pengaruh sistem politik dan tipe hukum terhadap politik hukum ...

7
Pfl,NGARUIT SISTEM PG[,{T[K DAN A'{gJ}i HUKU},I TERHADAP POLIT'IK HU KUM PERLTN ilAI! G - Uh{DA,f-iGAN Oteh : Hj. Jauhariah, SE{, MIV{, ,\,t{[1 Abstrak Sistem politik dan tipe hukurr akau sangat berpercar,ih 1ci ri;;r.iap politik hilkum perundang- undangan. Semakin demokratis sistem politik yang dianur, ur;i}' a ilkan semarin responsif tipe hukurn dan politik hukum perundang-undangannya. Seiringga il;:p-ri iiiharapkan produk pen:ndang- undangan yang dihasilkan beti;r*benar merupakan kristalisai,r 1-ii:mikiran suirm bangsa untuk mengatasi masalah hukumnya dimasa kini dan implerlrentasinr-,. 1,';r;g benar dair konsisten untuk mencapai kondisi hukum yang ideai dimasa yang akan ciatang. Kata Kunci: Sistem Politik; Tipe Hukum; Politik l{ukum Abstr*ct Political system and the type aJ'law will greatly affect the lsrr,,r $.1 l]*!itics. The more democratic political system adopted, it will bt mare resltonsive to tke 4'pe riJ'lav,, arcd the legislation political law. So it can be expected prol,lucl testtlting legislatian is re.,;l!.y c t:;'ystallization of thought of * nation to addres,s the legal issues m the present und co*"et:' cttxi t:artsistent lsnplementatian to achieve the ideal state lay, in the.future. Keywords: Political Sl,stem: h'pe of Lott; po/itic,i/ I-:i., A. Pendahuluan Penyusunan peraturan perundang-unda- ngan selain memerlukan latar belakang ke- pentingan keberadaannya, juga memerlukan landasan philosophis yang jelas, yang mem- berikan acuan yang berpijak kearah marLayang hendak dituju dari eksistensi perundangan tersebut. Dengan demikian, terekam jelas dari peraturan perundangan tersebut kristalisasi pemikiran suatu bangsa sesuai dengan zarnan- nya, tentang bagaimana bangsa tersebut me- ngatasi masalah yang sedang dihadapinya. Baik masalah hukum masa kini (ius constitu- tum) masalah operasi hukum (ius operatum) dan masalah hukum yang dicitakan dimasa de- pan (iu s con s t i tu en dum). Kristalisasi pemikiran suatu bangsa un- tuk mengatasi masalah hukumnya dimasa kini dan implementasinya yang benar dan kon- sisten untuk mencapai kondisi hukum dimasa depan itulah yang dapat disebut sebagai politik hukum bangsa tersebut. Politik hukum ber- tugas meneliti perubahan mana yang perlu diadakan terhadap perubahan hukum yangada, supaya memenuhi kebutuhan-kebutuhan baru di dalam kehidupan bermasyarakat, mewujud- ' Dosen / Ketua STIH Sumpah Pemuda Palembang : Andi Hamzah, Potitik Hukurt Pidana,LP3ES, Jakarta, 1984 kair;ira o..i-.., p'iodr-,k huiiLin dau mengim- plementasiN;ii secara konsisren unruk menca- pai kondrsi hilkiim ),ang dicitakan. Dalam kaitan itu, Andi Hamzah menga- takan bahwa dalam pengertian formal politik hukum hanya mencakup satu tahap saja yairu nienuangkan kebijakan pernerintah dalarn bentuk produk hukum atau rlisebut Legislative drafting, sedangkan dalam pengertian materii 1, politik hukum rn,:ncakup Legislative drafting, Legttl excuting, Jan legal review.2 B" Perrnasalairam Pokok pemrasalahan yang akan dibahas dalarn tulisan ini adalah: Bagaimana pengaruti sistem poiitik dan tipe hukun terhadap politik hukurn p eruncian g:undangan'i C. Pembahasan Adanya Undang-Undang merupakan keburuhan hajat manusia, karena dengan ada- nya Undang-Undang masyarakat dapat diatur, kezalimari dapat dicegah, hak-hak manusia dapat dijamin, keadilan dapat terlaksana dar: dengan Undang-Undang inilah suatu bangs,, dapat diarahkan'r. Sebagai ases berlakunya di,

Transcript of pengaruh sistem politik dan tipe hukum terhadap politik hukum ...

