TUGAS PHB-1

24
RESUME PERSEKUTUAN KOMANDITER (CV), PERSEROAN TERBATAS (PT) DAN PERSEKUTUAN FIRMA Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Hukum Bisnis Disusun Oleh 1. DIENY SETYOWATI F 0108011 2. SEPTI INDRI HAPSARI F 0108022 3. MARIA HARNUM SULISTA F 0108084 4. PUTRI PURNAMASARI F 0108101 5. HESTI DESIANI F 0108154

Transcript of TUGAS PHB-1

Page 1: TUGAS PHB-1

RESUME PERSEKUTUAN KOMANDITER (CV), PERSEROAN

TERBATAS (PT) DAN PERSEKUTUAN FIRMA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Hukum Bisnis

Disusun Oleh

1. DIENY SETYOWATI F 0108011

2. SEPTI INDRI HAPSARI F 0108022

3. MARIA HARNUM SULISTA F 0108084

4. PUTRI PURNAMASARI F 0108101

5. HESTI DESIANI F 0108154

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2011

Page 2: TUGAS PHB-1

A. PERSEKUTUAN KOMANDITER / CV (Commanditaire Vennootschap)

Persekutuan Komanditer (commanditaire vennootschap atau CV) adalah suatu

persekutuan yang didirikan oleh seorang atau beberapa orang yang

mempercayakan uang atau barang kepada seorang atau beberapa orang yang

menjalankan perusahaan dan bertindak sebagai pemimpin.

Pasal 19 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD).

CV adalah perseroan yang terbentuk dengan cara meminjamkan uang, yang didirikan

oleh seseorang atau beberapa orang persero yang bertanggung jawab secara tanggung

renteng dan satu orang pesero atau lebih yang bertindak sebagai pemberi pinjaman uang.

Soejono Dirdjosisworo

Mendasarkan pengertian Persekutuan Komanditer berdasarkan pasal 19 KUHD, yaitu

suatu perseroan yang dibentuk antara satu orang atau beberapa orang persero yang secara

tanggung menanggung bertanggung jawab untuk seluruhnya (tanggung jawab solider)

pada satu pihak, dan satu orang atau lebih sebagai pelepas uang (geldshieter) pada pihak

lain.

Ketentuan CV terdapat pada pasal 19, 20, 21 dan pasal 32 KUHD. ( Kitab Undang-

Undang Hukum Dagang). Persekutuan komanditer biasanya didirikan dengan akta dan harus

didaftarkan. Namun persekutuan ini bukan merupakan badan hukum (sama dengan firma),

sehingga tidak memiliki kekayaan sendiri.

Sekutu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

Sekutu aktif atau sekutu Komplementer

adalah sekutu yang menjalankan perusahaan dan berhak melakukan perjanjian dengan

pihak ketiga. Artinya, semua kebijakan perusahaan dijalankan oleh sekutu aktif. Sekutu

aktif sering juga disebut sebagai persero kuasa atau persero pengurus.

Sekutu Pasif atau sekutu Komanditer

adalah sekutu yang hanya menyertakan modal dalam persekutuan. Jika perusahaan

menderita rugi, mereka hanya bertanggung jawab sebatas modal yang disertakan dan

begitu juga apabila untung, uang mereka memperoleh terbatas tergantung modal yang

mereka berikan. Status Sekutu Komanditer dapat disamakan dengan seorang yang

menitipkan modal pada suatu perusahaan, yang hanya menantikan hasil keuntungan dari

inbreng yang dimasukan itu, dan tidak ikut campur dalam kepengurusan, pengusahaan,

maupun kegiatan usaha perusahaan. Sekutu komanditer tidak boleh mencampuri tugas

sekutu kerja (komplementer), yaitu pengurusan persekutuan pasal 20 KUHD,  bila

larangan ini dilanggar, maka pasal 21 KUHD memperluas tanggung jawabnya sekutu

Page 3: TUGAS PHB-1

komanditer sama dengan tanggung jawab sekutu komplementer, yaitu tanggung jawab

pribadi untuk keseluruhan (pasal 18 KUHD). Sekutu ini sering juga disebut sebagai

persero diam.

