tugas rekling OK.docx
-
Upload
sadiqur-refqi -
Category
Documents
-
view
31 -
download
0
description
Transcript of tugas rekling OK.docx
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada hakikatnya tujuan adanya negara adalah untuk mewujudkan
kesejahteraan rakyat negara yang bersangkutan. Agar kesejahteraan rakyat dapat
terwujud perlu dilakukan pembangunan, namun praktek pembangunan yang
tampak cendrung berupa pembangunan ekonomi dan fisik, sementara dampak dari
pembangunan sering diabaikan. Pembangunan adalah rangkaian kegiatan yang
dilakukan manusia untuk menciptakan keadaan hidup yang lebih baik.
Pembangunan merupakan proses yang pada umumnya direncanakan dengan
sengaja dalam masyarakat untuk menuju pada keadaan hidup yang lebih baik.
Untuk merealisasikan pembangunan pasti memanfaatkan sumber daya
alam sebagai bagian dari sumber daya lingkungan. Pemanfaatan atau eksploitasi
terlihat ada yang berupa pemanfaatan sumber daya alam yang langsung, dan ada
yang melalui proses pengolahan atau pengubahan bahan mentah menjadi bahan
jadi serta menghasilkan benda-benda atau barang konsumsi yang bisa digunakan
untuk pemenuhan kehidupan manusia yang mempunyai nilai ekonomis.
Jika kita bandingkan dengan beberapa tahun yang lalu, lingkungan di sekitar
kita masih begitu alami dan sejuk, banyaknya lahan hutan yang menjadi habitat
bagi berbagai jenis hewan kini sudah berubah menjadi pemukiman-pemukiman
penduduk, pabrik, area perbelanjaan, lahan pertanian, dan sebagainya. Hal ini
akan menimbulkan dampak yang luas bagi kehidupan kita dimasa yang akan
datang. Seperti banjir, tanah longsor kepunahan berbagai satwa langka,
ketersediaan air bersih yangterbatas dan sebagainya, hingga berujung pada
pemanasan global.
Pembangunan tidak dapat dihentikan, sebab pembangunan berbanding
lurus dengan bertambahnya jumlah penduduk dan jumlah kebutuhan masyarakat.
Semakin banyak penduduk, maka semakin banyak pula lahan yang harus
digunakan untuk membuat pemukiman tempat tinggal mereka, semakin banyak
penduduk maka semakin banyak pula kebutuhan akan bahan pokok yang
menyebabkan pembangunan industry dan lahan pertanian akan semakin
menjamur. Oleh karena itu, dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk yang
ikut menambah jumlah pembangunan, kita hanya dapat melakukan pembangunan
yang ramah terhadap lingkungan, dan saling menguntungkan antara kehidupan
manusia dan kehidupan makhluk hidup lainnya serta lingkungan sekitar kita
tinggal agar terjaga selalu keseimbangan lingkungan .
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini antara lain :
1. Apa saja dampak dari pembangunan gedung?
2. Apa saja solusi yang dapat dilakukan untuk meminimalisasi dampak
negatif dari pembangunan gedung?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dampak dari pembangunan gedung
2. Mengetahui solusi yang dapat dilakukan untuk meminimalisasi
dampak negatif dari pembangunan gedung
BAB II
ISI
Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia
yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun
tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik (benda
hidup) misalnya manusia, hewan, dan tumbuhan dan lingkungan abiotik (benda
mati). Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga
sebagai lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem
pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang.
Secara khusus, kita sering menggunakan istilah lingkungan hidup untuk
menyebutkan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup
segenap makhluk hidup di bumi. Adapun berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997,
lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan
makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang
melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lainnya.
Berdasarkan faktor penyebabnya, bentuk kerusakan lingkungan hidup
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Peristiwa Alam
Berbagai bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyak melanda Indonesia
telah menimbulkan dampak rusaknya lingkungan hidup. Dahsyatnya gelombang
tsunami yang memporak-porandakan bumi Serambi Mekah dan Nias, serta gempa
5 skala Ritcher yang meratakan kawasan DIY dan sekitarnya, merupakan contoh
fenomena alam yang dalam sekejap mampu merubah bentuk muka bumi.
2. Kerusakan Lingkungan Hidup karena Faktor Manusia
Manusia sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan besar dalam
menentukan kelestarian lingkungan hidup. Manusia sebagai makhluk ciptaan
Tuhan yang berakal budi mampu merubah wajah dunia dari pola kehidupan
sederhana sampai ke bentuk kehidupan modern seperti sekarang ini. Namun
sayang, seringkali apa yang dilakukan manusia tidak diimbangi dengan pemikiran
akan masa depan kehidupan generasi berikutnya. Banyak kemajuan yang diraih
oleh manusia membawa dampak buruk terhadap kelangsungan lingkungan hidup.
Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung
membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
a. Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan).
b. Perburuan liar.
c. Merusak hutan bakau.
d. Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.
e. Pembuangan sampah di sembarang tempat.
f. Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).
g. Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.
2.1 Dampak Dari Pembangunan Gedung Terhadap Lingkungan
Pembangunan gedung-gedung bertingkat maupun bangunan gedung
komersil seperti ruko dan mall merupakan bagian penting dalam perkembangan
infrastruktur dan industri. Industri konstruksi sebagai badan usaha yang bergerak
dalam pembangunan sarana dan prasarana fisik kerap kali menyebabkan masalah
pada lingkungan. Aktivitas manusia dalam pelaksanaan proyek konstruksi
bangunan dapat menimbulkan dampak yang positif mapun negatif. Pembangunan
gedung-gedung pencakar langit di kota-kota besar atau tempat-tempat komersial
di satu sisi menunjukkan adanya pertumbuhan ekonomi, bukti bahwa sektor riil
terus bergerak. Namun, industri konstruksi tetap membangun struktur yang lebih
tinggi, lebih panjang, dan lebih dalam setiap tahunnya sehingga menimbulkan
dampak yang merugikan (negatif) terhadap lingkungan di sekitarnya Dampak
negatif tersebut kurang mendapat perhatian dari para pelaku bidang konstruksi
yang lebih memperhatikan biaya, mutu, dan waktu. Padahal dampak negatif
tersebut dapat mengganggu, merugikan, bahkan dapat membahayakan masyarakat
di sekitar lokasi proyek konstruksi tersebut. Dampak-dampak pembangunan
gedung tersebut dapat dikelola dan dipantau, seperti diuraikan dibawah ini.
1. Dampak Terkait Lokasi Pembangunan Gedung
2. Dampak Pembangunan Gedung terhadap Lalu Lintas
3. Dampak Pembangunan Gedung Terhadap Limbah Bangunan dan
Polusi Udara
4. Dampak Pembangunan Gedung Terhadap Kerusakan Tanah dan
Resapan Air Tanah
2.1.1 Dampak Terkait Lokasi Pembangunan Gedung
Pada tahap Prakonstruksi, sumber kegiatan yang berpotensi menimbulkan
dampak berkaitan dengan lokasi adalah perubahan pemanfaatan lahan dan ruang,
keberadaan objek khusus, pembebasan lahan, penerimaan masyarakat, hubungan
antarpenduduk, dan hak dan kepemilikan masyarakat.
Lahan yang digunakan untuk gedung ataupun bangunan komersial
biasanya memilih lokasi yang strategis. Hotel, perkantoran dan mal biasanya
dekat dengan pusat keramaian. Dampak yang timbul dari pembebasan lahan sudah
pasti akan merubah peruntukan lahan yang sudah ada. Komponen lingkungan
terkena dampak karena perubahan peruntukan lahan adalah pemanfaatan lahan
dan ruang. Pembangunan akan merubah pemanfaatan lahan dan ruang atau akan
mengancam keberadaan objek khusus seperti pasar tradisional, atau mungkin
lokasi yang memiliki nilai sejarah, seperti gedung atau bangunan bersejarah.
