tugasna culex.docx

18
TANDA DAN GEJALA KERACUNAN Keracunan adalah masuknya suatu zat kedalam tubuh kita yang dapat mengganggu kesehatan bahkan dapat mengakibatkan kematian. Zat yang dapat menimbulkan keracunan dapat berbentuk : Padat, misalnya obat-obatan, makanan Gas, misalnya CO, NH3 Cair, misalnya alkohol, bensin, minyak tanah, zat kimia. Seseorang dapat mengalami keracunan dengan cara : Tertelan melalui mulut, contohna keracunan makanan, minuman. Terhisap melalui hidung, misalnya keracunan gas CO Terserap melalui kulit/mata, misalnya keracunan zat kimia Berikut ini adalah Macam-Macam Keracunan yang sering terjadi di masyarakat Keracunan Alkohol Gejala keracunan alkohol : Kekacauan mental Pupil mata dilatasi (melebar) Sering muntah-muntah Bau alkohol Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan awal : Upayakan muntah bila pasien sadar Pertahankan agar pernapasan baik Bila sadar, beri minum kopi hitam Penatalaksanaan di sarana kesehatan: Beri cairan Intravena Pasang Urine Kateter untuk memantau cairan Beri bantuan Oksigen Kolaborasi dalam pemberian obat

Transcript of tugasna culex.docx

Page 1: tugasna culex.docx

TANDA DAN GEJALA KERACUNAN

Keracunan adalah masuknya suatu zat kedalam tubuh kita yang dapat mengganggu kesehatan bahkan dapat mengakibatkan kematian.

Zat yang dapat menimbulkan keracunan dapat berbentuk :

Padat, misalnya obat-obatan, makanan Gas, misalnya CO, NH3 Cair, misalnya alkohol, bensin, minyak tanah, zat kimia.

Seseorang dapat mengalami keracunan dengan cara :

Tertelan melalui mulut, contohna keracunan makanan, minuman. Terhisap melalui hidung, misalnya keracunan gas CO Terserap melalui kulit/mata, misalnya keracunan zat kimia

Berikut ini adalah Macam-Macam Keracunan yang sering terjadi di masyarakat

Keracunan Alkohol Gejala keracunan alkohol : Kekacauan mental Pupil mata dilatasi (melebar) Sering muntah-muntah Bau alkohol

Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan awal :

Upayakan muntah bila pasien sadar Pertahankan agar pernapasan baik Bila sadar, beri minum kopi hitam Penatalaksanaan di sarana kesehatan: Beri cairan Intravena Pasang Urine Kateter untuk memantau cairan Beri bantuan Oksigen Kolaborasi dalam pemberian obat Pantau secara kontinyu kesadaran penderita.

A. Keracunan asetosal (aspirin)

Gejala keracunan asetosal (aspirin) :

Nafas dan nadi cepat Gelisah

Page 2: tugasna culex.docx

Nyeri perut Muntah (sering bercampur darah) Sakit kepala

Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama :

Upayakan pertolongan dengan membuat nyaman pasien Bila sadar beri minum air atau susu Bawa ke sarana kesehatan Penatalaksanaan di sarana kesehatan: Beri cairan Intravena Pasang Urine Kateter untuk memantau cairan Beri bantuan Oksigen Kolaborasi dalam pemberian obat Pantau secara kontinyu kesadaran penderita Keracunan luminal dan obat tidur sejenisnya

B. Gejala keracunan luminal dan obat tidur sejenisnya Refleks berkurang Depresi pernapasan Pupil kecil à akhirnya dilatasi (melebar) Shock à bisa koma

Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan Pertama :

Bila penderita sadar, berikan minum hangat serta upayakan agar penderita muntah

Bila penderita tidak sadar, bersihkan saluran pernapasan Penderita dibawa ke sarana kesehatan terdekat Penatalaksanaan di sarana kesehatan: Beri cairan Intravena Lakukan Bilas Lambung Pasang Urine Kateter untuk memantau cairan Beri bantuan Oksigen Kolaborasi dalam pemberian obat Pantau secara kontinyu kesadaran penderita

C. Keracunan arsen/racun tikus

Gejala keracunan arsen/racun tikus :

Perut dan tenggorokan terasa terbakar Muntah, mulut kering Buang air besar seperti air cucian beras.

