TUGAS PPG 2

download TUGAS PPG 2

of 8

Transcript of TUGAS PPG 2

NAMA : AJENG PUTRI MAHARANINIM : 25010110120013TGL PENYERAHAN : 20 MARET 2013TTD :

MASALAH-MASALAH GIZI DI INDONESIA BESERTA INDIKATOR MASALAH-MASALAH GIZIA. Masalah Gizi di IndonesiaMasalah gizi merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang belum pernah tuntas ditanggulangi di dunia. Selagi penanggulangan masalah gizi kurang belum dapat dietasi timbul era transisi gizi yang meningkatkan kejadian obesitas dan penyakit kronis sehingga masalah gizi menjadi makin rumit. Rasanya sudah umum diketahui bahwa penyebab masalah gizi adalah multifaktor, yang utamanya melibatkan faktor pendidikan, ekonomi, keamanan, pengendalian pertumbuhan penduduk, perbaikan sanitasi, keadilan sosial bagi perempuan dan anak-anak, kebijakan dan praktik yang benar terhadap lingkungan dan produktivitas pertanian. Sehubungan dengan itu, untuk dapat menuntaskan masalah gizi tentunya dibutuhkan satu program terintegrasi yang terkait dengan semua faktor tersebut (Bardosono,2009).Masalah gizi di Indonesia pada umumnya masih didominasi oleh masalah Kurang Energi Protein (KEP), masalah anemia besi, masalah gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY), masalah kurang vitamin A (KVA) dan masalah obesitas terutama di kota-kota besar. Masalah kekurangan gizi di indonesia, masih lebih tinggi dari pada Negara ASEAN lainnya (Atmawkarta,2007).

Indikator 4 Masalah Gizi Utama1. KEP pada balita dan KEK pada WUS KEP total (BB < 80% median BB/U) pada balita turun dari 47.8% pada th 1989 41.7% th 1992 35% th 1995 (data SUSENAS) KEP nyata (BB 30%); Papua endemis ringan (TGR 12.2%); 3 propinsi lainnya non endemis (TGR < 5%).3. Anemia Gizi Prevalensi anemia pada bumil dan balita turun tajam: anemia gizi bumil 70.0% (1986) 63.5% (1992) 51.9% (1995); anemia balita 55.5% (1992) 40.5% (1995) Pergeseran kelompok rawan: wanita sebelum hamil/remaja putri (50-60%, usia 65 tahun, data th 1995)4. Kekurangan Vitamin A Prevalensi xerophtalmia (X1b) turun tajam: 1.3% (1978) 0.33% (1992) Sudah bukan masalah kesmas (WHO X1b>5%) Sulsel 2.9%; Maluku 0.8%; dan Sultra 0.6% Indikator sub klinis KVA masih menjadi masalah : 50% balita kadar vitamin A dalam darah