PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BELL’S ...repository.unwidha.ac.id/2232/1/Dwiki...

19
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BELL’S PALSY DEKSTRA DENGAN MENGGUNAKAN MODALITAS ELECTRICAL STIMULATION, INFRA RED DAN MIRROR EXERCISE DI RUMAH SAKIT DAERAH BAGAS WARAS KABUPATEN KLATEN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Diploma III Pada Jurusan Fisioterapi Fakultas Psikologi Dan Kesehatan Oleh: Dwiki Candra Kurniawan NIM:1762100001 PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIOTERAPI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN 2020

Transcript of PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BELL’S ...repository.unwidha.ac.id/2232/1/Dwiki...

Page 1: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BELL’S ...repository.unwidha.ac.id/2232/1/Dwiki Fix.pdfmengetahui tentang Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus Bell’s palsy Dekstra dengan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BELL’S PALSY

DEKSTRA DENGAN MENGGUNAKAN MODALITAS ELECTRICAL

STIMULATION, INFRA RED DAN MIRROR EXERCISE DI RUMAH

SAKIT DAERAH BAGAS WARAS KABUPATEN KLATEN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Diploma III

Pada Jurusan Fisioterapi Fakultas Psikologi Dan Kesehatan

Oleh:

Dwiki Candra Kurniawan

NIM:1762100001

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIOTERAPI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN

2020

Page 2: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BELL’S ...repository.unwidha.ac.id/2232/1/Dwiki Fix.pdfmengetahui tentang Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus Bell’s palsy Dekstra dengan

ii

Page 3: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BELL’S ...repository.unwidha.ac.id/2232/1/Dwiki Fix.pdfmengetahui tentang Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus Bell’s palsy Dekstra dengan

iii

Page 4: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BELL’S ...repository.unwidha.ac.id/2232/1/Dwiki Fix.pdfmengetahui tentang Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus Bell’s palsy Dekstra dengan

iv

Page 5: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BELL’S ...repository.unwidha.ac.id/2232/1/Dwiki Fix.pdfmengetahui tentang Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus Bell’s palsy Dekstra dengan

v

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BELL’S PALSY

DEKSTRA DENGAN MENGGUNAKAN MODALITAS ELECTRICAL

STIMULATION, INFRA RED DAN MIRROR EXERCISE DI RUMAH

SAKIT DAERAH BAGAS WARAS KABUPATEN KLATEN

Dwiki Candra Kurniawan,Zuyina Luklukaningsih,Yudha Wahyu Putra

PRGRAM STUDI DIII FISIOTERAPI

UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN

ABSTRAK

Latar Belakang Bell’s Palsy adalah kelumpuhan Nervus VII jenis Perifer yang

timbul secara akut yang penyebabnya belum diketahui, tanpa adanya kelainan

neurologik lain. Prefelensi Bell.’s Palsy di beberapa negara cukup tinggi di Inggris

dan Amerika berturut-turut 22,4 dan 22,8 penderita per 100,000 penduduk per

tahun. Electrical Stimulation, Infra Red, dan mirror Exercise dapat menurunkan

nyeri serta dapat meningkatkan nilai kekuatan otot.Tujuan Penulisan ini untuk

mengetahui tentang Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus Bell’s palsy Dekstra