Page 3: tugasna culex.docx

Nafas dan kotoran berbau bawang Kejang atau syok

Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama :

Usahakan agar dimuntahkan Beri minum hangat /susu atau larutan norit Segera kirim ke puskesmas/rumah sakit

Penatalaksanaan di sarana kesehatan:

Beri cairan Intravena Lakukan Bilas Lambung Pasang Urine Kateter untuk memantau cairan Beri bantuan Oksigen Kolaborasi dalam pemberian obat Pantau secara kontinyu kesadaran penderita

D. Keracunan bensin/minyak tanah

Gejala keracunan bensin/minyak tanah :

Inhalasi : nyeri kepala, mual,lemah, sesak nafas

Ditelan : Muntah,diare, sangat berbahaya jika terjadi aspirasi (terhisap saluran pernafasan)

Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama :

Jangan lakukan muntah buatan Beri minum air hangat Penatalaksanaan di sarana kesehatan: Beri cairan Intravena Pasang Urine Kateter untuk memantau cairan Beri bantuan Oksigen Kolaborasi dalam pemberian obat Pantau secara kontinyu kesadaran penderita Keracunan makanan laut

E. Beberapa jenis makanan laut seperti kepiting, rajungan dan ikan lautnya dapat menyebabkan keracunan

Gejala :

Masa laten 1/3 – 4 jam

Page 4: tugasna culex.docx

Rasa panas disekitar mulut Rasa baal pada ekstremitas Lemah Mual, muntah Nyeri perut dan diare

Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama:

a. Netralisir dengan cairan

b. Upayakan muntah

F. Keracunan jengkol

Keracunan jengkol terjadi karena terbentuknya kristal asam jengkol dalam saluran kencing. Ada beberapa hal yang diduga mempengaruhi timbulnya keracunan yaitu jumlah yang dimakan, cara penghidangan dan makanan penyerta lainnya.

Gejala :

Nafas, mulut dan air kemih penderita berbau jengkol Sakit pinggang yang diserta sakit perut Nyeri waktu buang air kecil Buang air kecil disertai darah.

Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama:

minum air putih yang banyak Obat penghilang rasa sakit dapat diberikan untuk menghilangkan rasa sakitnya.

Penatalaksanaan di sarana kesehatan:

1. Beri cairan Intravena

2. Pasang Urine Kateter untuk memantau cairan

4. Kolaborasi dalam pemberian obat (Meylon)

G. Keracunan jamur

Gejala alam yang muncul dalam jarakbeberapa menit sampai 2 jam.

Gejala :

Sakit perut Muntah

Page 5: tugasna culex.docx

Diare Berkeringat banyak

Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama:

Netralisasi dengan cairan Upayakan pasien muntah

H. Keracunan Makanan

Penyebab adalah staphylococcus atau bakteri lainnya. Seringkali menyebabkan keracunan dengan masa laten 2-8 jam.

Gejala :

Mual, muntah Diare Nyeri perut Nyeri kepala, demam Dehidrasi Dapat menyerupai disentri

Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama :

Muntah buatan Beri minuman yang banyak Pemberian antibiotik jika diperlukan

Prinsip penatalaksanaan keracunan

Mencegah /menghentikan penyerapan racun

A. Bila Racun ditelan, prinsipnya cuma dua:

Encerkan racun yang ada dalam lambung, sekaligus menghalangi penyerapannya dengan cara memberikan cairan dalam jumlah banyak. Pertolongan pertama yang bisa kita lakukan adalah dengan memberikan karbon aktif atau arang aktif ke korban. Di pasaran, ada arang aktif yang dijual. Salah satu yang terkenal norit.

