Proposal Kerja Praktek Deny Fatryanto

download Proposal Kerja Praktek Deny Fatryanto

of 23

Transcript of Proposal Kerja Praktek Deny Fatryanto

Proposal Kerja Praktek

19

PENINJAUAN LAPANGAN PANAS BUMI DIENGPT GEO DIPA ENERGI (PERSERO) BERDASARKAN ASPEK EKSLORASI , RESERVOIR , PERALATAN PERMUKAAN DAN PRODUKSI

I.LATAR BELAKANGKerja praktek adalah salah satu mata Kuliah Prasyarat dalam kurikulum akademik di Program Studi Teknik Perminyakan, dengan bobot akademis 3 sks yang wajib ditempuh oleh mahasiswa Teknik Perminyakan Program Strata 1 (S1) di Sekolah Tinggi Teknologi Minyak dan Gas Bumi Balikpapan.Melalui kerja praktek mahasiswa diharapkan tidak hanya mengerti tentang pelaksanaan kerja secara teoritis, namun juga dapat mengerti aplikasinya di lapangan. Kerja Praktek (KP) ini merupakan sebagian visualisasi dari mata kuliah yang telah ditempuh seperti teknik pemboran, teknik produksi dan teknik reservoir disamping itu juga merupakan implementasi dari mata kuliah khusus teknik panas bumi diantaranya teknik eksplorasi panas bumi , teknik eksploitasi panas bumi dan teknik produksi panas bumi. Perkembangan ilmu dan teknologi dalam dunia Teknik Perminyakan dan Panas Bumi ditunjang dengan ketersediaan cadangan panas bumi yang melimpah di Indonesia, menuntut mahasiswa Teknik Perminyakan untuk memahami aplikasi dari teori-teori yang telah dipelajari dan mengetahui perkembangan teknologi perminyakan dan panas bumi tersebut, khususnya yaitu: Aspek Eksplorasi , Aspek Reservoir dan Aspek Produksi dan peralatan permukaan (Perhitungan produksi yang semaksimal mungkin dengan biaya yang seminimal mungkin), serta dalam rangka peningkatan wawasan keilmuan perminyakan dan panas bumi yang menunjang bagi mahasiswa.

II.TUJUAN DAN MANFAAT2.1 TUJUAN : Untuk memenuhi salah satu kurikulum pada Program Studi Teknik Perminyakan,Sekolah Tinggi Teknologi Minyak dan Gas Bumi Balikpapan.

Mengetahui secara langsung bentuk, fungsi maupun cara kerja dari peralatan yang digunakan dan menambah pengalaman kerja di lapangan.

2.2 MANFAAT :Mengetahui secara langsung semua aspek yang terkait dalam eksplorasi maupun eksploitasi panas bumi dan beberapa metoda peningkatan laju produksi panas bumi.Dapat mengaplikasikan teori dan konsep-konsep dalam perkuliahan Teknik Eksplorasi, Teknik Reservoir, Teknik Produksi, Teknik Lingkungan dan seluruh perkuliahan yang pernah diberikan.

III.PEMBATASAN MASALAHDalam penulisan proposal kerja praktek ini penulis akan mencoba membahas tentang proses kegiatan yang mungkin terdapat di lapangan yang terdiri dari : aspek eksplorasi, aspek reservoir, aspek produksi dan aspek penunjang lainnya serta aspek lingkungannya.

IV.TINJAUAN PUSTAKA4.1

II.1 EKSPLORASI PENDAHULUAN (RECONNAISANCE SURVEY)Eksplorasi pendahuluan atau Reconnaisance survey dilakukan untuk mencari daerah prospek panas bumi, yaitu daerah yang menunjukkan tanda-tanda adanya sumberdaya panas bumi dilihat dari kenampakan dipermukaan, serta untuk mendapatkan gambaran mengenai geologi regional di daerah tersebut.

Secara garis besar pekerjaan yang dihasilkan pada tahap ini terdiri dari :

1. Studi Literatur

2. Survei Lapangan

3. Analisa Data

4. Spekulasi Besar Sumber Daya Panas Bumi

1. Studi LiteraturLangkah pertama yang dilakukan dalam usaha mencari daerah prospek panas bumi adalah mengumpulkan peta dan data dari laporan-lapaoran hasil survei yang pernah dilakukan sebelumnya di daerah yang akan diselidiki, guna mendapat gambaran mengenai geologi regional, lokasi daerah dimana terdapat manifestasi permukaan, fenomena vulkanik, geologi dan hidrologi di daerah yang sedang diselidiki dan kemudian menetapkan tempat-tempat yang akan disurvei. Waktu yang diperlukan untuk pengumpulan data sangat tergantung dari kemudahan memperoleh peta dan laporan-laporan hasil survei yang telah dilakukan sebelumnya, tetapi diperkirakan akan memerlukan waktu sekitar 1 bulan.

