tugas zefania

90
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia merupakan suatu tahap yang akan dilewati manusia setelah masa dewasa. Menjadi tua, dengan segenap keterbatasannya, pasti akan dialami seseorang jika ia berumur panjang. Di Indonesia, istilah untuk kelompok yang tua ini belum baku, orang mempunyai sebutan yang berbeda-beda. Ada yang menggunakan istilah lanjut usia ada pula usia lanjut, atau jompo (Setiawan, 2012) Para ahli membedakan lanjut usia dalam dua macam yaitu: usia kronologis dan usia biologis. Usia kronologis dihitung dengan menggunakan tahun kalender. Di Indonesia dengan usia pensiun 56 tahun, tetapi dapat dipandang sebagai batasan seseorang mulai memasuki usia lanjut, namun dalam perkembangan selanjutnya, menurut Undang–Undang No.13 Tahun 1998, dinyatakan bahwa usia 60 tahun keatas adalah yang 1

description

tugas

Transcript of tugas zefania

Page 1: tugas zefania

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lanjut usia merupakan suatu tahap yang akan dilewati manusia setelah

masa dewasa. Menjadi tua, dengan segenap keterbatasannya, pasti akan dialami

seseorang jika ia berumur panjang. Di Indonesia, istilah untuk kelompok yang

tua ini belum baku, orang mempunyai sebutan yang berbeda-beda. Ada yang

menggunakan istilah lanjut usia ada pula usia lanjut, atau jompo (Setiawan,

2012)

Para ahli membedakan lanjut usia dalam dua macam yaitu: usia

kronologis dan usia biologis. Usia kronologis dihitung dengan menggunakan

tahun kalender. Di Indonesia dengan usia pensiun 56 tahun, tetapi dapat

dipandang sebagai batasan seseorang mulai memasuki usia lanjut, namun

dalam perkembangan selanjutnya, menurut Undang–Undang No.13 Tahun

1998, dinyatakan bahwa usia 60 tahun keatas adalah yang paling layak disebut

usia lanjut. Sedangkan usia biologis adalah usia yang sebenarnya. Biasa

diterapkan kondisi pematangan jaringan sebagai indeks usia biologis. Menurut

(Smith, 2012), usia lanjut digolongkan menjadi tiga yaitu: young old (65-74

tahun); middle old (75-85 tahun); dan old (labih dari 85 tahun) usia lanjut

(geriatric age) adalah orang yang berusia lebih dari 65 tahun. Sedangkan yang

tercantum dalam Bab I Pasal I ayat (2) Undang–undang No.13 Tahun 1998

tentang Kesejahtraan Usia Lanjut, lansia adalah seseorang yang mencapai usia

60 tahun ke atas (Setyonegoro, 2011).

1

Page 2: tugas zefania

Pada usia lanjut, terjadi penurunan kondisi fisik/biologis, kondisi

psikologis, serta perubahan kondisi sosial. Pada usia lanjut dan bahkan

masyarakat menganggap seakan-akan tugas-tugasnya sudah selesai, mereka

berhenti bekerja dan semakin mengundurkan diri dari pergaulan masyarakat

yang merupakan hubungan manusia yang satu dengan yang lainnya, dan harus

diciptakan kesempatan kerja tertentu (bersifat khusus), sehingga mereka dapat

tetap memberikan sumbangan produktif sesuai dengan kemampuannya. Tapi

ada sebagian orang tua/lansia menganggap ini sebagai cara untuk memisahkan

mereka dari aktifitas mereka sehari-hari sehingga mereka menganggap diri

mereka sudah tidak berguna lagi. Karena mereka akan kehilangan peran dan

identitas mereka, wibawa atau otoritas dan, mereka akan kehilangan status

bahkan yang lebih parah akan kehilangan harga diri. Sehingga akan terjadi

gangguan pada pribadi lansia tersebut. Gangguan kesehatan yang sering terjadi

pada lansia diantaranya ialah: penyakit infeksi, terauma pada lansia, penyakit

endokrin, penyakit kardiovaskuler, stroke, gangguan saluran pernafasan

penyakit kulit, gangguan pada sendi sampai pada kelainan neorologis atau

psikiatri.

Stres merupakan sesuatu yang terbentuk di atas berbagai tekanan, dan

merupakan faktor yang ikut adil dalam menciptakan seluruh jenis tekanan-

tekanan yang ada. Stres merupakan isyarat tingkat seseorang dalam merespon

berbagai peristiwa dan terutama perubahan-perubahan lingkungan dalam

kesehariannya. Perubahan-perubahan ini bisa jadi merupakan perubahan yang

menyakitkan yang dapat menyebabkan sejumlah dampak psikologis. Hanya

saja dampak-dampak psikologis ini berbeda satu dengan yang lainnya,

2

Page 3: tugas zefania

berdasarkan pembentukan kepribadian dan ciri-ciri kejiwaan dari orang-orang

tersebut. (Chily, 2011), stres merupakan sekumpulan gejala yang datang ketika

sedang berhadapan dengan suatu kondisi yang menekan. Perubahan internal

atau eksternal yang menimbulkan respon emosional yang bergejolak dan

berlangsung lama (Bardan, 2009). Perubahan psikososial dapat merupakan

tekanan mental sehingga bagi sebagian individu dapat menimbulkan perubahan

dalam kehidupan dan individu tersebut akan berusaha dan beradaptasi untuk

menanggulanginya. Hampir semua serangan kecemasan dan stres berhubungan

dengan penyakit yang dengan tubuh dan pikiran telah diketahui dapat

menyebabkan gangguan tidur (sleep apnoea), sindroma sulit tertidur, dan

bahkan tidak tidur. (Habdoyo, 2012), menyebutkan bahwa stres adalah tuntutan

– tubtutan eksternal yang mengenai seseorang, misalnya objek–objek dalam

lingkunagan atau suatu stimulus yang objektif berbahaya. Stres merupakan

suatu hubunagn antara lingkungan dengan individu yang oleh individu dapat

memahami atau melebihi kekuatannya dan mengancam akan kesehatan

individu tersebut (Folkman, 2012). Oleh karena itu para ahli memberikan

solusi agar ketegangan atau stres dapat teratasi baik itu bagi usia yang masih

muda maupun bagi dang sudah lanjut usia. Dan terapi yang sangat mudah dan

tidak mengeluarkan biaya yaitu, dengan terapi tawa/tertawa.

Seorang penliti yang menagani proses penuaan dari Connecticut

Amerika Serikat, Nameow, mengatakan bahwa fakta yang ditimbulkan dari

terapi tawa bisa membantu mereka yang sudah tua rentan dalam menghadapi

masalah tua mereka agar mereka terbebas dari rasa kesepian, depresi dan stres.

Terapi tertawa adalah suatu terapi untuk mencapai suatu kegembiraan didalam

3

Page 4: tugas zefania

hati yang dikeluarkan melalui mulut dalm bentuk suara tawa, atau senyum

yang menghias wajah seseorang, perasaan hati yang senang dan gembira, dan

yang lapang, peredaran darah yang lancar, yang biasa mencegah penyakit dan

memelihara kesehatan. Dengan tertawa dapat merangsang dan membentuk

pelepasan hormon Endokrin dalam tubuh. Tertawa juga biasa menambah

jumlah antibodi dalam tubuh, yang akan memperkuat fungsi daya tahan tubuh,

sehingga daya tahan tubuh akan menjadi lebih sempurna, dan mengurangi

tekanan (Katerina Robertson). Tawa merupakan ekspresi suara atau cermin

keriangan dan kebahagiaan. Dengan kata lain terapi tertawa dapat menurunkan

stres psikologis terutama pada lansia.

Katerina Robertson, ia mengatakan bahwa “tertawa adalah cara yang

sangat baik untuk melepaskan keteganagan dan dapat dengan mudah

mengubah fokus dan menbantu mengalihkannya dari beberapa persoalan

rumit”. Katerina membuka praktek psikologi di Mackay, wilayah utara

Queensland. Dengan tertawa yang diberikan selama 5–10 menit bisa

menyembuhkan pasien dengan gangguan mental sters psikologis. Tertawa

dalam dunia medis, merupakan obat gangguan sters dan gangguan penyakit

lainnya.

Penelitian yang dilakukan Loma Linda University, California, AS,

menyebutkan bahwa gelak tawa yang sudah diantisipasi sebelumnya memiliki

pengaruh yang sangat berarti. Menurut Berk dari Centre of Neuroimmunology

Fakultas Kedokteran Loma Linda, ketua penelitian ini, terapi tawa bisa

meningkatkan kadar dua hormon beta endokrin (zat kimia pereda depresi) dan

hormon pertumbuhan (berperan dalam sistem kekebalan) masing-masing 27 4

Page 5: tugas zefania

dan 87 persen. Menurut Armand, terapi tertawa banyak diajarkan kepada orang

tua yang stres saat mengantar anaknya berobat. Kasus yang banyak ditangani

RSK Dharma Graha adalah pasien dengan ketergantungan obat. Selain anak-

anaknya, orangtua juga diterapi agar tidak stres berkepanjangan.

Terapi tawa di Indonesia bukan hanya dikenal di Jakarta saja, tetapi

sudah merambah ke kota-kota besar lainnya, seperti Bandung dan Cirebon.