Page 1: pengaruh sistem politik dan tipe hukum terhadap politik hukum ...

Pfl,NGARUIT SISTEM PG[,{T[K DAN A'{gJ}i HUKU},ITERHADAP POLIT'IK HU KUM PERLTN ilAI! G - Uh{DA,f-iGAN

Oteh : Hj. Jauhariah, SE{, MIV{, ,\,t{[1

AbstrakSistem politik dan tipe hukurr akau sangat berpercar,ih 1ci ri;;r.iap politik hilkum perundang-undangan. Semakin demokratis sistem politik yang dianur, ur;i}' a ilkan semarin responsif tipehukurn dan politik hukum perundang-undangannya. Seiringga il;:p-ri iiiharapkan produk pen:ndang-undangan yang dihasilkan beti;r*benar merupakan kristalisai,r 1-ii:mikiran suirm bangsa untukmengatasi masalah hukumnya dimasa kini dan implerlrentasinr-,. 1,';r;g benar dair konsisten untukmencapai kondisi hukum yang ideai dimasa yang akan ciatang.

Kata Kunci: Sistem Politik; Tipe Hukum; Politik l{ukum

Abstr*ctPolitical system and the type aJ'law will greatly affect the lsrr,,r $.1 l]*!itics. The more democraticpolitical system adopted, it will bt mare resltonsive to tke 4'pe riJ'lav,, arcd the legislation politicallaw. So it can be expected prol,lucl testtlting legislatian is re.,;l!.y c t:;'ystallization of thought of *nation to addres,s the legal issues m the present und co*"et:' cttxi t:artsistent lsnplementatian toachieve the ideal state lay, in the.future.

Keywords: Political Sl,stem: h'pe of Lott; po/itic,i/ I-:i.,

A. PendahuluanPenyusunan peraturan perundang-unda-

ngan selain memerlukan latar belakang ke-pentingan keberadaannya, juga memerlukanlandasan philosophis yang jelas, yang mem-berikan acuan yang berpijak kearah marLayanghendak dituju dari eksistensi perundangantersebut. Dengan demikian, terekam jelas dariperaturan perundangan tersebut kristalisasipemikiran suatu bangsa sesuai dengan zarnan-nya, tentang bagaimana bangsa tersebut me-ngatasi masalah yang sedang dihadapinya.Baik masalah hukum masa kini (ius constitu-tum) masalah operasi hukum (ius operatum)dan masalah hukum yang dicitakan dimasa de-pan (iu s con s t i tu en dum).

Kristalisasi pemikiran suatu bangsa un-tuk mengatasi masalah hukumnya dimasa kinidan implementasinya yang benar dan kon-sisten untuk mencapai kondisi hukum dimasadepan itulah yang dapat disebut sebagai politikhukum bangsa tersebut. Politik hukum ber-tugas meneliti perubahan mana yang perludiadakan terhadap perubahan hukum yangada,supaya memenuhi kebutuhan-kebutuhan barudi dalam kehidupan bermasyarakat, mewujud-

' Dosen / Ketua STIH Sumpah Pemuda Palembang: Andi Hamzah, Potitik Hukurt Pidana,LP3ES, Jakarta, 1984

kair;ira o..i-.., p'iodr-,k huiiLin dau mengim-plementasiN;ii secara konsisren unruk menca-pai kondrsi hilkiim ),ang dicitakan.

Dalam kaitan itu, Andi Hamzah menga-takan bahwa dalam pengertian formal politikhukum hanya mencakup satu tahap saja yairunienuangkan kebijakan pernerintah dalarnbentuk produk hukum atau rlisebut Legislativedrafting, sedangkan dalam pengertian materii 1,

politik hukum rn,:ncakup Legislative drafting,Legttl excuting, Jan legal review.2

B" PerrnasalairamPokok pemrasalahan yang akan dibahas

dalarn tulisan ini adalah: Bagaimana pengarutisistem poiitik dan tipe hukun terhadap politikhukurn p eruncian g:undangan'i

C. PembahasanAdanya Undang-Undang merupakan

keburuhan hajat manusia, karena dengan ada-nya Undang-Undang masyarakat dapat diatur,kezalimari dapat dicegah, hak-hak manusiadapat dijamin, keadilan dapat terlaksana dar:dengan Undang-Undang inilah suatu bangs,,dapat diarahkan'r. Sebagai ases berlakunya di,

Page 2: pengaruh sistem politik dan tipe hukum terhadap politik hukum ...

Jurnal Lex Librum, Vol. 1 No. 1, Desember 2014

lam arti material Undang-Undang merupakansarana semaksimal mungkin dapat mencapaikesejahteran spiritual dan material bagi ma-,yurukat maupun individu.a

Suatu perundang-undangan menghasil-kan peraturan yang memiliki ciri-ciri sebagai

berikut:1. bersifat umum dan komprehensif2. bersifat universal. Ia diciptakan untuk

menghadapi peristiwa-peristiwa yangakan datang yang belum jelas bentukkonkretnya. Oleh karena itu ia tidakdapat dirumuskan untuk mengatasiperistiwa-peristiwa tertentu saj a.

3. ia memiliki kekuatan untuk mengoreksidan memperbaiki dirinya sendiri, Ada-lah lazim bagi suaru peraturan untukmencantumkan klausul yalg memuatkemungkinan dilakukannya peninj auankembali.5

Undang-Undang baru ada apabila telahdibentuk oleh lembaga yang berwenang. Pe-

laksanaannya telah dilimpahkan kepada badanyang telah diberi wewenang " Cara pemben-tukan Undang-Undang dan badan mana yangdiberi wewenang tergantung kepada sistempemerintahan yang dianut oleh negara yangbersangkutan, baik sistem pemerintahan Par-lementer maupun sistem Presidentil, usulanUndang-Undang sering datang dari pihak pe-

merintah dan diajukan ke Dewan PerwakilanRakyat unruk "digodok" perumusannya. Ber-kaitan den-ean Pemumusan undang-undang,John Austin. seorang positivis yang utama,mempertahankan bahu'a satu-satunya sumberhukum adalah kekuasaan vang tefiinggi dalamsuatu negara. Surnber-sumber yang lain dise-butnya sebagai sumber vang lebih rendah (szzb-

ordinate sources). Kalau kita ikuti penjelasan-nya mengenai sumber ) ang lebih rendah ini,dapat ditarik kesimpulan. bahu'a ia sama sekalitidak menganggapnya sebagai sumber,6 HansKelsen mengemukakan konsepsinl'a men-qenai

Grundnorm, suatu dalil akbar dan tak dapat di-

tiadakan, yang menjadi tujuan dari semua jalanhukum, bagaimana berputar-putarnyapun j alanitu. Dengan demikian, maka dalil akbar yangdisebut sebagai grundnorm itu kecuali ber-fungsi sebagai dasar, juga sebagai tujuan yangharus diperhatikan oleh setiap hukum atauperaturan yang ada. Semua hukum yang bera-da dalam kawasan rejim Grundnorm tersebutharus bisa mengait kepadanya, oleh karena ituia bisa juga dilihat sebagai induk yang mela-hirkan peraturan-peraturan hulom dalam suatutatanan sistem tertentu, Grundnorm ini tidakperlu sama untuk setiap tata hukum, tetapi iaakan selalu ada disitu, apakah dalam bentuktertulis ataukah sebagai suatu pernyataan yangtidak dituliskan.T Kelebihan dari hukum per-undang-undangan adalah dalam segi kepas-tiannya. Kepastian ini dijamin oleh adanyapembuatan hukum yang dilakukan secara

sistematis oleh badan-badan yang khusus un-tuk itu dan tehnik{ehnik perumusannya yar,gterpelihara dan terkembangkan secara baik.

Dalam hubungan dengan diskusi tentangperanan hukum sebagai sarana kebijaksanaannegara dalam mengolah jalan kehidupan ma-syarakat, Prof. A.A.G. Peters melihat adanyaberbagai gejala yang satu sama lain saling ber-kaitan, yaitu : keabsahan hukum yang cende-rung goyah, efektifitas hukum yang melemah,dan bobot hukum yang merosot.

Masalah keabsahan hukum muncul da-lam dua relasi :

(1) dalam hubungannya dengan pemerin-tah dan pendukungnya di mana peme-rintah harus menampilkan citra tertentudalam bentuk perundang-undangan danketetapan-ketetapan yang merumuskankebijaksanaan untuk memikat kelom-pok-kelompok pendukung tersebut;

(2) yang menyangkut tantangan terhadapperundang-undangan tersebut di atas

oleh kelompok-kelompok lawan politikdan organisasi-organisasi masyarakatyang dapat menjadi korban hukum itu.

3 Abd.,l Kadir Audah, Islam dan pentnciang-trntlangan, Tanpa Tempat, International Federation Of Student

Organization, 1978, h. 20. dikutip dari Gemala Deii'i. Aspek-aspek Hukum Dalam Perbankan & Perasuransian

Syariah di Indonesia, Kencana, Jakarta,200.+. h. 1-+5.a Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, PenelitiLtn l-Iukunt \'onnatif, suatu Tinjauan Singkat, RajaGrafindo Persada,

Jakarta,2003, h. 785 Gemala Dewi, Aspek-aspek Hukum dalam Perbankan & Perasw'ansian Syariah di Indonesia, Kencana, Jakarta,

2004,h.145.u Saqipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Alumni, Bandung, 1986. h. 238.

' tuid.. h. z++

Page 3: pengaruh sistem politik dan tipe hukum terhadap politik hukum ...

Pengaruh Sistem Falitik tlu* Tipe llwkuttt ....

Untuk menghadapi ini, terjadi konsesi-konsesi ierhadap radikalisasi undang-undang dan cara-cara pengeridalian sa-

rana untuk mencapai sasaran kebijaksa-naan.

Berlolak dari teori sosial tentang hukum,Philippe Nonet dan Philip Seizrrieh membeda-kan tiga tipe hukum, yaitu hukum represif(yang bertujuan untuk memelihar:., status quo).hukum otonom (yang bertujuan untuk mem-batasi keservenang-wenargan tanpa memper-soalkan tatanan sosial dan yang secara legalis-tis kaku), serta hukum responsif yang bersifatterbuka terhadap perubahan masyarakat danmengabdi pada usaha*usaha untuk mencapaikeadilan dan emansipasi sr:sial"8

Peters mengajukan gagasen apabila hu-kum mempunyai makna normatif, maka haruspula bemilai praktis, artinya harus diieembang-kan konsepsi hukum sebagai upaya politikyang akan menjadi dasar hukum responsif.e

1. Hukum yang diprogramkanHukum pidana dan perdata "normal"

pada prinsipnya menegaskan pola-pola pe-mikiran dan konstellasi kepentingan yangmenguasai kehidupan masyarakat, sedang-kan hukum yang diarahkan pada perubahansebaliknya akan membentur pada sikap dankonstellasi kepentingan itu.

Contoh hukum regulatif adalah Un-dang-Undang Keamanan Kerja, perlindu-ngan Lingkungan Hidup. artti t'ust danjuga hukum yang menyan-ukut peneaburanekonomi yang efektivitasnl.a terganrun_s

dari birokrasi pelaksana dengan kemam-puan yang memadai.

Contoh hukum yang melahirkan hak-hak baru adalah perundang-undangan yangmeningkatkan demokratisasi dalam kehi-dupan industri yang pelaksanaannya di-tentukan oleh usaha terus-menerus parasubjek hukum.

Dikatakan bahwa kunci utama pem-bentukan hukum yang mengarah pada pe-rubahan sosial terletak pada implementasihukum itu. Di sini, perlu dibedakan antararujuan perundang-undangan yang menga-rah pada perombakan masyarakat dengan

Hj Jauharialt

efektivitas hukun-i yang d ipro gramkan.Hambatan pelaksanaan hukum yang

diprogramkan, antara lain :

(1) penguiuh undang-undang itu sendiriyang melewatkan peluang bagi hasil-hasil r:idikal;

(2) tindaitan defensif yang membatasidain;, ak pi:rur:dang-undangan;

(3) rnasaliri; partisipasi dalam pelaksanaanund., ig- rlitdang;

(4) pernairfaatan unsur-unsur yang sama;(5) pemakaien piosedur untuk menghin-

darkan penerapan;(6) menrball'a hubungan sosial dan politik

untul, irrenp eroleh keuntungan;(7) adanl.a p:ngaruh moral unfuk menga-

baikar,n5 a.r'

Pengarahari pacia KonteksPelaksanaan perundang-undangan

dalam konteks wewenang yang hirarkis,memungkinkan adanya keuntungan bagimereka yang mempunyai kedudukan sosiallebih tinggi.

