Tugas Sistem Komunikasi Bergerak (1)

24
TUGAS SISTEM KOMUNIKASI BERGERAK Dosen Ir. Irmayani, MT INTERFERENSI DAN HANDOFF ULFAR 12221789 ANGKATAN VI

description

TUGAS SISTEM KOMUNIKASI BEGERAK

Transcript of Tugas Sistem Komunikasi Bergerak (1)

Page 1: Tugas Sistem Komunikasi Bergerak (1)

TUGAS

SISTEM KOMUNIKASI BERGERAK

Dosen

Ir. Irmayani, MT

INTERFERENSI DAN HANDOFF

ULFAR12221789

ANGKATAN VI

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI (S1)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

JAKARTA

2013

Page 2: Tugas Sistem Komunikasi Bergerak (1)

1. INTERFRENSI

1.1 Pengertian Interferensi

Interferensi adalah interaksi antar gelombang di dalam suatu daerah. Interferensi

dapat bersifat membangun dan merusak. Bersifat membangun jika beda fase kedua

gelombang sama sehingga gelombang baru yang terbentuk adalah penjumlahan dari kedua

gelombang tersebut. Bersifat merusak jika beda fasenya adalah 180 derajat, sehingga kedua

gelombang saling menghilangkan.

Gambar 1.1 Interfernsi Gelombang

1.2 Frekuensi Reuse

Daerah cakupan pelayanan sistem seluler terbagi atas daerah-daerah kecil yang

disebut sel, dari Setiap sel terdapat BS. Kumpulan beberapa sel disebut Cluster.Setiap BS

yang bersebelahan Menggunakan sekumpulan frekuensi yang berbeda dengan sel yang

disebelahnya. Frekuensi yang sama dapat Digunakan oleh sel lain di mana jarak kedua sel

yang menggunakan frekuensi yang sama sedemikian Sehingga pengaruh interferensi antara

kanal dapat di minimalkan.

Page 3: Tugas Sistem Komunikasi Bergerak (1)

Gambar di bawah memperlihatkan konsep Pemakaian frekuency reuse pada

komunikasi Seluler. Label sel yang sama menunjukan pemakain Sekelompok frekuency

kanal

Gambar 1.2 Konsep Frequency reuse

Cakupan daerah pelayanan (coverage area) pd komunikasi seluler berbentuk Tidak

beraturan. Pada prakteknya cakupan daerah pelayanan sangat di pengaruhi Oleh kondisi

permukaan tanah, propogasi gelombang dan kondisi sekelilinginya. Untuk pendekatan

analisis, cakupan daerah pelayanan pada mulanya didekati sebagai Bentuk hexagonal, persegi

empat dan segitiga

Pendekatan daerah pelayanan bentuk hexagonal memiliki beberapa keuntungan antara lain :

1. Tidak adanya tumpang tindih daerah pelayanan.

2. BS yang di perlukan sedikit.

3. Antena yang di gunakan pada BS adalah antena omni-directional dan cakupan

hexagonal mendekati cakupan antena omni-directional tersebut.

4. Biaya yang lebih murah di banding dengan bentuk segi empat atau segi tiga.

Jarak minimum antar sel yang di perbolehkan pemakain frekuensi yang sama pada sel

lain sangat di Pengaruhi oleh beberapa hal berikut :

1. Jumlah co-channel sel yang di perlukan.

2. Entuk Geografis.

3. Tinggi antenna.

4. Daya yang di pancarkan oleh BS.

Penggunaan ulang frekuensi yang dimaksudkan adalah menggunakan kanal radio pada

frekuensi yang sama dalam satu kawasan layanan oleh beberapa BTS. Jarak antara satu BTS

Page 4: Tugas Sistem Komunikasi Bergerak (1)

dengan BTS yang bersangkutan diatur cukup jauh sedemikan untuk menghidari interferensi.