dengan menggunakan modalitas Electrical Stimulation, Infra Red, dan Mirror

Exwercise di Rumah Sakit Daerah Bagas Waras Klaten pada bulan februari-maret

2020. Dalam studi kasus ini permasalahan yang akan dibahas yaitu nyeri dan

penurunan nilai kekuatan otot. Modalitas yang akan di terapkan yaitu Electrical

Stimulation, Infra Red, serta penambahan terapi latihan Mirror Exercise. Metode

penelitian ini merupakan studi kasus yang di lakukan di RSD Bagas Waras Klaten

pada bulan februari-maret 2020. Dalam studi kasus ini batasan permasalahan yang

akan di bahas yaitu nyeri dan nilai kekuatan otot. Modalitas yang di terapkan

adalah Electrical Stimulation, Infra Red, dan Mirror Exercise. Hasil dari

intervensi ini menunjukan dengan modalitas Electrical Stimulation, Infra Red

serta penambahan terapi latihan Mirror Exercise dapat meningklatkan kekuatan

otot serta dapat menurunkan nyeri pada kasus Bell’s Palsy Dekstra. Nilai nyeri

sebelum perlakuan adalah 4 dan setelah perlakuan adalah 2, sedangkan untuk nilai

kekuatan otot sebelum perlakuan adalah 11,6 dan setelah perlakuan adalah

18,4..Kesimpulan Electrical Stimulation, Infra Red, dan Mirror Exercise dapat

menurunkan nyeri serta meningkatkan nilai kekuatan otot waja pada kasus Bell’s

Palsy Dekstra.

Kata Kunci: Bell’s Palsy, Fisioterapi, Intervensi Bell’s Palsy Dekstra

Page 6: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BELL’S ...repository.unwidha.ac.id/2232/1/Dwiki Fix.pdfmengetahui tentang Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus Bell’s palsy Dekstra dengan

vi

MANAGEMENT OF PHYSIOTHERAPY IN CASES OF BELL’S PALSY

DEKSTRA USING ELECTRICAL STIMULATION, INFRA RED AND

MIRROR EXERCISE MODALITIES IN THE BAGAS WARAS

HOSPITAL KLATEN

Dwiki Candra Kurniawan, Zuyina Luklukaningsih, Yudha Wahyu Putra

STUDY PROGRAM PHYSIOTHERAPY

WIDYA DHARMA KLATEN UNIVERSITY

ABSTRACT

Background Bell's palsy is a type of peripheral VII nerve palsy that arises acutely

for which the cause is unknown, without the presence of other neurological

disorders. The prevalence of Bell.'s palsy in several countries is quite high in the

UK and America, respectively 22.4 and 22.8 sufferers per 100,000 population per

year. Electrical Stimulation, Infra Red, and mirror Exercise can reduce pain and

can increase the value of muscle strength. The purpose of this paper is to find out

about the management of physiotherapy in cases of Bell's palsy Dekstra using

Electrical Stimulation, Infra Red, and Mirror Exercise modalities at Bagas Waras

Regional Hospital Klaten in February-March 2020. In this case study the

problems to be discussed are pain and decreased value of muscle strength. The

modalities that will be applied are Electrical Stimulation, Infra Red, and the

addition of Mirror Exercise therapy. This research method is a case study

conducted at Hospital Bagas Waras Klaten in February-March 2020. In this case

study the problem boundaries to be discussed are pain and the value of muscle

strength. The modalities that are implemented are Electrical Stimulation, Infra

Red, and Mirror Exercise. The results of this intervention show that with

Electrical Stimulation, Infra Red modalities and the addition of Mirror Exercise

therapy therapy can increase muscle strength and can reduce pain in the case of

Bell's Palsy Dekstra. The pain value before treatment was 4 and after treatment

was 2, while the value of muscle strength before treatment was 11.6 and after

treatment was 18.4. Conclusion Electrical Stimulation, Infra Red, and Mirror

Exercise can reduce pain and increase the value of muscle strength. face in the

case of Bell's Palsy Dekstra.

Keywords : Bell’s Palsy, Physiotherapy, Intervension Bell’s Palsy Dekstra.

Page 7: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BELL’S ...repository.unwidha.ac.id/2232/1/Dwiki Fix.pdfmengetahui tentang Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus Bell’s palsy Dekstra dengan

vii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT,yang telah

memberikan rahmat, dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah berjudul: Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus Bell’s Palsy

Dekstra, dengan menggunakan modalitas Electrical Stimulation,Infra Red,dan

Exercise Di Rumah Sakit Daerah Bagas Waras Klaten

Selama proses penulisan karya tulis ilmiah ini penulis mendapatkan

banyak tambahan pengetahuan dan kontribusi berharga dari berbagai pihak. Oleh

sebab itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof.Dr.H.Triyono,M.Pd Selaku Rektor Universitas Widya Dharma

Klaten.

