Tugas_Ilmu Budaya Dasar
-
Upload
ikarachman6611 -
Category
Documents
-
view
249 -
download
3
description
Transcript of Tugas_Ilmu Budaya Dasar
TUGAS
ILMU BUDAYA DASARIbu Hamsinah S. Ag, M. Si
Disusun Oleh:
IKA SULVIANY RACHMAN
NIM: 201041580
Kelas I - Sore
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)
Jalan Hang Lekir No. 1/8, Jakarta Pusat
2011
23Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore
BAB II
MANUSIA DAN CINTA KASIH
Hal. 15
SOAL
Bacalah dengan seksama kasus dibawah ini:
Yth Ibu Win,
Saya seorang remaja berusia 18 tahun. Sudah 1 tahun saya menjalin kasih
dengan salah seorang teman kuliah saya. Akhir-akhir ini dia berubah.
Semua tugas kuliah yang biasanya kami kerjakan bersama, sekarang dia
meminta saya untuk mengerjakannya. Dia juga memaksa saya untuk
mengikuti gaya hidupnya yang suka nongkrong di café dan clubbing setiap
pulang kuliah. Kendati demikian saya menurutinya karena cinta. Lama
kelamaan saya merasa tersiksa atas perubahannya tersebut. Ibu Win apa
yang harus saya lakukan agar dia dapat merubah kebiasaanya tersebut?
Apakah hubungan ini harus saya akhiri atau saya pertahankan?
Terima kasih,
X – Jakarta (Sumber: Cosmopolitan Girl 2009)
PERTANYAAN:
Setelah membaca permasalahan diatas, menurut Saudara apakah
tindakan berdasarkan cinta atau nafsu? Jelaskan! (dihubungkan
dengan materi perkuliahan). Apa tanggapan dan solusi dari
permasalahan tersebut yang Saudara berikan kepada X? Jelaskan!
JAWABAN:
A. Perasaan Nona X dalam kasus ini dibagi menjadi 2 fase yaitu:
1. Fase satu tahun terakhir sampai dengan pada awal dimana sang
pacar berubah: dia melakukannya dengan CINTA karena 4 syarat
untuk mewujudkan cinta kasih telah terpenuhi, yaitu:
36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore
Knowledge: Baik Nn. X dan pacarnya telah saling mengenal
dan mengetahui karakter masing-masing. Keselarasan
tercapai dengan kesediaan keduanya untuk melakukan
beberapa hal positif bersama-sama. Contohnya seperti belajar
bersama.
Responsibility: Keduanya baik Nn. X dan pacarnya tergolong
bertanggung jawab karena hubungan masih selaras untuk
dijalani untuk sesuatu yang positif.
Care: Perhatian satu sama lain di hati keduanya masih
terpelihara dengan baik. Selain itu, ketika pada fase dimana
sang pacar mulai berubah, Nn. X masih menunjukkan sikap
memberi tanpa menuntut, yaitu dengan bersedia menerima
dan mengikuti perubahan kekasihnya yang cenderung
berubah kearah negatif.
Respect: Satu sama lain saling menghormati dengan tidak
merendahkan atau melecehkan lainnya.
2. Pada fase saat sang pacar berubah ke arah negatif, perasaan Cinta itu
telah berubah, hal ini terindikasi dengan dengan pernyataan Nn. X
dimana dia menyebutkan “lama kelamaan saya merasa tersiksa atas
perubahannya tersebut”, pernyataan ini menunjukkan bahwa
beberapa unsur CINTA antara keduanya tidak dapat terpenuhi:
Afeksi: sang pacar tidak lagi menghargai Nn. X dengan
memintanya mengerjakan tugas-tugas kuliahnya.
Nn. X tidak lagi menunjukkan unsur “keikhlasan untuk
memberi”.
hubungan yang telah dijalaninya ini tidak lagi memberikan
suatu “ikatan” yang memuaskan kebutuhan dasar emosinya,
dalam hal ini Nn. X.
Sang pacar menunjukkan sikap Non-Altruisme kepada Nn.X,
yaitu dengan bersikap egois terhadap Nn. X.
36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore
B. Menurut saya, tindakan yang harus dilakukan untuk merubah
kebiasaanya adalah bahwa dengan dengan menunjukkan cinta Anda
dengan cara yang lain. Yaitu dengan memintanya berubah demi
terciptanya hubungan yang positif dan saling memberi kebaikan.
Salah satu syarat cinta adalah “care”, jadi tunjukkan bahwa Anda
“peduli” dengan pacar Anda dengan memberikan pendapat Anda
langsung kepadanya bahwa tindakan yang dilakukan pacar Anda
seperti menyepelekan kuliah adalah suatu tindakan yang tidak
bertanggung jawab. Dengan ikatan yang telah tercipta diantara Anda
dan pacar, berikan perasaan padanya bahwa apa yang dia lakukan
salah.
Dalam proses ini, kita tunjukkan kembali bahwa Knowledge,
Responsibility, Care, dan Respect masih dapat kita tunjukkan, dan
apakah sang pacar juga masih menunjukkan hal yang sama.
Dengan bekal perasaan-perasaan tersebut, dan dalam prosesnya
untuk merubah kebiasaan negatif pacar Anda, maka lama kelamaan
Anda akan melihat dan merasakan apakah dia merasakan “cinta”
yang sama dengan 2 kemungkinan hasil, yaitu dapat berubah dan
tidak dapat berubah.
Jika sang pacar dapat berubah, maka inilah saatnya untuk
melanjutkan hubungan Anda dengannnya, karena seperti yang
dikemukakan oleh Dr. Sarlito W. Sarwono, anda telah berhasil
merubahnya kembali dengan bekal keterikatan, keintiman, dan
kemesraan yang terjalin antara anda dan dirinya.
Namun apabila dia tidak dapat berubah, maka ini pulalah saatnya
dimana anda harus menghentikan hubungan ini, dimana Anda telah
memberikan “service” anda untuk membantunya, tapi anda dan dia
telah berada pada kondisi “kecintaan” yang berbeda.
23Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore
BAB III
MANUSIA DAN KEINDAHAN
Hal. 17
SOAL
Bacalah dengan seksama puisi dibawah ini:
BUAH RINDU
Karya: Amir Hamzah
Tuan aduhai mega berarak
Yang meliputi dermaga raya
Berhentilah tuan diatas terrak
Anak lekat musyafir lata
Sesaat sejenak mata beta berpesan
Padamu tuan aduhai awan
Arah menata tuan berjalan
Di negeri manakah tuan bertahan
Sampaikan rinduku pada adinda
Bisikkan rayuanku pada juwita
Liputi lututnya muda kencana
Serupa beta memeluk dia
Ibu, konon jauh tanah selindung
Tempat gadis duduk berjuntai
Bunda, hajat hati memeluk gunung
Apakah daya tangan tak sampai
36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore
PERTANYAAN
Setelah Saudara membaca dan menganalisa puisi diatas, sebutkan dan
jelaskan nilai estetik, nilai subjektif, nilai objektif, nilai ekstrinsik, dan nilai
instrinsik dari puisi tersebut?
JAWABAN
1. Nilai Estetik:
Yaitu kerinduan sang pengarang kepada kampung halaman yang
dirasakannya pada saat sedang berlabuh, dalam perjalanan merantau.
2. Nilai Subjektif:
Sang pengarang berkata dengan nada pelan akan kerinduaannya
kepada seorang kekasih, ia merasa kesedihan mendalam untuk
bertemu kekasih hati, pertemuan itu merupakan kesempatan seperti
hamba memeluk dia.
3. Nilai Objektif:
Puisi ini sangat indah karena menggunakan sang pengarang Amir
Hamzah sebagai objek, pada saat ingin merantau ke negeri seberang,
namun ia pun belum tahu di manakah ia bertahan .
4. Nilai Ekstrinsik:
Kata yang digunakan sang pengarang sangat indah seperti awan
gunung dan tanah ia menyampaikan pesan kepada orarang yang di
ridukan secara lebih meluas dan menggunakan perumpamaan alam.
5. Nilai Intrinsik:
Sang pengarang mengungkapkan kerinduaan kepada kampung
halaman selama ia merantau. kerinduan itu di lukiskan dengan
berbagai bentuk dan di tujukan kepada tanah air indonesia
23Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore
BAB IV
MANUSIA DAN PENDERITAAN
Hal. 21
SOAL
Bacalah dengan seksama artikel dibawah ini:
30 Persen Masyarakat Indonesia Alami Gangguan Kesehatan Jiwa
Jakarta, Kasus gangguan kesehatan jiwa di Indonesia terus menunjukkan
peningkatan. Jumlah masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan jiwa
seperti stres, depresi, cemas berlebihan, ketakutan, hingga kasus parah
shizoprenia mencapai angka 20-30 persen.
Dari jumlah di atas, 2-3 persen mengalami gangguan jiwa kronis kegilaan
dan schizofrenia. Meningkatnya pasien gangguan kesehatan jiwa ini karena
dipicu oleh masalah ekonomi, stres sosial, stres kerja, trauma bencana,
korban kejahatan. Sayangnya masalah gangguan kesehatan jiwa belum
menjadi prioritas kesehatan yang dibuat pemerintah.
Demikian dikatakan oleh pakar kesehatan jiwa, Dr. Suryo Dharmono,
SpKJ(K) dalam acara media gathering: Kesehatan Jiwa Sebagai Tanggung
Jawab Siapa?, di Hotel Manhattan, Jakarta, Senin (26/10/2009).
"Diperkirakan orang-orang yang mengalami gangguan kejiwaan ringan
hingga berat jumiahnya 30 persen, lebih besar daripada sekedar angka 2
persen hingga 3 persen dalam data statistik," ujar Dr. Suryo.
Padahal bila salah satu anggota keluarga ada yang mengalami gangguan
kesehatan jiwa berat maka praktis seluruh sistem kehidupan keluarga
terganggu. Seperti dicontohkan Dr Suryo terhadap kasus yang dialami
seorang ibu yang sebut saja bernama Nyonya A berusia 65 tahun.
36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore
Ny. A divonis menderita dementia (pikun) disertai gangguan perilaku dan
sudah beberapa kali tinggal di rumah sakit. Ny A tinggal bersama putra
sulung, menantu, dan tiga orang cucu dengan status sosial ekonmi yang
cukup balk.
Beban yang dialami Ny A ternyata juga menjadi beban berat bagi
keluarganya. Sanipai-sampai putranya mengungkapkan keinginannya untuk
memindahkan sang ibu ke panti jompo. "Daripada kami sekeluarga ambruk
bersama," tutur sang anak seperti diceritakan Dr Suryo.
Tidak mudah memang untuk bisa mendeteksi gangguan kesehatan jiwa,
karena banyak masyarakat yang belum terlalu peduli dengan masalah ini.
Bahkan di beberapa negara di Eropa, sebagian besar orang hams melewati
waktu 5 sampai 10 tahun hingga akhirnya gangguan kesehatan jiwa tersebut
terdiagnosa dengan tepat.
Dr Suryo mengatakan untuk bisa membantu proses penyembuhan penderita
gangguan kesehatan jiwa dibutuhkan kombinasi dari terapi medis, toleransi
serta dukungan yang besar dari keluarga dan orang sekitamya terhadap
pasien. Namun, seringkali stigma buruk dari masyarakat terhadap orang
dengan gangguan kesehatan jiwa membuat pengobatan tersebut terhambat.
"Sampai saat ini kesehatan jiwa masih menjadi prioritas bawah dan tidak
termasuk dalam bagian utama praktik, kebijakan dan agenda kesehatan,
sehingga banyak orang yang sulit mendapatkan pelayanan kesehatan untuk
jiwa," ungkap dokter dari departemen Psikiatri FKUI/RSCM.
Dr Suryo menambahkan karena kurangnya pelayanan kesehatan jiwa,
membuat orang yang memiliki gangguan kesehatan jiwa tidak mendapatkan
pengobatan yang tepat. Sehingga banyak terjadi kasus pemasungan,
penelantaran, gelandangan psikotik,' perilaku kekerasan, penyalahgunaan
obat-obatan dan kriminalitas.
Untuk dapat memperbaiki masalah ini, Dr Suro menyarankan agar rumah
sakit jiwa diganti menjadi fasilitas rehabilitasi psikososial. Dia juga menilai
36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore
perlunya penyediaan konsultasi di tiap puskesmas seperti yang sudah
dilakukan puskesmas Tebet Jakarta dimana terdapat poli konsultasi,
sehingga orang tidak merasa sungkan untuk berobat.
Di puskesmas tersebut rutin diadakan perkumpulan antara pasien dengan
keluarga untuk menjelaskan masalah dan apa saja yang dubutuhkan oleh
pasien. Sehingga pasien lebih merasa dihargai dan tidak mendapatkan
perbedaan yang berarti dengan masyarakat lainnya. Serta dilakukan pula
kunjungan ke rumah sebagai pendekatan langsung untuk mengontrol
pengobatan dan kondisi dari pasien itu sendiri.
Masalah gangguan kesehatan jiwa bisa dideteksi oleh diri sendiri. Misalnya,
jika mengalami sedih yang berlebihan yang membuat sulit untuk
konsentrasi dan menurunkan kualitas hidup, sebaiknya segera
dikonsultasikan agar tak keterusan menjadi gangguan kesehatan jiwa.
(Sumber: detikHealth)
Pertanvaan : Setelah Saudara membaca dan menganalisa artikel tersebut
di atas, sebutkan dan jelaskan penderitaan apa yang dialami oleh 30%
masyarakat Indonesia? Sebutkan dan jelaskan apa penyebab intern dan
ekstem sehingga timbulnya penderitaan tersebut? Bagaimana cara
mengatasi penderitaan tersebut di atas?
JAWABAN
Disebutkan dalam paragraph pertama:
“Jakarta, Kasus gangguan kesehatan jiwa diIndonesia terus
menunjukkan peningkatan. Jumlah masyarakat yang mengalami
gangguan kesehatan jiwa seperti stress, depresi, cemas berlebihan,
ketakutan, hingga kasus parahshizoprenia mencapai angka 20-30
persen”
Dan disebutkan di paragraph kedua:
“dari jumlah diatas, 2-3 persen mengalami gangguan jiwa kronis
kegilaan dan schizophrenia. Meningkatnya pasien gangguan kesehatan
36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore
jiwa ini karena dipicu oleh masalah ekonomi, stress sosial, stress kerja,
trauma bencana, korban kejahatan. Sayangnya masalah gangguan
kesehatan jiwa belum menjadi prioritas kesehatan yang dibuat
pemerintah”
A. Sebutkan dan Jelaskan penderitaan apa yang dialami oleh 30%
masyarakat Indonesia.
Dari petunjuk uraian berita tersebut, terlihat bahwa jenis penderitaan
yang memungkinkan adalah:
1. Frustasi:
Yaitu suatu keadaan dimana satu kebutuhan tidak dapat terpenuhi
dan tujuannya tidak kunjung tercapai karena satu atau beberapa hal
yang menghalanginya.
Dengan mengkaitkan pada peristiwa besar akhir-akhir ini, perasaan
ini dapat timbul seiring dengan buruknya kondisi ekonomi di
Indonesia, yang sudah pasti lebih berdampak besar pada kaum
menengah ke bawah, dimana harga-harga kebutuhan primer makin
tak terjangkau oleh kaum menengah ke bawah.
Frustasi juga memungkinkan menyerang kaum menengah ke atas.
Iklim ekonomi yang tidak baik, investasi luar negeri yang cenderung
loyo karena dampak dari krisis global, dapat mempengaruhi kegiatan
perekonomian yang dirasakan oleh para kaum menengah ke atas dan
pengambil keputusan di perusahaan-perusahaan.
2. Ketakutan atau Phobia
Phobia bisa dirasakan oleh kaum manapun di masyarakat Indonesia,
maka jika dikaitkan dengan issue besar di Negara ini, maka phobia
yang memungkinkan adalah:
36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore
Antlophobia atau Ketakutan akan air dan Hydrophobia atau
Ketakutan terhadap air yang dapat menyerang siapapun.
kehadiran banjir di Indonesia baik di ibukota ataupun di
daerah lain, tidak pelak menimbulkan momok tersendiri bagi
masyarakat, terlebih ketika hadirnya musim hujan. Banjir di
Indonesia kerap kali menelan korban jiwa, sehingga
keluarga yang ditinggalkan dan berhasil hidup mengalami
trauma tersendiri pada air dan duka mendalam atas
kehilangannya pada anggota keluarganya.
Claustrophobia: Ketakutan akan ketinggian. Peristiwa ini
berhubungan dengan maraknya kecelakaan pesawat terbang
yang terjadi di Tanah Air dalam kurun waktu beberapa tahun
belakangan ini. Beberapa kecelakaan pesawat terbang telah
berhasil mendarat dengan selamat dan meninggalkan trauma
mendalam bagi penumpang-penumpangnya yang selamat.
Namun beberapa kasus kecelakaan pesawat lainnya bahkan
terjadi sangat fatal sampai akhirnya bangai kapal tidak dapat
ditemukan lagi atau hancur di udara yang menimbulkan
trauma mendalam pada keluarga yang ditinggalkan.
Anthropophobia atau Ketakutan akan keramaian dan
Achluophobia atau ketakutan akan gelap. Baru saja
diberitakan di TV, pengalaman seorang anak kecil yang kini
sudah beranjak remaja dan duduk di bangku SMA, masih
mengalami gangguan ketakutan pada keramaian dan
kegelapan. Hal ini dipicu dari pengalaman sang anak pada
saat kerusuhan di tahun 1998 dimana pada saat itu dia masih
berumur 5 tahun dan diajak untuk menonton film di sebuah
mall oleh tantenya. Kerusuhan terjadi saat film sedang
diputar dan kepanikan masa terjadi saat itu juga di ruangan
bioskop yang begitu sempit dan gelap. Korban-korban lain
36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore
dari peristiwa ini juga banyak yang masih menjalani
perawatan dari psikiater.
3. Kesepian: yaitu suatu keadaan yang dialami seseorang dimana dia
merasa sepi walau ia sedang dalam lingkungan yang ramai. Kondisi
ibukota yang individualistis, cenderung kosmopolit, dan
materialistik, dapat membuat warganya mengalami suatu kesepian.
Di suatu sisi dia tenggelam dalam pekerjaan yang super sibuk,
rutinitas yang selalu tertarget, dan kemacetan yang setiap hari
ditemui pada saat raga sudah kelelahan. Kondisi semacam ini, jika
tidak diselingi dengan variasi kondisi, maka akan membuat
seseorang cenderung tidak bergairah, tidak memiliki semangat,
merasa bosan, dan tidak memiliki arti hidup.
B. Sebutkan dan Jelaskan penyebab intern dan ekstern sehingga
timbulnya penderitaan tersebut.
1. Penyebab Intern: yaitu penyebab yang berasal dari pikiran atau diri
kita sendiri:
Kurang membuka diri terhadap orang lain untuk membagi
masalah atau sekedar bercerita permasalahan pribadi.
Bersifat pesimis
Memandang dunia dari sudut pandang yang negatif.
Kurang memanfaatkan kelebihan diri, dan berfokus pada
kekurangan
2. Penyebab Ekstern: yaitu penyebab yang berasal dari luar diri kita,
contohnya faktor lingkungan.
Lingkungan yang tidak kondusif baik di kantor, sekolah,
atau dirumah
Kondisi fisik lingkungan yang tidak memadai, misalnya:
Jakarta dengan segala aksesorisnya, seperti banjir, macet,
pohon tumbang, kebersihan, dll.
36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore
Pemerintah yang kurang memperhatikan kondisi kejiwaan
masyarakatnya.
C. Bagaimana cara mengatasi penderitaan tersebut diatas.
Cara mengatasi penderitaan tersebut diatas adalah:
1. Dari segi personal atau diri sendiri atau perorangan:
Senantiasa berdoa pada Tuhan YME
Berpikir positif dan optimis
Kembangkan kelebihan, lupakan kekeliruan
Tidak menyerah pada kegagalan
Mencari cara baru yang efisien menurut kenyamanan diri.
Berkonsultasi ke Psikiater atau Guru Spritual
Meluangkan waktu untuk berinteraksi secara mendalam
dengan orang terdekat dan orang yang dipercayai.
Meluangkan waktu untuk memberi perhatian pada orang-
orang di sekitar kita yang sering bertemu, hal ini juga dapat
mencegah orang lain melakukan hal yang negative dalam
mengatasi masalah penderitaannya.
2. Dari segi Pemerintah
Perlu dibuat suatu fasilitas umum yang memperhatikan
kesehatan jiwa masyarakat, khususnya untuk masyarakat
menengah ke bawah, dengan membuka praktek konseling di
balai kesehatan masyarakat secara rutin dan berkelanjutan.
Perlu dibuat suatu dinas yang secara efektif dan
berkomitmen untuk mengurus secara khusus para pengidap
masalah kejiwaan yang bertebaran di jalan. Secara yuridis,
mereka masih merupakan warga Negara Indonesia, maka
berhak untuk mendapatkan perhatian yang layak dari
pemerintah.
23Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore
BAB V
MANUSIA DAN KEADILAN
Hal. 25
SOAL
Bacalah dengan seksama artikel dibawah ini:
Sehari Hidup Dengan Rp. 4000,-
Nyeruput teh dulu di sini, Neng. Panas banget," ajak Kusnan (47) sambil
menuju lapak waning minuman di sudut Pasar Cipulir, Jakarta Selatan,
Selasa (20/10). Setumpuk celana pendek dagangannya disampirkan di
sandaran kursi plastik. Tas pinggang dibukanya, hanya tampak empat
lembar uang ribuan dan buku catatan kecil kumal.
Kusnan mencomot sepotong tempe goreng dan raeneguk teh hangat, makan
siangnya hari itu. "Beginilah, sudah dari jam delapan keliling pasar, baru
empat orang yang bayar kredit celana. Kalau lagi untung, setengah hari
begini sudah dapat Rp 15.000, bisa makan nasi saya," katanya.
Kusnan salah satu dari banyak penjual pakaian secara kredit dengan daerah
operasi di pasar-pasar dan perkampungan di Jakarta, Selain celana pendek,
dagangan mereka antara lain daster, pakaian anak-anak, celana jin, busana
muslim, hingga pakaian dalam perempuan.
Konsumen mereka mulai dari pekerja di pasar, pemilik lapak-lapak kecil,
hingga ibu-ibu rumah tangga. Harga dagangan mulai dari Rp 10.000 untuk
tiga pakaian dalam anak-anak sampai Rp 200.000 untuk satu setel busana
muslim plus kerudung atau jilbab. Waktu dan besar cicilan disesuaikan
dengan kemampuan konsumen.
36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore
Harga celana pendek dagangan Kusnan, misalnya, rata-rata Rp 10.000-Rp
20.000. Yang berminat cukup membayar Rp 1.000 per hari. "Setiap hari,
paling tidak ada satu sampai 20 celana bisa saya jual. Cicilan pertama
dibayar saat itu juga, Pemasukan lain dari nagih ke pembeli sebelumnya.
Sayangnya, selalu saja ada yang menunggak, bahkan tidak bayar karena
pindah atau benar-benar tidak punya uang. Mau ditarik barangnya tidak
mungkin, sudah telanjur dipakai," katanya.
Kusnan menambahkan, ia mengambil celana itu dari perajin konveksi yang
juga tetangga sebelah rumah petak kontrakannya, tak jauh dari Pasar
Cipulir. Bergantung model, bahan, dan ukuran, celana jualannya dipatok Rp
6.000-Rp 12.000 per potong. Kalau lancar, Kusnan sebenarnya bisa untung
Rp 4.000-Rp 8.000 setiap satu celana yang lunas terbayar.
Sekitar enam tahun lalu, Kusnan mengaku memiliki lapak kecil tempat ia
dan istrinya berdagang pakaian di dekat Pasar Kebayoran Lama. Namun,
nasib membawanya menjadi korban gusuran. Lnsinan pakaian dan lapak
disita petugas, tak pernah kembali. Tanpa modal, Kusnan kesulitan memuiai
lagi membuka usahanya
"Saya sudah dari umur 15 tahun merantau dari Tegal, Jawa Tengah, ke sini.
Pemah jadi tukang batu sebelum akhirnya bisa buka lapak. Setelah digusur,
istri dan tiga anak saya masih butuh makan. Ya sudah, jadi tukang kredit
celana. Pendapatan turun, tetapi antigusuran," katanya tergelak.
Bagi Kusnan, tidak ada alasan untuk tidak tertawa di sela-sela keletihan
akibat berkcliling Pasar Cipulir dan kampung-kampung di sekitarnya.
Selasa kemarin, jika nasib baik belum menghinggapinya, dipastikan hanya
kurang dari Rp 4.000 yang bisa diberikannya kepada sang istri. Yang
penting usaha, tegasnya.
36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore
"Mau tidak mau, harus mau. Tidak ada yang menolong. Kucuran kredit dari
pemerintah kata Neng? Tidak pernah ditawarkan ke kami. Tempat untuk
pedagang kecil saja susah, apalagi bantuan modal. Mungkin karena kami
enggak puny a, jadi enggak pernah ditanyain maunya apa?" tambah Kusnan.
Pekerja nonformal seperti Kusnan hanyalah segelintir orang yang terselip di
antara jutaan warga miskin. Di jalanan Ibu Kota, sudut-sudut perempatan,
hinggakolong jembatan, tampak kehidupan orang-orangyang tidak punya
jalan keluar menggantungkan hidup dari mengemis.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik 2009, tingkat kemiskinan sekarang
mencapai 15,4 persen dari sekitar 220 juta penduduk Indonesia Bagaimana
mengentaskan mereka dari kemiskinan?
Tentu ini menjadi pekerjaan rumah bagi kepemimpinan Presiden dan Wakil
Presiden baru, Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono. Apalagi dalam
pidato kenegaraan saat dilantik di Gedung MPR/DPR, Selasa kemarin, SBY
menekankan bahwa target utama kinerja pemerintahan dalam lima tahun ke
depan adalah meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Masyarakat masih menunggu bisakah target periode pemerintahan terdahulu
mereduksi angka kemiskinan menjadi 8,2 persen terpenuhi dalam lima
tahun ke depan? Lihat saja nanti. (NELI TRIANA) Sumber: (Kompas.com
21/10/09)
Pertanyaan : Setelah Saudara membaca dan menganalisa artikel di
atas, sebutkan dan jelaskan jenis keadilan apa yang terdapat di berita
tersebut? Menurut Saudara apa solusi dari masalah tersebut di atas
dengan dihubungkan dengan usaha menciptakan keadilan? Jelaskan!
36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore
JAWABAN
Menurut saya , jenis keadilan yang terdapat dalam artikel diatas adalah
Keadilan Manusia, yaitu keadilan dalam hubungan antar sesama manusia.
Lebih khususnya adalah sebagai berikut:
1. Keadilan dalam hubungan Koordinasi
Pada paragraph 5 disebutkan:
“Harga celana pendek dagangan Kusnan, misalnya, rata-rata Rp
10.000-Rp 20.000. Yang berminat cukup membayar Rp 1.000 per
hari. "Setiap hari, paling tidak ada satu sampai 20 celana bisa saya
jual. Cicilan pertama dibayar saat itu juga, Pemasukan lain dari
nagih ke pembeli sebelumnya. Sayangnya, selalu saja ada yang
menunggak, bahkan tidak bayar karena pindah atau benar-benar
tidak punya uang. Mau ditarik barangnya tidak munglrin, sudah
telanjur dipakai," katanya.”
Pada paragraph ini tergambar ketidak adilan yang dialami oleh
Kusnan dalam hubungan koordinasinya dengan para pembeli.
Beberapa Pembelinya telah berlaku tidak adil kepada Kusnan karena
tidak melunasi hutangnya dengan tuntas atau bahkan tidak
membayar sama sekali.
2. Keadilan dalam hubungan Superodinasi.
Keadilan Superordinasi juga dialami oleh Kusnan. Secara umum hal
ini tercermin dari kondisi Kusnan saat ini, Kusnan adalah warga
Negara Indonesia, dan sudah menjadi haknya untuk mendapat
penghidupan yang layak melalui mekanisme pemerintah, sudah
seharusnya pemerintah menciptakan lapangan pekerjaan yang layak
bagi rakyatnya agar tidak ada lagi rakyat seperti Kusnan yang
bingung mencari nafkah. Sehubungn dengan kodrat manusia sebagai
mahluk Ekonomis, maka tergambar bahwa Kebutuhan Ekonomis
Kusnan saat ini belum sepenuhnya terpenuhi
36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore
Dan jika dilihat dari kasus Kusnan, secara khusus tertera dalam
paragraph 7
“Sekitar enam tahun lalu, Kusnan mengaku memiliki lapak kecil
tempat ia dan istrinya berdagang pakaian di dekat Pasar
Kebayoran Lama. Namun, nasib membawanya menjadi korban
gusuran. Lnsinan pakaian dan lapak disita petugas, tak pernah
kembali. Tanpa modal, Kusnan kesulitan memuiai lagi membuka
usahanya”
Pemerintah dalam perpanjangan tangannya melalui polisi dan polisi
pamong praja telah menggusur Kusnan dan Lapaknya, secara
keadilan, segala yang diambil harus ada kompensasi-nya. Adil
adalah tidak berat sebelah dan tidak sewenang-wenang. Dalam hal
ini Kusnan telah diperlakukan sewenang-wenang dan tidak adil,
karena tidak adanya kompensasi yang diberikan oleh
pemerintah/penggusur atas barang-barang kepemilikannya yang
dirampas.
36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore
BAB VI
MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB
Hal. 29
SOAL
Bacalah dengan seksama buku Riwayat Hidup Prof. Dr. Moestopo
danjawablah pertanyaan dibawah ini:
PERTANYAAN:
Sebutkan dan jelaskan tanggung jawab dan pengabdian serta
pengorbanan yang telah dilakukan dan diberikan oleh Bapak Prof. Dr.
Moestopo semasa hidup beliau?
JAWABAN
A. TANGGUNG JAWAB YANG TELAH DIBERIKAN DAN
DILAKUKAN OLEH BAPAK PROF. DR. MOESTOPO
SEMASA HIDUP
Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala
sesuatunya, adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Menurut
sejarah, tanggung jawab yang telah dilakukan oleh Prof. Dr. Moestopo
adalah sebagai berikut:
1. Tanggung jawab terhadap diri sendiri
Dikisahkan bahwa Bapak Moestopo semasa kecil sudah bekerja
baik untuk mencari kegiatan, mencari tambahan uang, atau bahkan
setelah Bapaknya meninggal, Bapak Moestopo kecil telah terbiasa
mencari tambahan untuk biaya sekolahnya, yang pada saat itu
memang menerima bantuan dari Saudara dan kerabat. Tapi sampai
dengan waktu dimana Bapak Moestopo sudah mandiri, beliau
36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore
tetap berpegang teguh pada kerja keras dan semangat. Beliau
bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri untuk tetap menjadi
manusia yang berguna, berhasil, dan bersemangat juang.
2. Tanggug jawab terhadap Keluarga:
Pada masa sebelum menikah, Bapak Moetopo menunjukkan
tanggung jawabnya dalam hal keberhasila belajar yang gemilang
dan memuaskan, ditambah lagi dengan sikapnya yang gemar
bekerja keras, hal ini memenuhi harapan dari Paman, Bibi, Kakak
kandung, kakak ipar, atau kerabatnya yang telah membantunya
dalam hal biaya sekolah dan bahkan tempat tinggal.
3. Tanggung jawab terhadap masyarakat
Bapak Moestopo semasa kecil sampai dengan akhir khayatnya
telah memenuhi tanggung jawabnya terhadap masyarakat dalam
bentuk: Selalu rutin untuk ikut dalam kerja bakti setiap minggu,
membuka praktek konsultasi gigi yang dibayar secara sukarela,
memberi kelas kursus tukang gigi yang dibayar secara sukarela,
mengobati masyarakat yang sakit tanpa lelah, dan sebagainya yang
melebihi kewajiban siapapun.
4. Tanggung jawab terhadap Negara/bangsa
Tanggung jawabnya diimplementasikan melalui bidang
pendidikan, kesehatan, agama, riset ilmiah, pertanian, penerangan,
teknologi, pembangaunan masyarakat desa, hubungan luar negeri,
bimbingan penyuluhan mental (Reclasering). Dan dalam bidang
kemiliteran dengan ikut membela tanah air sampai titik darah
penghabisan, bahkan turun dalam aksi peperangan dan
kemiliteran. Kesediaannya dalam melakukan apapun yang Beliau
sanggupi sebagai warga Negara telah melebihi tanggung jawab
warga Negara manapun. Beliau selalu siap sedia manakala Negara
memintanya untuk hal dan menjadi hal apapun, sungguh teladan
36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore
yang tak tertandingi. Contohnya: beliau siap ketika diminta untuk
memimpin rumah sakit, dan juga bersedia untuk turun perang
kembali untuk membela tanah air.
5. Tanggung jawab terhadap Tuhan
Bapak Moestopo mendengung-dengungkan prinsip kenegaraan
berdasarkan ketuhanan yang masa esa, beliau meyakini adanya
Tuhan YME dan mensyaratkan siapapun untuk percaya dan
beragama. Kepedulian Beliau terhadap sesame juga merupakan
wujud kecintaan Beliau pada Tuhan YME
Maka, dengan demikian sangat jelas bahwa Dr Moestopo bertanggung
jawab secara sadar merasa wajib untuk melaksanakan kewajibannya untuk
membantu orang-orang yang tidak mampu dengan berpikir rasional tanpa
tekanan apapun beliau menyadari bahwa harus melakukan sesuatu untuk
masyarakat dan pemerintah sesuai dengan kemampuan yang beliau miliki
B. PENGABDIAN DAN PENGORBANAN YANG TELAH
DIBERIKAN DAN DILAKUKAN OLEH BAPAK PROF. DR.
MOESTOPO SEMASA HIDUP
Salah satu yang dapat diuraikan adalah sebagai berikut:
1. Tahun 1950 Dokter Gigi Kolonel drg. R. Moestopo yang menjabat
sebagai Kepala Bagian Bedah Rahang RSPAD melihat bahwa di
Indonesia terutama di Jakarta masih banyak Tenaga Tukang Gigi
yang bekerja membuat gigi palsu, sebab pada saat itu banyak
rakyat/penduduk yang giginya rusak atau ompong. Sadar akan
terbatasnya tenaga terampil di bidang kesehatan gigi baik secara
kualitas maupun jumlahnya maka lahirlah gagasan Kolonel drg.
Moestopo untuk mendirikan Kursus Tukang Gigi. Pada Tahun
1952, lahir KURSUS KESEHATAN GIGI ” DR.
MOESTOPO” di rumah pribadi, sebagai sekolah.
36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore
2. Tahun 1957, kursus dikembangkan menjadi KURSUS TUKANG
GIGI INTELEK “DR. MOESTOPO” dan muridnya harus lulus
SMP dan menjalani pendidikan minimal satu tahun.
3. Tahun 1958 dikembangkan menjadi DENTAL COLLEGE “DR.
MOESTOPO” dengan dua jurusan yaitu : Sekolah Dentis dan
Sekolah Tukang Gigi Menengah
4. Tahun 1959 di kembangkan menjadi FAKULTAS TEKNOLOGI
GIGI “DR. MOESTOPO”, dan pada tahun 1961 ditingkatkan
menjadi FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI. Bersamaan
dengan status Lembaga Perguruan Tinggi ini, kehadiran FKG
merupakan embrio Universitas Prof. DR. Moestopo (Beragama)
demi memenuhi kebutuhan masyarakat pada saat itu. Pada tahun-
tahun selanjutnya didirikan dan dikembangkan pula Fakultas
Kedokteran Umum, Fakultas Sosial dan Politik, Fakultas
Ekonomi, Fakultas Tehnik Pertanian, Fakultas Ushuludin dan
Fakultas Publistik.Kampus terletak di Jalan Hanglekir I No. 8,
Kebayoran Baru - Jakarta Selatan 12120.
5. Pada tahun 1961 Bapak DR. Moestopo mendapat gelar akademis
Profesor bersama Dr. Ouw Eng Liang dari Universitas Indonesia.
Pada tanggal 15 Pebruari 1962 secara resmi YAYASAN
UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO didirikan berdasarkan
Akte Notaris R. Kadiman No. 26, sebagai Badan Sosial yang
bertujuan melaksanakan kegiatan pengabdian kepada pemerintah
Republik Indonesia melalui bidang pendidikan, kesehatan, agama,
riset ilmiah, pertanian, penerangan, teknologi, pembangaunan
masyarakat desa, hubungan luar negeri, bimbingan penyuluhan
mental (Reclasering). Yayasan UPDM yang mengelola Universitas
Prof. DR. Moestopo menambahkan kata (Beragama) di
belakangnya pada tahun 1966 yang intinya merupakan
pengejawantahan sila pertama dari falsafah negara kita
PANCASILA yaitu Ketuhahan Yang Maha Esa, yang selanjutnya
36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore
oleh Prof. DR. Moestopo kampus di Jalan Hanglekir I No,
8,dinamakan sebagai KAMPUS MERAH PUTIH pada tahun
1970. Fakultas Kedokteran, Fakultas Teknik Pertanian dan
Fakultas Ushuluddin dibekukan kegiatannya mengingat kesulitan
sarana dan prasarana serta SDM professional yang memadai.
6. Pengabdian dalam bidang ilmu pengetahuan yang beliau berikan
juga tak ada habisnya, contohnya adalah persembahan disertasi
beliau “Penggunaan Bambu Runcing dan Biological Warfare
(perang biologis” yang kemudian digunakan dan dipraktekkan
dalam perang yang sebenarnya di tanah air dalam melawan
belanda adalah ilmu yang dipersembahkan oleh beliau untuk
negara tercinta.
7. Pengabdian jiwa dan raga untuk memerdekakan Negara tercinta ini
dan ikut dalam peperangan, menyumbangkan strategi perang yang
melumpuhkan tentara jepang di Surabaya dan Jawa dan
Sekitarnya.
8. Sebagai pelopor lahirnya Ilmu Kedokteran Gigi di Indonesia,
beliau merintis hadirnya ilmu ini di seluruh Indonesia dan ikut
serta menghadirkan fakultas kedokteran gigi di seluruh Universitas
Negeri di Indonesia.
9. Sebagai pelopor hadirnya Ilmu Komunikasi di Indonesia.
10. Selama masa perang, beliau membuat resep obat dari ramuan
tradisional yang bisa didapatkan di hutan selama gerilya untuk
dapat digunakan oleh semua pejuang di tanah air.
23Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore
BAB VII
MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP
Hal. 31
SOAL
Bacalah dengan seksama buku Riwayat Hidup Prof. Dr. Moestopo
danjawablah pertanyaan dibawah ini:
Sebutkan dan jelaskan pandangan hidup dan cita-cita serta kebajikan
Bapak Prof. Dr. Moestopo semasa hidup beliau?
JAWABAN
Jika dikategorikan menurut Teori Edward Sparanger, Bapak Moestopo
adalah yang termasuk:
1. Manusia sosial: dimana beliau benar- benar mendedikasikan dirinya
untuk kepentingan masyarakat dan Negara.
2. Manusia Pengetahuan: Terbukti dengan sedikitnya Alhi gigi pada
masa itu, dan banyaknya masyarakat yang mengalami masalah gigi.
Beliau ikut belajar pendidikan gigi dan terus mendedikasikan
pikirannya untuk menemukan sesuatu yang berharga di bidang ilmu
pengetahuan untuk semata kepentingan bangsa.
3. Manusia agama: Beliau memandang agama sebagai sesuatu yang
sakral, yang mendasar, dan yang sangat penting dalam kehidupan
bernegara dan bermasyarakat.
Dari cerita yang disampaikan, tersirat dan tersurat bahwa cita-cita beliau
adalah:
1. Kemerdekaan yang mutlak bagi bangsa Indonesia. Beliau bertekat
lebih baik mati daripada dijajah kembali.
36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore
2. Masyarakat yang berpendidikan, sehingga berguna bagi orang-orang
disekitar mereka atau dilingkungan mereka.
3. Tumbuhnya semangat dan jiwa Pancasila pada generasi muda.
4. Tumbuhnya semangat nasionalis yang bernafaskan UUD 45 pada
generasi muda.
36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore
BAB IX
MANUSIA DAN HARAPAN
Hal. 36
SOAL
Bacalah dengan seksama buku Riwayat Hidup Prof. Dr. Moestopo
danjawablah pertanyaan dibawah ini:
Sebutkan dan jelaskan harapan dan kepercayaan Bapak Prof. Dr.
Moestopo semasa hidup beliau?
JAWABAN
Menurut pengamatan saya, harapan dari Bapak Prof. Dr. Moestopo semasa
hidup beliau adalah:
1. Harapan agar dunia pendidikan di Negeri tercinta Indonesia
makin maju sehingga kualitas remaja sebagai generasi penerus
bangsa untuk membangun negeri menjadi lebih baik dan lebih
baik lagi.
2. Segala upaya yang beliau ciptakan untuk Indonesia berbuah baik
pada akhirnya, baik dalam dunia pendidikan, kesejahteraan
masyarakat dan ilmu pengetahuan.
3. Kemerdekaan yang mutlak bagi bangsa indonesia.
Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau
keyakinan akan kebenaran. Dan dalam hal ini, Kepercayaan Bapak Prof.
Dr. Moestopo semasa hidup beliau adalah:
1. Kepercayaan terhadap Tuhan YME: Beliau percaya dan memegang
teguh bahwa manusia yang berkualitas salah satunya adalah yang
36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore
beragama dan percaya akan Tuhan. Beliau percaya bahwa dalam
menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa atas dasar Ketuhanan
yang maha esa, dapat dilakukan dengan melaksanakan pola hidup
dalam kerukunan umat beragama
2. Percaya kepada diri sendiri: Pada saat perang melawan tentara Sekutu
yang telah diboncengi belanda, Bapak Moestopo meyakini bahwa
apabila Indonesia tidak melawan balik, maka tentara sekutu akan
kembali menduduki Indonesia, dan Negeri yang baru merdeka ini akan
kehilangan kemerdekaannya kembali. Beliau percaya dan meyakini
bahwa mendengar keinginan rakyat yang “lebih baik mati daripada
dijajah kembali” adalah sesuatu yang benar. Beliau adalah seorang
pejuang sejati.
3. Kepercayaan kepada Orang Lain atau Masyarakat:
Pada saat dimana Bapak Moestopo dipanggil Oleh Perdana
Menteri Sutan Syahrir untuk dicalonkan menjadi Menteri
Pertahanan yang lalu kemudian ditolak oleh Presiden Soekarno
dengan alasan bahwa beliau masih sangat dibutuhkan sebagai
Penasehat Agung Militer Panglima Perang Tertinggi, maka
beliau mempercayainya, bahwa Presiden Soekarno melakukan
itu dengan suatu alasan.
Pada dasarnya beliau percaya kepada masyarakat Indonesia,
bahwa kita bangsa Indonesia bisa maju bersama untuk
memperjuangkan kemerdekaan kita sendiri, beliau percaya
pada kemauan, impian, dan semangat bangsa Indonesia untuk
merdeka.
Beliau mempercayai bahwa Para Penjahat, Pencopet, dan
Pelacur dari Yogyakarta bisa disembuhkan dan dikembalikan
ke jalan yang benar, bahkan keahliannya bisa menjadi nilai
tambah dalam peperangan melawan belanda.
36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore
BAB VIII
MANUSIA DAN KEGELISAHAN
Hal. 33
SOAL
Yth lbu Win,
Namaku Mira, umurku 25 tahun. Waktu aku remaja, orang tuaku bercerai.
Aku dan adikku tinggal bersama ibu. Hubungan dengan ayah ala kadarnya
saja, Secara fisik aku memang sering kontak dengannya. Namun,
sebenarnya kami tidak ada lagi ikatan bathin. Jujur saja hal ini ternyata
menimbulkan trauma di hatiku.
Sebagai produk keluarga broken home, aku merasa takut untuk menjalin
hubungan cinta dengan lelaki manapun. Bayangan ayah, sebagai kepala
keluarga yang tidak bertanggung jawab, tidak bisa aku hilangkan dari
pikiranku. Aku takut jika lelaki pilihanku nanti akan meninggalkanku,
seperti ayah yang tega meninggalkan dan mengabaikan kami sekeluarga.
Yang ingin aku tanyakan, bagaimana caranya agar aku bisa membuang
trauma ini? Aku sadar, aku membutuhkan cinta dalam hidupku. Namun
trauma ini terus membayangiku. Tolong aku. Terima kasih.
(Sumber: CHIC, Edisi Desember 2009)
Pertanvaan : Setelah Saudara membaca kasus tersebut di atas,
menurut analisa Saudara apakah dalam kasus tersebut Mira
merasakan ke 7 (tujuh) ketidakpastian tersebut? Jelaskan! Apa solusi
yang dapat Saudara berikan kepada Mira untuk mengatasi
kegelisahnya tersebut
36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore
JAWABAN
A. Menurut saya apa yang dialami oleh Mira adalah suatu perasaan
ketidakpastian yang menurutnya sangat beralasan. Tidak semua dari ke-
7 (tujuh) penyebab ketidakpastian itu dialami oleh Mira. Penyebab-
penyebab dari ketidak pastian Mira adalah sebagai berikut:
1. Phobia: yaitu ketakutan yang berlebih, dan yang terjadi pada Mira
adalah ketakutan pada sosok laki-laki yang berimbas pada
ketidakmampuan Mira untuk mempercayai laki-laki. Dalam kondisi
yang ekstrem, ketakutan pada laki-laki ini dalam bidang psikologi
disebut dengan Arrhenphobia atau Hominophobia atau
Androphobia. Ketiga phobia itu memiliki arti yang sama. phobia
dapat timbul karena trauma masa kecil dimana sosok laki-laki (bisa
ayah, paman, kakak, kakek, atau sosok laki-laki siapapun yang lebih
tua) memperlakukannya dengan kekerasan, baik kekerasan fisik
ataupun mental.
2. Histeria : Yaitu suatu kondisi tekanan mental, kekecewaan,
pengalaman pahit yag menekan, tidak mampu menguasai diri,
tersugesti dari sikap orang lain.
Tanpa disadari, sikap ayahnya semasa Mira kecil telah membekas
begitu dalam pada ingatan Mira, sehingga secara diam-diam
kekecewaan itu terus memuncak dalam batin Mira dan
menyebabkan penekanan pada dirinya sendiri bahwa dia tak ingin
dikecewakan lagi. Pada proses itu, maka timbul dalam alam bawah
sadarnya untuk memberikan peringatan manakala suatu gambaran di
masa kecilnya akan terulang kembali.
3. Delusi: yaitu pikiran berdasarkan keyakinan palsu, tidak memakai
akal sehat, tidak sesuai kenyataan dan tidak sesuai dengan
pengalaman. Dalam kasus Mira ini yang terjadi adalah Delusi
36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore
Persekusi, dimana Mira meyakini ada yang jelak pada perilaku laki-
laki sehingga dia memutuskan untuk tidak terlibat dengan laki-laki,
apalagi yang berhubungan dengan pasangan hidup.
B. Solusi Kepada Mira untuk mengatasi Kegelisahan tersebut.
1. Tetap berdoa kepada Tuhan YME, karena hubungan kepada YME
adalah bersifat bertinggi dan hakiki. Maka tetap berdoa adalah hal
yang bijaksana.
2. Bersikaplah terbuka untuk orang lain. Sebagai bahan pembelajaran,
mulailah untuk mempercayai laki-laki yang menurut Anda baik (bisa
sepupu, paman, atau siapa saja yang cukup dekat berhubungan), lalu
pelajari bagaimana karakternya dan minta pendapat pula dari dia
tentang bagaimana seorang laki-laki berpikir, bersikap, berperilaku,
dsb.
3. Mulai berani untuk bersikap terbuka, tekankan dalam diri Anda
bahwa menutup diri dari kemungkinan baik diluar sana adalah sama
saja dengan membuat kesalahan terbodoh.
4. Hadapi dan rencanakan segala kemungkinan problema yang timbul,
dan bayangkan sikap yang akan terjadi, sampai pada kemungkinan
sikap yang terjelek.
5. Susunlah persiapan cara-cara menghadapi beserta pemecahannya,
karena tidak ada yang bisa mengetahui bahwa suatu cara bisa
dijalankan atau tidak pada diri anda selain anda sendiri.
6. Mendeteksi sebanyak mungkin tentang hal-hal yang menyebabkan
gelisah, sebab-sebab dan problemanya. Buatlah catatan akan
perilaku laki-laki yang Anda tidak sukai, lalu pelajari mengapa anda
tidak menyukainya dan temukan cara untuk menetralkan hal
tersebut.
7. Hadapilah dengantabah kegelisahan beserta sebab-sebab dan
problemanya dan bersiap sedialah untuk menghadapi apa yang akan
kita hadapi.
36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore
8. Perlahan-demi perlahan, hilangkanlah penyebab kegelisahan yang
ada.
9. Ajaklah orang lain untuk bekerjasama dalam mengatasi kegelisahan
ini paling tidak untuk memikirkan atau memberi perhatian atau
memahami keadaan Anda. Hal ini bisa dilakukan oleh orang
serumah, bisa Ibu atau adik Anda.
36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore
TUGAS AKHIR
GARIS MASA HIDUP
Masa Lampau Memberikan Pengalaman
Saya lahir sebagai anak kedua dari 4 (empat) bersaudara, dan
merupakan anak perempuan satu-satunya. Keluarga saya datang dari
keluarga sederhana, sangat sederhana bahkan. Ayah saya adalah panutan
keluarga yang berkomitmen untuk tetap bekerja dan menyekolahkan anak-
anaknya minimum sampai dengan jenjang sarjana. Karena ayah tidak
kuliah, diam-diam beliau menanamkan harapan masa mudanya pada anak-
anaknya.
Saya di didik oleh Ayah untuk hidup sederhana dan mandiri, kami
jarang jajan, kami hampir tak pernah piknik keluarga, kami tidak selalu beli
baju baru ketika lebaran, kami sangat sederhana. Ayah saya menekankan
pentingnya pendidikan, terbayang dalam ingatan saya bagaimana takutnya
saya ketika tidak masuk sekolah karena badan saya demam, dignosa dokter
mengatakan penyakit amandel saya kambuh. Di tengah-tengah demam dan
mengigau, saya masih sempat ketakutan pada ayah saya karena tidak
sekolah. Intinya, ayah saya adalah tokoh yang tegas dan menakutkan di
rumah. Beliau selalu berpesan, “kalau mau punya uang, harus jadi ‘orang’,
kalau mau jadi ‘orang’ ya harus pinter, kalau mau pinter yang harus
sekolah” itu selalu yang ditekankan Beliau.
Pada tahun 2003 saya berhasil lulus dari Akademi Sekretari terkemuka
di Negara tercinta ini. Disinilah awal saya mulai mandiri, Alhamdulillah,
sebelum lulus sudah banyak perusahaan yang memanggil saya. Sejak tahun
2003 itu saya mulai mandiri (walaupun masih tinggal di rumah orang tua,
tetapi secara finansial saya sudah bisa mandiri), tak sepeserpun uang saya
minta dari Orang tua sejak itu.
Saya bertekad mau jadi “orang”, dari uang yang saya hasilkan sendiri.
Setelah berhasil menabung dari gaji bulanan menjadi sekretaris junior yang
36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore
belum berpengalaman, akhirnya pada semester genap di tahun 2005, uang
saya sudah cukup terkumpul untuk biaya sekolah lagi. Akhirnya saya
memutuskan untuk memilih Universitas swasta lagi, karena kalau yang
negeri, kuliahnya kebanyakan hari kerja di malam hari, tidak applicable
untuk saya yang waktu itu masih jadi Sekretaris Junior yang jarang pulang
tepat waktu.
Semua uang tabungan saya, saya habiskan untuk bayar uang
pendaftaran, uang muka, uang semester awal, habis sama sekali. Dengan
program konversi akademik, saya hanya tinggal menjalani kuliah selama 2
tahun saja.
Waktu berlalu, Tibalah saatnya skripsi ditahun 2006, berbarengan
dengan itu saya menikah di akhir tahun, lalu disambut dengan karir yang
mulai menanjak. Saat itu saya lupa skripsi, ditambah lagi teman-teman satu
kelas juga tak ada yang benar-benar bersemangat mengerjakannya. Lalu
saya melahirkan anak pertama di akhir 2007. Waktu demi waktu berlalu,
saya terlena dengan kesibukan sebagai Ibu baru, rutinitas kantor dan banyak
hal diluar sana yang membuat saya “lupa” kuliah dan lupa target.