2. Survei LapanganSurvei lapangan terdiri dari survei geologi, hidrologi dan geokomia. Luas daerah yang disurvei pada tahap ini umumnya cukup luas, yaitu sekitar 5000-20000 km2, tetapi bisa juga hanya seluas 5-20 km2 (Baldi, 1990). Survei biasanya dimulai dari tempat-tempat dimana terdapat manifestasi permukaan dan di daerah sekitarnya serta di tempat-tempat lain yang telah ditetapkan berdasarkan hasil kajian interpretasi peta topografi, citra landsat dan penginderaan jauh serta dari laporan-laporan hasil survei yang pernah dilakukan sebelumnya. Pada tahap ini survei dilakukan dengan menggunakan peralatan-peralatan sederhana dan mudah dibawa.Survei lapangan dilakukan untuk mengetahui secara global formasi dan jenis batua, penyebaran batuan, struktur geologi, jenis-jenis manifestasi yang terdapat di daerah tersebut besertas karakteristiknya, mengambil sampel fluida melakukan pengukuran temperatur, pH, dan kecepatan air.Waktu yang diperlukan untuk survei lapangan sangat tergantung dari kondisi geologi dan luas daerah yang akan diselidiki, kuantitas dan kualitas data yang telah ada serta junlah orang ayng terlibat dalam penyelidikan. Survei lapangan reconnaisab\nce yang dilakukan pada satu daerah biasanya 2 minggu sampai 1 bulaln, dilanjutkan dengan survei detail selama 3-6 bulan.Di beberapa negara waktu yang diperlukan untuk survei lapangan ada yang lebih lama. Menurut Baldi (1990), bila kuantitas dam kualitas data yang telah ada cukup baik serta daerah yang akan diselidiki tidak terlaullu luas, maka survei lapangan mungkin hanya memerlukan waktu sekitar 1-2 bulan. Akan tetapi, bila data yang ada sangat terbatas dan daerah yang akan diselidiki cukup luas, maka survey lapangan dan analisis data akan memakan waktu beberapa bulan sampai satu tahun.

3. Analisis dan Interpretasi DataData dari survei sebelumnya serta dari hasil survei lapangan dianalisis untuk mendapatkan gambaran (model) mengenai regional geologi dan hidrologi di daerah tersebut. Dari kajian data geologi, hidrologi dan geokimia ditentukan daerah prospek, yaitu daerah yang menunjukkan tanda-tanda adanya sumberdaya panas bumi. Dari hasil analisis dan interpretasi data juga dapat diperkirakan jenis reservoir, temperatur reservoir, asal sumber air, dan jenis batuan reservoir.

4. Spekulasi Besar Sumberdaya Panas bumiPada tahap ini data mengenai reservoir masih sangat terbatas. Meskipun demikian, seringkali para ahli geothermal diharapkan dapat berspekulasi mengenai besarnya sumberdaya panasbumi di daerah yang diselidiki. Jenis dan temperatur reservoir dapat diperkirakan. Luas prospek pada tahapan ini dapat diperkirakan dari penyebaran manifestasi permukaan dan pelamparan struktur geologinya secara global, tetapi selama ini hanya ditentukan dengan cara statistik (rata-rata luas prospek).

Pada tahap ini sudah dapat ditentukan apakah prospek yang diteliti cukup baik untuk dikembangkan selanjutnya apakah survey rinci pwerlu dilakukan atau tidak. Apabila tidak, maka daerah yang diteliti ditinggalkan.

II.2 EKSPLORASI LANJUT ATAU RINCI (PRE-FEASIBILITY STUDY)Tahap kedua dari kegiatan eksplorasi adalah tahap pre-feasibility study atau tahap survey lanjut. Survei yang dilakukan terdiri dari survei geologi, geokimia dan geofisika. Tujuan dari survei tersebut adalah :

Mendapatkan informasi yang lebih baik mengenai kondisi geologi permukaan dan bawah permukaan

Mengidentifikasi daerah yang diduga mengandung sumberdaya panasbumi.

Dari hasil eksplorasi rinci dapat diketahui dengan lebih baik mengenai penyebaran batuan, struktur geologi, daerah alterasi hydrothermal, geometri cadangan panas bumi, hidrologi, system panasbumi, temperatur reservoir, potensi sumberdaya serta potensi listriknya.

Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, survei umumnya dilakukan di tempat-tempat yang diusulkan dari hasil survei pendahuluan. Luas daerah yang akan disurvei tergantung dari keadaan geologi morfologi, tetapi umumnya daerah yang disurvei adalah sekitar 500-1000 km2, namun ada juga yang hanya seluas 10-100 km2.

Waktu yang diperlukan sangat tergantung pada luas daerah yang diselidiki, jenis-jenis pengujian yang dilakukan serta jumlah orang yang terlibat. Bila sumberdaya siperkirakan mempunyai temperature tinggi dan mempunyai potensi untuk pembangkit listrik biasanya luas daerah yang diselidiki cukup luas, sehingga untuk menyelesaikan tahap pre-feasibility study (survei lapangan, interpretasi dan analisis data, pembuatan model hingga pembuatan laporan) diperlukan waktu sekitar satu tahun.

Ada dua pendapat mengenai luas daerah yang diselidiki dan waktu yang diperlukan untuk eksplorasi rinci di daerah yang sumberdayanya diperkirakan mempunyai termperatur sedang. Sekelompok orang berpendapat bahwa apabila sumberdaya mempunyai temperatur sedang, maka dengan pertimbangan ekonomi luas daerah yang diselidiki bisa lebih kecil dan didaerah tersebut cukup hanya dilakukan satu jenis survey geofisika saja. Dengan demikian waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tahap pre-feasibility study menjadi lebih pendek, yaitu hanya beberapa bulan saja. Sementara kelompok lain berpendapat bahwa untuk daerah panasbumi dengan tingkatan prospek lebih rendah (sedang) dan akan dikembangkan justru memerlukan survey yang lebih lengkap dan lebih teliti untuk menghindarkan terlalu banyaknya kegagalan pemboran.

1. Survei Geologi Lanjut/RinciSurvei geologi umumnya yang pertama dilakukan untuk memahami struktur geologi dan stratigrafi maka survei geologi rinci harus dilakukan di daerah yang cukup luas.

Lama waktu penyelidikan tergantung pada luas daerah yang diselidiki serta jumlah orang yang terlibat dalam penyelidikan, tetpi hingga penulisan laporan biasanya diperlukan sekitar 3-6 bulan.

Survei geologi ini bertujuan untuk mengetahui penyebaran batuan secara mendatar maupun secara vertikal, struktur geologi, tektonik dan sejarah geologi dalam kaitannya dengan terbentuknya suatu sistem panas bumi termasuk memperkirakan luas daerah prospek dan sumber panasnya.

2. Survei Geokimia LanjutPekerjaan yang dilakukan pada suatu survei geokimia lanjut pada dasarnya hamper sama dengan pada tahap survei pendahuluan, tetapi pada tahap ini sampel harus diambil dari semua manifestasi permukaan yang ada di daerah tersebut dan di daerah sekitarnya untuk dianalisis di tampat pengambilan sampel dan atau di laboratorium. Analisis geokimia tidak hanya dilakukan pada fluida tau gas dari manifestasi panas permukaan, tetapi juga pada daerah lainnya untuk melihat kandungan gas dan unsure-unsur tertentu yang terkadanga dalam tanah yang terbentuk karena aktivitas hydrothermal. Selain itu juga perlu dibuat manifestasi permukaan, yaitu peta yang menunjukkan lokasi serta jenis semua manifestasi panas bumi di daerah tersebut. Hasil analisis kimia fluida dan isotop air dan gas dari seluruh manifestasi panas permukaan dan daerah lainnya berguna untuk memperkirakan sistem dan temperature reservoir, asal sumber air, karakterisasi fluida dan sistem hidrologi di bawah permukaan.

Hasil analisis air dapat juga digunakan untuk memperkirakan problema-problema yang munkin terjdadi (korosi dan scale) apabila fluida dari sumberdaya panas bumi tersebut dimanfaatkan dikemudian hari.

3. Survei GeofisikaSurvei geofisika dilakukan setelah survei geologi dan geokimia karena biayanya lebih mahal. Dari sember geologi dan geokimia diusulkan daerah-daerah mana saja yang harus disurvei geofisika. Survei geofisika dilakuakn untuk mengetahui sifat fisik batuan mulai dari permukaan hingga kedalaman beberapa kilometer di bawah permukaan.

Dengan mengetahui sifat fisik batuan maka dapat diketahui daerah tempat terjadinya anomali yang disebabkan oleh sistem panas buminya dan lebih lanjut geometri prospek serta lokasi dan bentuk batuan sumber panas dapat diperkirakan.

Ada beberapa jenis survei geofisika, yaitu :

1. Survei resistivity

2. Survei gravity

3. Survei magnetic4. Survei Macro Earth Quake (MEQ)

5. Survei aliran panas

6. Survei Self PotentialPemilihan jenis survei tergantung dari keadaan geologi dan struktur di daerah yang akan diselidiki, serta batasan anggaran untuk pengukuran di lapangan dan intrepetasi data.

Survei geofisika yang pertama kali dilakukan umumnya adalah survei resistivitySchlumberger, gravity dan magnetic karena perlatannya mudah didapat dan biayanya murah. Dari ketiga survei geofisika ini diusulkan daerah prospek panas bumi untuk disurvei lebih detail dengan metoda yang lebih mahal yaitu magnetotelluric (MT) atau Control Source Audio (CSMT) untuk melihat struktur fisik batuan dengan kedalaman yang jauh lebih dalam dari maksimum kedalaman yang dicapai oleh metode Schlumberger yang hanya mampu untuk mendeteksi kedalaman sampai beberapa ratus meter saja.

4. Survei GeografiSelain survei geologi, geokimia, dan geofisika, pada tahap ini biasanya dilakuakn survei geografi dan survei lainnya untuk mendapatkan informasi mengenai status lahan, distribusi kemiringan lereng, prasarana jalan, fasilitas listrik, air, kominaksi yang tersedia, jumlah dan kepadatan penduduk.

5. Analisis dan Interpretasi DataDari hasil kajian data diharapkan akan diperoleh gambaran atau model awal mengenai sistem panasbumi di daerah yang diselidiki, yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan target dan lokasi sumur eksplorasi serta membuat program pemboran.

Model system panasbumi harus mengikutsertakan karakteristik litologi, stratigrafi, hidrologi, atau pola sirkulasi fluida, perkiraan sumber panas dan temperatur dalam reservoir serta sistem panas buminya. Model harus dibuat mulai dari permukaan hingga kedalaman 1 4 km. selain itu dari pengkajian data dapat diperkirakan besarnya potensi sumber daya (resources), cadangan (recoverable reserve), dan potensi listrik panas bumi di daerah yang diduga mengandung panasbumi.

