Tugas Urology FUS

9
Unit Pembelajaran 4 Learning Obective: Mengetahui mengenai FUS meliputi: definisi, batasan, mekanisme terjadinya FUS, faktor pemicu FUS, diagnosa, penanganan dan pencegahannya. Pembahasan Learning Objective: FELINE UROLOGIC SYNDROME (FUS) A. Definisi Feline urinary syndrome atau FUS adalah nama yang diberikan kepada sekelompok gejala yang terjadi pada kucing sekunder peradangan, iritasi, dan / atau gangguan pada saluran urinary bagian bawah (kandung kemih, uretra, dan uretra penis) (Anonim, 2010). Sindrom yang terjadi pada kucing ini ditandai dengan pembentukan kristal (paling sering struvite) di dalam VU. Kristal tersebut kemudian akan menyebabkan inflamasi, perdarahan pada urin, kesulitan buang air kecil, serta beberapa kasus dapat menyebabkan obstruksi aliran normal urin keluar dari VU yang dapat menyebabkan kematian (Pinney, 2009). Menurut Houston (2007) Feline Lower Urinary Tract Disease (FLUTD) atau Feline Urologic Syndrome (FUS) mengacu pada gangguan saluran urinary bagian bawah, bersifat heterogen yang terkarakterisasi dengan gejala klinis seperti hematuria (makroskopik dan mikroskopik), disuria, stanguria, polakiuria, uriansi yang tidak normal sampai obstruksi parsial mau pun total. B. Batasan Menurut Houstler et al,. (2005) pada dasarnya FUS disebabkan oleh : 1) Feline Idiopathic/Interstitial Cystitis(FIC), 2) Feline Urolithiasis (FU), dan 3) Sebab lainnya, seperti infeksi saluran urianri karena bakteri, malformasi anatomi, neoplasia dan ganggaun neurologic. Sejalan dengan laporan berbagai kasus yang ditemukan, kebanyakan penyebab FUS adalah FIC (55-69%) dan FU (13-28%) (Houstler et al., 2005; Houston, 2007). Pada anjing kira- kira 70% kasus urolitiasis disebabkan karena bakteri yang memproduksi urease seperti Staphylococci dan Proteus spp.(Stevenson dan Smith, 2002), tetapi pada kucing kira-kira 70% kasus urolitiasis steril terhadap bakteri (Marks, 2000). Houstler et al., (2005), membuat konsep baru klasifikasi FUS, yaitu obstruktif dan nonobstruktif uropati. Obstrukstif uropati sangat jarang pada kucing betina namun umum ditemukan pada kucing jantan. Tipe obstruktif menyebabkan postrenal azotemia yang sangat berbahaya bagi kucing. Resiko kejadian FUS meningkat pada kucing dewasa berumur 2-6 tahun namun jarang pada umur kurang dari 1 tahun atau diatas 10 tahun, kucing yang menderita obesitas, diberi pakan kering, diakandangkan secara indoor dan kurang minum.

description

penyakit urologi kucing

Transcript of Tugas Urology FUS

Page 1: Tugas Urology FUS

Unit Pembelajaran 4

Learning Obective:

Mengetahui mengenai FUS meliputi: definisi, batasan, mekanisme terjadinya FUS, faktor

pemicu FUS, diagnosa, penanganan dan pencegahannya.

Pembahasan Learning Objective:

FELINE UROLOGIC SYNDROME (FUS)

A.    Definisi

Feline urinary syndrome atau FUS adalah nama yang diberikan kepada

sekelompok gejala yang terjadi pada kucing sekunder peradangan, iritasi, dan / atau

gangguan pada saluran urinary bagian bawah (kandung kemih, uretra, dan uretra

penis) (Anonim, 2010).  Sindrom yang terjadi pada kucing ini ditandai dengan

pembentukan kristal (paling sering struvite) di dalam VU. Kristal tersebut kemudian

akan menyebabkan inflamasi, perdarahan pada urin, kesulitan buang air kecil, serta

beberapa kasus dapat menyebabkan obstruksi aliran normal urin keluar dari VU yang

dapat menyebabkan kematian (Pinney, 2009).

Menurut Houston (2007) Feline Lower Urinary Tract Disease (FLUTD) atau Feline

Urologic Syndrome (FUS) mengacu pada gangguan saluran urinary bagian bawah,

bersifat heterogen yang terkarakterisasi dengan gejala klinis seperti hematuria

(makroskopik dan mikroskopik), disuria, stanguria, polakiuria, uriansi yang tidak normal

sampai obstruksi parsial mau pun total.

B.    Batasan

Menurut Houstler et al,. (2005) pada dasarnya FUS disebabkan oleh : 1) Feline

Idiopathic/Interstitial Cystitis(FIC), 2) Feline Urolithiasis (FU), dan 3) Sebab lainnya,

seperti infeksi saluran urianri karena bakteri, malformasi anatomi, neoplasia dan

ganggaun neurologic. Sejalan dengan laporan berbagai kasus yang ditemukan,

kebanyakan penyebab FUS adalah FIC (55-69%) dan FU (13-28%) (Houstler et al., 2005;

Houston, 2007). Pada anjing kira-kira 70% kasus urolitiasis disebabkan karena bakteri

yang memproduksi urease seperti Staphylococci dan Proteus spp.(Stevenson dan

Smith, 2002), tetapi pada kucing kira-kira 70% kasus urolitiasis steril terhadap bakteri

(Marks, 2000).

Houstler et al., (2005), membuat konsep baru klasifikasi FUS, yaitu obstruktif dan

nonobstruktif uropati. Obstrukstif uropati sangat jarang pada kucing betina namun

umum ditemukan pada kucing jantan. Tipe obstruktif menyebabkan postrenal azotemia

yang sangat berbahaya bagi kucing. Resiko kejadian FUS meningkat pada kucing

dewasa berumur 2-6 tahun namun jarang pada umur kurang dari 1 tahun atau diatas 10

tahun, kucing yang menderita obesitas, diberi pakan kering, diakandangkan

secara indoor   dan kurang minum.

C.    Mekanisme Terjadinya FUS

Page 2: Tugas Urology FUS

Kucing yang diberi pakan kering secara terus-menerus akan meningkatkan

terjadinya penyerapan Mg dan mineral-mineral lainnya. Pada pakan kering terkandung

ion-ion MgO2 dan MgSO4 yang bersifat basa. Urine yang bersifat basa akan membuat

ion Mg, phospat, dan amonium akan mengkristal membentuk kristal struvit. Kristal ini

yang akan menyebabkan obstruksi vesica urinaria dan kelukaan pada uretra dan ureter.

Hal tersebut dapat menyebabkan keradangan pada vesica urinaria sehingga

membengkak. obstruksi akibat kristal menyebabkan kucing mengalami disuria hingga

hematuria. Obstruksi tersebut juga menyebabkan edema pada uretra dan vesica

urinaria (Nelson, 2003).

Pembentukan urolith akibat asam urat disebabkan oleh penurunan metabolisme

hepar terhadap asam urat yang juga disertai penurunan reabsorbsi tubulus proksimalis

terhadap asam urat. Hal tersebut akan meningkatkan kadar asam urat dan natrium urat

dalam urine yang menyebabkan penurunan pH urine atau keasaman. Pakan yang

mengandung banyak protein akan menyebabkan banyaknya akumulasi amonium

sehingga bersama dengan asam urat akan membentuk kristal amonium urat (Nelson,

2003).

Infeksi bakteri dapat meningkatkan pembentukan struvite urolit karena bakteri

yang menginfeksi memproduksi urease sehingga akan meningkatkan pH urin menjadi

basa. Urease merupakan enzim yang dalam keberadaannya di air akan menghidrolisis

urea dan menghasilkan ion ammonia dan karbonat sehingga konsentrasi kedua ion

tersebut meningkat. Ammonia bergabung dengan air atau ion hidrogen untuk

membentuk ion ammonium. Ion ammonium di urin akan menyebabkan pH urin yang

tinggi. Ketika pH urin basa, fosfat menjadi lebih tersedia untuk pembentukan kristal

struvite dan struvite menjadi kurang larut. Selain itu, pH urin yang tinggi akan

menurunkan solubilitas magnesium ammonium fosfat dan meningkatkan terbentuknya

presipitasi kristal struvite. Ketika konsentrasi fosfat, magnesium, dan ammonium

meningkat di urin, supersaturasi terjadi dan membentuk kristal dan urolit (Fossum,

2002).

