuSO4. Disini logam Cu memiliki bilangan

oksidasi 0. Sedangkan larutan CuSO4, dimana Cu dalam larutan CuSO4

memiliki bilangan oksidasi +2. Dari perubahan bilangan oksidasi tersebut kita

mengetahui bahwa logam Cu mengalami reaksi oksidasi dan bertindak sebagai

reduktor. Dari reaksi antara logam Cu dengan asam sulfat pekat dan

dipanaskan, dimana larutan H2SO4 pekat mengalami reaksi reduksi, dan larutan

H2SO4 pekat berubah menjadi gas SO2. Disini larutan H2SO4 pekat memiliki

bilangan oksidasi pada atom belerangnya sebesar +6. Sedangkan gas SO2,

memiliki bilangan oksidasi pada atom belerangnya sebesar +4. Dari perubahan

bilangan oksidasi tersebut kita mengetahui larutan H2SO4 pekat mengalami

reaksi reduksi, Karena bilangan oksidasi larutan H2SO4 pekat menjadi gas SO2

mengalami penunurunan bilangan oksidasi dari +6 menjadi +4. Maka dari itu

larutan H2SO4 pekat mengalami reaksi reduksi dan bertindak sebagai oksidator.

Dimana oksidator adalah suatu zat pereaksi yang mengalami reaksi reduksi.

Disini terbukti bahwa asam sulfat pekat bertindak sebagai oksidator. Reaksi

antara logam Cu dengan asam sulfat pekat yang dipanaskan sama dengan

reaksi antara logam Zn asam sulfat pekat yang dipanaskan yang sama-sama

menghasilkan suatu gas SO2 dan H2O yang membedakan hanya jenis logamnya

saja.

Dari percobaan ini terbukti bahwa logam Zn bisa bereaksi dengan asam

sulfat encer dan asam sulfat pekat yang panas. Hal ini disebabkan karena logam

Zn berada di sebelah kiri unsur hidrogen (H) maka dari itu logam Zn lebih

reaktif dari unsur hidrogen (H) dan bisa bereaksi dengan asam sulfat encer

maupun pekat yang dipanaskan. Sedangkan logam Cu hanya bisa bereaksi

dengan asam sulfat pekat yang dipanaskan dan tidak bereaksi dengan asam

sulfat encer. Hal ini disebabkan karena logam Cu adalah logam yang tidak

reaktif dan sukar bereaksi dengan unsur yang berada di sebelah kirinya karena

unsur Cu berada disebelah kanan unsur hidrogen (H). Maka dari itu logam Cu

tidak bereaksi dengan asam sulfat encer tetapi logam Cu bereaksi dengan asam

sulfat pekat yang panas, hal ini dikarenakan asam sulfat pekat dan panas

memiliki sifat oksidator yang lebih kuat dibandingkan logam tembaga (Cu).

Page 13: TUJUAN PERCOBAAN2

Sedangkan logam Fe dapat bereaksi dengan asam sulfat pekat yang dipanaskan

dan bereaksi dengan asam sulfat encer.

VII. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang didapatkan dari praktikum ini, yaitu :

1. Asam sulfat bersifat sebagai oksidator kuat. Reaksi asam sulfat pekat

dengan air sangat dan menimbulkan panas yang dingin.

2. Ketika direaksikan dengan asam sulfat pekat, terjadi perubahan warna

pada serbuk CuSO4.5H2O dari warna biru menjadi putih, gula pasir dari

warna putih menjadi cokelat kelamaan menjadi hitam dan kayu menjadi

warna hitam. Itu dikarenakan air (H2O) yang terkandung dalam senyawa

tersebut terdehidrasi oleh asam sulfat pekat

3. Ketika dicelupkan ke dalam air, padatan CuSO4 yang berwana putih

berubah menjadi larutan yang berwarna biru muda dan kayu (batang korek

api) berubah warna dari hitam menjadi cokelat. Ini terjadi karena air

tersebut diikat oleh CuSO4 dan kayu (batang korek api).

4. Asam sulfat yang encer, cenderung menghasilkan gas hidrogen dan logam

sulfat, sedangkan asam sulfat yang pekat dan panas cenderung

menghasilkan gas hidrogen, logam sulfat dan gas sulfur dioksida.

5. Dapat dibuktikan bahwa asam sulfat pekat itu bertindak sebagai

dehidrator, yaitu menarik air dari senyawa lainnya. Juga sebagai oksidator

pada logam-logam sehingga dapat terjadinya reaksi kimia.

Page 14: TUJUAN PERCOBAAN2

DAFTAR PUSTAKA

Petrucci, Ralph H, 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 3.

Surabaya: Erlangga.

Sudarmo, Unggul. 2004. Kimia Untuk SMA. Jakarta: Erlangga.

Sutresna, Nana. 2007. Cerdas Belajar Kimia. Grafindo:Bandung

Tim Kimia Dasar. 2014. Penuntun Praktikum Kimia Dasar II. Bali: Jurusan

Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana.