Tugas_Ilmu Budaya Dasar

57
TUGAS ILMU BUDAYA DASAR Ibu Hamsinah S. Ag, M. Si Disusun Oleh: IKA SULVIANY RACHMAN NIM: 201041580 Kelas I - Sore FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)

description

Ilmu Budaya Dasar

Transcript of Tugas_Ilmu Budaya Dasar

Page 1: Tugas_Ilmu Budaya Dasar

TUGAS

ILMU BUDAYA DASARIbu Hamsinah S. Ag, M. Si

Disusun Oleh:

IKA SULVIANY RACHMAN

NIM: 201041580

Kelas I - Sore

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)

Jalan Hang Lekir No. 1/8, Jakarta Pusat

2011

Page 2: Tugas_Ilmu Budaya Dasar

23Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore

BAB II

MANUSIA DAN CINTA KASIH

Hal. 15

SOAL

Bacalah dengan seksama kasus dibawah ini:

Yth Ibu Win,

Saya seorang remaja berusia 18 tahun. Sudah 1 tahun saya menjalin kasih

dengan salah seorang teman kuliah saya. Akhir-akhir ini dia berubah.

Semua tugas kuliah yang biasanya kami kerjakan bersama, sekarang dia

meminta saya untuk mengerjakannya. Dia juga memaksa saya untuk

mengikuti gaya hidupnya yang suka nongkrong di café dan clubbing setiap

pulang kuliah. Kendati demikian saya menurutinya karena cinta. Lama

kelamaan saya merasa tersiksa atas perubahannya tersebut. Ibu Win apa

yang harus saya lakukan agar dia dapat merubah kebiasaanya tersebut?

Apakah hubungan ini harus saya akhiri atau saya pertahankan?

Terima kasih,

X – Jakarta (Sumber: Cosmopolitan Girl 2009)

PERTANYAAN:

Setelah membaca permasalahan diatas, menurut Saudara apakah

tindakan berdasarkan cinta atau nafsu? Jelaskan! (dihubungkan

dengan materi perkuliahan). Apa tanggapan dan solusi dari

permasalahan tersebut yang Saudara berikan kepada X? Jelaskan!

JAWABAN:

A. Perasaan Nona X dalam kasus ini dibagi menjadi 2 fase yaitu:

1. Fase satu tahun terakhir sampai dengan pada awal dimana sang

pacar berubah: dia melakukannya dengan CINTA karena 4 syarat

untuk mewujudkan cinta kasih telah terpenuhi, yaitu:

Page 3: Tugas_Ilmu Budaya Dasar

36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore

Knowledge: Baik Nn. X dan pacarnya telah saling mengenal

dan mengetahui karakter masing-masing. Keselarasan

tercapai dengan kesediaan keduanya untuk melakukan

beberapa hal positif bersama-sama. Contohnya seperti belajar

bersama.

Responsibility: Keduanya baik Nn. X dan pacarnya tergolong

bertanggung jawab karena hubungan masih selaras untuk

dijalani untuk sesuatu yang positif.

Care: Perhatian satu sama lain di hati keduanya masih

terpelihara dengan baik. Selain itu, ketika pada fase dimana

sang pacar mulai berubah, Nn. X masih menunjukkan sikap

memberi tanpa menuntut, yaitu dengan bersedia menerima

dan mengikuti perubahan kekasihnya yang cenderung

berubah kearah negatif.

Respect: Satu sama lain saling menghormati dengan tidak

merendahkan atau melecehkan lainnya.

2. Pada fase saat sang pacar berubah ke arah negatif, perasaan Cinta itu

telah berubah, hal ini terindikasi dengan dengan pernyataan Nn. X

dimana dia menyebutkan “lama kelamaan saya merasa tersiksa atas

perubahannya tersebut”, pernyataan ini menunjukkan bahwa

beberapa unsur CINTA antara keduanya tidak dapat terpenuhi:

Afeksi: sang pacar tidak lagi menghargai Nn. X dengan

memintanya mengerjakan tugas-tugas kuliahnya.

Nn. X tidak lagi menunjukkan unsur “keikhlasan untuk

memberi”.

hubungan yang telah dijalaninya ini tidak lagi memberikan

suatu “ikatan” yang memuaskan kebutuhan dasar emosinya,

dalam hal ini Nn. X.

Sang pacar menunjukkan sikap Non-Altruisme kepada Nn.X,

yaitu dengan bersikap egois terhadap Nn. X.

Page 4: Tugas_Ilmu Budaya Dasar

36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore

B. Menurut saya, tindakan yang harus dilakukan untuk merubah

kebiasaanya adalah bahwa dengan dengan menunjukkan cinta Anda

dengan cara yang lain. Yaitu dengan memintanya berubah demi

terciptanya hubungan yang positif dan saling memberi kebaikan.

Salah satu syarat cinta adalah “care”, jadi tunjukkan bahwa Anda

“peduli” dengan pacar Anda dengan memberikan pendapat Anda

langsung kepadanya bahwa tindakan yang dilakukan pacar Anda

seperti menyepelekan kuliah adalah suatu tindakan yang tidak

bertanggung jawab. Dengan ikatan yang telah tercipta diantara Anda

dan pacar, berikan perasaan padanya bahwa apa yang dia lakukan

salah.

Dalam proses ini, kita tunjukkan kembali bahwa Knowledge,

Responsibility, Care, dan Respect masih dapat kita tunjukkan, dan

apakah sang pacar juga masih menunjukkan hal yang sama.

Dengan bekal perasaan-perasaan tersebut, dan dalam prosesnya

untuk merubah kebiasaan negatif pacar Anda, maka lama kelamaan

Anda akan melihat dan merasakan apakah dia merasakan “cinta”

yang sama dengan 2 kemungkinan hasil, yaitu dapat berubah dan

tidak dapat berubah.

Jika sang pacar dapat berubah, maka inilah saatnya untuk

melanjutkan hubungan Anda dengannnya, karena seperti yang

dikemukakan oleh Dr. Sarlito W. Sarwono, anda telah berhasil

merubahnya kembali dengan bekal keterikatan, keintiman, dan

kemesraan yang terjalin antara anda dan dirinya.

Namun apabila dia tidak dapat berubah, maka ini pulalah saatnya

dimana anda harus menghentikan hubungan ini, dimana Anda telah

memberikan “service” anda untuk membantunya, tapi anda dan dia

telah berada pada kondisi “kecintaan” yang berbeda.

Page 5: Tugas_Ilmu Budaya Dasar

23Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore

BAB III

MANUSIA DAN KEINDAHAN

Hal. 17

SOAL

Bacalah dengan seksama puisi dibawah ini:

BUAH RINDU

Karya: Amir Hamzah

Tuan aduhai mega berarak

Yang meliputi dermaga raya

Berhentilah tuan diatas terrak

Anak lekat musyafir lata

Sesaat sejenak mata beta berpesan

Padamu tuan aduhai awan

Arah menata tuan berjalan

Di negeri manakah tuan bertahan

Sampaikan rinduku pada adinda

Bisikkan rayuanku pada juwita

Liputi lututnya muda kencana

Serupa beta memeluk dia

Ibu, konon jauh tanah selindung

Tempat gadis duduk berjuntai

Bunda, hajat hati memeluk gunung

Apakah daya tangan tak sampai

Page 6: Tugas_Ilmu Budaya Dasar

36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore

PERTANYAAN

Setelah Saudara membaca dan menganalisa puisi diatas, sebutkan dan

jelaskan nilai estetik, nilai subjektif, nilai objektif, nilai ekstrinsik, dan nilai

instrinsik dari puisi tersebut?

JAWABAN

1. Nilai Estetik:

Yaitu kerinduan sang pengarang kepada kampung halaman yang

dirasakannya pada saat sedang berlabuh, dalam perjalanan merantau.

2. Nilai Subjektif:

Sang pengarang berkata dengan nada pelan akan kerinduaannya

kepada seorang kekasih, ia merasa kesedihan mendalam untuk

bertemu kekasih hati, pertemuan itu merupakan kesempatan seperti

hamba memeluk dia.

3. Nilai Objektif:

Puisi ini sangat indah karena menggunakan sang pengarang Amir

Hamzah sebagai objek, pada saat ingin merantau ke negeri seberang,

namun ia pun belum tahu di manakah ia bertahan .

4. Nilai Ekstrinsik:

Kata yang digunakan sang pengarang sangat indah seperti awan

gunung dan tanah ia menyampaikan pesan kepada orarang yang di

ridukan secara lebih meluas dan menggunakan perumpamaan alam.

5. Nilai Intrinsik:

Sang pengarang mengungkapkan kerinduaan kepada kampung

halaman selama ia merantau. kerinduan itu di lukiskan dengan

berbagai bentuk dan di tujukan kepada tanah air indonesia

Page 7: Tugas_Ilmu Budaya Dasar

23Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore

BAB IV

MANUSIA DAN PENDERITAAN

Hal. 21

SOAL

Bacalah dengan seksama artikel dibawah ini:

30 Persen Masyarakat Indonesia Alami Gangguan Kesehatan Jiwa

Jakarta, Kasus gangguan kesehatan jiwa di Indonesia terus menunjukkan

peningkatan. Jumlah masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan jiwa

seperti stres, depresi, cemas berlebihan, ketakutan, hingga kasus parah

shizoprenia mencapai angka 20-30 persen.

Dari jumlah di atas, 2-3 persen mengalami gangguan jiwa kronis kegilaan

dan schizofrenia. Meningkatnya pasien gangguan kesehatan jiwa ini karena

dipicu oleh masalah ekonomi, stres sosial, stres kerja, trauma bencana,

korban kejahatan. Sayangnya masalah gangguan kesehatan jiwa belum

menjadi prioritas kesehatan yang dibuat pemerintah.

Demikian dikatakan oleh pakar kesehatan jiwa, Dr. Suryo Dharmono,

SpKJ(K) dalam acara media gathering: Kesehatan Jiwa Sebagai Tanggung

Jawab Siapa?, di Hotel Manhattan, Jakarta, Senin (26/10/2009).

"Diperkirakan orang-orang yang mengalami gangguan kejiwaan ringan

hingga berat jumiahnya 30 persen, lebih besar daripada sekedar angka 2

persen hingga 3 persen dalam data statistik," ujar Dr. Suryo.

Padahal bila salah satu anggota keluarga ada yang mengalami gangguan

kesehatan jiwa berat maka praktis seluruh sistem kehidupan keluarga

terganggu. Seperti dicontohkan Dr Suryo terhadap kasus yang dialami

seorang ibu yang sebut saja bernama Nyonya A berusia 65 tahun.

Page 8: Tugas_Ilmu Budaya Dasar

36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore

Ny. A divonis menderita dementia (pikun) disertai gangguan perilaku dan

sudah beberapa kali tinggal di rumah sakit. Ny A tinggal bersama putra

sulung, menantu, dan tiga orang cucu dengan status sosial ekonmi yang

cukup balk.

Beban yang dialami Ny A ternyata juga menjadi beban berat bagi

keluarganya. Sanipai-sampai putranya mengungkapkan keinginannya untuk

memindahkan sang ibu ke panti jompo. "Daripada kami sekeluarga ambruk

bersama," tutur sang anak seperti diceritakan Dr Suryo.

Tidak mudah memang untuk bisa mendeteksi gangguan kesehatan jiwa,

karena banyak masyarakat yang belum terlalu peduli dengan masalah ini.

Bahkan di beberapa negara di Eropa, sebagian besar orang hams melewati

waktu 5 sampai 10 tahun hingga akhirnya gangguan kesehatan jiwa tersebut

terdiagnosa dengan tepat.

Dr Suryo mengatakan untuk bisa membantu proses penyembuhan penderita

gangguan kesehatan jiwa dibutuhkan kombinasi dari terapi medis, toleransi

serta dukungan yang besar dari keluarga dan orang sekitamya terhadap

pasien. Namun, seringkali stigma buruk dari masyarakat terhadap orang

dengan gangguan kesehatan jiwa membuat pengobatan tersebut terhambat.

"Sampai saat ini kesehatan jiwa masih menjadi prioritas bawah dan tidak

termasuk dalam bagian utama praktik, kebijakan dan agenda kesehatan,

sehingga banyak orang yang sulit mendapatkan pelayanan kesehatan untuk

jiwa," ungkap dokter dari departemen Psikiatri FKUI/RSCM.

Dr Suryo menambahkan karena kurangnya pelayanan kesehatan jiwa,

membuat orang yang memiliki gangguan kesehatan jiwa tidak mendapatkan

pengobatan yang tepat. Sehingga banyak terjadi kasus pemasungan,

penelantaran, gelandangan psikotik,' perilaku kekerasan, penyalahgunaan

obat-obatan dan kriminalitas.

Untuk dapat memperbaiki masalah ini, Dr Suro menyarankan agar rumah

sakit jiwa diganti menjadi fasilitas rehabilitasi psikososial. Dia juga menilai

Page 9: Tugas_Ilmu Budaya Dasar

36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore

perlunya penyediaan konsultasi di tiap puskesmas seperti yang sudah

dilakukan puskesmas Tebet Jakarta dimana terdapat poli konsultasi,

sehingga orang tidak merasa sungkan untuk berobat.

Di puskesmas tersebut rutin diadakan perkumpulan antara pasien dengan

keluarga untuk menjelaskan masalah dan apa saja yang dubutuhkan oleh

pasien. Sehingga pasien lebih merasa dihargai dan tidak mendapatkan

perbedaan yang berarti dengan masyarakat lainnya. Serta dilakukan pula

kunjungan ke rumah sebagai pendekatan langsung untuk mengontrol

pengobatan dan kondisi dari pasien itu sendiri.

Masalah gangguan kesehatan jiwa bisa dideteksi oleh diri sendiri. Misalnya,

jika mengalami sedih yang berlebihan yang membuat sulit untuk

konsentrasi dan menurunkan kualitas hidup, sebaiknya segera

dikonsultasikan agar tak keterusan menjadi gangguan kesehatan jiwa.

(Sumber: detikHealth)

Pertanvaan : Setelah Saudara membaca dan menganalisa artikel tersebut

di atas, sebutkan dan jelaskan penderitaan apa yang dialami oleh 30%

masyarakat Indonesia? Sebutkan dan jelaskan apa penyebab intern dan

ekstem sehingga timbulnya penderitaan tersebut? Bagaimana cara

mengatasi penderitaan tersebut di atas?

JAWABAN

Disebutkan dalam paragraph pertama:

“Jakarta, Kasus gangguan kesehatan jiwa diIndonesia terus

menunjukkan peningkatan. Jumlah masyarakat yang mengalami

gangguan kesehatan jiwa seperti stress, depresi, cemas berlebihan,

ketakutan, hingga kasus parahshizoprenia mencapai angka 20-30

persen”

Dan disebutkan di paragraph kedua:

“dari jumlah diatas, 2-3 persen mengalami gangguan jiwa kronis

kegilaan dan schizophrenia. Meningkatnya pasien gangguan kesehatan

Page 10: Tugas_Ilmu Budaya Dasar

36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore

jiwa ini karena dipicu oleh masalah ekonomi, stress sosial, stress kerja,

trauma bencana, korban kejahatan. Sayangnya masalah gangguan

kesehatan jiwa belum menjadi prioritas kesehatan yang dibuat

pemerintah”

A. Sebutkan dan Jelaskan penderitaan apa yang dialami oleh 30%

masyarakat Indonesia.

Dari petunjuk uraian berita tersebut, terlihat bahwa jenis penderitaan

yang memungkinkan adalah:

1. Frustasi:

Yaitu suatu keadaan dimana satu kebutuhan tidak dapat terpenuhi

dan tujuannya tidak kunjung tercapai karena satu atau beberapa hal

yang menghalanginya.

Dengan mengkaitkan pada peristiwa besar akhir-akhir ini, perasaan

ini dapat timbul seiring dengan buruknya kondisi ekonomi di

Indonesia, yang sudah pasti lebih berdampak besar pada kaum

menengah ke bawah, dimana harga-harga kebutuhan primer makin

tak terjangkau oleh kaum menengah ke bawah.

Frustasi juga memungkinkan menyerang kaum menengah ke atas.

Iklim ekonomi yang tidak baik, investasi luar negeri yang cenderung

loyo karena dampak dari krisis global, dapat mempengaruhi kegiatan

perekonomian yang dirasakan oleh para kaum menengah ke atas dan

pengambil keputusan di perusahaan-perusahaan.

2. Ketakutan atau Phobia

Phobia bisa dirasakan oleh kaum manapun di masyarakat Indonesia,

maka jika dikaitkan dengan issue besar di Negara ini, maka phobia

yang memungkinkan adalah:

Page 11: Tugas_Ilmu Budaya Dasar

36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore

Antlophobia atau Ketakutan akan air dan Hydrophobia atau

Ketakutan terhadap air yang dapat menyerang siapapun.

kehadiran banjir di Indonesia baik di ibukota ataupun di

daerah lain, tidak pelak menimbulkan momok tersendiri bagi

masyarakat, terlebih ketika hadirnya musim hujan. Banjir di

Indonesia kerap kali menelan korban jiwa, sehingga

keluarga yang ditinggalkan dan berhasil hidup mengalami

trauma tersendiri pada air dan duka mendalam atas

kehilangannya pada anggota keluarganya.

Claustrophobia: Ketakutan akan ketinggian. Peristiwa ini

berhubungan dengan maraknya kecelakaan pesawat terbang

yang terjadi di Tanah Air dalam kurun waktu beberapa tahun

belakangan ini. Beberapa kecelakaan pesawat terbang telah

berhasil mendarat dengan selamat dan meninggalkan trauma

mendalam bagi penumpang-penumpangnya yang selamat.

Namun beberapa kasus kecelakaan pesawat lainnya bahkan

terjadi sangat fatal sampai akhirnya bangai kapal tidak dapat

ditemukan lagi atau hancur di udara yang menimbulkan

trauma mendalam pada keluarga yang ditinggalkan.

Anthropophobia atau Ketakutan akan keramaian dan

Achluophobia atau ketakutan akan gelap. Baru saja

diberitakan di TV, pengalaman seorang anak kecil yang kini

sudah beranjak remaja dan duduk di bangku SMA, masih

mengalami gangguan ketakutan pada keramaian dan

kegelapan. Hal ini dipicu dari pengalaman sang anak pada

saat kerusuhan di tahun 1998 dimana pada saat itu dia masih

berumur 5 tahun dan diajak untuk menonton film di sebuah

mall oleh tantenya. Kerusuhan terjadi saat film sedang

diputar dan kepanikan masa terjadi saat itu juga di ruangan

bioskop yang begitu sempit dan gelap. Korban-korban lain

Page 12: Tugas_Ilmu Budaya Dasar

36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore

dari peristiwa ini juga banyak yang masih menjalani

perawatan dari psikiater.

3. Kesepian: yaitu suatu keadaan yang dialami seseorang dimana dia

merasa sepi walau ia sedang dalam lingkungan yang ramai. Kondisi

ibukota yang individualistis, cenderung kosmopolit, dan

materialistik, dapat membuat warganya mengalami suatu kesepian.

Di suatu sisi dia tenggelam dalam pekerjaan yang super sibuk,

rutinitas yang selalu tertarget, dan kemacetan yang setiap hari

ditemui pada saat raga sudah kelelahan. Kondisi semacam ini, jika

tidak diselingi dengan variasi kondisi, maka akan membuat

seseorang cenderung tidak bergairah, tidak memiliki semangat,

merasa bosan, dan tidak memiliki arti hidup.

B. Sebutkan dan Jelaskan penyebab intern dan ekstern sehingga

timbulnya penderitaan tersebut.

1. Penyebab Intern: yaitu penyebab yang berasal dari pikiran atau diri

kita sendiri:

Kurang membuka diri terhadap orang lain untuk membagi

masalah atau sekedar bercerita permasalahan pribadi.

Bersifat pesimis

Memandang dunia dari sudut pandang yang negatif.

Kurang memanfaatkan kelebihan diri, dan berfokus pada

kekurangan

2. Penyebab Ekstern: yaitu penyebab yang berasal dari luar diri kita,

contohnya faktor lingkungan.

Lingkungan yang tidak kondusif baik di kantor, sekolah,

atau dirumah

Kondisi fisik lingkungan yang tidak memadai, misalnya:

Jakarta dengan segala aksesorisnya, seperti banjir, macet,

pohon tumbang, kebersihan, dll.

Page 13: Tugas_Ilmu Budaya Dasar

36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore

Pemerintah yang kurang memperhatikan kondisi kejiwaan

masyarakatnya.

C. Bagaimana cara mengatasi penderitaan tersebut diatas.

Cara mengatasi penderitaan tersebut diatas adalah:

1. Dari segi personal atau diri sendiri atau perorangan:

Senantiasa berdoa pada Tuhan YME

Berpikir positif dan optimis

Kembangkan kelebihan, lupakan kekeliruan

Tidak menyerah pada kegagalan

Mencari cara baru yang efisien menurut kenyamanan diri.

Berkonsultasi ke Psikiater atau Guru Spritual

Meluangkan waktu untuk berinteraksi secara mendalam

dengan orang terdekat dan orang yang dipercayai.

Meluangkan waktu untuk memberi perhatian pada orang-

orang di sekitar kita yang sering bertemu, hal ini juga dapat

mencegah orang lain melakukan hal yang negative dalam

mengatasi masalah penderitaannya.

2. Dari segi Pemerintah

Perlu dibuat suatu fasilitas umum yang memperhatikan

kesehatan jiwa masyarakat, khususnya untuk masyarakat

menengah ke bawah, dengan membuka praktek konseling di

balai kesehatan masyarakat secara rutin dan berkelanjutan.

Perlu dibuat suatu dinas yang secara efektif dan

berkomitmen untuk mengurus secara khusus para pengidap

masalah kejiwaan yang bertebaran di jalan. Secara yuridis,

mereka masih merupakan warga Negara Indonesia, maka

berhak untuk mendapatkan perhatian yang layak dari

pemerintah.

Page 14: Tugas_Ilmu Budaya Dasar

23Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore

BAB V

MANUSIA DAN KEADILAN

Hal. 25

SOAL

Bacalah dengan seksama artikel dibawah ini:

Sehari Hidup Dengan Rp. 4000,-

Nyeruput teh dulu di sini, Neng. Panas banget," ajak Kusnan (47) sambil

menuju lapak waning minuman di sudut Pasar Cipulir, Jakarta Selatan,

Selasa (20/10). Setumpuk celana pendek dagangannya disampirkan di

sandaran kursi plastik. Tas pinggang dibukanya, hanya tampak empat

lembar uang ribuan dan buku catatan kecil kumal.

Kusnan mencomot sepotong tempe goreng dan raeneguk teh hangat, makan

siangnya hari itu. "Beginilah, sudah dari jam delapan keliling pasar, baru

empat orang yang bayar kredit celana. Kalau lagi untung, setengah hari

begini sudah dapat Rp 15.000, bisa makan nasi saya," katanya.

Kusnan salah satu dari banyak penjual pakaian secara kredit dengan daerah

operasi di pasar-pasar dan perkampungan di Jakarta, Selain celana pendek,

dagangan mereka antara lain daster, pakaian anak-anak, celana jin, busana

muslim, hingga pakaian dalam perempuan.

Konsumen mereka mulai dari pekerja di pasar, pemilik lapak-lapak kecil,

hingga ibu-ibu rumah tangga. Harga dagangan mulai dari Rp 10.000 untuk

tiga pakaian dalam anak-anak sampai Rp 200.000 untuk satu setel busana

muslim plus kerudung atau jilbab. Waktu dan besar cicilan disesuaikan

dengan kemampuan konsumen.

Page 15: Tugas_Ilmu Budaya Dasar

36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore

Harga celana pendek dagangan Kusnan, misalnya, rata-rata Rp 10.000-Rp

20.000. Yang berminat cukup membayar Rp 1.000 per hari. "Setiap hari,

paling tidak ada satu sampai 20 celana bisa saya jual. Cicilan pertama

dibayar saat itu juga, Pemasukan lain dari nagih ke pembeli sebelumnya.

Sayangnya, selalu saja ada yang menunggak, bahkan tidak bayar karena

pindah atau benar-benar tidak punya uang. Mau ditarik barangnya tidak

mungkin, sudah telanjur dipakai," katanya.

Kusnan menambahkan, ia mengambil celana itu dari perajin konveksi yang

juga tetangga sebelah rumah petak kontrakannya, tak jauh dari Pasar

Cipulir. Bergantung model, bahan, dan ukuran, celana jualannya dipatok Rp

6.000-Rp 12.000 per potong. Kalau lancar, Kusnan sebenarnya bisa untung

Rp 4.000-Rp 8.000 setiap satu celana yang lunas terbayar.

Sekitar enam tahun lalu, Kusnan mengaku memiliki lapak kecil tempat ia

dan istrinya berdagang pakaian di dekat Pasar Kebayoran Lama. Namun,

nasib membawanya menjadi korban gusuran. Lnsinan pakaian dan lapak

disita petugas, tak pernah kembali. Tanpa modal, Kusnan kesulitan memuiai

lagi membuka usahanya

"Saya sudah dari umur 15 tahun merantau dari Tegal, Jawa Tengah, ke sini.

Pemah jadi tukang batu sebelum akhirnya bisa buka lapak. Setelah digusur,

istri dan tiga anak saya masih butuh makan. Ya sudah, jadi tukang kredit

celana. Pendapatan turun, tetapi antigusuran," katanya tergelak.

Bagi Kusnan, tidak ada alasan untuk tidak tertawa di sela-sela keletihan

akibat berkcliling Pasar Cipulir dan kampung-kampung di sekitarnya.

Selasa kemarin, jika nasib baik belum menghinggapinya, dipastikan hanya

kurang dari Rp 4.000 yang bisa diberikannya kepada sang istri. Yang

penting usaha, tegasnya.

Page 16: Tugas_Ilmu Budaya Dasar

36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore

"Mau tidak mau, harus mau. Tidak ada yang menolong. Kucuran kredit dari

pemerintah kata Neng? Tidak pernah ditawarkan ke kami. Tempat untuk

pedagang kecil saja susah, apalagi bantuan modal. Mungkin karena kami

enggak puny a, jadi enggak pernah ditanyain maunya apa?" tambah Kusnan.

Pekerja nonformal seperti Kusnan hanyalah segelintir orang yang terselip di

antara jutaan warga miskin. Di jalanan Ibu Kota, sudut-sudut perempatan,

hinggakolong jembatan, tampak kehidupan orang-orangyang tidak punya

jalan keluar menggantungkan hidup dari mengemis.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik 2009, tingkat kemiskinan sekarang

mencapai 15,4 persen dari sekitar 220 juta penduduk Indonesia Bagaimana

mengentaskan mereka dari kemiskinan?

Tentu ini menjadi pekerjaan rumah bagi kepemimpinan Presiden dan Wakil

Presiden baru, Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono. Apalagi dalam

pidato kenegaraan saat dilantik di Gedung MPR/DPR, Selasa kemarin, SBY

menekankan bahwa target utama kinerja pemerintahan dalam lima tahun ke

depan adalah meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Masyarakat masih menunggu bisakah target periode pemerintahan terdahulu

mereduksi angka kemiskinan menjadi 8,2 persen terpenuhi dalam lima

tahun ke depan? Lihat saja nanti. (NELI TRIANA) Sumber: (Kompas.com

21/10/09)

Pertanyaan : Setelah Saudara membaca dan menganalisa artikel di

atas, sebutkan dan jelaskan jenis keadilan apa yang terdapat di berita

tersebut? Menurut Saudara apa solusi dari masalah tersebut di atas

dengan dihubungkan dengan usaha menciptakan keadilan? Jelaskan!

Page 17: Tugas_Ilmu Budaya Dasar

36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore

JAWABAN

Menurut saya , jenis keadilan yang terdapat dalam artikel diatas adalah

Keadilan Manusia, yaitu keadilan dalam hubungan antar sesama manusia.

Lebih khususnya adalah sebagai berikut:

1. Keadilan dalam hubungan Koordinasi

Pada paragraph 5 disebutkan:

“Harga celana pendek dagangan Kusnan, misalnya, rata-rata Rp

10.000-Rp 20.000. Yang berminat cukup membayar Rp 1.000 per

hari. "Setiap hari, paling tidak ada satu sampai 20 celana bisa saya

jual. Cicilan pertama dibayar saat itu juga, Pemasukan lain dari

nagih ke pembeli sebelumnya. Sayangnya, selalu saja ada yang

menunggak, bahkan tidak bayar karena pindah atau benar-benar

tidak punya uang. Mau ditarik barangnya tidak munglrin, sudah

telanjur dipakai," katanya.”

Pada paragraph ini tergambar ketidak adilan yang dialami oleh

Kusnan dalam hubungan koordinasinya dengan para pembeli.

Beberapa Pembelinya telah berlaku tidak adil kepada Kusnan karena

tidak melunasi hutangnya dengan tuntas atau bahkan tidak

membayar sama sekali.

2. Keadilan dalam hubungan Superodinasi.

Keadilan Superordinasi juga dialami oleh Kusnan. Secara umum hal

ini tercermin dari kondisi Kusnan saat ini, Kusnan adalah warga

Negara Indonesia, dan sudah menjadi haknya untuk mendapat

penghidupan yang layak melalui mekanisme pemerintah, sudah

seharusnya pemerintah menciptakan lapangan pekerjaan yang layak

bagi rakyatnya agar tidak ada lagi rakyat seperti Kusnan yang

bingung mencari nafkah. Sehubungn dengan kodrat manusia sebagai

mahluk Ekonomis, maka tergambar bahwa Kebutuhan Ekonomis

Kusnan saat ini belum sepenuhnya terpenuhi

Page 18: Tugas_Ilmu Budaya Dasar

36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore

Dan jika dilihat dari kasus Kusnan, secara khusus tertera dalam

paragraph 7

“Sekitar enam tahun lalu, Kusnan mengaku memiliki lapak kecil

tempat ia dan istrinya berdagang pakaian di dekat Pasar

Kebayoran Lama. Namun, nasib membawanya menjadi korban

gusuran. Lnsinan pakaian dan lapak disita petugas, tak pernah

kembali. Tanpa modal, Kusnan kesulitan memuiai lagi membuka

usahanya”

Pemerintah dalam perpanjangan tangannya melalui polisi dan polisi

pamong praja telah menggusur Kusnan dan Lapaknya, secara

keadilan, segala yang diambil harus ada kompensasi-nya. Adil

adalah tidak berat sebelah dan tidak sewenang-wenang. Dalam hal

ini Kusnan telah diperlakukan sewenang-wenang dan tidak adil,

karena tidak adanya kompensasi yang diberikan oleh

pemerintah/penggusur atas barang-barang kepemilikannya yang

dirampas.

Page 19: Tugas_Ilmu Budaya Dasar

36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore

BAB VI

MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB

Hal. 29

SOAL

Bacalah dengan seksama buku Riwayat Hidup Prof. Dr. Moestopo

danjawablah pertanyaan dibawah ini:

PERTANYAAN:

Sebutkan dan jelaskan tanggung jawab dan pengabdian serta

pengorbanan yang telah dilakukan dan diberikan oleh Bapak Prof. Dr.

Moestopo semasa hidup beliau?

JAWABAN

A. TANGGUNG JAWAB YANG TELAH DIBERIKAN DAN

DILAKUKAN OLEH BAPAK PROF. DR. MOESTOPO

SEMASA HIDUP

Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala

sesuatunya, adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau

perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Menurut

sejarah, tanggung jawab yang telah dilakukan oleh Prof. Dr. Moestopo

adalah sebagai berikut:

1. Tanggung jawab terhadap diri sendiri

Dikisahkan bahwa Bapak Moestopo semasa kecil sudah bekerja

baik untuk mencari kegiatan, mencari tambahan uang, atau bahkan

setelah Bapaknya meninggal, Bapak Moestopo kecil telah terbiasa

mencari tambahan untuk biaya sekolahnya, yang pada saat itu

memang menerima bantuan dari Saudara dan kerabat. Tapi sampai

dengan waktu dimana Bapak Moestopo sudah mandiri, beliau

Page 20: Tugas_Ilmu Budaya Dasar

36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore

tetap berpegang teguh pada kerja keras dan semangat. Beliau

bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri untuk tetap menjadi

manusia yang berguna, berhasil, dan bersemangat juang.

2. Tanggug jawab terhadap Keluarga:

Pada masa sebelum menikah, Bapak Moetopo menunjukkan

tanggung jawabnya dalam hal keberhasila belajar yang gemilang

dan memuaskan, ditambah lagi dengan sikapnya yang gemar

bekerja keras, hal ini memenuhi harapan dari Paman, Bibi, Kakak

kandung, kakak ipar, atau kerabatnya yang telah membantunya

dalam hal biaya sekolah dan bahkan tempat tinggal.

3. Tanggung jawab terhadap masyarakat

Bapak Moestopo semasa kecil sampai dengan akhir khayatnya

telah memenuhi tanggung jawabnya terhadap masyarakat dalam

bentuk: Selalu rutin untuk ikut dalam kerja bakti setiap minggu,

membuka praktek konsultasi gigi yang dibayar secara sukarela,

memberi kelas kursus tukang gigi yang dibayar secara sukarela,

mengobati masyarakat yang sakit tanpa lelah, dan sebagainya yang

melebihi kewajiban siapapun.

4. Tanggung jawab terhadap Negara/bangsa

Tanggung jawabnya diimplementasikan melalui bidang

pendidikan, kesehatan, agama, riset ilmiah, pertanian, penerangan,

teknologi, pembangaunan masyarakat desa, hubungan luar negeri,

bimbingan penyuluhan mental (Reclasering). Dan dalam bidang

kemiliteran dengan ikut membela tanah air sampai titik darah

penghabisan, bahkan turun dalam aksi peperangan dan

kemiliteran. Kesediaannya dalam melakukan apapun yang Beliau

sanggupi sebagai warga Negara telah melebihi tanggung jawab

warga Negara manapun. Beliau selalu siap sedia manakala Negara

memintanya untuk hal dan menjadi hal apapun, sungguh teladan

Page 21: Tugas_Ilmu Budaya Dasar

36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore

yang tak tertandingi. Contohnya: beliau siap ketika diminta untuk

memimpin rumah sakit, dan juga bersedia untuk turun perang

kembali untuk membela tanah air.

5. Tanggung jawab terhadap Tuhan

Bapak Moestopo mendengung-dengungkan prinsip kenegaraan

berdasarkan ketuhanan yang masa esa, beliau meyakini adanya

Tuhan YME dan mensyaratkan siapapun untuk percaya dan

beragama. Kepedulian Beliau terhadap sesame juga merupakan

wujud kecintaan Beliau pada Tuhan YME

Maka, dengan demikian sangat jelas bahwa Dr Moestopo bertanggung

jawab secara sadar merasa wajib untuk melaksanakan kewajibannya untuk

membantu orang-orang yang tidak mampu dengan berpikir rasional tanpa

tekanan apapun beliau menyadari bahwa harus melakukan sesuatu untuk

masyarakat dan pemerintah sesuai dengan kemampuan yang beliau miliki

B. PENGABDIAN DAN PENGORBANAN YANG TELAH

DIBERIKAN DAN DILAKUKAN OLEH BAPAK PROF. DR.

MOESTOPO SEMASA HIDUP

Salah satu yang dapat diuraikan adalah sebagai berikut:

1. Tahun 1950 Dokter Gigi Kolonel drg. R. Moestopo yang menjabat

sebagai Kepala Bagian Bedah Rahang RSPAD melihat bahwa di

Indonesia terutama di Jakarta masih banyak Tenaga Tukang Gigi

yang bekerja membuat gigi palsu, sebab pada saat itu banyak

rakyat/penduduk yang giginya rusak atau ompong. Sadar akan

terbatasnya tenaga terampil di bidang kesehatan gigi baik secara

kualitas maupun jumlahnya maka lahirlah gagasan Kolonel drg.

Moestopo untuk mendirikan Kursus Tukang Gigi. Pada Tahun

1952, lahir KURSUS KESEHATAN GIGI ” DR.

MOESTOPO” di rumah pribadi, sebagai sekolah.

Page 22: Tugas_Ilmu Budaya Dasar

36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore

2. Tahun 1957, kursus dikembangkan menjadi KURSUS TUKANG

GIGI INTELEK “DR. MOESTOPO” dan muridnya harus lulus

SMP dan menjalani pendidikan minimal satu tahun.

3. Tahun 1958 dikembangkan menjadi DENTAL COLLEGE “DR.

MOESTOPO” dengan dua jurusan yaitu : Sekolah Dentis dan

Sekolah Tukang Gigi Menengah

4. Tahun 1959 di kembangkan menjadi FAKULTAS TEKNOLOGI

GIGI “DR. MOESTOPO”, dan pada tahun 1961 ditingkatkan

menjadi FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI. Bersamaan

dengan status Lembaga Perguruan Tinggi ini, kehadiran FKG

merupakan embrio Universitas Prof. DR. Moestopo (Beragama)

demi memenuhi kebutuhan masyarakat pada saat itu. Pada tahun-

tahun selanjutnya didirikan dan dikembangkan pula Fakultas

Kedokteran Umum, Fakultas Sosial dan Politik, Fakultas

Ekonomi, Fakultas Tehnik Pertanian, Fakultas Ushuludin dan

Fakultas Publistik.Kampus terletak di Jalan Hanglekir I No. 8,

Kebayoran Baru - Jakarta Selatan 12120.

5. Pada tahun 1961 Bapak DR. Moestopo mendapat gelar akademis

Profesor bersama Dr. Ouw Eng Liang dari Universitas Indonesia.

Pada tanggal 15 Pebruari 1962 secara resmi YAYASAN

UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO didirikan berdasarkan

Akte Notaris R. Kadiman No. 26, sebagai Badan Sosial yang

bertujuan melaksanakan kegiatan pengabdian kepada pemerintah

Republik Indonesia melalui bidang pendidikan, kesehatan, agama,

riset ilmiah, pertanian, penerangan, teknologi, pembangaunan

masyarakat desa, hubungan luar negeri, bimbingan penyuluhan

mental (Reclasering). Yayasan UPDM yang mengelola Universitas

Prof. DR. Moestopo menambahkan kata (Beragama) di

belakangnya pada tahun 1966 yang intinya merupakan

pengejawantahan sila pertama dari falsafah negara kita

PANCASILA yaitu Ketuhahan Yang Maha Esa, yang selanjutnya

Page 23: Tugas_Ilmu Budaya Dasar

36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore

oleh Prof. DR. Moestopo kampus di Jalan Hanglekir I No,

8,dinamakan sebagai KAMPUS MERAH PUTIH pada tahun

1970. Fakultas Kedokteran, Fakultas Teknik Pertanian dan

Fakultas Ushuluddin dibekukan kegiatannya mengingat kesulitan

sarana dan prasarana serta SDM professional yang memadai.

6. Pengabdian dalam bidang ilmu pengetahuan yang beliau berikan

juga tak ada habisnya, contohnya adalah persembahan disertasi

beliau “Penggunaan Bambu Runcing dan Biological Warfare

(perang biologis” yang kemudian digunakan dan dipraktekkan

dalam perang yang sebenarnya di tanah air dalam melawan

belanda adalah ilmu yang dipersembahkan oleh beliau untuk

negara tercinta.