Lebih dari 95% anjing dengan struvite urolit ada kaitannya dengan urinary tract

infection akibat bakteri yang menghasilkan urease, seperti Staphylococus spp., Proteus

spp, dll (tiley & Smith, 2000). Urinary tract infection akibat bakteri penghasil urease

mendahului perkembangan terbentuknya struvite urolit pada anjing. Namun  struvite

urolit pada kucing biasanya terbentuk dalam urin yang steril, tanpa adanya infeksi

bakteri. Hal ini dikarenakan pH urin kucing lebih basa daripada anjing yaitu >6,5

sehingga struvite urolit mudah terbentuk. Telah diperkirakan bahwa urin dengan pH

sekitar 6,4 sama dengan solubility product dari struvite dan urin dengan pH 7 sama

dengan formation product dari struvite (Fossum, 2002)

Page 3: Tugas Urology FUS

D.   Faktor Pemicu Terjadinya FUS

Beberapa faktor berkontribusi untuk penyakit ini termasuk infeksi bacterial dan

viral, trauma, adanya kristal di urine, batu di vesica urine, tumor pada saluran urinaria,

dan abnormiltas congenital. Factor yang berkontribusi terhadap perkembangan FUS

antara lain, (Carlson, 2008):

1.    FULTD dapat disebabkan uretra yang tersumbat oleh semacam pasta, komposisi

material batu atau pasir dan kristal struvite (magnesium ammonium fosfat), yang

berhubungan dengan jumlah garam. Meskipun Kristal struvit merupakan penyebab

utama sumbatan, namun jenis Kristal lain dapat ditemui. Beberapa sumbatan

menyebabkan terbentuknya mucus, darah, dan sel darah putih.

2.    FLUTD dapat dihubungkan dengan kristal-uroith atau batu yang ditemukan di saluran

urinaria. Tipe urolith ervariasi, tergantung dari diet dan factor pH urine. Dua tipe yang

sangat sering ditemukan adalah struvite (magnesium fosfat) dan kalsium oksalat.

Factor yang mempengaruhi pembentukan urolit pada kucing termasuk infeksi bakteri

yang bersamaan; jarang uric,nasi akibat litter box yang kotor; kurangnya aktifitas fisik;

dan kurang minum atau kualitas minum yang buruk atau tidak tersedianya air, dan bias

juga  karena selalu diberi pakan kering (dryfood).

3.    Urine kucing normalnya sedikit asam. Factor yang menyebabkan urin alkalis yaitu jenis

pakan, adanya bakteri di saluran urinaria. Urin yang bersifat asam memiliki property

antibacterial. Namun ada beberpa kasus dumana FUS memiliki urine yang asam. Kucing

tersebut mungkin menderita akibat yrolith kalsium oksalat. Jika urolith terjadi di urethra,

maka obstruksi dapat mengancam kehidupan karena sangat sulit disembuhkan. 

4.    Cystitis bacterial dan urethritis (radang pada urethra) juga dapat menjadi penyebab

dasar FUS. Cystitis bacterial mungkin dapat menjadi penyebab yang penting dari

serangan yang berulang. Infeksi bakteri tersebut memiliki potensi untuk peningkatan

infeksi dengan sumbatan. Infeksi berulang dapat menyebabkan resistensi antibiotik. 

5.    Intake diet dan air minum. Kucing yang memakan pakan kering akan mendapat sedikit

air dari pakan ereka, selain itu didukung pula dengan kurangnya minum. Pakan kering

akan menyebabkan urin lebih terkonsentrasi dan jumlah sedimen yang lebih besar.

Faktor predisposisi pembentuk urolit traktus urinarius

1.    pH urin

pH urin berperan sangat penting dalam pembentukan kalkuli, beberapa garam

(oksalat), dan asam urat lebih mudah mengendap pada pH asam. Struvit dan karbonat

lebih mudah mengendap pada pH alkalin.

2.    Infeksi bakteri

Koloni bakteri, pengelupasan epitel, atau leukosit dapat berperan penting sebagai nidus

untuk pengendapan unsur mineral urolit. Urolit yang unsur penyusunnya terdiri dari

magnesium ammonium fosfat terbentuk karena adanya infeksi bakteri penghasil urease

atau pemecah urea (proteus dan beberapa staphilococci) yang mengkonversi urea

menjadi amoniak .infeksi dalam traktus urinarius merupakan faktor terbesar penyebab

terbentuknya urolit struvit. Jenis urolit lain kadang-kadang juga dapat ditemui pada

Page 4: Tugas Urology FUS

traktus yang terinfeksi, namun terbentuknya urolit non struvit tersebut tidak

disebabkan oleh adanya infeksi tetapi justru infeksi disebabkan adanya urolit dalam

traktus urinarius.

3.    Diet

Diet yang mengandung protein tinggi  membantu pembentukan urolit struvit karena

konsumsi protein tinggi dapat meningkatkan konsentrasi urea dan NH4 dalam urin. Diet

yang mengandung oksalat, defisiensi vitamin A (karena menyebabkan perubahan

metaplastik epitel transisional), dan dehidrasi (akibat pemasukan air yang terbatas

sehingga memberi kesempatan unsur mineral tetap berada dalam urin yang

konsentrasinya sangat jenuh) adalah faktor yang dapat menyebabkan urolitiasis.

Konsentrasi urin yang sangat jenuh tersebut umumnya disebabkan bekurangnya jumlah

air yang diminum (kurang minum).

Memperbanyak minum air (meskipun air yang diminum mengandung fosfat, karbonat,

silicate, kalsium, dan magnesium dalam jumlah tinggi) umunya hanya sedikit

berpengaruh atau bahkan tidak berpengaruh terhadap urolitiasis.Hal ini disebakan

karena kandungan mineral dalam air minum lebih sedikit dibanding dengan jumlah

mineral yang berasal dari pakan.Di samping itu dengan memperbanyak minum juga

dapat menurunkan konsentrasi urin dan meningkatkan volume urin. Hal yang demikian

tidak terjadi jika mineral yang menjadi unsur pembentuk urolit dikonsumsi dalam

bentuk makanan.Mineral dalam pakan dapat menjadi faktor penyebab urolitiasis pada

domba yang diberi paka fosfat tinggi, atau mengandung okasalat.

4.    Herediter

Urolit kebanyakan ditemukan pada Kucing Persian.

5.    Urin stasis

Merupakan faktor predisposisi pembentukan urolit tanpa memperhatikan macam

mineral. Turunnya frekuensi urinasi dan meningkatnya kadar unsur pembentuk urolit

dalam urin dapat menyebabkan konsentrasi urin menjadi sangat jenuh. Urin yang

sangat jenuh dapat menjadi predisposisi presipitasi unsur mineral pada hewan.

6.    Breed predileksi

7.    Sex predileksi.

Lebih sering terjadi pada hewan jantan karena diameter uretra nya lebih sempit dan

lebih panjang.

 (Nelson, 2003)

E.    Diagnosa

Diagnosis dapat dilakukan dengan (Gerber, 2009) :

1.    Pemeriksaan gejala klinis

2.    Pemeriksaan laboratorium

3.    Urinalysis

Page 5: Tugas Urology FUS

Penting untuk dilakukan dan urin dikoleksi sebelum terapi dilakukan. Terapi dapat

mempengaruhi hasil urinalysis. Idealnya urin dikoleksi melalui cystocentesis. Urinalysis

meliputi pengukuran berat jenis, dip-stick analysis, analisis sedimen dan kultur urin.

Urinalisis adalah tes yang dilakukan pada sampel urin pasien untuk tujuan

diagnosis infeksi saluran kemih, batu ginjal, skrining dan evaluasi berbagai jenis

penyakit ginjal, memantau perkembangan penyakit seperti diabetes melitus dan

tekanan darah tinggi (hipertensi), dan skrining terhadap status kesehatan umum.

Urinalisis dapat diguakan untuk mendeteksi adanya penyakit diabetes, penyakit ginjal,

serta infeksi dari traktus urinarius.

Jenis-jenis urinalisis yang dapat dipergunakan :

Pemeriksaan visual : turbiditas dan warna dari urin. Warna urin normal adalah kuning

bening, sedangkan urin yang tidak normal berwarna merah karena darah dan keruh.

Volume urine normal adalah 750-2.000 ml/24hr. Pengukuran volume ini pada

pengambilan acak (random) tidak relevan. Karena itu pengukuran volume harus

dilakukan secara berjangka selama 24 jam untuk memperoleh hasil yang akurat.

Kelainan pada warna, kejernihan, dan kekeruhan dapat mengindikasikan kemungkinan

adanya infeksi, dehidrasi, darah di urin (hematuria), penyakit hati, kerusakan otot atau

eritrosit dalam tubuh. Obat-obatan tertentu juga dapat mengubah warna urin. Kencing

berbusa sangat mungkin mewakili jumlah besar protein dalam urin (proteinuria).

