tugas_phbs

21
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI TEMPAT KERJA PERKANTORAN I. LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemauan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Masyarakat diharapkan mampu berperan sebagai pelaku pembangunan kesehatan dalam menjaga, memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya sendiri serta berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Harapan tersebut dapat terwujud apabila masyarakat diberdayakan sepenuhnya dengan sumber daya dimilikinya untuk dapat menerapkan PHBS dalam kehidupannya sehari-hari, baik di rumah, di sekolah, di tempat kerja. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang harus dilakukan oleh setiap individu/keluarga/kelompok sangat banyak, dimulai dari bangun tidur sampai dengan tidur kembali. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan individu/keluarga/kelompok dapat menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat. Penerapan PHBS di lingkungan tempat kerja merupakan salah satu upaya strategis untuk menggerakkan dan memberdayakan para karyawan/pegawai untuk hidup bersih dan sehat. Pembinaan PHBS di tempat kerja bertujuan untuk mengembangkan dan mendorong setiap karyawan/pegawai untuk menerapkan PHBS di tempat kerja termasuk mengupayakan lingkungan tempat kerja yang sehat, sehingga karyawan/pegawai dapat bekerja dengan tubuh sehat. Bekerja dengan tubuh yang sehat merupakan hal yang diinginkan dan menjadi hak azasi setiap karyawan/pegawai. Karena itu menjadi kewajiban semua pihak untuk ikut 1

Transcript of tugas_phbs

Page 1: tugas_phbs

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

DI TEMPAT KERJA PERKANTORAN

I. LATAR BELAKANG

Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemauan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Masyarakat diharapkan mampu berperan sebagai pelaku pembangunan kesehatan dalam menjaga, memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya sendiri serta berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat.

Harapan tersebut dapat terwujud apabila masyarakat diberdayakan sepenuhnya dengan sumber daya dimilikinya untuk dapat menerapkan PHBS dalam kehidupannya sehari-hari, baik di rumah, di sekolah, di tempat kerja.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang harus dilakukan oleh setiap individu/keluarga/kelompok sangat banyak, dimulai dari bangun tidur sampai dengan tidur kembali. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan individu/keluarga/kelompok dapat menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat. Penerapan PHBS di lingkungan tempat kerja merupakan salah satu upaya strategis untuk menggerakkan dan memberdayakan para karyawan/pegawai untuk hidup bersih dan sehat.

Pembinaan PHBS di tempat kerja bertujuan untuk mengembangkan dan mendorong setiap karyawan/pegawai untuk menerapkan PHBS di tempat kerja termasuk mengupayakan lingkungan tempat kerja yang sehat, sehingga karyawan/pegawai dapat bekerja dengan tubuh sehat. Bekerja dengan tubuh yang sehat merupakan hal yang diinginkan dan menjadi hak azasi setiap karyawan/pegawai. Karena itu menjadi kewajiban semua pihak untuk ikut memelihara, menjaga dan mempertahankan kesehatan setiap karyawan/pegwai agar tetap sehat dan produktif dengan melaksanakan pembinaan PHBS di lingkungan tempat kerja. Lingkungan tempat kerja yang sehat akan membuat para karyawan/pegawai merasa nyaman sehingga dapat lebih produktif. Oleh karena itu kegiatan PHBS di tempat kerja pelaksanaannya dimulai dari unit terkecil yang ada di lingkungan tempat kerja.

Pembinaan PHBS di tempat kerja dilaksanakan atas dasar Kepmenkes Nomor: 1114/Menkes/SK/X/2004 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah serta Kepmenkes Nomor : 1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri.

1

Page 2: tugas_phbs

II. TUJUAN DAN MANFAAT PHBS LINGKUNGAN TEMPAT KERJA

A. TUJUAN1. Tujuan Umum

Memberdayakan karyawan/pegawai dan masyarakat lingkungantempat kerja agar tahu, mau dan mampu menolong diri sendiri di bidang kesehatan dengan menerapkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan tempat kerja yang sehat.

