Tugas Studi Kasus ASI

download Tugas Studi Kasus ASI

of 9

description

Analisis Sistem Informasi

Transcript of Tugas Studi Kasus ASI

  • TUGAS

    MAGISTER CHIEF INFORMATION OFFICER

    ANALISIS SISTEM INFORMASI

    O

    L

    E

    H

    Nama NIM Kelas

    : : :

    TRINO ANTONIUS 1304508 B MCIO UNP 2013

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS NEGERI PADANG

    2014

  • 2

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Penerapan e-Government di Indonesia yang ditegaskan melalui Inpres

    No. 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-

    Government, menyatakan bahwa pemerintah harus mampu memanfaatkan

    kemajuan Teknologi Informasi untuk meningkatkan kemampuan pengolahan,

    mengelola, menyalurkan dan mendistribusikan informasi dan pelayanan publik.

    Langkah konkrit dalam menerjemahkan e-Government telah dilakukan oleh

    Kementerian Pertanian dengan menegaskan melalui Kepmentan RI

    No.664/Kpts/OT.140/10/2004 tentang Pedoman Perkantoran Elektronis dan

    Standar Operasional Komputer di Lingkungan Departemen Pertanian.

    Dalam rangka penerapan e-government Dinas Pertanian Peternakan

    Perkebunan dan Kehutanan Kota Padang (Dipernakbunhut) perlu membuat

    sebuah rancangan tata kelola teknologi informasi (IT Governance) yang

    menyediakan struktur yang menghubungkan proses TI, sumber daya TI dan

    informasi bagi strategi dan tujuan organisasi. IT Governance dalam organisasi

    akan membantu proses kegiatan yang berlangsung untuk mencapai tujuan yang

    sesuai dengan visi dan misi organisasi. IT Governance juga dapat menciptakan

    birokrasi yang kuat, efektif dan berdaya saing teknologi serta membantu

    oranisasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

    Dipernakbunhut Kota Padang merupakan perangkat daerah dengan tugas

    pokok memberikan pelayanan kepada masyarakat. Penyelenggaraan pelayanan

    pemerintahan yang baik dapat dilakukan salah satunya melalui penerapan IT

    Governance. Dipernakbunhut dalam penerapan e-government perlu melakukan

    perbaikan, baik internal maupun eksternal organisasi dengan meningkatkan

    pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Hal ini sesuai

    dengan Intruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Strategi Nasional

    Pengembangan e-government pada pemerintahan.

  • 3

    Sebagai tindak lanjut dari kepres tersebut Dipernakbunhut dalam

    menunjang proses kegiatannya perlu menerapkan Teknologi Informasi (IT).

    Upaya untuk dapat menerapkan IT yang memberikan manfaat layanan yang

    baik tentunya menjadi kendala tersendiri bagi Dipernakbunhut. Penerapan IT

    pada Dipernakbunhut ternyata tidak diiringi dengan pengelolaan IT yang

    terencana, ini terlihat pada hasil observasi proses penerapan IT yang ada

    ditemukan masih kurang optimal:

    1. Penerapan Teknologi Informasi

    a. Meningkatnya ketergantungan instansi terhadap Teknologi Informasi

    sementara instansi belum melakukan pengelolaan asset IT secara efektif

    sebagaimana pengelolaan asset perusahaan lain. Permasalahan tersebut

    ditemukan pada Dipernakbunhut yang belum mempunyai struktur

    organisasi khusus menangani pengelolaan asset IT, dapat dilihat pada

    struktur organisasi.

    b. Aturan yang menetapkan tentang penerapan IT serta rencana program

    yang menunjang pemanfaatan IT untuk kedepanya tidak tertuang dalam

    renstra organisasi Dipernakbunhut, dapat dilihat pada Renstra

    Organisasi terlampir.