Oleh karena itu, agar suatu perun-dang-undangan efektif, diperlukan rumu-san jelas yang menetralisasi berbagai rin-tangan, mekanisme paksaan dan kerugianmoratr akibat konteks wewenang yang oto-riter.

Pengarahan Sarana pada Kelompok sasa-

ranPsnre;iS&n dan penjabaran hak-hak

secara rnii ianpa pasal-pasal pengecualianr ang akan men_qaburkan. dalam hubunganini kelompok sasaran. perlu mempunyaiperanan prosedural yang memungkinkanmereka mampu mengklaim hak-haknya.Syarat larir adaiah proses peradilan yangmudah.

4. Pengenaan Sanksi ResmiUntuk mengtrindari penolakan ke-

kuasaan kehakiman konservatif atau perla-wanan politik pasif diperlukan atau "ulti-mum remediurn" berupa sanksi.

2.

J.

' Philippe Nonet dan Philip Selznick. Hukum Responsif,Nusamedia, Bandr.rng" 2il08. hlm. 21

\ A.G. Peters. Htrkum dctn Perkembangan Sosial, Pustaka Sinar Harapan, Jakr;.la 1990, hlm. 50Philippe Nonet dan Philip Selznick, op. Cit.,,hlm.23

Page 4: pengaruh sistem politik dan tipe hukum terhadap politik hukum ...

Jurnal Lex Librum, VoL 1 l-'o, I, Desember 2011

5. Perenggutan HakDi sini diperlukan keterlibatan ke-

lompok sasaran unfuk memperjuangkanperwujudan hak-hak !'ang telah diakui olehhukum, misalnya melalur berbagai organi-sasi.

Perenggutan hak inr mencakup :

a) penunrutan hakb) merenggut hak 1'ang telah cliakui hu-

kumc) melembagakan bentuk-bentuk peman-

faatan hakd) memperluas hak tersebut agar berjang-

kauan luas.''Perhatian yang meningkat paela beker-

janya pranata hukum, kekuatan yang mem-pengaruhiny'a dan potensialitasnya timbulterutama karena terdapatnya kenyataan bahwapembennrkan dan pelaksanaan hukum nampakkian diceraikan dari realitas sosial serta gaga-san keadilan itu sendiri.

Adanya kritik terhadap kemampuan hu-kum unruk mencapai keadilan substantif sertamenangani masalah dasar keadilan serta ter-hadap peranan hukum sebagai alat dominasi,pendukung utama kekuasaan serta privilese,telah melahirkan kebutuhan (pada satu fihak)pendekatan ilmu-ilmu sosial yang mampumenjelaskan konteks sosial hukum serta di-mensi-dimensi tata hukum, darr (pada fihaklain) keburuhan akan suatu kerangka bagialtematif penataan hukum.

Dalam hubungan itu, Philippe Nonet danPhilip Selznick mengetengahkan suatu teorimen-eenai 3 (tiga) keadaan dasar hukum dalammasy'arakat r.akni :

1. Hukum Represif, yakni hukum yangmerupakan alat kekuasaan represif;

2. Hukum Otonom, yaitu hukum sebagaisuaru pranata ,vang mampu menjinak-kan represi dan melindungi integri-tasn\-a sendin. dan

3. Hukum Responsif. yairu hukum yangmerupakan sarana respons atas kebu-fuhan dan aspirasi masvarakat.l2

Pada hukum Represif. tu-iuan hukumadalah ketertiban dan dasar keabsahannya ada-lah pengamanan masvarakat. Peraturannyabersifat rinci namun kurang men_eikat pembuataturan, seringkali teqadi diskresr.

" Ibid.12lbid.

Sifat memaksa narnpak meluas dan ha-nya secara lemalt dibatasi, sementara itu yangdikembangkan adalah "moralitas kekangan".Hukum tunduk pada politik kekuasaan sertaharapan atas ketaatan bersifat tanpa syarat danketidaktaatan dianggap penyimpangan. Kriti-sisme dipandang sebagai ketidaksetiaan.