2. Tujuan Khususa. Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan

tempat kerjab. Meningkatkan produktivitas kerjac. Menciptakan lingkungan kerja yang sehat d. Menurunkan angka absensi tenaga kerjae. Menurunkan angka penyakit akibat kerja/lingkungan kerjaf. Memberikan dampak yang positif terhadap lingkungan kerja

dan masyarakat.

B. MANFAAT

1. Manfaat bagi karyawan/Pegawaia. Meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakitb. Meningkat produktivitasnya yang berdampak pada peningkatan

penghasilan dan ekonomi keluargac. Pengeluaran rumah tangga lebih ditujukan untuk peningkatan

taraf hidup bukan untuk biaya pengobatan d. Meningkatnya produktivitas kerja karyawan/pegwai yang

berdampak positif terhadap pencapaian target dan tujuane. Menurunnya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan

2. Manfaat bagi tempat kerjaa. Terwujudnya tempat kerja dan lingkungan kerja yang bersih

dan rapib. Terhindarnya tempat kerja dan lingkungan kerja dari sumber

penyakitc. Meningkatnya pencapaian target dan tujuan organisasid. Meningkatnya citra tempat kerja yang positif

3. Manfaat bagi masyarakata. Mempunyai lingkungan yang sehat walaupun berada di sekitar

tempat kerjab. Dapat mencontoh perilaku hidup bersih dan sehat yang

diterapkan oleh tempat kerja

4. Manfaat bagi Pemerintah Provinsi/kabupaten/Kotaa. Tempat kerja yang sehat menunjukkan kinerja dan citra

pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota yang baik

2

Page 3: tugas_phbs

b. Anggaran untuk pengobatan penyakit/masalah kesehatan para karyawan/pegawai bisa dialihkan untuk peningkatan karyawan/pegawai

c. Dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam pembinaan PHBS di lingkungan tempat kerja

5. Manfaat bagi Instansi terkaita. Adanya bimbingan teknis pelaksanaan di lingkungan tempat

kerjab. Adanya dukungan buku pedoman dan media promosi PHBS di

lingkungan tempat kerja

III. PENERAPAN PHBS DI TEMPAT KERJA

PHBS di Tempat kerja adalah upaya untuk memberdayakan para pekerja agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan Tempat Kerja Sehat.Dua Konsep yang sangat penting untuk meningkatkan kesehatan pekerja dan lingkungan adalah pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan.

Secara mendasar Promosi Kesehatan di Tempat Kerja adalah melindungi individu (pekerja), lingkungan di dalam dan di luar tempat kerja agar tetap sehat. Gaya kerja yang memperhatikan kesehatan dan mempergunakan pelayanan kesehatan yang ada dapat mendukung terlaksananya promosi kesehatan di tempat kerja.

Keuntungan Promosi Kesehatan di Tempat kerja Secara Umum :Promosi Kesehatan di Tempat kerja mendorong terbentuknya tempat kerja dan tenaga kerja yang sehat yang sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi dan sosialPara pekerja yang sehat merupakan aset nasional. Perusahaan yang sehat mendukung pekerja yang sehat, yang merupakan dasar untuk kesejahteraan sosial dan ekonomi dari masyarakat. Perusahaan yang tidak sehat menjadikan pekerja tidak sehat, angka absensi yang tinggi, kecelakaan, penyakit dan secara langsung maupun tidak langsung biaya kesehatan tinggi bagi keluarga dan masyarakat.