Dalam satu kawasan layanan lokasi, letak beberapa BTS itu mengikuti satu pola tertentu yang

disebut pola pengulangan frekuensi (frequency reuse pattern) yang dinyatakan oleh satu

faktor, K,

Gambar1.3 Sistem koordinat Hexagonal

Memperlihatkan sistem koordinat pad hexagonal, terlihat bahwa jarak D antara

C1(u1v1) dan C2(u2v2) dapat di nyatakan sebagai :

Jarak frequency reuse D dgn bentuk hexagonal dinyatakan oleh :

D =

Di mana N adalah jumlah sel dalam satu cluster. Bentruk pola pemakaian frekuency Reuse

Di perlihatkan pada gambar 1.4. Untuk Nilai N = 4,7,12 dan 19

Pada gambar 1.4. memberikan nilai D sebagai berikut :

Bila (u1,v1) = (0,0) dan (u2,v2) = (I,j) maka jarak D dapat di tulis : D =

Page 5: Tugas Sistem Komunikasi Bergerak (1)

a. N = 4 , maka D = 3.46 R

b. N = 7 , maka D = 4.6 R

c. N = 12, maka D = 7 R

d. N = 19, maka D = 7.55 R

Gambar 1.4 Pola pemakaian Frequency reuse untuk N = 4, 7, 12, dan 19

Bila jumlah total kanal full-duplex sebanyak U, dan setiap sel memiliki Beberapa

grup yang terdiri atas K kanal, dan banyaknya sel adalah N, Maka diperoleh hubungan

U = k N

Yang menyatakan jumlah kanal radio yang dapat di gunakan dalam komunikasi

Seluler.Sekumpulan N sel dalam satu sistem di sebut cluster. Bila cluster di ulang sebanyak

M kali, maka jumlah total kanal dalam sistem C dinyatakan oleh

C = M k N = U M

Selain menyatakan jumlah sel dalam satu cluster, N menyatakan ukuran cluster. Bila

N di Perkecil, sedang daerah cakupan tetap maka di perlukan banyak cluster yg berarti

kapasitas Sistem meningkat. Bila ukuran cluster besar maka perbandingan antara jari-jari sel

terhadap Sel co-channel adalah besar. Sebaliknya bila ukuran cluster kecil maka jarak

Page 6: Tugas Sistem Komunikasi Bergerak (1)

antarsel makin dekat, Dalam perancangan, di pilih nilai N sedemikian rupa sehingga

kapasitas sistem tetap Besar.

Faktor fequency reuse dinyatakan oleh 1/N.

1.3. INTERFERENSI DAN KAPASITAS KOMUNIKASI SELULER

Unjuk kerja komunikasi seluler sangat dibatasi oleh kehadiran interferensi

Sumber-sumber yang dapat menyebabkan interferensi adalah :

1. MS lain dalam satu sel

2. Panggilan dalam proses dari sel sebelah

3. BS lain yang beroperasi pada frekuensi yang sama

4. Peralatan lain.

Interferensi pada kanal suara dapat menyebabkan cross talk, sedang pada kanal Kontrol dapat

menyebabkan call blocking.

1.4 Inteferensi Pada sistem komunikasi

Ada 2 macam interferensi yaitu,

1. Interferensi antarkanal atau co-channel interferensi (CCI)

2. Interferensi kanal sebelah atau adjacent channel interference (ACI).

1.5 Co-Channel Interference (CCI)

Interferensi saluran bersama atau dalam bahasa Inggrisnya, co-channel interference,

adalah satu kejadian dalam sistem terestrial dimana terdapat dua kanal atau lebih yang

bekerja dengan frekuensi sama, yang masing-masing saling terganggu dan mengganggu.

Akibat keadaan itu, maka satu receiver akan menangkap beberapa kanal tertentu dari dua atau

lebih pemancar yang juga bekerja pada frekuensi tersebut. Tingkat atau level penerimaannya

bergantung dari jarak dua atau lebih pemancar itu berada dari receiver bersangkutan.

Interferensi ko-kanal atau CCI disebabkan oleh sel yang menggunakan frekuensi

Yang sama, Dimana sel ini disebut sebagai sel co-channel. CCI ini tidak dapat dihilangkan

dengan memperbesar Daya pembawa di pemancar. Ini karena, bila daya dinaikkan maka akan

menaikkan daya Interferensi yg berasal dari sel co-channel. Untuk menghilangkan pengaruh

Page 7: Tugas Sistem Komunikasi Bergerak (1)

interferensi, maka Jarak sel co-channel harus dipisahkan sedemikian sehingga secara fisik

tidak terpengaruh oleh propogasi gelombang.