Dalaln keariaan hukum otonom, tujuanhukuin adal;h l*gitrurasi yang diclasarkan pada

kejujuran prnsedural. Atulan-aturan mengikatbaik penguasa riraupuil yang dikuasai dandiskresi ciibatasi oleL, hu]<rim. Paksaan diken-dalikan oleh kekangan hrikiim dan moralitas-nya adalah rnoralitas institusional. Hukum'omerdska" dari poiitik.

Harapan-harapien ketaatan tidak terlam-pau ketat dan dihenarkan oleh htrkum, mi-saln5.6 dai*:ni keranglia pengujian aturan. Par-tisipasi iriasyalakat dit'ratasi oleh proseduryang mapan.

Pada hukum responsif keabsahan hukumdidasarkan pada keadilan substantif dan atu-ran-aturan tunduk pada prinsip dan kebijaksa-naan. Diskresi dilaksanakan dalam rangkamencapai tujuan. Paksaan lebih nampak dalambentuk alternatif positif seperti insentif atausistem-sistem kewajiban mandiri. Moralitasyang nampak adalah "moralitas kerja sama",sementara aspirasi hukum dan politik beradadalam keadaan terpadu. Ketidaktaatan dinilaidalam ukuran kerugian substantif dan dipan-dang sebagai tumbuhnya masalah legitimasi.Kesempatan untuk berpartisipasi diperluas me-lalui integrasi bantuan hukum dan bantuansosial.

Sungguhpun konsepsi abstrak di atasmungkin daiam masyspftnt tertentu mengan-dung ciri-ciri campuran, namun dapat dipasti-kan bahwa postur dasar suatu tata hukum akanlebih memperlihatkan kecenderungan yang mi-rip dengan salah satu tipe hukum represif, oto-nom atau responsif.

Keadaan hukum demikian tidak terlepasdari tipe-tipe organisasi formal, yakni pra-birokratis, birokratis dan pasca-birokratis.

Sebagai contoh, pada organisasi formalpra-birokratis nampak terdapatnya ketidakter-pisahan antara kepentingan pribadi dan tang-gung jawab kemasyarakatan, juga pengambi-lan keputusan lebih didasarkan pada tindakan

4

Page 5: pengaruh sistem politik dan tipe hukum terhadap politik hukum ...

Pctq(,*h Siffi,r Poltik fua T"rpc H*un .,-

tsnpa peBgendaiian dari perguasa. Pada orga-

nisasi formal birokratis tujuan dinyatakan se-

cara jelas dan terdapat lingkungan kompetensi

yang secara hirarkis terbagi-bagi, proses peng-

ambilan keputusan bersifat rutin dan sistema-

tis, Sedangkan dalam tipe organisasi formalpasca birokratis tcrlihat adanya orientasi pada

tujuan seoara luwes dan partisipasi dalam pe'

ngambilan keputusan.Lebih jauh, Nonet dan Selzniok membe-

rikan uraian yang lebih rinci mengenai ketiga

tipe hukum tersebut di atas.

Hukum RepresifGagasan hukum represif mengandaikan

bahwa setiap tata hukum merupakan keadilanyang beku dan mempunyai potensi represif

oleh karena tErikat pada status quo dan dengan

menyelimuti otoritas, hukum membuat kelara-

saan lebih efektif"Dalam hubungannya dengan kekuasaan,

bentuk sistematik hukum represif mempunyai

ciri berikut :

(1) Pranata hukum secara iangsung dise-

diakan bagi kekuasaan politik; hukum

diidentifikasikan dengan negara dan

tunduk pada kePentingan negara;

(2) Kelestarian kekuasaan adalah tugas

dari penegakan hukum;(3) Alat-alat pengendalian khusus seperti

Polisi menjadi pusat kekuasaan yang

bebas;(4) Pelemb agaan keadilan kelas.

