Tugas presentasi sejarah kelompok 7

83
1. PIUS SEBASTIAN 2. EVIDA SIJABAT 3. ELFRIM GRACELLA 4. REYNALDO MASARO PRESENTASI SEJARAH

description

 

Transcript of Tugas presentasi sejarah kelompok 7

1. PIUS SEBASTIAN 2. EVIDA SIJABAT 3. ELFRIM GRACELLA 4. REYNALDO MASARO

PRESENTASI SEJARAH

BAB IV

PERJUANGAN MEREBUT IRIAN BARAT

A. Konsep Negara Kesatuan Indonesia

Konsep negara kesatuan Indonesia dalam batas-batas wilayah Hindia Belanda untuk pertama kalinya dikemukakan pada tahun 1918.Konsep tersebut diajukan dalam makalah Suwardi Suryaningrat ( Ki Hadjar Dewantara).Pernyataan ini hasil dari 10 tahun pengalaman pergerakan Budi Utomo. Pergerakan yang dimulai dari memajukan kebudayaan Jawa, kemudian berhadapan dengan kenyataan yang menunjukkan bahwa keselamatan suku bangsa Jawa tidak terpisah dari keselamatan suku bangsa yang terkumpul dalam wilayah Hindia Belanda.

Dalam kongres Pemuda II tahun 1928, wakil-wakil organisasi pemuda dari seluruh Indonesia menghasilkan resolusi yang kemudian dikenal dengan nama Sumpah Pemuda.Mereka menerima gagasan Ki Hadjar Dewantara tentang Indonesia Indonesia kesatuan sebagai sebuah tujuan ideal.

Dalam dasawarsa 1930-an ,para pemuda bertekad untuk membela wilayah Hindia Belanda.Tekad ini tampah dalam Kongres Rakyat Indonesia di Jakarta pada tahun 1939.Mereka berkumpul sehubungan dengan ancaman bahaya Perang Dunia II dan kemungkinan Hindia Belanda diserang oleh Jepang. Kongres tersebut dihadiri oleh wakil-wakil dari semua partai dan organisasi masyarakat.

Kongres Rakyat Indonesia 1939 ini melahirkan keputusan yang diterima secara aklamasi. Mereka menawarkan kepada Pemerintah Belanda bahwa partai-partai dan organisasi ini sanggup memobilitasi seluruh penduduk untuk bangkit membela wilayah Hindia Belanda apabila diserang oleh Jepang. Sebagai imbalannya,kongres tersebut hanya mengajukan satu syarat, yaitu pengakuan hak bagi rakyat Indonesia untuk mendirikan 1 parlemen di bawah naungan Ratu Belanda.

Namun tawaran itu di tolak oleh pemerintah Belanda. Karena itu, saat Hindia Belanda diserang Jepang, Hindia Belanda hanya dipertahankan oleh pasukan pribumi yang tergabung dalam KNIL sehinggan dalam waktu 2 minggu, seluruh wilayah Hindia Belanda diserahkan oleh gubernur jendral kepada Jepang tanpa syarat. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, Belanda melakukan tindakan pembenaran Irian Barat adalah wilayah Indonesia.

Pada bulan Maret 1946, pasukan-pasukan Belanda didaratkan di wilayah Republik Indonesia untuk menawan tentara Jepang yang menyerang Republik Indonesia dan merebut kembali bekas jajahannya.Hal ini menyebabkan perang indonesia melawan belanda yang berakhir setelah penandatanganan KMB pada 27 Desember 1949. Untuk memperlemah Republik Indonesia Belanda mendirikan negara-negara boneka di daerah-daerah yang berhasil di dudukinya.

Irian Barat yang sepenuhnya di bawah pendudukan Belanda sama sekali tidak dijadikan negara boneka. Irian barat dimasukkan ke dalam Negara Indonesia Timur yang dibentuk berdasarkan konferensi denpasar Desember 1946. Pemerintah Belanda pada saat itu belum mengakui istilsh Indonesia,melainkan Hindia Belanda.baru setelah ratu Juliana naik takhta digunakan istilah Indonesia. Meski begitu,segenap rakyat hindia belanda dan dunia internasional sudah menyebutnya Indonesia.

Sebelum mengemukanya konsep negara kesatuan,pembagian wilayah dalam administrasi Hindia belanda telah memasukkan daerah Irian Barat ke dalam Residen Maluku Tengah dan Residen Maluku Utara.

1. Resor utara bersama kepulauan Raja ampat dikepalai Asisten Residen berkedudukan di Manokowari dan berada di bawah kekuasaan Residen di Ternate

2. Resor barat di kepalai Asisten Residen di Fakfak3. Resor selatan dikepalai asisten Residen di Merauke dan

bersama resor barat di bawah kekuasaan Residen di Ambon.

Dengan pembagian seperti itu, maka sebagian Irian Barat menjadi wilayah residensi Maluku Utara (Ternate) dan sebgian lainnya masuk ke dalam wilayah residensi Maluku Tengah (Ambon).

B. Perjuangan Diplomasi

1. Diplomasi BilateralPada KMB 1949 yang mengatur pengkuan

kemerdekaan Indonesia hasil proklamasi 1945 hanya menjadi satu negara bagian,sedangkan bekas negara boneka yang diciptakan Belanda menjadi negara bagian yaitu Negara Indonesia bagian Timur dan Negara Sumatra Timur.

Negara boneka tidak mempunyai angkatan bersenjata sendiri melainkan hanya ada tentara KNIL (pribumi) dan tentara Kerajaan Nederland (Belanda).

Struktur kekuasaan negara-negara tersebut yaitu

kepala negara dijabat oleh orang pribumi dan sekertaris negara yaitu orang yang benar-benar berperan adalah orang Belanda.Negara bagian hanyalah strategi Belanda untuk memecah belah Indonesia.

Bekas negara-negara boneka tidak perlu dikontrol dari dalam oleh seorang petugas Belanda yan g bergelar sekretaris negara. Pihak Belanda dalam RIS itu kehilangan segala kendali yang bisa digerakkan jika ada perkembangan yang tidak dikehendaki. Alasan ini yang membuat Belanda menuntut daerah Irian Barat mendapat pengecualian dulu.Dengan demikian,Belanda bisa mempertahankan kehadiran dan kendalinya dalam kawasan Indonesia.

Istilah Indonesia pengganti Hindia-Belanda sangat populer dalam masyarakat. Bukti objektif terjadi pada tahun 1947-1948, ketika Suwandi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengadakan penggantian ejaan. Khususnya urutan vokal oe diganti menjadi u.

Pada 17 Agustus 1950 hanya ada 1 negara bagian saja yaitu Republik Indonesia.Konferensi Meja Bundar yang dilakukan untuk mengatur penyerahan kedaulatan Indonesia diwarnai dengan kelicikan Belanda yang ingin mempertahankan Irian Barat sebagai jajahannya. Belanda memasukkan Irian Barat kedalam undang-undang dasarnya sebagai bagian dari wilayah jajahannya pada 19 Februari 1952.Dengan demikian Belanda telah melanggar ketentuan KMB sehingga Indonesia juga tidak terikat dengan ketentuan KMB.

2. Diplomasi Melalui Forum PBBSetelah perundingan bilateral yang dilaksanakan pada

tahun 1950, 1952 dan 1954 mengalami kegagalan, Indonesia berupaya mengajukan masalah Irian Barat dalam forum PBB. Sidang Umum PBB yang pertama kali membahas masalah Irian Barat dilaksanakan tanggal 10 Desember 1954. Sidang ini gagal untuk mendapatkan 2/3 suara dukungan yang diperlukan untuk mendesak Belanda.

Indonesia secara bertrurut turut mengajukan lagi sengketa Irian Barat dalam Majelis Umum X tahun 1955, Majelis Umum XI tahun 1956, dan Majelis Umum XII tahun 1957. Tetapi hasil pemungutan suara yang diperoleh tidak dapat memperoleh 2/3 suara yang diperlukan.

C. Perjuangan Konfrontasi1. Konfrontasi Politik dan Ekonomi

Konfrontasi politik dilakukan oleh Indonesia secara sepihan Indonesia membatalkan hasil KMB tahun 1956. Konfrontasi ini menyebabkan semua warga negara Belanda yang bekerja di Indonesia dipecat.Konfrontasi ekonomi dilakukan dengan aksi nasionalisasi perusahaan-persuahaan milik Belanda yang ada di Indonesia.Untuk menghindari kekacuan, KSAD Jendral A.H. Nasution, Pengusaha Perang Pusat, mengoordinasi pengambilalihan semua perusahaan milik Belanda dan menyerahkannya kepada pemerintah.

2. Konfrontasi Militer Pada 19 Desember 1961, dikeluarkan Tri Komando Rakyat

(Trikora) oleh Presiden Sukarno di alun-alun utara Keraton Yogyakarta yang berbunyi :

a. Gagalkan berdirinya negara papuab. Kibarkan bendera Merah Putih di seluruh wilayah Irian

Barat,danc. Bersiap-siap untuk mobilisasi umum

Untuk menyelenggarakan operasi-operasi militer merebut Irian Barat,maka tanggal 2 Januari 1962,susunan Komando Tertinggi Pembebasan Irian Barat terbentuk.Selaku Panglima Mandala Bridagir Jenderal Suharto dan berkedudukan di Makasar. Soeharto juga merangkap sebagai Deputi KSAD untuk wilayah Indonesia bagian timur.

Susunan Komando Tertinggi Pembebasan Irian Barat sbb:

a. Panglima Besar Komando Tertinggi Pembebasan Irian Barat : Presiden/Panglima

Tertinggi Soekano

b. Wakil Panglima Besar : Jendral A.H. Nasution

c. Kepala Staf : Mayor Jendral Achmad Yani.

Susunan Komando Mandala adalah :a. Panglima Mandala : Mayor Jendral Soehartob. Wakil Panglima I : Kolonel Laut Sudomoc. Wakil Panglima II : Letkol Udara Wattimenad. Kepala Staf Umum : Kolonel Achmad Tahir

Pada 15 Januari 1962,terjadi pertempuran Laut Aru. Pertempuran antara Motor Torpedo Boat angkatan Laut RI (MTB ALRI) melawan destroyer dan fergat Belanda, gugur Deputi KSAL Komodor Yos Sudarso.

Sesuai dengan perkembangan situasi, Trikora diperjelas dengan Instruksi Panglima Besar Komando Tertinggi Pembebasan Irian Barat No.1 kepada Panglima Mandala, disusun strategi sbb :

a. Merencanakan,memepersiapkan,dan menyelenggarakan operasi-operasi militer untuk mengembalikan wilayah provinsi Irian Barat ke dalam kekuasaan negara RI

b. Mengembangkan situasi militer di wilayah provinsi Irian Barat,yaitu : – Situasi dengan taraf-taraf perjuangan diplomatik– Dalam waktu yang sesingkat-singkatnya di wilayah provinsi

Irian Barat secara de facto dapat diciptakan daerah-daerah bebas atau didudukkan unsur kekuasaan atau pemerintah di wilayah RI

Strategi Mandala di bagi menjadi 3 tahap :

a. Sampai akhir 1962Dengan jalan infiltrasi memasukkan 10 kompi yang sulit dihancurkan musuh di sekitar sasaran-sasaran untuk menciptakan daerah de facto

b. Awal 1963Merupakan tahap eksploitas dengan mengadakan serangan terbuka terhadap induk militer lawan dan menduduki semua pertahanan musuh

c. Awal 1964Merupakan tahap konsolidasi dengan mendudukan kekuasaan RI secara mutlak di selurih wilayah Irian Barat

Untuk merebut Irian Barat,telah dipersiapkan pula sebuah operasi yang dinamakan Jaya Wijaya.Operasi tersebut dibagi atas:

a. Operasi Jaya Wijaya I bertujuan untuk menguasai udara dan lautan

b. Operasi Jaya Wijaya II bertujuan untuk merebut Biak

c. Operasi Jaya Wijaya III bertujuan merebut Hollandia (Jayapura)

d. Operasi Jawa Wijaya IV bertujuan merebut Hollandia dari udara

3. New York Agreement Setelah operasi-operasi infiltrasi mulai mengepung beberapa kota

penting di Irian Barat, sadarlah Belanda dan sekutu-sekutunya, bahwa Indonesia tidak main-main untuk merebut kembali Irian Barat. Atas desakan Amerika Serikat, Belanda bersedia menyerahkan irian Barat kepada Indonesia melalui Persetujuan New York / New York Agreement.

Isi Pokok persetujuan :1. Paling lambat 1 Oktober 1962 pemerintahan sementara PBB (UNTEA)

akan menerima serah terima pemerintahan dari tangan Belanda dan sejak saat itu bendera merah putih diperbolehkan berkibar di Irian Barat.

2. Pada tanggal 31 Desember 1962 bendera merah putih berkibar disamping bendera PBB.

3. Pemulangan anggota anggota sipil dan militer Belanda sudah harus selesai tanggal 1 Mei 1963

4. Selambat lambatnya tanggal 1 Mei 1963 pemerintah RI secara resmi menerima penyerahan pemerintahan Irian Barat dari tangan PBB

5. Indonesia harus menerima kewajiban untuk mengadakan Penentuan Pendapat rakyat di Irian Barat, paling lambat sebelum akhir tahun 1969.

Sesuai dengan perjanjian New York, pada tanggal 1 Mei 1963 berlangsung upacara serah terima Irian Barat dari UNTEA kepada pemerintah RI. Upacara berlangsung di Hollandia (Jayapura). Dalam peristiwa itu bendera PBB diturunkan dan berkibarlah merah putih yang menandai resminya Irian Barat menjadi propinsi ke 26. Nama Irian Barat diubah menjadi Irian Jaya ( sekarang Papua).

BAB 5USAHA MEMPERTAHANKAN

NEGARA KESATUAN

USAHA MEMPERTAHANKAN NEGARA KESATUAN

PEMBERONTAKAN PKI MADIUN TAHUN 1948

PERGOLAKAN DI BERBAGAI DAERAH

Peristiwa G-30 S/PKI Tahun 1945

LATAR BELAKANG PEMBERONTAKAN

Kota Solo Sebagai Proyek PKI

Meletusnya Pemberontakan PKI Madiun

Gerakan APRA Di Bandung

Pemberontakan Kapten Andi Azis

Pemberontakan Republik Maluku Selatan

Pemberontakan DI/TII

Pemberontakan PRRI di Sumatra

Pemberontakan Permesta di Sulawesi

PEMBERONTAKAN PKI MADIUN TAHUN 1948

1.LATAR BELAKANG PEMBERONTAKAN PNI menolak perjanjian Renville karna tidak

menjamin secara tegas kelanjutan dan kedudukan RI. Pada tahun 23 Januari 1948, Amir Sjarifuddin mengembalikan mandat kepada presiden.

Presiden Soekarno menunjuk Drs.Moh Hatta untuk membentuk kabinet baru. Kemudian Drs.Moh Hatta membentuk kabinet koalisi dengan mengikutsertakan semua golongan.

Program Kerja Kabinet Hatta adalah :1. Melaksanakan persetujuan Renville2. Mempercepat pembentukan negara Indonesia serikat 3. Melaksanakan rasionalisasi dalam negri 4. Melaksanakan pembangunan

Dengan terbentuknya kabinet tanpa wakil koalisi mebuat Amir sjarifuddin kembali menjadi oposisi. Amir Sjarifuddin bekerja sama dengan PKI untuk menentang kabinet Hatta. Yang kemudian membentuk yang beranggotakan PKI, Partai Pemuda sosial Indonesia, SentraFront Demokrasi

Rakyat (FDR ) l Buruh Seluruh Indonesia, Barisan Tani Indonesia. Seorang tokoh FDR yaitu Abdul Karim, mengadakan rapat di berbagai tempat di Sumatra. Pada Tanggal 18 Agustus 1948, Muso kembali

dari uni soviet. Dia adalah pimpinan PKI yang memberontak dan melarikan diri ke uni soviet.Pada awal bulan September 1948, FDR membubarkan diri dan bergabung dengan PKI. Tanggal 1948, dibentuk politnbiro baru

PKI. Tokoh – tokohnya seperti D.M Aidit, M.H. Lukman, Njoto, dan Sudisman. Kelompok inilah yang nanti tahun 1965 melakukan pemberontakan G-30-S/PKI.

2. Kota Solo Sebagai Proyek PKI

Amir Sjarifuddin segera memanfaatkan situasi tersebut dengan menampung tentara yang terkena rasionalisasi dan mengadakan teror didaerah Delanggu.

Pada 17 September tahun 1948, tentara siliwangi menguasai kota Solo. Satuan – satuan PKI dan pengikutnya melarikan diri ke Madiun, mempersiapkan diir untuk menghadapi pasukan pemerintah yang menyerang mereka. Sedangkan 200 orang PKI dan pemimpin golongan kiri lainnya yang masih di Yokyakarta ditangkap.

3. MELETUSNYA PEMBERONTAKAN PKI MADIUN

PADA 18 SEPTEMBER 1948, KAUM PEMBERONTAK BERHASIL MENGUASAI KOTA MADIUN. KAUM PEMBERONTAK MENGUMUMKAN BERDIRINYA REPUBLIK SOVIET INDONESIA. TUJUANNYA UNTUK MEMBUBARKAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERDASARKAN PANCASILA DAN MENGGANTINYA MENJADI NEGARA YG BERIDEOLOGI KOMUNIS.

KARENA MENGINGAT YANG DILAKUKAN PKI SANGAT MEMBAHAYAKAN, PEMERINTAH MENGAMBIL TINDAKAN TEGAS. PRESIDEN SOEKARNO MEMINTA KEPADA RAKYAT UNTUK MEMILIH SOEKARNO ATAU MUSO.

PASUKAN PEMERINTAHAN YANG DIMOTORI OLEH DIVISI SILIWANGI SEGERA MELAKUKAN PENGEJARAN KE MADIUN. PADA 30 SEPTEMBER 1948, KAUM PEMBERONTAK MENINGGALKAN KOTA MADIUN DAN TERUS DIKEJAR OLEH PASUKAN PEMERINTAH.

B. Pergolakan Di Berbagai Daerah

1. Gerakan APRA di Bandung

Gerakan “Angkatan Perang Ratu Adil” (APRA) DI Bandung dipimpin oleh Kapten Raymond Westerling. Tujuannya adalah untuk mempertahankan bentuk federal dan menuntut agar setiap negara mempunyai tentara sendiri. Pada 22

Februari 1950, Westerling meninggalkan Indonesia sehinngga gerakan APRA bubar dengan sendirinya.

2. Pemberontakan Kapten Andi Azis

Pemberontakan di Makasar dipimpin oleh Kapten Andi Azis. Pada 30 Maret 1950, dia dan pasukannya bergabung dalam APRIS(Angkatan

Perang Republik Indonesia Serikat). Pada 5 April 1950, Andi Azis dan pasukannya menyerang markas TNI di Makasar dan berhasil menguasai

kota tersebut.

3. Pemberontakan Republik Maluku SelatanPemberontakan RMS dilakukan oleh Christian Robert Steven Soumokil.

Pada 14 Juli 1950, pemerintah mengirimkan APRIS dan berhasil menguasai RMS. Pasukan APRIS untuk memberontak RMS diterjunkan

pada 28 September 1950. Serangan APRIS mendesak RMS untuk bertahan di benteng New Victoria. Dikuasainya benteng victoria bukan berarti ditangkapnya pula pemimpin RMS.Namun, Pada 12 Desember

1962, soumukil ditangkap dan dihadapkan ke Mahkamah militer di Jakarta dan dijatuhi Hukuman

4. Pemberontakan DI/TII Gerakan Darul Islam(DI)

merupakan gerakan politik dengan tujuan mendirikan negara islam Indonesia (NII). Pasukannya disebut dengan Tentara Islam Indonesia. Gerakan ini timbul di Jawa Barat tahun 1948. Gerakan DI/TII dipimpin oleh Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo. Gerakan DI/TII muncul di Aceh di bawah pimpinan Tengku Daud Beureuh.

5. Pemberontakan PRRI di Sumatra Pada 9 Januari 1958, Letnan

Kolonel Achmad Hussein, Kolonel Simbolon, Kolonel Daclan Djambek, Letnan Kolonel Barlian, Letnan Kolonel Ventje Sumual, dan Kolonel Zulkifli Lubis megadakan pertyemuan di Sungaidareh, Sumatra Barat. Pertemuan membahas tentang Pembentukan Pemerintahan baru dan hal – hal yang ada kaitannya dengan pembentukan pemerintah baru. Pada 10 Februari 1958, letnan Kolonel Achmad Hussein Selaku pimpinan dewan benteng menuntut agar kabinet Djuanda mengundurkan diri dan mengembalikan mandat kepada Presiden

6. Pemberontakan Permesta Di Sulawesi

Para tokoh militer di Sulawesi memproklamasikan Piagam Perjuangan Semesta (Pemesta) dibawah pimpinan Letnan Kolonel Ventje Sumula. Permesta berhasil menguasai wilayah Palu di Sulawesi Tengah dan Manado di Sulawesi Utara.Pemerintah melancarkan operasi militer seperti terhadap PRRI. Operasi militer yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Rukminto Hendraningrat yang dinamakan Operasi Merdeka. Pemberonakan Permesta dapat dilumpuhkan bulan Agustus 1958

C. Peristiwa G-30-S/PKI Tahun 1965

G-30-S/PKI adalah istilah resmi yang digunakan pemerintah Orde baru untuk menyebut pemberontakan PKI 1965. Setelah melarikan diri, Alimin, Ngadiman, D.n. Aiditmulai kembali menyusun taktik dan upaya untuk bangkit kembali. Salah satunya dengan menerbitkan Koran Bintang Merah tahun 1950. Koran yang non-komunis di tahun 60-an setengah mati mempertahankan diri agar tidak di peperda (penguasa perang daerah). Medianya ialah Indonesia Raya. Pada bulan Agustus 1953, Ali Sastroamidjo memimpin kabinet koalisi dengan PNI sebagai Mayoritas.

Pada peringatan HUT PKI 23 Mei 1964, D.N. Aidit mengomandokan kepada masa PKI untuk meningkatkan sikap revolusioner mereka.

Gerakan 30 September dimulai dengan menculik para jendral. Pasukan itu disebut dengan pasukan Pasopati dengan komandan Lettu Dul Arief. 7 korban tersebut adalah :1. Let. Ahmad yani 2. Mayjen R. Soeprapto3. Mayjen Harjonon mas Tirtodarmo4. Mayjen S. Parman5. Brigjen D.I. Pandjaitan6. Brigjen Sutojo Siswamihardjo7. Lettu Pierre Tendean

Dari tindakan PKI tahun 1965 tersebut maka secara garis besar dapat diutarakan beberapa hal berikut : 1. Gerakan 30 september adalah perbuatan PKI merebut kekuasaan di negara RI. 2. Tujuan tetap komunis di negara non-komunis adalah merebut kekuasaan negara dan komunikasi. 3. Usaha tersebut dilakukan dalam jangka waktu yang panjang dari generasi ke generasi. 4. Kegiatan yang dilakukan tidak pernah terlepas dari rangkaian kegiatan komunisme internasional.

Pemberontakan PKI tahun 1965 pada akhirnya mengantarkan Presiden Soekarno kepada pemberhentian dirinya dari jabatan Presiden. Pemberhentian tersebut diikuti dengan pengangkatan Mayjen Soeharto menjadi pejabat presiden pada 12 Maret 1967.Sehingga mulai saat itu, jabatan presiden Indonesia dipegang oleh Soeharto sehingga masa reformasi tahun 1998 tiba.

VIDEO

Bab 6“Orde Baru dan Reformasi”

A. Orde Baru1. Politik Orde Baru (1966 – 1998)

Ekonomi Indonesia berkembang pesat meski hal ini disertai praktik korupsi yang merajalela di negara ini dan kesenjangan antara rakyat yang kaya dan miskin juga semakin melebar. Pada 1968, MPRS secara resmi melantik Soeharto untuk masa jabatan 5 tahun sebagai presiden. Pelantikan ini tidak lepas dari himbauan rakyat agar memilih Golongan Karya, yaitu partai yang berkuasa pada saat itu.

Presiden Soeharto memulai “Orde Baru” dengan mengubah kebijakan luar dan dalam negeri Indonesia secara drastis. DPR dan MPR tidak berfungsi secara efektif, anggotanya bahkan seringkali dipilih dari kalangan militer. Hal ini mengakibatkan aspirasi masyarakat kurang didengar oleh pemerintah pusat. Pembagian pendapatan asli daerah juga kurang adil karena tiap tahunnya harus disetor kepada pusat sehingga melebarkan jurang pembangunan antara pusat dan daerah.

2. Penyimpangan pada Masa Orde BaruOrde Baru pada awalnya bertujuan melaksanakan Pancasila Secara murni dan konsekuen, ternyata banyak melakukan penyimpangan, seperti : Pembantaian Rakyat pembunuhan, oknum PKI,

peristiwa Tj.Periuk, kasus Trisakti,dsb. Penggusuran pengambilalihan hak tanah rakyat

seperti pabrik, waduk, dsb. Korupsi, Kolusi dan Nepotisme kebijakan ekonomi

yang dijalankan lebih banyak diberikan kepada kelompok-kelompok tertentu.

Kasus-kasus Lain pembredelan media massa (Tempo, Detik, Editor,dll), penculikan aktivis mahasiswa, dan aktivis buruh.

3. Pembangunan pada Masa Orde BaruDalam pemerintahan Soeharto terjadi berbagai penyimpangan bukan berarti tidak ada hal positif/ hal yang membangun pemerintahan Orde Baru. Kelebihannya adalah Perkembangan GDP (Gross Domestic Product) perkapita Indonesia pada tahun 1968 hanya US$70 dan pada tahun 1996 telah mencapai lebih dari US$1.000 , sukses dengan program transmigrasi, sukses dengan program Keluarga Berencana (KB), dan sukses menerangi buta huruf.

4. Peristiwa Politik Pentinga. Normalisasi Hubungan Indonesia-Malaysia

Konflik antara Indonesia dengan Malaysia di masa lalu yang mengusung istilah Ganyang Malaysia bertolak belakang dengan sikap politik bebas aktif. Konfrontasi tersebut bermula dari pendirian Negara Federasi Malaysia yang terdiri dari Malaysia, Brunei, Sabah dan Serawak. Federasi Malaysia adalah gagasan Inggris yang hendah mengubah persekutuan Melayu. Keinginan tersebut ditantang oleh Soeharto yang menganggap konsep Neo Kolonialisme Inggris akan mengancam kemerdekaan Indonesia.

Untuk itu, Presiden Soeharto memutuskan untuk melakukan normalisasi hubungan politik dengan Malaysia. Normalisasi itu dimulai pada 28 Mei 1966 di sebuah konferensi di Bangkok dengan penandatanganan Perjanjian Bangkok pada 1 Juni 1966. Hasilnya adalah penghentian konfrontasi antara kedua belah pihak. Sebagai tindak lanjut, diadakan Perjanjian Pemulihan Perhubungan Republik Indonesia-Malaysia pada tanggal 11 Agustus 1966. Penandatanganan tersebut mengakhiri konfrontasi politik antara Indonesia dengan Malaysia.

b. Indonesia Kembali Menjadi Anggota PBBBerakhirnya konfrontasi dengan Malaysia mendorong Indonesia untuk aktif kembali ke dalam PBB sesuai dengan sikap politik Indonesia bebas aktif. Pada 28 September 1966, secara resmi Indonesia telah masuk kembali sebagai anggota PBB yang ke-60.

c. Indonesia sebagai pelopor berdirinya ASEANIndonesia berada di kawasan Asia Tenggara yang mengharuskan berhubungan dengan negara-negara yang ada di kawasan tersebut. Di kawasan Asia Tenggara dibentuklah organisasi regional yang dapat menampung berbagai kerja sama bagi kemajuan Asia Tenggara. Organisasi itu adalah ASA (1961), MAPHILINDO (1963), dan ASEAN (8 Agustus 1967).

d. Integrasi Timor TimurPenyatuan Timor Timur ke pangkuan Indonesia pada tahun 1974 dimulai dengan Revolusi Bunga yang menyebabkan hengkangnya Portugal dari Timor Timur. Setelah revolusi tersebut pemerintah Portugal mengizinkan rakyat Timor Timur untuk mengatasi masalah mereka sendiri. Menanggapi keputusan tersebut, Timor Timur mulai membuat partai, antara lain :

Frente Revolucionaria do Timor Leste Independente (Fretilin) atau Front Revolusi Kemerdekaan Timor Timur. Partai ini didirikan tahun 1974 dan merupakan partai yang radikal mendukung kemerdekaan Timor Timur sepenuhnya

Associacao Popular Democratica Timorence (Apodeti) atau Asosiasi Rakyat Demokrat. Apodeti didirikan pada 27 Juli 1974 dan mendukung integrasi dengan Indonesia dan merupakan partai yang mendapat dana dari pemerintah Indonesia.

Uniao Democratica Timorence (UDT) atau Serikat Demokrasi Timur. Merupakan partai yang berdiri pertama kali setelah Revolusi Bunga dan awalnya sebagai partai terbesar. UDT menginginkan adanya kemerdekaan secara penuh, tetapi tetap berada dalam federasi Portugal.

Munculnya partai-partai tersebut bukannya menyelesaikan masalah tetapi menyebabkan perselisihan dan perang saudara sehingga rakyat banyak mengungsi ke wilayah Timor Barat. Pada 11 Agustus 1975, UDT berusaha merebut kekuasaan, tetapi dapat dikuasi oleh Fretilin yang dibantu oleh Tentara Portugal dibawah pimpinan Rogenio Lobato. Dalam keadaan kacau tersebut, Gubernur Mario Lemos Pires meninggalkan Dili menuju ke Pulau Atauro. Kekacauan di Dili mendorong PBB menyerukan kepada Indonesia dan Australia untuk menengahi konflik tersebut. Operasi yang digalakkan pemerintah Indonesia untuk merebut Dili adalah Operasi Seroja yang dimulai pada 7 Desember 1975. Pada saat operasi tersebut dilaksanakan, terdapat korban yang cukup banyak sehingga PBB menyerukan kepada Indonesia untuk segera keluar dari Timor Timur.

Seruan itu tidak dihiraukan oeh delegasi prointegrasi sehingga pada 17 Juli 1976, secara resmi Indonesia menerima Timor Timur sebagai provinsi ke-27. PBB yang pernah menyerukan kepada Indonesia agar keluar dari Timor Timur tidak mengaku integrasi Timor Timur. Semenjak integrasi Timor Timur, pemerinta Indonesia mulai mengalokasikan dana untuk pembangunan di Timor Timur.Pada 12 November 1992, terjadi insiden Santa Cruz yang banyak menewaskan penduduk Timor Timur. Terjadinya insiden ini, PBB menyerukan kepada Indonesia untuk segera menyelesaikan konflik dan belum diakuinya integrasi Timor Timur membuat kondisi Timor Timur terus memburuk sampai berakhirnya pemerintahan Orde Baru.

B. Gerakan Reformasi

1. Pengertian ReformasiReformasi berasal dari kata re yang berarti kembali, dan formasi yang berarti susunan.Jadi reformasi adalah susunan kembali atau menyusun kembali. Yang disusun kembali adalah sistem pemerintahan selama Orde Baru yang selama lebih dari tiga dasawarsa terdapat berbagai tindak kejahatan dan kekerasan.

2. Latar Belakang ReformasiLatar belakang reformasi adalah terjadinya krisis finansial atau lebih dikenal dengan krisis moneter, disertai kemarau terburuk selama 50 tahun terakhir serta minyak, gas, dan komoditas ekspor lainnya semakin jatuh. Rupiah jatuh, inflasi meningkat tajam, dan perpindahan modal dipercepat. Krisis finansial Asia yang menyebabkan ekonomi Indonesia melemah dan semakin besarnya ketidakpuasan masyarakat Indonesia terhadap pemerintahan Soeharto menyebabkan demonstrasi besar-besaran yang dilakukan berbagai organisasi mahasiswa di berbagai wilayah Indonesia.

3. Proses Lahirnya Gerakan Reformasi di Indonesia

a. Sidang Umum MPR (Maret 1998) memilih Soeharto dan B.J.Habibie sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI untuk masa jabatan 1998-2003. Presiden Suharto membentuk dan melantik Kabinet Pembangunan VII.

b. Pada bulan Mei 1998, para mahasiswa dari berbagai daerah mulai bergerak menggelar demonstrasi dan aksi keprihatinan yang menuntut penurunan harga barang-barang kebutuhan (sembako), penghapusan KKN, dan mundurnya Suharto dari kursi kepresidenan.

c. Pada tanggal 12 Mei 1998, dalam aksi unjuk rasa mahasiswa Universitas Trisakti Jakarta telah terjadi bentrokan dengan aparat keamanan yang menyebabkan empat orang mahasiswa (Elang Mulia Lesmana, Hery Hartanto, Hafidhin A. Royan, dan Hendriawan Sie) tertembak hingga tewas dan puluhan mahasiswa lainnya mengalami luka-luka. Kematian empat mahasiswa tersebut mengobarkan semangat para mahasiswa dan kalangan kampus untuk menggelar demonstrasi secara besar-besaran.

d. Pada tanggal 13-14 Mei 1998, di Jakarta dan sekitarnya terjadi kerusuhan massal dan penjarahan sehingga kegiatan masyarakat mengalami kelumpuhan. Dalam peristiwa itu, puluhan toko dibakar dan isinya dijarah, bahkan ratusan orang mati terbakar.

e. Pada tanggal 19 Mei 1998, para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jakarta dan sekitarnya berhasil menduduki gedung MPR/DPR. Pada saat yang bersamaan, tidak kurang dari satu juta manusia berkumpul di alun-alun utara Keraton Yogyakarta untuk menghadiri pisowanan agung, guna mendengarkan maklumat dari Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Sri Paku Alam VII.

f. Pada tanggal 19 Mei 1998, Harmoko sebagai pimpinan MPR/DPR mengeluarkan pernyataan berisi ‘’anjuran agar Presiden Soeharto mengundurkan diri’’.

g. Pada tanggal 20 Mei 1998, Presiden Suharto mengundang tokoh-tokoh agama dan tokoh-tokoh masyarakat untuk dimintai pertimbangan dalam rangka membentuk Dewan Reformasi yang akan diketuai oleh Presiden Soeharto.

h. Pada tanggal 21 Mei 1998, pukul 10.00 di Istana Negara, Presiden Soeharto meletakkan jabatannya sebagai Presiden RI di hadapan Ketua dan beberapa anggota Mahkamah Agung. Berdasarkan pasal 8 UUD 1945, kemudian Suharto menyerahkan jabatannya kepada Wakil Presiden B.J. Habibie sebagai Presiden RI.Pada waktu itu juga B.J. Habibie dilantik menjadi Presiden RI oleh Ketua MA.

4. Pasca Orde Barua. Pemerintahan B.J.Habibie

Masa pemerintahan Habibie ditandai dengan dimulainya kerja sama dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk membantu proses pemulihan ekonomi. Selain itu, melonggarkan pengawasan terhadap media massa dan adanya kebebasan berekspresi.Kejadian yang dianggap penting pada masa Habibie adalah referendum bagi Timor Timur. Presiden Habibie mencoba menyelesaikannya dengan usulan pemberian otonomi secara luas kepada Timor Timur, tetapi hasilnya gagal. Kegagalan referendum mengakibatkan pemerintahan Habibie sering dianggap sebagai salah satu masa kelam bangsa Indonesia.

b. Pemerintahan Abdurrahman WahidAbdurrahman Wahid (Gus dur), pemimpin

PKB, partai dengan suara terbanyak kedua saat itu, terpilih sebagai presiden Indonesia ke -4, kemudian Megawati dipilih sebagai wakil presiden. Masa pemerintahan Gus Dur diwarnai dengan gerakan-gerakan separatisme yang semakin berkembang di Aceh, Maluku, dan Papua. Banyak kebijakan Gus Dur yang ditentang oleh MPR/DPR. Pada 20 Januari 2001, ribuan demonstran berkumpul di Gedung MPR dan meminta Gus Dur untuk mengundurkan diri dengan tuduhan korupsi. Di bawah tekanan yang besar, Gus Dur lalu mengumumkan pemindahan kekuasaan kepada wakil presiden, Megawati Soekarnoputri. Melalu Sidang Istimewa MPR pada 23 Juli 2001, Megawati secara resmi diumumkan menjadi Presiden Indonesia Ke-5.

c. Pemerintahan Megawati SoekarnoputriMegawati merupakan putri mantan

Presiden Soekarno yang dilantik dengan harapan akan membawa perubahan kepada Indonesia. Namun pada masa pemerintahannya, Indonesia tidak menunjukkan perubahan yang berarti meski ekonomi Indonesia mengalami banyak perbaikan, seperti nilai mata tukar rupiah yang lebih stabil. Popularitas Megawati yang awalnya tinggi di mata masyarakat Indonesia menurun. Hal ini ditambah dengan sikapnya yang jarang berkomunikasi dengan masyarakat sehingga membuatnya sebagai pemimpin yang dingin. Pada masa pemerintah Megawati, terdapat keberhasilan yaitu kestabilan di bidang ekonomi. Pada tahun 2004, Megawati maju ke pemilu dengan harapan mempertahankan kekuasaan sebagai presiden.

d. Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono Pada tahun 2004, Indonesia

menyelenggarakan pemilu presiden secara langsung untuk pertama kalinya. Pada masa kampanye, seorang calon dari partai baru bernama Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, muncul sebagai saingan yang hebat bagi Megawati Soekarnoputri. Partai Demokrat

yang sebelumnya kurang dikenal, menarik perhatian masyarakat dengan pemimpinnya yang kharismatik dan menjanjikan perubahan kepada Indonesia. Karisma Yudhoyono berhasil menarik hati masyarakat sehingga Susilo Bambang Yudhoyoni memenangkan pemilihan presiden pada tahun 2004.

BAB 7

 PERAN INDONESIA DI DUNIA INTERNASIONAL 

Dalam membicarakan peran Indonesia di dunia Internasional, tidak dilepaskan dari pembicaraan tentang politik luar negeri Indonesia yang Bebas dan Aktif.

Bebas, artinya bangsa Indonesia bebas menentukan sikan dan keinginan nya sendiri dan tidak menjadi anggota dari salah satu blok di dunia. Aktif, artinya bangsa Indonesia ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kmerdekaan, perdamaian abadi, dan keadaan sosial.

A. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)1. Terbentuknya PBB

Pada tanggal 24 Oktober 1945, Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) secara resmi didirikan untuk menggantikan Liga Bangsa-Bangsa. Para wakil dari negara-negara Sekutu pada Perang Dunia Kedua, yaitu AS, Soviet, Inggris, dan Perancis, dalam perundingan-perundingan selama perang tersebut telah memulai persiapan pendirian PBB ini. Akhirnya, dalam konfrensi di San Fransisko, Amerika, para wakil dari 50 negara-negara dunia menandatangani piagam pembentukan PBB.

PBB bermarkas tetap di New York. Tujuan utama didirikannya PBB adalah untuk menjaga perdamaian di dunia, mengembangkan hubungan persahabatan antar bangsa, memupuk kerjasama internasional untuk menyelesaikan berbagai masalah ekonomi, sosial, dan budaya, serta mengembangkan penghormatan atas Hak Asasi Manusia dan kebebasan.

PBB telah melakukan banyak hal yang patut dipuji. Namun, adanya hak veto untuk lima negara anggota tetap Dewan Keamanan, yaitu AS, Rusia, Inggris, Prancis dan China, telah membuat kebijakan Dewan Keamanan sebagai salah satu badan utama PBB, selalu mengikuti langkah kelima negara tersebut, khususnya AS. Sebaliknya, Majelis Umum yang menjadi forum seluruh anggota PBB justru tidak memiliki kekuatan yang berarti dibanding dengan Dewan Keamanan. Ketidakadilan inilah yang telah menghambat keberhasilan PBB dalam mengembangkan misinya.

Piagam PBB adalah konstitusi PBB. Ditandatangani di San Francisco pada tanggal 26 Juni 1945 oleh kelima puluh anggota asli PBB. Piagam ini mulai berlaku pada 24 Oktober 1945 . Sebagai sebuah Piagam, adalah sebuah perjanjian konstituen, dan seluruh penanda tangan terikat dengan isinya. Selain itu, Piagam tersebut juga secara eksplisit menyatakan bahwa Piagam PBB mempunyai kuasa melebihiseluruh perjanjian lainnya. Ia diratifikasi oleh AS pada 8 Agustus 1945, yang membuatnya menjadi negara pertama yang bergabung dengan PBB.

2. Badan-badan Kelengkapan PBB

a. Majelis Umum (General Assembly) Melaksanakan sidang sekitar bulan September sampai Oktober tiap tahunnya. Bertugas merundingkan permasalahan yang ditetapkan dalam Piagam PBB termasuk yang diajukan Dewan Keamanan, dan menyusun anggaran belanja PBB.

b. Dewan Keamanan (Security Council)Terdiri dari dua macam keanggotaan yaitu anggota tetap dan tidak tetap. Anggota tetap terdiri atas lima negara (The Big Five), yaitu AS, Rusia, Prancis, Inggris, dan Cina. Anggota tetap Dewan Keamanan memiliki hak veto, artinya hak untuk membatalkan suatu keputusan. Sedangkan anggota tidak tetap terdiri dari sepuluh negara yang dipilih setiap dua tahun dalam sidang umum. . Tugas Dewan Keamanan adalah membantu mencapai perdamaian dunia dan berupaya menyelesaikan konflik yang terjadi antarnegara di dunia agar dapat terselesaikan secara damai.

c. Dewan Perwalian (Trusteeship Council)Bertugas mengawasi masa transisi suatu wilayah yang belum mempunyai pemerintahan sendiri.

d. Mahkamah Internasional (International Court of Justice)Bertugas memberi keputusan atas dasar Hukum Internasional mengenai perselisihan internasional. Berkedudukan di Den Haag, Belanda.

e. Sekretariat, dipimpin oleh seorang Sekretaris JenderalSekretariat PBB bertugas melaksanakan tugas-tugas administratif PBB, membuat laporan tahunan untuk Majelis Umum mengenai kegiatan PBB, dan mengajukan kepada Dewan Keamanan PBB mengenai situasi yang menurut pendapatnya dapat membahayakan perdamaian dan keamanan dunia.

Berikut ini beberapa tokoh yang pernah menjabat Sekretaris Jenderal PBB :1) Trygve Lie dari Norwegia (1946 – 1953).2) Dag Hamarskjold dari Swedia (1953 – 1961).3) U Thant dari Myanmar (1961 – 1971).4) Kurt Waldheim dari Austria (1972 – 1982).5) Javier Perez de Cuellear dari Peru (1982 – 1991).6) Boutros-Boutros Ghali dari Mesir (1992 – 1996).7) Kofi Annan dari Ghana (1997 – 2006).8) Ban Ki Moon dari Korea Selatan (2007 - sekarang).

f. Dewan Ekonomi dan Sosial (Economic and Social Council) Bertugas mengurus masalah ekonomi, sosial, kebudayaan, HAM, kesehatan, emansipasi, serta transportasi.

Untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut, Dewan Ekonomi membentuk badan-badan khusus , yaitu :

1) FAO (Food and Agriculture Organization), bertugas membantu meningkatkan standar gizi dan taraf hidup masyarakat dunia.

2) WHO (World Health Organization), bertugas memajukan tingkat kesehatan dan memberantas penyakit menular di dunia.

3) ILO (International Labour Organization), bertugas membantu kepentingan kaum pekerja di dunia.

4) IMF (International Monetary Fund) ,bertugas memajukan perdagangan internasional dan membantu negara-negara yang mengalami masalah keuangan.

5) IBRD (International Bank for Reconstruction and Development), bertugas membantu perbaikan ekonomi dan memberi pinjaman lunak kepada negara yang memerlukan.

6) ITU International Telecommunication Union), bertugas mengembangkan pemerataan dan modernisasi teknik telekomunikasi dengan perlengkapan standar.

7) UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization), bertugas membantu pengembangan ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan pendidikan.

8) UNICEF (United Nations International Children’s Emergency Fund), bertugas membantu memenuhi kepentingan anak-anak di seluruh dunia.

9) UPU (Universal Postal Union), bertugas mengusahakan persamaan prosedur korespondensi internasional untuk lebih mempercepat pengiriman.

10) UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees), bertugas mengurusi para pengungsi dan tawanan perang.

3. Peran Indonesia dalam PBB

Peran serta Indonesia dalam Misi Perdamaian/ peacekeeping operation (PKO) merupakan amanat Pembukaan UUD 1945, dalam rangka mewujudkan perdamaian dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Indonesia telah berpartisipasi dalam 24 operasi pemeliharaan perdamaian PBB (UNPKO) sejak UNEF (UN Emergency Forces) di Sinai tahun 1957. Saat ini Indonesia menempati peringkat 17 Negara Penyumbang Pasukan/Polisi (Troops/Police Contributing Country), dengan jumlah personil sebanyak 1.618. Saat ini Indonesia terlibat aktif di 6 UNPKO yang tersebar di 5 negara, yaitu :* Congo (MONUC) – 189 (174 pasukan; 15 Pengamat Militer);* Liberia (UNMIL) – 2 pengamat militer;* Sudan (UNMIS – 18 Polisi dan 12 Pengamat Militer; UNAMID – 4 pasukan, 2 pengamat militer dan 138 Polisi);* Lebanon (UNIFIL) – 1.248 Pasukan; dan* Nepal (UNMIN) – 5 Pengamat Militer.

Indonesia memiliki pandangan bahwa keberhasilan dari suatu misi perdamaian sangat bergantung kepada prinsip-prinsip yang telah disepakati oleh seluruh anggota PBB, yaitu: persetujuan dari pihak-pihak yang bertikai (consent), memiliki mandat yang jelas, impartiality, dan non-use of force kecuali untuk membela diri dan mempertahan mandat yang diemban dari PBB.

Ukuran keberhasilan suatu misi perdamaian dapat dilihat dari kondisi negara yang tengah dilanda konflik. Kehadiran misi perdamaian seharusnya dapat mencegah terjadinya kembali konflik. Oleh karena itu, dimensi post conflict peace building perlu dipertimbangkan sejak awal penggelaran pasukan perdamaian. Dalam hal ini, peranan Peacebuilding Commission (PBC) dalam menyusun mandat dari suatu misi perdamaian dapat lebih ditingkatkan.

B. Konferensi Asia Afrika (KAA)A. Latar Belakang KAA

Sebelum perang dunia II, negara-negara dunia ketiga yang berada di kawasan benua Asia dan Afrika umumnya adalah daerah jajahan. Namun setelah berakhirnya perang dunia II pada Agustus 1945, negara-negara dunia ketiga menjadi bangkit dan semakin meningkatkan perjuangan mereka untuk memperoleh kemerdekaan. Hal tersebutlah yang menyebabkan timbulnya konflik dan pergolakan di berbagai tempat seperti konflik di Semenanjung Korea, Vietnam, Palestina, Yaman, Daratan China, Afrika, dan Indonesia.Kondisi keamanan dunia yang masih belum stabil pasca berakhirnya perang dunia kedua tersebut semakin diperparah dengan munculnya perang dingin antara dua blok yang saling berseberangan yaitu Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat, dan Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Sovyet. Kedua kekuatan besar yang saling berlawanan baik secara ideologis maupun kepentingan tersebut terus berlomba-lomba untuk membangun senjata modern, sehingga situasi dunia pada saat itu selalu diliputi oleh kecemasan akan terjadinya perang nuklir. Kondisi tersebutlah yang mendorong negara-negara yang baru merdeka untuk menggalang persatuan dan mencari jalan keluar demi meredakan ketegangan dunia dan memelihara perdamaian.

B. Persiapan Penyelenggaraan KAASebelum Konferensi Asia Afrika (KAA) diselenggarakan,

dilaksanakan pertemuan pendahuluan di Colombo (Srilanka) pada tanggal 28 April 1954 hingga 2 Mei 1954. Pertemuan inilah yang dikenal sebagai Konferensi Colombo. Hasil dari Konferensi Colombo ini adalah kesepakatan untuk menyelenggarakan konferensi lanjutan antara negara-negara Asia-Afrika.

Pertemuan selanjutnya diadakan di Bogor (Indonesia) pada tanggal 28-31 Desember 1954. Dalam pertemuan ini, dibahas mengenai persiapan penyelenggaraan KAA. Konferensi di Bogor ini dikenal sebagai Konferensi Panca Negara.

Hasil dari Konferensi Panca Negara antara lain :• Mengadakan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada bulan April

1955.• Menetapkan kelima negara peserta Konferensi Panca Negara

(Konferensi Bogor) sebagai negara-negara sponsor.• Menetapkan jumlah negara Asia Afrika yang akan diundang.• Menentukan tujuan pokok Konferensi Asia Afrika.• Konferensi Panca Negara sendiri dihadiri oleh lima negara pelopor,

yaitu:- Indonesia, diwakili oleh Perdana Menteri Mr. Ali Sastroamijoyo.- India, diwakili oleh Perdana Menteri Shri Pandit Jawaharlal Nehru.- Pakistan, diwakili oleh Perdana Menteri Mohammad Ali Jinnah.- Srilanka, diwakili oleh Perdana Menteri Sir John Kotelawa.- Burma (sekarang Myanmar), diwakili oleh Perdana Menteri U Nu.

C. Tujuan KAATujuan diselenggarakan KAA antara lain:

1. Kepentingan bersamaan negara-negara Asia Afrika2. Meningkatkan kerjasama dalam bidang ekonomi,

sosial, dan budaya.3. Kedaulatan negara, imperialisme, dan masalah-

masalah rasialisme.4. Kedudukan negara-negara Asia Afrika dalam upaya

mewujudkan perdamaian dunia.

D. Pelaksanaan KAAKonferensi Asia Afrika dilaksanakan dilaksanakan di Bandung

pada tanggal 18-25 April 1955. Konferensi ini berlangsung di Gedung Merdeka yang sekarang terletak di Jalan Asia Afrika, Bandung. Konfrensi yang dibuka secara resmi oleh Presiden Sukarno pada tanggal 18 April 1955 ini dihadiri oleh 29 negara, dan dan 6 diantaranya adalah negara-negara Afrika.

Ke-29 negara peserta Konferensi Asia Afrika di Bandung tersebut antara lain:Afganistan, Yordania, Saudi Arabia, Burma, Kamboja, Srilanka, Jepang, Laos, Sudan, Ethiopia, Libanon, Suriah, Filipina, Liberia, Turki, Ghana, Libya, Vietnam Selatan, India, Thailand, Vietnam Utara, Indonesia, Mesir, Yaman, Irak, Nepal, Pakistan, Iran, dan RRC.

Susunan pengurus Konferensi Asia Afrika adalah sebagai berikut :• Ketua Komite : Mr. Ali Sastroamijoyo• Ketua Komite Ekonomi : Prof. Ir Rooseno• Ketua Komite Kebudayaan : Mr. Moh. Yamin• Sekretaris Jenderal : Roeslan Abdul Ghani

Berbagai masalah yang dibahas dalam konferensi tersebut antara lain:

Usaha untuk meningkatkan kerjasama bidang ekonomi, sosial, budaya, dan hak asasi manusia.

Hak menentukan nasib sendiri. Rasialisme (perbedaan warna kulit). Kerjasama internasional. Masalah pelucutan senjata. Masalah rakyat yang masih terjajah di Afrika Utara.

C. Gerakan Non Blok (GNB)1. Latar Belakang GNB

Berdirinya GNB di dorong oleh beberapa hal yaitu :• Persamaan nasib bangsa-bangsa yang pernah dijajah menggalang

solidaritas untuk mengenyahkan kolonialisme.• Terjadinya perang dingin dan ketegangan dunia akibat persaingan antara

blok Barat dan blok Timur.• Terjadinya krisis Kuba yang mengancam perdamaian dunia.• Pada tahun 1961 terjadi pertemuan di Kairo sebagai persiapan KTT 1 GNB.

Gerakan Nonblok memiliki Prinsip-prinsip berikut ini :- Tidak berpihak dalam persaingan blok Barat dan blok Timur.- Berpihak terhadap perjuangan antikolonialisme.- Menolak ikut serta berbagai bentuk aliansi militer.- Menolak aliansi bilateral dengan negara super power.- Menolak pendirian basis militer negara super power di wilayah masing – masing

Prinsip dasar dan tujuan GNB adalah mewujudkan perdamaian dunia berdasarkan prinsip universal tentang kesamaan kedaulatan,hak dan martabat negara-negara di dunia,menghormati hak asasi manusia dan kemerdekaan fundemental.Gerakan Nonblok menentang imperialisme,kolonialisme,neokolonialisme,perbedaan warna kulit,dan segala bentuk ekspansi,dominasi,serta menolak segala pemusatan kekuasaan.

D. Association of South East Asian Nations ( ASEAN)

1. Latar Belakang ASEAN ASEAN merupakan organisasi negara-negara di Asia Tenggara yang tidak membedakan sistem politik dan ideologi.Ide dasar pembentukan ASEAN adalah kerjasama ekonomi,sosial,dan budaya.Namun dalam perkembangannya organisasi ini bertekad menjamin stabilitas dan keamanan tanpa campur tangan bangsa asing.

Berdirinya ASEAN dilatarbelakangi adanya persamaan diantara negara-negara Asia Tenggara.Berikut ini persamaan-persamaan berikut :

• Persamaan letak Geografis di kawasan Asia Tenggara.• Persamaan budaya yakni budaya Melayu Austronesia• Persamaan nasib dalam sejarah yaitu sama-sama sebagai

negara bekas dijajah oleh bangsa asing.• Persamaan kepentingan untuk menjalin hubungan dan

kerja sama di bidang ekonomi,sosial dan budaya.

Berdirinya ASEAN juga dilatarbelakangi oleh kesamaan sikap yang nonkomunis,mengingat komunis telah menimbulkan ketidakstabilan dalam negeri masing-masing negara.

2. Tujuan ASEANTujuan ASEAN sebagai organisasi regional adalah sebagai berikut :

1. Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan kebudayaan melalui usah-usah bersama berdasarkan semangat kebersamaan, perekutuan, dan hidup damaidi kalangan bangsa di Asia Tenggara.

2. Memajukan perdamaian dan stabilitas regional dengan jalan saling menghormati keadilan tata tertib hukum dalam hubungan antar negara di Asia Tenggara.

3. Meningkatkan kerjasama secara aktif dan saling membantu dalam hal-hal yang menjadi kepentingan bersama dalam bidang ekonomi, sosial, kebudayaan, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi.

4. Memberikian bantuan satu sama lain dalam fasilitas-fasilitas latihan dan penelitian di sektor-sektor pendidikan, profesi, teknik, dan administrasi.

5. Bekerja sama secara efektif dalam memanfaatkan potensi pertanian dan industri, perluasan perdagangan, perbaikan fasilitas-fasilitas komunikasi.

3. Struktur Organisasi ASEANStruktur organisasi ASEAN yang baru sesuai dengan Piagam ASEAN terdiri dari:

• Pertemuan para Kepala Pemerintahan (Summit Meeting) organisasi tertinggi dalam ASEAN, karena dihadiri oleh para kepala pemerintahan anggota ASEAN.

• Sidang Tahunan para Menteri Luar Negeri (Annnual Ministerial Meeting tugasnya menetapkan garis kebijakan ASEAN.

• Sidang para Menteri Ekonomi tugasnya merumuskan kebijakan ekonomi dan mengadakan sidang setiap 2 tahun sekali.

• Sidang para Menteri selain Ekonomi tugasnya merumuskan kebijakan berbagai bidang.

• Standing Committee Tugasnya menyelesaikan tugas-tugas yang ada pada masa antarsidang tahunan

• Komisi-komisi ASEAN

4. Konferesi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN

Rangkaiannya adalah sbb :a. KTT ASEAN I di Bali pada 23-25 Februari 1976b. KTT ASEAN II di Kuala Lumpur pada 4-5 Agustus 1977c. KTT ASEAN III di Manila pada 14-15 Desember 1987d. KTT ASEAN IV di Singapura pada 27-29 Januari 1992e. KTT ASEAN V di Bangkok pada 14-15 Desember 1995f. KTT ASEAN VI di Hanoi pada 15-16 Desember 1998g. KTT ASEAN VII di Bandar Seri Bengawan pada 5-6 November 2001h. KTT ASEAN VIII di Phnom Phenh pada 4-5 November 1992i. KTT ASEAN IX di Bali pada 7-8 Oktober 2003j. KTT ASEAN X di Vientiane pada 29-30 November 2004k. KTT ASEAN XI di Kuala Lumpur pada 12-14 November 2005l. KTT ASEAN XII di Cebu Filipina pada 9-15 Januari 2007

E. Peran Serta Indonesia dalam Menciptakan Perdamaian Dunia

1. Pasukan Garuda I (Mesir) dibentuk karena nasionalisasi Terusan Suez oleh Presiden Mesir Gamal Abdul Naser pada 26 Juli 1956.

2. Pasukan Garuda II (Kongo) dibentuk sebagai partisipasi Indonesia untuk dikirimkan tenaga teknik dan militer ke Kongo.

3. Pasukan Garuda III (Kongo) pasukan ini dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Panglima Angkatan Darat pada 29 November 1962.

4. Pasukan Garuda IV (Vietnam Selatan) pasukan ini dibentuk untuk mengadakan penyelidikan terhadap pelanggaran-pelanggaran Persetujuan Paris.

5. Pasukan Garuda V dan VII (Vietnam) dikirim pada bulan Oktober 1973, tugas pasukan ini semakin berat karena adanya peningkatan genjatan senjata pihak Vietnam Utara.

6. Pasukan Garuda VI dan VIII (Timur Tengah) pasukan ini dikirim untuk mendamaikan Mesir dengan Israel.

7. Pasukan Garuda IX (Iran-Irak) dibentuk untuk memelihara perdamaian Iran dan Irak.

8. Pasukan Garuda X (Namibia) dibentuk untuk mengawasi masa transisi menjelang pemilu di Namibia.

9. Pasukan Garuda XI (Irak-Kuwait) dikirim dalam rangka memenuhi permintaan PBB untuk mewujudkan perdamaian ke Irak.

10.Pasukan Garuda XII (Kamboja) dikirim untuk menunjang lancarnya penyelenggaraan pemilu dalam rangka pembentukan suatu pemerintahan yang sah.

11. Pasukan Garuda XIII (Somalia) tugasnya agar Indonesia berperan aktif dalam pertikaian di Somalia.

12. Pasukan Garuda XIV (Bosnia, Slovenia Timur, dan Kroasia) sbg pengamat militer yang dititikberatkan pada laporan, penyelidikan, penghubung dan tugas kemanusiaan.

13.Pasukan Garuda XV (Georgia) membantu Georgia dalam melancarkan gencatan senjata.

14.Pasukan Garuda XVI (Mozambik) mendamaikan kekacauan di Mozambik.

15.Pasukan Garuda XVIII (Filipina) sbg tim monitoring perjanjian perdamaian antara pemerintah Filipina dengan Moro National Liberation Front (MBLF).

16.Pasukan Garuda XVIII (Tajikistan) membantu menyelesaikan masalah Tajikistan.

17.Pasukan Garuda XIX (Sierra Leone) membantu untuk mengakhiri pertikaian yang terjadi atan Ahmad Tejan Kabbah dengan Mayor Johny Paul Karomah.

Demikianlah Presentasi

dari kelompok kami, atas perhatiannya

kami ucapkan TERIMA KASIH !!!