CCI tidak dipengaruhi oleh daya pemancar tetapi merupakan fungsi jari-jari sel, R dan jarak

Sel co-channel, D. Parameter co-channel reuse, Q di definisikan sebagai perbandingan D/R

Yang dinyatakan sebagai :

Q = D / R = 3. N

Semakin besar Q, maka semakin besar jarak sel co-channel yang akan mengurangi pengaruh

Interferensi. Nilai Q yangg besar juga akan meningkatkan kualitas transmisi disebabkan

dengan mengecilnya level co-channel interference. Nilai Q yang kecil menyebabkan

kapasitas sistem Meningkat karena ukuran cluster menjadi kecil.

Perbandingan sinyal terhadap interfernce atau signal to interference ratio (SIR) dinyatakan

oleh :

Seperti telah diketahui bahwa daya yang diterima oleh suatu receiver akan semakin turun

dengan makin jauh jarak receiver dari transmitter. Dapat di katakan untuk daya yang

disebabkan oleh Suatu sumber penginterferensi pada komunikasi seluler sebanding dengan

jarak sebagai D-n,

Dimana n adalah faktor rugi-rugi propogasi (2<n<5). Untuk jumlah kanal penyebab

interferensi I=6, didapat nilai SIR sebagai :

Untuk sistem dengan jarak kanal penyebab interferensi adalah sama (Dk = D) Didapat :

S = daya dari sinyal

Ik = daya sinya interfrensi

Page 8: Tugas Sistem Komunikasi Bergerak (1)

1.6 Adjacent Channel Interference (ACI)

Interferensi kanal sebelah disebabkan oleh interferensi sinyal yang berasal Dari sel

sebelah. Penyebab adjacent channel interferensi adalah karena Tidak sempurnanya frekuensi

operasi dari filter pada receiver. Penggunaan Receiver ini mengakibatkan frekuensi yang

berdekatan dapat lolos dari filter. Interferensi ini akan menjadi masalah yang serius bila kanal

yang bersebelahan Dari pengguna tersebut mentransmisikan informasi pada frekuensi yang

sangat Dekat dengan frekuensi pengguna. Fenomena ini disebut sebagai efek near-far

Dimana daya dari transmisitter yang terdekat menganggu kerja dari receiver ketika menerima

sinyal dari transmitter yang jauh. Efek dari adjacent channel Interference dapat di perkecil

dengan proses filterisasi yang baik dan pembagian kanal (channel assignment) yang baik.

Channel assignment dilakukan dengan memberikan jarak frekuensi pemisah yang cukup

besar antara satu kanal dengan kanal yang lainnya.

ACI yang terjadi ditentukan oleh nilai dari parameter Adjacent Channel Interference

Ratio (ACIR). ACIR merupakan nilai perbandingan antara besarnya daya total yang

ditransmisikan dari suatu sumber (BS atau MS) dengan besarnya daya interferensi yang

diterima oleh receiver dari sistem atau operator yang lain. Nilai ACIR merupakan kombinasi

dari nilai dari ACLR dan ACS. Adjacent Channel Leakage Ratio (ACLR) merupakan nilai

perbandingan antara besarnya daya yang ditransmisikan dengan besarnya daya yang diterima

setelah melewati filter pada receiver dari sistem atau operator lain yang berada pada kanal

yang berdekatan. Adjacent Channel Selectivity (ACS) merupakan parameter yang

menunjukkan kemampuan receiver untuk menerima suatu sinyal pada kanal frekuensi yang

telah ditetapkan dan menunjukkan kemampuan receiver untuk menolak sinyal lain yang

berada pada kanal yang berdekatan. ACS juga merupakan nilai perbandingan antara

attenuasi filter penerima dari suatu kanal frekuensi dan attenuasi filter penerima dari sistem

lain yang memiliki kanal frekuensi yang berdekatan.

Gambar 1.2 Ilustrasi terjadinya Adjacent Channel Interference.