Tablet berwarna hitam ini punya sifat arang aktif yang mampu menyerap apapun yang ada di sekitarnya, termasuk racun. Semakin banyak yang dimakan, semakin banyak racun yang diserap. Hanya saja, norit cuma menyerap racun yang masih di saluran pencernaan dan belum ikut beredar dalam darah.

Page 6: tugasna culex.docx

Meskipun norit mampu menyerap banyak racun, norit nyatanya juga menyerap zat gizi dan vitamin yang terdapat pada makanan. Oleh karena itu, saat menenggak norit, korban juga harus terus diberikan minum air putih untuk menggantikan zat yang ikut terserap norit.

Bila norit tak tersedia, kita bisa menggantikannya dengan susu. Susu memiliki kelebihan mengikat racun yang ada dalam tubuh agar tak beredar dalam tubuh. Susu juga bisa merangsang muntah sehingga makanan beracun bisa ikut keluar.

Namun, tak semua korban keracunan bisa diberikan susu atau norit. Korban keracunan karena zat korosif seperti bensin dan minyak tanah pantang mengonsumsi susu dan norit. Pemberian susu dan norit malah bisa memperparah. Pengenceran dengan susu tidak boleh dilakukan pada penderita yang menelan kamper.

Upayakan pasien muntah, efektif bila dilakukan dalam 4 jam setelah racun ditelan. Dapat dilakukan dengan cara mekanik yaitu dengan merangsang dinding faring dengan jari atau suruh penderita untuk berbaring tengkurap, dengan kepala lebih rendah dari pada bagian dada. Muntah tidak boleh dilakukan pada keracunan zat korosif, keracunan zat kerosene, serta pada penderita tidak sadar.

Tindakan di atas tidak boleh dilakukan pada pasien yang tidak sadar. Segera bawa ke Rumah Sakit, penanganan dirumah sakit, biasanya dikerjakan dengan cara membilas lambung, yaitu memasukan Selang Kedalam lambung (NGT) lalu mengalirkan NaCl 0,9% 1-2L, tapi itupun tidak berlaku pada pasien keracunan zat korosif.

B. Bila racun melalui kulit/mata

a. Pakaian yang terkontaminasi dilepas

b. Cuci/bilas bagian yang terkena dengan air

c. Perhatikan jangan sampai penolong ikut terkena.

TINDAKAN PADA PASIEN KERACUNAN

Keracunan Prosedur

KERACUNAN INSEKTISIDA

Seperti : Baygon, Raid, Mortem, dan lain-lainSetiap pasien yang datang karena keracunan, maka yang harusdilakukan adalah :1. Anamnese; cari penyebab dan berapa banyak yang ditelan.2. Nilai kesadarannya, observasi tanda-tanda vital.3. Tindakan :

Page 7: tugasna culex.docx

a. Bebaskan jalan nafas, beri oksigen 3 – 4 lt/menit.b. Pasang infus Dex 5 % /RD/RLc. Berikan injeksi SA 2 mg IV setiap 15 menit, dan diulangsampai ada gejala atropinisasi :1) Muka merah2) Mulut kering3) Tahikardi4) Midriasisd. Isap lendir yang berlebihan dengan suction.e. Cegah dan perlambat terjadinya absorbsi denganmelakukan :1) Beri minum susu yang banyak.2) Bila susu belum tersedia, berikan air putih sebanyakbanyaknya.3) Rangsang supaya muntah, dengan cara; merangsangpharynx dan belakang lidah dengan tongspatel.4) Bila kesadaran pasien menurun, maka cepat lakukanpemasangan NGT (Naso Gastric Tube).f. Lakukan lavage/bilas lambung dengan susu cair, kalau tidakada atau belum tersedia berikan air hangat 38 derajat Celciussebanyak 300 cc.Miringkan pasien ke sebelah kiri agak setengah telungkup,pertahankan posisi ini selama prosedur berlangsung.g. Mulut dihisap dengan suction catheter, mencegah terjadinyaaspirasi pada saat pasien muntah.h. Lavage lambung ini dilakukan terus sampai bersih, yangterbukti dari susu tidak mengandung minyak lagi atau airsudah jernih.Prosedur ini tidak boleh ditunda-tunda, harus segera dilaksanakan.Kalau susu/air hangat belum tersedia, lakukan dengan air biasadulu. Dan pada akhir prosedur, lambung harus kosong dan NGTsementara jangan dilepas dulu. Pada waktu melakukan bilaslambung, secara simultan dapat diberikan mucolitik, mylanta sirup,atau injeksi Tagamet/Ulsikur 1 amp IV yang diencerkan dandiberikan secara perlahan-lahan.Selain itu cegah pasien agar tidak bertambah kedinginan, tetapijangan diberi kompres panas, cukup diberi selimut saja. Setelahkegawatan pasien telah diatasi, maka dianjurkan padapasien/keluarga untuk dirawat