2. Bapak Winarno Heru Murjito,S.Psi, M.Psi Selaku Dekan Fakultas

Psikologi Dan Kesehatan Universitas Widya Dharma Klaten.

3. Ibu Amalia Solichati Rizqi,SSt.Ft,M.Si, selaku Ketua Program Studi DIII

Fisioterapi Universitas Widya Dharma Klaten

4. Ibu Zuyina Luklukaningsih,Amd.Ft,S.Psi,M.Psi, Selaku pembimbing I

yang telah banyak membantu penulis dalam menentukan ide.

5. Bapak Yudha Wahyu Putra,SSt,Ft,M.Or, selaku pembimbing II yang telah

banyak membantu penulis dalam menentukan ide.

6. Bapak Sri Yunanto S.Ft,Ftr Selaku kepala fisioterapi Rumah Sakit Daerah

Bagas Waras klaten yang telah memberi kesempatan penulis untuk

melakukan penelitian.

Sangat di sadari dengan segala kekurangan dan keterbatasan yang di miliki

penulis,masih di rasakan banyak kekurangan dan kelemahan,oleh karena

itu penulis mengharapkan saran yang membangun agar tulisan ini dapat

memberikan manfaat bagi yang membutuhkan.

Page 8: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BELL’S ...repository.unwidha.ac.id/2232/1/Dwiki Fix.pdfmengetahui tentang Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus Bell’s palsy Dekstra dengan

viii

DAFTAR ISI HALAMAN PERSETUJUAN ............................ Error! Bookmark not defined.

HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................iii

PERNYATAAN ..................................................................................................... ii

ABSTRAK ............................................................................................................. v

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi

DAFTAR GRAFIK ............................................................................................... xii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG MASALAH ....................................................... 1

B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................ 3

C. TUJUAN PENELITIAN ........................................................................ 3

D. MANFAAT PENELITIAN .................................................................... 4

BAB II .................................................................................................................... 5

KAJIAN TEORI ................................................................................................... 5

A. DEFINISI ................................................................................................ 5

B. ANATOMI FISIOLOGI ........................................................................ 7

C. ETIOLOGI .............................................................................................. 8

D. PATOFISIOLOGI .................................................................................. 9

E. MANIFESTASI KLINIS ..................................................................... 10

F. PEMERIKSAAN DAN PENGUKURAN KASUS ............................ 12

G. TEKNOLOGI FISIOTERAPI ............................................................ 13

BAB III ................................................................................................................. 17

METODE PENELITIAN ................................................................................... 17

A. DESAIN PENELITIAN ....................................................................... 17

B. POPULASI SAMPEL .......................................................................... 17

C. TEMPAT DAN WAKTU ..................................................................... 17

D. ANALISIS DATA ................................................................................. 17

E. DEFINISI OPERASIONAL ................................................................ 19

Page 9: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BELL’S ...repository.unwidha.ac.id/2232/1/Dwiki Fix.pdfmengetahui tentang Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus Bell’s palsy Dekstra dengan

ix

BAB IV ................................................................................................................. 21

HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 21

A. HASIL .................................................................................................... 21

B. PEMBAHASAN .................................................................................... 28

BAB V ................................................................................................................... 33

KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 33

A. KESIMPULAN ..................................................................................... 33

B. SARAN .................................................................................................. 33

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 34

Page 10: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BELL’S ...repository.unwidha.ac.id/2232/1/Dwiki Fix.pdfmengetahui tentang Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus Bell’s palsy Dekstra dengan

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Otot wajah .............................................................................................. 7