Pelaksanaan hukum represif memperli-hatkan kecenderungan perspektif resmi (Offi-

cial Perspective) dalam pengertian dengan

dibenarkan oleh kedaulatan hak-hak istimewa

mengawetkan diskresi serta keteraturan admi-

nistratif yang kaku.Terjadi pula suatu keadaan kelas dengan

mengkonsolidasi dan melegitimasi pola-pola

subordinasi sosial dan dalam kaitan ini hukum

pidana nampak dominan.Tata hukum Yang ada menamPilkan

gambaran :

a. Peradilan dan penegak hukum sebagai

alat pemerintahb. Tujuan hukum adalah "memelihara

perdamaian setiap saat dengan biaya

apa pun untuk memuaskan keinginansosial atau keamanan umum"

c. Hukum pidana merupakan pusat perha-

Hi, Jauhariah

tian pencgakan hukum"" Offic: i aI l' ars pective" da lant bekerjanya

hukum represii' timbul untLtk inengkonsolida-

sikan ki:ktsrlsa*Il, tn*rnpefialt;lnl*an "sistem"dan mengarvetkrln sutnber il*3:a administratif'Penguasa rnorugidentifikasikun kepentingan

mereka detrgan itepontingan masyarakat dan

untuk itu digr;nnkan aparatur pemaksa yang

terisolasi clari penganrh hrar yang akan me-

ngurangi'omt:nelpoli keker*san yang absah"'

Produk hukum Inaupun pelaksauaannya

dirasakan rcpresit' oleh ma:;yarakat oleh karena

hukum:1) Melembagakan disprivilese dengan

menekartkan pada kewaiiban darr tang-

gun5i 3ar'vn'6. brikan pada hak-hak yang

ciipuiry'ai o1e h golongan yang tidak

berkuasii.2) lvtelenibagakan ketergantungan, khu-

susnya gclcngan rniskin yang menjadisasaran bekerjanya lembaga-lembagaatau birokrasi tertentu maupun distig-matisasi oieh klasiflkasi-klasifikasi res-

mi.3) Mengorganisasi pengamanan sosial

atas "keias-kelas bert:ahaya" dengan

mengkrirninalisasikan perilaku-perila-ku teftenhr.

Represi adaiah satu sisi dari keadilan ke-

las, sedangkan sisi yang lain adalah konsoli-

dasi privilese.Sumber lain hukum represif adalah tun-

nrtan atau penvesuaian budaya (cultural con-

.fbrmin') )'ang menrmbulkan kecenderungan

menghui<um atas nama moral dan nilai-nilaibudal'a.

Dengan begiru perwujudan hukum rep-

resif menampilkan dua gambaran pokok :

a) Keterpaciuan yang etat antara hukumdengan poiitik dalam bentuk subordi-

nasi langsung pranata-pranata hukumpada elit yang merrerintah dengan

menjadi semacam "instrumentalismeprimitif' yang siap mengkonsolidasi-kan kekuasaan, menjamin privilese dan

memenangkan konformitas.b) Merajalelanya diskresi baik sebagai ha-

sil maupun sebagai cara menjamin be-

kerjanya peranan hukum sebagai alat diatas.

Page 6: pengaruh sistem politik dan tipe hukum terhadap politik hukum ...

Jurnal Let Librum, l'ol. I -\o, l, Desett;bLr )ri.1

Hukum OtonomDengan timbulnya hukum otonom, maka

tata hukum menjadi sumber daya untuk men-jinakkan represi dan berorientasi pada the"Rule of Law".

Ciri-ciri hukum otonom antara lain se-

bagai berikut :

1) Hukum dipisahkan dari politik denganpemisahan fungsi

2) Tata Hukum mendukung "'model aru-

rart-atttran"3) Prosedur adaiah pusat hukum4) Kepatuhan pada hukum dipahami seba-

gai ketaatan yang ketat pada hukumpositif.

Sumber transisi hukum represif ke hu-kum otonom adalah kepentingan pemerintahuntuk memperoleh legitimasi. Fungsi legiti-masi adalah melindungi penguasa dari tuntutansaingannya serta kritik-kritik potensial. Jadilegitimasi harus dilihat pada isi dan akibatnya.

Strategi pokok legitimasi adalah pemisa-han hukum dari politik yang mempunyai duaaspek : Pertama, politik tunduk pada hukum,oleh karena hukum melembagakan prinsippembatasan penggunaan kekuasaan; Kedua,peradilan menekankan fungsi nonpolitis.

Ciri yang berpusat pada aturan (yakninorrna yang menentukan ruang lingkup danpenerapan hukum) didasari oleh :

1) Aturan adalah sumberdaya yang kuatbagi untuk mengabsahkan kekuasaan.