II.3 PEMBORAN EKSPLORASIApabila dari data geologi, data geokimia, dan data geofisika yang diperoleh dari hasil survey rinci menunjukkan bahwa di daerah yang diselidiki terdapat sumberdaya panasbumi yang ekonomis untuk dikembangkan, maka tahap selanjutnya adalah tahap pemboran sumur eksplorasi. Tujuan dari pemboran sumur eksplorasi ini adalah membuktikan adanya sumberdaya panasbumi di daerah yang diselidiki dan menguji model system panasbumi yang dibuat berdasarkan data-data hasil survei rinci.

Jumlah sumur eksplorasi tergantung dari besarnya luas daerah yang diduga mengandung energi panasbumi. Biasanya di dalam satu prospek dibor 3 5 sumur eksplorasi. Kedalaman sumur tergantung dari kedalaman reservoir yang diperkirakan dari data hasil survei rinci, batasan anggaran, dan teknologi yang ada, tetapi sumur eksplorasi umumnya dibor hingga kedalaman 1000 3000 meter.

Menurut Cataldi (1982), tingkat keberhasilan atau success ratio pemboran sumur panas bumi lebih tinggi daripada pemboran minyak. Success ratio dari pemboran sumur panasbumi umumnya 50 70%. Ini berarti dari empat sumur eksplorasi yang dibor, ada 2 3 sumur yang menghasilkan.

Setelah pemboran selesai, yaitu setelah pemboran mencapai kedalaman yang diinginkan, dilakukan pengujian sumur. Jenis jenis pengujian sumur yang dilakukan di sumur panasbumi adalah:

Uji hilang air (water loss test)

Uji permeabilitas total (gross permeability test)

Uji panas (heating measurement)

Uji produksi (discharge/ output test)

Uji transien (transient test)

Pengujian sumur geothermal dilakukan untuk mendapatkan informasi/ data yang lebih persis mengenai :

1. Jenis dan sifat fluida produksi.

2. Kedalaman reservoir.

3. Jenis reservoir.

4. Temperatur reservoir.

5. Sifat batuan reservoir.

6. Laju alir massa fluida, entalpi, dan fraksi uap pada berbagai tekanan kepala sumur.

7. Kapasitas produksi sumur (dalam MW).

Berdasarkan hasil pemboran dan pengujian sumur harus diambil keputusan apakah perlu dibor beberapa sumur eksplorasi lain, ataukah sumur eksplorasi yang ada telah cukup untuk memberikan informasi mengenai potensi sumber daya. Apabila beberapa sumur eksplorasi mempunyai potensi cukup besar maka perlu dipelajari apakah lapangan tersebut menarik untuk dikembangkan atau tidak.

II.4 STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY)Studi kelayakan perlu dilakukan apabila ada beberapa sumur eksplorasi menghasilkan fluida panas bumi. Tujuan dari studi ini adalah untuk menilai apakah sumber daya panas bumi yang terdapat di daerah tersebut secara teknis dan ekonomis menarik untuk diproduksikan. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah :

Mengevaluasi data geologi, geokimia, geofisika, dan data sumur.

Memperbaiki model sistem panas bumi.

Menghitung besarnya sumber daya dan cadangan panas bumi (recoverable reserve) serta ppotensi listrik yang dapat dihasilkannya.

Mengevaluasi potensi sumur serta memprekirakan kinerjanya.

Menganalisa sifat fluida panas bumi dan kandungan non condensable gas serta memperkirakan sifat korosifitas air dan kemungkinan pembentukan scale.

Mempelajari apakah ada permintaan energy listrik, untuk apa dan berapa banyak.

Mengusukan alternative pengembangan dan kapasitas instalasi pembangkit listrik.

Melakukan analisa keekonomian untuk semua alternative yang diusulkan.