Page 9: Tugas Sistem Komunikasi Bergerak (1)

Gambar 1.2 menunjukkan suatu ilustrasi timbulnya ACI yang terjadi antara dua operator

selular seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.2. Operator A merupakan sistem yang akan

mengalami interferensi dari Operator B. Interferensi tersebut dapat terjadi karena Operator B

yang memancarkan sebagian sinyalnya kepada kanal frekuensi dari Operator A sesuai dengan

nilai ACLR dari pemancar Operator B. Selain itu, dapat juga terjadi karena Operator A yang

menerima sebagian sinyal dari kanal frekuensi Operator B yang disebabkan oleh nilai ACS

dari receiver Operator A. Jadi, kombinasi dari interferensi tersebut yang menentukan

besarnya nilai ACIR sesuai dengan persamaan berikut :

ACI dapat timbul pada saat proses uplink dan downlink. Pada proses uplink, interferensi

yang terjadi didominasi dan disebabkan oleh pemancar MS. Hal tersebut disebabkan oleh

nilai ACLRMS yang jauh lebih kecil dari nilai ACSBS . Pada proses downlink, interferensi

disebabkan oleh receiver MS karena nilai ACSMS jauh lebih kecil dari nilai ACLRBS .

Jadi, nilai ACIR baik pada uplink maupun downlink ditentukan oleh nilai ACLR dan ACS

dari MS seperti yang ditunjukkan pada persamaan berikut :

Besarnya tingkat ACI dapat dipengaruhi oleh posisi dari MS dalam suatu sel. Daya

interferensi akibat ACI dapat semakin besar dibandingkan sinyal yang dipancarkan oleh

suatu MS ketika MS tersebut letaknya terlalu dekat dengan BS operator lain pada adjacent

channel akan tetapi jauh dari BS yang seharusnya.ACI dapat diminimalisasi dengan

melakukan perbaikan pada proses filtering dan penetapan kanal yang digunakan (channel

Page 10: Tugas Sistem Komunikasi Bergerak (1)

assignments). Dengan menjaga jarak frekuensi antara kanal pada suatu sel sebesar mungkin,

maka adjacent channel interference dapat direduksi.

2. HANDOVER

2.1 Pengertian Handoff atau Handover (HO)

Handoff (HO) adalah pengalihan panggilan dari satu sel ke sel lain ketika sebuah

telepon seluler bergerak melewati wilayah cakupan layanan lintas sel. Peristiwa ini juga

dikenal dengan istilah “Handover”(HO). Yang pertama berlaku bagi sel yang ditinggalkan,

karena ia melepaskan ; sedangkan yang terakhir berlaku bagi sel yang didatangi, karena ia

menrima. Dalam prakteknya, pelaksanaan hand-off bukan hanya antar sel, melainkan juga

antar MTSC ataupun antar sector. Selain itu, juga ada handoff antar operator telekomunikasi

seluler bergerak. Secara sederhana, peristiwa handoff dapat ditunjukkan dalam proses alur

lintasan pada gambar 2.1

Gambar 2.1 Kondisi Handover

2.2 Jenis Handover

Lee (1995), secara umum mengelompokkan jenis handover ke dalam 2 (dua)

kategori, yakni berdasarkan kekuatan sinyal (signal strength) dan berdasarkan perbandingan

sinyal pembawa dengan interferensi (carrier-to-interference ratio,C/I). Dalam kategori

pertama, handover terjadi pada level ambang kekuatan sinyal (signal- strength threshold

level) – 100 dBm untuk noise-limited systems dan – 95 dBm untuk interference-limited

BA C

Hand off A ke B

Hand off B ke C

Arah Pegerakan MS

Page 11: Tugas Sistem Komunikasi Bergerak (1)

systems. Dalam kategori kedua, handover terjadi pada perbatasan sel dengan nilai C/I

sebesar 18 dB.

Dalam implementasi teknisnya, pengelompokan handover mengacu pada dua

pertimbangan; yang pertama berdasarkan pengguna atau sel yang mengalaminya, sedangkan

yang kedua berdasarkan pelaku kontrol atau yang mengkoordinir pelaksanaannya. Dalam

pendekatan pertama dikenal 3 (tiga) jenis handover, yaitu hard handover, soft handover

dan softer handover. Pada pendekatan yang kedua, dikenal 4(empat) jenis handover,

yaitu :intrasel handover, intra BSC (Base Service Center) handover, Intra MTSO handover

dan Inter MTSO handover.

Yang pertama dari pendekatan pertama adalah Hard handover; yaitu pengalihan

panggilan yang dilakukan atas pengguna bergerak dengan pemutusan hubungan komunikasi

terhadap sel asal sebelum komunikasi ke sel tujuan (baru) tersambung. Makanya itu,jenis ini

sering disebut “break-before-make”. Hal ini bisa terjadi kalau ada perubahan frekuensi

komunikasi, sehingga untuk menggunakan kanal frekuensi baru, kanal frekuensi lama harus

diputuskan terlebih dahulu (inter-frequency hard handover)..Proses pengalihan panggilan

dalam kasus ini disertai dengan jedah. komunikasi, karena pengguna bergerak mengalami

pemutusan hubungan. Misalnya, dalam sistem FDMA (Frequency Division Multiple

Access), atau dari CDMA (Code Division Multiple Access) ke sistem lainnya.