Bahkan Armand bekerja sama dengan Dr. Yul Iskandar Ph. D yang merupakan

pimpinan Rumah Sakit Dharma Graha telah melatih 400 lebih pemandu terapi

tawa. Terapi yang dilakukan lebih banyak diikuti oleh pasien yang

ketergantungan obat serta orangtua yang stres. Orang tua yang stres tersebut

sedang mengantar anaknya berobat ke Rumah Sakit Dharma Graha, Serpong

akibat ketergantungan obat. Berdasarkan gambaran di atas maka penulis ingin

menerapkan terapi tertawa tersebut untuk para lansia, terutama lansia yang

bermasalah dengan stres psikologis. Oleh karena itu penulis mengangkat judul

“Pengaruh Terapi Tertawa Terhadap Stres Psikologis pada Lansia di Panti

Werdha Tresna Betani RSU Lembean”.

B. Rumusan Masalah

Apakah ada pengaruh pemberian terapi tertawa terhadap penutunan stres pada

lanjut usia yang berada di Panti Werdha Tresna Betani Kompleks RSU

Lembean ?

5

Page 6: tugas zefania

C. Tujuan Penelitian

1. Diketahui stres psikologis pada lanjut usia.

2. Diketahui pengaruh pemberian terapi tertawa terhadap penurunan stres

psikologis pada lanjut usia.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan

Penelitian ini diharapkan menjadi suatu masukan bagi institusi terkait

terutama bagi para lansia yang mengalami stress psikologis. Sehingga terapi

ini dapat selalu dilaksanakan di institusi terkait secara teratur sehingga

mendapatkan hasil yang baik.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi para pencinta dan

pemerhati ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dalam ilmu

keperawatan gerontik dalam mengurangi bahkan menghilangkan stres

psikologis lansia tersebut, agar pelayanan yang profesional dapat terlaksana

dengan memperhatikan aspek bio, psiko, sosio, kultural dan spiritual.

3. Bagi Lansia

Kiranya penelitian ini dapat memperbaiki kesehatan lansia yang mengalami

stress psikologis sehingga para lansia dapat menikmati hari tua.

6

Page 7: tugas zefania

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Terapi Tertawa

1. Pengertian Terapi Tertawa

Terapi tertawa merupakan metode terapi dengan menggunakan

humor dan tawa dalam rangka membantu individu menyelesaikan masalah

mereka, baik dalam bentuk gangguan fisik maupun gangguan mental. Terapi

tertawa adalah terapi yang sangat ringan dan tidak membatasi usia, setiap

orang bisa melakukannya. Terapi tertawa adalah terapi anti stres yang lebih

bersifat pencegahan penyakit. Tertawa diketahui bisa mengurangi bahkan

mengatasi stres yang dialami seseorang. Gangguan stres, lebih efektif diatasi

bila dilakukan terapi tertawa secara teratur. Efek positif dari tertawa ini

tidak langsung dirasakan tubuh saat itu juga, karena harus dilakukan secara

teratur dalam jangka waktu tertentu. Terapi yang dilakukan dengan teratur

akan membuat kita tidak mudah terkena penyakit (Katerina, 2012).

2. Fisiologi Tertawa

Aspek–aspek emosi, termasuk tawa, “diatur” oleh pusat emosi di

dalam struktur otak yang dinamakan sistem limbic. Sistem limbic berasal

berasal dari kata “limbus” yang berarti “batas”. Nama ini dipilih karena

menunjukkan daerah fungsional yang dibatasi. Daerah ini sendiri dibentuk

oleh beberapa komponen otak, antara lain hippocampus, gyrus limbic dan

7

Page 8: tugas zefania

amiygdale. Sistem limbic ini memainkan peran dalam mengatur emosi

manusia (Aswin, 2010)

Sistem limbic juga berhubungan dengan aspek–aspek tingkah laku

tertentu, bentuknya seperti lingkaran sehingga oleh seorang ahli bernama

Papez dinamakan lingkaran bergama. Pepez menemukan ini karena ketika

intinya dirusak, orang bersangkutan menunjukan suatu emosi yang tidak

tepat atau kacau. Artinya, secara tidak sengaja orang ini bisa mudah marah,

tetapi gampang pula untuk tertawa terbahak–bahak meskipun tidak lucu. Itu

karena lingkaran yang juga merupakan pusat emosi manusia itu terputus.

Kalau salh satu bagian dari lingkaran ini rusak, memori individu tersebut

akan hilang. Dan hal ini terjadi pada orang tua yang sudah pikun.

(Friesen, 2011), membagi wajah ke dalam tiga bagian (a). Alis/dahi

(b) mata/kelopak mata (c) wajah bagian bawah yaitu bibir, mulut dan

sebagian besar hidung, dagu. Pembagian ini didasarkan fakta bahwa daerah

tersebut secara motorik tidak saling bergantung.

(Friesen, 2011), ekspresi wajah bahagia tampak pada ekspresi

senyum yang ditunjukan pada:

a. Sudut bibir tertarik kebelakang dan tertarik ke atas

b. Bibir merapat atau meregang dengan gigi terlihat atau tidak

c. Ada kerutan–kerutan dihidung sampai sudut luar bibir

d. Pipi terangkat

8

Page 9: tugas zefania

e. Ada kerutan dibawah kelopak mata bagian bawah

f. Ada kerutan disudut luar mata

Ekspresi bahagia biasanya mata terlihat bersinar. Intensitas bahagia

terutama ditentukan oleh posisi bibir. Apa bila posisi bibir semakin

kebelakang dan ke atas disertai dengan kerutan naso labial, dan kerutan

dibawah kelopak mata bagian bawah, maka ekspresi bahagia semakin kuat

(Friesen, 2011)

3. Konsep Dasar Terapi Tertawa

Saat kita bahagia, secara alamiah kita banyak tersenyum dan

tertawa. Suasana hati kita baik, raut muka secara alami mencerminkan jiwa

kita yang riang. Saat kita merasa murung, secara alami kita terlihat murung

dan muram. Dari penelitian mutahir soal ini tampaknya juga benar bahwa jika

memaksa munculnya raut tertentu pada kita, maka pikiran dan tubuh kita

akan menanggapinnya, dan secara biokomia akan mengenalinya. Jika kita

merasa sedih karena lasan tertentu, dan diminta tersenyum, ekspresi bahagia

kita benar–benar akan membuat perasaan kita menjadi lebih baik. sebab ini

mempengaruhi hormon–hormon yang mengalir dalam sistem tubuh

(Hodkinson, 2011).

Sebelum Zajonc dan Ekman mengumumkan teori mereka, perintis

pertama dari penelitian ini adalah seorang filosofi Prancis, Ia percaya bahwa

otot–otot muka bekerja dan pembuluh darah yang mengatur aliran darah ke

otak. Aliran darah pada gilirannya akan mempengaruhi perasaan kita. Teori

9

Page 10: tugas zefania

yang ia kembangkan menyatakan bahwa emosi seringkali mengikuti ekspresi

wajah, bukan mendahuliunya (Lewis, 2012)

Otot zigomatik berkaitan erat dengan senyum dan kebahagiaan.

Menurut teori Wynbaum, otot secara langsung mengakibatkan darah mengalir

diseluruh otak. Pembuluh vena dipenuhi darah, dan hal ini sendiri telah

meringankan perasan dan membuat senang. Dalam bukunya Wynbaum

mengajukan gagasan bahwa, tertawa merupakan tindakan yang sehat karena

peningkatan sirkulasi itu bersifat baik. Terapi ini seperti oksigen, sel–sel dan

jaringan mendapat tambahan oksigen sehingga orang meras lebih segar.

Sebaliknya, marah dan berprilaku murung mengakibatkan pengurangan

oksigen dalam darah sehingga sel–sel kekurangan oksigen. Sel–sel darah

menjadi lapar dan kosong, menghasilkan depresi, kecemasan dan kemarahan

(Plutchik, 2012).

Mengomentari teori Wynbaum, Zajonc mengatakan bahwa darah

arteri berdampak mendinginkan otak. Kemungkinan besar suhu otak

mempengaruhi neorotransmiter yakni hormon–hormon yang membawa

keadaan emosi dan perasaan keseluruh tubuh. Kemungkinan besar saat kita

sedih, dan aliran darah ke otak terhambat, maka ini juga melemahkan proses

pelepasan dan sintesis neurotransmiter yang penting Saat otak dialiri darah

beroksigen tinggi dengan baik, maka ia akan bekerja lebih baik daripada otak

kekurangan oksigen. Yang lebih penting lagi, penyakit dalam hasil

ketidakselarasan dalam tubuh. Lebih dari masuk akal dikatakan bahwa kita

akan cenderung merasa sedih dan sakit jika jumlah darah ke otak membuat

otak tidak dapat bekerja secara optimal (Hodgkinson, 2012). 10

Page 11: tugas zefania

terapi tertawa atau humor adalah cara yang alami untuk mengalami

sakit mental dan perasaan tertekan. Hasil penelitian ilmiah terbaru

memperlihatkan bahwa kebahagiaan bukan hanya terletak dalam pikiran,

tetapi tergantung dalam otot–otot dan hormon kita. mekanika gerakan otot–

otot wajah sangat berkaitan dengan sistem saraf otonom, yang mengatur

denyut jantung, pernafasan dan fungsi–fungsi yang tidak bisa dikendalikan

secara sadar (Friesen, 2011).