KERACUNAN PADA KULIT

1. Guyur/semprot tubuh/kulit yang kena kontaminasi dengan airyang mengalir.2. Bersihkan kulit seluruhnya dengan sempurna memakai sabundan air.3. Jangan memakai zat-zat sebagai antidotum.

Zat-zat yang dapat menimbulkan keracunan inhalasi, antara lain :1. Carbondioksida (CO)2. Cyanida3. Bensin

Page 8: tugasna culex.docx

KERACUNAN INHALASI

4. Dan macam-macam pelarut organik.Tindakan :1. Bawa segera korban ke udara bebas/segar, longgarkanpakaian-pakaian yang ketat. Observasi tanda-tanda vital (T, S,N, P).2. Beri oksigen 3 – 4 lt/menit.3. Lakukan pernafasan buatan kalau ada tanda-tanda cyanosisatau pernafasan kurang memadai.a. Bebaskan jalan nafas.b. Buang sumbatan di mulut.c. Dagu tarik ke belakang, kepala ditengadahkan (se-ekstensimungkin)d. Bila terjadi bronchospasme, berikan aminophylin 1 amp IVpelan-pelan dan lanjutkan dengan Dex 5 % + 1 amp Aminophylindengan kecepatan tetesan 10 tetes/menit, atau disesuaikan dengankebutuhan.4. Observasi kembali tanda-tanda vital.Bila terjadi hipotensi selain Dex 5 % daoat diberikan cairanRL/RD.5. Kemudian beri terapi Oradexon 5 – 10 mg IV tiap 6 jam,selama 24 jam pertama.6. Rekam EKG.Kemudian konsulkan ke dokter ICU, penyakit dalam, danjantung.7. Bila keadaan pasien ringan, lakukan observasi minimal 3 jamsetelah masa kegawatannya telah lewat. Tetapi bila pasiendengan keadaan keracunan yang berat, maka setelah masakegawatannya telah berhasil ditanggulangi, pasiendianjurkan/disarankan untuk dirawat, agar dapat diobservasilebih lanjut

LUKA GIGITAN BINATANG

Ada beberapa cara yang diterima manusia dari hewan :1. Gigitan : anjing, ular, kera, dll.2. Sengatan : semut, tawon, kalajenging.3. Kontak pasif : ulat bulu.4. Semprotan : serangga.Oleh karena itu sikap yang harus diambil, yaitu bagaimanamenghadapi manusianya dan bagaimana menghadapibinatangnya (bila ada).Anamnese :1. Binatangnya.a. Apakah tempat tinggalnya endemik Rabies/tidak ?b. Apakah keadaan binatang pada waktu menggigit :1) Sedang beranak.2) Dalam keadaan terangsang.3) Vaksinasi yang masih berlaku.2. Binatangnya.a. Jenis luka.