Kedua, soft handover, yakni pengalihan panggilan dilakukan tanpa adanya

pemutusan komunikasi. Hal ini dapat dilakukan karena operator yang mengelola layanan

komunikasi menggunakan sistem CDMA dengan karakter UMTS (Universal Mobile

Telephone System), sehingga pergerakan pengguna bergerak selalu mendapatkan layanan

dengan kanal frekuensi yang sama, sekalipun melintasi sel yang berbeda (intra-frequency

soft handover). Faktor uatamanya semata – mata adalah melemahnya sinyal komunikasi

karena berada pada posisi yang makin jauh dari BTS yang melayaninya. Jadi, pergerakan

pengguna bergerak hingga mencapai posisi perbatasan sel pun tetap mendapatkan layanan

komunikasi, yang segera disusul dengan pelayanan oleh BTS pada sel yang baru. Dengan

demikian, selama beberapa saat, pengguna bergerak mendapatkan layanan paralel yang

diterima secara serentak dari dua BTS atau sel yang berdekatan. Gambaran awal tentang

handover dalam komunikasi bergerak seluler, sebenarnya mengacu pada realitas seperti ini.

Page 12: Tugas Sistem Komunikasi Bergerak (1)

Ketiga, softer handover, yakni pengalihan panggilan bagi pengguna bergerak yang

selain memanfaatkan frekuensi yang sama juga berada dalam sel atau BTS yang sama. Yang

berbeda adalah sektor (bagian sel yang telah dipecah karena kepadatan lalulintas komunikasi

dalam sel tersebut), di mana pengguna bergerak berpindah dari satu sektor ke sektor yang

lain dalam sel yang sama. Dalam hal ini pengguna bergerak akan mendapatkan layanan

sinyal komunikasi yang lebih kuat karena memanfaatkan perangkat sektor sesuai posisi di

mana pengguna bergerak tersebut berada. Fitur laynan komunikasi seperti ini terdapat dalam

CDMA 2000.

Yang pertama dari pendekatan kedua adalah Intrasel handover; yaitu pengalihan

informasi yang dikirim dari satu kanal ke kanal yang lain dalam sel yang sama. Jadi

dikendalikan oleh BTS yang sama Intra BSC handover yaitu pengalihan komunikasi yang

dikendalikan oleh BSC. Sejumlah BTS yang berbeda, tapi berada dalam kendali BSC yang

sama, Intra MTSO handover, pengalihan komunikasi antar BTS yang berada pada BSC yang

berbeda, namun dalam wil layananayah MTSO yang sama. Sedangkan Inter MTSO

handover , pengalihan komunikasi yang dikendalikan dengan komunikasi antara dua MTSO

yang berbeda dengan masing – masing BTS yang berada dalam wilayah cakupan (coverage

area) layanannya.

Bahkan, dalam upaya peningkatan kinerja aplikasi ICT (Information and

Communication Technology) secara umum, juga dikenal vertical handover dan horizontal

handover. Yang pertama adalah pemutusan satu di antara dua aplikasi teknologi secara

paralel untuk menguatkan dukungan terhadap sebuah struktur jaringan yang lebih tinggi

(pengalihan dari fungsi ganda ke fungsi tunggal dengan memilih dan kemudian sekaligus

meninggalkan salah satunya). Sedangkan yang kedua adalah pengalihan dari suatu fungsi

lama ke fungsi baru untuk memperluas fungsi jaringan. Jarak dan kekuatan sinyal

komunikasi merupakan dua faktor yang berpengaruh langsung dan signifikan terhadap

kemungkinan dilakukannya handover dalam komunikasi bergerak seluler. Namun keduanya

menjadi bagian yang sangat penting ditetapkan lebih awal, yakni ketika perancangan

infrastruktur pendukung sistem (communication backbone) dimulai. Oleh karena itu, analisis

mengenai peluang keberhasilan handover biasanya dikaitkan dengan beberapa faktor

berikut : interferensi, pengaturan (setting) parameter, kondisi dan kualitas hardware BTS,

kualitas coverage area dan mekanisme hubungan antar sel yang berdekatan (neighbouring

cell relation).

