Tugas Tutorial IKM

download Tugas Tutorial IKM

of 7

description

angka kematian ibu

Transcript of Tugas Tutorial IKM

Tugas tutorialKepaniteraan KlinikIlmu Kesehatan Masyarakat

Periode 17 Maret 17 Mei 2014

Oleh :

Rizki Noorani Kusumastuti

01.209.6010Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran

Universitas Islam Sultan Agung Semarang 2014

A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang tergabung dalam PBB dan ikut menanda tangani Tujuan pembangunan millenium ( atau lebih akrab disebut Millenium Development Goals; disingkat MDGs). MDGs memiliki 8 tujuan, beberapa di antarnya berhubungan dengan kesehatan, yaitu menurunkan angka kematian bayi dan meningkatkan kesehatan ibu yang tercantum pada tujuan ke-3 dan ke-4. 8 poin tujuan MDGs ini memiliki target tercapai pada 2015. Tujuan ke-4 MDGs adalah meningkatkan kesehatan ibu, dengan target mengurangi 2/3 rasio kematian ibu dalam proses melahirkan dalam kurun waktu 1990-2015 dan mewujudkan akses kesehatan reproduksi bagi semua pada tahun 2015. Untuk target menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Angka ini masih dinilai terlalu jauh dengan kondisi Indonesia saat ini. Pada tahun 1991 AKI di Indonesia adalah 390, sedangkan 2007 masih 228 yang merupakan AKI tertinggi di Asia. Bahkan berdasarkan SDKI AKI pada tahun 2012 adalah 359 per 100.000 kelahiran hidup. Ini merupakan lonjakan dibanding tahun 2007. Menurut pihak SDKI hal ini dipengaruhi oleh pemakaian KB yang hanya 10,6% dan Jampersal yang dijalankan oleh pemerintah kurang berhasil. Angka kematian ibu (AKI) di provinsi Jawa Tengah mengalami peningkatan dari 2010 2012. Pada tahun 2010 Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Jawa Tengah adalah 104,97 per 100.000 kelahiran hidup, pada tahun 2011 AKI 116,01 per 100.000 kelahiran hidup, dan pada tahun 2012 AKI 116,34 per 100.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2012). Penyebab kematian ibu sebagian besar oleh karena hipertensi/eklampsi 35, 26% kemudian disusul oleh perdarahan 16,44% pada tahun 2012. B. Puskesmas Halmahera Secara geografis Puskesmas Halmahera berada pada ketinggian tanah dari permukaan laut 1,5 2 meter yang makin ke arah utara makin rendah sehingga bila hujan lebat di beberapa daerah akan tergenang air. Puskesmas Halmahera mempunyai luas 3.020 m2 dan mempunyai beberapa gedung pelayanan, diantaranya pelayanan gedung rawat jalan (1.203 m2), gedung rawat inap (252 m2), ruang dinas dokter (214 m2), ruang pertemuan (48 m2). Sedangkan luas wilayah Puskesmas Halmahera 172.216 ha, dengan jumlah penduduk 33.814 jiwa. Batas wilayah puskesmas Halmahera adalah :

Bagian Utara : Kelurahan Bugangan dan Kelurahan Kebon Agung

Bagian Selatan : Kecamatan Semarang Selatan

Bagian Barat: Kecamatan Semarang Tengah

Bagian Timur: Kecamatan Gayamsari

Puskesmas Halmahera mempunyai 4 kelurahan binaan yaitu :

Karang Turi

Karang Tempel

Rejosari

Sarirejo

Secara geografis Puskesmas Halmahera berada pada ketinggian tanah dari permukaan laut 1,5 2 meter yang makin ke arah utara makin rendah sehingga bila hujan lebat di beberapa daerah akan tergenang air.

C. Program KIA

Salah satu pelayanan yang tersedia di Puskesmas Halmahera adalah KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) dan merupakan salah satu program pokok dikarenakan telah memiliki Rawat Bersalin dan misi Puskesmas Halmahera menjadi salah satu Puskesmas Poned di Semarang. Program-program yang dimiliki oleh KIA Puskesmas Halmahera antara lain :1. Pelayanan ibu hamil (ANC)

2. Pelyanan persalinan3. Pelayanan nifas

4. Pelayanan neonatus

5. Deteksi dini kanker serviks ( IFA dan pap smear)

6. Program KB

7. Imunisasi 8. Reproduksi remaja

9. Deteksi dini

10. Deteksi lupus pada remaja putri

11. Pra lansia

12. Lansia

13. Lansia gawat

Pelayanan yang diberikan bukan hanya untuk ibu dan anak, tetapi usia pra lansia, lansia dan remaja putri pun juga.