4. Dampak Psikologis Tertawa dalam Tubuh

Beberapa dampak Psikologis terhadap tubuh, adalah sebagai berikut

(Pasaribu, 2009)

a. Mengurangi Stres

Tertawa akan mengurangi tingkat stres tertentu dan menumbuhka

hormon penyeimbang yang dihasilkan saat stres. Dalam keadaan stres

akan dihasilkan, hormon yang menekan sistem kekebalan, sehingga

meningkatakan jumlah gangguan dalam arteri, dan meningkatkan

tekanan darah. Dengan tertawa, hormon stres dapat diimbangi sampai

tingkat tertentu.

b. Meningkatkan Kekebalan

Tertawa dapat meningkatkan sistem kekebalan karena tertawa pada

dasarnya memberi kesimbangan pada semua komponen dalam sistem

kekebalan tubuh.

11

Page 12: tugas zefania

c. Menurunkan Tekanan Darah Tinggi

Tertawa dapat meningkatkan aliran darah dan oksigen dalam darah

yang membantu dalam pernafasan,

d. Mencegah Penyakit

Tertawa dipercaya mampu mencegah penyakit seperti penyakit jantung,

karena marah dan takut yang merupakan emosi penyebab serangan

jantung dapat diatasi dengan tertawa. Karena tertawa itu sehat,

tertawalah selagi kita masih bisa tertawa, tetapi tentu saja tertawa yang

ada sebabnya.

5. Waktu dan Tempat Terapi.

Idealnya, sebuah sesi tawa harus dilaksanakan pada pagi hari,

khususnya di daerah tropis seperti Indinesia. Sebaiknya jumlah total

latihan pernapasan, tawa dan pergerakan sebaiknya tidak lebih dari 15–20

menit. Pengaturan waktu bisa disesuaikan beberapa menit menurut

kebutukan kelompok dan keadaan cuaca., bila diadakan ditempat terbuka.

Terdapat banyak alasan kenapa sesi tawa dimulai pada pagi hari. Selalu

lebih baik, bila kita mengawali hari dengan tawa. Dengan begitu kita akan

terus bersemangat dan mempunyai suasana hati yang enak sepanjang hari.

Keuntungan lain tertawa di pagi hari yaitu dapat saling melengkapi dengan

sesi jalan pagi. Kedua–duanya di lakukan di alam terbuka. Di negara barat,

sesi tawa dilakukan sekali sampai dua kali dilakukan dalam seminggu.

Ditempat kerja, orang dapat mengadakan sesi tawa selama jam istirahat.

12

Page 13: tugas zefania

Satu–satunya hal yang harus diprhatikan adalah bahwa sesi tawa sebaiknya

tidak dilakukan langsung sesudah makan siang. Sebaiknya ada tenggang

waktu sedikitnya dua jam setelah makan.

Kesimpulannya, terapi tawa atau humor adalah cara alami untuk

menghadapi sakit mental dan perasaan tertekan. Meskipun cara ini tidak

dijamin berhasil untuk semua kasus, dan keberhasilannya tergantung pada

seberapa lama gangguan itu telah dialami dan seberapa besar, akan tetapi

setidak-tidaknya tersenyum akan membuat penderita lebih riang dan dan

secara sementara terbebas dari masalah. Zajonk menyarankan untuk

mengajari orang untuk tersenyum sebagai bagian dari praktis atau terapi

mereka.

Hasil-hasil penelitian ilmiah terbaru memperlihatkan bahwa

kebahagiaan bukan hanya terletak dalam pikiran, tetapi terkandung dalam

otot-otot dan hormon kita. Tindakan menggerakkan otot-otot wajah

membentk ekpresi yang berkaitan dengan kesukacitaan dapat menghasilkan

efek positif yang berdampak besar pada sistem saraf. Paul Ekman, peneliti

utama dalam bidang ini, meyakini bahwa mekanika gerakan otot-otot wajah

sangat berkaitan dengan sistem saraf otonom, yang mengatur denyut

jantung, pernapasan, dan fungsi-fungsi yang tidak bisa dikendalikan secara

sadar. Tindakan tersenyum, dan meskipun tidak ingin, juga dapat

mempengaruhi jiwa aktivitas orang-orang di sekitar. Orang-orang akan

cenderung meniru ekpresi orang lain, jika seseorang memberi salam di pintu

sembari tersenyum, Anda akan cenderung membalas tersenyum.

13

Page 14: tugas zefania

B. Lanjut Usia

1.Proses Menua

Menua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan

manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup yang hanya di

mulai dari satu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan.

Menua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga

tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga tahap ini berbeda,

baik secara biologis, maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti

mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan

kulit mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang

jelas, penglihatan semakin memburuk, gerakan-gerakan lambat, dan postur

tubuh yang tidak proforsional (Nugroho, 2010).

Proses menua merupakan proses yang terus-menerus secara alami. Menua

bukanlah suatu proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi

rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Memang harus diakui bahwa ada

berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lanjut usia. Lanjut usia

akan selalu bergandengan dengan perubahan fisiologi maupun psikologi

(Nugroho, 2010).

2. Teori–Teori Proses Menua

a. Teori Genetik Clock

Teori genetik clock, teori ini merupakan teori intrinsik yang

menjelaskan bahwa didalam tubuh terdapat jam biologis yang

14

Page 15: tugas zefania

mengatur gen dan menentukan proses penuaan. Teori ini menyatakan

bahwa menua itu telah terprogram secara genetik untuk spesies

tertentu. Setiap spesies didalam inti selnya memiliki suatu jam

genetik/jam biologis sendiri dan setiap spesies mempunyai batas usia

yang berbeda-beda yang telah diputar menurut replikasi tertentu

sehingga bila jenis ini berhenti berputar, dia akan mati. Manusia

mempunyai umur harapan hidup nomor dua terpanjang setelah bulus.

Secara teoritis, memperpanjang umur mungkin terjadi, meskipun

hanya beberapa waktu dengan pengaruh dari luar, misalnya

peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit dengan pemberian

obat-obatan atau tindakan tertentu.

b. Teori mutasi somatic

Teori mutasi somatic menurut teori ini, penuaan terjadi karena adanya

mutasi somatik akibat pengaruh lingkungan yang buruk. Terjadi kesalahan

dalam proses transkripsi DNA atau RNA dan dalam proses translasi RNA

protein/enzim. Kesalahan ini terjadi terusmenerus sehingga akhirnya akan

terjadi penurunan fungsi organ atau perubahan sel menjadi kanker atau sel

menjadi penyakit. Setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi, sebagai

contoh yang khas adalah mutasi sel kelamin sehingga terjadi penurunan

kemampuan fungsional sel (Suhana, 2010).

15

Page 16: tugas zefania

Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan metabolisme :

1). Teori menua akibat metabolisme

Teori menua akibat metabolisme Perpanjangan umur karena penurunan

jumlah kalori, antara lain disebabkan karena menurunnya salah satu atau

beberapa proses metabolisme. Pentingnya metabolisme sebagai factor

penghambat umur panjang sehingga terdapat hubungan antara tingkat

metabolisme dengan panjang umur.

2). Teori rantai silang

Teori rantai silang (cross link theory), teori ini menjelaskan bahwa menua

disebabkan oleh lemak, protein, karbohidrat, dan asam nukleat (molekul

kolagen) bereaksi dengan zat kimia dan radiasi, mengubah fungsi jaringan

yang menyebabkan perubahan pada membran plasma, yang

mengakibatkan terjadinya jaringan yang kaku, kurang elastis, dan

hilangnya fungsi pada proses menua.

3). Teori fisiologis

Teori fisiologis teori ini merupakan teori intrinsik dan ekstrinsik, terdiri

atas teori oksidasi stres (wear and tear theory). Di sini terjadi kelebihan

usaha dan stres menyebabkan sel tubuh lelah terpakai (regenerasi jaringan

tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal).

4). Teori Sosiologis

16

Page 17: tugas zefania

Teori Sosiologis tentang proses menua yang dianut selama ini antara lain:

5). Teori Interaksi Sosial

Teori ini mencoba menjelaskan mengapa lanjut sia bertindak pada suatu

situasi tertentu, yaitu atas dasar hal-hal yang dihargai masyarakat.

Kemampuan lanjut usia untuk terus menjalin interaksi sosial merupakan

kunci mempertahankan status sosial berdasarkan kemampuan

bersosialisasi.

6). Teori aktivitas atau kegiatan

a). Ketentuan tentang semakin menurunnya jumlah kegiatan secara

langsung. Teori ini menyatakan bahwa lanjut usia yang sukses

adalah mereka yang aktif dan banyak ikut serta dalam kegiatan

sosial.

b). Lanjut usia akan merasakan kepuasan bila dapat melakukan

aktivitas dan mempertahankan aktivitas tersebut selama mungkin.

c). Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup lanjut

usia.

d). Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar

tetap stabil dari usia pertengahan sampai lanjut usia.

7). Teori kepribadian berlanjut (continuity theory)

Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia.

Teori ini merupakan gabungan teori yang disebutkan sebelumnya.

17

Page 18: tugas zefania

Teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seorang

lanjut usia sangat dipengaruhi tipe Teori ini mengemukakan adanya

kesinambungan dalam siklus kehidupan lanjut usia. Pengalaman hidup

seseorang suatu saat merupakan gambarannya kelak pada saat dia

menjadi lanjut usia. Hal ini dapat dilihat dari gaya hidup, perilaku, dan

harapan seseorang ternyata tidak berubah, walaupun ia telah lanjut

usia.