Sumber Modal

Sumber modal internal yaitu dari pemasukan modal (inbreng) para pengurus dan

sumber modal eksternal misalnya melalui pinjaman dari lembaga perbankan maupun lembaga

non perbankan dengan jaminan tertentu.

Jenis-Jenis

a. Persekutuan komanditer murni

Bentuk ini merupakan persekutuan komanditer yang pertama. Dalam persekutuan ini

hanya terdapat satu sekutu komplementer, sedangkan yang lainnya adalah sekutu

komanditer.

b. Persekutuan komanditer campuran

Bentuk ini umumnya berasal dari bentuk firma bila firma membutuhkan tambahan

modal. Sekutu firma menjadi sekutu komplementer sedangkan sekutu lain atau sekutu

tambahan menjadi sekutu komanditer.

c. Persekutuan komanditer bersaham

Persekutuan komanditer bentuk ini mengeluarkan saham yang tidak dapat

diperjualbelikan dan sekutu komplementer maupun sekutu komanditer mengambil satu

saham atau lebih. Tujuan dikeluarkannya saham ini adalah untuk menghindari terjadinya

modal beku karena dalam persekutuan komanditer tidak mudah untuk menarik kembali

modal yang telah disetorkan.

Bentuk Usaha

Persekutuan komanditer diam-diam

yaitu persekutuan komanditer yang belum menyatakan dirinya dengan terang-terangan

kepada pihak ketiga sebagai persekutuan komanditer. Bertindak keluar perusahaan,

persekutuan itu masih menyatakan dirinya sebagai persekutuan firma, tetapi bertindak ke

dalam perusahaan, persekutuan itu sudah menjadi persekutuan komanditer.

Persekutuan komanditer terang-terangan

Page 4: TUGAS PHB-1

yaitu persekutuan komanditer yang dengan terang-terangan menyatakan dirinya sebagai

persekutuan komanditer kepada pihak ketiga.

Persekutuan komanditer dengan saham

yaitu persekutuan komanditer terang-terangan yang modalnya terdiri dari saham-saham.

Persekutuan bentuk ini sama sekali tidak diatur dalam KUHD.

Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum mendirikan sebuah perusahaan komanditer

(CV), adalah sebagai berikut :

Pada awal pendirian perusahaan sebaiknya sudah ditentukan apakah saham yang

dipegang bisa dipindahtangankan atau diwariskan bila si empunya meninggal dunia

Pemindahan saham berdasarkan atas tunjuk berarti pemindahtanganan terjadi setelah

saham diserahkan kepada orang lain

Pemindahan saham berdasarkan atas nama berarti pemindahtanganan tersebut berlaku

menurut apa yang telah ditentukan oleh persero sebelum pendirian perusahaan

Jika persekutuan semacam ini memperdagangkan sahamnya di bursa efek, maka

perusahaan tersebut dinamakan Joint Stock Company

Jika saham yang dikeluarkan, sebaliknya CV tersebut dinamakan Limited Partnership

Association

Prosedur Pendirian

Dalam KUH Dagang tidak ada aturan tentang pendirian, pendaftaran, maupun

pengumumannya, sehingga persekutuan komanditer dapat diadakan berdasarkan perjanjian

dengan lisan atau sepakat para pihak saja (Pasal 22 KUH Dagang). Dalam praktik di

Indonesia untuk sebagian akademisi dan praktisi hukum berpendapat, persekutuan

komanditer dapat didirikan hanya berdasarkan perjanjian di bawah tangan. Artinya,

perjanjian cukup dilakukan di antara para pesero komplementer dan pesero komanditer.

Sementara sebagian yang lain berpendapat sebaliknya, dimana pendirian sebuah CV haruslah

melalui akta otentik di hadapan notaris. Setelah itu, akta pendirian harus didaftarkan ke

Kepaniteraan Pengadilan Negeri yang berwenang dan diumumkan di dalam Tambahan Berita

Negara RI.

Berikut ini adalah syarat-syarat yang perlu dipenuhi untuk mendirikan Persekutuan

Komanditer (CV).

Minimal 2 (dua) orang sebagai Pendiri Perseroan yang juga sekaligus bertindak

sebagai Pemilik Perseroan yang terdiri dari Pesero Aktif dan Pesero Pasif.

Page 5: TUGAS PHB-1

Akta Notaris yang berbahasa Indonesia

Para Pendiri CV haruslah Warga Negara Indonesia

Kepemilikan perseroan 100% dimiliki oleh pengusaha lokal artinya keikutsertaan

Warga Negara Asing tidak diperbolehkan

Waktu yang dibutuhkan untuk mengurus pendaftaran persekutuan komanditer (CV)

adalah sebagai berikut:

1. Akta Pendirian Perusahaan dari Notaris, 2-3 hari

2. Surat Keterangan Domisili Perusahaan, 4-5 hari

3. NPWP – Nomor Pokok Wajib Pajak, 1-2 hari

4. Pendaftaran ke Pengadilan, 4-5 hari

5. SIUP – Surat Izin Usaha Perdagangan termasuk Inspeksi, 10-12 hari

6. TDP – Tanda Daftar Perusahaan, 10-12 hari

Total waktu yang dibuthkan untuk membuat perusahaan persekutuan komanditer (CV) adalah

31-39.

Dokumen yang didapat setelah pembuatan CV selesai:

1. Akta Pendirian Perusahaan dari Notaris

2. Surat Keterangan Domisili Perusahaan

3. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)

4. Pengesahan Pengadilan

5. SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)

6. TDP (Tanda Daftar Perusahaan)

Pertanggungjawaban Hukum

Dalam melangsungkan kegiatan usahanya, aktivitas bisnis CV dilakukan oleh para

pesero aktifnya. Mereka lah yang bertanggung jawab  untuk melakukan tindakan pengurusan

atau bekerja di dalam perseroan tersebut. Bahkan jika ditarik lebih jauh, para pesero

komplementer ini juga dapat dimintakan tanggung jawab secara tanggung renteng atas

perikatan-perikatan perseroanya.

Di sisi lain, para pemberi modal atau pesero komanditer, tidak bisa terlibat dalam

menjalankan aktivitas perusahaan. Hal tersebut diatur secara tegas di dalam Pasal 20 KUHD

yang menjelaskan bahwa pesero komanditer ini tidak boleh melakukan tindakan pengurusan

atau bekerja dalam perusahaan perseroan tersebut, meskipun ada pemberian kuasa sekalipun.

Implikasinya, pesero komanditer tidak perlu ikut memikul beban kerugian yang

jumlahnya lebih besar dari modal yang disetorkannya ke perusahaan. Namun jika pesero

Page 6: TUGAS PHB-1

komanditer terbukti ikut menjalankan perusahaan sebagaimana yang dilakukan pesero

komplementer dan mengakibatkan kerugian perusahaan, maka sesuai dengan Pasal 21

KUHD, pesero komanditer ikut bertanggung jawab secara tanggung renteng terhadap semua

utang dan perikatan perseroan tersebut.

Kewajiban Pajak

Merujuk pada UU tentang Ketentuan Umum Perpajakan yang menyebutkan bahwa

Badan sebagai subjek pajak adalah sekumpulan orang atau modal yang merupakan kesatuan

baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan

terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau daerah

dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan,

perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi yang

sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap dan bentuk badan lainnya.

Dari definisi Badan di atas jelas bahwa persekutuan komanditer termasuk ke dalam

subjek pajak. Sehingga secara umum CV juga berkewajiban mendaftarkan diri untuk

mendapatkan NPWP atau Nomor Pokok Wajib Pajak sebagaimana perseroan terbatas.

Berakhirnya Persekutuan

Persekutuan komanditer pada hakikatnya adalah persekutuan perdata (Pasal 16 KUH

Dagang), maka mengenai berakhirnya persekutuan komanditer sama dengan berakhirnya

persekutuan perdata dan persekutua firma (Pasal 1646 s/d 1652 KUH Perdata) Di

persekutuan komanditer (CV), ada anggota yang mempunyai tanggung jawab tak terbatas dan

ada anggota yang mempunyai tanggung jawab terbatas terhadap utang-utang perusahaan.

