Proposal Tugas Akhir2
Transcript of Proposal Tugas Akhir2
PROPOSAL TUGAS AKHIR
A. Judul
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BENGKEL SASTRA
SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MEMBACAKAN PUISI SISWA
KELAS IX SMPN PADAHERANG KABUPATEN CIAMIS
B. Latar Belakang
Kekurang menariknya siswa terhadap pengajaran sastra di sekolah sudah
sering terdengar. Banyak pengamat menilai pengajaran sastra selama ini
berlangsung monoton, tidak menarik, bahkan membosankan, Siswa selama ini
tidak diajak untuk menjelajah dan menggauli keagungan nilai yang terkandung
dalam teks sastra, tetapi sekadar dicekoki dengan pengetahuan- pengetahuan
tentang sastra yang bercorak teoritis dan hapalan. Padahal, dalam kurikulum
2004 mencantumkan aspek kemampuan bersastra untuk pengajaran mulai dari
kelas 1 SD sampai dengan kelas 3 SMU. Selanjutnya, Standar Kompetensi
untuk setiap tingkat dijabarkan dalam subaspek mendengar , berbicara,
membaca, dan menulis.
Namun, dalam kenyataannya mereka (siswa) tidak diajak untuk mengapresiasi
(baca: memahami dan menikmati) teks-teks sastra yang sesungguhnya, tetapi
sekadar menghapalkan nama- nama sastrawan berikut hasil karyanya. Dengan
kata lain, pengajaran sastra yang diajarkan barulah kulit luarnya saja
sehingga peserta didik gagal menikmati isi dan aroma kandungan nilai dalam
karya sastra. Kondisi pengajaran sastra yang semacam ini tidak saja
memperhatinkan, tetapi juga menjadi kurang menarik dan kurang
mencerdaskan emosional dan spiritual siswa. Ada anggapan yang mengatakan
bahwa kurikulum dan buku pelajaran sastra di sekolah cukup baik, tetapi
keterbatasan waktu, ruang dan lingkup belajar serta minat pengajar,sering
menjadi kendala serius yang menimbulkan kesan seperti yang diperihatinkan oleh
penyair Taufiq Ismail. Dan, keluhan tentang kurangnya jam pelajaran sastra
Indonesia sudah tidak asing lagi di telinga kita, khususnya parapencinta dan
pemerhati sastra. Selain itu, ada juga yang mengatakan bahwa porsi pelajaran
sastra tidak sebanding dengan pelajaran bahasa. Artinya, porsi pelajar an sastra
hanya sedikit dibandingkan dengan pelajaran bahasa. Akibatnya, siswa
menjadi kurang mengenal karya sastra Indonesia. Mereka (siswa) juga
kurang memahami bagaimana mengapresiasi puisi, cerpen, dan drama. Siswa
pun menjadi rabun sastra. Pengajaran sastra di tingkat sekolah dasar yang dianggap
sebagai dasar pembelajaran sastra sebenarnya dianggap oleh sebagian orang telah
memadai. Namun, sebagian orang lagi mengatakan kemungkinan kemampuan guru juga
menj adi kendala, di samping alokasi wakt u pelaj ar an yang dirasa juga sangat sempit
, terutama untuk mengajak siswa mengapresiasi karya sastra. Demikian pula halnya
dengan pengajaran sastra di tingkat sekolah menengah pertama. Kendala- kendala yang
terjadi tidak jauh berbeda dengan pengajaran sastra di sekolah dasar. membanggakan
sasta Indonesia sebagai khazanah budaya dan int elekt ual manusia Indonesia
Untuk pengajara sastra disekolah menengah atas digunakan kurikulum
Berbasis Kompetensi yang mulai digunakan pada tahun ajaran 2004/ 2005.
C. Batasan Masalah
Dari paparan diatas penulis mencoba untuk membuat metoda pembelajaran
bengkel sastra untuk meningkatkan minat membaca puisi terutama bagi siwa dan
siswi SMPN Padaherang Kabupaten.Ciamis sehingga nantinya para siswa dapat
memahami tentang karya-karya pusi – puisi karya pujangga negeri sendiri dan
mampu serta berani membuat karya sendiri.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah dapat
diidentifikasikan permasalahan yang muncul yakni sebagai berikut:
1. Apakah dengan adanya bengkel sastra dapat meningkatkan minat siswa
dalam membaca karya sastra puisi ?
2. Bagaimana perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca
puis i ?
3. Bagaimana persepsi dan kesan siswa terhadap pemanfaatan bengkel
sastra terhadap minat siswa untuk membaca puisi?
E. Tujuan
Tujuan Pembelajaran model bengkel sastra untuk meningkatkan minat
membaca puisi di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) Padaherang
adalah sebagai berikut
1. Siswa diharapkan mampu menikmati membuat dan memanfaatkan karya
sastra pujangga dan karya sendiri sehingga siswa – siswi dapat untuk
pengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan membaca puisi.
2. Diharapkan siswa dapat menghargai dan membanggakan sastra Indonesia
sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
3. Dapat meningkatkan minat membaca puisi baik karya orang lain atau karya
sendiri.
4. Siswa dapat memahami arti yang terkandung dalam sebuah puisi setelah
membaca karya-karya puisi.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
a. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai media alternative
bagi guru di sekolah lain dalam untuk menumbuhkan minat membaca
puisi bagi siswa.
b. Bagi pihak-pihak yang terkait dengan pengajaran sastra Puisi
Indonesia khususnya membaca puisi , dapat dipakai sebagai
pengetahuan untuk kelayakan pengajaran bahasa dan sastrav yang
akan datang.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Guru dapat sumbangsih pengalaman untuk menggunakan media
bengkel sastra dalam proses pembelajaran membaca puisi , dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.
b. Bagi Siswa.
Siswa menjadi termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran
membaca puisidan siswa lebih mudah menuangkan ide/gagasan
melalui pemanfaatan bengkel sastra puisi .
c. Bagi Peneliti
Peneliti dapat membuktikan bahwa dengan menggunakan bengkel
sastra dalam mengenalkan puisi baik karya pujangga ataupun karya
siswa sendiri.
G. Hipotesis
Berdasarkan pada permasalahan dalam penelitian tindakan yang berjudul
Penerapan Model Pembelajaran Bengkel Sastrabsebagai upaya Meningkatkan
Membaca Puisi Siswa Kelas IX SMPN Padaherang Kabupaten Ciamis
Pemanfaatan Media dilakukan oleh peneliti, dapat dirumuskan hipotesis tindakan
sebagai berikut:
"Jika Proses Belajar Mengajar Siswa Kelas kelas IX SMPN Padaherang
Kabupaten Ciamis menggunakan media bengkel sastra dalam menyampaikan
materi pembelajaran, maka dimungkinkan minat belajar membaca puisi dan hasil
belajar siswa kelas kelas IX SMPN I Padaherang Kabupaten Ciamis akan lebih
meningkat dibandingkan dengan proses belajar mengajar yang dilakukan
sebelumnya".
G. Tinjauan Pustaka
A. Sastra dan Kesusastraan
Sastra berasal dari kata castra berarti tulisan. Dari makna asalnya dulu,
sastra meliputi segala bentuk dan macam tulisan yang ditulis oleh manusia, seperti
catatan ilmu pengetahuan, kitab-kitab suci, surat-surat, undang-undang, dan
sebagainya.
Sastra dalam arti khusus yang kita gunakan dalam konteks kebudayaan,
adalah ekspresi gagasan dan perasaan manusia. Jadi, pengertian sastra sebagai
hasil budaya dapat diartikan sebagai bentuk upaya manusia untuk
mengungkapkan gagasannya melalui bahasa yang lahir dari perasaan dan
pemikirannya.
Secara morfologis, kesusastraan dibentuk dari dua kata, yaitu su dan sastra
dengan mendapat imbuhan ke- dan -an. Kata su berarti baik atau bagus, sastra
berarti tulisan. Secara harfiah, kesusastraan dapat diartikan sebagai tulisan yang
baik atau bagus, baik dari segi bahasa, bentuk, maupun isinya.
Dalam konteks kesenian, kesusastraan adalah salah satu bentuk atau
cabang kesenian yang menggunakan media bahasa sebagai alat pengungkapan
gagasan dan perasaan senimannya. Sehingga sastra juga disamakan dengan
cabang seni lain seperti seni tari, seni lukis, seni musik, dan sebagainya.
a. Pengertian Sastra dari Segi Ilmu Sastra
Ada tiga hal yang berkaitan dengan pengertian sastra, yaitu ilmu sastra, teori
sastra, dan karya sastra.
a. Ilmu sastra adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki secara ilmiah
berdasarkan metode tertentu mengenai segala hal yang berhubungan dengan
seni sastra.
Ilmu sastra sebagai salah satu aspek kegiatan sastra meliputi hal-hal berikut.
a. Teori sastra, yaitu cabang ilmu sastra yang mempelajari tentang asas-asas,
hukum-hukum, prinsip dasar sastra, seperti struktur, sifat-sifat, jenis-jenis,
serta sistem sastra.
b. Sejarah sastra, yaitu ilmu yang mempelajari sastra sejak timbulnya hingga
perkembangan yang terbaru.
c. Kritik sastra, yaitu ilmu yang mempelajari karya sastra dengan
memberikan pertimbangan dan penilaian terhadap karya sastra. Kritik
sastra dikenal juga dengan nama telaah sastra.
d. Filologi, yaitu cabang ilmu sastra yang meneliti segi kebudayaan untuk
mengenal tata nilai, sikap hidup, dan semacamnya dari masyarakat yang
memiliki karya sastra.
e. Keempat cabang ilmu tersebut tentunya mempunyai keterkaitan satu sama
lain dalam rangka memahami sastra secara keseluruhan.
b. Teori sastra adalah asas-asas dan prinsip-prinsip dasar mengenai sastra dan
kesusastraan.
c. Seni sastra adalah proses kreatif menciptakan karya seni dengan bahasa yang
baik, seperti puisi, cerpen/novel, atau drama.
b. Manfaat Sastra
Karya sastra pada dasarnya adalah sebagai alat komunikasi antara sastrawan dan
masyarakat pembacanya. Karya sastra selalu berisi pemikiran, gagasan, kisahan,
dan amanat yang dikomunikasikan kepada pembaca. Untuk menangkap ini,
pembaca harus mampu mengapresiasikannya.
Pengetahuan tentang pengertian sastra belum lengkap bila belum tahu
manfaatnya. Horatius mengatakan bahwa manfaat sastra itu berguna dan
menyenangkan. Secara lebih jelas dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Karya sastra dapat membawa pembaca terhibur melalui berbagai kisahan
yang disajikan pengarang mengenai kehidupan yang ditampilkan.
Pembaca akan memperoleh pengalaman batin dari berbagai tafsiran
terhadap kisah yang disajikan.
2. Karya sastra dapat memperkaya jiwa/emosi pembacanya melalui
pengalaman hidup para tokoh dalam karya.
3. Karya sastra dapat memperkaya pengetahuan intelektual pembaca dari
gagasan, pemikiran, cita-cita, serta kehidupan masyarakat yang
digambarkan dalam karya.
4. Karya sastra mengandung unsur pendidikan. Di dalam karya sastra
terdapat nilai-nilai tradisi budaya bangsa dari generasi ke generasi. Karya
sastra dapat digunakan untuk menjadi sarana penyampaian ajaran-ajaran
yang bermanfaat bagi pembacanya.
5. Karya sastra dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan atau penelitian
tentang keadaan sosial budaya masyarakat yang digambarkan dalam karya
c. Nilai Sastra
Karya sastra (yang baik) senantiasa mengandung nilai. Nilai itu dikemas dalam
wujud struktur karya sastra, yang secara implisit terdapat dalam alur, latar, tokoh,
tema, dan amanat atau di dalam larik, kuplet, rima, dan irama. Nilai yang
terkandung dalam karya sastra itu, antara lain, adalah sebagai berikut:
1. Nilai hedonik, yaitu nilai yang dapat memberikan kesenangan secara
langsung kepada pembaca;
2. Nilai artistik, yaitu nilai yang dapat memanifestasikan suatu seni atau
keterampilan dalam melakukan suatu pekerjaan;
3. Nilai kultural, yaitu nilai yang dapat memberikan atau mengandung
hubungan yang mendalam dengan suatu masyarakat, peradaban, atau
kebudayaanl;
4. Nilai etis, moral, agama, yaitu nilai yang dapat memberikan atau
memancarkan petuah atau ajaran yang berkaitan dengan etika, moral, atau
agama;
5. Nilai praktis, yaitu nilai yang mengandung hal-hal praktis yang dapat
diterapkan dalam kehidupan nyata sehari-hari.
d. Pengertian Puisi
Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari poesis yang
artinya berati penciptaan. Dalam bahasa Inggris, padanan kata puisi ini adalah
poetry yang erat dengan –poet dan -poem. Mengenai kata poet, Coulter (dalam
Tarigan, 1986:4) menjelaskan bahwa kata poet berasal dari Yunani yang berarti
membuat atau mencipta. Dalam bahasa Yunani sendiri, kata poet berarti orang
yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir-hampir menyerupai dewa
atau yang amat suka kepada dewa-dewa. Dia adalah orang yang berpenglihatan
tajam, orang suci, yang sekaligus merupakan filsuf, negarawan, guru, orang yang
dapat menebak kebenaran yang tersembunyi.
Shahnon Ahmad (dalam Pradopo, 1993:6) mengumpulkan definisi puisi yang
pada umumnya dikemukakan oleh para penyair romantik Inggris sebagai berikut.
(1) Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang
terindah dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-kata yang setepatnya dan
disusun secara sebaik-baiknya, misalnya seimbang, simetris, antara satu unsur
dengan unsur lain sangat erat berhubungannya, dan sebagainya.
(2) Carlyle mengatakan bahwa puisi merupakan pemikiran yang bersifat musikal.
Penyair menciptakan puisi itu memikirkan bunyi-bunyi yang merdu seperti musik
dalam puisinya, kata-kata disusun begitu rupa hingga yang menonjol adalah
rangkaian bunyinya yang merdu seperti musik, yaitu dengan mempergunakan
orkestra bunyi.
(3) Wordsworth mempunyai gagasan bahwa puisi adalah pernyataan perasaan
yang imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan atau diangankan. Adapun Auden
mengemukakan bahwa puisi itu lebih merupakan pernyataan perasaan yang
bercampur-baur.
(4) Dunton berpendapat bahwa sebenarnya puisi itu merupakan pemikiran
manusia secara konkret dan artistik dalam bahasa emosional serta berirama.
Misalnya, dengan kiasan, dengan citra-citra, dan disusun secara artistik (misalnya
selaras, simetris, pemilihan kata-katanya tepat, dan sebagainya), dan bahasanya
penuh perasaan, serta berirama seperti musik (pergantian bunyi kata-katanya
berturu-turut secara teratur).
(5) Shelley mengemukakan bahwa puisi adalah rekaman detik-detik yang paling
indah dalam hidup. Misalnya saja peristiwa-peristiwa yang sangat mengesankan
dan menimbulkan keharuan yang kuat seperti kebahagiaan, kegembiraan yang
memuncak, percintaan, bahkan kesedihan karena kematian orang yang sangat
dicintai. Semuanya merupakan detik-detik yang paling indah untuk direkam.
Dari definisi-definisi di atas memang seolah terdapat perbedaan pemikiran, namun
tetap terdapat benang merah. Shahnon Ahmad (dalam Pradopo, 1993:7)
menyimpulkan bahwa pengertian puisi di atas terdapat garis-garis besar tentang
puisi itu sebenarnya. Unsur-unsur itu berupa emosi, imajinas, pemikiran, ide,
nada, irama, kesan pancaindera, susunan kata, kata kiasan, kepadatan, dan
perasaan yang mendalam.