8). Teori pembebasan/penarikan diri (disangagement theory)

Teori ini membahas putusnya pergaulan atau hubungan dengan

masyarakat dan kemunduran individu dengan individu lainnya. Teori

ini menyatakan bahwa dengan bertambah lanjutnya usia, secara

berangsur-angsur mulai melepaskandiri dari kehidupan sosialnya atau

menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Teori yang pertama diajukan

oleh (Henry, 2011). mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia

menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga sering lanjut

usia mengalami kehilangan ganda (triple loss):

(1). Kehilangan peran (loss of role).

(2). Hambatan kontak sosial (restriction of contact and relationship).

(3). Berkurangnya komitmen (reduced commitment to social mores

and values)

18

Page 19: tugas zefania

3. Pengelompokan Lansia

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lanjut usia meliputi: usia

pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun, lanjut usia

(elderly) kelompok usia 60–74 tahun, lanjut usia tua (old) kelompok usia 75-90

tahun, usia sangat tua (very old) kelompok usia 90 tahun. Menurut Jos Masdani

(Psikologi UI) lanjut usia merupakan kelanjutan dari usia dewasa, dan menurut

Koesoemato Setyonegoro pengelompokan lanjut usia sebagai berikut: usia

dewasa muda (elderly adulhood): 18 atau 20–25 tahun, usia dewasa penuh

(middle years) atau maturitas : 25–60 atau 65 tahun (Nugroho, 2010).

Batasan–batasan lanjut usia menurut WHO :

a. Usia pertengahan (middle age),ialah kelompok usia 45-59 thn.

b. Lanjut usia (elderly) = antara 60 dan 74 tahun.

c. Lanjut usia tua (old) = antara 75 dan 90 tahun.

d. Usia sangat tua (very old) = di atas 90

C. Perubahan–perubahan mental

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental: perubahan fisik,

khususnya organ perasa, kesehatan umum, tingkat pendidikan, keturunan,

lingkungan.

1. Perubahan–perubahan Psikososial

a. Pensiun: nilai seseorang sering diukur oleh produktivitasnya dan

identitas dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan. Bila seseorang

19

Page 20: tugas zefania

pensiun (purna tugas), ia akan mengalami kehilangan-kehilangan,

antara lain :

1). Kehilangan finansial (income berkurang).

2). Kehilangan status (dulu mempunyai jabatan posisi yang cukup

tinggi, lengkap dengan segala fasilitasnya).

3). Kehilangan teman/kenalan atau relasi.

4). Kehilangan pekerjaan/kegiatan.

b. Merasakan atau sadar akan kematian (sense of awareness ofmortality)

c. Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan

bergerak lebih sempit.

d. Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan (economic deprivation).

e. Meningkatnya biaya hidup pada penghasilan yang sulit, bertambahnya

biaya pengobatan.

f. Penyakit kronis dan ketidakmampuan.

g. Gangguan saraf pancaindra, timbul kebutaan dan ketulian.

h. Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan.

i. Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman-

teman dan family.

j. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik: perubahan terhadap gambaran

diri, perubahan konsep diri.20

Page 21: tugas zefania

2. Masalah–masalah Kesehatan pada Lansia

Masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia berbeda dari orang

dewasa, yang menurut Kane dan Ouslander sering disebut dengan istilah 14 I,

yaitu immobility (kurang bergerak), instability (berdiri dan berjalan tidak stabil

atau mudah jatuh), incontinence (beser buang air kecil dan atau buang air besar),

intellectual impairment (gangguan intelektual/dementia), infection (infeksi),

impairment of vision and hearing, taste, smell, communication, convalescence,

skin integrity (gangguan pancaindera, komunikasi, penyembuhan, dan kulit),

impaction (sulit buang air besar), isolation (depresi), inanition (kurang gizi),

impecunity (tidak punya uang), iatrogenesis (menderita penyakit akibat obat-

obatan), insomnia (gangguan tidur), immune deficiency (daya tahan tubuh

menurun), impotence (impotensi). Masalah kesehatan utama tersebut di atas

yang sering terjadi pada lansia perlu dikenal dan dimengerti oleh siapa saja yang

banyak berhubungan dengan perawatan lansia agar dapat memberikan perawatan

untuk mencapai derajat kesehatan yang seoptimal mungkin.

a. Kurang bergerak: gangguan fisik, jiwa, dan faktor lingkungan dapat

menyebabkan lansia kurang bergerak. Penyebab yang paling sering adalah

gangguan tulang, sendi dan otot, gangguan saraf, dan penyakit jantung dan

pembuluh darah.

b. Instabilitas: penyebab terjatuh pada lansia dapat berupa faktor intrinsik (hal-

hal yang berkaitan dengan keadaan tubuh penderita) baik karena proses

menua, penyakit maupun faktor ekstrinsik (hal-hal yang berasal dari luar

tubuh) seperti obat-obat tertentu dan faktor lingkungan. Akibat yang paling

21

Page 22: tugas zefania

sering dari terjatuh pada lansia adalah kerusakan bahagian tertentu dari tubuh

yang mengakibatkan rasa sakit, patah tulang, cedera pada kepala, luka bakar

karena air panas akibat terjatuh ke dalam tempat mandi. Selain daripada itu,

terjatuh menyebabkan lansia tersebut sangat membatasi pergerakannya.

Walaupun sebahagian lansia yang terjatuh tidak sampai menyebabkan

kematian atau gangguan fisik yang berat, tetapi kejadian ini haruslah

dianggap bukan merupakan peristiwa yang ringan. Terjatuh pada lansia dapat

menyebabkan gangguan psikologik berupa hilangnya harga diri dan perasaan

takut akan terjatuh lagi, sehingga untuk selanjutnya lansia tersebut menjadi

takut berjalan untuk melindungi dirinya dari bahaya terjatuh.

c. Beser: beser buang air kecil (bak) merupakan salah satu masalah yang sering

didapati pada lansia, yaitu keluarnya air seni tanpa disadari, dalam jumlah dan

kekerapan yang cukup mengakibatkan masalah kesehatan atau sosial. Beser

bak merupakan masalah yang seringkali dianggap wajar dan normal pada

lansia, walaupun sebenarnya hal ini tidak dikehendaki terjadi baik oleh lansia

tersebut maupun keluarganya. Akibatnya timbul berbagai masalah, baik

masalah kesehatan maupun sosial, yang kesemuanya akan memperburuk

kualitas hidup dari lansia tersebut. Lansia dengan beser bak sering

mengurangi minum dengan harapan untuk mengurangi keluhan tersebut,

sehingga dapat menyebabkan lansia kekurangan cairan dan juga

berkurangnya kemampuan kandung kemih. Beser bak sering pula disertai

dengan beser buang air besar (bab), yang justru akan memperberat keluhan

beser bak tadi.

22

Page 23: tugas zefania

d. Gangguan intelektual: merupakan kumpulan gejala klinik yang meliputi

gangguan fungsi intelektual dan ingatan yang cukup berat sehingga

menyebabkan terganggunya aktivitas kehidupan sehari-hari. Kejadian ini

meningkat dengan cepat mulai usia 60 sampai 85 tahun atau lebih, yaitu

kurang dari 5% lansia yang berusia 60-74 tahun mengalami dementia

(kepikunan berat) sedangkan pada usia setelah 85 tahun kejadian ini

meningkat mendekati 50%. Salah satu hal yang dapat menyebabkan

gangguan interlektual adalah depresi sehingga perlu dibedakan dengan

gangguan intelektual lainnya.

e. Infeksi: merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting pada lansia,

karena selain sering didapati, juga gejala tidak khas bahkan asimtomatik yang

menyebabkan keterlambatan di dalam diagnosis dan pengobatan serta risiko

menjadi fatal meningkat pula. Beberapa faktor risiko yang menyebabkan

lansia mudah mendapat penyakit infeksi karena kekurangan gizi, kekebalan

tubuh:yang menurun, berkurangnya fungsi berbagai organ tubuh, terdapatnya

beberapa penyakit sekaligus (komorbiditas) yang menyebabkan daya tahan

tubuh yang sangat berkurang. Selain daripada itu, faktor lingkungan, jumlah

dan keganasan kuman akan mempermudah tubuh mengalami infeksi.

f. Gangguan pancaindera, komunikasi, penyembuhan, dan kulit: akibat prosesd

menua semua pancaindera berkurang fungsinya, demikian juga gangguan

pada otak, saraf dan otot-otot yang digunakan untuk berbicara dapat

menyebabkn terganggunya komunikasi, sedangkan kulit menjadi lebih kering,

rapuh dan mudah rusak dengan trauma yang minimal.