7. Pengabdian jiwa dan raga untuk memerdekakan Negara tercinta ini

dan ikut dalam peperangan, menyumbangkan strategi perang yang

melumpuhkan tentara jepang di Surabaya dan Jawa dan

Sekitarnya.

8. Sebagai pelopor lahirnya Ilmu Kedokteran Gigi di Indonesia,

beliau merintis hadirnya ilmu ini di seluruh Indonesia dan ikut

serta menghadirkan fakultas kedokteran gigi di seluruh Universitas

Negeri di Indonesia.

9. Sebagai pelopor hadirnya Ilmu Komunikasi di Indonesia.

10. Selama masa perang, beliau membuat resep obat dari ramuan

tradisional yang bisa didapatkan di hutan selama gerilya untuk

dapat digunakan oleh semua pejuang di tanah air.

Page 24: Tugas_Ilmu Budaya Dasar

23Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore

BAB VII

MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP

Hal. 31

SOAL

Bacalah dengan seksama buku Riwayat Hidup Prof. Dr. Moestopo

danjawablah pertanyaan dibawah ini:

Sebutkan dan jelaskan pandangan hidup dan cita-cita serta kebajikan

Bapak Prof. Dr. Moestopo semasa hidup beliau?

JAWABAN

Jika dikategorikan menurut Teori Edward Sparanger, Bapak Moestopo

adalah yang termasuk:

1. Manusia sosial: dimana beliau benar- benar mendedikasikan dirinya

untuk kepentingan masyarakat dan Negara.

2. Manusia Pengetahuan: Terbukti dengan sedikitnya Alhi gigi pada

masa itu, dan banyaknya masyarakat yang mengalami masalah gigi.

Beliau ikut belajar pendidikan gigi dan terus mendedikasikan

pikirannya untuk menemukan sesuatu yang berharga di bidang ilmu

pengetahuan untuk semata kepentingan bangsa.

3. Manusia agama: Beliau memandang agama sebagai sesuatu yang

sakral, yang mendasar, dan yang sangat penting dalam kehidupan

bernegara dan bermasyarakat.

Dari cerita yang disampaikan, tersirat dan tersurat bahwa cita-cita beliau

adalah:

1. Kemerdekaan yang mutlak bagi bangsa Indonesia. Beliau bertekat

lebih baik mati daripada dijajah kembali.

Page 25: Tugas_Ilmu Budaya Dasar

36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore

2. Masyarakat yang berpendidikan, sehingga berguna bagi orang-orang

disekitar mereka atau dilingkungan mereka.

3. Tumbuhnya semangat dan jiwa Pancasila pada generasi muda.

4. Tumbuhnya semangat nasionalis yang bernafaskan UUD 45 pada

generasi muda.

Page 26: Tugas_Ilmu Budaya Dasar

36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore

BAB IX

MANUSIA DAN HARAPAN

Hal. 36

SOAL

Bacalah dengan seksama buku Riwayat Hidup Prof. Dr. Moestopo

danjawablah pertanyaan dibawah ini:

Sebutkan dan jelaskan harapan dan kepercayaan Bapak Prof. Dr.

Moestopo semasa hidup beliau?

JAWABAN

Menurut pengamatan saya, harapan dari Bapak Prof. Dr. Moestopo semasa

hidup beliau adalah:

1. Harapan agar dunia pendidikan di Negeri tercinta Indonesia

makin maju sehingga kualitas remaja sebagai generasi penerus

bangsa untuk membangun negeri menjadi lebih baik dan lebih

baik lagi.

2. Segala upaya yang beliau ciptakan untuk Indonesia berbuah baik

pada akhirnya, baik dalam dunia pendidikan, kesejahteraan

masyarakat dan ilmu pengetahuan.

3. Kemerdekaan yang mutlak bagi bangsa indonesia.

Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau

keyakinan akan kebenaran. Dan dalam hal ini, Kepercayaan Bapak Prof.

Dr. Moestopo semasa hidup beliau adalah:

1. Kepercayaan terhadap Tuhan YME: Beliau percaya dan memegang

teguh bahwa manusia yang berkualitas salah satunya adalah yang

Page 27: Tugas_Ilmu Budaya Dasar

36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore

beragama dan percaya akan Tuhan. Beliau percaya bahwa dalam

menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa atas dasar Ketuhanan

yang maha esa, dapat dilakukan dengan melaksanakan pola hidup

dalam kerukunan umat beragama

2. Percaya kepada diri sendiri: Pada saat perang melawan tentara Sekutu

yang telah diboncengi belanda, Bapak Moestopo meyakini bahwa

apabila Indonesia tidak melawan balik, maka tentara sekutu akan

kembali menduduki Indonesia, dan Negeri yang baru merdeka ini akan

kehilangan kemerdekaannya kembali. Beliau percaya dan meyakini

bahwa mendengar keinginan rakyat yang “lebih baik mati daripada

dijajah kembali” adalah sesuatu yang benar. Beliau adalah seorang

pejuang sejati.

3. Kepercayaan kepada Orang Lain atau Masyarakat:

Pada saat dimana Bapak Moestopo dipanggil Oleh Perdana

Menteri Sutan Syahrir untuk dicalonkan menjadi Menteri

Pertahanan yang lalu kemudian ditolak oleh Presiden Soekarno

dengan alasan bahwa beliau masih sangat dibutuhkan sebagai

Penasehat Agung Militer Panglima Perang Tertinggi, maka

beliau mempercayainya, bahwa Presiden Soekarno melakukan

itu dengan suatu alasan.

Pada dasarnya beliau percaya kepada masyarakat Indonesia,

bahwa kita bangsa Indonesia bisa maju bersama untuk

memperjuangkan kemerdekaan kita sendiri, beliau percaya

pada kemauan, impian, dan semangat bangsa Indonesia untuk

merdeka.

Beliau mempercayai bahwa Para Penjahat, Pencopet, dan

Pelacur dari Yogyakarta bisa disembuhkan dan dikembalikan

ke jalan yang benar, bahkan keahliannya bisa menjadi nilai

tambah dalam peperangan melawan belanda.

Page 28: Tugas_Ilmu Budaya Dasar

36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore

BAB VIII

MANUSIA DAN KEGELISAHAN

Hal. 33

SOAL

Yth lbu Win,

Namaku Mira, umurku 25 tahun. Waktu aku remaja, orang tuaku bercerai.

Aku dan adikku tinggal bersama ibu. Hubungan dengan ayah ala kadarnya

saja, Secara fisik aku memang sering kontak dengannya. Namun,

sebenarnya kami tidak ada lagi ikatan bathin. Jujur saja hal ini ternyata

menimbulkan trauma di hatiku.

Sebagai produk keluarga broken home, aku merasa takut untuk menjalin

hubungan cinta dengan lelaki manapun. Bayangan ayah, sebagai kepala

keluarga yang tidak bertanggung jawab, tidak bisa aku hilangkan dari

pikiranku. Aku takut jika lelaki pilihanku nanti akan meninggalkanku,

seperti ayah yang tega meninggalkan dan mengabaikan kami sekeluarga.

Yang ingin aku tanyakan, bagaimana caranya agar aku bisa membuang

trauma ini? Aku sadar, aku membutuhkan cinta dalam hidupku. Namun

trauma ini terus membayangiku. Tolong aku. Terima kasih.