Kata geothermal berasal dari bahasa yunani yaitu geo yang berarti bumi dan therme yang berarti panas. Secara istilah, geothermal dapat diartikan sebagai sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap air dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem panas bumi dan untuk pemanfaatannya diperlukan proses penambangan (Undang-undang Nomor 27 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1). Terbentuknya daerah-daerah panas bumi yang memiliki temperatur tinggi mengacu pada teori tektonik lempeng, dimana teori ini menjelaskan bahwa di bumi terdapat pergerakan lempeng (crust). Pergeseran lempeng ini yang menentukan karakteristik dari sumber-sumber energi panas bumi yang ada. Untuk daerah panas bumi bertemperatur tinggi (lebih dari 180 C) terdapat pada sistem magmatik volkanik aktif. Sistem magmatik volkanik aktif umumnya berada disekitar pertemuan lempeng samudra dan benua. Disini proses yang terjadi yaitu akibat adanya tumbukan antara lempeng samudra dan lempeng benua, lempeng samudra menunjam ke bawah (subduksi) lempeng benua. Temperatur yang tinggi di kerak bumi mengakibatkan lempeng samudra meleleh. Densitas lelehan biasanya lebih rendah dari sumber asalnya sehingga lelehan tersebut cenderung naik ke atas menjadi magma. Sementara itu kandungan H2O yang tinggi pada batas antara lempeng benua dan lempeng samudera memicu terjadinya partial melting yang mengakibatkan adanya fluida panas bumi. Fluida panas bumi ini kemudian bergerak ke atas melewati kerak bumi sambil terus bereaksi dengan batuan yang dilewatinya sehingga makin menambah komponen fluida panas bumi tersebut. Ketika fluida ini semakin bergerak ke atas maka akan mendidih dan mengeluarkan gelembung-gelembung gas di boiling zone. Disinilah terjadi pemisahan antara fase liquid dan fase gas pada fluida panas bumi. Fluida gas ini akan lebih mudah menerobos menuju permukaan bumi menjadi furnaroles disekitar puncak dan lereng gunung api. Sisa fluida panas bumi yang masi di dalam akan mengalir secara lateral dimana akan bercampur dengan air tanah dan keluar di permukaan sebagai mata air (Suparno 2009). Gambaran mengenai sistem panas bumi di suatu daerah biasanya dibuat dengan memperlihatkan sedikitnya lima komponen yaitu sumber panas, reservoir dengan temperaturnya, sumber air serta manifestasi panas bumi permukaan yang terdapat di daerah tersebut (Saptadji 2001). Jenis-jenis Energi dan Sistem Panas Bumi Energi panasbumi diklasifikasikan kedalam lima kategori. Energi dari sistim hidrotermal (hydrothermal system) yang paling banyak dimanfaatkan karena pada sistim hidrotermal, pori-pori batuan mengandung air atau uap, atau keduanya, dan reservoir umumnya letaknya tidak terlalu dalam sehingga masih ekonomis untuk diusahakan. Berdasarkan pada jenis fluida produksi dan jenis kandungan fluida utamanya, sistim hidrotermal dibedakan menjadi dua, yaitu sistim satu fasa atau sistim dua fasa. Pada sistim satu fasa, sistim umumnya berisi air yang mempunyai temperatur 90 - 180C dan tidak terjadi pendidihan bahkan selama eksploitasi. Contoh dari sistim ini adalah lapangan panasbumi di Tianjin (Cina) dan Waiwera (Selandia Baru).Ada dua jenis sistim dua fasa, yaitu: 1. Sistim dominasi uap atau vapour dominated system, yaitu sistim panasbumi di mana sumur-sumurnya memproduksikan uap kering atau uap basah karena rongga-rongga batuan reservoirnya sebagian besar berisi uap panas. Dalam sistim dominasi uap, diperkirakan uap mengisi rongga-rongga, saluran terbuka atau rekahan-rekahan, sedangkan air mengisi pori-pori batuan. Karena jumlah air yang terkandung di dalam pori-pori relatif sedikit, maka saturasi air mungkin sama atau hanya sedikit lebih besar dari saturasi air konat (Swc) sehingga air terperangkap dalam pori-pori batuan dan tidak bergerak. 2. Sistim dominasi air atau water dominated system yaitu sistim panasbumi dimana sumur-sumurnya menghasilkan fluida dua fasa berupa campuran uap air. Dalam sistim dominasi air, diperkirakan air mengisi rongga-rongga, saluran terbuka atau rekahan-rekahan. Lapangan Awibengkok termasuk kedalam jenis ini, karena sumur-sumur umumnya menghasilkan uap dan air. Pada sistim dominasi air, baik tekanan maupun temperatur tidak konstant terhadap kedalaman. Dibandingkan dengan temperatur reservoir minyak, temperatur reservoir panasbumi relatif sangat tinggi, bisa mencapai 350C. Berdasarkan pada besarnya temperatur, Hochstein (1990) membedakan sistim panasbumi menjadi tiga, yaitu: 1.Sistim panasbumi bertemperatur rendah, yaitu suatu sistim yang reservoirnya mengandung fluida dengan temperatur lebih kecil dari 125C. 2.Sistim/reservoir bertemperatur sedang, yaitu suatu sistim yang reservoirnya mengandung fluida bertemperatur antara 125C dan 225C. 3.Sistim/reservoir bertemperatur tinggi, yaitu suatu sistim yang reservoirnya mengandung fluida bertemperatur diatas 225C. Sistim panasbumi seringkali juga diklasifikasikan berdasarkan entalpi fluida yaitu sistim entalpi rendah, sedang dan tinggi. Kriteria yang digunakan sebagai dasar klasifikasi pada kenyataannya tidak berdasarkan pada harga entalphi, akan tetapi berdasarkan pada temperatur mengingat entalphi adalah fungsi dari temperatur.Geothermal di Indonesia Posisi Indonesia yang tepat berada di batas antara lempeng Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik mengakibatkan Indonesia termasuk daerah yang mempunyai sistem magmatik volkanik aktif. Hal ini terbukti dari 128 gunung berapi aktif yang tersebar di seluruh Indonesia (Zen 2008). Setelah dilakukan survey pendahuluan terkait dengan potensi geothermal di 256 daerah didapatkan kandungan energi geothermal di Indonesia senilai 27.601 MWe atau terbesar di dunia. Namun baru 1042 MWe yang telah diproduksi dari energi geothermal tersebut (ESDM 2008). Pemanfaatan Panas