Page 11: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BELL’S ...repository.unwidha.ac.id/2232/1/Dwiki Fix.pdfmengetahui tentang Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus Bell’s palsy Dekstra dengan

xi

DAFTAR TABEL

Table 1 Gerak Dasar.............................................................................................. 22

Table 2 Pemeriksaan Spesifik ............................................................................... 23

Page 12: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BELL’S ...repository.unwidha.ac.id/2232/1/Dwiki Fix.pdfmengetahui tentang Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus Bell’s palsy Dekstra dengan

xii

DAFTAR GRAFIK

Equation 1 Grafik Nyeri ........................................................................................ 26

Equation 2 Grafik Ugo Fisch Scale ....................................................................... 27

Page 13: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BELL’S ...repository.unwidha.ac.id/2232/1/Dwiki Fix.pdfmengetahui tentang Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus Bell’s palsy Dekstra dengan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Kehidupan sehari-hari kita memerlukan kesehatan tubuh untuk

beraktifitas.Salah satunya adalah bagian wajah untuk berekspresi. Karena jika

bagian wajah mengalami lesi maka akan berakibat seseorang yang mengalaminya

sulit dalam berekspresi, yang mengakibatkan funcsional limitation orang tersebut

terbatas. Bell’s Palsy adalah paralisis pada nervus fasialis (N.VII) yang bersifat

akut dan ipsolateral.Paralisis ini mengakibatkan terjadinya kelemahan otot-otot

wajah dan platisma.Kelemahan otot wajah maksimal akan terlihat jelas dalam

jangka waktu 2 hari.Seorang ilmuan yang pertama kali mendeskripsikan Bell’s

Palsy merupakan sir charles bell seorang ilmuan dari Skotlsndia tahun

1821.Tumbuhnya Bell’s Palsy ini bisa dalam waktu kurang dari 72 jam (Wimala

Retno Amanda, 2019).

Bell’s Palsy adalah kelumpuhan nervus VII jenis perifer yang timbul

secara akut yang penyebabnya belum di ketahui, tanpa adanya kelainan

neurologik lain. Pada sebagian besar penderita Bell’s Palsy kelumpuhan akan

sembuh total, namun pada beberapa di antara mereka kelumpuhanya sembuh

dengan meninggalkan gejala sisa. Gejala sisa ini dapat berupa kontraktur,

sinkinesia atau spasme spontan (Zainal Abidin, dkk, 2017).

Bell’s Palsy merupakan penyakit utama saraf fasialis yaitu sekitar 80%, di

ikuti dengan sindrom Ramsay-Hunt. Penyakit tersebut mengenai baik Laki-laki

maupun perempuan,dengan puncak usia antara 15 tahun – 50 tahun. Perempuan

hamil trisemester ketiga dan perempuan post partum memiliki resiko dan insiden

tinggi terkena penyakit tersebut yaitu tiga kali lebih besar dibandingkan populasi

umum. Kelompok rentan lainya adalah penderita diabetes, usia lanjut dan

hipotiroid (Edho Yuwono, 2016).

Prefelensi Bell’s Pelsy di berapa negara cukup tinggi di Inggris dan

Amerika berturut-turut 22,4 dan 22,8 penderita per 100,000 penduduk per tahun.

Page 14: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BELL’S ...repository.unwidha.ac.id/2232/1/Dwiki Fix.pdfmengetahui tentang Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus Bell’s palsy Dekstra dengan