Page 13: Tugas Sistem Komunikasi Bergerak (1)

2.3 Perbandingan Jenis Handover

Kelebihan hard handover, paling cocok dipakai dalam sistem yang menggunakan

hanya satu panggilan per kanal frekuensi. Konsekuensinya, sebagai penyesuaian terhadap

mekanisme handover ini, maka perangkat keras telepon yang dibutuhkan tidak perlu

memiliki kemampuan untuk menerima dua atau lebih sinyal secara paralel, sehingga

disainnya lebih sederhana dan sekaligus lebih murah. Kekurangannya, jika handover gagal,

maka panggilan (komunikasi) akan terputus sementara atau bahkan berakhir secara tidak

normal. Oleh karena itu, teknologi yang memanfaatkan hard handover biasanya memiliki

prosedur yang dapat membangun kembali (re-establish) koneksi ke sel asal jika koneksi ke

sel tujuan tidak berhasil. Sekalipun demikian, upaya membangun kembali koneksi tidak

selalu bisa dilakukan, karena panggilan bisa berakhir. Bahkan, kalaupun bisa, sangat

mungkin mengakibatkan keterputusan panggilan (komunikasi) sementara.

Kelebihan soft handover adalah bahwa hubungan ke sel asal hanya akan diputuskan

manakala hubungan yang handal ke sel tujuan sudah terbangun. Oleh karena itu,

kemungkinan terjadinya penghentian secara tidak normal atau kegagalan handover lebih

kecil. Namun demikian, kelebihan utama yang sesungguhnya adalah karena pemeliharaan

kualitas dan kestabilan kanal frekuensi yang dipakai pada semua sel dilakukan serentak,

sehingga panggilan (komunikasi) hanya akan gagal apabila seluruh kanal frekuensi

mengalami interferensi atau gangguan (fading) yang serius pada saat yang sama.

Gambar 2. 2. Perbandingan anatara hard dan soft handover

Page 14: Tugas Sistem Komunikasi Bergerak (1)

Selain itu, gangguan dan interferensi dalam kanal yang berbeda tidak terkait satu

dengan yang lain sehingga peluang berpindahnya gangguan dan interferensi yang di alami

oleh kanal tertentu ke kanal yang bebeda sangat kecil. Oleh karena itu, keandalan hubungan

menjadi lebih tinggi kualitasnya apabila sebua panggilan menggunakan mekanisme soft

handover. Dalam jaringan seluler, sebagian besar handover terjadi pada tempat yang kualitas

layanannya buruk (poor coverage) di mana panggilan seringkali menjadi tidak handal karena

kanal frekuensinya mengalami gangguan dan interferensi. Dalam kondisi yang demikian,

soft handover memperbaiki keandalan panggilan sehingga gangguan dan interferensi pada

sebuah kanal tidak kritis.

Namun, konsekuensi dari kelebihan ini menjadikan komponen perangkat keras lebih

kompleks dalam telepon – termasuk harganya pun lebih mahal, karena harus memiliki

kemampuan mengolah beberapa kanal frekuensi secara parallel. Nilai lain yang harus

dibayar untuk soft handover adalah penggunaan beberapa kanal frekuensi dalam jaringan

hanya untuk sebuah panggilan. Hal ini akan mengurangi jumlah kanal frekuensi bebas yang

tersisa dan praktis mengurangi kapasitas jaringan. Dengan mengatur durasi soft handover

dan ukuran wilayah di mana handover itu terjadi, perancang jaringan dapat menyeimbangkan

antara manfaat keandalan panggilan ekstra dengan nilai pengurangan kapasitas.

2.4 Tujuan Handover

Berdasarkan tujuannya, ada tiga jenis handover, yaitu:

1. Rescue handover : dilakukan untuk menyelamatkan kesinambungan komunikasi.

Dasar pertimbangannya adalah kekuatan sinyal transmisi antara MS – BTS, level

signal dan delay propagasi.

2. Confinement handover : dilakukan untuk memperkecil peluang terjadinya

interferensi (MS selalu mencari sel dengan sinyal yang terkuat). Acuannya adalah

kualitas transmisi uplink dan downlink antara MS dan BTS.