    c. Bidang khusus yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan IT belum

    ada dalam struktur organisasi sehingga peranan IT dalam organisasi tidak

    sepenuhnya mendukung visi dan misi organisasi, dapat dilihat pada

    SOTK

  • 4

    Struktur Organisasi Tata Kerja/SOTK Dipernakbunhut Kota Padang

    2. Dukungan Teknologi Informasi

    a. Instansi belum mendukung infrastruktur IT, hal ini terlihat dengan tidak

    adanya penyediaan anggaran dalam kegiatan pengadaan ataupun

    pengembangan IT, dapat dilihat pada Rencana Kerja (Renja)

    Dipernakbuhut Tahun 2014 terlampir

    d. Dalam Renstra organisasi masalah tata kelola Teknologi Informasi belum

    tertuang didalamnya dan juga belum ada Standar Prosedur Operasional

    (SOP) dalam pengelolaan IT, dapat dilihat pada Renstra Organisasi

    terlampir.

    3. Infrastruktur Teknologi Informasi

    Penerapan infrastruktur jaringan belum dilakukan sehingga dalam

    pengolahan data belum dikelola secara terpusat sehingga pimpinan untuk

    dapat memperoleh data secara cepat sangat sulit dikarenakan pengolahan

    dilakukan pada setiap bidang.

    KEPALA DINAS

    SEKRETARIS

    KASUBAG UMUM

    KASUBAG PERENCANAAN

    KASUBAG KEUANGAN

    KABID PERTANIAN

    KABID PETERNAKAN

    KABID PERKEBUNAN

    KABID KEHUTANAN

    KABID B S P

    KABID PENYULUHAN

    Kasi

    Kasi

    Kasi

    Kasi

    Kasi

    Kasi

    Kasi Peral

    Kasi

    Produksi

    Kasi P2HP

    Kasi

    Kasi

    Kasi

    Kasi

    Kasi

    Kasi

    Kasi

    Kasi

    Kasi

    UPT

    TEKNIS

    UPT

    TEKNIS

    UPT

    TEKNIS

    UPT

    TEKNIS

    UPT

    TEKNIS UPT

    Kec

    UPT

    Kec

    UPT

    Ke

    UPT

    Kec

    UPT

    Kec

    UPT

    Kec

    UPT

    Kec

  • 5

    4. Sumber daya manusia dalam bidang Teknologi Informasi

    a. Kurangnya personil profesional bidang Teknologi Informasi dikarenakan

    tidak adanya pegawai yang berlatar belakang pendidikan IT dan belum

    adanya program untuk menyiapkan tenaga professional di bidang IT,

    dapat dilihat pada data bezeting kepegawaian terlampir.

    b. Belum diterapkannya aturan yang memberlakukan kebijakan untuk

    mengatur tenaga operator IT yang berhubungan dengan kegiatan yang

    dianggap teknis dan biasanya masih bersifat penunjukan pimpinan tanpa

    didukung oleh Surat Keputusan.

    Untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas maka sangat diperlukan

    sekali melakukan pengelolaan teknologi informasi (IT Governance) yang

    mendukung renstra organisasi agar penerapan IT tentunya akan dapat

    menunjang tujuan, visi dan misi organisasi.

    Untuk melaksanakan hal tersebut maka diperlukan suatu metode atau

    framework yang dapat melakukan tata kelola IT. Ada banyak metode yang

    yang digunakan diantaranya yaitu Control Objective for Information and

    Related Technology (COBIT), The Committee of Sponsoring Organizations of

    the Treadway Commission (COSO), The IT Infrastruktur Library (ITIL) dan

    International Organization for Standardization ISO/IEC 20000. Tetapi metode

    yang cocok digunakan untuk merancang tata kelola IT adalah framework

    COBIT, karena framework COBIT adalah suatu framework yang digunakan

    untuk mengembangkan mempublikasikan dan mempromosikan kontrol IT

    governance yang diakui secara internasional. Cobit merupakan kerangka kerja

    yang memungkinkan managemen untuk menjembatani kesenjangan antara

    persyaratan kontrol, masalah teknis dan resiko bisnis serta membantu

    memahami dan mengelola resiko dan manfaat yang terkait dengan IT. Cobit

    juga menyediakan referensi best business practice yang mencakup keseluruhan

    proses bisnis organisasi dan memaparkannya dalam struktur aktivitas-aktivitas

    logis yang dapat dikelola dan dikendalikan secara efektif, juga standar yang

    digunakan secara internasional dan cocok digunakan pada instansi

    pemerintahan.