2

Di belanda (1987) 1 penderita per 5000 orang dewasa dan 1 penderita per 20,000

anak per tahun.Data yang di kumpulkan di 4 buah rumah sakit di Indonesia di

peroleh frekuensi Bells Palsy sebesar 19,55% dari seluruh kasus neuropati,dan

terbanyak terjadi pada usia 21-30 tahun penderita diabetes mempunyai resiko 29%

lebih tinggi, dibanding non-diabetes.Bell’s Palsy mengenai laki-laki dan wanita

dengan perbandingan yang sama.Akan tetapi wanita muda yang berumur 10-19

tahun lebih rentan terkena dari pada laki-laki pada kelompok umur yang

sama.Pada kehamilan semester ketiga dan2 minggu pasca persalinan

kemungkinan timbulnya Bell’s Palsy lebih tinggi dari pada wanita tidak

hamil.Bahkan bisa mencapai 10 kali lipat.Penyakit ini dapat terjadi pada semua

umur,dan setiap saat tidak didapatkan perbedaan insiden antara iklim panas

maupun dingin.Meskipun begitu pada beberapa penderita di dapatkan riwayat

terkena udara dingin,baik kendaraan dengan jendela terbuka,tidur di lantai,atau

bergadang sebelum menderita Bell’s Palsy(Bahrudin. Moch, 2011).

Terapi infra red radiasi dari panjang gelombang yang lebih panjang dari

ujung merah spectrum yang terlihat, meluas ke wilayah microwave, dari 7070 nm

menjadi 12500nm.Infra red sangat bermanfaat karena meningkatkan sirkulasi dan

dengan demikian mengurangi tekanan edema.Aplikasi infra red

menghasilkanvasodilatasi lokal dari bagian yang di radiasi dan karena pasien

mendapatkan sirkulasi yang lebih baik yang menyebarkan eksudat inflamasi

(Zainal Abidin, dkk, 2017).

Mirror exercise adalah intervensi terapeutik yang relatif baru yang

berfokus pada menggerakan anggota tubuh yang tidak rusak.Hal ini adalah bentuk

citra dengan cermin di gunakan untuk menyampaikan rangsangan visual ke otak

melalui pengamatan bagian tubuh yang tidak terpengaruh saat individu melakukan

serangkaian gerakan. (Wimala Retno Amanda, 2017).

Electrical Stimulation memiliki peran dalam penurunan nyeri.Stimulasi

listrik yang di terima akan diterima oleh ujung-ujung saraf sensoris dan

meneruskan ke hipotalamus untuk memproduksi hormon pereda nyeri yaitu

endorfin.Menurut teori kontrol pintu gerbang/Gate Control Theory menyebabkan

Page 15: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BELL’S ...repository.unwidha.ac.id/2232/1/Dwiki Fix.pdfmengetahui tentang Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus Bell’s palsy Dekstra dengan

3

rangsangan terhadap serabut nosiseptor (A delta dan C) menyebabkan substansi

gelati-nosa rolandi (SG) tidak aktif sehingga gerbang terbuka dan ini

memungkinkan impuls noksius di teruskan ke sentral sehingga sensasi nyeri akan

di rasakan.Bila terjadi aktifitas pada serabut aferen yang ber diameter besar (A

Beta) maka akan mengaktifkan sel-sel interneuron di SG dengan kata lain SG

menjadi aktif sehingga terjadi peningkatan kontrol pre-sinapsis sehingga gerbang

akan menutup yang berujung terinhibisinya transmisi impuls nyeri ke sistem

sentral sehingga kualitas nyeri akan menurun (Suci Amanati, dkk, 2017).

Pemberian stimulasi electris bertujuan untuk menstimulasi dan

menimbulkan kontraksi otot wajah sehingga mampu menfasilitasi gerakan dan

meningkatkan kekuatan otot wajah.Electrical stimulation dengan Arus

Faradik.Arus Faradik adalah arus listrik bolak-balik yang tidak simetris yang

mempunyai durasi 0,01-1ms dengan frekuensi 50-100 cy/detik (Suci Amanati,

dkk, 2017).

B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana penatalaksanaan fisioterapi pada kasus bell’s palsy Dekstra

dengan menggunakan modalitas Electrical Stimulation, infra red, dan Mirror

Exercise di Rumah Sakit Daerah Bagas Waras Klaten?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Untuk meningkatkan pengetahuan dalam mempelajari, mengidenifikasi,

menganalisa dan mengambil suatu kesimpulan pada kasus Bell’s Palsy

Dekstra.

