tugaskistabeker
-
Upload
muchanakbae -
Category
Documents
-
view
130 -
download
14
Transcript of tugaskistabeker
KISTA BAKER
Definisi
Kista baker adalah kantung kecil berisi cairan sendi (synovial) yang terbentuk
dari perpanjangan kapsul sendi di belakang lutut. Bagian belakang lutut disebut juga
sebagai daerah poplitea lutut. Kista baker kadang-kadang disebut kista poplitea. Kista
baker merupakan distensi cairan dari bursa antara tendon gastrocnemius dan
semimembranosus melalui komunikan dengan sendi lutut. Disebut juga bursa
gastrocnemiosemimembranosus.(1)
Epidemiologi
Prevelensi Kista baker pada populasi secara umum tidak diketahui. Namun
insidennya meningkat dengan bertambahnya usia. Insiden tertinggi terjadi pada usia
>50 tahun dan sering ditemukan pada pasien dengan riwayat osteoarthritis.(2)
Frekuensi osteoarhtritis sebagai penyebab kista baker pada dewasa tua mulai dari 6-
45%. Kista Baker umumnya jarang terjadi pada anak-anak, menunjukkan prevalensi
yang relatif tinggi pada sub-populasi pediatrik tertentu, yaitu, pada pasien dengan
arthritis dan sindrom hipermobilitas.(3)
Etiologi
Kista baker diakibatkan oleh penumpukan cairan sendi yang terjebak, yang
menonjol dari kapsul sendi di belakang lutut sebagai kantung yang menonjol.
Penyebab dari penumpukan cairan sendi termasuk radang sendi rheumatoid,
osteoarthritis, dan terlalu banyak menggunakan lutut pada saat beraktifitas. Kista
baker menyebabkan ketidaknyamanan di bagian belakang lutut. Kista mungkin
membesar dan memanjang menurun ke dalam otot betis.(4)
Patofisiologi
Lutut dibungkus dalam suatu membrane kedap air yang bagian paling
dalamnya disebut membrane synovial. Membran tersebut mensekresi sejumlah kecil
cairan yang disebut cairan synovial yang berfungsi sebagai pelumas dan menutrisi
sendi. Ketika sendi mengalami iritasi atau trauma, membrane synovial akan merespon
dengan mensekresi cairan synovial dalam jumlah yang abnormal. Cairan tersebut
nantinya akan mencari jalan keluar melalui bagian paling lemah dari kapsul yang
berada dibagian belakang dari lutut yang menyebabkan terbentuknya suatu massa
yang disebut kista. Karena bagian belakang lutut disebut area poplitea, maka disebut
juga kista poplitea atau kista beker.(5)
Gejala Klinis
Kista baker dapat tidak menimbulkan gejala. Namun pasien dapat mengeluh
nyeri lutut atau rasa ketat atau tegang dibelakang lutut,terutama saat lutut dalam
posisi ekstensi atau difleksikan maksimal. Kista baker terlihat sebagai benjolan
dibelakang lutut saat sedag berdiri atau saat dibandingkan dengan lutut yang tidak
terdapat kista baker. Saat diraba akan terasa lunak dan lembut. Perkembangan yang
cepat dalam hal banyaknya dan tekanan dari cairan dalam kista bisa membuatnya
pecah. Cairan yang dilepaskan dari kista bisa membuat jaringan sekitarnya menjadi
meradang, menghasilkan gejala yang mungkin seperti thrombophlebitis di vena
poplitea (yang terletak dibelakang lutut) dengan menekan vena.(6)
DIAGNOSA
Biasanya dalam membuat diagnosa memerlukan pertanyaan khusus terhadap
gejala dan meraba pembengkakan di belakang lutut atau betis. Ultrasound, magnetic
resonance imaging (MRI), atau arthrography, kadang-kadang bisa membantu dalam
diagnosa dan mendokumentasi sejauh mana kista berkembang.
Diagnosis berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik serta kadang melalui
pemeriksaan diagnostik. Diagnosis kista baker secara efektif dengan MRI karena
distensi cairan dari bursa gastrocnemiosemimembranosus baik digambarkan pada T2-
tertimbang gambar MR aksial. Cairan distensi bursa gastrocnemiosemimembranosus
adalah karakteristik pada sonografi, mirip dengan yang di MRI.
Diagnosa Kista Baker dapat ditegakkan melalui pemeriksaan fisik. Namun
karena gejala dari kista baker terkadang menyerupai penyakit lain seperti Deep Vein
Thrombosis, Aneurysma atau tumor, dilakukan pemeriksaan penunjang seperti: (6)
1. USG
Sangat membantu dalam mengevaluasi massa di poplitea. Pada USG dapat
dibedakan apakah massa tersebut berupa kista massa padat.
Chatzopoulos et al menemukan bahwa Kista Baker sering ditemukan pada
pasien dengan Osteoarthritis lutut dan berkaitan dengan inflamasi synovial.
Color Doppler Ultrasonography dapat mendeteksi aliran pembuluh darah
diantara massa tersebut untuk membedakannya dengan popliteal artery
aneurysma. Pada kista yang diakibatkan degenerasi pembuluh darah dari arteri
poplitea, ditemukan gambaran kista multiple yang mengelilingi ukuran
normal dari a. poplitea. USG merupakan cara yang tercepat dan murah untuk
mendeteksi Kista Baker.
2. MRI
Pada MRI, Kista Baker terlihat sebagai homogen, high-signal intensity, terdapat
massa kistik di kondilus media femoralis; tipis dan berisi cairan diantara tendon
kepala m.Gastrocnemius bagian medial dan m. Semimembranosus.
