Tugas Politik Hukum UAS
-
Upload
zickry-rassi -
Category
Documents
-
view
96 -
download
1
Transcript of Tugas Politik Hukum UAS
SOAL :
1. Mengapa Program Legislasi Nasional disebut sebagai potert politik hukum nasional?
2. Bagaimanakah wujud dari penempatan rakyat sebagai subyek dalam legislasi?
3. Apakah yang menjadi landasan yuridis penyusunan Prolegnas tahun 2010 – 2014?
4. Bagaimanakah arah kebijakan Prolegnas tahun 2010 – 2014 terkait dengan tata
hukum nasional?
5. Ada berapa banyak RUU tentang Perubahan atas UU tahun 2008 dan tahun 2009 dan
apa makna jika dikaitkan dengan tujuan Prolegnas?
6. Bagaimanakah arah kebijakan Prolegnas RUU Prioriotas tahun 2010 terkait dengan
pembentukan, penyempurnaan, dan pergantian peraturan perundang – undangan?
7. Bagaimanakah 3 skala prioritas pertama penetapan Prolegnas RUU Prioritas tahun
2010 dan apakah telah tercermin dalam daftar Prolegnas RUU Prioritas tahun 2010?
8. Apakah yang menjadi kaidah – kaidah penuntun hukum sebagai pijakan politik
hukum nasional (mendasar pada pandangan Moh. Mahfud MD)?
9. Bagaimanakah problem koordinasi Prolegnas tahun 2005 – 2009 (mendasar pada
pandangan Moh. Mahfud MD)?
10. Apakah yang dimaksud dengan Prolegnas sebagai penjamin konsistensi (mendasar
pada pandangan Moh. Mahfud MD)?
JAWABAN :
1. Sistem hukum nasional harus dibangun berdasarkan cita - cita bangsa, tujuan negara,
cita hukum, dan penuntun yang terkandung di dalam Pembukaan UUD 1945; artinya
tidak boleh ada produk hukum yang bertentangan dengan hal - hal tersebut di atas.
Politik hukum yang menyangkut rencana pembangunan materi hukum di Indonesia
pada saat ini termuat di dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas), artinya kalau kita
ingin mengetahui pemetaan atau potret rencana atau cita - cita tentang hukum - hukum maka
kita dapat melihatnya dari Prolegnas tersebut. Inilah yang menjadi dasar mengapa Prolegnas
dikatakan sebagai potret politik hukum nasional yang menjadi arah pembentukan undang –
undang dalam rangka mencapai tujuan negara.
2. Wujud dari penempatan rakyat sebagai subyek dalam legislasi dapat dilihat dalam
Misi Prolegnas, dimana misi Prolegnas untuk mewujudkan materi hukum yang sesuai
1
dengan perkembangan dan kebutuhan hukum masyarakat; mewujudkan partisipasi
masyarakat dalam pembentukan peraturan perundang – undangan; mewujudkan
lembaga hukum yang mandiri, kredibel, adil, imparsial, dan terintegrasi dalam satu
sistem hukum; dan mewujudkan aparatur hukum yang bersih, taat hukum, profesional
dan bertanggung jawab. Dalam misi Prolegnas ini, masyarakat ditempatkan dalam
posisi yang berperan dalam pembentukan peraturan perundang - undangan, sehingga
perkembangan dan kebutuhan hukum masyarakat dapat dipenuhi.
3. Landasan Yuridis penyusunan Prolegnas tahun 2010 – 2014, adalah dalam pasal 1
ayat 3 yang meyatakan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum yang
menjunjung tinggi supremasi hukum, mengakui persamaan kedudukan dihadapan
hukum, dan menjadikan hukum sebagai landasan operasional dalam menjalankan
sistem penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Dalam membangun
sistem hukum nasional, DPR merupakan pemegang kekuasaan pembentuk undang –
undang (pasal 20 ayat 1 UUD NRI 1945). Namun demikian, Presiden juga
mempunyai peranan dan hak dalam mengajukan rancangan Undang – undang
(termuat dalam pasal 5 UUD NRI 1945) dan mendapatkan persetujuan bersama –
sama dengan DPR (pasal 20 ayat 2 UUD NRI 1945). Dalam konteks itulah, maka
konstitusi juga mengamanatkan adanya tata cara pembentukan undang – undang yang
diatur dengan undang – undang (pasal 22A UUD NRI 1945), yang kemudian
dilaksanakan dengan UU No. 10 tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang – undangan. Pasal 15 undang – undng ini menentukan bahwa perancanaan
penyusunan undang - undang dilakukan dalam suatu Program Legislasi Nasional.
4. Arah kebijakan Prolegnas tahun 2010 – 2014 terkait dengan tata hukum nasional
yaitu ;
a. Perintah Undang – undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.
b. Perintah Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) antara lain :
- Ketetapan MPR RI Nomor. V/MPR/2000 tentang Pemantapan Persatuan
dan Kesatuan Nasional.
2
- Ketetapan MPR RI Nomor. VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan
Berbangsa.
- Ketetapan MPR RI Nomor. VII/MPR/2001 tentang Visi Indonesia Masa
Depan.
- Ketetapan MPR RI Nomor. V/MPR/2000 tentang Pembaruan Agraria dan
Pengelolaan Sumber Daya Alam sampai terlaksananya seluruh ketentuan
dalam ketetapan tersebut.
c. Perintah Undang – undang lainya.
d. Sistem Perancanaan Pembangunan Nasional
e. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
f. Rencana Pembangunan Jangka Menengah
g. Rencana Kerja Pemerintah
h. Mengakomodasi aspirasi dan kebutuhan hukum masyarakat.
5. RUU tentang Perubahan atas UU tahun 2008 dan tahun 2009 dan apa makna jika
dikaitkan dengan tujuan Prolegnas.
Ada beberapa RUU baru dan RUU Perubahan UU tahun 2008 dan 2009, sebagian
diantaranya :
1. Rancangan Undang-Undang tentang Pengelolaan Sumber Daya Alam
2. Rancangan Undang-Undang tentang KitabUndang-Undang Hukum Pidana
3. Rancangan Undang-Undang tentang Intelijen Negara
4. Rancangan Undang-Undang tentang Kelautan
5. Rancangan Undang-Undang tentang HukumAcara
6. Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun
1997 tentang Ketransmigrasian
7. Rancangan Undang-Undang tentang Kearsipan
8. Rancangan Undang-Undang tentang Transfer Dana
9. Rancangan Undang-Undang tentang Kepemudaan
10. Rancangan Undang-Undang tentang Perubahanatas Undang-Undang Nomor 25 Tahun
1992 tentang Koperasi
11. Rancangan Undang-Undang tentang Hukum Materiil Peradilan Agama Bidang
Perkawinan
12. Rancangan Undang-Undang tentang Administrasi Pemerintahan
3
13. Rancangan Undang-Undang tentang Cyber Crime
14. Rancangan Undang-Undang tentang Pengadilan Anak
15. Rancangan Undang-Undang tentang Perdagangan
16. Rancangan Undang-Undang tentang Komponen Cadangan
17. Rancangan Undang-Undang tentang Perubahanatas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
18. Rancangan Undang-Undang tentang BadanUsaha Milik Daerah
19. Rancangan Undang-Undang tentang Pemberantasan Pembalakan Liar (Illegal Logging )
20. Rancangan Undang-Undang tentang Pembangunan Perdesaan
21. Rancangan Undang-Undang tentang Perubahanatas Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1987tentang Protokol
22. Rancangan Undang-Undang tentang DemokrasiEkonomi
23. Rancangan Undang-Undang tentang Konservasi Tanah dan Air
24. Rancangan Undang-Undang tentang Perubahanatas Undang-Undang Nomor 31 Tahun
2004tentang Perikanan
25. Rancangan Undang-Undang tentangPenanganan Konflik Sosial
26. Rancangan Undang-Undang tentang Praktik Keperawatan
27. Rancangan Undang-Undang tentang Perubahanatas Undang-Undang Nomor 10 Tahun
2008 Tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD
28. Rancangan Undang-Undang tentangPengendalian Dampak Produk TembakauTerhadap
Kesehatan
29. Rancangan Undang-Undang tentangPengelolaan Zakat (Pengganti Undang-Undang
Nomor 38 Tahun1999 tentang Pengelolaan Zakat )
30. Rancangan Undang-Undang tentang Hak-HakKeuangan Lembaga Negara(Pengganti
Undang-Undang Nomor 12 Tahun1980 tentang Hak-Hak Keuangan LembagaTertinggi
dan Tinggi Negara)
31. Rancangan Undang-Undang tentang Perubahanatas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990
tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayatidan Ekosistemnya.
32. Rancangan Undang-Undang tentang Otonomi Khusus Provinsi Bali
33. Rancangan Undang-Undang tentang Arsitek
34. Rancangan Undang-Undang Tentang Pendidikan Kedokteran
35. Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 49 Tahun 1960 tentang PanitiaUrusan Piutang Negara
sebagaimana telahditetapkan menjadi Undang-undang denganUndang-Undang Nomor 1
4
Tahun 1961 tentang Penetapan Semua Undang-Undang Darurat dan Semua Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Yang Sudah Ada Sebelum Tahun 1961
Menjadi Undang-Undang.