2. Tujuan Kusus

Untuk mengetahui tentang penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Bell’s

Palsy Dekstra Dengan Menggunakan Modalitas Electrical Stimulation, Infra

Red Dan Mirror Exercise untuk mengurangi nyeri dan meningkatkan nilai

kekuatan otot.

Page 16: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BELL’S ...repository.unwidha.ac.id/2232/1/Dwiki Fix.pdfmengetahui tentang Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus Bell’s palsy Dekstra dengan

4

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Penulis

a) Dapat menambah wawasan fisioterapi yang dapat di implementasikan pada

pelayanan fisioterapi.

b) Menambah pengetahuan penulis tentang penatalaksanaan fisioterapi pada

kasus bell’s palsy dekstra

c) Menambah pengetahuan tentang kegunaan modalitas infra red,Electrical

Stimulation,& Terapi latihan,untuk mengurangi ambang nyeri serta

meningkatkan nilai kekuatan otot pada pasien dengan kasus bell’s palsy

dekstra.

2. Bagi Masyarakat

Agar masyarakat dapat mengetahui dan mengenal tentang bell’s

palsy dan cara pencegahanya,serta alur pengobatanya,agar masyarakat

tidak salah dalam menginterpretasikan tentang bell’s palsy yang

mengakibatkan masyarakat salah dalam mengambil tindakan.

3. Bagi Institusi

Karya tulis ini diharapkan dapat bermanfaat bagi institusi sebagai

salah satu referensi agar dapat di kembangkan sebagai ilmu pengetahuan

pada kasus bells palsy.

Page 17: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BELL’S ...repository.unwidha.ac.id/2232/1/Dwiki Fix.pdfmengetahui tentang Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus Bell’s palsy Dekstra dengan

33

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan tentang penatalaksanaan fisioterapi atas nama

ny.Sholikatun 60 usil:60 tahun,dengan diagnosa Bell’s Palsy Dekstra telah

mengalami beberapa keluhan seperti:nyeri di belakang telinga serta penurunan

nilai kekuatan otot mimik wajah.

Setelah dilakukan intervensi sebanyak 3 kali di poli rehab medik

fisioterapi Rumah Sakit Daerah Bagas Waras Klaten pasien bernama

Ny.Sholikatun yang berusia 60 tahun, dengan keluhan utama kelemahan otot

wajah sebelah kanan serta nyeri di belakang telinga pada kasus Bell’s Palsy

Dekstra di dapatkan hasil berupa terjadinya penurunan nyeri di belakang

telinga serta meningkatnya nilai kekuatan otot wajah.

B. SARAN

Saran yang di berikan kepada psien pada kasus ini adalah, dengan tidak

boleh tidur di lantai secara langsung, tidak terlalu lama di depan kipas angin,

bepergian dengan menggunakan masker, tidak terlalu lama di tempat ber-

ac/dingin. Serta melakukan terapi wajah/Mirror exercise secara mandiri di

rumah supaya proses kesembuhan bisa lebih cepat.

Page 18: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BELL’S ...repository.unwidha.ac.id/2232/1/Dwiki Fix.pdfmengetahui tentang Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus Bell’s palsy Dekstra dengan

34

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Siti. (2017). Manajemen Nyeri Pada Lansia Dengan Pendekatan Non

Farmologi. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, Vol.2 (1),Universitas

Muhammadiyah Surabaya.

Amanda, W. R. (2019). Penatalaksanaan Fisioterapi untuk meningkatkan

kekuatan otot dan mengembalikan kesimetrisan wajah pada kasus Bell's

Palsy Sinistra di RSUD dr. SOESELO SLAWI. NASKAH PUBLIKASI,

RSUD dr. Soeselo slawi.