Bumi Secara umum pemanfaatan energi geothermal terbagi menjadi tiga yaitu untuk menggerakkan pembangkit listrik, penggunaan secara langsung (direct use) dan pemanasan /pendinginan bangunan dengan pompa-pompa panas geothermal. Energi listrik yang dihasilkan dari memanfaatkan energi geothermal diperoleh dengan menggunakan peralatan turbin uap dan generator. Uap dari geothermal digunakan untuk memutarkan turbin untuk menghasilkan energi listrik. Untuk penggunaan langsung yaitu air panas dari sumber geothermal mampu menyediakan panas untuk kegiatan industri, rumah kaca pengeringan hasil panen, pemanas ruangan, balneology (pengobatan) atau mencairkan salju pada negara-negara yang beriklim dingin. Penggunaan langsung disini dengan cara mengalirkan uap panas dengan sistem mekanik berupa pemompaan dengan pipa-pipa, pengatur panas dan pengontrol-pengontrol kemudian dialirkan ke tempat yang menggunakannya. Biasanya pemanfaatan secara langsung ini suhu yang dipakai adalah 50C-150C. Untuk Indonesia pemanfaatan yang ada masih sebatas pada pemanfaatan sebagai energi listrik dan untuk area hot springs sebagai pariwisata (Sumintadiredja 2005). Penentuan Potensi Panas Bumi Adanya sumberdaya geothermal di bawah permukaan terkadang ditunjukkan dengan adanya manifestasi permukaan sebagai akibat dari adanya energi dari dalam bumi yang keluar. Manifestasi permukaan adalah tanda-tanda alam yang nampak di permukaan tanah sebagai petunjuk awal adanya aktifitas panas bumi di bawah permukaan bumi. Manifestasi panas bumi ini dapat berupa tanah hangat (warm ground), permukaan tanah beruap, mata air panas atau hangat, telaga air panas, fumarole, geyser, kubangan lumpur panas, silika sinter, batuan yang mengalami alterasi (Saptadji 2001). Karakteristik kondisi geomorfologi juga menandakan adanya sumberdaya geothermal di dalam permukaan. Adanya patahan di daerah vulkanisme tua dapat dijadikan indikator tersebut (Utama dkk. 2012). Selain itu, besarnya potensi cadangan suatu lapangan panas bumi dapat digambarkan dengan beberapa parameter reservoir seperti temperatur, tekanan, dan entalpi yang merepresentasikan energi termal yang terkandung di dalam fluida reservoir tersebut (Singarimbun dkk. 2011). 1. Tanah HangatAdanya sumber daya panasbumi di bawah permukaan dapat ditunjukkan antara lain dari adanya tanah yang mempunyai temperatur lebih tinggi dari temperatur tanah disekitarnya. Hal ini terjadi karena adanya perpindahan panas secara konduksi dari batuan bawah permukaan ke batuan permukaan. Berdasarkan besarnya gradien temperatur, area di bumi dibagi menjadi area tidak panas dan area panas (thermal area). Suatu area diklasifikasikan sebagai area tidak panas apabila gradien temperatur di area tersebut sekitar 10-40C/km. Sedangkan area panas terdapat area semi thermal dan area hyperthermal. Area semi thermal, yaitu area yang mempunyai gradien temperatur sekitar 70-80C/km. Area hyperthermal, yaitu area yang mempunyai gradien temperatur sangat tinggi. Contohnya adalah di Lanzarote (Canary Island) besarnya gradien temperatur sangat tinggi sekali hingga besarnya tidak lagi dinyatakan dalam C/km tetapi dalam C/cm.2. Permukaan Tanah BeruapDi beberapa daerah terdapat tempat-tempat di mana uap panas (steam) nampak keluar dari permukaan tanah. Jenis manifestasi panasbumi ini disebut steaming ground. Diperkirakan uap panas tersebut berasal dari suatu lapisan tipis dekat permukaan yang mengandung air panas yang mempunyai temperatur sama atau lebih besar dari titik didihnya (boiling point). Besarnya temperatur di permukaan sangat tergantung dari laju aliran uap (steam flux).3. Mata Air Panas atau HangatMata air panas/hangat ini terbentuk karena adanya aliran air panas/hangat dari bawah permukaan melalui rekahan-rekahan batuan. Istilah hangat digunakan bila temperatur air lebih kecil dari 50C dan istilah panas digunakan bila temperatur air lebih besar dari 50C. Mata air panas yang bersifat asam biasanya merupakan manifestasi permukaan dari suatu sistim panasbumi yang didominasi uap. Sedangkan mata air panas yang bersifat netral biasanya merupakan manifestasi permukaan dari suatu sistim panasbumi yang didominasi air. Mata air panas yang bersifat netral, yang merupakan manifestasi permukaan dari sistim dominasi air, umumnya jenuh dengan silika. Apabila laju aliran air panas tidak terlalu besar umumnya di sekitar mata air panas tersebut terbenntuk teras-teras silika yang berwarna keperakan (silica sinter terraces atau sinter platforms). Bila air panas banyak mengandung Carbonate maka akan terbentuk teras-teras travertine (travertine terrace). Namun di beberapa daerah, yaitu di kaki gunung, terdapat mata air panas yang bersifat netral yang merupakan manifestasi permukaan dari suatu sistim panasbumi dominasi uap.4. Kolam Air PanasKolam air panas ini terbentuk karena adanya aliran air panas dari bawah permukaan melalui rekahan-rekahan batuan. Bila air tersebut berasal dari reservoar panasbumi maka air tersebut hampir selalu bersifat netral. Disamping itu air tersebut umumnya jemih dan berwarna kebiruan. Bila air tersebut berasal dari air tanah yang menjadi panas karena pemanasan oleh uap panas maka air yang terdapat di dalam kolam air panas umumnya bersifat asam. Sifat asam ini disebabkan karena tejadinya oksidasi H2 didalam uap panas. Kolam air panas yang bersifat asam (acid pools) umumnya berlumpur dan kehijau-hijauan. Kolam air panas yang bersifat asam mungkin saja terdapat diatas suatu reservoar air panas. Jika luas permukaan dari kolam air panas ini lebih dari 100m2 biasanya disebut telaga air panas.5. FumaroleFumarole adalah lubang kecil yang memancarkan nap panas kering (dry steam) atau uap panas yang mengandung butiran-butiran air (wet steam). Apabila uap tersebut mengandung gas H2S maka manifestasi