Dalam pembebasan lahan, hambatan datang dari pemilik lahan yang tidak
rela melepaskan lahannya. Pemilik lahan merasa harga jual-beli tanah tidak sesuai
dengan keinginan mereka. Jika tidak tertangani dengan baik, hambatan ini dapat
mengganggu tingkat penerimaan masyarakat terhadap rencana pembangunan
gedung. Muara hambatan dapat berwujud pada menguatnya tingkat penolakan
masyarakat terhadap rencana tersebut. Urusan perolehan lahan tak jarang
menimbulkan sengketa di antara penduduk. Masyarakat yang menolak menjual
lahan akan berseberangan posisi dengan masyarakat lain yang mau menjual
lahannya. Hal ini tentu dapat merusak hubungan antar-penduduk. Persengketaan
antar-penduduk dapat juga terjadi akibat status kepemilikan tanah yang tidak jelas.
Lahan yang sama diakui oleh dua pihak atau lebih.
Transaksi jual-beli lahan akan mempengaruhi tingkat pendapatan
masyarakat. Sebagai konsekuensi, hak dan kepemilikan masyarakat ter-hadap
lahan tersebut akan hilang. Jika kebetulan lahan itu merupakan bagian dari sumber
mata pencaharian seperti pasar tradisional, maka perubahan hak dan kepemilikan
lahan akan bisa berdampak langsung pada pola mata pencarian mereka
sebelumnya.
Berkaitan dengan uraian di atas menunjukkan bahwa gedung bertingkat
dan bangunan komersial mempunyai potensi dampak negatif terhadap:
1. pemanfaatan lahan dan ruang,
2. keberadaan objek khusus,
3. pola mata pencarian,
4. hubungan antarpenduduk, dan
5. hak dan kepemilikan masyarakat.
Di sisi lain, potensi dampak positif akan terasa pada meningkatnya pendapatan
masyarakat, dan biasanya masyarakat akan memiliki uang kontan, dari hasil
pembebasan lahan yang dapat digunakan untuk menaikkan skala usahanya.
2.1.2 Dampak Pembangunan Gedung terhadap Lalu Lintas
Dalam pembangunan gedung-gedung bertingkat diperlukan mobilisasi alat
dan bahan yang dapat berupa kendaraan-kendaraan yang membawa alat berat dan
bermuatan besar.. Mobilisasi alat dan bahan berpotensi untuk mengganggu tingkat
kenyamanan kawasan. Gangguan kenyamanan kawasan khususnya diakibatkan
oleh lalu lalangnya kendaraan pengangkut saat konstruksi gedung berjalan.
Ketika gedung beroperasi juga terjadi peningkatan arus lalu lintas dari
kendaraan karyawan, relasi, penghuni, atau pengunjung. Selain merusak kondisi
fisik jalan yang dilaluinya, frekuensi kendaraan yang tinggi akan mengurangi
tingkat kelancaran berlalu-lintas dan keselamatan berlalu-lintas.
2.1.3 Dampak Pembangunan Gedung Terhadap Limbah Bangunan, Polusi
Udara
Dalam pembangunan gedung, pemrakarsa harus melengkapi prasarana
berupa instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dan tempat pembuangan sampah
sementara (TPS). Aktivitas pekerja yang jumlahnya cukup banyak selama
konstruksi, akan banyak menghasilkan limbah padat maupun cair. Limbah berasal
dari aktivitas kegiatan manusia sehari-hari. Untuk sementara, selama tahap
konstruksi, perlu sarana jamban untuk pekerja, dilengkapi dengan tangki septik
yang dapat dikuras secara berkala.
Limbah cair harus diolah dalam IPAL sebelum dilepas ke saluran perairan
terbuka atau perairan umum agar tidak mempengaruhi kualitas air permukaan.
Jika kualitas air limbah yang dilepas ke perairan terbuka masih di atas baku mutu,
dikhawatirkan akan mencemari kualitas air di sekitarnya, sehingga akan
mempengaruhi populasi dan keragaman flora dan fauna perairan sekitarnya.
Dalam kegiatan, dari pra kostruksi, konstruksi, hingga operasional gedung
akan banyak meng-operasikan kendaraan dan peralatan mesin. Dalam proses
tersebut akan dihasilkan limbah berupa asap dari kendaraan, mesin, dan genset
yang akan mempengaruhi kualitas udara. Komponen lingkungan lainnya yang
akan terkena dampak pada kegiatan tersebut adalah kebisingan dan getaran.
Dampak yang juga muncul dan sangat mengganggu kualitas udara
biasanya berkaitan dengan penggunaan penerangan yang berlebihan. Di sekitar
gedung yang menggunakan tata cahaya kurang baik akan terjadi kebocoran
cahaya sehingga berpengaruh pada kenyamanan sekitar. Penduduk yang
bermukim di sekitar gedung mungkin mengalami gangguan karena silau dengan
cahaya berlebihan yang dihasilkan dari lampu penerangan gedung.
Limbah padat sisa kegiatan pekerja sehari-hari, berupa sampah domestik
sisa makanan, plastik pembungkus, dan lainnya, akan mengganggu lingkungan
sekitar karena menimbulkan bau yang tidak sedap dan mempengaruhi kualitas
udara. Limbah padat lainnya adalah sisa bahan bangunan yang jumlahnya juga
cukup banyak. Penanganan limbah padat baik dari aktivitas pekerja maupun sisa
bahan bangunan selama konstruksi maupun dari kegiatan lainnya harus baik.
Penanganan yang kurang baik akan berdampak pada kebersihan dan keapikan
kawasan, bahkan ketika musim hujan bisa mempengaruhi kualitas air permukaan.
2.1.4 Dampak Pembangunan Gedung Terhadap Kerusakan Tanah dan
Resapan Air Tanah
Kerusakan tanah salah satunya terjadi sebagai dampak negatif
pembangunan. Dampak kerusakan tanah tersebut merupakan masalah bagi
pembangunan yang pada akhirnya kan mempengaruhi jalannya proses
pembangunan itu sendiri. Kerusakan tanah secara garis besar terjadi oleh
pengaruh proses erosi, penjernihan tanah, kehilangan unsur hara, serta
terakumulasinya zat pencemar dalam tanah. Proses-proses tersebut terjadi
diantaranya dipicu oleh adanya pembangunan yang tidak memperhatikan segi
lingkungan.
Pembangunan gedung-gedung serta infrastuktur lain di daerah peresapan /
tangkapan hujan serta pembangunan infrastruktur di daerah buffer yang melebihi
kapasitas maksimal kepadatan misalnya, hal ini akan berujung pada dampak
terjadinya banjir dimana air hujan yang seharusnya dapat meresap terhalang dan
menjadi suatu aliran permukaan. Terjadinya banjir tersebut pada akhirnya akan
menimbulkan erosi yang pada akhirnya akan membawa dampak pada kerusakan
tanah. Sebagai contoh kasus pembangunan vila-vila, dan infrastruktur lain di
daerah Puncak, Bogor dapat dikategorikan merupakan Pembangunan Tak
Berkelanjutan karena secara lebih detail dan lebih lanjut dilihat pembangunan
tersebut kurang bertumpu pada lingkungan; mulai dari pembukaan lahan vegetasi
sebagai daerah peresapan air dan penahan air sampai pada perubahan ekosistem
dataran kaki pegunungan. Pembangunan infrastruktur di daerah Puncak memang
menawarkan prospek ekonomi yang cukup besar, terkait dengan fakta kawasan
Puncak sebagai tempat wisata. Keindahan panorama, kesejukkan, dan juga daya
tarik alam merupakan daya tarik utama daerah Puncak. Namun dalam
kenyataannya intervensi manusia tersebut sering kali merusak daya tarik alam
tersebut. Fakta Puncak sebagai tempat wisata menjadi salah satu pemicu
maraknya pembangunan sarana infrastruktur pendukung, vila-vila serta
infrastruktur lain yang berkembang seiring prospek ekonomi yang ditawarkan.
Aspek lingkungan adalah dimensi khusus yang sebenarnya berfungsi
sebagai alat penjaga dan penyelaras pola pembangunan, terutama dari peran
lingkungan yang mensejahterakan dan melindungi kehidupan manusia.
Setidaknya pembangunan berkelanjutan mensyaratkan 3 aspek pembangunan
yang harus diperhatikan yaitu, ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan, yang
ketiganya harus terimplementasikan di dalam program pembangunan negara-
negara di dunia.
Tanah secara umum merupakan suatu benda alami heterogen yang terdiri
atas komponen-komponen padat, cair, gas, dan mempunyai sifat serta perilaku
yang dinamik. Tanah merupakan akumulasi tubuh alam yang bebas yang
menduduki sebagian besar permukaan bumi dan mempunyai sifat-sifat sebagai
akibat pengaruh iklim dan organisme yang bekerja pada batuan induk pada relief
tertentu dan dalam jangka waktu tertentu. Dari berbagai unsur yang terkandung,
tanah merupakan unsur yang penting dalam Geografi.
