Tugas Ventilasi Yosia Dwiki Alwan

14
Nama : Yosia Dwiki Alwan NIM : H1C112025 PENCEGAHAN SWABAKAR Kebakaran spontan (swabakar) dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi usaha pertambangan batubara bawah tanah. Berbagai bentuk kerugian yang mungkin timbul diantaranya adalah luka-luka atau matinya para pekerja tambang, keracunan gas, atau bahkan dapat menyebabkan hancurnya tambang itu secara total dan harus ditutup untuk selama-lamanya. Disamping itu juga kebakaran itu dapat menambah emisi gas rumah kaca ke atmosfeer bumi, sehingga dapat menyebabkan peningkatan suhu global dan hujan asam. Untuk itu kejadian swabakar harus dicegah sedini mungkin. Seorang teknisi tambang harus mengetahui berbagai hal yang terkait dengan masalah swabakar ini, yakni perkembangan peristiwa swabakar, tanda- tanda swabakar, mendeteksi secara dini peristiwa swabakar, kontrol jalan utama tambang, metoda penambangan, pemeliharaan jalan keluar tambang, dan penutupan (sealing) pada areal bekas tambang. 1. Gejala dan Pendeteksian Secara Dini Swabakar a. Gejala Terjadinya Swabakar Memperhatikan tanda-tanda awal terjadinya swabakar adalah hal yang sangat penting dilakukan dalam upaya pencegahan terjadinya swabakar. Tabel berikut ini memuat tanda-tanda awal terjadinya swabakar tersebut secara berurutan. Tanda-tanda Swabakar 1 Terjadi kenaikan suhu pada bagian terowongan

description

awdafaw

Transcript of Tugas Ventilasi Yosia Dwiki Alwan

Page 1: Tugas Ventilasi Yosia Dwiki Alwan

Nama : Yosia Dwiki Alwan

NIM : H1C112025

PENCEGAHAN SWABAKAR

Kebakaran spontan (swabakar) dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi

usaha pertambangan batubara bawah tanah. Berbagai bentuk kerugian yang mungkin timbul

diantaranya adalah luka-luka atau matinya para pekerja tambang, keracunan gas, atau bahkan

dapat menyebabkan hancurnya tambang itu secara total dan harus ditutup untuk selama-

lamanya. Disamping itu juga kebakaran itu dapat menambah emisi gas rumah kaca ke

atmosfeer bumi, sehingga dapat menyebabkan peningkatan suhu global dan hujan asam.

Untuk itu kejadian swabakar harus dicegah sedini mungkin. Seorang teknisi tambang

harus mengetahui berbagai hal yang terkait dengan masalah swabakar ini, yakni

perkembangan peristiwa swabakar, tanda-tanda swabakar, mendeteksi secara dini peristiwa

swabakar, kontrol jalan utama tambang, metoda penambangan, pemeliharaan jalan keluar

tambang, dan penutupan (sealing) pada areal bekas tambang.

1. Gejala dan Pendeteksian Secara Dini Swabakar

a. Gejala Terjadinya Swabakar

Memperhatikan tanda-tanda awal terjadinya swabakar adalah hal yang sangat penting

dilakukan dalam upaya pencegahan terjadinya swabakar. Tabel berikut ini memuat tanda-tanda

awal terjadinya swabakar tersebut secara berurutan.

Tanda-tanda Swabakar

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Terjadi kenaikan suhu pada bagian terowongan

Terjadi tetesan air pada permukaan dinding dan pillar batubara

Terjadi kabut yang memenuhi lorong

Terciumnya bau pembusukan dan bau manis

Terbentuknya gas-gas CO, CO2, CH4, C2H4

Makin jelasnya bau minyak yang menyengat hidung dan tenggorokan

Makin jelasnya bau minyak hingga berubah menjadi bau ter

Timbul bau asap kebakaran kayu, jika bau kayu terbakar menandakan dekat api

Bau asap

Muncul nyala api (flame)

Page 2: Tugas Ventilasi Yosia Dwiki Alwan

b. Pendeteksian dini

Untuk dapat mengetahui secara dini adanya peristiwa swabakar dapat dilakukan

berbagai pengukuran atau pengamatan, antara lain:

Pengukuran konsentrasi gas methan (CH4)

Pengukuran konsentrasi gas karbon monoksida (CO)

Pengukuran konsentrasi gas karbon dioksida (CO2)

Pengukuran temperatur

Pengukuran kelembaban udara (humidity)

Pemeriksaan adanya bau-bauan yang merupakan indikator swabakar

Melihat adanya asap putih atau nyala api.

2. Metode Penambangan

Pencegahan swabakar dapat juga dilakukan dengan melihat metoda penambangan

yang diterapkan.

a. Pilih metoda penambangan yang paling aman sesuai dengan kondisi lapisan batubara

untuk mencegah terjadinya kebocoran udara dari dan ke daerah yang sudah ditinggalkan,

agar proses oksidasi dapat dicegah sedini mungkin. Dalam hal ini system penambangan

mundur dinilai lebih aman disbanding system penambangan maju.

b. Kecepatan kerja penambangan pada mining front harus secepat mungkin

c. Menerapkan metoda penambangan panel. Pada saat penambangan telah dilakukan,

seluruh peralatan tambang harus segera dipindahkan ke jalur keluar tambang (mined out

area) dan melakukan penutupan pada daerah bekas tambang (sealing) dengan rapat.

d. Usahakan pemindahan batubara dari area penambangan tidak terdapat batubara yang

tersisa pada daerah jalan keluar tambang.

e. Untuk lapisan batubara tebal atau berlapis-lapis (multiple seams) sebaiknya dilakukan

penambangan sekaligus. Jika diperlukan penambangan dengan metode slicing (irisan),

lakukan pengirisan pada bagian atas (upper slicing) terlebih dahulu, selanjutnya lakukan

irisan pada bagian bawah lapisan (lower slicing).

Page 3: Tugas Ventilasi Yosia Dwiki Alwan

Metode penambangan dengan sistem udara ventilasi

3. Tindakan Pencegahan Udara Bocor

Melakukan penyelidikan kondisi aktual lapangan (kondisi lorong, kondisi ventilasi dan

hasil pengukuran) terhadap lokasi yang diwaspadai. Kemudian, apabila diperlukan, melakukan

tindakan pencegahan udara bocor melalui injeksi dinding batu bara, back filling, penyemprotan

torkret, baik secara individu maupun kombinasi, yaitu dengan serbuk batuan, fly ash dan

semen.

4. Ventilasi

Prinsip dasar pencegahan swabakar yang dilihat dari segi ventilasi adalah mencegah

kebocoran udara ke lokasi yang tidak perlu, di mana dalam hal ini perlu memperhatikan hal-hal

sebagai berikut :

a. Pembentukan metode ventilasi aliran cabang independen berdasarkan zona

Pada metode ventilasi sistem diagonal, lebih mudah dilakukan pencegahan udara bocor

dan ventilasi aliran cabang independen berdasarkan zona, dari pada metode ventilasi sistem

terpusat. Metode ventilasi aliran cabang independen berdasarkan zona ini mempunyai

keuntungan sebagai berikut :

1). Dapat segera melakukan pemutusan ventilasi yang disesuaikan dengan kemajuan permuka

kerja ekstraksi.

2). Pada waktu terjadi swabakar, pengaturan ventilasi dapat dilakukan dengan mudah, untuk

tidak membiarkan udara buang dari lokasi bersangkutan mengalir masuk ke permuka kerja

lain, sehingga dapat melakukan tindakan dengan mudah karena tidak diselubungi oleh gas

berbahaya.

Page 4: Tugas Ventilasi Yosia Dwiki Alwan

b. Usakan agar tidak terjadi tekanan ventilasi yang tinggi

Apabila ada penyempitan lorong atau memaksa melewatkan jumlah udara yang besar,

akan terjadi tekanan deferensial ventilasi yang tinggi, yang antara lain memacu terjadinya

kebocoran udara.

1). Tempat yang penampang lorongnya menyempit akibat tekanan batuan, segera diperlebar

atau udara ventilasi ditahan pada jumlah yang sesuai.

2). Apabila bermaksud menambah jumlah udara sebagai tindakan terhadap gas dan

temperatur, usahakan jangan berlebihan. Kalau perlu, pikirkan kemungkinan jalur ventilasi

yang lain.

3). Mengurangi frekuensi perubahan tekanan deferensial ventilasi. Bukan saja pada waktu

mengubah jumlah udara kipas angin utama atau melakukan perubahan besar terhadap

ventilasi, tetapi pada waktu melakukan perubahan kecil terhadap ventilasi juga, tekanan

deferensial ventilasi secara lokal dapat berubah, sehingga perlu perhatian yang cukup

mengenai kemana larinya udara bocor.

5. Penutupan (sealing)

Penutupan (sealing) dimaksudkan untuk menutup secara rapat daerah jalan keluar

tambang (mined out area) sehingga mencegah udara masuk atau juga untuk tujuan lainnya

yaitu untuk perlindungan terhadap jalan-jalan tambang dari peledakan atau pencegahan

kebcran udara secara permanent atau sementara.

Ada beberapa pertimbangan yang perlu dilakukan dalam rangka pemilihan lokasi

penutupan lobang bekas tambang (sealing location) adalah:

a. Pilih lokasi yang mudah untuk penempatan ventilasi local

b. Pilih lokasi yang kecil kemungkinan kejadian kebocoran udara (cirinya: atapnya baik, tidak

ada rekahan, tekanan pada atap terowongan terkecil)

c. Pilih lokasi yang ada ruang (space) untuk penempatan penutup tambahan (additional seals)

d. Pilih lokasi yang memungkinkan dan mudah dalam lalu lintas membawa bahan-bahan

penutup dan memungkinkan pula pembuatan kisi-kisi ruang sekecil mungkin.

Pilar batu bara sisa setelah selesai penambangan, sebaiknya disekat (ditutup rapat), di

mana penyekatan dilakukan dengan mengalirkan material pengisi berupa fly ash dengan

patokan 2~4 bulan setelah selesai penambangan. Kemudian lorong yang tidak diperlukan juga

perlu disekat secara terencana, di mana rongga lama dan tambang bawah tanah lama di bagian

dalam penyekatan diisi dengan lumpur dari preparasi batu bara dan lain-lain.

Page 5: Tugas Ventilasi Yosia Dwiki Alwan

Konstruksi Penyekatan

Lorong

Bekas

Penambangan

6. Tindakan Pencegahan Pada Lorong Di Dalam Lapisan Batu Bara

Untuk lokasi yang perlu diwaspadai, dilakukan penyelidikan kondisi aktual lapangan

(kondisi lorong, kondisi ventilasi dan hasil pengkuran), dan apabila diperlukan, dilaksanakan

injeksi dinding batu bara, back filling penyangga dan penyemprotan torkret mortar (adukan

semen), baik sendiri-sendiri maupun secara kombinasi, sebagai tindakan pencegahan udara

bocor, dengan kombinasi

serbuk batuan, fly ash, lumpur

(sludge) dari

preparasi batu bara

dan semen.

Page 6: Tugas Ventilasi Yosia Dwiki Alwan

Injeksi Belakang Penyangga dan Dinding Batubara

PENANGGULANGAN BENCANA SWABAKAR BATUBARA

Apabila ternyata terjadi kebakaran di dalam tambang, maka sebelum menimbulkan efek

yang lebih luas, harus diambil langkah penanggulangannya secara terpadu. Oleh karena itu

kepala pengawas keselamatan kerja tambang bawah tanah senantiasa mempelajari cara

penanganan, melaksanakan pendidikan dan latihan bagi pihak yang berkepentingan, sehingga

dapat dipersiapkan sistem penanggulangan bencana yang dapat bekerja secara cepat dan

tepat.

A. Pelaporan Kejadian dan Reaksi Tahap Awal

Pelaporan terhadap terjadinya sumber api kebakaran merupakan bagian yang sangat

penting guna menginformasikan kejadian kebakaran di dalam tambang. Laporan sangat

diperlukan untuk mendapatkan informasi yang jelas sehingga dapat diproses dengan tepat.

Penemu sumber api di dalam tambang harus melaporkan kejadian kepada kepala pengawas

keselamatan kerja sesegera mungkin melalui alat komunikasi yang tersedia. Melaporkan

Page 7: Tugas Ventilasi Yosia Dwiki Alwan

seluruh kejadian yang diamati kepada kepala pengawas keselamatan kerja dan menunggu

perintah untuk melakukan suatu tindakan penanggulangan terhadap bencana tersebut.

Bila menemukan sumber api atau panas di dalam tambang, walaupun sebagian dalam

keadaan menyala dan lokasinya belum begitu luas maka yang paling efektif adalah melakukan

pemadaman api langsung tanpa membuang waktu. Kadang kala timbulnya api kebakaran

disertai pula oleh adanya bahaya bencana sekunder seperti ledakan gas dan debu batubara,

sehingga mengakibatkan bencana secara beruntun meliputi wilayah yang lebih luas lagi.

Oleh karena itu, tindakan penanganan terhadap bencana tambang bawah tanah harus

dilaksanakan dengan sikap ekstra hati-hati dan mempersiapkan sistem evakuasi penyelamatan

diri melalui pembangunan sarana tempat pengungsian di dalam tambang yang dapat

menghindarkan diri dari bencana kebakaran tambang.