Promosi Kesehatan di Tempat Kerja sangat ideal untuk menciptakan tenaga kerja dan tempat kerja yang sehat.Sepertiga dari waktu kehidupan pekerja dihabiskan setiap harinya ditempat kerja, sehingga tempat kerja merupakan lingkungan yang tepat untuk promosi kesehatan. Apabila hal ini dilalaikan akibatnya lingkungan tempat kerja dapat mempengaruhi kesehatan pekerja seperti stress, kecelakaan, penyakit sampai kematian

Kesehatan pekerja sangat berhubungan erat dengan lingkungan tempat kerja yang sehat dan hal ini merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan keluarga dan masyarakat sekitarnyaKesehatan pekerja dapat dipengaruhi oleh faktor yang tidak berhubungan langsung dengan pekerjaan seperti kondisi tempat tinggal yang kurang

3

Page 4: tugas_phbs

baik, hubungan keluarga yang tidak harmonis, merokok, menggunakan obat obatan, minum alkohol, gizi tidak seimbang serta kesulitan keuangan.

Yang menjadi sasaran PHBS Lingkungan tempat kerja yaitu :1. Primer : Karyawan di tempat kerja2. Sekunder : Pengelola K3, Serikat atau Organisasi Pekerja3. Tertier : Pengusaha dan Manager/Direktur

Semua Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) diharapkan dilaksanakan karyawan/pegawai di lingkungan tempat kerja. Ada 10 (sepuluh) perilaku penting yang diharapkan dilakukan oleh karyawan/pegawai dan masyarakat tempat kerja agar lingkungan tempat kerja termasuk kategori tempat kerja sehat yaitu :

1. Memelihara kebersihan, kerapihan lingkungan tempat kerja2. Menggunakan air bersih3. Menggunakan jamban sehat4. Membuang sampah pada tempatnya5. Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir memakai

sabun6. Mengkonsumsi makanan dari kantin di lingkungan tempat kerja

dan/atau membawa bekal dari rumah.7. Memberantas jentik di tempat kerja8. Melakukan olah raga/aktifitas fisik secara teratur9. Tidak merokok di lingkungan tempat kerja.10. Mempergunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis

pekerjaan

A. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di setiap tempat kerja perlu diterapkan untuk itu kita perlu mengembangkan dan meningkatkan K3 dalam rangka menekan serendah mungkin risiko kecelakaan dan penyakit yang timbul akibat hubungan kerja, serta meningkatkan produktivitas dan efisiensi.

Dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari karyawan/pekerja di semua sektor, akan terpajan dengan resiko bahaya di tempat kerjanya. Resiko ini bervariasi mulai dari yang paling ringan sampai yang paling berat tergantung jenis pekerjaannya.

Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, pasal 23 mengenai kesehatan kerja disebutkan bahwa upaya kesehatan kerja wajib diselenggarakan pada setiap tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya kesehatan yang besar bagi pekerja agar dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya, untuk memperoleh produktivitas kerja yang optimal, sejalan dengan program perlindungan tenaga kerja.Di perkantoran sekalipun setiap karyawan/pekerja tetap mempunyai resiko sehubungan dengan pekerjaannya.

4

Page 5: tugas_phbs

Ada beberapa hal penting yang harus mendapatkan perhatian sehubungan dengan pelaksanaan K3 , yang pada dasarnya harus memperhatikan 2 (dua) hal yaitu indoor dan outdoor seperti :

a. Konstruksi Gedung : Disain arsitektur (aspek K3 diperhatikan mulai dari tahap

perencanaan). Seleksi material, misalnya tidak menggunakan bahan yang

membahayakan seperti asbes, dll. Seleksi dekorasi disesuaikan dengan asas tujuannya misalnya

penggunaan warna yang disesuaikan dengan kebutuhan. Tanda khusus dengan pewarnaan kontras/kode khusus untuk

objek penting seperti perlengkapan alat pemadam kebakaran, tangga, pintu darurat dll. (peta petunjuk pada setiap ruangan/unit kerja/tempat yang strategis misalnya dekat lift dll, lampu darurat menuju exit door).

b. Kualitas Udara : Kontrol terhadap temperatur ruang dengan memasang

termometer ruangan. Kontrol terhadap polusi. Pemasangan “Exhaust Fan” (perlindungan terhadap kelembaban

udara). Pemasangan stiker, poster “dilarang merokok”. Sistim ventilasi dan pengaturan suhu udara dalam ruang (lokasi

udara masuk, ekstraksi udara, filtrasi, pembersihan dan pemeliharaan secara berkala filter AC) minimal setahun sekali, kontrol mikrobiologi serta distribusi udara untuk pencegahan penyakit “Legionairre Diseases “.