3. Rontgen konvensional
Terlihat adanya gambaran kalsifikasi, soft-tissue mass dan bone involvement.
Terlihat adanya massa soft tissue di bagian posterio-medial sendi lutut.(6)
Terapi
Ada dua jenis terapi yang dapat dilakukan untuk kista baker yang tidak hilang
spontan atau tidak hilang setelah diberi pengobatan : non surgical dan surgical
Nonsurgical Treatment
Mengambil cairan dengan jarum suntik ( aspirasi ) dapat mengurangi ukuran kista.
Kemudian kortison dapat disuntikkan ke daerah yang terkena untuk mengurangi
peradangan. Injeksi intraartikular glukokortikoid merupakan terapi yang sering
dilakukan untuk mengatasi gejala dari osteoarthritis pada lutut dan Kista Baker.
Injeksi tersebut terbukti efektif untuk terapi jangka pendek untuk arthritis yang sangat
menyakitkan dan mengecilkan ukuran dari Kista Baker. (7-9)
Surgical
Tujuan pembedahan adalah untuk membuang kista dan memperbaiki lubang di
lapisan sendi tempat kista menerobos. Sayangnya, sekitar setengah dari waktu kista
kembali, atau berulang, setelah dibuang. Ahli bedah berhati-hati ketika menyarankan
operasi untuk menghilangkan kista baker karena mereka cenderung akan berulang.
Penyembuhan sering permanen, tetapi mencegah kembalinya kista tergantung pada
keberhasilan mengobati penyebab. Pembedahan memerlukan waktu satu jam untuk
menyelesaikannya, dilakukan baik di bawah anestesi umum atau spinal anestesi.
Menghilangkan kista dengan pembedahan adalah pilihan jika tindakan lain tidak
efektif yaitu dengan eksisi.(7-9)
Indikasi pembedahan:
- Ukuran kista terlalu besar
- Mengganggu pergerakan
Komplikasi yang dapat terjadi setelah pembedahan adalah infeksi karena insisi,
cedera pembuluh darah, cedera saraf yang dapat menyebabkan rasa baal atau mati
rasa pada ekstremitas bawah.
Rehabilitasi setelah pembedahan:
- Gunakan Kruk selama beberapa waktu
- Hindari olahraga yang berat selama 6 bulan
- Fisioterapi untuk memulihkan kekuatan otot kaki
Teknik Operasi
Penderita posisi miring dengan lutut yang terdapat kista baker diletakkan di
bawah
Desinfeksi lapangan pembedahan → dipersempit dengan linen steril
Incise lazy S diperdalam lapis demi lapis melewati subkutis sampai dengan
massa kista
Kista dibebaskan dari jaringan sekitarnya sampai dengan pangkal kista →
dipotong dan dilakukan kauterisasi sisa kantong kista
Luka operasi kemudian ditutup lapis demi lapis
Prognosis
Ad Vitam : Bonam
Ad Functionam : Bonam
Ad Sanationam : dubia ad Bonam
Kista Baker dapat hilang secara spontan tanpa dilakukan tindakan medis apapun.
Namun pada beberapa kasus dapat muncul kembali walaupun telah dilakukan aspirasi
maupun pembedahan.(10)
Daftar Pustaka
1. Gonzales, David. Cystic Lesions About the Knee. Updated January 24, 2011.
Available at: http://emedicine.medscape.com/article/1250593-overview. Accessed
on: September 14,2013.
2. W. M. Baker, “On the formation of synovial cysts in the leg in connection with
disease of the knee-joint,” Clinical Orthopaedics and Related Research, vol. 13,
pp. 245–261, 1877
3. J.M Dinham, Carshalton. Popliteal Cysts In Children The Case Against Surgery.
The Journal of Bone and Join Surgery. 1975 February; 57-B (1): p 69
4. T. H. Magee, L. S. Segal, B. Ostrov, B. Groh, and K. L. Vanderhave, “Lyme
disease presenting as popliteal cyst in children,” Journal of Pediatric
Orthopaedics, vol. 26, no. 6, pp. 725–727, 2006
5. Bourdila, Philippe. Popliteal Cysts. Updated 2011. Available at:
http://www.genou.com/anglais/poplitealcyst/poplitealcyst.htm. Accesed on:
September 14, 2013.
6. Lee, Dennis. Baker’s Cysts. Updated April 14, 2011. Available at:
http://www.medicinenet.com/baker_cyst/page2.htm. Accessed on: September 14,
2013.
7. Acebes JC, Sanchez-Pernaute O, Diaz-Oca A, Herrero-Beaumont G.
Ultrasonographic assessment of baker's cysts after intra-articular corticosteroid
injection in knee osteoarthritis. Journal of Clinical Ultrasound 2006; 34(3): 113-
117
8. Schumacher HR, Chen LX. Injectable corticosterids in treatment of arthritis of
the knee. The American Journal of Medicine 2005; 118:1208-1214
9. Bellamy N, Campbell J, Robinson V, Gee T, Bourne R, Wells G. Intraarticular
corticosteroid for treatment of osteoarthritis of the knee. Cochrane Database of
Systematic reviews 2006, Issue 2. Art. No.: CD005328. DOI:
10.1002/14651858.CD005328.pub2
10. Gary B. Clark, MD, MPA. Poplitea (Baker’s) Cysts of the Knee. Journal of
Prolotherapy. 2010 May; Vol 2 (2)