permukaan tersebut disebut solfatar. Fumarole yang memancarkan uap dengan kecepatan tinggi kadang-kadang juga dijumpai di daerah tempat terdapatnya sistim dominasi uap. Uap tersebut mungkin mengandung S02 yang hanya stabil pada temperatur yang sangat tinggi (>500C). Fumarole yang memancarkan uap dengan kandungan asam boric tinggi umumnya disebut soffioni.6. GeyserGeyser didefinisikan sebagai mata air panas yang menyembur ke udara secara intermitent (pada selang waktu tak tentu) dengan ketinggian air sangat beraneka ragam, yaitu dari kurang dari satu meter hingga ratusan meter. Geyser merupakan manifestasi permukaan dari sistim dominasi air.7. Kubangan Lumpur Panas Kubangan lumpur panas umumnya mengandung non-condensible gas (CO2) dengan sejumlah kecil uap panas. Lumpur terdapat dalam keadaan cair karena kondensasi uap panas. Sedangkan letupan-letupan yang tejadi adalah karena pancaran C02.8. Silika SinterSilika sinter adalah endapan silika di permukaan yang berwarna keperakan. Umumnya dijumpai disekitar mata air panas dan lubang geyser yang menyemburkan air yang besifat netral. Apabila laju aliran air panas tidak terlalu besar umumnya disekitar mata air panas tersebut terbentuk teras-teras silika yang berwarna keperakan (silica sinter teraces atau sinter platforms). Silika sinter merupakan manifestasi pernukaan dari sistim panasbumi yang didominasi air.9. Batuan Yang Mengalami AlterasiAlterasi hidrothermal merupakan proses yang terjadi akibat adanya reaksi antara batuan asal dengan fluida panasbumi. Batuan hasil alterasi hidrotermal tergantung pada beberapa faktor, tetapi yang utama adalah temperatur, tekanan, jenis batuan asal, komposisi fuida (hususnya pH) dan lamanya reaksi. Mineral hidrothermal yang dihasilkan di zona permukaan biasanya adalah kaolin, alutlite, sulphur, residue silika dan gypsum.10. GeomorfologiGeomorfologi adalah kajian yang menguraikan tentang bentuk lahan yang menyusun permukaan bumi baik di atas maupun di bawah permukaan laut, proses-proses yang menyebabkan pembentukannya dan menyelidiki hubungan antara bentuk lahan dengan proses tersebut dalam tatanan keruangannya (Lihawa 2009). Aspek-aspek dalam geomorfologi (Verstappen 1983) meliputi:1. Aspek morfologi, dimana mencakup ukuran-ukuran dan bentuk unsur-unsur penyusun bentuk lahan. 2. Aspek Morfogenesa, dimana asal usul pembentukan lahan dan perkembangannya. Proses ini dapat dibedakan berdasarkan tenaga geomorfologi pembentuk bentuk lahan. Proses-proses tersebut membentuk konfigurasi bentuk permukaan bumi yang berbeda-beda.3. Aspek Morfo-kronologi, dimana urutan bentuk lahan yang ada di permukaan bumi sebagai hasil proses geomorfologi.4. Aspek Morfo-asosiasi, dimana merupakan kaitan antara bentuk lahan satu dengan bentuk lahan lainnyadalam susunan keruangan dan sebarannya di permukaan bumi. Morfo-asosiasi ini sangat penting karena bentuk lahan yang ada di permukaan bumi pembentukannya sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain topografi, iklim, batuan, proses, vegetasi, organisme dan waktu. Ketinggian, sudut kemiringan (slope angle) dan aspek kemiringan (slope aspect) adalah variabel-variabel yang sering digunakan dalam menentukan orientasi lokal dari suatu landscape (Walsh dkk. 1997). Beberapa metode yang digunakan dalam penentuan estimasi potensi panas bumi adalah metode estimasi volumetrik dan metode estimasi simulasi numerik. Metoda estimasi volumetrik dibagi menjadi metode perbandingan dan model lumped parameter. Metode perbandingan, yaitu menyetarakan suatu daerah panas bumi baru yang belum diketahui potensinya dengan lapangan yang diketahui berpotensi, dimana keduanya memiliki kemiripan kondisi geologi. Metoda ini digunakan untuk menghitung potensi energi panas bumi dengan klasifikasi sumber daya spekulatif. Model lumped parameter, didasarkan pada anggapan bahwa reservoir panas bumi berupa bentuk kotak sehingga perhitungan volume = luas sebaran x ketebalan; dengan syarat bahwa : (a) kandungan energi panas dalam bentuk fluida berada dalam batuan; dan (b) kandungan massa fluida terdapat dalam resrvoir. Metode ini digunakan untuk menghitung potensi energi panas bumi dengan kategori sumber daya hipotesis, cadangan terduga, mungkin dan terbukti. Sedangkan metode estimasi simulasi numerik digunakan pada kondisi dimana pada suatu lapangan panas bumi telah tersedia beberapa sumur eksplorasi dengan semburan fluida panas. Data sumur dibuat simulasi, yang selanjutnya digambar dalam sistem kisi (grid) dan bentuk tiga dimensi. Dengan metode ini dapat dihitung potensi cadangan terbukti dari suatu reservoir, termasuk umur, optimasi produksi dan sistem distribusi panasnya (Saptadji 2001). Menurut Badan Standardisasi Nasional (1998) estimasi potensi geothermal didasarkan pada kajian ilmu geologi, geokimia, geofisika dan teknik reservoar. Kajian geologi ditekankan pada sistem, vulkanis, struktur geologi, umur batuan, jenis dan tipe batuan ubahan dalam kaitannya dengan sistem panas bumi. Kajian geokimia ditekankan pada tipe dan tingkat maturasi air, asal mula air panas, model hidrologi dan sistem fluidanya. Kajian geofisika menghasilkan parameter fisis batuan dan struktur bawah permukaan dari sistem panas bumi. Kajian teknik reservoar menghasilkan fase teknik yang mendefinisikan klasifikasi cadangan termasuk sifat fisis batuan dan fluida serta pemindahan fluida dari reservoar. Dari banyaknya kajian yang ada juga memerlukan sistem yang mampu mengintegrasikan antara hasil kajian satu dengan lainnya sehingga nantinya dapat diketahui mengenai penyebaran batuan, struktur geologi, daerah alterasi hidrotermal, geometri cadangan panas bumi, hidrologi, sistem panas bumi, temperature reservoir, potensi sumber daya serta potensi listriknya. V.RENCANA KERJA PRAKTEK5.1Nama Kegiatan

Tinjauan Lapangan X Chevron Indonesia Company dari Segala Aspek Petroleum Engineering

5.2Tempat Pelaksanaan

South Asset Department

Chevron Indonesia Company:

Pasir Ridge PO BOX 276

Balikpapan 76102

Kalimantan Timur - Indonesia

5.3Mahasiswa Pemohon Kerja Praktek

Nama :EKA ANDHININIM : 113100091Prodi: Teknik Perminyakan, Fakultas Teknologi Mineral, UPN Veteran YogyakartaAlamat : Jl.Kalangan UH V No. 748 RT. 49 Pandeyan, UmbulharjoTelp/HP:085347047329Email : [email protected] Jadwal KegiatanProgram Kerja Praktek ini direncanakan berlangsung kurang lebih selama satu bulan atau empat minggu. Adapun rencana kegiatannya adalah sebagai berikut :

1.Minggu pertama:Orientasi Kantor (4 Maret 9 Maret 2013)2.Minggu kedua:Kunjungan Lapangan dan pengumpulan data serta analisa data (11 Maret 16 Maret 2013)3.Minggu ketiga: Kunjungan Lapangan dan Interpretasi data serta diskusi (18 Maret 23 Maret 2013)4.Minggu keempat:Pembuatan laporan (25 Maret 30 Maret 2013)KegiatanMinggu ke 1Minggu ke 2Minggu ke 3Minggu ke 4

Orientasi Kantor4 Maret 10 Maret 2013

Kunjungan lapangan dan pengumpulan data

Analisa Data

11 Maret 16 Maret 2013

Kunjungan lapangan dan Interpretasi data serta Diskusi18 Maret 23 Maret 2013

Pembuatan laporan25 Maret 30 Maret 2013

VI. PEMBIMBING

Untuk pembimbing dilapangan diharapkan dapat disediakan oleh perusahaan sedangkan untuk pembimbing di kampus dari salah satu staff pengajar pada program studi Teknik Perminyakan Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.

VII. PENUTUPDemikianlah proposal kerja praktek ini kami buat, besar harapan kami agar dapat diterima untuk kerja praktek di Chevron Indonesia Company. Kami memohon jawaban sesegera mungkin agar kami dapat mempersiapkan diri apabila telah diterima. Atas perhatian dan bantuan yang diberikan kami ucapkan terima kasih. DAFTAR PUSTAKA1. Puji Santoso, Anas , Diktat Kuliah Teknik Produksi I , Jurusan Teknik Perminyakan, UPN Veteran Yogyakarta.

2. Rubiandini R.S. , Rudi , Diktat Kuliah Teknik Pemboran , HMTM Patra, ITB, Bandung. 1994.

3. Rubiandini R.S. , Rudi , Pengantar Teknik Perminyakan , HMTM Patra, ITB, Bandung, 1994.

4. Kristanto, Dedy , Reservoir Aspect Relate to Formation Evaluation.

KALENDER AKADEMIK SEMESTER GASAL 2013