Tugas Proposal
-
Upload
mochamad-rifki -
Category
Documents
-
view
213 -
download
0
description
Transcript of Tugas Proposal
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen sumber daya manusia adalah serangkaian proses yang digunakan untuk
menangani berbagai macam permasalahan yang timbul pada ruang lingkup karyawan, pegawai,
manajer, dan semua aspek yang berhubungan dengan tenaga kerja di dalam suatu organisasi
agar dapat menunjang efektifitas dan efisiensi sutu perusahaan dalam mencapai tujuan yang
telah ditentukan. Manajemen sumber daya manusia juga berperan untuk mengatur hubungan
dan peranan sumber daya yang dimiliki oleh suatu perusahaan, kaitannya dalam hal ini adalah
tenaga kerja atau karyawan. Manajemen sumber daya manusia harus bisa mengelola unsur
tenaga kerja di dalam perusahaan itu, agar para tenaga kerja merasa nyaman serta enjoy dalam
melakukan semua aktifitasnya. Tenaga kerja merupakan factor yang terpenting dalam sebuah
organisasi atau perusahaan karena akan menjadi penentu keberhasilan suatu perusahaan.
Tanpa peran tenaga kerja yang maksimal, maka seluruh proses kegiatan yang ada dalam
perusahaan akan terhambat. Oleh karena itu sebuah perusahaan melalui maanajemen sumber
daya manusia hendaknya bisa memperlakukan dan memposisikan para SDM nya dalam hal ini
para tenaga kerja, agar mereka bisa beraktifitas secara maksimal demi tercapainya tujuan
perusahaan.
Kinerja karyawan merupakan factor kunci untuk menentukan tingkat keberhasilan suatu
perusahaan. Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan salama
periode tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan,
seperti sandar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu
dan telah disepakati bersama (Rivai dan Basri 2005:50). Dengan demikian maka kinerja
karyawan dapat didefinisikan sebagai hasil kerja karyawan dalam bekerja untuk periode waktu
tertentu dan penekanannya pada hasil kera yang diselesaikan karyawan dalam periode waktu
tertentu (Timpe 1993:3). Karyawan yang memiliki kinerja maksimal merupakan harapan bagi
setiap perusahaan karena akan memberikan kontribusi positif yang cukup signifikan bagi
perusahaan itu sendiri. Namun pada kenyataanya tidaklah semua karyawan yang ada dalam
suatu perusahaan memiliki kinerja yang baik, selalu ada beberapa karyawan yang memiliki
kinerja yang kurang optimal. Hal ini merupakan masalah lumrah bagi setiap perusahaan yang
tentu saja akan menghambat kinerja perusahaan secara keseluruhan. Masalah masalah inilah
yang akan menjadi tantangan tersendiri bagi manajemen sumber daya manusia untuk mencapai
tujuan dalam sebuah perusahaan.
Keberhasilan perusahaan berbanding lurus dengan kinerja para karyawannya. Artinya,
semakin baik kinerja karyawan dalam suatu perusahaan, maka akan semakin baik pula
perusahaan itu, dan sebaliknya, semakin buruk kinerja karyawan dalam suatu perusahaan, maka
semakin buruk juga perusahaan tersebut. Ada beberapa factor yang digunakan untuk
merangsang kinerja karyawan agar bisa lebih optimal. Menurut A. Dale Timple yang
dikutip oleh Anwar Prabu Mangkunegara (2006:15) faktor-faktor kinerja terdiri dari faktor
internal dan faktor eksternal : “Faktor internal yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat-sifat
seseorang. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
seseorang yang berasal dari lingkungan. Seperti perilaku, sikap, dan tindakan-tindakan rekan
kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja, dan iklim organisasi.”