Kontrol terhadap linkungan (kontrol di dalam/diluar kantor).Misalnya untuk indoor: penumpukan barang-barang bekas yang menimbulkan debu, bau dll, serta pada outdoor dengan cara: disain dan konstruksi tempat sampah yang memenuhi syarat kesehatan dan keselamatan, dll.

Perencanaan jendela sehubungan dengan pergantian udara jika AC mati.

Pemasangan fan di dalam lift.

c. Kualitas Pencahayaan : Mengembangkan sistim pencahayaan yang sesuai dengan jenis

pekerjaan untuk membantu menyediakan lingkungan kerja yang sehat dan aman. (secara berkala diukur dengan Luxs Meter)

Membantu penampilan visual melalui kesesuaian warna, dekorasi dll.

Menegembangkan lingkungan visual yang tepat untuk kerja dengan kombinasi cahaya (agar tidak terlalu cepat terjadinya kelelahan mata).

Perencanaan jendela sehubungan dengan pencahayaan dalam ruang.

5

Page 6: tugas_phbs

Penggunaan tirai untuk pengaturan cahaya dengan memperhatikan warna yang digunakan.

Penggunaan lampu emergensi (emergency lamp) di setiap tangga.

d. Jaringan elektrik dan komunikasi (penting agar bahaya dapat dikenali) :

Internal antara lain : Over voltage Hubungan pendek Induksi Arus berlebih Korosif kabel Kebocoran instalasi Campuran gas eksplosif

Eksternal antara lain : Faktor mekanik. Faktor fisik dan kimia. Angin dan pencahayaan (cuaca) Binatang pengerat bisa menyebabkan kerusakan

sehingga terjadi hubungan pendek. Manusia yang lengah terhadap risiko dan SOP. Bencana alam atau buatan manusia.

Program PHBS K3 yang akan dilaksanakan Secara umum ada beberapa kegiatan yang perlu dilaksanakan untuk meningkatkan pemahaman PHBS di tempat kerja yaitu :1. Sosialisasi dan edukasi mengenai tujuan, manfaat dan cara

pelaksanaan PHBS kepada setiap pegawai.2. Pemasangan poster/keterangan mengenai tujuan, manfaat serta

cara pelaksanaan PHBS dengan bahasa yang mudah dipahami

Berdasarkan hal tersebut diatas ada beberapa Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja Perkantoran antara lain meliputi :

a. Kontrol terhadap jaringan listrik : Penggunaan central stabilizer untuk menghindari over/under

voltage. Penggunaan stop kontak yang sesuai dengan kebutuhan (tidak

berlebihan) hal ini untuk menghindari terjadinya hubungan pendek dan kelebihan beban.

Pengaturan tata letak jaringan instalasi listrik termasuk kabel yang sesuai dengan syarat kesehatan dan keselamatan kerja.

Perlindungan terhadap kabel dengan menggunakan pipa pelindung.

b. Kontrol terhadap kebisingan : Idealnya ruang rapat dilengkapi dengan dinding kedap suara.

6

Page 7: tugas_phbs

Di depan pintu ruang rapat diberi tanda ” harap tenang, ada rapat”.

Dinding isolator khusus untuk ruang genset. Hak-hal lainnya sudah termasuk dalam perencanaan konstruksi

gedung dan tata ruang.

c. Display unit (tata ruang dan letak) : Petunjuk disain interior supaya dapat bekerja fleksibel, fit,

luas untuk perubahan posisi, pemeliharaan dan adaptasi. Konsep disain dan dan letak furniture (1 orang/2 m?). Ratio ruang pekerja dan alat kerja mulai dari tahap

perencanaan. Perhatikan adanya bahaya radiasi, daerah gelombang

elektromagnetik. Ergonomik aspek antara manusia dengan lingkungan

kerjanya. Tempat untuk istirahat dan shalat. Pantry dilengkapi dengan lemari dapur. Ruang tempat penampungan arsip sementara. Workshop station (bengkel kerja).

d.Hygiene dan Sanitasi : Ruang kerja

Memelihara kebersihan ruang dan alat kerja serta alat penunjang kerja.