Dampak Negatif Pembangunan Terhadap Struktur Tanah:
1. Erosi.
2. Kekeruhan tanah
3. Hilangnya unsur hara
4. Terakumulasinya zat pencemar dalam tanah
5. Terganggunya kestabilan ekosistem alam dan permasalahan lingkungan
Faktor dan proses terjadinya kerusakan tanah:
Terjadinya kerusakan tanah merupakan akibat proses alam yang berjalan
tidak seimbang sehingga bersifat destruktif yang dipengaruhi oleh adanya
pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dan tidak terkendali. Pembangunan gedung-
gedung serta infrastuktur lain di daerah peresapan/tangkapan hujan serta
pembangunan infrastruktur di daerah buffer yang melebihi kapasitas maksimal
kepadatan misalnya, hal ini akan berujung pada dampak terjadinya banjir dimana
air hujan yang seharusnya dapat meresap terhalang dan menjadi suatu aliran
permukaan. Terjadinya banjir tersebut akan menimbulkan erosi yang pada
akhirnya akan membawa dampak pada kerusakan tanah. Eksplorasi lahan yang
tidak terkendali menyangkut pembukaan lahan hutan secara tidak terkendali guna
mendukung pembangunan infrastruktur serta kepentingan industri, akan
menimbulkan terganggunya kestabilan ekosistem alam.
Faktor penyabab terjadinya kerusakan tanah juga dipicu oleh akibat
adanya pencemaran tanah oleh akumulasi berbagai zat pencemar. Pembangunan
infrastruktur terutama menyangkut industrialisasi yang tidak memperhatikan dan
kuran bertumpu pada aspek lingkungan sering kali menimbulkan pencemaran
termasuk juga pencemaran tanah oleh limbah yang dihasilkan. Zat pencemar
tersebut pada akhirnya akan menyebabkan kerusakan tanah. Tanah yang tercemar
mengalami perubahan fisik, struktur, maupun tekturnya. Selain itu juga akan
berdampak pada kematian organisme yang menggunakan tanah sebagai medium
hidupnya sehingga produktifitas ekosistem menurun. Dampak bagi manusia
terjadi secara tidak langsung oleh zat polutan yang pada akhirnya akan
berpengaruh pada kesehatan.
2.1.4 Dampak Kerusakan Tanah Terhadap Ekosistem
Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di segala bidang yang menyangkut kehidupan manusia. Pembangunan
dalam prosesnya tidak terlepas dari penggunaan sumberdaya alam, baik
sumberdaya alam yang terbarukan maupun sumberdaya alam tak terbarukan.
Seringkali di dalam pemanfaatan sumberdaya alam tidak memperhatikan
kelestanannya, bahkan cenderung memanfaatkan dengan sebanyak-banyaknya. Di
sisi lain, pembangunan itu sendiri dapat menimbulkan dampak terhadap
sumberdaya seperti air.
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat
penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas
manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus
kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain
mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan. Manfaat terbesar danau,
sungi, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum,
sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya
berpotensi sebagai objek wisata. Akibat dari pencemaran air adalah terjadinya
banjir, erosi, kekurangan sumber air, dapat membuat sumber penyakit, tanah
longsor, dapat merusak ekosistem sungai.
2.1.5 Dampak Pembangunan Terhadap Perubahan Iklim dan Cuaca
Cuaca adalah keadaan atmosfer secara keseluruhan pada suatu saat
termasuk perubahan, perkembangan dan menghilangnya suatu fenomena.
Keadaan variable atmosfer secara keseluruhan disuatu tempat dalam selang waktu
yang pendek. Keadaan atmosfer yang dinyatakan dengan nilai berbagai parameter,
antara lain suhu, tekanan, angin, kelembaban dan berbagai fenomena hujan,
disuatu tempat atau wilayah selama kurun waktu yang pendek (menit, jam, hari,
bulan, musim, tahun).
Faktor penyebab perubahan iklim tak lain adalah manusia sendiri.
Kegiatan-kegiatan manusia seperti konsumsi energi, meningkatnya industri dan
transportasi, dan pembukaan lahan baru merupakan pemicu awal dari perubahan
iklim.
Dampak Perubahan Iklim antara lain:
1. Meningkatnya suhu permukaan bumi sepanjang lima tahun mendatang.
2. Mengakibatkan gunung es mencair.
3. Panen gagal, yang hingga tahun 2050 membuat 130 juta penduduk dunia
terutama di Asia akan mengalami kelaparan.
4. Permukaan laut meningkat,
5. Lenyapnya beberapa spesies,
6. Bencana nasional yang makin meningkat.
Faktor faktor yang mempengaruhi iklim di Indonesia, yaitu
1. Perairan laut Indonesia
Indonesia adalah negara yang memiliki wilayah laut yang sangat luas,
sehingga terbentuk iklim laut yang sangat berpengaruh di Indonesia.
2. Topografi
Indonesia memiliki topografi wilayah yang sangat bervariasi seperti dataran
rendah, dataran tinggi, dan pegunungan yang memiliki suhu yang berbeda-
beda. Keadaan tersebut menyebabkan terjadinya perbedaan iklim secara
vertikal seperti iklim panas, sedang, sejuk, dan dingin.
3. Letak Astronomis
Posisi wilayah Indonesia secara Astronomis berada di antara 6º Lintang Utara
– 11º Lintang Selatan dan 95º – 141º Bujur Timur. Keberadaan wilayah
Indonesia dalam posisi ini menyebabkan Indonesia memiliki iklim tropis
dengan matahari yang bersinar sepanjang tahun.
4. Letak Geografis
Indonesia berada di antara benua Asia dan Australia sehingga menjadi tempat
perlintasan arah angin yang berubah setiap enam bulan. Hal ini menyebabkan
terjadinya dua musim di Indonesia, yaitu musim kemarau dan musim
penghujan. Angin dari benua Australia yang kering menyebabkan musim
kemarau, sedangkan angin yang bertiup dari Samudera Pasifik melewati Laut
Cina Selatan yang basah menyebabkan musim penghujan di wilayah
Indonesia. Oleh karena itu, iklim di Indonesia juga dipengaruhi oleh iklim
musim.
Hubungan Pembangunan dan Iklim
Secara umum pasti kita sudah pernah mendengar tentang rumah kaca. Rumah
yang dibangun dengan konstruksi khusus pada bagian atapnya ini biasa digunakan
untuk lahan proses pembibitan pada kegiatan perkebunan dan berfungsi untuk
menghangatkan tanaman yang berada di dalamnya. Hal di atas juga terjadi pada
bumi, di mana radiasi yang dipancarkan oleh matahari, menembus lapisan
atmosfer dan masuk ke bumi. Radiasi matahari yang masuk ke bumi dalam bentuk
gelombang pendek, menembus atmosfer bumi dan berubah menjadi gelombang
panjang ketika mencapai permukaan bumi. Setelah mencapai permukaan bumi,
sebagian gelombang dipantulkan kembali ke atmosfer. Akibatnya radiasi matahari
tersebut terperangkap di atmosfer bumi. Karena peristiwa ini berlangsung
berulang kali, maka kemudian terjadi akumulasi radiasi matahari di atmosfer bumi
yang menyebabkan suhu di bumi menjadi semakin hangat. Peristiwa alam ini
dikenal dengan Efek Rumah Kaca (ERK), karena peristiwanya serupa dengan
proses yang terjadi di dalam rumah kaca.
Dampak pembangunan terhadap perubahan iklim daerah perkotaan
1. Perubahan karakteristik permukaan fisik tanah dan akibat sampingan dari
kegiatan tersebut adalah perubahan unsur iklim.
2. Adanya gedung-gedung yang menjulang tinggi ini dapat menghambat gerakan
angin. Angin yang bergerak keatas ini akan membawa partikel-partikel
(polutan, debu, asap kendaraan dan sebagainya) dan partikel-partikel ini
berfungsi sebagai inti kondensasi.
3. Pembangunan gedung-gedung yang berdinding kaca juga akan memantulkan
radiasi panas dari matahari, sehingga daerah sekitar gedung ini akan
mengalami peningkatan panas.
