presentasi kelompok HEMOROID

34
LAPORAN PENDAHULUAN HEMOROID A. DEFINISI Hemoroid adalah pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena didaerah anus yang berasal dari plexus hemorrhoidalis. Hemoroid eksternal adalah pelebaran vena yang berada dibawah kulit ( subkutan ) dibawah atau diluar linea dentate. Hemoroid internal adalah pelebaran vena yang berada dibawah mukosa ( submukosa ) di atas atau di dalam linea dentate. (Sudoyo Aru, dkk 2009) B. ETIOLOGI 1. Mengedan pada buang air besar yang sulit 2. Pola buang air besar yang salah (lebih banyak menggunakan jamban duduk, terlalu banyak duduk dijamban sambil membaca atau merokok) 3. Peningkatan tekanan intra abdomen karena tumor (tumor abdomen) 4. Kehamilan (disebabkan tekanan janin pada abdomen dan perubahan hormonal) 5. Usia tua 6. Konstipasi kronik 7. Diare kronik 8. Diare akut yang berlebihan 9. Hubungan seks peranal 10. Kurang minum air dan makan makanan yang berserat (sayur dan buah) 11. Kurang olahraga / imobilisasi ( Sudoyo Aru, dkk 2009)

description

sdtg

Transcript of presentasi kelompok HEMOROID

LAPORAN PENDAHULUANHEMOROIDA. DEFINISIHemoroid adalah pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena didaerah anus yang berasal dari plexus hemorrhoidalis. Hemoroid eksternal adalah pelebaran vena yang berada dibawah kulit ( subkutan ) dibawah atau diluar linea dentate. Hemoroid internal adalah pelebaran vena yang berada dibawah mukosa ( submukosa ) di atas atau di dalam linea dentate. (Sudoyo Aru, dkk 2009)

B. ETIOLOGI 1. Mengedan pada buang air besar yang sulit2. Pola buang air besar yang salah (lebih banyak menggunakan jamban duduk, terlalu banyak duduk dijamban sambil membaca atau merokok)3. Peningkatan tekanan intra abdomen karena tumor (tumor abdomen)4. Kehamilan (disebabkan tekanan janin pada abdomen dan perubahan hormonal)5. Usia tua6. Konstipasi kronik7. Diare kronik8. Diare akut yang berlebihan 9. Hubungan seks peranal10. Kurang minum air dan makan makanan yang berserat (sayur dan buah)11. Kurang olahraga / imobilisasi( Sudoyo Aru, dkk 2009)

C. MANIFESTASI KLINIS1. Timbul rasa gatal dan nyeri2. Perdarahan berwarna merah terang saat defekasi3. Pembengkakang pada area anus4. Nekrosis pada area sekitar anus5. Perdarahan / prolaps

D. KLASIFIKASI1. Hemoroid internal ( didalam / diatas linea dentate ) Derajat 1 : pembesaran hemoroid yang tidak prolaps keluar kanal anus, hanya dapat dilihat dengan anorektoskop Derajat 2 : Pembesaran hemoroid yang prolaps dan menghilang atau masuk sendiri dalam anus secara spontan Derajat 3 : Pembesaran hemoroid yang prolaps dapat masuk lagi kedalam anus dengan bantuan dorongan jari Derajat 4 : prolaps hemoroid yang permanen. Rentan dan cenderung untuk mengalami thrombosis dan infrak.

2. Hemoroid eksternal ( diluar / dibawah linea dentate) Akut Nampak bengkak, kebiru-biruan pada pinggir anus dan sebenarnya merupakan hematoma. Bentuk ini sangat nyeri dan gatal karena ujung-ujung syaraf pada kulit merupakan reseptor nyeri dan diobati dengan kompres duduk panas. Analgesik, bahkan anastesi lokal untuk menyangkut trombus.

KronikBerupa satu atau lebih lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.(Sudoyo Aru, dkk 2009)

E. PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan radiologi dan diagnostik1. Pemeriksaan laboratorium : Hb, leukosit, limfosit,LED, trombosit, protein total (albumin dan globulin), elektrolit (kalium, natrium, dan chlorida), urenium kreatinin, BUN, dll. Bisa juga dilakukan pemeriksaan pada sum-sum tulang jika penyakit terkait dengan kelainan darah.Pemeriksaan kadar gula darah (KGD)Biasanya dilakukan puasa 10 jam (puasa jam 10 malam dan diambil darahnya jam 8 pagi) untuk mengetahui kadar gula darah pasien dalam rentan normal/ tidak.2. Rontgen (colon inlop) atau kolosnokopy3. Anoskopy4. Pemeriksaan proktosigmoidoskopy5. Pemeriksaan fisik yaitu inspeksi dan rektaltouche (colok dubur)

F. PENATALAKSANAAN 1. Medis nonfarmakologis : penasanaan non farmakologis bertujuan untuk mencegah perburukan penyakit dengan cara memperbaiki def ekasi.2. Medis farmakologis : penatalaksanaan ini bertujuan untuk memperbaiki defekasi dan meredahkan atau menghilangkan keluhan dan gejala3. Tindakan medis minimal invasive, tindakan untuk menghentikan atau memoerlambat perburukan penyakit dengan tindakan-tindakan pengobatan yang tidak terlalu invasive antara lain skleroterapi hemoroid / ligasi hemoroid / terapi laserMenurut Smeltzer dan Bare (2002), Sudoyo (2006) dan Mansjoer (2008), penatalaksanaan medis hemoroid terdiri dari penatalaksanaan non farmakologis, farmakologis, dan tindakan minimal invasive. Penatalaksanaan medis hemoroid ditujukan untuk hemoroid internal derajat I sampai III atau atau semua derajar hemoroid yang ada kontraindikasi operasi atau pasien menolak operasi. Sedangkan penatalaksanaan bedah ditujukan untuk hemoroid internal derajat IV dan eksternal , atau semua derajat hemoroid yang tidak respon terhadap pengobatan medis. 1. Penatalaksanaan medis non farmakologis Penatalaksanaan ini berupa perbaikan pada pola hidup, perbaikan pola makn dan minum, perbaikan pola atau cara defekasi. Memperbaiki defekasi merupakan pengobatan yang selalu harus ada dalam setiap bentuk dan derajat hemoroid. Perbaikan defekasi disebut bowel management program (BMP) yang terdiri dari diet, cairan, serat tambahan, pelicin fesses, dan perubahan perilakubuang air. Pada posisi jongkok ternyata sudut anorektal pada orang menjadi lurus kebawah sehingga hanya diperlukan usaha yang lebig ringan untuk mendorong tinja kebawah atau keluar rektum. Posisi jongkok ini tidak diperlukan mengedan lebih banyak karena mengedan dan konstipasi akan meningkatkan tekanan vena hemoroid (Sudoyo, 2006)

Gejala hemoroid dan ketidak nyamanan dapat dihilangkan dengan hygiene personal yang baik dan menghindari mengejan berlebihan selama defekasi. Diet tinggi serat yang mengandung buah dan sekam mungkin satu-satunya tindakan yang diperlukan (Smeltzer. 2002)

2. Penatalaksanaan medis farmakologisObat-obatan frmakologis hemoroid dapat dibagi atas empat, yaitu memperbaiki defekasi, meredakan keluhan subyektif, menghentikan perdarahan dan menekan atau mencegah timbulnya keluhan dan gejala.a. Obat memperbaiki defekasi : ada dua obat yang diikutkan dalam BMP yaitu suplement serat ( fiber suplement) dan pelicin tinja (stool sofltener). Obat ispagula Husk (misal, negeta, Mulax, Metamucil, mucofalk). Obat keduan laksan atau pencahar antara lain natriumdioktil sulfosuccinat bekerja sebagai anionic surfactanant, merangsang sekresi mukosa usus halus dan meningkatkan penetrasi cairan kedalam tinja. Dosis 300mg/hari (Sudoyo, 2006)b. Obat simtomatik : bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi keluhan rasa gatal dan nyeri, atau karena kerusakan), vasoconstriktor, dan antiseptik lemah. Sediaan pemenang keluhan yang ada dipasar dalam bentuk ointiment atau suppositoria antara lain : ultraproct, anusol HC, Scheriproct. Sedian bentuk suppositiria digunakan untuk hemoroid internal, sedangkan sedian ointment / krem digunakan untuk hemoroid ekjsterna (Sudoyo, 2006)c. Obat menghentikan perdarahan: perdarahan menandahkan adanya luka pada dinding anus / pecahnya vena hemoroid yang dindungnya tipis. Yang digunakan untuk pengobatan hemoroid yaitu campuran dsoismin (90%) dan hesperidin (10%) dalam bentuk micronized, dengan nama dagang ardium atau datlon. Psylliam, cifrus bioflavonoida yang berasal dari jeruk lemon dan paprika berfungsi memperbaiki permeabilitas dinding pembuluh darah (Sudoyo, 2006)d. Obat penyembuh dan pencegahan serangan hemoroid : pengobatan dengan ardium 500mg mengghasilkan penyebuhan keluhan dan gejala yang lebih cepat pada hemoroid akur bila dibandingkan plasebo. Pemberian micronized flavonoid ( diosmin dan hesperidin) (ardium) 2 tablet/hari selama 8 minggu pada pasien hemoroid kronik. Penelitian ini didapatkan hasil penurunan derajat hemoroid pada akhir pengobatan dibanding sebelum pengobatan secara bermakna. Perdarahan juga makin berkurang pada akhir pengobatan dibandingkan awal pengobatan (Sudoyo,2006)

3. penatalaksanaan minimal invasivepenatalaksanaan hemorpoid ini dilakukan bila pengobatan no farnakolaogis, farmakologis tidak berhasil. Penatalaksanaan ini atara lain tindakan skleroterapi hemoroid, ligasi hemoroid, pengobatan hemoroid dengan terapi laser (Sudoyo, 2006)tindakan bedah konservatif hemoroid internal adalah prosedur ligasi pitakaret. Hemoroid dilihat melalui anosop, dan bagian proksimal diatas garis mukokutan depegang dengan alat. Pita karet kecil kemudian diselipkan di atas garis hemoroid. Bagian distal jaringan menjadi nekrotik setelah beberapa hari, hemoroidektomi kriosicurgi adalah metode untuk mengangkat hemoroid dengan cara membekukan jaringan hemoroid selama waktu tertentu selama timbul nekrosis laser Nd :YAG telah digunakn saat ini dalam mengeksisi hemoroid, terutama hemoroid eksternal.

4. Tindakan bedah : tindakan ini terdiri dari dua tahap yaitu pertama menghentikan atau memperlambat perburukan penyakit dan kedua untuk mengangkat jaringan yang sudah lanjut.Jenis-jenis tindakan bedah : a. Bedah konversional ada tiga teknik yang biasa digunakan yaitu :1. Tekhnik miligan-morganDigunakan untuk tonjolan hemoroid di 3 tempat utama. Basis massa hemoroid tepat diatas linea mukokutan dicekap dengan hemostat diretraksi dari rektum2. Tekhnik whiteheadTekhinik operasi yang digunakan untuk hemoroid yang sirkuler ini yaitu dengan mengusap seluruh hemoroid dengan membebaskan mukosa dari submukosa dan mengadakan reseksi sirkuler terhadap mukosa daerah itu . lalu mengusahakan konstinuitas mukosa kembali.3. Tekhnik langenbeckPada tekhnik langenback, hemoroid internus dijepit radier dengan klem. Lakukan jahitan jelujurdibawah klem dengan cat gut chronic no 2/0. Kemudian eksisi jaringan diatas klem. Sesudah itu klem dilepas dan dijepitan jelujur dibawah klem diikat. Teknik ini sering digunakan karena caranya mudah dan tidak mengadung resiko pembentukan jaringan parut sekunder yang biasa menimbulkan stenosis.b. Bedah laser Saat laser memotong pembuluh jaringan terpatrisehingga tidak mengeluarkan darah. Tidak banyak luka dan dengan nyeri yang minimal. Serabut syaraf dan selubung syaraf menempel jadi satu, seperti terpatri sehingga serabut syaraf tidak terbuka. Setelah jaringan diangkat , luka bekas operasi direndam cairan antiseptik. Dalam waktu 4-6 minggu, luka akan mengering. Prosedur ini bisa dilakukan hanya dengan rawat jalan.c. Bedah steplerAlat yang digunakan sesuai dengan prinsip kerja stapler. Bentuk alat ini seoerti senter, terdiri dari lingkaran didepan dan pendorong dibelakangnya. Tekhnik PPH ini mengurangi prolaps jarin gan hemoroid dengan Mendorong ke atas garis mukokutan dan mengembalikan jaringan hemoroid ini keposisi anatominya semula karena jaringan hemoroid ini masih diperlukan sebagai bantalan saat BAB, sehingga tidak perlu dibuang semua.Mulamula jaringan hemoroid yang prolaps didorong keatas dengan alat yang dinamakan dilator, kemudian dijahitkan ketunika mukosa dinding anus. Kemudian alat stapler dimasukkan kedalam dilator. Dari stapler dikeluarkan sebuah gelang dari titanium diselipkan dalam jahitan dan ditanamkan dibagian atas saluran anus untuk mengokohkan posisis jaringan hemoroid tersebut. Bagian jaringan hemoroid yang berlebih masuk kedalam stapler. Dengan memutar skrup yang terdapat pada ujung alat akan memotong jaringan yang berlebih secara otomatis. Dengan terpotongnya jaringan hemoroid maka suplai darah ke jaringan tersebut terhenti, sehingga jaringan hemoroid menghempis dengan sendirinya. Keuntungan teknik ini yaitu mengembalikan keposisi anatomis, tidak mengganggu fungsi anus, tidak ada anal discharge, nyeri minimal karena tindakan dilakukan diluar bagian sensisif, tindakan berlangsung cepat sekitar 20-45 menit, pasien pulih lebih cepat sehingga rawat inap dirumah sakit semakin singkat.

G. KOMPLIKASI1. Perdarahan 2. Abses3. Fistula paraanal dan inkarserasi4. Striktur ani akibat eksisi berlebihan

H. PENGKAJIAN DATA FOKUS Pengkajian fokus keperawatan yang perlu diperhatikan pada penderita hemoroid pre dan post hemoroidektomi menurut Smeltzer (2002) dan Price dan Wilson (2006) ada bebagai macam, meliputi :1. Riwayat penyakit dahuluRiwayat penyakit diare kronik, kehamilan, hipertensi portal, pembesaran prostat, fibroid uteri, dan tumor rektum.2. Pengkajian pasien hemoroid menurut Smeltzer (2002) dijelaskan dalam pola fungsional Gordon, meliputi :a. Pola persepsi kesehatan dan management kesehatanKonsumsi makanan rendah serat, pola BAB yang salah (sering mengedan saat BAB), riwayat diet, penggunaan laksatif, kurang olahraga imobilisasi, kebiasaan bekerja: angkat berat, duduk atau berdiri terlalu lama.b. Pola Nutrisi dan MetabolikMual, muntah, anoreksia, penurunan berat badan, membrane mukosa kering, kadar Hb menurun.c. Pola Aktivitasdan LatihanKurang olahraga atau imobilisasi, kelemahan umum, keterbatasan beraktivitas karena nyeri anus sebelum dan sesudah operasi.d. Pola istirahat dan tidure. Gangguan tidur ( insomnia/ karena nyeri pada anus sebelum dan sesudah operasi).f. Pola persepsi dan kognitifg. Pengkajian kognitif pada pasien hemoroid pre dan post hemoroidektomi yaitu rasa gatal, rasa terbakar dan rasa nyeri, sering menyebabkan perdarahan berwarna merah terang pada saat defekasi dan adanya pus.h. Pola hubungan dengan orang lainKesulitan menentukan kondisi, misal tak mampu bekerja, mempertahankan fungsi peran biasanya dalam bekerja.i. Pola persepsi dan konsep diriPasien biasanya merasa malu dengan keadaannya, rendah diri, ansietas, peningkatan tegangan, takut, cemas, trauma jaringan, masalah tentang pekerjaan.j. Pola reproduksi dan seksualPenurunan libidok. Sirkulasi: takikardil. EliminasiKonstipasi dan perdarahanm. Nyeri / kenyamanan Gejala : nyeri dan gatal pada daerah anus dan bias jadi thrombus.Tanda : Perilaku berhati-hati, duduk menggunakan bantalan karet untuk mengurangi tekanan pada area.n. Pernafasan : TakipneaJ. DIAGNOSA KEPERAWATAN PRE OPERASI1. Nyeri kronik b/d Hemoroid 2. Konstipasi b/d intake cairan yang kurang, diit rendah serat, kurang aktifitas.3. Ansietas ( kecemasan ) b/d kurang pengetahuan tentang pembedahan.4. Defisit volume cairan b/d perdarahan saat BAB.POST OPERASI1. Nyeri akut b/d Hemoroidektomi2. Kerusakan integritas kulit b/d Hemoroidektomi3. Resiko infeksi b/d Hemoroidektomi4. Defisit volume cairan b/d Hemoroidektomi

Intervensi Diagnosa KeperawatanPre Operasi1. Nyeri kronik b/d HemoroidTujuan : Rasa nyeri berkurangKriteria Hasil : - Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri). Melaporkan bahwa ntyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri. Mampu mengenali nyeri (skal, intensitas, frekuensi dan tanda-tanda nyeri). Mengatakan nyaman setelah nyeri berkurang intervensiRasional

1. Kaji dan catat kualitas, lokasi dan durasi nyeri. Gunakan skala nyeri dari 0 (tidak ada nyeri)- 10 (nyeri paling buruk).2. Berikan lingkungan yang tenang .3. Berikan bantalan flotasi dibawah bokong pada saat duduk.4. Berikan kompres hangat pada lokasi nyeri.5. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi.6. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgesic.

1. variasi penampilan dan perilaku klien karena nyeri terjadi temuan pengkajian.2. Menurunkan reaksi stimulasi dari luar atau sensitivitas pada suara-suara bising dan meningkatkan istirahat/relaksasi.3. Mengurangi nyeri akibat penekanan pada saat duduk.4. Meningkatkan vasokontriksi, penumpukan resepsi sensori yang selanjutnya akan menurunkan nyeri dilokasi yang paling dirasakan.5. Menurunkan stress dan membantu relaks otot yang tegang.6. Untik mengurangi nyeri.

2. Konstipasi b/d intake cairan yang kurang, diit rendah serat, kurang aktivitas.Tujuan : Pasien akan mempertahankan pola eliminasi yang normal selama perawatan.Kriteria Hasil : Dapat defekasi secara lancer setelah perawatan 2x24 jam dengan kriteria: Buang air besar 1x sehari, konsistensi feses lembek, tidak ada darah dan pus.intervensiRasional

1. Kaji pola eliminasi dan konsistensi feses.2. Berikan minum air putih 2-3 liter perhari3. Anjurkan diit tinggi serat ( sayur dan buah-buahan segar).4. Anjurkan untuk beraktifitas seperti jalan, dll.5. Kolaborasi untuk pemberian terapi laxantia dan analgetik.

1. Mengetahui pola kebiasaan buang air besar klien.2. Hidrasi yang adekuat membuat konsistensi feces lembek.3. Meningkatkan massa feces sehingga lebih mudah dikeluarkan.4. Meningkatkan peristaltic usus untuk merangsang buang air besar.5. Pelunak feces dan mengurangi nyeri saat buang air besar

3. Ansietas ( kecemasan ) berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang rencanapembedahan Tujuan : pasien akan mengurangi tingkat kecemasannya selama perawatanKriteria Hasil: - pasien mengatakan kecemasannya berkurangintervensirasional

1. Kaji tingkat kecemasan pasien. 2. kaji tingkat pengetahuan pasien tentang pembedahan. 3. berikan kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaannya.4. Dampingi dan dengarkan pasien. 5. Libatkan anggota keluarga untuk memberikan dukungan. 6. Kolaborasi dengan dokter untuk penjelasan prosedur operasi. 7. Kolaborasi untuk terapi anti ansietas

1. menentukan tingkat kecemasan untuk menentukan tindakan yang tepat. 2. menetukan informasi yang akan diberikan. 3. mengurangi kecemasan.4. meningkatkan rasa percaya dan rasa aman sehingga mengurangi cemas. 5. sebagai support system.6. pengetahuan yang cukup tentang prosedur operasi akan mengurangi cemas. 7. mengurangi ansietas

Pasien berpastisipasi aktif dalam perawatan

1. 4. 5. 7. 4. Deficit volume cairan berhubungan dengan hemoradektomiTujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam , perawat dapat meminimalkan komplikasi yang terjadi Kriteria hasil : nilai Hb berada dalam batas normal , klien tidak mengalami episode pendarahan ,ttv dalam batas normal : TD (100/70- 120/90 mmhg), nadi ( 60 100 x/mnt) , RR( 12-20 x/mnt), suhu (36-37 ),intervensi Rasional

1. Observasi ttv .2. monitor banyak nya perdarahan klien.3. pantau hasil laboratorium berhubungan dengan perdarahan.4. kolabborasi dalam pemberian cairan intravena .5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian tranfusi darah . 1. untuk mengetahui keadaan vital klien saat terjadi perdarahan . 2. untuk menentukan tingkat kehilangan cairan . 3. banyak komponen darah yang menurun pada hasil lab dapat membantu menetukan intervensi selanjutnya. 4. untuk mengganti bnyak nya darah yang hilang selama perdarahan5. mencegah terjadinya komplikasi dari perdarahan yang terjadi dan untuk menghentikan perdarahan.

POST OPERASI 1. Nyeri akut berhubungan dengan hemaroidektomiTujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam pasien akan mempertahankan kenyamanannya selama perawatanKriteria hasil : 1. dalam 1 -2 jam intervensi penghilang nyeri , persepsi subjektif pasien tentang nyeri menurun , dibuktikan dengan skala nyeri , indicator indicator objektif, tidak ada grimace , wajah dan posisi tubuh rilexs, luka operasi, tidak ada tanda tanda infeksi.

Intervensi rasional

1. Kaji skala ( lokasi , karakteristik , durasi , frekuensi , kualitas , presipitasi ).2. ajarkan teknik distraksi relaksasi.3. berikan posisi supine.4. observasi tanda tanda vital.5. berikan bantalan flotasi dibawah bokong saat duduk.6. berikan rendaman duduk ssetelah tompon di angkat.7. kolaborasi pemberikan terapi analgetik

1. menentukan tingkat nyeri , untuk menetukan tindakan yang tepat.2. untuk mengurangi rasa nyeri.3. mengurangi regangan pada daerah anorectal.4. identifikasi dini komplikasi nyeri.5. menghindari penekanan pada daerah operasi.6. kehangatan meningkatkan sirkulasi dan membuat menghilangkan ketidaknyamanan.7. mengurangi nyeri

2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka pembedahan ( hemoroidektomi)Tujuan : setelah dilakukan asuhan kepeerawatan selama 1 x 24 jam pasien akan mempertahankan integritas kulit yang normal selama perawatan kriteria hasil : - luka insisi sembuh tanpa ada tanda- tanda infeksi, mendemostrasikan tingkah laku / teknik untuk meningkatkan kesembuhan dan mencegah komplikasiIntervensi Rasional

1. Periksa luka secara teratur catat karakteristik dan integritas kulit.2. Beri penguatan pada balutan sesuai indikasi dengan teknik aseptic yang ketat .3. kaji jumlah dan karakteristik cairan luka.4. rawat luka secara steril dan jaga area anal tetap bersih tiap kali BAB.5. irigasi luka dengan debridement sesuai kebutuhan

1. pengenalan akan adanya kegagalan proses penyembuhan luka / berkembangnya komplikasi secara dini dapat mencegah terjadinya kondisi yang lebih serius.2. lindungi luka dari kontaminasi , mencegah akumulasi cairan yang dapat menyebabkan eksoriasi.3. menurunnya cairan , menandakan adanya evolusi dan proses penyembuhan.4. mencegah kontaminasi luka. 5. membuang luka eksudat untuk meningkatkan penyembuhan

3. Resiko infeksi berhubungan dengan hemoroidektomiTujuan : setelah dilkukan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam pasien tidak terkena infeksiKriteria hasil : luka sembuh dengan baik, ttv dalam batas normal : TD (100/70- 120/90 mmhg), nadi ( 60 100 x/mnt) , RR( 12-20 x/mnt), suhu (36-37 ), tidak bengkak , tidak nyeri , dan tidak gatal area anal bersih.intervensiRasional

1. Observasi tanda tanda vital.2. kaji daerah operasi terhadap pembengjkakn dan pengeluaran pus.3. ganti tampon setiap kali setelah BAB.4. berikan rendaman duduk setiap kali setelah buang air besar.5. kolaborasi untuk pemberian antibiotik

1. peningkatan nilai tanda- tanda vital merupakan indicator dini proses infeksi.2. merupakan tanda tanda infeksi. 3. mencegah infeksi.4. mematikan kuman penyebab infeksi.5. membunuh bakteri yang menyebabkan infeksi

4. Perdarahan berhubungan dengan hemoroidektomiTujuan : selama dilakukan asuhan keperawatan selama 1x 24 jam pasien tidak terjadi perdarahan , perawat dapat meminimalkan komplikasi yang terjadiKriteria hasil : nilai ht dan hb berada dalam batas normal . klien tidak mengalami episode perdarahan , tanda tanda vital berada dalam batas normal TD ( 100/70 120 /90) , NADI ( 60 100 x/mnt) , RR( 14 25 x/mnt), suhu (36 37 )IntervensiRasional

1. Kaji adanya tanda- tanda perdarahan pada anus .2. monitor tanda tanda vital setiap 4 jam selama 24 jam pertama . 3. periksa daerah rectal / balutan setiap 2 jm selama 24 jam pertama .4. Pantau jika terjadi anemia.5. kolaborasi untuk pemeriksaan Hb dan Ht .6. kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi astigen , cairan iv dan tranfusi

1. untuk mengetahui tingkat keparahan perdarahan pada klien sehingga dapat menetukan intervensi.2. untuk mengetahui keadaaan vital klien saat terjadi perdarahan.3. deteksi dini perdarahan untuk pertolongaan segera.4. Rasional : untuk menentukan indicator perubahan volume darah.5. banyak komponen darah yang menurun pada hasil lab dapat membantu menetukan intervensi selanjutnya.6. untuk menciutkan pembuluh darah dan mencegah terjadinya komplikaasi dari perdarahan yang terjadi serta menghentikan perdarahan

LAPORAN KASUS KAMAR OPERASILaporan kasus operasi pada Ny.D dengan diagnosa medik internal hemoroid

Tanggal pengkajian :21 Januari 2014Tanggal Operasi: 21 Januari 2014No REG: 064322tempat praktek : OK RSU Aminah Blitar

1. Pre Operasi Carepada pukul 11.35 WIB Ny. D dibawa dari ruangan perawatan Mas Mansyur dengan menggunakan brangkar, pasien dengan identitas sebagai berikut:a. Identitas :Nama pasien: Ny DJenis Kelamin: Perempuan Usia:26 TahunStatus Perkawinan: KawinAgama: IslamSuku : JawaPekerjaan: Ibu Rumah TanggaAlamat: Sidodadi GarumDiagnosa Medik: Hemoroid Grade IV

2. Keluhan Utamaklein mengeluh terdapat benjolan pada anus dan nyeri disertai perdarahan saat infeksi

3. Riwayat Penyakitklien mengatakan pernah menderita hemoroid sebelumnya kurang lebih selam 1 tahun yang lalu dan sembuh dengan sendirinya. namnun pada beberapa minggu terakhir keluar benjolan dianusnya, dan pada saat BAB terdapat darah yang keluar dan disertai nyeri pada anus pasien. Kemudian klien diantar oleh keluarga untuk berobat ke RSU Aminah Blitar pada tanggal 20 Januari 2014. Dari pemeriksaan di UGD doketer menganjurkan klien dirawat n=inap dan melakukan tindakan operasi.

4. Pemeriksaan FisikKeadaan Umum: Baikkesadaran : CMGCS: eye: 4 Verbal : 5 Motorik: 6Vital Sign: Tekanan Darah : 130/90 mmHg Nadi : 88x/mnt Suhu: 36 C Pernapasan: 20x/mntpasien dibaringkan dengan posisi lithotomyinspeksi: terdapat benjolan pada daerah anus, warna benjolan tsampak kemerahan, benjolan terletak diluar (eksterna), dan terdapat perdaraha disekitar anuspalpasi: teraba benjolan dengan kosistensi keras

5. Pemeriksaan Penunjangpemeriksaan Hematologi

Jenis pemeriksaan Hasil Rentang Normal

HB 8,1P: 11,5 16,0 gr/dl

Leukosit136004000 11000./ cmm

Trombosit25500015000- 45000/cmm

Hematokrit28P: 35-47 %

Diffcount0/0/3/80/12/51-2/0-1/3-5/54-62/25-33/3-7

LED70-127P: 0-7

GDS101 mg/dl70-140 mg/dl

Pemeriksaan Lainnya: Rontgen: Thorax PA normal ECG: Normal Fugsi Ginjal: Urea: 19 mg/dl (15-38 mg/dl)Creatinin: 0,6 (P: 0,7 12 mg/dl) (L: 0,8 1.5 mg/dl)

6. Persiapan Kliena. Memastikan identitas klienb. mengkaji riwayat alergi pada pasienc. memastikan penggunaan gigi palsu atau tidakd. cat kuku atau make up sudah dibersihkan atau tidake. mamastikan pembersihan sekitar pubis f. puasa (6-8 jam sebelum puasa)g. hasil labolatoriumh. klien dipakaikan baju OKi. Inform consenj. Klien terpasang infus RL

7. Persiapan Instrumen dan kamar operasia. handle mess No.3: 1 buahb. mess No 15: 1 buahc. pinset Anatomi: 2 buahd. pinset Cerugis: 2 buahe. gunting Jaringan: 1 buahf. Gunting Matzembum: 1 buahg. Klem Bengkok : 6 buahh. Langen Back: 2 buahi. Bool Tampan : 1 buahj. Ring Klem: 1 buahk. Duk Klem: 5 buahl. Gaun Operasi: 3 Buahm. Duk besar buntuh: 2 buahn. duk Kecil: 2 buaho. duk besar berlubang : 1 buahp. hand scoon 7,5/8 : 3 buah/ 1 buahq. kassa kecil 1 bandler. T- Vio No 2-0 Jarum 25 mm 1 buahs. Ziede no 2-0 Jarum 25 mm 2 mmAlat penunjang Oksimetri (SPO2 > 90) Monitor (ECG TTV) lampu operasi meja instrumen meja mayo benang diatermi dan Arde

8. Pelaksana Operasioperator: dr. RMJ Sp. Bperawat sirkulasi: ISMAhli Anestesi: ULJenis Anestesi: Spinal Anestesi Block (SAB)Obat Anastesi : Bupivacine Spinal 20 mg

9. Persiapan diruang penerimaan/ preoperasipukul 11.35 WIB :klien berada diruan preoperasi untuk menunggu dilakukannya tindakan operasi opleh tim.pukul 11.45 WIB :klien dibaringkan dbrangkar oleh perawat dan memakaikan baju operasipukul 11.50 WIB :Perawat melakukan pengkajian preoperatif kepada klien, mengecek status dan identitas klien, mengkaji persiapan klien sebelum operasi. Menjelaskan pada klien tentang prosedur operasi, membantu mengurangi kecemasan pasien denga BHSP serta memperkenalkan tim operasi kelada klien.pukul 11.53 WIB :tim melakukan persiapan personal untuk melakukan tindakan operasi

10. Intra Operasipukul 12.10 WIB :klien dinaikkan kemeja operasipukul 12.15 WIB ;Operator dan Asisten operasi mencuci tangan dengan menggunakan antoiseptik hybird scrub dengan teknik steril lalu dibilas dengan alkohol (srubbing), operatror dan asisten operasi memakai gaun operasi selanjutnya menggunakan saung tangan steril ( gloving).pukul 12.30 WIB :Asisten mengdisinfeksi daerah operasi dengan menggunakan antiseptik beadine (iodine providen ) 10 %. Dimana tubuh klien ditutup dengan denagan kain steril kecuali daerah yang diinsisi dengan posisi lithotomy.pukul 12. 40 WIB :kemuduab jaringan hemorid yang yang prolaps didorong menggunakan alat dilatorm kemudian dijahitkan ketunika mucosa dinding anus, Alat stopler dimasukan keadalam dilator, maka alat akan memotong jaringan yang berlebihan secara otomatis. Jaringan yang diinsisi dijahitkan dengan menggunakan T. VIO no 2-0 jarum 25 mm luka ditampan dengan kassa betadin. operator denga asisten melepas gaun operasi, mencuci tangan, perawat instrumen mencuci alat-alat dan membersihkan kamar operasiPukul 13.00 WIB : klien selesai operasi selanjutnya dipindahkan ke RR (Recovery Room).

11. Post OperasiKlien dipindahkan keruangan RR pukul 13.-00 WIB dengan kesadaran compos mentis , terpasang infus RL 20 TPM dengan Hb post operasi 7,2 mg/dl. dengan hasil TTV observasi sebagai berikut:a. TTV post operasi pukul 12.30 WIBTekanan Darah: 90/50 mmHgNadi :75x/ mntSuhu:36 Cpernapasan:20 x/ mntSPO2: 100 %

b. TTV post Operasi pukul 14.00 WIBTekanan Darah: 110/60 mmHgNadi :89 x/mntSuhu:36 Cpernapasan:19 x/mnt

c. TTV Post Operasi pukul 14.15 WIBTekanan Darah:110/50 mmHgNadi :90 x/mntSuhu:36 Cpernapasan:16 x/mntSPO2: 100 %

d. TTV post operasi 14.30 WIBTekanan Darah: 100/40 mmHgNadi : 98 x/mntSuhu:36 Cpernapasan:20x/mntSPO2:99 %

e. TTV post operasi 14.45 WIBTekanan Darah:110/ 45 mmHgNadi :80x/mntSuhu:36 Cpernapasan:18 x/mnt SPO2: 99%

f. TTV pukul 15.00 WIB90Tekanan Darah: 110/50 mmHgNadi :90 x/mntSuhu:36 Cpernapasan:19 x/mntSPO2:99 %

g. TTV pukul 15.15 WIBTekanan Darah: 90/60 mmHgNadi :76 x/mntSuhu:36 Cpernapasan:20x/mnt SPO2:99 %

h. TTV pukul 15.30 WIBTekanan Darah: 90/50mmHgNadi :72 x/mntSuhu:36 Cpernapasan:18x/mntSPO2:99%

12. instrukur Dokterbed rest: totaldiit: Nasi bakar selama 5 hari, laukan rendam duduk denagn menggunakan detol saat dirumah.

13. terapi medisAmaxon 3 X 1 grketrobat 3x 70 mgsomerol 2X1 Amptransfusi WB 3 kolf

ANALISA DATA PRE OPERASI

NoDATAETIOLOGIMASALAH

1DSKlien mengatakan takut ketika ingin dioperasi dan mengaku tegang dan gugup

DO Klien tampak cemas Gelisah Wajah tegang Klien sering bertanyaHemoroid

Proses operasi

Kurang pengetahuan tentang pelaksanaan operasi

Cemas

Cemas

2DSKlien mengatakan ketika BAB fesesnya bercampur darah

DO: anemis kulit kering penururnan turgor kulit haus kelemahan Hb preoperasi 8,1 mg/dlHemoroid

Perdarahan saat operasi

Defisit volume cairanDefisit volume cairan

ANALISA DATA POST OPERASI

NoData Etiologi Masalah

1DSKlien mengatakan terasa nyeri diarea anus setelah operasi.

DO wajah grimice luka insisi diarea anus skala 5 cm sikap melindungi area insisi/ perubahan posisi melaoprkan skala nyeri 5 pasien merengek

Hemoroidektomi

Proses operasi

Insisi jaringan

Ujung saraf rusak

Pelepasan prostaglandin

Nyeri AkutNyeri Akut

2DSKlien mengatakan ada yang merembes dibagian area operasi.

DO: terdapat darah diarea operasi wajah terlihat anemis kulit kering turgor kulit menurun Hb post op 7,2 gr/dl

Hemoroid

Hemoroidektomi

Perdarahan post operasi

Devisit volume cairanDevisit volume cairan

14. Prioritas MasalahPre Operasi1. devisit volume cairan2. kecemasanPost Operasi1. Nyeri Akut2. devisit volume cairan

15. Diagnosa KeperawatanPre Operasi1. devisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan2. cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang proses operasi

post operasi1. Nyeri akut berhubungan dengan hemoroidektomi2. devisist volume aian berhubungan dengan hemorodektomi

DAFTAR PUSTAKADr. W . Herdin Siuea. Dkk 2009 Ilmu penyakit dalam. Jakarta : Rineka ciptaPrice , Sylvia Anderson , Wilson , lorrraine Mc Cart. 2006 . Patofisiologi konsep klinis proses proses penyakit , ed. G . volume 1 & 2. Jakarta :ECG