Secara periodik peralatan/penunjang kerja perlu di up grade.

Toilet/Kamar mandi Disediakan tempat cuci tangan dan sabun cair. Membuat petunjuk-petunjuk mengenai penggunaan closet

duduk, larangan berupa gambar dll. Penyediaan bak sampah yang tertutup. Lantai kamar mandi diusahakan tidak licin.

Kantin Memperhatikan personal hygiene bagi pramusaji

(penggunaan tutup kepala, celemek, sarung tangan dll). Penyediaan air mengalir dan sabun cair. Lantai tetap terpelihara. Penyediaan makanan yang sehat dan bergizi seimbang.

Pengolahannya tidak menggunakan minyak goreng secara berulang.

Penyediaan bak sampah yang tertutup. Secara umum di setiap unit kerja dibuat poster yang

berhubungan dengan pemeliharaan kebersihan lingkungan kerja.

Pelatihan untuk pegawai : Pelatihan mengenai PHBS dan cara pelaksanaannya

7

Page 8: tugas_phbs

Pelatihan tanggap darurat secara periodik bagi pegawai.

Pelatihan investigasi terhadap kemungkinan bahaya bom/kebakaran/demostrasi/ bencana alam serta Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) bagi satuan pengaman.

Aspek K3 perkantoran (tentang penggunaan komputer) Pergunakan komputer secara sehat, benar dan nyaman Hal-hal yang harus diperhatikan :

1. Memanfaatkan kesepuluh jari.2. Istirahatkan mata dengan melihat kejauhan setiap

15-20 menit.3. Istirahat 5-10 menit tiap satu jam kerja.4. Lakukan peregangan.5. Sudut lampu 45 derajat.6. Hindari cahaya yang menyilaukan, cahaya

datang harus dari belakang.7. Sudut pandang 15 derajat, jarak layar dengan

mata 30 – 50 cm.8. Kursi ergonomis (adjusted chair).9. Jarak meja dengan paha 20 cm10. Senam waktu istirahat.11. Membuat leaflet/poster yang berhubungan

dengan penggunaan komputer disetiap unit kerja.12. Penggunaan komputer yang bebas radiasi

(Liquor Crystal Display).

B. Melakukan Olah raga/aktifitas fisik secara teratur

Olahraga ringan atau bentuk – bentuk kegiatan lain sebagai usaha yang menunjang tetap terjaganya kesehatan para karyawan dapat kita temui pada Promosi Kesehatan di tempat kerja. Promosi kesehatan dilakukan melalui program kampanye hidup sehat dan diberlakukan kepada seluruh karyawan.

Program yang akan dilaksanakan

Promosi kesehatan di tempat kerja memberikan keuntungan lebih dari sekadar manfaat ekonomi. Bukan hanya produktivitas karyawan yang berhasil ditingkatkan, melainkan juga risiko morbiditas (angka kesakitan) karyawan yang mengalami obesitas pun ditekan. Dalam skala yang lebih luas, program ini juga merupakan komitmen perusahaan untuk kesehatan karyawan dan pada saat bersamaan meningkatkan reputasi perusahaan. Promosi kesehatan dapat dilakukan dengan menerapkan olahraga, diet dan pola makan sehat, perubahan perilaku dan pengobatan. 1. Program diawali dengan seleksi karyawan berdasarkan Indeks

Massa Tubuh (IMT), kadar gula darah, dan kolesterol. Kemudian para karyawan diberikan edukasi tentang masalah kelebihan berat

8

Page 9: tugas_phbs

badan dan obesitas serta bahayanya. Sekaligus diberikan motivasi sehingga karyawan merasa bahwa program ini dirancang khusus untuk mereka.Perusahaan dapat menyediakan ruang olahraga bagi karyawannya.

2. Di samping itu, ada hari-hari khusus yang mewajibkan seluruh karyawan untuk berolahraga bersama-sama. Olah fisik dilakukan secara bersama-sama untuk meningkatkan keakraban dan menjadi ajang relaksasi bersama. Adapun waktu yang diperlukan untuk melakukan olahraga bersama ini adalah minimal 30 menit. Tidak perlu olahraga berat, cukup dengan naik turun tangga atau senam bersama bisa jadi solusi murah apabila kantor tidak bisa menyediakan fasilitas berolahraga. Ketika kantor memberlakukan jam lembur, yang dapat dilakukan adalah membuat suasana perpanjangan waktu kerja lebih menyenangkan. Ini bertujuan untuk menekan stres dari load kerja yang bertambah.Olahraga ringan yang dapat dilakukan adalah seperti :

a. Jika terbiasa menggunakan mobil ke kantor, usahakan untuk memarkir mobil jauh dari letak kantor. Dari tempat parkir mobil itu kita dapat melakukan olahraga jalan kaki. Jalan kaki dapat bermanfaat untuk menghindari stress dan refreshing.

b. Atau biasakan untuk berjalan mengitari tempat bekerja sebelum masuk ke ruangan. Usahakan untuk berjalan kemana saja selama kurang lebih 15 menit sebelum masuk ruangan kantor. Kita bisa saja berkenalan dengan rekan kantor lainnya.

c. Jika sedang melakukan makan siang di mall atau pun pergi ke tempat makan, upayakan untuk selalu menghindari eskalator. Cari tangga, naik turun tangga lebih baik ketimbang memakai eskalator.

d. Jika terpaksa menggunakan eskalator, upayakan agar tubuh selalu bergerak, jangan diam saja menunggu tangga berjalan, tapi coba berjalan turun.

3. Perusahaan bisa menerapkan sistem reward and punishment sebagai alat evaluatif bagi para karyawan dalam menilai program promosi kesehatan. Misalnya, setelah empat minggu melakukan program diet dan olahraga bersama, dilihat siapa saja yang berat badannya turun dari berat semula. Mereka yang masuk dalam kategori ini dapat disertakan dalam program lanjutan, seperti konsumsi obat pengurai lemak atau mendapat kenaikan pangkat. Keberhasilan karyawan dalam program berarti secara tidak langsung ia turut meningkatkan produktivitas perusahaan.

