tugas SCL Ob 3

2
Calprotectin adalah suatu protein yang dapat mengikat kalsium dan memiliki kemampuan antimikroba. calprotectin memiliki berat molecular 36kD pertama kali diisolasi dari granulositus pada tahun 1980 dan dinamai L 1 protein. Calprotectin disekresikan secara ekstraselular dari neutrophil dan monosit yang terstimulasi. Calprotectin dapat dideteksi pada plasma, serum, urin saliva. Cairan intestinal dan feses. Calprotectin memiliki peran regulasi pada proses inflamasi, memiliki fungsi antiproliferasi dan antimikroba terhadap sejumlah bakteri, jamur dan candida. Aktivitas antimicroba dari calprotectin terdiri dari 3 mekanisme, yaitu: 1. Melalui efek langsung terhadap mikroorganisme dengan berikatan dengan zinc yang menghambat MMPs. Efek langsung ini akan menyerang bakteri bagian luar amupun bagian dalam dari bakteri setelah fagositosis. 2. Calciprotectin hadir sebagai struktur yang serupa dengan Neuthrophil Inhibiting factor (NIF), yang akan menstimulasi migrasi dari neutrophil menuju daerah yang terinflamasi. 3. Calprotectin akan meningkatkan kemampuan neuthrophil untuk fagositosis. Aksi dari ketiga mekanisme ini efektif khususnya pada kemampuan bakterisidal dan fungisidal dari neutrophil (Paduchova dan Durackova, 2009). Xerostomia atau mulut kering adalah suatu keadaan berkurangnya volume saliva (Brosky, 2007). Keadaan xerostomia dapat disebabkan banyak hal, salah satunya adalah terapi obat (Tack dan Rogers III, 2002). Xerostomia dapat mengganggu homeostatis pada rongga mulut. Berkurangnya volume saliva juga menyebabkan berkurang kemampuan antimikroba saliva yang berasal dari agen-agen antimikroba yang ada pada saliva (Brosky, 2007). Dapus :

description

tugas

Transcript of tugas SCL Ob 3

Calprotectin adalah suatu protein yang dapat mengikat kalsium dan memiliki kemampuan antimikroba. calprotectin memiliki berat molecular 36kD pertama kali diisolasi dari granulositus pada tahun 1980 dan dinamai L 1 protein. Calprotectin disekresikan secara ekstraselular dari neutrophil dan monosit yang terstimulasi. Calprotectin dapat dideteksi pada plasma, serum, urin saliva. Cairan intestinal dan feses. Calprotectin memiliki peran regulasi pada proses inflamasi, memiliki fungsi antiproliferasi dan antimikroba terhadap sejumlah bakteri, jamur dan candida. Aktivitas antimicroba dari calprotectin terdiri dari 3 mekanisme, yaitu:1. Melalui efek langsung terhadap mikroorganisme dengan berikatan dengan zinc yang menghambat MMPs. Efek langsung ini akan menyerang bakteri bagian luar amupun bagian dalam dari bakteri setelah fagositosis.2. Calciprotectin hadir sebagai struktur yang serupa dengan Neuthrophil Inhibiting factor (NIF), yang akan menstimulasi migrasi dari neutrophil menuju daerah yang terinflamasi.3. Calprotectin akan meningkatkan kemampuan neuthrophil untuk fagositosis.Aksi dari ketiga mekanisme ini efektif khususnya pada kemampuan bakterisidal dan fungisidal dari neutrophil (Paduchova dan Durackova, 2009).Xerostomia atau mulut kering adalah suatu keadaan berkurangnya volume saliva (Brosky, 2007). Keadaan xerostomia dapat disebabkan banyak hal, salah satunya adalah terapi obat (Tack dan Rogers III, 2002). Xerostomia dapat mengganggu homeostatis pada rongga mulut. Berkurangnya volume saliva juga menyebabkan berkurang kemampuan antimikroba saliva yang berasal dari agen-agen antimikroba yang ada pada saliva (Brosky, 2007).Dapus :Brosky, M. E., 2007, The Role of Saliva in Oral Health : Strategies for Prevention and Management of Xerostomia, J Support Oncol, 5 : 215-25.Paduchova, Z dan Durackova, Z., 2009, Fecal Calprotectine as a Promising marker of Inflammatory Diseases, Bratisl Lek Listy, 110 (10) : 598-602.Tack, D. A. dan Rogers III, R. S., 2002, Oral Drug Reactions, Dermatologic Theraphy, 15 : 236-50.