(Sumber: CHIC, Edisi Desember 2009)

Pertanvaan : Setelah Saudara membaca kasus tersebut di atas,

menurut analisa Saudara apakah dalam kasus tersebut Mira

merasakan ke 7 (tujuh) ketidakpastian tersebut? Jelaskan! Apa solusi

yang dapat Saudara berikan kepada Mira untuk mengatasi

kegelisahnya tersebut

Page 29: Tugas_Ilmu Budaya Dasar

36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore

JAWABAN

A. Menurut saya apa yang dialami oleh Mira adalah suatu perasaan

ketidakpastian yang menurutnya sangat beralasan. Tidak semua dari ke-

7 (tujuh) penyebab ketidakpastian itu dialami oleh Mira. Penyebab-

penyebab dari ketidak pastian Mira adalah sebagai berikut:

1. Phobia: yaitu ketakutan yang berlebih, dan yang terjadi pada Mira

adalah ketakutan pada sosok laki-laki yang berimbas pada

ketidakmampuan Mira untuk mempercayai laki-laki. Dalam kondisi

yang ekstrem, ketakutan pada laki-laki ini dalam bidang psikologi

disebut dengan Arrhenphobia atau Hominophobia atau

Androphobia. Ketiga phobia itu memiliki arti yang sama. phobia

dapat timbul karena trauma masa kecil dimana sosok laki-laki (bisa

ayah, paman, kakak, kakek, atau sosok laki-laki siapapun yang lebih

tua) memperlakukannya dengan kekerasan, baik kekerasan fisik

ataupun mental.

2. Histeria : Yaitu suatu kondisi tekanan mental, kekecewaan,

pengalaman pahit yag menekan, tidak mampu menguasai diri,

tersugesti dari sikap orang lain.

Tanpa disadari, sikap ayahnya semasa Mira kecil telah membekas

begitu dalam pada ingatan Mira, sehingga secara diam-diam

kekecewaan itu terus memuncak dalam batin Mira dan

menyebabkan penekanan pada dirinya sendiri bahwa dia tak ingin

dikecewakan lagi. Pada proses itu, maka timbul dalam alam bawah

sadarnya untuk memberikan peringatan manakala suatu gambaran di

masa kecilnya akan terulang kembali.

3. Delusi: yaitu pikiran berdasarkan keyakinan palsu, tidak memakai

akal sehat, tidak sesuai kenyataan dan tidak sesuai dengan

pengalaman. Dalam kasus Mira ini yang terjadi adalah Delusi

Page 30: Tugas_Ilmu Budaya Dasar

36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore

Persekusi, dimana Mira meyakini ada yang jelak pada perilaku laki-

laki sehingga dia memutuskan untuk tidak terlibat dengan laki-laki,

apalagi yang berhubungan dengan pasangan hidup.

B. Solusi Kepada Mira untuk mengatasi Kegelisahan tersebut.

1. Tetap berdoa kepada Tuhan YME, karena hubungan kepada YME

adalah bersifat bertinggi dan hakiki. Maka tetap berdoa adalah hal

yang bijaksana.

2. Bersikaplah terbuka untuk orang lain. Sebagai bahan pembelajaran,

mulailah untuk mempercayai laki-laki yang menurut Anda baik (bisa

sepupu, paman, atau siapa saja yang cukup dekat berhubungan), lalu

pelajari bagaimana karakternya dan minta pendapat pula dari dia

tentang bagaimana seorang laki-laki berpikir, bersikap, berperilaku,

dsb.

3. Mulai berani untuk bersikap terbuka, tekankan dalam diri Anda

bahwa menutup diri dari kemungkinan baik diluar sana adalah sama

saja dengan membuat kesalahan terbodoh.

4. Hadapi dan rencanakan segala kemungkinan problema yang timbul,

dan bayangkan sikap yang akan terjadi, sampai pada kemungkinan

sikap yang terjelek.

5. Susunlah persiapan cara-cara menghadapi beserta pemecahannya,

karena tidak ada yang bisa mengetahui bahwa suatu cara bisa

dijalankan atau tidak pada diri anda selain anda sendiri.

6. Mendeteksi sebanyak mungkin tentang hal-hal yang menyebabkan

gelisah, sebab-sebab dan problemanya. Buatlah catatan akan

perilaku laki-laki yang Anda tidak sukai, lalu pelajari mengapa anda

tidak menyukainya dan temukan cara untuk menetralkan hal

tersebut.

7. Hadapilah dengantabah kegelisahan beserta sebab-sebab dan

problemanya dan bersiap sedialah untuk menghadapi apa yang akan

kita hadapi.

Page 31: Tugas_Ilmu Budaya Dasar

36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore

8. Perlahan-demi perlahan, hilangkanlah penyebab kegelisahan yang

ada.

9. Ajaklah orang lain untuk bekerjasama dalam mengatasi kegelisahan

ini paling tidak untuk memikirkan atau memberi perhatian atau

memahami keadaan Anda. Hal ini bisa dilakukan oleh orang

serumah, bisa Ibu atau adik Anda.

Page 32: Tugas_Ilmu Budaya Dasar

36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore

TUGAS AKHIR

GARIS MASA HIDUP

Masa Lampau Memberikan Pengalaman

Saya lahir sebagai anak kedua dari 4 (empat) bersaudara, dan

merupakan anak perempuan satu-satunya. Keluarga saya datang dari

keluarga sederhana, sangat sederhana bahkan. Ayah saya adalah panutan

keluarga yang berkomitmen untuk tetap bekerja dan menyekolahkan anak-

anaknya minimum sampai dengan jenjang sarjana. Karena ayah tidak

kuliah, diam-diam beliau menanamkan harapan masa mudanya pada anak-

anaknya.

Saya di didik oleh Ayah untuk hidup sederhana dan mandiri, kami

jarang jajan, kami hampir tak pernah piknik keluarga, kami tidak selalu beli

baju baru ketika lebaran, kami sangat sederhana. Ayah saya menekankan

pentingnya pendidikan, terbayang dalam ingatan saya bagaimana takutnya

saya ketika tidak masuk sekolah karena badan saya demam, dignosa dokter

mengatakan penyakit amandel saya kambuh. Di tengah-tengah demam dan

mengigau, saya masih sempat ketakutan pada ayah saya karena tidak

sekolah. Intinya, ayah saya adalah tokoh yang tegas dan menakutkan di

rumah. Beliau selalu berpesan, “kalau mau punya uang, harus jadi ‘orang’,

kalau mau jadi ‘orang’ ya harus pinter, kalau mau pinter yang harus

sekolah” itu selalu yang ditekankan Beliau.

Pada tahun 2003 saya berhasil lulus dari Akademi Sekretari terkemuka

di Negara tercinta ini. Disinilah awal saya mulai mandiri, Alhamdulillah,

sebelum lulus sudah banyak perusahaan yang memanggil saya. Sejak tahun

2003 itu saya mulai mandiri (walaupun masih tinggal di rumah orang tua,

tetapi secara finansial saya sudah bisa mandiri), tak sepeserpun uang saya

minta dari Orang tua sejak itu.

Saya bertekad mau jadi “orang”, dari uang yang saya hasilkan sendiri.

Setelah berhasil menabung dari gaji bulanan menjadi sekretaris junior yang

Page 33: Tugas_Ilmu Budaya Dasar

36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore

belum berpengalaman, akhirnya pada semester genap di tahun 2005, uang

saya sudah cukup terkumpul untuk biaya sekolah lagi. Akhirnya saya

memutuskan untuk memilih Universitas swasta lagi, karena kalau yang

negeri, kuliahnya kebanyakan hari kerja di malam hari, tidak applicable

untuk saya yang waktu itu masih jadi Sekretaris Junior yang jarang pulang

tepat waktu.

Semua uang tabungan saya, saya habiskan untuk bayar uang

pendaftaran, uang muka, uang semester awal, habis sama sekali. Dengan

program konversi akademik, saya hanya tinggal menjalani kuliah selama 2

tahun saja.

Waktu berlalu, Tibalah saatnya skripsi ditahun 2006, berbarengan

dengan itu saya menikah di akhir tahun, lalu disambut dengan karir yang

mulai menanjak. Saat itu saya lupa skripsi, ditambah lagi teman-teman satu

kelas juga tak ada yang benar-benar bersemangat mengerjakannya. Lalu

saya melahirkan anak pertama di akhir 2007. Waktu demi waktu berlalu,

saya terlena dengan kesibukan sebagai Ibu baru, rutinitas kantor dan banyak

hal diluar sana yang membuat saya “lupa” kuliah dan lupa target.

Akhirnya pada tahun 2009, dengan 7 tahun pengalaman, saya berhasil

masuk bekerja di salah satu BUMN besar di tanah air dengan posisi jabatan

yang cukup “prestise” di bidang kesekretarisan – ya, saya masih jadi

Sekretaris sampai sekarang. Tetapi tetap bersyukur karena mendapat atasan

yang sangat memperhatikan masa depan dan kemajuan anak buahnya.

Suatu hari dia bertanya, “bagaimana S1-nya, sudah lulus belum? Kalau

sudah, nanti kamu bisa ikutan rekrutmen untuk ngisi posisi senior

supervisor di divisi---- lho … saya lihat kamu cocok disitu, nanti saya

rekomendasikan” (jabatan yang memang sedang kosong dan cukup

diperebutkan). Seakan petir menyambar, saya baru ingat kuliah saya yang

saya lupakan.

Akhirnya dengan dorongan dari atasan, dan sedikit kemauan dari diri

sendiri, saya mulai mengurus kuliah saya yang memang sudah tinggal

skripsi saja. Dengan berkali-kali ijin ke kampus dan mengurus surat-surat

Page 34: Tugas_Ilmu Budaya Dasar

36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore

akhirnya saya mendapat kabar final bahwa saya tidak bisa melanjutkan studi

disana, kalau yang ini bagai disambar petir dua kali. Saya langsung lemas.

Saya dianggap lalai mengurus administrasi kampus, sehingga tidak ada

laporan apa2. Disinilah momen pengalaman pahit saya bermula. Saya

menyesali hal ini sampai sebulan lebih, inilah saat dimana saya merasa

gagal sebagai manusia, saya telah melupakan tujuan saya. Uang yang saya

kumpulkan dengan susah payah, bisa kuliah dengan biaya sendiri yang

selalu saya banggakan. Saya terlena dengan pekerjaan saya. Sekarang,

semua itu Tak ada hasilnya.

Masa Sekarang Memberikan Pemikiran

Dengan bekal kesedihan, penyesalan, dan rasa malu yang mendalam,

saya mendatangi atasan saya, saya mengatakan yang sebenarnya, saya

bercerita, dan saya malu. Terbayang dalam benak saya, bagaimana sedihnya

ayah saya yang mungkin masih membayangkan anaknya selesai kuliah,

tumpuan harapan masa mudanya. Saya mengecewakannya. Dan terlebih

lagi, saya telah mengecewakan diri saya sendiri.

Atasan saya memberikan arahan yang sangat positif, bahwa apa yang

berlalu adalah HARUS berlalu, poinnya adalah bahwa kita harus terus maju.

Adalah bahwa saya telah membuat kesalahan, namun saya harus mampu,

harus bisa, harus mau untuk memperbaikinya, dan meyakinkan bahwa kali

ini dengan komitmen yang matang.

Seselesainya saya berkonsultasi dengan Atasan saya, akhirnya saya

memutuskan untuk membayar apa yang telah saya hutangkan dalam hidup

saya, saya harus menyelesaikan apa yang sudah saya mulai. Mulailah saya

mencari-cari informasi kampus yang menerima sistem konversi dan dengan

akreditasi baik. Selaras dengan tujuan dalam karir saya, saya fokus mencari

kampus yang masuk dalam daftar “diakui” di kantor saya. Karena kebetulan

kantor saya adalah BUMN yang menerapkan sistem bahwa hanya lulusan

dari kampus-kampus tertentu saja yang bisa dijadikan karyawan dan

berkarir di internal.

Page 35: Tugas_Ilmu Budaya Dasar

36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore

Hari berganti hari, minggu berganti minggu, akhirnya saya menetapkan

Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) sebagai pilihan saya,

universitas ini masuk dalam daftar di HRD, dan menurut hasil pengamatan,

universitas ini memiliki akreditasi yang sangat baik untuk Fakultas

Komunikasi-nya.

Akhirnya, pada semester ganjil di tahun 2010, saya resmi menjadi

Mahasiswa FIKOM di Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) dan

mulai kuliah pada akhir Agustus 2010.

Saat ini, menjadi seorang mahasiswa lagi, ada banyak hal yang memenuhi

kepala saya:

1. Saya membayar kembali Uang masuk kuliah, sekarang saya

menggunakan dana dari pos lain yang rencananya akan kami

gunakan untuk hal lain. Saya berhutang pada anak saya, karena

seharusnya ini adalah dana untuk sekolah dia dimasa mendatang.

2. Saya menjalani lagi beberapa mata kuliah yang dulu sudah pernah

saya dapatkan namun tidak diakui di UPDM.

3. Selalu satu kelas dengan anak-anak yang lebih muda 5-6 tahun. Dan

saya sempat flash back lagi, bahwa saya seumuran itu juga pada saat

dulu melanjutkan S1, dan kami memandang orang yang lebih tua itu

‘gak asik’. Dan, ternyata saya diposisi itu juga sekarang.

4. Membagi waktu antara Keluarga, Anak, Pekerjaan, dan Kuliah.

Sungguh 24 jam itu tidak cukup bagi saya.

5. Saya tidak bisa sesering dulu lagi untuk bersama anak saya.

6. Saya tetap menjadi “sekretaris” di tahun ke 9 pengalaman berkarir

saya.

Tapi, itulah harga yang harus saya bayar untuk memperbaiki kesalahan

saya, suatu jalan untuk menyelesaikan apa yang dahulu telah saya mulai

dengan kesombongan dan saya akhiri dengan kegagalan dengan cara

pecundang. Dan saat ini, Saya teguhkan harapan, tujuan, dan cita-cita saya,

serta dengan komitmen yang matang, saya memandang masa depan saya.

Page 36: Tugas_Ilmu Budaya Dasar

36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore

Masa Depan Memberikan Harapan

Harapan adalah suatu keinginan dari hati supaya sesuatu terjadi –

dimasa depan. Sesuatu yang diinginkan untuk terjadi di masa depan. Jika

diuraikan menurut Teori Kebutuhan Manusia Abraham Maslow, maka

harapan saya saat ini untuk dapat terjadi di masa depan sudah dalam tahap

ke-4 (keempat) dan ke-5 (kelima) Teori Kebutuhan Manusia, yaitu

Tahap 4 – Harga Diri

Harapan dimana saya harus memperolah kepercayaan dari orang-

orang disekitar saya, termasuk diri saya sendiri. Berkomitmen pada

diri sendiri untuk:

1. Berhasil lulus tepat waktu dengan nilai yang baik. Tidak

sekedar lulus.

2. Membayar hutang waktu kepada Anak dan Suami yang

selama kuliah ini terpaksa saya dua’kan dengan kuliah dan

tugas-tugas.

3. Dalam jangka panjang, yaitu dapat melanjutkan rencana saya

untuk lebih meluangkan waktu kepada keluarga dengan tetap

bisa mandiri secara financial.

Tahap 5 – Aktualisasi Diri

Dimana saya butuh untuk membuktikan diri saya, mengejar apa

yang saya mau wujudkan dimasa depan. Saya akan kejar

ketertinggalan saya, dan membuktikan bahwa saya bisa lebih

berkarir di kantor saya sekarang, dan bukan hanya jadi Sekretaris.

Saya akan bisa jadi LEBIH, dan saya bisa BERKOMPETISI.

Page 37: Tugas_Ilmu Budaya Dasar

36Ika Sulviany Rachman / 2010 41 580 / Kelas I - Sore

GARIS MASA HIDUP

Masa Depan Memberikan Harapan

1. Lulus dengan nilai yang baik.

2. Melanjutkan rencana dan tujuan yang belum tercapai.

Masa Sekarang Memberikan Pemikiran1. Membayar kesalahan dengan berusaha Kuliah

kembali, Berusaha menyelesaikan apa yang telah saya mulai sebelumnya.

2. Tetap optimis dan tidak melupakan Komitmen.

Masa Lampau Memberikan Pengalaman1. Gagal Menyelesaikan Studi2. Gagal Mendapatkan Kesempatan

Meningkatkan Karir