9

Page 10: tugas_phbs

C. Tidak Merokok di Lingkungan Kerja

Sudah seharusnya upaya menghentikan kebiasaan merokok menjadi tugas dan tanggung jawab dari segenap lapisan masyarakat. Usaha penerangan dan penyuluhan, khususnya di kalangan generasi muda, dapat pula dikaitkan dengan usaha penanggulangan bahaya narkotika, usaha kesehatan sekolah, dan penyuluhan kesehatan masyarakat pada umumnya.Setiap kali menghirup asap rokok, entah sengaja atau tidak, berarti juga mengisap lebih dari 4.000 macam racun. Karena itulah, merokok sama dengan memasukkan racun-racun tadi ke dalam rongga mulut dan tentunya paru-paru. Banyak penelitian membuktikan bahwa kebiasaan merokok meningkatkan risiko timbulnya berbagai penyakit. Seperti penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring, kanker osefagus, bronkhitis, tekanan darah tinggi, impotensi, serta gangguan kehamilan dan cacat pada janin.Penelitian terbaru juga menunjukkan adanya bahaya dari secondhand-smoke, yaitu asap rokok yang terhirup oleh orang-orang bukan perokok karena berada di sekitar perokok, atau biasa disebut juga dengan perokok pasif.Komponen gas asap rokok adalah karbon monoksida, amoniak, asam hidrosianat, nitrogen oksida, dan formaldehid. Partikelnya berupa tar, indol, nikotin, karbarzol, dan kresol. Zat-zat ini beracun, mengiritasi, dan menimbulkan kanker (karsinogen).1. NikotinZat yang paling sering dibicarakan dan diteliti orang, meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi, dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya. Kadar nikotin 4-6 mg yang diisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat seseorang ketagihan. 2. Timah Hitam (Pb)Timah hitam yang dihasilkan oleh sebatang rokok sebanyak 0,5 ug. Sebungkus rokok (isi 20 batang) yang habis diisap dalam satu hari akan menghasilkan 10 ug. Sementara ambang batas bahaya timah hitam yang masuk ke dalam tubuh adalah 20 ug per hari. Bisa dibayangkan, bila seorang perokok berat menghisap rata-rata 2 bungkus rokok per hari, berapa banyak zat berbahaya ini masuk ke dalam tubuh!3. Gas Karbon Monoksida (CO) Karbon Monoksida memiliki kecenderungan yang kuat untuk berikatan dengan hemoglobin dalam sel-sel darah merah. Seharusnya, hemoglobin ini berikatan dengan oksigen yang sangat penting untuk pernapasan sel-sel tubuh, tapi karena gas CO lebih kuat daripada oksigen, maka gas CO ini merebut tempatnya “di sisi” hemoglobin. Jadilah, hemoglobin bergandengan dengan gas CO. Kadar gas CO dalam darah bukan perokok kurang dari 1 persen, sementara dalam darah perokok mencapai 4 – 15 persen.

10

Page 11: tugas_phbs

4. TarTar adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen padat asap rokok, dan bersifat karsinogen. Pada saat rokok dihisap, tar masuk ke dalam rongga mulut sebagai uap padat. Setelah dingin, akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna cokelat pada permukaan gigi, saluran pernapasan, dan paru-paru. Pengendapan ini bervariasi antara 3-40 mg per batang rokok, sementara kadar tar dalam rokok berkisar 24 – 45 mg.

Akibat dari merokok akan berdampak pada beberapa organ tubuh antara lain :1. Dampak terhadap paru-paruAkibat perubahan anatomi saluran napas, pada perokok akan timbul perubahan pada fungsi paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya. Hal ini menjadi dasar utama terjadinya penyakit obstruksi paru menahun (PPOM). Dikatakan merokok merupakan penyebab utama timbulnya PPOM, termasuk emfisema paru-paru, bronkitis kronis, dan asma.Partikel asap rokok, seperti benzopiren, dibenzopiren, dan uretan, dikenal sebagai bahan karsinogen. Juga tar berhubungan dengan risiko terjadinya kanker. Dibandingkan dengan bukan perokok, kemungkinan timbul kanker paru-paru pada perokok mencapai 10-30 kali lebih sering.

2. Dampak terhadap jantungBanyak penelitian telah membuktikan adanya hubungan merokok dengan penyakit jantung koroner (PJK). Merokok menjadi faktor utama penyebab penyakit pembuluh darah jantung tersebut. Bukan hanya menyebabkan penyakit jantung koroner, merokok juga berakibat buruk bagi pembuluh darah otak dan perifer.

3. Penyakit Jantung KoronerMerokok terbukti merupakan faktor risiko terbesar untuk mati mendadak.Risiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok. Risiko ini meningkat dengan bertambahnya usia dan jumlah rokok yang diisap. Penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko merokok bekerja sinergis dengan faktor-faktor lain, seperti hipertensi, kadar lemak atau gula darah yang tinggi, terhadap tercetusnya PJK.Perlu diketahui bahwa risiko kematian akibat penyakit jantung koroner berkurang dengan 50 persen pada tahun pertama sesudah rokok dihentikan. Akibat penggumpalan (trombosis) dan pengapuran (aterosklerosis) dinding pembuluh darah, merokok jelas akan merusak pembuluh darah perifer.