23

Page 24: tugas zefania

g. Sulit buang air besar (konstipasi): beberapa faktor yang mempermudah

terjadinya konstipasi, seperti kurangnya gerakan fisik, makanan yang kurang

sekali mengandung serat, kurang minum, akibat pemberian obat-obat tertentu

dan lain-lain. Akibatnya, pengosongan isi usus menjadi sulit terjadi atau isi

usus menjadi tertahan. Pada konstipasi, kotoran di dalam usus menjadi keras

dan kering, dan pada keadaan yang berat dapat terjadi akibat yang lebih berat

berupa penyumbatan pada usus disertai rasa sakit pada daerah perut.

h. Depresi: perubahan status sosial, bertambahnya penyakit dan berkurangnya

kemandirian sosial serta perubahan-perubahan akibat proses menua menjadi

salah satu pemicu munculnya depresi pada lansia. Namun demikian, sering

sekali gejala depresi menyertai penderita dengan penyakit-penyakit gangguan

fisik, yang tidak dapat diketahui ataupun terpikirkan sebelumnya, karena

gejala-gejala depresi yang muncul seringkali dianggap sebagai suatu bagian

dari proses menua yang normal ataupun tidak khas. Gejala-gejala depresi

dapat berupa perasaan sedih, tidak bahagia, sering menangis, merasa

kesepian, tidur terganggu, pikiran dan gerakan tubuh lamban, cepat lelah dan

menurunnya aktivitas, tidak ada selera makan, berat badan berkurang, daya

ingat berkurang, sulit untuk memusatkan pikiran dan perhatian, kurangnya

minat, hilangnya kesenangan yang biasanya dinikmati, menyusahkan orang

lain, merasa rendah diri, harga diri dan kepercayaan diri berkurang, merasa

bersalah dan tidak berguna, tidak ingin hidup lagi bahkan mau bunuh diri, dan

gejala-gejala fisik lainnya. Akan tetapi pada lansia sering timbul depresi

terselubung, yaitu yang menonjol hanya gangguan fisik saja seperti sakit

24

Page 25: tugas zefania

kepala, jantung berdebar-debar, nyeri pinggang, gangguan pencernaan dan

lain-lain, sedangkan gangguan jiwa tidak jelas.

i. Kurang gizi: kekurangan gizi pada lansia dapat disebabkan perubahan

lingkungan maupun kondisi kesehatan. Faktor lingkungan dapat berupa

ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi, isolasi sosial (terasing

dari masyarakat) terutama karena gangguan pancaindera, kemiskinan, hidup

seorang diri yang terutama terjadi pada pria yang sangat tua dan baru

kehilangan pasangan hidup, sedangkan faktor kondisi kesehatan berupa

penyakit fisik, mental, gangguan tidur, alkoholisme, obat-obatan dan lain-

lain.

j. Tidak punya uang: dengan semakin bertambahnya usia maka kemampuan

fisik dan mental akan berkurang secara perlahan-lahan, yang menyebabkan

ketidakmampuan tubuh dalam mengerjakan atau menyelesaikan pekerjaannya

sehingga tidak dapat memberikan penghasilan. Untuk dapat menikmati masa

tua yang bahagia kelak diperlukan paling sedikit tiga syarat, yaitu :memiliki

uang yang diperlukan yang paling sedikit dapat memenuhi kebutuhan hidup

sehari-hari, memiliki tempat tinggal yang layak, mempunyai peranan di

dalam menjalani masa tuanya.

k. Penyakit akibat obat-obatan: salah satu yang sering didapati pada lansia

adalah menderita penyakit lebih dari satu jenis sehingga membutuhkan obat

yang lebih banyak, apalagi sebahagian lansia sering menggunakan obat dalam

jangka waktu yang lama tanpa pengawasan dokter dapat menyebabkan

timbulnya penyakit akibat pemakaian obat-obat yang digunakan.

25

Page 26: tugas zefania

l. Gangguan tidur: dua proses normal yang paling penting di dalam kehidupan

manusia adalah makan dan tidur. Walaupun keduanya sangat penting akan

tetapi karena sangat rutin maka kita sering melupakan akan proses itu dan

baru setelah adanya gangguan pada kedua proses tersebut maka kita ingat

akan pentingnya kedua keadaan ini. Jadi dalam keadaan normal (sehat) maka

pada umumnya manusia dapat menikmati makan enak dan tidur nyenyak.

Berbagai keluhan gangguan tidur yang sering dilaporkan oleh para lansia,

yakni sulit untuk masuk dalam proses tidur. tidurnya tidak dalam dan mudah

terbangun, tidurnya banyak mimpi, jika terbangun sukar tidur kembali,

terbangun dinihari, lesu setelah bangun dipagi hari.

m. Daya tahan tubuh yang menurun: daya tahan tubuh yang menurun pada lansia

merupakan salah satu fungsi tubuh yang terganggu dengan bertambahnya

umur seseorang walaupun tidak selamanya hal ini disebabkan oleh proses

menua, tetapi dapat pula karena berbagai keadaan seperti penyakit yang

sudah lama diderita (menahun) maupun penyakit yang baru saja diderita

(akut) dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh seseorang. Demikian

juga penggunaan berbagai obat, keadaan gizi yang kurang, penurunan fungsi

organ-organ tubuh dan lain-lain.

26

Page 27: tugas zefania

D. Stres Psikologis

1. Pengertian Stres Psikologis

Kata stres bisa diartikan beda bagi tiap–tiap individu. Sebagian

individu mendefinisikan sebagai tekanan, desakan atau respon emosional.

Definisi stres yang paling sering digunakan paa hubungan antar individu

dengan lingkungannya. Stres merupakan konsekuensi dari proses penilaian

individu, yakni pengukuran apakah sumber daya yang dimiliki cukup untuk

menghadapi tuntutan dari lingkungan tersebut. mendefinisikan stres sebagai

suatu akibat dari interaksi antara individu dnegan lingkunganya yang dinilai

membahayakan diri individu tersebut (Gibsin, 2012).

Dalam kamus psikologis stres merupakan suatu keadan tertekan

baik secara fisik maupun psikologis. menyebutkan stress merupakan

sekumpulan gejala yang datang ketika sedang berhadapan dengan suatu

kondisi yang menekan. Perubahan internal atau eksternal yang

menimbulkan respon emosional yang bergejolak dan berlangsung lama

(Bardan, 2009). Perubahan psikososial dapat merupakan tekanan mental

sehingga bagi sebagian individu dapat menimbulkan perubahan dalam

kehidupan dan individu tersebut akan berusaha dan beradaptasi untuk

menanggulanginya. Stres memberi dampak sosial total terhadap individu

yaitu fisik, emosi, intelek, sosial, dan spiritual. Sters fisik mengancam

keseimbangan fisiologis. Sters emosi dapat menimbulkan perasaan negatif

atau destruktif terhadap diri sendiri. Stres intelektual akan menganggu

presepsi dan kemampuan mneyelesaikan masalah. Sters soaial akan

27

Page 28: tugas zefania

mneganggu hubungan individu dengan orang lain. Sedangkan stres spiritual

akan merubah pandangan individu terhadap kehidupan (Saeno, 2011).

Stres bersumber dari frustasi dan dari konflik yang dialami

individu yang dapat nerasal dari berbagai bidang kehidupan manusia.

Konflik bisa memicu timbulnya stres atau setidaknya membuat individu

mengalami ketegangan yang berkepanjangan dan mengalamikesulitan

untuk mengatasinya. Stres membuat tubuh untuk memproduksi hormon

adrenalin yang berfungsi untuk mempertahankan diri. Stres dibedakan

menjadi dua yaitu sters yang merugikan dan merusak disebut sistres, dan

stres yang positif dan menguntungkan, yang disebut dengan stres. Dalam

kenyataannya stres mneyebabkan sebagian individu menjadi putus asa

tetapi bagi individu lain justru dapat menjadi dorongan baginya untuk

menjadi lebih baik (Yudiarsi, 2012).

2. Penyebab Stres Psikologis pada Lansia

a. Kondisi kesehatan fisik

Seiring dengan penurunan fisiologis itu, ketahanan tubuh lansia

pun semakin menurun sehingga berbagai penyakit dapat dengan mudah

terjadi pada lansia. Penurunan kemampuan fisik ini dapat menyebabkan

orang menjadi stres, yang dulunya semua pekerjaan bisa dilakukan

sendirian, kini terkadang harus dibantu orang lain. Perasaan membebani

orang lain inilah yang dapat menyebabkan stres.

28

Page 29: tugas zefania

Menderita penyakit dapat menyebabkan perubahan fungsi

fisiologis pada orang yang menderitanya. Perubahan fungsi tersebut dapat

mempengaruhi kehidupan seseorang dimana hal ini dapat menyebbabkan

sters pada kaum lanjut usia yang mengalaminya. Perubahan fungsi

fisiologis yang dialami seseorang tergantung pada penyakit yang

dideritanya. Semakin sehat jasmani lansia semakin jarang terkena stres,

dan sebaliknya semakin menurun kesehatannya, maka semakin muda

lansia itu akan terkena stres.

b. Kondisi psikologi

Faktor non fisik seorang lansia, misalnya sifat, keperibadian, cara

pandang, tingkat pendidikan, dapat berpengaruh terhadap stres. Seorang

lansia yang memiliki pikiran yang positif, biasanya dapat menyelesaikan

masalah yang dihadapinya dengan positif pula, dan sebaliknya. Semakin

luas dan semakin tinggi harapan seseorang terhadap hidup, semakin jauh

ia dari stres. Semakin berserah diri kepada Tuhan, semakin terbebas dari

stres.

c. Keluarga

Keluarga berperan besar dalm kejadian sters pada lansia. Jika

terdapat masalah dalm keluarga, hal ini dapt menjadi pemicu sters.

Sebaliknya peran keluarga sangat besar dalam menjauhkan lansia dari

sters. Dukungan, pengharapan, rasa hormat, rasa peduli dan lain–lain,

sangat besar pengaruhnya untuk menjauhkan atau meredahkan sres pada

lansia.

29

Page 30: tugas zefania

d. Lingkungan

Stres juga dapat dipicu oleh hubungan sosial dengan orang lain

disekitarnya, atau akibat situasi soaial lainnya. Lingkungan yang padat,

macet, dan bising bisa menjadi sumber sters.

e. Pekerjaaan

Pekerjaan dapat menjadi pemicu sters bagi lansia. Penurunan

kondisi fisik dan psikis berpengaruh pada turunnya produktifitas pada

lansia. Jika pada waktu mudanya ia telah mempersiapkan “bekal” untuk

masa tua, maka ia bisa menikmati masa pensiunnya.

Dari penelitan yang dilakukan oleh parah ahli, mereka menemukan

slah satu penyebab stres psikologis pada lansia yaitu pada saat mereka

pensiun. Menurut (Darmojo, 2012), pensiun adalah suatu sistem yang

berlaku dalam suatu negara, terutama negara industri. Pensiun

menyebabkan stres yang pada akhirnya berujung pada timbulnya cemas

bagi orang–orang yang mengalami masalah kesehatan. Sebaliknya orang

yang telah merencanakan pensiun tidak akan mengalami masalah nansial

(Aswar, 2012). Perubahan peran dimana waktu lebih tercurah pada

keluarga, akan mempengaruhi pasangan atau anggota keluarga secara

mendadak dan dapat menimbulkan konflik dalam keluarga. Begitu juga

dengan perubahan aktivitas, dari yang sebelumnya aktif, kini tidak

berguna lagi. Salah satu teori psikologis yang berhubungan dengan

perubahan pada lansia dikemukakan oleh (Peck 2012), yaitu dngan

menyeimbangkan integritas ego versus putus asa.

30

Page 31: tugas zefania

3. Kartisol sebagai Hormon Stres

Kartisol (hidrokartisol), ada sterpid hormon, yang dihasilkan oleh

kelenjar adrenal. Hal ini berlangsung dalam respon terhadap stres dan pada

tingkat rendah glukokortikoid darah. Fungsi utamnya adalah untuk

meningkatkan gula darah melalui glukogenesis, menekan sistem kekebalan

tubuh, dan bantuan dalam lemak, protein dan metabolisme karbohidrat.

Kartisol dilepaskan dalam respon terhadap stres, bertindak untuk

memulihkan hemostasis. Namun, lama sekresi kartisol menyebabkan

perubahan yang signifikan. Kartisol adalah bahan dasar. Kartisol akan

dikonversi menjadi pregnenaline, yang kemuduan memproduksi kartisol,

thiroxine, estrogen, progesteron, DEHA, dan testoteron. Jadi ketika

kortisol dibutuhkan untuk membantu kita mengatasai stres, kortisol akan

diproritaskan dengan mengorbankan hormon–hormon lainnya. Sekresi

kortisol dapat meningkat sampai 301 mg guna mengatsi efek stres, seperti

radang, nyeri dan demam. Kortisol sebagai zat anti-radang berfungsi

menghambat reaksi sistem kekebalan tubuh sehingga respon terhadap stres

jangan sampai terlamau hebat. Selain itu kortisol mendukung tubuh

menjadi lebih kebal terhadap rangsangan buruk yang tercakup dalam

pengertian sters, seperti pembedahan, infeksi, luka berat, juga terauma

psikis.

Kortisol yang berlebihan dalam waktu yang lama, akibat stres

menahun dapat mengacaukan regulasi sistem imun yang sangat ruwet. Bila

masalha ini tidak terpecahkan akhirnya akan terjadi kerusakan pada

jaringan oto, saraf dan penurunan fungsi sistem imun, sedangkan kadar 31

Page 32: tugas zefania

glukosa dan tekanan darah akan meningkat. Sel–sel otak bereaksi kuat

terhadap kortisol, khususnya bagian otak dimana terletak fungsi ingatan.,

dimana banyak terdapat reseptor kortisol dan dapat dianggap sebagai

tromstat untuk kortisol. Kelebihan kortisol mengakibatkan perubahan

ekspresi dari gen–gen tertentu yang penting bagi sistem kekebalan.

4. Mekanisme Adaptasi Stres pada Lanjut Usia

Sampai saat ini penelitian terkait yang didapatkan mengenai

adaptasi lansia adalah penelitian yang dilakukan oleg Zuckerman, pada

tahun 1984, dari hasil studynya diperoleh data lansia yang religuis,

ternyata agka kematiannya dua kali lebih besar dibandingkan dengan

lansia yang rajin beribadah. Kemampuan seseorang untuk melewati

tentang respon kehilangan dan rentang respon cemas sangat berbeda antara

individu, bergantung pada coping dab adaptasi yang digunakan. Pada

lansia adaptasi yang digunakan, tergantung pada mekanisme pertahanan

yang telah digunakan sebelumnya (Eriksin,2010).

E. Sumber Stres Psikologis

Menurut (Maramis 2010), ada empat sumber atau penyebab stres

psikologis baik pada masyarakt umum maupun pada lanjut usia, yaitu:

1. Frustasi

Fristasi timbul akibat kegagalan dalam mencapai tujuan karena ada aral

melintang. Frustasi ada yang bersifat intrinsik (cacat badan dan kegagalan

32

Page 33: tugas zefania

usaha), dan ekstrinsik (kecelakaan, bencana alam, kematian orang yang

disintai, kegoncangan ekonomi, pengangguran, dan lain-lain).

2. Konflik

Konflik timbul karena tidak bisa memilih antara dua atau lebih macam

keinginan, kebutuhan, atau tujuan.

3. Tekanan

Tekanan timbul sebagai akibat tekanan hidup sehari–hari. Tekanan dapat

berasal dari dalam individu maupun tekanan yang datang dari luar diri

individu tersebut.

4. Krisis

Krisis yaitu keadaan yang mendadak, yang menimbulkan stres pada

individu, misalnya kematian orang yang disayangi. Keadaan stres dapat

terjadi beberapa sebab sekaligus, misalnya frustasi, konflik, dan tekanan.

F. Cara Mengatasi Stres

Stres berasal dari frustasi dan konfliki yang dialami individu yang dapat

berasal dari berbagai bidang kehidupan manusia. Seringkali individu

mengalami dilema saat memilih diantara alternatif yang ada, apa lagi bila hal

tersebut menjadi pemicu timbulnya stres atau setidaknya membuat individu

mengalami ketegangan yang berkepanjangan yang akan mengalami kesulitan

untuk mengatasinya (Grant, 2010)

33

Page 34: tugas zefania

(Struart, 2005) ada 3 macam tingkatan stres antara lain :

1. Stres Ringan

Berhubungan dengan ketegangan yang dialami sehari-hari. Dapat

memotivasi individu untuk belajar daan mampu memecahkan masalah

secara efektif.

2. Stres Sedang

Memungkinkan inividu untuk berfokus pada hal-hal yang penting.

3. Stres Berat

individu cenderung pada suatu objek yang dapat mengurangi ketegangan.

Ada beberapa macam cara mengendalikan stres menurut (Grant Brech

2010) sebagai berikut;

1. Sikap, keyakinan, perilaku, dan pikiran kita harus positif, fleksibel, rasional

dan adaptif terhadap orang lain. Artinya, jangan terlebih dahulu

menyalahkan orang lain sebelum melakukan introspeksi diri dengan

pengendalian internal.

2. Kendalikan faktor–faktor penyebab stres dengan cara:

a. Kemampuan menyadari (awarness skills)

b. Kemampuan untuk menerima (acepetance skills)

c. Kemampuan untuk menghadapi (coping skills)

d. Kemampuan untuk bertindak (action skills)34

Page 35: tugas zefania

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPRASIONAL

A. Kerangka Konsep

Gambar 1

Keterangan :

: variabel dependen

: variabel Independen

B. Hipotesis

Ha : Ada pengaruh terapi tertawa dengan stres psikologis pada lansia

35

Terapi Tertawa STRES PSIKOLOGIS

Page 36: tugas zefania

C. Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Indikator Skala Ukur

Independen:

Terapi

Tertawa

Adalah terapi stres yang

lebih bersifat

pencegahan penyakit.

Dengan cara

menayangkan film/

video selama 15 Menit

pada Lansia.

Dependen:

Stres

Psikologi

Perilaku lanjut usia

yang menyebabkan

perubahan didalam

kehidupannya yang

mengganggu aktivitas

sehari – hari.

Skor > 250 : Stres berat

Skore 150-299 : Stres sedang

Skore < 150 : Stres ringan

Ordinal

36

Page 37: tugas zefania

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian pra eksperimen dengan menggunakan desain

pra eksperimental, yaitu desain pre-post eksperimen dengan menggunakan uji

wilcoxon.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Panti Sosial Werdha tresna Betania RS. Lembean

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan Juli 2014.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini ialah dengan melakukan survey

dan kemudian melakukan wawancara bagi pada lansia.

D. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk mengumpulkan

data, data berupa kuesioner. Kuesioner adalah metode pengumpulan data

dengan jalan mengajukan pertanyaan tertulis kepada sejumlah individu yang

diberikan pertanyaan tersebut memberikan jawaban secara tertulis

(Notoatmadjo, 2003). Sedangkan untuk terapi tertawa digunakan standar

pelaksanaan terapi tertawa dengan cara menggunakan Video/Film

37

Page 38: tugas zefania

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang sesuai kriteria yaitu usia 55

tahun–usia 95 tahun. Berjumlah 42 lansia

2. Sampel

Dalam penelitian ini diambil total populasi

F. Kriteria Sampel

a. Kriteria Inklusi

Kriteria induksi merupakan kriteria dimana subjek penelitian mewakili sampel

penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel (Nursalam, 2003). Kriteria

induksi dalam penelitian ini adalah :

1) Lansia laki–laki/perempuan yang berusia 55–95 tahun.

2) Tinggal di panti sosial dan tidak menggunakan alat–alat medis

3) Hadir pada saat pengambilan data

4) Bersedia menjadi responden

G. Proses Pengolahan Data

Prosedur pengolahan data yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Editing

Editing atau penyuntingan data dilakukan pada saat penelitian yakni

memeriksa semua lembar observasi/kuesioner yang telah diisi yaitu

38

Page 39: tugas zefania

kelengkapan data, kesinambungan data dan memeriksa keseragaman data

dalam usaha melengkapi data yang masih kurang.

2. Koding

Pengkodean pada lembar kuesioner. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan

adalah mengisi daftar kode yang disediakan pada lembar kuesioner dan

sesuai dengan hasil pengamatan yang dilakukan.

3. Tabulasi

Data yang diperoleh selama penelitian dikumpulkan kemudian disajikan

dalam bentuk tabel.

H. Analisis Data

Analisa data yang digunakan yaitu :

1. Analisa univariat, dengan penyajian dalam bentuk table frekuensi untuk

melihat gambaran distribusi frekuensi responden berdasarkan karakteristik

dari Lansia.

2. Analisa bivariat, dengan menggunakan uji wilcoxon untuk melihat adakah

humor yang paling mudah dilakukan untuk mengatasi beberapa penyakit

terutama stres psikologis pada Lansia dengan menggunakan uji wilcoxon

I. Etika Penelitian

1. Informed Consent (Lembar Persetujuan)

Lembar Persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan diteliti yang

memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian dan manfaat

penelitian. Bila subjek menolak maka peneliti tidak akan memaksakan

kehendak dan tetap menghormati hak-hak subjek.

2. Anonymity (Tanpa Nama)

39

Page 40: tugas zefania

Untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak akan mencantumkan nama

responden tetapi lembar tersebut diberi kode.

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok

data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.

40

Page 41: tugas zefania

Lampiran C

LEMBAR KOESIONER

Petunjuk:

Berilah tanda check () pada kotak yang telah disediakan sesuai dengan jawaban

saudara.

No. Responden :…….

Tanggal Pengisian :……..

A. Data Demografi

1. Jenis kelamin

1) Laki-laki

2) Perempuan

2.Pendidikan

1) Tidak sekolah

2) SD

3) SMP

4) SMA

5) Pendidikan Tinggi

41

Page 42: tugas zefania

3.Umur

1) 45 – 55 tahun

2) 56 – 65 tahun

3) 66 – 75 tahun

4) 75 tahun

4.Status perkawinan

1) Tidak kawin

2) Janda/duda

3) Kawin

5.Lama menghuni panti werdha

1) 0–5 tahun

2) 6–10 tahun

3) Lebih dari 10 tahun

6.Pekerjaan sebelum menghuni panti werdha

1) Tidak bekerja

2) Pensiunan

3) Petani

4) Wiraswasta

5) Lain–lain

7.Agama/kepercayaan

1) Islam

2) Kristen

3) Hindu

4) Budha42

Page 43: tugas zefania

Petunjuk pengisian Jawablah dengan memberi tanda check (√ ) sesuai dengan

kondisi dan situasi yang anda alami.

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah keadaan anda saat di panti baik ?

2. Apakah anda menjalin hubungan dengan baik saat di panti ?

3. Apakah anda memiliki kesulitan dalam berkomunikasi ?

4. Apakah anda merasa tertekan akhir-akhir ini ?

5. Apakah anda merasa khawatir terhadap kesehatan anda ?

6. Apakah anda mempunyai waktu bertemu keluarga ?

7. Apakah perasaan anda mudah tersinggung ?

8. Apakah anggota keluarga anda sering mengunjungi ?

9. Apakah anda merasa menjadi beban keluarga ?

10. Apakah anda sering menyendiri ?

11. Apakah anda merasa kesepian akhir-akhir ini ?

12. Apakah anda sering bosan dengan kehidupan anda ?

13. Apakah anda sering merasa tidank nyaman ?

14. Apakah anda mempunyai semangat untuk hidup ?

15. Apakah anda mengalami kesulitan untuk tidur ?

Jumlah skor

Keterangan

Stres berat : Skor >250

Stres sedang : Skore 200-249

Stres ringan : Skore 150-199

Jika “Ya” nilainya : 20

Jika “Tidak” nilainya : 10

43

Page 44: tugas zefania

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Panti Sosial Tresna Werdha Bethania Kompleks RS Hermana

Lembean Kecamatan Kauditan Kabupaten Minahasa Utara terletak di

Desa Lembean dengan batas-batan wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah utara berbatasan dengan Rumah Penduduk

b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kebun masyarakat

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Lembean

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Tumaluntung.

Data pekerja pada Panti Sosial Tresna Werdha Kompleks RS.Hermana

Lembean Kecamatan Kauditan adalah sebagai berikut :

1.Bagian Perawatan : 13 Orang pekerja

2.Bagian Dapur : 3 Orang pekerja

3. Tukang Kebun : 1 Orang pekerja

4. Sopir : 1 Orang

B. Karakteristik Responden

1. Berdasarkan Jenis Kelamin

44

Page 45: tugas zefania

Gambar 2. Jenis Kelamin Responden

Gambar 1. menunjukan 42 responden yang diteliti, 14 orang atau 33,33%

responden berjenis kelamin laki-laki dan 28 orang atau 67.67% responden

berjenis kelamin perempuan.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Gambar 3. Tingkat Pendidikan Responden

Gambar 3. Menunjukan pendidikan dari 42 orang responden 11 orang atau 26%

responden tidak bersekolah, 7 orang atau 17% responden berpendidikan SD, 16

45

Page 46: tugas zefania

orang atau 38% responden berpendidikan SMP, dan 8 orang atau 19% responden

berpendidikan SMA.

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Gambar 4. Usia Responden

Gambar 4. menunjukan responden dengan usia 55-60 tahun sebanyak 4 orang

atau 10%, responden dengan usia 61-70 tahun sebanyak 6 orang atau 14%,

responden dengan usia 71-80 tahun sebanyak 17 orang atau 40%, dan

responden yang berusia lebih dari 81 tahun sebanyak 15 orang atau 36%.

Jumlah lansia yang berusia 71–80 tahun lebih banyak dari lansia yang berusia

55–60 tahun, 71–80 tahun, dan yang berusia diatas 81 tahun.

B. Analisa Univariat

1. Pemberian Terapi Tertawa

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Lansia Sebelum di adakan Terapi Tertawa

46

Page 47: tugas zefania

Tingkat Stres Frekuensi Persentase (%)

Stres Berat 14 33.3

Stres Sedang 28 66.7

Total 42 100.0

Pada tabel di atas terlihat bahwa sebelum diadakan terapi tertawa maka

lansia yang mengalami stress berat sebanyak 33,3% atau 14 orang, lansia

yang mengalami stress sedang 66,7% atau 28 orang.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Lansia Sesudah di adakan Terapi Tertawa

Tingkat Stres Frekuensi Persentase (%)

Stres Sedang 3 7.1

Stres Ringan 39 92.9

Total 42 100.0

Pada tabel di atas terlihat bahwa sesudah diadakan terapi tertawa maka

lansia yang mengalami stres sedang sebanyak 7,1% atau 3 orang, lansia

yang mengalami stress ringan sebanyak 39 orang atau 92,9%. Sedangkan

lansia yang mengalami stress berat sudah tidak ada atau 0%.

C. Analisa Bivariat

Pengaruh Pemberian Terapi Tertawa Penurunan Stres Pada Lansia

47

Page 48: tugas zefania

Tabel 3. Pemberian terapi tertawa terhadap penurunan stres pada lansia

Tingkat Stres Sebelum

(%)

Sesudah

(%)

Stres Berat 33.3 0

Stres Sedang 66.7 7.1

Stres Ringan 0 92.9

Total 100.0 100.0

Pada tabel diatas terlihat bahwa lansia yang mengalami stres berat 33%

sebelum diadakan terapi menjadi turun menjadi 0%, lansia yang

mengalami stres sedang 66,7% kemudian turun setelah dilakukan terapi

tertawa menjadi 7,1%. Sedangkan pada stress ringan jumlah lansia

sebanyak 0% kemudian setelah dilakukan terapi tertawa menjadi 92,9%

disebabkan karena sebagian yang mengalami stres berat dan stres sedang

mengalami penurunan menjadi stress ringan. Uji wilcoxon menunjukkan

adanya pengaruh yang signifikan yaitu p = 0,000 pada hasil post test

dengan nilai a=0,05 dan hasil t hitung 6.105> t tabel 2,021. Berdasarkan hasil

tersebut disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian terapi tertawa

terhadap tingkat stres lansia.

BAB VI

PEMBAHASAN

48

Page 49: tugas zefania

A. Pengaruh Pemberian Terapi Tertawa Terhadap Peurunan Stres Psikologi

Pada Lansia

stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses

berpikir dan kondisi seseorang. Stress yang terlalu besar dapat mengancam

kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungannya. Kondisi stres pada para

lansia bisa diartikan sebagai kondisi yang tak seimbang, adanya tekanan atau

gangguan yang tidak menyenangkan yang biasanya tercipta ketika lansia tersebut

melihat ketidaksepadanan antara keadaan dan sistem sumber daya biologis,

psikologis, dan juga sosial yang erat kaitannya dengan respon terhadap ancaman

dan bahaya yang dihadapi pada lanjut usia (Haryadi, 2012). Keberadaan

endorphin membantu menjelaskan bagaimana orang dapat merasakan rileks

sehingga dapat mengurangi stres. Individu dengan endorphin lebih sedikit

merasakan ketegangan oleh karena produksi hormon stres yang berlebihan.

Penggunaan tawa personal dalam terapi akan menghasilkan perasan lega pada

individu. Ini disebabkan tawa secara alami menghasilkan pereda stres dan rasa

sakit. Selain itu peningkatan aliran darah ke otak yang merupakan akibat fisiologis

dari tersenyum dan tertawa terkait dengan kesehatan tubuh dan suasana hati yang

positif. Sebaliknya, suasana hati dan ekspresi tertekan menghasilkan penurunan

aliran darah ke otak (Olivia, 2011).

Sebelum diadakan terapi tertawa maka lansia yang mengalami stress berat

sebanyak 33,3% atau 14 orang, lansia yang mengalami stress sedang 66,7% atau

28 orang. Sesudah diadakan terapi tertawa maka lansia yang mengalami stres

49

Page 50: tugas zefania

sedang sebanyak 7,1% atau 3 orang, lansia yang mengalami stress ringan

sebanyak 39 orang atau 92,9%. Sedangkan lansia yang mengalami stress berat

sudah tidak ada atau 0%. Uji wilcoxon menunjukkan adanya pengaruh yang

signifikan yaitu p = 0,000 lebih kecil dibandingakan nilai a=0,05. Berdasarkan

hasil tersebut disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian terapi tertawa terhadap

penurunan stres pada lansia.

Tertawa merupakan ekspresi seseorang yang tidak sedang mengalami

stress, baik stress fisik maupun psikis. Menurut linger, stress merupakan factor

utama yang menyebabkan peningkatan tekanan darah. Stress berkepanjangan atau

kronis dapat memacu peningkatan aktifitas simpatis sehingga secara fisiologis

dapat berpotensi meningkatkan tekanan darah secara intermitten (tidak menentu)..

Tertawa merupakan salah satu bentuk ekspresi emosi seseorang atas

kondisi yang menggembirakan, membahagiakan atau menyenangkan yang secara

alami dapat menghambat aktivasi saraf simpatis. Pendapat ini didukung oleh teori

dari (Haruyama, 2011) Saat seorang dalam keadaan tertawa saat itu gelombang

otak dalam kondisi alfa dan teta. Alfa adalah jenis gelombang yang frekuensinya

sedikit lebih lambat dibandingkan beta, yaitu 8-12 Hz. Alfa berhubungan dengan

kondisi pikiran yang rileks dan santai. Kondisi alfa, pikiran dapat melihat

gambaran mental secara sangat jelas dan dapat merasakan sensasi dengan lima

indra dan apa yang terjadi atau dilihat dalam pikiran. Alfa adalah pintu gerbang

bawah sadar. Manfaat alfa yang utama dan paling penting adalah sebagai

jembatan penghubung antara pikiran sadar dan bawah sadar. Alfa memungkinkan

kita untuk menyadari keberadaan mimpi dan keadaan meditasi terdalam yang kita

capai. Tanpa alfa, kita tidak akan dapat mengingat mimpi atau meditasi yang 50

Page 51: tugas zefania

sangat dalam, saat kita terbangun atau selesai bermeditasi. Kondisi theta, kita akan

mengalami kondisi meditatif yang sangat dalam. Semua pengalaman meditatif

yang selama ini dicari oleh orang yang melakukan praktik meditasi, misalnya

keheningan, ketenangan, kedalaman, dan puncak kebahagiaan, dirasakan di dalam

teta. Tertawa mampu mengaktifkan kedua gelombang tersebut denga baik

sehingga tubuh menjadi lebih sehat dan relaks serta dapat menekan produksi

gormon kortisol akibat dari aktivitas gelombang beta yang tinggi (Haruyama,

2011)

51

Page 52: tugas zefania

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Sebelum dilakukan terapi tertawa maka lansia yang mengalami stres berat

sebanyak 33,3% atau 14 orang, lansia yang mengalami stress sedang 66,7

% atau 28 orang.

2. Sesudah dilakukan terapi tertawa maka lansia yang mengalami stres

sedang sebanyak 7,1% atau 3 orang, lansia yang mengalami stress ringan

sebanyak 39 orang atau 92,9%. Sedangkan lansia yang mengalami stres

berat sudah tidak ada atau 0%.

3. Adanya pengaruh yang signifikan yaitu p=0,000 lebih kecil dibandingakan

nilai a=0,05. Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa ada pengaruh

pemberian terapi tertawa terhadap tingkat stres lansia.

B. Saran

1. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan

Penelitian ini diharapkan menjadi suatu masukan bagi institusi terkait

terutama bagi para lansia yang mengalami stres psikologis. Sehingga terapi

ini dapat selalu dilaksanakan secara teratur sehingga mendapatkan hasil

yang baik.

52

Page 53: tugas zefania

2. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi para pencinta ilmu

pengetahuan dan teknologi khususnya dalam ilmu keperawatan gerontik

dalam mengurangi bahkan menghilangkan stres psikologis lansia.

3. Bagi Lansia

Diharapkan bagi lansia agar dapat mengikuti kegiatan-kegiatan yang di

laksanakan di panti werdha agar lansia lebih tenang dan bisa menurunkan

gejala stres yang dialami lansia.

4. Bagi Peneliti Berikut

Penelitian ini dapat dijadikan bahan pembelajaran dan pengembangan ide

untuk penelitian yang selanjutnya yang berkaitan dengan stres psikologis

pada lansia. Penelitian ini dapat dilakukan kembali untuk mengetahui

faktor-faktor yang mempengaruhi stres pada lansia yang tinggal di panti.

53

Page 54: tugas zefania

Frequencies

Notes

Output Created 20-JUL-2014 17:25:47

Comments

Input

Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 42

Missing Value Handling

Definition of MissingUser-defined missing values are

treated as missing.

Cases UsedStatistics are based on all cases

with valid data.

Syntax

FREQUENCIES

VARIABLES=SEBELUM

SESUDAH

/NTILES=4

/STATISTICS=STDDEV MEAN

MEDIAN

/BARCHART FREQ

/ORDER=ANALYSIS.

ResourcesProcessor Time 00:00:01.73

Elapsed Time 00:00:01.63

[DataSet0]

Statistics

SEBELUM SESUDAH

NValid 42 42

Missing 0 0

Mean 1.6667 2.9286

Median 2.0000 3.0000

Std. Deviation .47712 .26066

Percentiles

25 1.0000 3.0000

50 2.0000 3.0000

75 2.0000 3.0000

54

Page 55: tugas zefania

Frequency Table

SEBELUM

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

STRES BERAT 14 33.3 33.3 33.3

STRES SEDANG 28 66.7 66.7 100.0

Total 42 100.0 100.0

SESUDAH

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

STRES SEDANG 3 7.1 7.1 7.1

STRES RINGAN 39 92.9 92.9 100.0

Total 42 100.0 100.0

Bar Chart

55

Page 56: tugas zefania

56

Page 57: tugas zefania

57

Page 58: tugas zefania

EXECUTE.

NPAR TESTS

/WILCOXON=SEBELUM WITH SESUDAH (PAIRED)

/MISSING ANALYSIS.

NPar Tests

Notes

Output Created 20-JUL-2014 17:09:10

Comments

Input

Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File

42

Missing Value Handling

Definition of MissingUser-defined missing values are treated as missing.

Cases Used

Statistics for each test are based on all cases with valid data for the variable(s) used in that test.

Syntax

NPAR TESTS

/WILCOXON=SEBELUM WITH SESUDAH (PAIRED)

/MISSING ANALYSIS.

Resources

Processor Time 00:00:00.02

Elapsed Time 00:00:00.02

Number of Cases Alloweda 112347

a. Based on availability of workspace memory.

Wilcoxon Signed Ranks Test

58

Page 59: tugas zefania

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

SESUDAH – SEBELUM

Negative Ranks 42a 21.50 903.00

Positive Ranks 0b .00 .00

Ties 0c

Total 42

a. SESUDAH < SEBELUM

b. SESUDAH > SEBELUM

c. SESUDAH = SEBELUM

Test Statisticsa

SESUDAH - SEBELUM

Z -5.668b

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Wilcoxon Signed Ranks Test

b. Based on positive ranks.

59

Page 60: tugas zefania

60