Page 9: tugasna culex.docx

b. Banyak luka dan dekat/tidak pada CNS.c. Vaksinasi yang diterima.Tindakan :1. Lakukan debridement pada luka.Bila lukanya parah dan terdapat jaringan yang nekrosis,maka buang jaringan yang nekrosis atau jaringan yang akannekrosis. Kemudian luka dicuci dengan air sabun atau larutanH2O2 dan luka jangan dijahit.2. Tutup luka tersebut, tetapi jangan terlalu tebal untukmenghindari kontaminasi dengan kotoran.3. Anjurkan pada pasien untuk dirujuk ke rumah sakit yangmempunyai Serum Anti Rabies seperti RSCM atau RS. Prof.Dr. Sulianti Saroso (RS. Karantina).

GIGITAN ULAR

Keracunan akut karena gigitan ular, paling sering terjadi di daerahtropis dan subtropis. Derajat keracunan akibat gigitan ularbergantung pada :1. Kekuatan racun (tergantung jenis ular).2. Kenali sifat racunnya, seperti :a. Bersifat Neurotoksik, yaitu berakibat fatal karena paralyseotot-otot lurik pada saraf parifer atau sentral.b. Bersifat Haemotoksik, yaitu bersifat haemolityk, sehinggamelysis sel-sel darah merah dan mengakibatkanpendarahan.c. Bersifat Kardiotoksin, yaitu merusak serat-serat otot jantungyang menimbulkan kerusakan jantung.d. Bersifat Cytolytik, yaitu zat ini menimbulkan peradangandan nekrose di jaringan pada tempat patukan.Jenis ular Cobra termasuk jenis neurotoksik yang hebat, sedangkanAncistrodon (ular tanah) menyebabkan haemolysis yang hebatGejalanya :1. Tanda-tanda bekas taring, laserasi.2. Bengkak dan kemerahan kadang-kadang bulae/vaksikular.3. Sakit kepala, enek dan muntah.4. Demam, keringat dingin.5. *Untuk bisa yang bersifat Neurotoksik, mengakibatkan :a. Kelumpuhan otot pernapasan.b. Kardiovaskuler terganggu.c. Kesadaran menurun sampai koma.*Untuk bisa yang bersifat hemolytik :a. Luka bekas patukan yang terus berdarah.b. Haematoma pada tiap suntikan IM.c. Haemturia.d. Haemobtysis/haematemesis.Tindakan.Prinsipnya:

1. Menghalangi penyerapan dan penyebaran bisa.2. Menetralkan bisa.3. Mengobati komplikasi.

Page 10: tugasna culex.docx

Pertolongan yang diberikan:Tourniquet dengan pita lebar untuk mencegah aliran getahbening. Pita dilepas bila anti bisa telah diberikan.Imobilisasi penderita, terutama daerah bekas gigitan/patukan.Bersihkan luka dengan air garam fisiologi dan air garam biasa atauair steril.Lakukan incisi menyilang antara 0,5 – 0,25 cm dalamnya,lalu tekan sampai darahnya keluar (hisap darahnya dengan alatpenghisap), hal ini akan menghilangkan sampai 20 %, biladilakukan kurang dari 30 menit setelah gigitan.Kemudian segera kirim ke rumah sakit yang mempunyaipersediaan ABU (Anti Bisa Ular).Catatan :Untuk gigitan yang bersifat Haemolitik, jangan dilakukan incisisebab menyebabkan pendarahan hebat

OVERDOSIS KARENA RACUN YANG DISUNTIKAN

Penatalaksanaannya adalah :1. Letakkan / telentangkan pasien pelan-pelan.2. Pasang Turniket sebelah proksimal dari lokasi suntikan dannadi sebelah distal harus tetap teraba , minimal harus dapat dirasakanoleh pasien sendiri. Lepaskan turniket tiap 15 menit selama 1 menit.3. Kompres tempat suntikan dengan es.Pada prinsipnya, penanganan kasus ini adalah :1. Cegah/kurangi/hambat proses absorsinya.2. Kurangi efek racun itu.3. Kenalilah berat ringannya/serius atau kegawatannya, sehinggadapat ditentukan tentang pengobatan selanjutnya.