4. Penyakit StrokePenyumbatan pembuluh darah otak yang bersifat mendadak atau stroke banyak dikaitkan dengan merokok. Risiko stroke dan risiko kematian lebih tinggi pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok.

11

Page 12: tugas_phbs

5. Mengganggu Kesehatan Jiwa

Remaja perokok memiliki risiko dua kali lipat mengalami gejala-gejala depresi dibandingkan remaja yang tidak merokok. Para perokok aktif pun tampaknya lebih sering mengalami serangan panik dari pada mereka yang tidak merokok.Depresi menyebabkan seseorang merokok dan para perokok biasanya memiliki gejala-gejala depresi dan kecemasan (ansietas).

6. SISTEM REPRODUKSI

Bahwa merokok dapat menyebabkan rusaknya sistim reproduksi seseorang mulai dari masa pubertas sampai usia dewasa.Pria akan mengalami 2 kali resiko terjadi infertil (tidak subur) serta mengalami resiko kerusakan DNA pada sel spermanya. Pada wanita hamil terjadi peningkatan insiden keguguran.

7. WANITA MEROKOK, MENOPAUSE DINI

Bagi perokok paling berat, resiko menopause dini hampir dua kali lipat. Hampir 10% perempuan memasuki menopause sebelum usia 45 tahun.

Selain hal itu merokok juga dapat membuat :

a. Impotensib. Wajah keriputc. Gigi berbercak dan nafas bau. d. Tulang rapuhe. Depresif. Panutan yang buruk bagi anak. g. Kebakaranh. Sirkulasi darah yang buruki. Terkesan bodoh

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan :

a. Pasal 115 ayat (1) dan (2) yaitu :(1) Kawasan tanpa rokok antara lain : Fasilitas pelayanan kesehatan Tempat proses belajar mengajar Tempat anak bermain Tempat ibadah Angkutan umum Tempat kerja Tempat umum dan tempat lain yang ditetapkan

(2) Pemerintah daerah wajib menetapkan kawasan tanpa rokok di wilayahnya.

b. Pasal 199 (2) UU RI No. 36 tahun 2009

12

Page 13: tugas_phbs

“Setiap orang yang dengan sengaja melanggar kawasan tanpa rokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 115dipidana denda paling banyak Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah)

c. Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan.Pasal 23 (1) yaitu : Tempat umum, sarana kesehatan, tempat kerja dan tempat yang secara spesifik sebagai tempat proses belajar mengajar, arena kegiatan anak, tempat ibadah dan angkutan umum dinyatakan sebagai kawasan tanpa rokok.Ketentuan sanksi : Merokok di tempat umum, sarana kesehatan, tempat kerja dan tempat yang secara spesifik sebagai tempat proses belajar mengajar, arena kegiatan anak, tempat ibadah dan angkutan umum , pembebanan biaya paksaan penegakan hukum sebesar Rp. 5.000.000 (lima juta rupiah) dan/atau sanksi administrasi penahanan untuk sementara waktu Kartu Tanda Penduduk atau Kartu Identitas

Program yang akan dilaksanakan

1. Mensosialisasikan Peraturan Larangan Merokok dengan cara memasang spanduk/poster yang berisi Undang-Undang Larangan Merokok tersebut.

2. Mensosialisasikan bahaya dari merokok dengan cara memasang spanduk/poster yang berisi bahaya dari merokok

3. Membuat ruangan khusus untuk merokok sehingga mengurangi resiko kematian sebagai dampak dari kegiatan merokok sekeliling si perokok yang menjadi korban kepulan asap rokok.

4. Membuat himbauan/Tips untuk berhenti merokok

13

Page 14: tugas_phbs

Lampiran. Contoh poster mengenai Larangan Merokok

14

Page 15: tugas_phbs

15

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

(PHBS)

DI TEMPAT KERJA PERKANTORAN

Di susun oleh :1. Haeruddin2. Desi Ruliana3. Sudrajat

Program Pasca Sarjana Promosi KesehatanFKK Universitas Muhammadiyah Jakarta

2011