Beberapa tindakan yang perlu dipertimbangkan bagi pengawas keselamatan tambang

dalam rangka pengendalian terhadap bencana kebakaran tambang bawah tanah antara lain:

a. Lakukan tindakan tepat dan segera bila indikasi menunjukkan potensi yang dapat

memungkinkan terjadinya bencana kebakaran melalui tindakan pemadam api secara

langsung pada sumber nyala api untuk mencegah kebakaran yang lebih luas. Pemadaman

api pada tahap awal bila lokasi sumber nyala api bisa didekati ini dapat dilakukan secara

langsung tanpa membuang waktu bila situasi yang terjadi seperti berikut ini :

Nyala api tahap awal, dengan taraf baru mulai mengeluarkan asap.

Area swabakar relatif kecil dan sumber api dekat dengan lorong (jalur evakuasi

terjamin).

Gas mudah nyalanya sedikit, sehingga tidak ada bahaya ledakan.

Walaupun apinya membesar, tidak ada kekhawatiran menyebar ke zona lain.

Tidak ada bahaya lepas kontrol akibat ambrukan dan lain-lain pada saat menyingkirkan

sumber api.

Namun apabila lokasi sumber nyala api tidak bisa didekati misalnya di area bekas

penambangan (gob area), sehingga sulit untuk memadamkan api secara langsung maka

perlu diambil tindakan seperti berikut ini :

Menentukan zona peringatan dan memperhatikan tindakan terhadap bawah angin.

Menentukan posisi serta metode pengamatan dan pengukuran untuk mengetahui

kondisi dan perubahan secara rinci.

Menyiapkan material dan tenaga kerja dengan asumsi situasi memburuk.

Melakukan tindakan pencegahan udara bocor (membentang papan, penyekatan, injeksi

fly ash dan cement milk)

Page 8: Tugas Ventilasi Yosia Dwiki Alwan

Mengambil tindakan pemutusan suplai udara dan pendinginan, melalui penyekatan,

injeksi air dan lain-lain.

b. Segera umumkan perintah pengosongan lokasi tambang, yakni pengungsian seluruh

pekerja tambang, kecuali petugas penyelamat atau penolong keadaan darurat.

c. Mempersiapkan jalur evakuasi ke tempat pengungsian sementara atau pembukaan pintu-

pintu jalur keluar tambang untuk penyelamatan pekerja, pengaliran air untuk penyiraman

atau tindakan penting lainnya.

B. Tindakan Pemadaman Api Kebakaran

Kebakaran yang terjadi dapat berkembang pada lokasi yang lebih luas, sehingga

sesegera mungkin dilakukan pemadaman api kebakaran untuk mencegah perambatan ke lokasi

yang lebih luas. Cara-cara untuk melakukan pemadaman api kebakaran di dalam tambang

dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Metode pemadaman api langsung

Jika sumber api sudah menyebar luas, perlu diputuskan dengan hati-hati, sambil

mempertimbangkan kemungkinan terjadi bencana sekunder.

a. Penyingkiran sumber api

Menyingkirkan bagian penimbul panas untuk mencegah penyebaran, dan bersama itu

batu bara penimbul panas dan sekelilingnya didinginkan dengan air.

b. Penyiraman air

Merupakan cara yang paling pasti, pada waktu batu bara bertemperatur tinggi, dapat

terjadi uap air secara tidak normal, sehingga perlu melakukan komunikasi dengan

orang-orang di bawah angin (leeward).

c. Alat pemadam kebakaran

Pemadam kebakaran yang digunakan adalah alat pemadam kebakaran sistem mobile

untuk pemadaman api tahap awal, tetapi karena kemampuannya kecil, perlu disiapkan

jumlah yang memungkinkan pemakaian berturut-turut.

d. Pelingkupan dengan benda yang tidak terbakar

Ini adalah cara pemadaman api melalui pemutusan suplai udara dengan melingkupi

benda penimbul api, memakai serbuk tidak terbakar yang mudah diperoleh di

sekitarnya, seperti pasir, serbuk batuan dan fly ash.

Page 9: Tugas Ventilasi Yosia Dwiki Alwan

e. Metode injeksi

Jika bagian penimbul panas berada jauh dan dalam, di tempat yang diduga merupakan

bagian penimbul panas ditancapkan pipa, kemudian dinjeksi dengan air.

f. Hal-hal yang perlu diperhatikan dari segi keselamatan, dalam rangka pemadaman api.

Dibuat sedemikian rupa, agar dapat melakukan kegiatan pemadaman api tanpa

terselubung oleh gas berbahaya.

Gas mudah nyala dibuat menjadi sedikit, agar tidak ada bahaya pembakaran dan

ledakan.

Menjaga jalur evakuasi jangan sampai terputus pada waktu nyala api tiba-tiba

membesar.

Dijaga agar tidak ada bahaya ambruk dan lain-lain yang menyertai kegiatan

pemadaman api.

Perlu diketahui, bahwa api bisa juga menyerbu ke atas angin (windward)

2. Metode pemadaman api tidak langsung

Walaupun sudah jelas dapat diperkirakan sedang terjadi pembangkitan panas atau

nyala api, tetapi jika sulit untuk memadamkan api secara langsung, misalnya karena posisi

sumber api yang tidak jelas, atau sumber panas berada di dalam gob yang sangat luas,

atau ada bahaya ledakan gas karena nyala api yang kuat, maka dalam hal ini api

dipadamkan melalui penyekatan (sealing) zona tersebut, untuk memutuskan ventilasi,

sehingga suplai oksigen terhenti.

a. Pemadaman api dengan penyekatan (sealing)

Pada waktu melakukan pemadaman api dengan penyekatan di tambang batu

bara yang banyak gas mudah nyala, perlu menjalankan tindakan berikut ini.

Melaksanakan tindakan untuk melindungi para pekerja dari bahaya ledakan gas di

dalam.

Waktu yang dimiliki hingga tindakan pencegahan bahaya ini selesai dilakukan,

digunakan untuk menyingkirkan gas mudah nyala dan debu batu bara, serta

melaksanakan segala upaya agar tidak terjadi ledakan, namun dengan asumsi ada

sumber api.

Untuk melakukan pemutusan ventilasi melalui penyekatan permanen, diperlukan

waktu yang cukup lama sampai pekerjaan rampung. Oleh karena itu, untuk maksud

Page 10: Tugas Ventilasi Yosia Dwiki Alwan

menghalangi suplai udara yang tidak terkontrol kepada sumber api selama waktu itu,

pertama-tama dilakukan penyekatan sementara.

Tentu saja, penyekatan sementara sebaiknya mempunyai kekedapan udara

yang tinggi. Namun, yang lebih penting lagi adalah merampungkan pekerjaan dengan

cepat. Beberapa metode penyekatan yang dimaksud tersebut adalah sebagai berikut :

1) Pemasangan papan dan plastik

Merentang film plastik untuk mencegah udara bocor, dan celah-celahnya ditutup

dengan lempung atau mortar. Karena akan diikuti oleh penyekatan permanen,

sebaiknya dipasang sedekat mungkin ke sumber api.

2) Kantong udara

Kantong udara yang disimpan di tambang bawah tanah, diset pada posisi yang

direncanakan, kemudian dikembangkan dengan udara tekan untuk menutup seluruh

lorong, hingga dapat memutus ventilasi. Pemasangannya dapat dilakukan oleh

sedikit orang, tingkat terkena bahaya juga rendah, kekedapan udaranya juga tinggi

tergantung dari cara pencegahan kebocoran udara, dan ketahanan terhadap

tekanan juga lumayan, sehingga akhir-akhir ini digunakan secara luas dengan hasil

yang baik.

b. Pemadaman api dengan pembanjiran

Merupakan cara yang paling pasti untuk mengendalikan api yaitu apabila seluruh

sumber api pada saat kebakaran tambang bawah tanah dan swabakar dibanjiri air.

Pada waktu api tidak bisa dipadamkan dengan berbagai cara lain, pembanjiran

dilakukan sebagai cara darurat.

Apabila sumber api berada di lokasi terendah pada zona tersebut, jumlah air

yang diperlukan juga sedikit, waktu yang diperlukan juga singkat dan kerugian yang

ditimbulkan juga sedikit, namun kebanyakan sumber api meliputi daerah yang luas.

Sehingga kerusakan lokasi pembanjiran menjadi besar, di mana pemulihannya sangat

sulit dan memerlukan biaya yang amat besar, bahkan dalam keadaan yang paling parah

adakalanya tambang terpaksa ditutup.

Oleh karena itu, apabila menemukan sumber nyala api, yang penting adalah

mencurahkan segala kemampuan pada penanganan dini, yaitu berusaha melakukan

pemadaman api langsung dan pemadaman api dengan penyekatan.