2.2 Solusi Yang Dapat Dilakukan Untuk Meminimalisasi Dampak Negatif
Dari Pembangunan Gedung
Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk meminimalisasi dampak
negatif dari pembangunan gedung yaitu dengan melakukan Pembangunan
Berkelanjutan dengan upaya pelestarian lingkungan.
Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa
ditunda lagi dan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin
negara saja, melainkan tanggung jawab setiap insan di bumi, dari balita sampai
manula. Setiap orang harus melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan
hidup di sekitar kita sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Sekecil apa pun
usaha yang kita lakukan sangat besar manfaatnya bagi terwujudnya bumi yang
layak huni bagi generasi anak cucu kita kelak
Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi
rakyatnya tanpa harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan
menyusun program pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai
pembangunan berwawasan lingkungan.
Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha meningkatkan
kualitas manusia secara bertahap dengan memerhatikan faktor lingkungan.
Pembangunan berwawasan lingkungan dikenal dengan nama Pembangunan
Berkelanjutan. Konsep pembangunan berkelanjutan merupakan kesepakatan hasil
KTT Bumi di Rio de Jeniro tahun 1992. Di dalamnya terkandung 2 gagasan
penting, yaitu:
1. Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia untuk
menopang hidup.
2. Gagasan keterbatasan, yaitu keterbatasan kemampuan lingkungan untuk
memenuhi kebutuhan baik masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Adapun ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah sebagai berikut:
a. Menjamin pemerataan dan keadilan
b. Menghargai keanekaragaman hayati.
c. Menggunakan pendekatan integratif.
d. Menggunakan pandangan jangka panjang.
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mempunyai tujuan di antaranya:
a. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif,
berkeadilan, dan berkelanjutan.
b. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.
c. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pengawasan.
Sebagai warga negara yang baik, masyarakat harus memiliki kepedulian yang
tinggi terhadap kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya sesuai dengan
kemampuan masing-masing.
Beberapa upaya yang dapat dilakuklan masyarakat berkaitan dengan pelestarian
lingkungan hidup antara lain:
a. Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)
Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang
berkaitan dengan masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan
tanah oleh aliran air yang disebut erosi yang berdampak pada hilangnya kesuburan
tanah serta terkikisnya lapisan tanah dari permukaan bumi. Tanah longsor
disebabkan karena tak ada lagi unsur yang menahan lapisan tanah pada tempatnya
sehingga menimbulkan kerusakan. Jika hal tersebut dibiarkan terus berlangsung,
maka bukan mustahil jika lingkungan berubah menjadi padang tandus. Upaya
pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara menggalakkan kegiatan menanam
pohon atau penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang semula gundul.
Untuk daerah perbukitan atau pegunungan yang posisi tanahnya miring perlu
dibangun terasering atau sengkedan, sehingga mampu menghambat laju aliran air
hujan.
b. Pelestarian udara
Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme bernapas
memerlukan udara. Kalian mengetahui bahwa dalam udara terkandung
beranekaragam gas, salah satunya oksigen.
Udara yang kotor karena debu atau pun asap sisa pembakaran menyebabkan kadar
oksigen berkurang. Keadaan ini sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup
setiap organisme. Maka perlu diupayakan kiat-kiat untuk menjaga kesegaran
udara lingkungan agar tetap bersih, segar, dan sehat. Upaya yang dapat dilakukan
untuk menjaga agar udara tetap bersih dan sehat antara lain:
1) Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita
2) Tanaman dapat menyerap gas-gas yang membahayakan bagi manusia.
Tanaman mampu memproduksi oksigen melalui proses fotosintesis.
Rusaknya hutan menyebabkan jutaan tanaman lenyap sehingga produksi
oksigen bagi atmosfer jauh berkurang, di samping itu tumbuhan juga
mengeluarkan uap air, sehingga kelembapan udara akan tetap terjaga.
3) Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran,
baik pembakaran hutan maupun pembakaran mesin Asap yang keluar dari
knalpot kendaraan dan cerobong asap merupakan penyumbang terbesar
kotornya udara di perkotaan dan kawasan industri. Salah satu upaya
pengurangan emisi gas berbahaya ke udara adalah dengan menggunakan
bahan industri yang aman bagi lingkungan, serta pemasangan filter pada
cerobong asap pabrik.
4) Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat
merusak lapisan ozon di atmosfer Gas freon yang digunakan untuk
pendingin pada AC maupun kulkas serta dipergunakan di berbagai produk
kosmetika, adalah gas yang dapat bersenyawa dengan gas ozon, sehingga
mengakibatkan lapisan ozon menyusut. Lapisan ozon adalah lapisan di
atmosfer yang berperan sebagai filter bagi bumi, karena mampu
memantulkan kembali sinar ultraviolet ke luar angkasa yang dipancarkan
oleh matahari. Sinar ultraviolet yang berlebihan akan merusakkan jaringan
kulit dan menyebabkan meningkatnya suhu udara. Pemanasan global
terjadi di antaranya karena makin menipisnya lapisan ozon di atmosfer.
c. Pelestarian hutan
Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga
kini tanpa diimbangi dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan
menjadi rusak. Pembalakan liar yang dilakukan manusia merupakan salah satu
penyebab utama terjadinya kerusakan hutan. Padahal hutan merupakan penopang
kelestarian kehidupan di bumi, sebab hutan bukan hanya menyediakan bahan
pangan maupun bahan produksi, melainkan juga penghasil oksigen, penahan
lapisan tanah, dan menyimpan cadangan air.
Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan:
1) Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.
2) Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
3) Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
4) Menerapkan sistem tebang–tanam dalam kegiatan penebangan hutan.
5) Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan
mengenai pengelolaan hutan.
d. Pelestarian laut dan pantai
Seperti halnya hutan, laut juga sebagai sumber daya alam potensial.
Kerusakan biota laut dan pantai banyak disebabkan karena ulah manusia.
Pengambilan pasir pantai, karang di laut, pengrusakan hutan bakau, merupakan
kegatan-kegiatan manusia yang mengancam kelestarian laut dan pantai.
Terjadinya abrasi yang mengancam kelestarian pantai disebabkan telah hilangnya
hutan bakau di sekitar pantai yang merupakan pelindung alami terhadap gempuran
ombak.
Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan
cara:
1) Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di
areal sekitar pantai.
2) Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di
dasar laut, karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.
3) Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam
mencari ikan.
4) Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.
e. Pelestarian flora dan fauna
Kehidupan di bumi merupakan sistem ketergantungan antara manusia,
hewan, tumbuhan, dan alam sekitarnya. Terputusnya salah satu mata rantai dari
sistem tersebut akan mengakibatkan gangguan dalam kehidupan.
Oleh karena itu, kelestarian flora dan fauna merupakan hal yang mutlak
diperhatikan demi kelangsungan hidup manusia.
Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna di
antaranya adalah:
1. Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.
2. Melarang kegiatan perburuan liar.
3. Menggalakkan kegiatan penghijauan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu, masalah pembangunan di satu
pihak menunjukkan dampak positif terhadap lingkungan dan masyarakat seperti
tersedianya jaringan jalan, telekomunikasi, listrik, air, kesempatan kerja serta
produknya sendiri memberi manfaat bagi masyarakat luas dan juga meningkatkan
pendapatan bagi daerah yang bersangkutan. Masyarakat sekitar pabrik langsung
atau tidak langsung dapat menikmati sebagian dari hasil pembangunannya. Di
pihak lain apabila pembangunan ini tidak diarahkan akan menimbulkan berbagai
masalah seperti konflik kepentingan, pencemaran lingkungan, kerusakan,
pengurasan sumberdaya alam, masyarakat konsumtif serta dampak sosial lainnya
yang pada dasarnya merugikan masyarakat.
5.2 Saran
Pembangunan adalah salah satu usaha yang sebenarnya sangat membantu
manusia. Tetapi bila pembangunan tidak sesuai dengan tata aturan yang ada,
dimana manusia tidak memperhitungkan dampak-dampak yang terjadi dimasa
mendatang maka dampak dari perubahan itu akan ditanggung sendiri oleh
manusia. Pembangunan yang ada sekarang mempunyai hubungan dengan
semuanya, baik itu, iklim, sosial, struktur tanah dan sebagainya.