Tujuan Pemilu

5
Tujuan Pemilu Berdasarkan UU nomor 12 tahun 2003 menyebutkan tujuan Pemilu adalah untuk memilih wakil rakyat daerah, serta untuk membentuk pemerintahan yang demokratis, kuat dan memperoleh dukungan rakyat dalam rangka mewujudkan tujuan nasional sebagaimana diamanatkan UUD 1945. Dalam UU itu juga dijelaskan tentang Pemilu yang merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Namun, berbagai literatur pemilu menunjukkan, tiga tujuan pemilu yaitu keterwakilan politik, integritas politik dan pemerintahan efektif, masing-masing tidak saling memperkuat, tapi justru saling menegasikan. Artinya kalau suatu negara memprioritaskan keterwakilan politik sebagai tujuan, pemilu sulit menghasilkan pemerintahan efektif, bisa-bisa malah menimbulkan perpecahan politik. Jika negara mengedepankan integritas politik, pemilu bisa menjaga stabilitas politik, tetapi banyak kelompok terdiskriminasi. Pemerintahan bisa saja kuat, tetapi kontrol tidak terjadi, sehingga korupsi 1

description

Pemilu

Transcript of Tujuan Pemilu

Page 1: Tujuan Pemilu

Tujuan Pemilu

Berdasarkan UU nomor 12 tahun 2003 menyebutkan tujuan Pemilu adalah

untuk memilih wakil rakyat daerah, serta untuk membentuk pemerintahan yang

demokratis, kuat dan memperoleh dukungan rakyat dalam rangka mewujudkan

tujuan nasional sebagaimana diamanatkan UUD 1945. Dalam UU itu juga

dijelaskan tentang Pemilu yang merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat

dalam NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Namun, berbagai

literatur pemilu menunjukkan, tiga tujuan pemilu yaitu keterwakilan politik,

integritas politik dan pemerintahan efektif,  masing-masing tidak saling

memperkuat, tapi justru saling menegasikan. Artinya kalau suatu negara

memprioritaskan keterwakilan politik sebagai tujuan, pemilu sulit menghasilkan

pemerintahan efektif, bisa-bisa malah menimbulkan perpecahan politik.

Jika negara mengedepankan integritas politik, pemilu bisa menjaga stabilitas

politik, tetapi banyak kelompok terdiskriminasi. Pemerintahan bisa saja kuat,

tetapi kontrol tidak terjadi, sehingga korupsi merajalela. Demikian juga

pengutamaan tujuan pemerintahan efektif, akan menimbulkan ketidakpuasan

banyak kelompok yang tidak terwakili, sehingga stabilitas politik pun sangat

rentan.

Melihat implikasi politik dari setiap tujuan yang ditetapkan, maka para

perancang pemilu atau pembuat undang-undang pemilu, harus membahas serius

upaya menetapkan tujuan yang hendak dicapai dari pemilu yang dirancangnya.

Pembahasan harus melibatkan semua pemangku kepentingan, dan memastikan

satu tujuan yang jadi prioritas. Dalam menentukan tujuan utama tersebut, mereka

harus mendasarkan diri pada realitas politik saat ini, mempertimbangkan

1

Page 2: Tujuan Pemilu

ketentuan-ketentuan konstitusional, dan yang tak kalah penting menetapkan visi

politik yang hendak dicapai di hari depan.

Bagaimana pengalaman Indonesia?  Presiden Soeharto yang sangat konsern

pada masalah stabilitas politik saat berkuasa, sadar sesadar-sadarnya, bahwa

pemilu bisa digunakan sebagai instrumen untuk menjaga stabilitas politik. Oleh

karena itu, dia tidak memaksakan diri untuk menggunakan sistem mayoritarian

sebagaimana diusulkan oleh perwira militer lainnya. Soeharto mengakomodasi

tuntutan partai-partai politik untuk menggunakan sistem proporsional, dengan

kompensasi militer mendapatkan kursi gratis di parlemen. Namun yang lebih

penting adalah putusan Soeharto untuk menyerentakkan pemilihan perlemen

nasional dan daerah dalam satu waktu, sehingga pemilihan DPR, DPRD provinsi

dan DPRD kabupaten/kotamadya bareng waktu pelaksanaannya.

Dengan membarengkan pelaksanaan pemilu DPR, DPR provinsi dan DPRD

kabupaten/kota, Soeharto tidak hanya menghemat biaya pemilu, tetapi yang lebih

penting adalah terciptanya stabilitas politik nasional, karena konstelasi politik

hasil pemilu di setiap daerah, cenderung sama dengan konstalasi politik nasional.

Artinya, dengan hanya mengendalikan pimpinan partai nasional, Soeharto berhasil

menstabilkan politik lokal.

Lain lagi dengan pemilu pasca-Orde Baru. Pengabaian partai dalam

perpolitikan nasional pada era Orde Baru, mendorong semua kekuatan politik

untuk bisa tampil (kembali) di arena politik. Akibatnya isu keterwakilan politik

menjadi prioritas ketika hendak menggelar Pemilu 1999. Pengedepanan isu

keterwakilan itu terus menguat pada Pemilu 2004 dan Pemilu 2009. Hasilnya

memang terlihat jelas: hampir semua partai politik mempunyai wakil di parlemen;

jika tidak di tingkat nasional, mereka bisa tampil di parlemen lokal.

2

Page 3: Tujuan Pemilu

Kaitan Antara Tujuan Pemilu Dengan Politik Dinasti

Politik dinasti tidak sesuai dengan tujuan pemilu yang demokratis, sebab pada

kenyataannya, seringkali seseorang yang dicalonkan atau mencalonkan diri

menjadi seorang pemimpin di suatu daerah memiliki hubungan keluarga dengan

pemimpin sebelumnya dan lebih jauh lagi, seringkali calon pemimpin yang

mencalonkan diri tidak memiliki kapabilitas dalam hal kepemimpinan. Tentu saja

hal ini telah menodai prinsip demokrasi pancasila yang mengutamakan

kesejahteraan rakyat. Jika seorang calon pemimpin tidak memiliki kapabilitas

dalam memimpin dan hanya mengandalkan sokongan dari keluarga yang

sebelumnya telah menjadi pemimpin di suatu daerah, maka kehidupan rakyat di

daerah tersebut tidak akan sejahtera.

3

Page 4: Tujuan Pemilu

Sumber:

1. http://www.detiknews.com/read/2010/09/07/120252/1436659/103/

menetapkan-tujuan-pemilu?nd993303605

2. http://www.mabesad.mil.id/artikel/artikel2/310504netralitas.htm

4