Tugas Sinopsis
-
Upload
victor-novianto -
Category
Documents
-
view
242 -
download
22
Transcript of Tugas Sinopsis
SINOPSISSEBAGAI SALAH TUGAS MATA KULIAH ETNISITAS, NASIONALISME DAN INTEGRASI
NASIONAL
PEMBIMBING : ROCHIATI WIRIAATMADJA, PROF. DR. MA.
A PASSAGE TO INDIA
Disusun Oleh:
VICTOR NOVIANTO1008900
PRODI S3 PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA2011
SINOPSIS A PASSAGE TO INDIA
Film ini produksi Inggris dan Amerika tahun 1984 termasuk film drama. Ditulis dan
disutradarai oleh David Lean. Disadur dari novel dengan judul yang sama karangan E.M.
Forster di bintangi oleh Judy Davis, Victor Banerjee, Peggy Ashcroft, James Fox dan Alec
Guinness.
Adegan film ini dimulai dengan menampilkan dua wanita yang hendak berlayar ke
India. Dua wanita yaitu Miss Adela dan Mrs. Moore (calon mertua Adela) bermaksud
menemui Ronny, tunangan Adela. Saat di atas kapal mereka sempat berbincang dengan
sepasang suami istri dan mendapat gambaran suasana imprealisme yang akan ditemui
saat tiba di India nanti. Saat mereka tiba di Chandrapore, kota tempat Ronny bekerja
suasana diskriminasi dan kepongahan imprealis Inggris sudah ditampakkan. Suasananya
persis gambaran tentara Amerika jalan-jalan di Baghdad, dimana rombongan imprealis
Inggris dengan pongahnya dengan mobilnya masuk kota tanpa perduli pengguna jalan
lain. Disini mulai ditayangkan tokoh Dr. Aziz yang menggunakan sepeda sebagaimana
penduduk India yang lain.
Richard Fielding sebagai sesama kolega Inggris di Chandrapore memperkenalkan dua
wanita ini kepada Dr. Aziz, penduduk asli yang ramah dan terbuka dengan orang Inggris,
terutama dengan Mr. Fielding. Kemudian Dr. Aziz menawarkan semacam perjalanan
kepada dua wanita tadi yaitu ekspedisi eksplorasi Gua Marabar. Tidak seperti yang
diduga, penjelajahan yang mereka lakukan diramaikan oleh penduduk pribumi.
Perjalanan eksplorasi Gua Marabar inilah yang menjadi awal konflik cerita ini.
Perjalanan yang begitu ramai dimana ditunjukkan bagaimana penduduk pribumi
harus jalan kaki sedangkan dua wanita yang menjadi simbol imprealis Inggris terhadap
India terlihat begitu dibuat nyaman dan diperlakukan bagai keluarga kerajaan ini
ternyata tidak membuat Mrs. Moore merasa nyaman. Terutama saat mereka
berbondong-bondong masuk ke dalam goa. Gema suara di dalam gua sepertinya
membuat Mrs. Moore yang merasa phobia memutuskan untuk menunggu dan tidak
melanjutkan eksplorasi. Beliau juga menyarankan agar perjalanan dilanjutkan bertiga
saja (Adela, Dr. Aziz, dan seorang guide).
Konflik dipicu saat Adela melihat jauh Chandrapore dari atas bukit dan bertanya
pada Dr. Aziz tentang pernikahannya. Entah, apakah dipicu masalah kemantapan
pernikahan, Adela memutuskan untuk memasuki gua sendirian. Ketika Dr. Aziz kembali,
Adela sudah hilang. Adela ditemukan kemudian dalam keadaan kacau oleh salah satu
relasi dari Inggris yang baru saja mengantarkan Mr. Fielding dalam kondisi berdarah-
darah akibat terpapar pohon kaktus dan meracau tidak jelas dan entah bagaimana ada
tuduhan Dr Aziz memperkosa Adela saat di goa.Selanjutnya Dr Aziz ditangkap oleh polisi
India yang dipimpin oleh seorang inspektur dari Inggris.
Selanjutnya terjadi siding dengan tuduhan pemerkosaaan Dr Aziz kepada Adela yang
menghebohkan penduduk Chandrapore. Suasana riuh terjadi saat sidang dilaksanakan,
begitu banyak warga India yakin bahwa Dr Aziz tidak bersalah. Suasana sidang pun
terlihat kacau meskipun dipimpin seorang hakim asli India tapi jelas terlihat
keberpihakan pada imperialis Inggris. Titik balik sidang terjadi ketika Adela mengaku
merasa merasa telah membuat kesalahan, maka dia menarik semua tuntutannya.
Namun cerita tidak berhenti di situ, peristiwa di sidang memicu nasionalisme Dr. Aziz
(yang sebenarnya sejak awal ada namun masih mampu bersabar?!?). Alur cerita bergulir
mengenai pandangan dan perilaku mereka satu sama lain seusai sidang, bisa dilihat jelas
ketika Dr. Aziz dengan lantang menyatakan bahwa semua Inggris itu akhirnya sama saja.
(termasuk Mr. Fielding yang keluar dari klub warga Inggris karena keyakinan bahwa Dr
Aziz tidak bersalah).
Perbedaan bangsa dan budaya Jelas sangat terlihat baik dari awal cerita sampai akhir
film ini. Namun yang paling menonjol selain symbol budaya seperti baju, cara memberi
salam dan lain sebagainya adalah keyakinan warga Inggris yang memuja logika.
Penjajahan/imperialisme vs semangat kebangsaan/nasionalisme jelas dimunculkan saat
sidang Dr. Aziz dilaksanakan. Sidang ini memicu rasa nasionalisme sebagai bangsa India,
bahkan digambarkan seseorang yang menggunakan kostum Anoman rela dipukuli oleh
polisi India saat demo.
Diskriminasi kulit putih vs kulit berwarna walau ditampilkan di awal dimana warga
India disuruh minggir saat rombongan mobil dating ke kota namun sangat ditonjolkan
saat sidang berlangsung. Dimana warga India harus duduk di lantai atas sedangkan
warga Inggris di lantai bawah.
Suasana lahirnya semangat kebangsaan India jugamuncul terpicu sidang Dr Aziz
dilangsungkan. Keriuhan juga semakin bertambah mengingat sidang dilaksanakan saat
ada festival berlangsung. Semua menjadi semakin berkorbar saat ketidak adilan dimana
saksi yang harusnya hadir (Mrs. Moore) malah tidak ada. Anti klimaksnya adalah
kemenangan Dr. Aziz dan keinginan dia untuk pergi meninggalkan kotanya demi
memperjuangkan India yang merdeka.
Film ini mengingatkan saya kepada film yang disadur dari novel dengan judul yang
sama ‘Killing The Mocking Bird’ walaupun setingnya berbeda namun baik penokohan
atau latar belakang cerita tidak jauh berbeda. Sama-sama bercerita tentang konflik
perbedaan etnis walau film ini menggambarkan bangsa India dengan Inggris sedangkan
di film tersebut bangsa Afro-Amerika dengan orang kulit putih, namun konflik tentang
tuduhan pemerkosaan dan peradilan yang tidak adil mengingat diskriminasi persis sama.
Terlepas dari kemiripan dua film tadi cerita Nasionalisme bangsa India ini amat
luarbiasa. Tergambar jelas bagaimana Nasionalisme terpicu oleh martir dan menariknya
lagi tidak berhenti dititk seorang martir menjadi pahlawan, namun berlanjut menjadi
pemahaman untuk tetap menyalakan api perjuangan. Membina semangat nasionalisme
memang membutuhkan upaya yang berkesinambungan serta berkaitan dengan berbagai
aspek, tidak cukup berhenti pada satu dua symbol perjuangan. Mungkin inilah yang
dimaksud Benedict Anderson dalam Imagined Community (1983) bahwa Nasionalisme
akan tampak nyata jika seseorang menjadi bagian dari komunitas yang digambarkan
berupa keanggotaan seseorang terhadap komunitas bangsanya. Bangsa yang mampu
menggambarkan imagined communities menemukan kembali sejarahnya yang mengikat
berbagai suku menjadi suatu kesatuan (digambarkan dalam film ini orang India tidak
perduli muslim atau hindu semua mendukung Dr Aziz), dan inilah yang akan
menimbulkan loyalitas nasional.