Unsur-unsur Puisi
1. Tema yaitu tentang apa puisi itu berbicara
2. Amanat yaitu apa yang hendak dinasehatkan kepada pembaca
3. Rima yaitu persamaan-persamaan bunyi
4. Ritme yaitu perhentian-perhentian atau tekanan-tekanan yang diatur
5. Majas atau gaya bahasa yaitu permainan bahasa untuk efek estetis maupun
maksimalisasi
6. Kesan yaitu perasaan yang diungkap lewat puisi
7. Diksi yaitu pilihan kata atau ungkapan
e. Bengkel Sast r a
Jika kita mendengar nama atau istilah Bengkel , tentu asumsi kita ter fokus
pada tempat memperbaiki kendar aan, seperti mobil atau motor . Namun,pada
setakat ini kita tidak membicarakan bengkel tempat memperbaiki mobil atau
motor , tetapi kita membicar akan suatu wadah atau tempat siswa SMP dan SMA
bersastra. Wadah atau tempat para siswa SMP dan SMA ber sast r a dinamakan
dengan sebutan Bengkel Sastra . Ditempat inilah para siswa SMP dan SMA
berkumpul untuk mengenal dan mendiskusikan bagaimana karya sastra itu
dibuat ,dibaca, dipahami,diapresiasi, dan dipentaskan. Bengkel Sastra merupakan
suatu kegiatan yang menghimpun siswa- siswa SMP dan SMA dengan bimbingan
sastrawan unt uk mengenal, memahami, dan mengapresiasi karya satsra, baik
itu puisi, cerpen, maupun dr ama. Kegiat an ini meliputi bagaimana menulis
puisi dan memusikalkan puisi; bagaimana menulis cerpen dan membacakan
atau mendramakan cerpen; danbagaimana mementaskan sebuah pertunjukan
drama.
Bengkel Sast r a yang dilaksanakanPusat Bahasa sejak tahun 1994, telah
mengundang beberapa siswa SMP dan hampir seluruh siswa SMA di DKI .
Unt uk Bengkel Sastr a Puisi ,mereka (siswa peserta Bengkel Sasta)
f. Metode dan T eknik Bengkel Sast r a
Metode dan teknik yang digunakan dalam kegiat an Bengkel Sastra,
sebenar nya f or matnya t idak f or mal atau tidak kaku karena dalam
pelaksanaannya dilakukan secara santai, tetapi serius. Pelaksanaan yang
dilakukan disesuaikan dengan mater i yang ingin disampaikan.
Pola yang digunakan dapat berdasar kan pola 24 j am, 32 jam, atau 40 j
am. Pada awal pelaksanaan Bengkel Sastra di Pusat Bahasa dilaksanakan
dengan pola 40 jam. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu pola kegiatan
Bengkel Sastra sekarang dapat dilaksanakan dengan menggunakan pola 24 jam
atau 32 jam.
Bengkel Sastra Puisi
Sebelum kegiatan dimulai, siswa diminta untuk membuat sebuah puisi
semampu mereka. Pada tahap pertama ini, peserta Bengkel Sastra yang telah
diinfor masikan unt uk membuat satu puisi diwajibkan menyer ahkan
puisi ciptaannya. Puisi- puisi peser t a dij adikan mater i saj ian teor i
dan pr akt ik t ent ang per puisian yang dibimbing oleh sastrawan
atau penyair , seperti Sutardji Calzoum Bachri, almarhum Hamid Djabbar,
almarhum HS, Djurtatap, dan Slamet Suki nanto. Mater i yang disaj ikan,
antar a lain; 1) bentuk dan perkembangan puisi I ndonesia, 2) bahasa puisi,
3) ekonomi kata dalam puisi,4) penggunaan majas dalam puisi, 5) car
a memahami puisi, 6) car a mengapresiasi puisi, dan 7) praktik
penciptaan puisi.
Dalam tahap per tama ini, puisi yang telah dibuat siswa
kemudian dijadikan bahan diskusi antar a siswa dan sastr awan. J ika dari
puisi i u ada yang kur ang baik kemudian diper
baiki. Selanjutnya, setelah siswa memperbaiki puisi dan dibaca kembali oleh
sastrawan, sastrawan akan memilih beber apa puisi yang dianggap baik dan
layak .
H.Tahapan Perencanaan
Tahap perencanaan mencakup penelaahan materi, pemilihan karya sastra
puisi , dan pembuatan ancangan pembelajaran. Masing-masing kegiatan
terkait dengan pembelajaran membaca puisi yang uraiannya adalah sebagai
berikut:
A. Penelaahan materi
1. Pengertian karya sastra Puisi
2. Jenis-jenis karya sastra puisi
3. Pengertian Pembuatan karya sastra
4. Langkah-langkah menyusun pembuatan karya sastra puisi
B.Pemilihan sastra puisi
1. Judul Puisi
2. Pennyaji
3.Pencipta
C. Tahapan Perencanaan
Tahapan perencanaan yang akan dilakukan susunannya seperti tercantum pada
tabel dibawah ini.
Tabel Kegiatan Guru dan Siswa
No Guru Siswa
1. Memberikan soal tentang karya sastra. Mengerjakan soal 2. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan
kompetensi dasar yang hendak dicapai
Menyimak
3. Menjelaskan hubungan materi yang telah
dibelajarkan dengan materi yang akan
dibelajarkan.
Menyimak
4. Menjelaskan praktik pembelajaran yang
dilakukan di bengkel sastra
Menyimak
5. Membagikan kutipan puisi Membaca puisi.6. Menyampaikan beberapa hal penting
tentang cara membuat sastra puisi Menyimak
7. Menyajikan beberapa karaya sastra puisi Menyimak
8. Tanya-jawab tentang cara menelaah dan
mengelompokkan karya sastra yang
disampaikan
Tanya-jawab cara menelaah
dan mengelompokkan
gagasan yang dicatat.9. Tanya-jawab tentang cara menyusun
sebuah karya sastra yang baik
Tanya-jawab tentang karya
sastra
10. Membantu siswa yang mengalami kesulitan Menyusun karya sastra
1 1
.
Mengawasi dan memotivasi siswa Menyunting karya sastra
puisiteman
1 2
.
Memberikan soal pascates Mengerjakan soal pascates
D. Tahapan Evalusi
Tahapan ini diberikan untuk mengetahui seberapa besar minat siswa dalam
membacakan puis dibengkel sastra i.dibawah ini tabel untuk evaluasi.
No Respon Siswa %1. Mengerjakan soal tes
2. Bertanya tentang tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar
yang akan dicapai.
3. Bertanya tentang hubungan materi yang telah dibelajarkan
dengan materi yang akan dibelajarkan.4. Bertanya tentang praktik pembelajaran membacakan puisi
5. Mengaku menyukai puisi yang dipilih sebagai media
pembelajaran.
6. Bertanya tentang satra puisi
7. Aktif menuliskan jenis karya sastra yang dibacakan sesudahnya.
8. Aktif dalam kegiatan tanya jawab.
9. Membuat telaah dan pengelompokkan gagasan.
10. Menyusun karya sastra.
11. Mengerjakan soal pascates.
Total respons
0 – 50% : Kurang
60 – 69% : Cukup
70 – 79% : Baik
80 –100% : Sangat Baik
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikisource.org/wiki/Buku_Praktis_Bahasa_Indonesia_2/Sastra
Achmad, Kasim. 2003. Mengenal Dr ama dan Lakon. Makalah Kegiat an
BengkelSastra. Jakarta: Pusat Bahasa
Alex , I kandar . 1992. Siswa Dengan Tuj uan Pengaj ar an Apr
esiasiDan Ekspr esi Sast r a. Per t emuan I lmiah N asional V HI SKI . Bogor
: Fakult as Sastra Universitas Pakuan.
Ar si, Fr edie. 1996. Pr oses Kr eat if Musikalisasi Puisi. Makalah
Kegiat an Bengkel Sastra. Jakarta: Pusat Bahas
Depar t emen Pendidikan N asional. 2003, St andar Kompet ensi: Mat a
Pelaj ar an Bahasa dan Sast r a I ndonesia Sekolah Menengah At as dan
Madr asah Aliyah.
Yoesoef . M. 1998. Pendr amaan/ Pembacaan Cer it a Pendek. Makalah
Kegiat an Bengkel Sastra. Jakarta: Pusat Bahasa.
N adek, W ilson. 1985. Pengaj ar an Apr esiasi Puisi Unt uk Sekolah
Lanj ut an Atas. Bandung: CV. Sinar Baru
N ugr oho, Yanusa. 1998. Bimbingan Membuat Sebuah Cer it a Pendek.
MakalahKegiatan Bengkel Sastra. Jakarta: Pusat Bahasa