Beberapa keadaan yang menyebabkan warna urine adalah :

·         Merah : Penyebab patologik : hemoglobin, mioglobin, porfobilinogen, porfirin.

Penyebab nonpatologik : banyak macam obat dan zat warna, bit, rhubab (kelembak),

senna.

·         Oranye : Penyebab patologik : pigmen empedu. Penyebab nonpatologik : obat untuk

infeksi saliran kemih (piridium), obat lain termasuk fenotiazin.

·         Kuning : Penyebab patologik : urine yang sangat pekat, bilirubin, urobilin. Penyebab

nonpatologik : wotel, fenasetin, cascara, nitrofurantoin.

·         Hijau : Penyebab patologik : biliverdin, bakteri (terutama Pseudomonas). Penyebab

nonpatologik : preparat vitamin, obat psikoaktif, diuretik.

·         Biru : tidak ada penyebab patologik. Pengaruh obat : diuretik, nitrofuran.

·         Coklat : Penyebab patologik : hematin asam, mioglobin, pigmen empedu. Pengaruh

obat : levodopa, nitrofuran, beberapa obat sulfa.

·         Hitam atau hitam kecoklatan : Penyebab patologik : melanin, asam homogentisat,

indikans, urobilinogen, methemoglobin. Pengaruh obat : levodopa, cascara, kompleks

besi, fenol

Spesific Gravity : tes ini berfungsi untuk mendeteksi seberapa baik ginjal dapat

mengkonsentrasikan urin dan jumlah dari substansi/zat-zat yang terdapat pada urin.

Tes ini mengukur berat dari urin dibandingkan dengan air biasa pada jumlah yang

sama. Semakin tinggi nilai urin specific gravity ini, maka semakin padat material yang

terdapat pada urin.

Page 6: Tugas Urology FUS

Dipstick analysis : strip test kimiawi yang mengecek ada tidaknya glukosa, protein,

bilirubin dan keton di dalam urin.

·         Sel darah putih (pyuria) : normalnya sel darah putih tidak terdapat di dalam urin.

Adanya sel darah putih di dalam urin dapat menandakan adanaya infeksi saluran

perkencingan, gangguan ginjal, dan kanker.

·         Sel darah merah (hematuria) : sama seperti sel darah putih, seharusnya sel darah

merah tidak terdapat di dalam urin. Adanya sel darah merah ini dapat menandakan

adanya peradangan, penyakit, serta cedera/luka pada ureter, vesica urinaria, atau

urethra.

·         Protein (Proteinuria) : protein normalnya tidak ditemukan di dalam urin. Hasil tes ini

harus disesuaikan dengan tes specific gravity. Protein pada urin yang encer lebih

banyak daripada protein pada urin yang pekat. Beberapa hal yang menyebabkan

protein ada pada urin adalah peradangan, hemoraghi, atau gangguan ginjal.

·         Glukosa (glukosuria) : glukosa merupakan jenis gula yang biasanya ditemukan pada

darah. Seharusnya tidak ada glukosa dalam darah. Hal yang sering menyebabkan

glukosa pada urin adalah diabetes.

·         Bilirubin (bilirubinemia) : bilirubin adalah pigment oranye dari empedu dari hati.

Keberadaan bilirubin pada urin mengindikasikan adanya penyakit hati atau hemolisis

(hancurnya sel darah merah), gangguan ginjal, Feline Hepatic Lipidosis dan FIP.

·         Keton : tidak ada keton pada urin kucing yang normal. Keton dihasilkan ketika lemak,

yang lebih dipergunakan daripada glukosa, dipecah oleh tubuh untuk menghasilkan

energy. Jumlah besar keton dalam urin mengindikasikan diabetes ketoacidosis atau

kekurangan gula / malnutrisi.

·         pH urin : merupakan pengukuran dari tingkat keasaman dari urin, apakah alkalis /

asam. pH normal urin sekitar 6 – 7. Tingkat keasaman ini dapat tergantung dari jenis

pakan, obat, dan adanya penyakit. Kucing biasanya memiliki pH yang sedikit asam. 

Pemeriksaan mikroskopik : sebuah sampel urin disentrifugasi dan sedimentasinya

diperiksa dibawah mikroskop untuk melihat adanya crystal, sel darah merah, sel darah

putih, benda padat berongga, bakteri dan yeast (jamur)

·         Sel darah putih (pyuria) : normalnya sel darah putih tidak terdapat di dalam urin.