Salah satu upaya yang digunakan untuk meningkatkan kinerja karyawan dalam sebuah
perusahaan adalah dengan memperhatikan stress kerja. Luthans (2000), mendefinisikan stres
sebagai suatu tanggapan dalam menyesuaikan diri yang dipengaruhi oleh perbedaan individu
dan proses psikologis, sebagai konsekuensi dari tindakan lingkungan, situasi atau peristiwa yang
terlalu banyak mengadakan tuntutan psikologis dan fisik seseorang. Dengan demikian stress
kerja dapat didefinisikan sebagai suatu tanggapan penyesuaian yang diperantarai oleh
perbedaan perbedaan individu dan atau proses psikologis yang merupakan konsekuensi dari
setiap tindakan, situasi, atau peristiwa yang menetapkan permintaan psikologis atau fisik yang
berlebihan kepada seorang karyawan (Gibson dkk 1996:339). Masalah stress kerja yang terjadi
di dalam sebuah perusahaan menjadi sebuah fenomena yang yang harus diamati pada diri
setiap karyawan sejak karyawan tersebut mendapatkan tuntutan untuk efisiensi dan efektifitas
dari perusahaanya.
Stress kerja ini akan mengakibatkan seorang karyawan menjadi gelisah, mengalami
ketegangan dan merasakan kecemasan yang kronis sehingga karyawan tersebut akan
mengalami penurunan prestasi, kinerja serta motivasi dalam melakukan pekerjaannya. Dalam
jangka waktu yang lama, stress kerja akan mengakibatkan karyawan tidak mampu menahan
stress pekerjaan, sehingga ia tidak mampu lagi bekerja di perusahaan. Hal ini akan
mengakibatkan kinerja karyawan yang semakin menurun karena dituntut dan terlalu diforsir
oleh tuntutan manajemen.
Salah satu penyebab stress kerja pada karyawan adalah factor lingkungan kerja. Menurut
Sedarmayati (2011:2) mendefinisikan bahwa : “Lingkungan kerja maksudnya adalah keseluruhan
alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya di mana seseorang bekerja,
metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai
kelompok”. Lingkungan kerja karyawan ini meliputi kondisi kantor, interaksi antar sesama
karyawan, system kerja, dan lain sebagainya. Bayangkan jika seorang karyawan menempati
sebuah ruangan yang pengap, panas dan tidak ada ventilasi udara, tentu saja hal ini sangat
mengganggu bagi karyawan tersebut. Begitu juga dengan interaksi antar karyawan yang terjadi
di dalam sebuah perusahaan. Interaksi social antar sesama karyawan merupakan hal penting
yang akan membuat karyawan tersebut merasa nyaman dengan pekerjaannya. Konflik antara
sesama karyawan akan membebani pikiran dari karyawan tersebut sehingga ia akan tertekan
dalam melakukan pekerjaannya. Hal semacam ini bila berlangsung pada waktu yang cukup lama
akan membuat seorang karyawan merasa tidak nyaman dan tertekan atas kondisi lingkungan
pekerjaan, dan akhirnya akan menimbulkan stress kerja pada karyawan tersebut.
Gaya kepemimpinan seorang manajer pada suatu perusahaan seringkali tidak terlalu cocok
dengan para karyawannya. Sehingga karyawan tersebut harus menyesuaikan diri dengan gaya
kepemimpinan manajernya. Menurut Wijaya Supardo (2006:4), mengungkapkan bahwa : “Gaya
kepemimpinan adalah suatu cara dan porses kompleks dimana seseorang mempengaruhi orang-
orang lain untuk mencapai suatu misi, tugas atau suatu sasaran dan mengarahkan organisasi
dengan cara yang lebih masuk akal”. Pemimpin sebagai salah satu pemain utama dalam sebuah
perusahaan memiliki peran yang penting dalam mempengaruhi serta memberikan sikap pada
karyawannya sehingga membentuk gaya kepemimpinan yang diterapkan. Seorang pemimpin
harusnya bias menciptakan suatu keharmonisan komunikasi antara pemimpin dan bawahan
sehingga memberikan gairah atau semangat kerja bagi para karyawannya. Komunikasi yang
terjalin dengan baik akan meningkatkan semangat kerja para karyawan agar mereka lebih
termotivasi dalam bekerja untuk mencapai tujuan peruahaan tersebut. Tentunya karyawan juga
bias menilai bagaimana gaya kepemimpinan atasannya, apabila gaya tersebut dinilai ktidak baik
untuk diterapkan, maka ada kecenderungan bagi karyawan untuk bekerja asal-asalan dan tidak
begitu mentaati apa yang diarahkan oleh atasannya.
B. Batasan Masalah
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian