Tugas Proposal Kerja Praktek

12
PROPOSAL KERJA PRAKTEK PENGAMATAN KEGIATAN PENCAMPURAN BATUBARA (BLENDING) PADA PTWAHANA BARATAMA MINING SITE SUNGAI DANAU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN OLEH : Dimas Rahmadani (H1C113055) Ayuni Islamiaty (H1C112316) PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK

description

tugas kuliah kti

Transcript of Tugas Proposal Kerja Praktek

Page 1: Tugas Proposal Kerja Praktek

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

PENGAMATAN KEGIATAN PENCAMPURAN BATUBARA (BLENDING)

PADA PTWAHANA BARATAMA MINING SITE SUNGAI DANAU

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

OLEH :

Dimas Rahmadani (H1C113055)

Ayuni Islamiaty (H1C112316)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU

2015

Page 2: Tugas Proposal Kerja Praktek

BAB I

1.1. LATAR BELAKANG

Pertambangan merupakan industri yang mengolah sumberdaya alam

dengan mengambil dan memproses bahan galian untuk menghasilkan berbagai

produk hasil akhir yang dibutuhkan oleh manusia.Salah satu bahan galian itu

adalah Batubara. Batubara hasil tambang (Run of Mine) akan di kelola terlebih

dahulu dalam proses pengelolaan atau manajemen batubara pada stockpile

sebelum dijual.

Dalam pemanfaatannya, batubara harus diketahui terlebih dahulu

kualitasnya antara lain total sulfur (TS), ash content (AC), volatile matter (VM),

inherent moisture (IM), fixed carbon (FC), calorific value (CV), dan total

moisture (TM). Untuk mendapatkan produk batubara sesuai dengan permintaan

konsumen, diperlukan juga pengelolaan yang tepat.Batubara yang merupakan zat

organik mengandung gas methan, mudah terbakar karena beroksidasi dengan

oxygen dari udara. Maka diperlukannya suatu proses coal blending untuk

mencapai kualitas batubara yang di inginkan oleh konsumen.

Seiring dengan meningkatnya permintaan batubara oleh konsumen dengan

kualitas tertentu, ini menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan pertambangan

batubara. Dikarenakan kualitas batubara di Pit itu berbeda - beda, maka perlu

adanya pencampuran batubara (coal blending). Pentingnya kegiatan pengolahan

inilah yang membuat kami mengajukan judul kerja praktek pengamatan kegiatan

pencampuran batubara (blending) pada unit crushing plantdi PT Wahana

Baratama Mining Site Sungai Danau provinsi kalimantan selatan dikarenakan juga

kerja praktek merupakan syarat pemenuhan sistem kredit semester pada program

studi teknik pertambangan UNLAM yang sudah ditetapkan dalam kurikulum

program studi

Page 3: Tugas Proposal Kerja Praktek

1.2. RUMUSAN MASALAH

Dalam penyusunan laporan ini penulis hanya membatasi mengenai proses

pencampuran/blending/mixing dalam memenuhi permintaan pasar untuk jumlah

kalori tertentu pada PT Wahana Baratama Mining Site Sungai Danau

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN

Adapun maksud Kerja Praktek ini adalah sebagai berikut :

1. Mempraktekkan secara langsung teori yang didapatkan dari bangku

perkuliahan secara langsung di lapangan, serta belajar bekerja dengan target

yang diinginkan oleh dunia industri.

Tujuan kerja praktek ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui kegiatan pengolahan bahan galian dalam pencampuran batubara

2. Mengetahui teknik pencampuran batubara yang digunakan oleh perusahaan

3. Mengetahui metode blending yang digunakan

4. Menghitung tonase batubara yang diperlukan untuk blending

1.4. RUANG LINGKUP

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data ini ada dua, yaitu :

1. Observasi (Pengamatan)

Metode ini dilakukan dengan mengamati kondisi dan kegiatan di

lapangan, kemudian dilakukan pengumpulan data yang terkait.

2. Metode Pustaka

Metode ini dilakukan dengan studi literatur yang berhubungan dengan

kegiatan pengolahan bahan galian.