3. Traffic handover : dilakukan untuk mengamankan beban sel agar tidak bertahan

dalam kondisi kelebihan beban (overload). Dengan handover, bebannya akan

berkurang, karena pada saat layanan komunikasi diambil alih oleh sel lain secara

praktis sel yang pertama mengalami pengurangan beban trafik percakapan, khususnya

panggilan terakhir ( mengalami unload atas sel tersebut). Ini bisa terjadi pada lokasi

tertentu yang dipadati oleh pengguna komunikasi bergerak seluler. Acuannya adalah

kemampuan MTSO dan BSC untuk mengetahui beban trafik BTS. MTSO kemudian

Page 15: Tugas Sistem Komunikasi Bergerak (1)

menetapkan sejumlah MS untuk segera melakukan handover agar tidak terjadi

pembebanan trafik yang berlebih (overload traffic).

Secara umum, untuk pelaksanaan handover perlu dipertimbangkan aspek berikut:

a. Sedapat mungkin MS (Mobile Station – pengguna bergerak) tidak merasakan

terjadinya handover, dengan memperpendek waktu dan menggunakan interpolasi

suara.

b. Berusaha memperkecil error pada saat melakukan estimasi kebutuhan handover

c. Diusahakan melakukan sharing dengan menggunakan kanal – kanal frekuensi yang

sama pada sel yang berbeda yang ditopang oleh adanya koordinasi antara sel yang

dituju dengan sel yang ditinggalkan.

2.5 Parameter Handover

Ada beberapa parameter yang dapat menimbulkan handover, yaitu sebagai berikut:

1. Parameter Radio (Radio parameters)

a. Kualitas sinyal yang diterima (RX QUAL) terlalu rendah atau BER terlalu tinggi.

b. Level sinyal yang diterima (RX LEV- pada uplink dan downlink) terlalu rendah

c. Handover jarak MS-BTS (Timing Advance)

d. Power Budget handover ( handover dilakukan kepada sel yang mempunyai level

sinyal lebih baik dibandingkan dengan yang diterima)

2. Parameter Jaringan (network parameters)

a. Serving cell congestion ( benturan layanan sel)

b. Jarak MS-BTS yang sangat jauh karena pengembangan / perluasan sel

Sedangkan parameter yang dipertimbangkan dalam proses penetapan handover

adalah sebagai berikut :

1. Static Data (Data Statis)

a. Maximum transmit power dari MS

b. Maximum transit power dari BTS yg melayani

c. Maximum transit power BTS tetangga

2. Pengukuran yang dibuat oleh MS

a. Downlink transmission quality (BER)

b. Downlink reception level pada sel pelayan

c. Downlink reception level sel tetangga

Page 16: Tugas Sistem Komunikasi Bergerak (1)

3. Pengukuran yang dibuat oleh BTS

a. Uplink transmission quality

b. Uplink reception level on current channel (knal frekuensi yang sedang digunakan)

c. Tming Advance

4. Pertimbangan Trafik (Traffic Consideration)

Kapasitas dan beban trafik sel pelayan maupun sel tetangga.

2.6 Penutup

Pemahaman tentang handover memberikan pengayaan dan penguatan pertimbangan

bagi seorang perancang sistem komunikasi seluler bergerak dalam menetapkan ukuran sel

dengan segenap perangkat layanan yang dibutuhkan. Dan secara khusus, sebagai salah satu

faktor signifikan dalam komunikasi lintas sel, fenomena handover menarik diteliti lebih jauh

untuk memelihara stabilitas sistem komunikasi seluler, terutama dengan makin pesatnya

pertumbuhan jumlah pengguna dengan intensitas komunikasi (outgoing call dan incoming

call) yang sangat tinggi.

REFERENSI :

INTERFRENSI

[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Interferensi, 13 April 2013.

[2] Yoke B. Agung ST., “Perencanaan Sistem Ter-senterial , BAB 4 - Interferensi Saluran

Bersama (Co channel Interference)”, FT Mecu Buana.

[3] Budianto. Bambang, “Analisis Pengaruh Interferensi Terhadap Kapasitas Sel Pada Sistem

WCDMA”,FT UI, 2009.

HANDOVER

[4]Paronda. Abdul Hafid, “Handover Dalam Komunikasi Bergerak selular”.