Page 11: tugasna culex.docx

KEGAWATDARURATAN SISTEM SARAF PADA TRAUMA

1. Pemeriksaan NeurologikPemeriksaan neurologik dibagi menjadi lima komponen : fungsi serebral, saraf-saraf

kranial, sistem motorik, sistem sensorik, dan status refleks.a. Fungsi serebral

Dalam hal ini, gangguan pada serebral dapat menyebabkan gangguan komunikasi, fungsi intelektual, dan dalam pola tingkah laku emosional. Glasgow Coma Scale (GCS) adalah skala yang memberikan gambaran pada tingkat responsif pasien dan dapat digunakan dalam mengevaluasi status neurologik pasien.

GCS (Glasgow Coma Scale) :1) Respon Membuka Mata (E)

Spontan = 4 Terhadap bicara = 3 Terhadap nyeri = 2 Tidak berespon = 1

2) Respon Verbal (V) Terorientasi = 5 Membingungkan = 4 Kata-kata tidak sesuai = 3 Menggumam = 2 Tidak berespon = 1

3) Respon Motorik (M)Mengikuti perintah = 6Menunjuk tempat rangsang = 5

Menghindar dari stimulasi = 4Dekortikasi (fleksi abnormal) = 3Deserebrasi (ekstensi abnormal) = 2Tidak berespon = 1

Total = 15< 8 = KOMA

b. Pemeriksaan saraf kranialDua belas pasang saraf kranial muncul dari bagian bawah otak.

1) Saraf olfaktorius ( N1 ) : untuk penghidu penciuman2) Saraf opticus ( N2 ) : saraf penglihatan3) Saraf okulomotorius ( N3 ) : saraf motorik penggerak otot bola mata4) Saraf troklearis ( N4 ) : motorik penggerak bola mata5) Saraf trigeminus ( N5 ) : merupakan saraf sensorik dan motorik dengan 3 cabang yaitu

bagian optical, maksilaris, mandibularis.

Page 12: tugasna culex.docx

6) Saraf abdusens ( N6 ) : motorik penggerak bola mata7) Saraf fasialis ( N7 ) : sensorik daerah wajah8) Saraf audiotorius ( N8 ) : sensorik pendengaran dan keseimbangan9) Saraf glosofaringeus ( N9 ) : sensorik dan motorik sekitar lidah dan faring10) Saraf vagus ( N10 ) : merupakan saraf otonom terutama pada paru, jantung, lambung,

usus halus dan sebagian usus besar.11) Saraf asesorius ( N11 ) : motorik pengerak otot sekitar leher12) Saraf hipoglosus ( N12 ) : motorik otot lidahc. Pemeriksaan sistem motorik

Dalam hal ini mencakup pengujian kekuatan otot, keseimbangan, dan koordinasi.Skala Peringkat Kekuatan Otot :

0 = tidak ada kontraksi 1 = ada sedikit kontraksi 2 = bergerak tapi tidak mampu menahan gravitasi 3 = bergerak tapi tidak mampu melawan tahanan otot pemeriksa 4 = bergerak dengan lemah terhadap tahanan otot pemeriksa 5 = kekuatan dan regangan otot yang normal

a. Pemeriksaan sensorikPemeriksaan ini mencakup tes sensasi raba, nyeri superfisial dan merasakan posisi

(propriosepsi). Keseluruhan pengkajian sensori dilakukan dengan mata tertutup.b. Pemeriksaan refleks

Umumnya refleks yang dapat dikaji adalah refleks biseps, brakhioradialis, triseps, patella, dan pergelangan kaki (Achilles). Pengukurannya dengan menilai derajat refleks antara 0 sampai +4.

1. Patofisiologi kegawatdaruratan pada sistem persarafanKurang lebih 40% korban dengan multipel trauma mengalami cedera susunan saraf

pusat (SSP). Kelompok ini memilik angka kematian 2 kali lebih besar daripada korban tanpa cedera SSP.