Page 4: Tugas Proposal Kerja Praktek

1.5. METODOLOGI PENELITIAN

DIAGRAM ALIR

Mendapatkan produk batubara sesuai dengan permintaan

konsumen, diperlukan juga pengelolaan yang tepat

 Karena banyaknya permintaan pasar dan dengan kualitas batubara yang berbeda maka perlu dilakukan

coal blending

Persamaan yang digunakan:

( X . A ) + ( Y . B) = Z X + Y

pencampuran/blending/mixing dalam memenuhi permintaan

pasar untuk jumlah kalori tertentu pada PT Wahana Baratama Mining Site Sungai Danau

Kegiatan blending merupakan salah satu kegiatan pengendalian mutu kualitas

batubara dari dua jenis atau lebih batubara yang dicampurkan dengan kualitas berbeda

untuk memperoleh satu jenis batubara dengan kualitas yang sesuai dengan

spesifikasi dalam permintaan konsumen.

Proses pemisahan dan pengolahan batubara merupakan proses awal penyiapan produksi

batubara setelahkeluar dari area pertambangan sebelum dipasarkan.

Bahan galian yang selesai di tambang umumnya harus diolah terlebih dahulu.Hal ini disebabkan karena tercampurnya pengotor bersama bahan galian,

perlunyaspesifikasi tertentu untuk dipasarkan serta kalau tidak diolah harga jualnya relatifrendah jika dibandingkan

dengan yang sudah diolah.

Page 5: Tugas Proposal Kerja Praktek

BAB II

1.2. DASAR TEORI

Batubara merupakan bahan bakar fosil yang dapat terbakar, terbentuk dari

endapan organik, atau disebut juga batuan organik yang terutama terdiri dari

karbon, hidrogen dan oksigen.Batubara terbentuk dari tumbuhan yang telah

terkonsolidasi antara strata batuan lainnya dan diubah oleh kombinasi pengaruh

tekanan dan panas selama jutaan tahun sehingga membentuk lapisan

batubara.Cadangan batubara Indonesia terdapat di Sumatera (50,06%) dan

Kalimantan (49,56%), sedangkan sebagian kecil terdapat di Jawa, Sulawesi, dan

Papua. Batubara tersebut hampir semuanya berjenis batubara uap, dengan

karakteristik kadar abu dan sulfur yang rendah. Dari cadangan yang ada, diketahui

bahwa jumlah untuk tipe bituminus dan sub-bituminus sebesar kurang lebih 40%,

sedangkan sebagian besar sisanya adalah lignit.Antrasit juga diproduksi meskipun

dalam jumlah yang sangat sedikit. Di Kalimantan bagian tengah juga diketahui

terdapatbatubara kokas sehingga pembangunan tambang di sana berlangsung

dengan pesat dalam beberapa tahun belakangan ini. (Anonim, 2015)

Batubara merupakan suatu lapisan yang padat,yang pembentukannya dan

penyebarannya dapat terjadi secara horisontal maupun vertikal,dan merupakan

suatu lapisan yang heterogen. Oleh karena sifatnya yang heterogen ini maka

batubara mempunyai kualitas yang berbeda-beda meskipun tempat terbentuknya

terdapat pada satu tempat. Dengan adanya beda kualitas ini agar batubara yang

mempunyai kualitas rendah dapat dimanfaatkan, maka dilakukan kegiatan

blending atau pencampuran antara batubara kualitas tinggi dengan batubara

kualitas rendah. Oleh karena sifatnya yang heterogen ini dapat dilakukan

percampuran yang tepat antara batubara kualitas tinggi dengan batubara kualitas

rendah untuk memenuhi kebutuhan batubara sesuai dengan kriteria yang

diinginkan oleh konsumen dengan memperhatikan 6 parameter dari batubara yaitu

kandungan air bawaan,kandungan abu,zat terbang,karbon tertambat,kandungan

sulfur,dan nilai kalor. (rizka, 2012)

Page 6: Tugas Proposal Kerja Praktek

Batubara yang langsung diambil dari bawah tanah,disebut batubara

tertambang run-of-mine (ROM), seringkali memiliki kandungan campuran yang

tidak diinginkan seperti batu dan lumpur dan berbentuk pecahan dengan berbagai

ukuran. Namun demikian pengguna batubara membutuhkan batubara dengan

mutu yang konsisten.Pengolahan batubara – juga disebut pencucian batubara (coal

benification atau coal washing) mengarah pada penanganan batubara tertambang

(ROM Coal) untuk menjamin mutu yang konsisten dan kesesuaian dengan

kebutuhan pengguna akhir tertentu.Pengolahan tersebut tergantung pada

kandungan batubara dan tujuan penggunaannya. Batubara tersebut mungkin hanya

memerlukan pemecahan sederhana atau mungkin memerlukan proses pengolahan

yang kompleks untuk mengurangi kandungan campuran. (Anonim, 2015)

Blending merupakan suatu cara untuk mendapatkan nilai kalori batubara

yang sesuai dengan permintaan konsumen yang dilakukan dengan cara

mencampur tipe jenis batubara yang tidak hanya dari satu jenis tipe saja tetapi

dipakai dengan dua tipe atau lebih agar mendapatkan nilai kalori yang sesuai

permintaan pasar (konsumen).