Bahrudin.Moch (2011). Bell's Palsy (BP). Staff pengajar fakultas kedokteran

Universitas Muhammadiyah Malang, VOL.7 NO. 16, Universitas

Muhammadiyah Malang.

Chintami Nurkholbiah, Eli Halimah. (2016). TERAPI UNTUK Bell's Palsy

BERDASARKAN TINGKAT KEPARAHAN. Fakultas Farmasi,

Universitas Pdjadjaran, Vol. 14 No. 2, Jl. Raya Bandung-Sumedang Km.

21 Jatinangor 45363.

Devi, E. (2013). Pemanfaatan Sinar Infra Merah Terhadap Kesehatan Manusia.

Ilmiah Kedokteran, Vol.2 No.1, Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya

Kusuma Surabaya Jl. Dukuh Kupang XXV/54 Surabaya.

Edho Yuwono, Agus Yudawijaya. (2016). Bell's Palsy: Anatomi hingga

Tatalaksana. Majalah Kedokteran UKI , Vol XXXII NO.1, Departemen

Ilmu Penyakit Saraf FK UKI / RSU UKI.

Hafid, A. (2018). Penggunaan tTimer Dan Sensor Jarak Pada Alat Terapi Sinar

Infra Merah. Naskah Publikasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

hanafi, S. (2015). Efektifitas Latihan Beban Dan Latihan Pliometrik Dalam

Meningkatkan Kekuatan Otot. Jurnal ILARA, Vol.1 No.2,Universitas

Negri Makasar Jln. Wijaya Kusuma Raya No.14.

Maharani, A. O. (2019). Bell's Palsy. Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma,

137-149,Departemen Neurologi, Fakultas Kedokteran Universitas Hang

Tuah jl.Gadung No.1, jagir, Wonokromo, Surabaya.

Mujaddidah, N. (2017). TINJAUAN ANATOMI KLINIK DAN MANAJEMEN

BELL'S PALSY. Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Surabaya, Vol.1 no.2, Universitas Muhammadiyan Surabaya.

Page 19: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BELL’S ...repository.unwidha.ac.id/2232/1/Dwiki Fix.pdfmengetahui tentang Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus Bell’s palsy Dekstra dengan

35

Ramos. (2015). Effectiveness of Electro-stimulation as a Treathmen for Bell's

Palsy. Journal Of Novel Physiotherapies, 1-4.

Septiani, I. (2018). Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus bell's palsy dengan

modalitas electrical stimulation dan mirror exercise DI RSUP DR.Sardjito

Yogyakarta. Naskah Publikasi, RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Suci Amanati, Didik Purnomo, Zainal Abidin. (2017). Pengaruh Infra Red dan

Electrical Stimulation Serta Massage Terhadap Kasus Bell's Palsy Dekstra.

Jurnal Fisioterapi Dan Rehabilitasi, Vol.1 No 1, Akademi Fisioterapi

Wijaya Husada Semarang.

Sumarsono, N. H. (2010). Perbedaan Terapi Latihan micro wave Diathermy Dan

Arus Faradik Dengan Infra Red Radiation Dan Arus Interupted Direct

Curent Pada Penderita Bell's Palsy Terhadap Peningkatan Kemampuan

Fungsional Wajah Di Poliklinik Fisioterapi RSUD Dr. H. Moh. Anwar

Sumene. Naskah Publikasi, RSUD Dr. H, Moh. Anwar Sumenep.

Tisnawatisaputri, S. C. (2019). Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus bell's palsy

di RSJD Dr. RM Soedjarwadi Jawa Tengah. Naskah Publikasi, RSJD Dr.

RM. Soedjarwadi jawa tengah.

Zainal Abidin, Kuswardani, Dicky Haryanto. (2017). Pengaruh Infra Red,

Massage dan Miror Exercise Effect In Bell's Palsy. Jurnal Fisioterapi Dan

Rehabilitasi, Vol.1 No.2, Akademi Fisioterapi Widya Husada Semarang.