Khusus ibu hamil, program awal sejak terdeteksinya kehamilan akan diperiksa secara keseluruhan. Mulai dari cek golongan darah, HbSAg, BTA, IMS dan VCT. Hal ini dikarenakan wilayah kerja Puskesmas Halmahera termasuk dalam salah satu wilayah risiko tinggi terjadinya Infeksi Menular Seksual dan kejadian HIV/AIDS. Pemeriksaan terhadap ibu hamil dilakukan secara menyeluruh artinya tidak hanya KIA yang berperan akan tetapi bagian pengobatan umum, poli gigi dan gizi juga. Hal ini menjadi syarat mutlak, selama pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Halmahera minimal 1 kali harus konsul pada minimal 1 bagian tersebut. Pada usia kehamilan 8-12 minggu, bumil harus diperiksa HPHT- nya lagi. Prosedur ANC di Puskesmas Halmahera menggunakan prinsip 10 T, yaitu : 1. Timbang BB dan ukur TB

Tujuan : deteksi dini CPD

2. Ukur TD

3. Cek status gizi (ukur LILA)Tujuan : deteksi dini KEK

4. Ukur TFU

5. Tunjukan presentasi janin dan DJJ

6. TT (Tetanus Toksoid)

7. Pemberian tablet Fe (min.120) 8. Lakukan pemeriksaan laboratorium (gol. Darah, gula darah, Hb, protein, urin, IMS, BTA, VCT, dll)9. Tatalaksana dan penanganan kasus

10. Konseling/ terapi wicara, edukasi

Materi PHBS dan peran suami ( suami SIAGA dan mengenali tanda-tanda persalinan). IMD juga ditekankan mulai awal trimester III. D. AKI (Angka Kematian Ibu) dan Upaya Puskesmas Halmahera Angka Kematian Ibu (AKI) di Kota Semarang pada tahun 2012 sebesar 22 kasus atau 80,06 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu pada tahun 2012 di Kota Semarang adalah Eklamsi (41%), perdarahan (23%), penyakit (jantung) sebesar 23 %, lain - lain (emboli air ketuban) sebesar 9%, dan infeksi sebesar 4 % (Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2012). Berdasarkan data tersebut eklampsi adalah penyebab tertinggi di Semarang. Puskesmas Halmahera salah satu Puskesmas yang sangat memperhatikan AKI. Hal ini diwujudkan dengan program-program KIA yang mendukung ibu hamil, mulai awal kehamilan hingga nifas selesai. Pemantaun AKI ini bekerja sama mulai dari tingkat RT, RW dan Kelurahan. Berdasarkan data kinerja Puskesmas Halmahera tahun 2013 didapatkan kematian ibu maternal adalah 0 orang. Hal ini sesuai dengan sasaran yang ditentukan oleh Puskesmas Halmahera. Upaya yang telah dilakukan oleh Puskesmas Halmahera adalah mulai pemeriksaan awal kehamilan, ANC intergrasi hingga pelayanan nifas dapat dikatakan berhasil. Dalam penanganan kasus pada ibu hamil sudah dilakukan mulai dari awal diketahui. Untuk kasus ibu anemia atau kekurangan energi kronis (KEK) langsung ditangani oleh bagian Gizi. Penanganan ini tidak cukup 1 kali bahkan dilakukan sesuai program bagian Gizi juga, yaitu Penanggulangan 1000 hari. Program ini berlaku pada semua ibu hamil dan pada bumil risiko tinggi akan mendapatkan perhatian lebih. Untuk bumil risiko tinggi lainnya juga mendapat penanganan dari awal, misal hipertensi maupun DM langsung dikonsulkan pada dokter umum yang bertugas dan segera dilakukan rujuk ke Rumah Sakit daerah jika memang diperlukan. Pelayanan persalinan di Puskesmas Halmahera diperuntukkan persalinan normal. Jika didapatkan faktor risiko untuk persalinan yang bermasalah langsung dilakukan rujuk ke Rumah Sakit. Hal ini dilakukan untuk menghindari kejadian kematian ibu dan agar mengurangi AKI di Indonesia khususnya provinsi Jawa Tengah. DAFTAR PUSTAKAhttp://kesehatanibuanak.net/index.php?option=com_content&view=article&id=192:tentang-millennium-development-goals-4-dan-5&catid=78:mdg-4a5

http://203.130.196.151/~admin19/images/media/Angka%20Kematian%20Ibu%20Melahirkan.pdf

http://jogja.okezone.com/read/2013/09/30/512/874217/soal-kematian-bayi-ibu-semarang-peringkat-ke-5-di-jateng

http://puskesmashalmahera.wordpress.com/program-dan-kegiatan/