Jika dikaitkan dengan Tujuan dari Prolegnas, maka perubahan dari beberapa UU
menjadi undang – undang yang baru adalah untuk membangun negara hukum yang
menjamin kepastian hukum, kemanfaatan, keadilan, dan ketertiban. Selain itu,
perubahan undang – undang ini dilakukan, semata – mata hanya untuk
menyempurnakan undang – undang agar sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan
masyarakat, serta berorientasi pada pengaturan perlindungan hak asasi manusia
dengan memperhatikan prinsip – prinsip kesetaraan dan keadilan jender.
6. Arah kebijakan Prolegnas RUU Prioriotas tahun 2010 terkait dengan pembentukan,
penyempurnaan, dan pergantian peraturan perundang – undangan adalah menata
sistem hukum nasional melalui penyempurnaan dan pembentukan peraturan
perundang – undangan yang baru untuk mempercepat tuntutan reformasi di bidang
hukum, ekonomi, politik, agama, pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, sosial
budaya, pembangunan daerah, sumber daya alam dan lingkungan hidup, pertahanan
dan keamanan, serta pelaksanaan amanat Undang – undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945.
7. Tiga skala prioritas pertama penetapan Prolegnas RUU Prioritas tahun 2010 adalah
RUU tentang Intelejen, RUU tentang Perubahan atas Undang – undang Nomor 32
tahun 2002 tentang Penyiaran, dan RUU tentang Perubahan atas Undang – undang
Nomor 22 tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum. Ketiga skala
prioritas penetapan Prolegnas tahun 2010 telah tercermin dalam daftar Prolegnas
RUU Prioritas tahun 2010.
8. Kaidah – kaidah penuntun hukum sebagai pijakan politik hukum nasional menurut
pandangan Moh. Mahfud MD, adalah ;
Pertama, hukum – hukum di Indonesia harus menjamin integrasi atau keutuhan
bangsa dan
5
karenanya tidak boleh ada hukum yang diskrimanif berdasarkan ikatanprimordial.
Tuntutan utama dari penuntun ini adalah bahwa hukum nasional harus menjaga
keutuhan bangsa dan negara baik secara territori maupun secara ideologi.
Kedua, hukum harus diciptakan secara demokratis dan nomokratis berdasarkan
hikmah kebijaksanaan. Pembuatannya harus menyerap dan melibatkan aspirasi rakyat
dan dilakukan dengan cara-cara yang secara hukum atau prosedural fair. Dengan
nomokratis hukum tak hanya dapat dibentuk berdasarkan suara terbanyak
(demokratis) tetapi harus dengan prosedur dan konsistensi ini hukum dengan falsafah
yang harus mendasarinya dan hubungan - hubungannya hierakisnya.
Ketiga, hukum harus mendorong terciptanya keadilan sosial yang antara lain, ditandai
oleh adanya proteksi khusus oleh negara terhadap kelompok masyarakat yang lemah
agar tidak dibiarkan bersaing secara bebas tapi tidak pernah seimbang dengan
sekelompok kecil bagian masyarakat yang kuat.
Keempat, hukum berdasarkan toleransi beragama yang berkeadaban dalam arti tidak
boleh ada hukum publik (mengikat komunitas yang ikatan primordialnya beragama)
yang didasarkan pada ajaran agama tertentu.
9. Problem koordinasi Prolegnas tahun 2005 – 2009 menurut Mahfhud MD sesuai
dengan hasil kajian yang dilakukan oleh sebuah tim yang dibentuk oleh DPR RI
dengan SK Pimpinan No. 12/PIMP/III/2005-2006 tanggal 16 Februari 2006 yang
diberi tugas untuk melakukan kajian peningkatan kinerja DPR RI yang menemukan
empat masalah utama dalam bidang legislasi yaitu ; Pertama, kualitas undang –
undang yang dihasilkan belum memadai sehingga kurang memberikan manfaat
langsung bagi kehidupan masyarakat; Kedua, belum terpenuhinya target jumlah
penyelesaian RUU yang telah ditetapkan dalam Prolegnas, Ketiga, Proses
pembahasan RUU kurang transparan sehingga sulit diakses oleh publik, Keempat,
masih lemahnya tingkat koordinasi di antara alat kelengkapan Dewan ddalam
penyusunan dan pembahasan suatu RUU.
6
10. Apakah yang dimaksud dengan Prolegnas sebagai penjamin konsistensi (mendasar
pada pandangan Moh. Mahfud MD)?
Selain masalah yang tertulis diatas, kerapkali muncul peraturan – peraturan yang
dianggap bermasalah atau overlapping dengan peraturan – peraturan lain baik secara
vertikal maupun secara horisontal. Itulah sebabnya kemudian muncul UU No. 10
tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang – undangan yang selain
mengatur jenis – jenis dan hirarki Perundang – undangan, dimuat pula mengenai
Program Legislasi Nasional (Prolegnas) dan Program Legislasi Daerah (Prolrgda)
yang dimaksudkan adanya jaminan konsistensi antara berbagai peraturan perundang –
undangan.
7