Adanya sel darah putih di dalam urin dapat menandakan adanaya infeksi saluran

perkencingan, gangguan ginjal, dan kanker.

·         Sel darah merah (hematuria) : sama seperti sel darah putih, seharusnya sel darah

merah tidak terdapat di dalam urin. Adanya sel darah merah ini dapat menandakan

adanya peradangan, penyakit, serta cedera/luka pada ureter, vesica urinaria, atau

urethra.

·         Cast (cylindruria) : bentukan silinder ini dibentuk ole mucoprotein yang terdapat pada

tubulus renalis (tabung kecil di dalam ginjal). Benda ini dapat dibentuk dari berbagai

macam material termasuk sel darah merah, sel darah putih, substansi lemak, sel epitel

tubulus renalis atau oleh protein. Bentukan ini dapat memberikan informasi mengenai

jenis penyakit yang sedang diderita oleh hewan.

Page 7: Tugas Urology FUS

·         Crystal (crystaluria) : beberapa tipe crystal mungkin dapat ditemukan pada urin.

Crystal yang paling sering ditemukan adalah struvite dan kalsium oksalat. Keberadaan

crystal ini pada urin bukan merupakan diagnosis pasti dari sebuah urolithiasis.

Beberapa jenis tertentu dapat menjadi petunjuk penting dalam diagnosa sebuah

penyakit.

·         Bakteri : jika sebuah sampel urin yang steril ditemukan bakteri, hal ini dapat

menunjukkan adanya infeksi vesica urinaria

4.    Radiografi

Pada radiografi densitas batu bisa dilihat, meliputi ukuran dan bentuk di vesica urinaria.

5.    Ultrasonografi

Ultrasonografi untuk melihat dinding vesica urinary dan kandungan dalam vesica

urinary.

F.    Penanganan dan Pencegahan

Penanganan1.    Kateterisasi : Ukuran kateter yang biasa digunakan untuk kucing jantan adalah 3

1/2 Fr. Terdapat tiga macam kateter urin yaitu flexible rubber feeding tube, kateter open-ended polypropylene, dan close-ended polypropylene.

2.    Pengosongan urin dalam vesica urinaria dengan cara menusukkan jarum suntik ke vesica urinaria dan mengosongkan urin di dalamnya (dalam keadaan darurat).

3.    Operasi (cystotomi).4.    Flushing saluran kencing.5.    Penyuntikan cairan fisiologis intravena : untuk mengganti cairan tubuh dan

menstabilkan pH cairan tubuh (Infus Ringer Lactate).6.    Pemberian antibiotik : untuk mencegah infeksi sekunder oleh bakteri (Amcilin).7.    Obat parasimpatomimetik : untuk menstimulasi otot VU kontraksi dan relaksasi.

 (Anonim, 2010 ; Duval 2002)Pencegahan

1.    Diet, hewan diberi pakan moisten dry food atau menggantinya dengan pakan kaleng/

pakan basah.

2.    Mengurangi jumlah pakan yang mengandung magnesium.

3.    Meningkatkan jumlah air minum.

(Anonim, 2010)

Daftar Pustaka

Anonim. (2010). FUS. http://www.sniksnak.com/cathealth/fusfaqs.html. Diakses pada 20 Juni 2012

Carlson, D. (2008).   Feline Lower Urinary Tract

Disease. http://www.medicinenet.com/pets/cat-health/feline_lower_urinary_tract_disease.htm, 

diakses pada 20 Juni 2012.

Page 8: Tugas Urology FUS

Duval D. (2002). Feline Urologic Syndrome, Internet Vet. Column. www.mailer.fsu.edu , diakses pada 20 Juni 2012.

Fossum. T.W. (2002). Smal Animal Surgery. 2nd ed. Mosby ST, London.

Gerber, B. (2009). Feline Lower Urinary Tract Disease (FLUTD). IVIS, Italy.

Houstler RA, Chew DJ and DiBarlota SP. (2005). Recent Concepts in Feline Lower Urinary Tract

Disease. Elsevier Saunders, Ohio.

Houston DM. (2007). Epidemiology of Feline Urolithiasis. Veterinary Focus. Vol 17 No 1: 4-9.

Nelson, Richard W et all. (2003). Small Animal Internal Medicine 3rd edition. Mosby

Pinney CC. (2009). Feline Lower Urinary Tract Disease.http://maxshouse.com/feline_urological_syndrome_fus.htm, diakses pada 20 Juni 2012.