Seiring dengan meningkatnya permintaan batubara oleh konsumen dengan

kualitas tertentu, ini menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan pertambangan

batubara.Dikarenakan kualitas batubara di pit itu berbeda-beda, maka perlu

adanya pencampuran batubara (coal blending) dan kontrol kualitas (quality

control) untuk memperoleh kualitas tertentu yang diminta konsumen.

Pencampuran batubara tidak serta merta dilakukan begitu saja. Namun perlu

diketahui terlebih dahulu kualitas batubara dari tiap seam yang akan diblending

melalui analisis laboratorium. Sehingga melalui perhitungan tertentu akan

diperoleh pendugaan kualitas hasil blending. Namun kualitas hasil blending

kadang kala tidak sesuai dengan yang direncanakan. Hal ini dikarenakan oleh

banyak hal antara lain banyaknya seam batubara dengan ragam kualitas

sehingga pencampuran menjadi sulit, tercampurnya batubara dengan material

pengotor dan stockpile management yang kurang baik. \

Dalam hal ini pencampuran dilakukan terhadap batubara yang berbeda

nilai kalori, kandungan sulfur dan kandungan abu, sehingga kualitas batubara

hasil campuran merupakan perpaduan dari parameter kualitas batubara yang

Page 7: Tugas Proposal Kerja Praktek

dicampur.Atau dengan kata lain batubara yang memiliki kualitas rendah (nilai

kalori rendah dan kandungan sulfur tinggi), dapat dicampur dengan batubara yang

memiliki kualitas tinggi (nilai kalori tinggi dan kandungan sulfur rendah) dan

dapat memenuhi batasan-batasan persyaratan untuk memenuhi permintaan

konsumen.

Proses mem-blending batubara dapat dilakukan pada waktu pemuatan atau

dapat melakukan blending di stockpile sebelum pengapalan, Ada dua jenis

parameter yang berbeda dalam mem-blending batubara yaitu :

1. Parameter aditif yaitu parameter yang mempunyai sifat aditif antara lain

kandungan ash, moisture, dan total sulfur.

2. Parameter yang mempunyai sifat nonaditif maupun aditif, parameter-

parameter yang mempunyai sifat nonaditif maupun aditif antara lain

Hardgrove Grindability Index (HGI), Ash Fusion Temperature, Crucible

Swelling Number, Plasticity, Gray King Coke.

(Muchjidin, 2006)

Hasil pengolahan terhadap batubara dapat diklasifikasikan menjadi dua

kelompok, yaitu batubara high grade dan low grade.Untuk mendapatkan kualitas

batubara yang sesuai dengan permintaan pasar dilakukan blending batubara high

dan low grade dengan perbandingan tertentu.

Faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses blending adalah:

1. Kuantitas batubara yang ada di stockpile

2. Parameter apa yang menjadi tolok ukur blending, biasanya kalori

3. Variasi parameter batubara yang akan di blending

4. Peralatan blending yang memadai

5. Kapasitas stockpile harus mencukupi

Pencampuran batubara dilakukan untuk mendapatkan hasil yang sesuai

dengan yang diinginkan, dengan komposisi yang homogen, secara teoritis

parameter kualitas campurannya dapat didekati dengan persamaan berikut :

( X . A ) + ( Y . B) = Z X + Y

Page 8: Tugas Proposal Kerja Praktek

Keterangan

X : Berat batubara a

Y : Berat batubara b

A : Kalori batubara a

B : Kalori batubara b

Z : Nilai kalori yang diinginkan

Page 9: Tugas Proposal Kerja Praktek

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. Blending Batubara. (http://eprints.unsri.ac.id). Diakses Pada tanggal 9 Desember 2015 pukul 21.00 WITA.

Muchjidi. 2006.  Pengendalian Mutu Dalam Industri Batubara. Bandung : Institut Teknologi Bandung.

Rizka. 2012. Proposal Kerja Praktek. Banjarbaru : Universitas Lambung Mangkurat