  • 6

    Penelitian yang membahas tentang penerapan tata kelola Teknologi

    Informasi berdasarkan kerangka kerja COBIT ini sudah dilakukan oleh Diana

    Effendi (2008) yang merancang tata kelola IT pada layanan akademik

    menggunakan kerangka Cobit 4.0, Sri Yulianti Lubis (2008) yang merancang

    model tata kelola TI untuk mendukung unjuk kerja dengan pendekatan

    struktur, proses dan mekanisme hubungan menggunakan kerangka Cobit 4.0.

    Hasil penelitian diatas menyimpulkan perancangan tata kelola IT dengan

    menggunakan kerangka kerja COBIT dapat menjawab akar permasalahan yang

    menjadi faktor penghambat tata kelola TI untuk keberhasilan proyek.

    Seiring dengan perkembangan waktu COBIT juga mengalami

    pengembangan dan sudah sampai ke versi 5. Pertimbangan memilih COBIT 5

    karena merupakan standar baru yang telah mempertimbangkan kekurangan dari

    standar sebelumnya. Pertimbangan lain memilih COBIT 5 dapat membantu

    organisasi dalam menciptakan nilai IT yang optimal dengan mewujudkan

    keseimbangan antara manfaat yang diharapkan dan mengoptimalkan tingkat

    risiko dan penggunaan sumber daya. COBIT didasarkan pada lima prinsip

    utama dalam tata kelola dan manajemen TI perusahaan, yaitu:

    1. Menemukan kebutuhan stakeholder,

    2. Mencakup end-to-end perusahaan,

    3. Menerapkan kerangka tunggal yang terintegrasi,

    4. Memungkinkannya pendekatan holistik, dan

    5. Memisahkan tata kelola dari manajemen.

    Penelitian yang membahas tentang kerangka kerja COBIT versi 5 ini

    sudah dilakukan oleh Leni Novianda A (2014), Nur Sigit Sulistya Hadi (2013)

    dan Rendra Papang Eko Noor Sancoyo (2013). Hasil penelitiannya

    mengungkapkan kerangka kerja COBIT 5 dapat memberikan gambaran tentang

    kondisi pengelolaan teknologi informasi saat ini dan menjadi parameter untuk

    penilaian tata kelola TI.

    Framework COBIT ini memiliki 5 domain (Evaluate, Direct and

    Monitor (EDM), (Align, Plan and Organise (APO), (Build, Acquire and

  • 7

    Implement (BAI), (Deliver, Service and Support (DSS) dan (Monitor, Evaluate

    and Assess (MEA).

    Untuk mengatasi permasalahan dalam penerapan IT pada

    Dipernakbunhut Kota Padang, maka penulis perlu melakukan Perancangan

    Tata Kelola TI dengan Menggunakan Framework COBIT versi 5.

    Dalam melakukan perancangan tata kelola TI pada Dipernakbunhut Kota

    Padang, penulis hanya fokus pada domain (Evaluate, Direct and Monitor

    (EDM) yaitu EDM03 dan EDM04)), (Align, Plan and Organise (APO) yaitu

    APO01, APO03 APO05, APO06, APO07, APO011,)), (Build, Acquire and

    Implement (BAI) yaitu BAI02, BAI04, BAI09)), (Deliver, Service and Support

    (DSS) yaitu DSS01, DSS03 dan (Monitor, Evaluate and Assess (MEA) yaitu

    MEA01, MEA02)).