Hal yang terjadi pertama kali pada cedera otak adalah edema. Cedera ini menyebabkan vasodilatasi dengan peningkatan aliran darah ke daerah yang mengalami cedera, sehingga akumulasi darah di area cedera mendesak jaringan otak di sekitarnya. Akibatnya terjadi penurunan aliran darah ke daerah yang tidak mengalami cedera. Edema biasanya terjadi setelah 24-48 jam setelah mengalami cedera otak.

Kadar CO2 dalam darah sangat bepengaruh pada pembuluh darah otak, di mana kadar normal CO2 adalah 40 mmHg. Peningkatan kadar CO2 menyebabkan vasodilatasi serebral, sedangkan penurunan kadar CO2 menyebabkan vasokonstriksi serebral.

Jika pasien dengan cedera otak pernapasannya buruk, maka peningkatan CO2

mengakibatkan vasodilatasi dan memperparah edema otak, dan menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial (TIK). Hiperventilasi dapat menurunkan kadar CO2, sehingga pada stadium awal, hiperventilasi lebih penting daripada pemberian preparat diuretik karena diuretik lebih banyak membutuhkan waktu untuk memberikan efek penuh dalam menurunkan edema otak.

Page 13: tugasna culex.docx

2. Prosedur dan Uji Diagnostika. Computed Tomography/CT

CT menggunakan sinar-x untuk memindai kepala dalam lapisan yang berurutan. Bayangan yang dihasilkan memberi gambaran potongan melintang dari otak, dengan membandingkan perbedaan jaringan padat pada tulang kepala, korteks, struktur subkortikal, dan ventrikel. Pemindaian CT dilakukan non invasif, tidak nyeri dan memiliki derajat sensitivitas untuk mendeteksi lesi atau luka.

b. Positron Emission Tomography /PETPET merupakan teknik pencitraan nuklir. Pasien menghirup gas radioaktif atau diinjeksi

dengan zat radioaktif yang memberikan partikel bermuatan positif. Bila partikel bermuatan positif ini berkombinasi dengan elektron-elektron negatif yang berasal dari sel-sel otak, maka resultan dari sinar gamma memberikan sebuah komposisi bayangan kerja otak yang terintegrasi melalui komputer.

Pasien perlu diajarkan untuk melakukan teknik inhalasi dalam melakukan uji PET dan latihan relaksasi untuk menurunkan ansietas. Suntikan intravena zat radioaktif dapat menyebabkan pusing, sakit kepala, berkunang-kunang.

c. Magnetic Resonance Imagine/MRIMRI menggunakan medan magnetik untuk mendapatkan gambaran daerah yang

berbeda. Teknik ini menggunakan pancaran getaran radiofrekuensi, yang kemudian diubah menjadi bayangan. MRI memiliki potensial untuk mengidentifikasi keadaan abnormal serebral dengan mudah dan lebih jelas dari tes diagnostik lainnya. MRI dapat memberikan informasi tentang perubahan kimia dalam sel. MRI tidak menyebabkan radiasi ion.

Sebelum pasien melakukan MRI, semua benda logam harus dilepaskan. Demikian juga kartu ATM dan kartu kredit, karena medan magnet yang dipancarkan dapat menghapus data pada kartu tersebut.

Perlu juga diketahui riwayat pemakaian benda logam dalam tubuh pasien (penjepit aneurisme, benda ortopedik, pacu jantung, katup jantung buatan, alat intrauterin). Benda-benda ini harus dibuka. Jika dibiarkan terpasang dapat menyebabkan gangguan fungsi, dapat keluar atau terlepas, atau menjadi panas karena menyerap energi.

d. Elektroensefalografi/EEGEEG merekam aktivitas umum elektrik di otak dengan meletakkan elektroda-elektroda

pada daerah kulit kepala atau dengan menempatkan mikroelektroda dalam jaringan otak.Aktivitas-aktivitas neuron otak yang kuat di antara dua elektroda akan terekam pada

lembar kertas yang bergerak terus-menerus, yang disebut ensefalogram.EEG adalah uji yang bermanfaat untuk mendiagnosis gangguan kejang seperti epilepsi.