Akhirnya pada tahun 2009, dengan 7 tahun pengalaman, saya berhasil
masuk bekerja di salah satu BUMN besar di tanah air dengan posisi jabatan
yang cukup “prestise” di bidang kesekretarisan – ya, saya masih jadi
Sekretaris sampai sekarang. Tetapi tetap bersyukur karena mendapat atasan
yang sangat memperhatikan masa depan dan kemajuan anak buahnya.
Suatu hari dia bertanya, “bagaimana S1-nya, sudah lulus belum? Kalau
sudah, nanti kamu bisa ikutan rekrutmen untuk ngisi posisi senior
supervisor di divisi---- lho … saya lihat kamu cocok disitu, nanti saya
rekomendasikan” (jabatan yang memang sedang kosong dan cukup
diperebutkan). Seakan petir menyambar, saya baru ingat kuliah saya yang
saya lupakan.
Akhirnya dengan dorongan dari atasan, dan sedikit kemauan dari diri
sendiri, saya mulai mengurus kuliah saya yang memang sudah tinggal
skripsi saja. Dengan berkali-kali ijin ke kampus dan mengurus surat-surat
36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore
akhirnya saya mendapat kabar final bahwa saya tidak bisa melanjutkan studi
disana, kalau yang ini bagai disambar petir dua kali. Saya langsung lemas.
Saya dianggap lalai mengurus administrasi kampus, sehingga tidak ada
laporan apa2. Disinilah momen pengalaman pahit saya bermula. Saya
menyesali hal ini sampai sebulan lebih, inilah saat dimana saya merasa
gagal sebagai manusia, saya telah melupakan tujuan saya. Uang yang saya
kumpulkan dengan susah payah, bisa kuliah dengan biaya sendiri yang
selalu saya banggakan. Saya terlena dengan pekerjaan saya. Sekarang,
semua itu Tak ada hasilnya.
Masa Sekarang Memberikan Pemikiran
Dengan bekal kesedihan, penyesalan, dan rasa malu yang mendalam,
saya mendatangi atasan saya, saya mengatakan yang sebenarnya, saya
bercerita, dan saya malu. Terbayang dalam benak saya, bagaimana sedihnya
ayah saya yang mungkin masih membayangkan anaknya selesai kuliah,
tumpuan harapan masa mudanya. Saya mengecewakannya. Dan terlebih
lagi, saya telah mengecewakan diri saya sendiri.
Atasan saya memberikan arahan yang sangat positif, bahwa apa yang
berlalu adalah HARUS berlalu, poinnya adalah bahwa kita harus terus maju.
Adalah bahwa saya telah membuat kesalahan, namun saya harus mampu,
harus bisa, harus mau untuk memperbaikinya, dan meyakinkan bahwa kali
ini dengan komitmen yang matang.
Seselesainya saya berkonsultasi dengan Atasan saya, akhirnya saya
memutuskan untuk membayar apa yang telah saya hutangkan dalam hidup
saya, saya harus menyelesaikan apa yang sudah saya mulai. Mulailah saya
mencari-cari informasi kampus yang menerima sistem konversi dan dengan
akreditasi baik. Selaras dengan tujuan dalam karir saya, saya fokus mencari
kampus yang masuk dalam daftar “diakui” di kantor saya. Karena kebetulan
kantor saya adalah BUMN yang menerapkan sistem bahwa hanya lulusan
dari kampus-kampus tertentu saja yang bisa dijadikan karyawan dan
berkarir di internal.
36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore
Hari berganti hari, minggu berganti minggu, akhirnya saya menetapkan
Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) sebagai pilihan saya,
universitas ini masuk dalam daftar di HRD, dan menurut hasil pengamatan,
universitas ini memiliki akreditasi yang sangat baik untuk Fakultas
Komunikasi-nya.
Akhirnya, pada semester ganjil di tahun 2010, saya resmi menjadi
Mahasiswa FIKOM di Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) dan
mulai kuliah pada akhir Agustus 2010.
Saat ini, menjadi seorang mahasiswa lagi, ada banyak hal yang memenuhi
kepala saya:
1. Saya membayar kembali Uang masuk kuliah, sekarang saya
menggunakan dana dari pos lain yang rencananya akan kami
gunakan untuk hal lain. Saya berhutang pada anak saya, karena
seharusnya ini adalah dana untuk sekolah dia dimasa mendatang.
2. Saya menjalani lagi beberapa mata kuliah yang dulu sudah pernah
saya dapatkan namun tidak diakui di UPDM.
3. Selalu satu kelas dengan anak-anak yang lebih muda 5-6 tahun. Dan
saya sempat flash back lagi, bahwa saya seumuran itu juga pada saat
dulu melanjutkan S1, dan kami memandang orang yang lebih tua itu
‘gak asik’. Dan, ternyata saya diposisi itu juga sekarang.
4. Membagi waktu antara Keluarga, Anak, Pekerjaan, dan Kuliah.
Sungguh 24 jam itu tidak cukup bagi saya.
5. Saya tidak bisa sesering dulu lagi untuk bersama anak saya.
6. Saya tetap menjadi “sekretaris” di tahun ke 9 pengalaman berkarir
saya.
Tapi, itulah harga yang harus saya bayar untuk memperbaiki kesalahan
saya, suatu jalan untuk menyelesaikan apa yang dahulu telah saya mulai
dengan kesombongan dan saya akhiri dengan kegagalan dengan cara
pecundang. Dan saat ini, Saya teguhkan harapan, tujuan, dan cita-cita saya,
serta dengan komitmen yang matang, saya memandang masa depan saya.
36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore
Masa Depan Memberikan Harapan
Harapan adalah suatu keinginan dari hati supaya sesuatu terjadi –
dimasa depan. Sesuatu yang diinginkan untuk terjadi di masa depan. Jika
diuraikan menurut Teori Kebutuhan Manusia Abraham Maslow, maka
harapan saya saat ini untuk dapat terjadi di masa depan sudah dalam tahap
ke-4 (keempat) dan ke-5 (kelima) Teori Kebutuhan Manusia, yaitu
Tahap 4 – Harga Diri
Harapan dimana saya harus memperolah kepercayaan dari orang-
orang disekitar saya, termasuk diri saya sendiri. Berkomitmen pada
diri sendiri untuk:
1. Berhasil lulus tepat waktu dengan nilai yang baik. Tidak
sekedar lulus.
2. Membayar hutang waktu kepada Anak dan Suami yang
selama kuliah ini terpaksa saya dua’kan dengan kuliah dan
tugas-tugas.
3. Dalam jangka panjang, yaitu dapat melanjutkan rencana saya
untuk lebih meluangkan waktu kepada keluarga dengan tetap
bisa mandiri secara financial.
Tahap 5 – Aktualisasi Diri
Dimana saya butuh untuk membuktikan diri saya, mengejar apa
yang saya mau wujudkan dimasa depan. Saya akan kejar
ketertinggalan saya, dan membuktikan bahwa saya bisa lebih
berkarir di kantor saya sekarang, dan bukan hanya jadi Sekretaris.
Saya akan bisa jadi LEBIH, dan saya bisa BERKOMPETISI.
36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore
GARIS MASA HIDUP
Masa Depan Memberikan Harapan
1. Lulus dengan nilai yang baik.
2. Melanjutkan rencana dan tujuan yang belum tercapai.
Masa Sekarang Memberikan Pemikiran1. Membayar kesalahan dengan berusaha Kuliah
kembali, Berusaha menyelesaikan apa yang telah saya mulai sebelumnya.
2. Tetap optimis dan tidak melupakan Komitmen.
Masa Lampau Memberikan Pengalaman1. Gagal Menyelesaikan Studi2. Gagal Mendapatkan Kesempatan
Meningkatkan Karir