    Proses domain yang digunakan dalam menganalisis mencakup

    pembahasan untuk memastikan kemampuan IT yang memadai (karyawan,

    proses dan teknologi) untuk mendukung tujuan perusahaan secara efektif dengan

    biaya yang optimal. Menyediakan pendekatan terstruktur untuk memastikan

    penataan, penempatan, keputusan dan keterampilan sumber daya manusia yang

    optimal. Hal ini termasuk mengkomunikasikan peran dan tanggung jawab,

    rencana pembelajaran dan pengembangan, dan ekspektasi kinerja yang

    didukung oleh staf-staf kompeten dan termotivasi dengan tujuan untuk

    mengoptimalkan kemampuan sumber daya manusia untuk memenuhi tujuan

    perusahaan.

    B. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan pada latar belakang

    diatas, untuk itu penulis mencoba menyimpulkan berbagai permasalahan

    sebagai berikut :

    a. Sumber daya IT yang ada pada Dipernakbunhut belum mampu mencapai

    tujuan strategis organisasi.

    b. Belum terintegrasinya jaringan IT, sistem aplikasi, layanan dan data yang

    ada di Dipernakbunhut.

  • 8

    c. Belum adanya infrastruktur dan dukungan dalam pengelolaan IT untuk

    menunjang kinerja instansi.

    d. Penggunaan IT belum digunakan secara efektif dan efisien untuk

    meningkatkan kinerja Dipernakbunhut

    e. Belum adanya rancangan tata kelola IT yang mengiringi Renstra Organisasi.

    C. Batasan Masalah

    Berdasarkan pemaparan permasalahan diatas maka penulis perlu

    membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut:

    1. Penelitian dilakukan pada Dipernakbunhut Kota Padang.

    2. Terkait dengan objek penelitian ini hanya melakukan Perancangan Tata

    Kelola TI dengan Menggunakan Framework COBIT versi 5.

    Dalam melakukan usulan tata kelola TI penulis penulis hanya fokus pada

    domain (Evaluate, Direct and Monitor (EDM) yaitu EDM03 dan EDM04)),

    (Align, Plan and Organise (APO) yaitu APO01, APO03 APO05, APO06,

    APO07, APO011,)), (Build, Acquire and Implement (BAI) yaitu BAI02,

    BAI04, BAI09)), (Deliver, Service and Support (DSS) yaitu DSS01,

    DSS03 dan (Monitor, Evaluate and Assess (MEA) yaitu MEA01, MEA02)).

    3. Alasan penulis melakukan pembatasan ruang lingkup penelitian ini

    bertujuan agar didalam melakukan penelitian menjadi lebih fokus dan lebih

    spesifik serta keterbatasan waktu.

    D. Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang serta identifikasi dan batasan masalah yang

    telah diuraikan pada point sebelumnya, maka dapat dirumuskan beberapa

    permasalahan sebagai berikut:

    1. Bagaimana merancang tata kelola IT menggunakan framework COBIT versi

    5 yang sesuai dengan kebutuhan Dipernakbunhut Kota Padang?

    2. Bagaimana merumuskan dokumen fortofolio perancangan tata kelola IT

    sesuai dengan kebutuhan Dipernakbunhut Kota Padang?

  • 9

    E. Tujuan Penelitian

    1. Mengatahui rancangan tata kelola IT menggunakan framework COBIT versi

    5 yang sesuai dengan kebutuhan Dipernakbunhut Kota Padang.

    2. Mengatahui hasil rumusan dokumen fortofolio tata kelola IT menggunakan

    framework COBIT versi 5 yang sesuai dengan kebutuhan Dipernakbunhut

    Kota Padang.

    F. Manfaat Penelitian

    1. Menjadi pedoman dan acuan dalam pengelolaan IT sehingga pemanfaatan

    IT dapat menunjang kinerja instansi dalam mewujudkan visi dan misi.

    2. Peningkatan kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan kepada

    masyarakat yang cepat, akurat, tepat waktu dan relevan sesuai dengan

    kebutuhan masyarakat.