Maksud dari “anggota yang mempunyai tanggung jawab terbatas” adalah mereka yang hanya

mempunyai kewajiban terhadap utang-utang perusahaan hanya sebesar modal yang ditanam.

Jadi misalkan perusahaan berhutang, harta pribadi dari anggota ini tidak akan dipakai untuk

membayar utang perusahaan. Mereka ini disebut sekutu terbatas (limited partner).

Jika CV bubar maka sekutu komplementer yang berwenang melakukan likuidasi, kecuali

ditentukan lain dalam perjanjian atau rapat sekutu komplementer. Jika setelah dilikuidasi

masih terdapat sisa harta CV, maka dibagikan kepada semua sekutu sesuai dengan

pemasukan masing-masing.

Pasal 1646 KUH Perdata menyebutkan bahwa paling tidak ada 4 hal yang menyebabkan

persekutuan berakhir yaitu, lewatnya masa waktu perjanjian persekutuan, musnahnya barang

atau diselesaikannya perbuatan yang menjadi pokok persekutuan, kehendak dari sekutu, dan

Page 7: TUGAS PHB-1

jika salah seorang sekutu meninggal atau ditaruh di bawah pengampuan atau dinyatakan

pailit.

Kelebihan Persekutuan Komanditer

Modal yang dikumpulkan lebih besar.

Anda lebih mudah menerima suntikan dana dikarenakan badan usaha persekutuan

komanditer sudah cukup populer di Indonesia.

Kemampuan manajemennya lebih besar.

Pendiriannya relatif lebih mudah jika dibandingkan dengan perseroan terbatas (PT).

Kelemahan Persekutuan Komanditer

Seperti yang telah saya terangkan diatas, sebagian anggota atau sekutu di persekutuan

komanditer mempunyai tanggung jawab tidak terbatas.

Kelangsungan hidupnya tidak menentu.

Sulit untuk menarik kembali modal yang telah ditanam, terutama bagi sekutu pimpinan.

B.PERSEROAN TERBATAS (PT)

Perseroan Terbatas (PT), dulu disebut juga Naamloze Vennootschaap (NV), adalah

suatu persekutuan untuk menjalankan usaha yang memiliki modal terdiri dari saham-saham,

yang pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham yang dimilikinya. Karena modalnya terdiri

dari saham-saham yang dapat diperjualbelikan, perubahan kepemilikan perusahaan dapat

dilakukan tanpa perlu membubarkan perusahaan.

Bentuk badan usaha PT adalah bentuk perusahaan yang paling populer dalam bisnis

dan paling banyak digunakan oleh para pelaku bisnis di Indonesia dalam menjalankan

kegiatan usaha diberbagai bidang. Selain memiliki landasan hukum yang jelas seperti yang

diatur dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang PERSEROAN TERBATAS

bentuk PT ini juga dirasakan lebih menjaga keamanan para pemegang saham/pemilik modal

dalam berusaha.

Sama halnya dengan CV pendirian PT juga dilakukan minimal oleh 2 (dua) orang

atau lebih, karena sistem hukum di Indonesia menganggap dasar dari perseroan terbatas

adalah suatu perjanjian maka pemegang saham dari perseroan terbatas pun minimal haruslah

berjumlah 2 (dua) orang, dengan jumlah modal dasar minimum Rp. 50.000.000,-, sedangkan

untuk bidang usaha tertentu jumlah modal dapat berbeda seperti yang ditentukan serta

berlaku aturan khusus yang mengatur tentang bidang usaha tersebut.

Page 8: TUGAS PHB-1

Pembagian perseroan terbatas

1. PT Terbuka

Perseroan terbuka adalah perseroan terbatas yang menjual sahamnya kepada

masyarakat melalui pasar modal (go public). Jadi sahamnya ditawarkan kepada

umum, diperjualbelikan melalui bursa saham dan setiap orang berhak untuk membeli

saham perusahaan tersebut.