2) Diskresi dipersempit3) Menyebarluaskannya aturan mengun-

dang kompleksitas dan masalah kon-sistensi yang memerlukan kemampuanprofesional,

1) Onentasi pada alnrran cenderung mem-batasi tanggung jawab sistem hukum.

5) \\'alaupun menjinakkan represi, hukumotonom tetap mempunyai gagasan bah-u.a hukum adalah alat pengendaliansosial.

Hukum ResponsifBe'berapa ciri hukum responsif yang ber-

tujuan agar irukurn lebih tanggap terhadapkebutuhan terbuka patia pengaruh yang lebihefektif daltirri mcnangani masalah sosial, anta-ra iain adaiali : ilcrtama, diirarnika perkemba-ngari huianm rneningkatkan otoritas tujuan;Kedua, me'r:gend-alikan tuntl"rtan pada ketaatansefia mengr;rlirgi kelcskuan hukurn; ketiga,bantuan huk.:.i:r rii;trrnpilkan suatu dimensipolitikt keernpat. telclapatnya perencanaanpranata iirikum srcarii leblh kompeten.

Daiam rangka pefigui;imaan tujuan, yangpenting adalah hasil+asil substantif sefta tang-gung jawab kelenrtragaan yang efektif.

F{ukurn resp*nsif, mencoba rnengatasiprochialisme (kepicika.n) rialam moralitas ma-syarakat seca meridorong pendekatan yangberorientasi pada masalah y.ing secara sosialterintegrasi.

Fada keadaan terdapzrtnya hukum res-ponsif, kese;npatan untuk berparlisipasi dalampembentukan hukuin lebih terbuka. Dalampengertian ini, ar*u.a hukum menjadi semacamfonrm politik, darl paltisipasi hukum mengan-dung dimensi p*litik" llengan perkataan lain,aksi hukum it,:r*pakan lvahana bagi kelompokatau organisasi uniul< berperan serta dalammenenfirkan kebij a-ksanaan umum.

D. PenutupDari uraian eliatas dapat ditarik kesimpu-

lan bahrva sistem politik dan tipe hukum akansangat berpengaruh terhadap politik hukumperundang-undangan. Semakin demokratis sis-tem politik yang ciianut, maka akan semakinresponsif tipe irukum dan politik hukum per-undang-undang ann,va" S eh ingga dapat diharap -kan produk perundang-undangan yang dihasil-kan benar-benar merupakan kristalisasi pemi-kiran suatu bangsa untuk mengatasi masalahhukumnya ciimasa kini dan implementasinyayang benar dan konsisten untuk mencapaikondisi hukurn yang ideal dimasa yang akandatang.

Page 7: pengaruh sistem politik dan tipe hukum terhadap politik hukum ...

Pengaruh Sisteni Politik dari I'i1te E'uk;srt ,..,, IIj..Iauhuriah

DAFTAR FUSTATCA

A.A.G. Peters, Ilukum dan Perkentbangan Sosial, Pustaka Sinar iJarapan, Jakarta i990Andi Hamzah, Palitik Hukum Pidana, LP3ES, Jakarta, 1984

Bernard Arief Sidharta, Refleksi tentang Struktur llrnu Hukuw: Sels;;::n Feneiitian lenlang FondasiKefilsafatan dan Sifat Keilmuan llmu Hukum sebagai l,andast;r: Fangemhangan llntu f{ukumNasional Indonesia, Mandar Maju, Bandung:, 1999

Hamdan, M. Politik Hwkum Pid*rua, Raja Grafindo Fersada, Jakarta: i997Ilyas Supena dan M. Fauzi, Dekanstruksi dan Rekonstrut,.i i'fuktin Islan't, Gama Nledia,

Yogyakarta:2042Moh. Mahfud MD., Politik Hukum di Indonesia, LP3ES, Jakarta, i998N.E. Algra, dkk.., Mula Hukunz, Binacipta, Jakaita 1983

Philippe Nonet dan Philip Selznick, Hukum Responsif, Nusamedia, Baniiung, 2008

Satjipto Rahardjo, Sisi Lain dari Hukum di Indonesia. Kompas, Jakarta,2A06Soerjono Soekanto, Faktor-faktor yang mempengaruhi penegakcn hv.kum, Raja Grai=rndo Persada,

Jakarta,1983

7