2. PT Tertutup

Perseroan terbatas tertutup adalah perseroan terbatas yang modalnya berasal dari

kalangan tertentu misalnya pemegang sahamnya hanya dari kerabat dan keluarga saja

atau kalangan terbatas dan tidak dijual kepada umum.

3. PT Kosong

Perseroan terbatas kosong adalah perseroan terbatas yang sudah tidak aktif

menjalankan usahanya dan hanya tinggal nama saja.

Berdasarkan Jenis Perseroan, maka Perseroan Terbatas (PT) dibagi menjadi :

PT-Non Fasilitas Umum atau PT. Biasa

PT-Fasilitas PMA

PT-Fasilitas PMDN

PT-Persero BUMN

PT-Perbankan

PT-Lembaga Keuangan Non Perbankan

PT-Usaha Khusus

Berdasarkan penanaman modalnya jenis perseroan terbatas dibagi menjadi :

Perseroan Terbatas dalam rangka rangka Penanaman Modal Asing (PT-PMA)

Perseroan Terbatas dalam rangka Penanaman Modal Dalam Negeri (PT-PMDN)

Perseroan Terbatas yang modalnya dimiliki oleh Warga Negara Indonesia/Badan

Hukum Indonesia (PT-SWASTA NASIONAL)

PT-Perseron BUMN

Kebaikan

Pemegang saham bertanggung jawab terbatas terhadap hutang-hutang perusahaan

Mudah mendapatkan tambahan dana/modal misalnya dengan mengeluarkan

saham baru

Page 9: TUGAS PHB-1

Kelangsungan hidup perusahaan lebih terjamin

Terdapat efesiensi pengelolaan sumber dana dan efesiensi pimpinan, karena

pimpinan dapat diganti sewak tu-waktu melalui Rapat Umum Pemegang Saham.

Kepengurusan perseroan memiliki tanggung jawab yang jelas kepada pemilik atau

pemegang saham.

Diatur dengan jelas oleh undang-undang perseroan terbatas serta peraturan lain

yang mengikat dan melindungi kegiatan perusahaan

Keburukan

Merupakan subjek pajak tersendiri dan deviden yang diterima pemegang saham

akan dikenak an pajak.

Kurang terjamin rahasia perusahaan, karena semua kegiatan harus dilaporkan

kepada pemegang saham.

Proses pendiriannya membutuhkan waktu lebih lama dan biaya yang lebih besar

dari CV.

Proses Pembubaran, Perubahan Anggaran Dasar, Penggabungan dan

Pengambilalihan perseroan membutuhk an waktu dan biaya serta persetujuan dari

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Contoh : PT PERTAMINA, PT.Jasa Marga, PT. PLN, PT Asuransi Jiwasraya.

Pembagian Wewenang Dalam PT

Dalam perseroan terbatas selain kekayaan perusahaan dan kekayaan pemilik modal

terpisah juga ada pemisahan antara pemilik perusahaan dan pengelola perusahaan.

Pengelolaan perusahaan dapat diserahkan kepada tenaga-tenaga ahli dalam bidangnya

Profesional. Struktur organisasi perseroan terbatas terdiri dari pemegang saham, direksi, dan

komisaris.Dalam PT, para pemegang saham melimpahkan wewenangnya kepada direksi

untuk menjalankan dan mengembangkan perusahaan sesuai dengan tujuan dan bidang usaha

perusahaan. Dalam kaitan dengan tugas tersebut, direksi berwenang untuk mewakili

Perusahaan, mengadakan perjanjian dan kontrak, dan sebagainya. Apabila terjadi kerugian

yang amat besar ( diatas 50 % ) maka direksi harus melaporkannya ke para pemegang Saham

dan pihak ketiga, untuk kemudian dirapatkan.

Komisaris memiliki Fungsi sebagai Pengawas kinerja jajaran direksi perusahaan.

Komisaris bisa memeriksa pembukuan, menegur direksi, memberi petunjuk, bahkan bila

Page 10: TUGAS PHB-1

perlu memberhentikan direksi dengan menyelenggarakan RUPS untuk mengambil keputusan

apakah direksi akan diberhentikan atau tidak.

Dalam RUPS/Rapat Umum Pemegang Saham, semua pemegang saham

sebesar/sekecil apapun sahamnya memiliki hak untuk mengeluarkan suaranya. Dalam RUPS

sendiri dibahas masalah-masalah yang berkaitan dengan evaluasi kinerja dan kebijakan

perusahaan yang harus dilaksanakan segera. Bila pemegang saham berhalangan, dia bisa

melempar Suara miliknya ke pemegang lain yang disebut Proxy Hasil RUPS biasanya

dilimpahkan ke komisaris untuk diteruskan ke direksi untuk dijalankan.

Isi RUPS :

1. Menentukan direksi dan pengangkatan komisaris

2. Memberhentikan direksi atau komisaris

3. Menetapkan besar Gaji direksi dan komisaris

4. Mengevaluasi Kinerja perusahaan

5. Memutuskan rencana Penambahan /Pengurangan saham perusahaan

6. Menentukan kebijakan Perusahaan

7. Mengumumkan pembagian laba ( dividen )

Keuntungan utama membentuk perusahaan perseroan terbatas adalah:

1. Kewajiban terbatas.

Tidak seperti partnership, pemegang Saham sebuah perusahaan tidak memiliki

kewajiban untuk obligasi dan hutang perusahaan. Akibatnya kehilangan potensial

yang “terbatas” tidak dapat melebihi dari jumlah yang mereka bayarkan terhadap

saham. Tidak hanya ini mengijinkan perusahaan untuk melaksanakan dalam usaha

yang beresiko, tetapi kewajiban terbatas juga membentuk dasar untuk perdagangan di

saham perusahaan.

2. Masa hidup abadi.

Aset dan struktur perusahaan dapat melewati masa hidup dari pemegang sahamnya,

pejabat atau direktur. Ini menyebabkan stabilitas Modal (ekonomi), yang dapat

menjadi Investasi dalam proyek yang lebih besar dan dalam jangka waktu yang lebih

panjang daripada aset perusahaan tetap dapat menjadi subyek disolusi dan

penyebaran. Kelebihan ini juga sangat penting dalam periode pertengahan, ketika

Tanah disumbangkan kepada Gereja (sebuah perusahaan) yang tidak akan

mengumpulkan biaya Feudal yang seorang tuan tanah dapat mengklaim ketika

pemilik tanah meninggal. Untuk hal ini, lihat Statute of Mortmain

Page 11: TUGAS PHB-1

3. Efisiensi manajemen.

Manajemen dan spesialisasi memungkinkan pengelolaan modal yang efisien sehingga

memungkinkan untuk melakukan Ekspansi. Dan dengan menempatkan orang yang

tepat, efisiensi maksimum dari modal yang ada. Dan juga adanya pemisahan antara

pengelola dan pemilik perusahaan, sehingga terlihat tugas Pokok dan fungsi masing-

masing.

Kelemahan Perusahaan Perseroan Terbatas

Kerumitan perizinan dan organisasi. Untuk mendirikan sebuah PT tidaklah mudah.Selain

biayanya yang tidak sedikit, PT juga membutuhkan Akta Notaris dan izin khusus untuk usaha

tertentu. Lalu dengan besarnya perusahaan tersebut, biaya pengorganisasian akan keluar

sangat besar. Belum lagi kerumitan dan kendala yang terjadi dalam tingkat personel.

Hubungan antar perorangan juga lebih formal dan berkesan kaku.

C. PERSEKUTUAN FIRMA

Persekutuan Firma adalah kaitan atau hubungan yuridis yang timbul dari perjanjian

sukarela antara beberapa pihak yang bersangkutan, baik secara lisan, maupun tertulis atau

tersirat dari tindakan pribadi sekutu bersangkutan.

Sifat Persekutuan Firma:

1) Keagenan atau perwakilan bersama�2) Umur terbatas�3) Tanggung jawab tak terbatas�4) Pemilikan kepentingan�5) Partisipasi (keikutsertaan) dalam Persekutuan Firma�

Perbedaan Persekutuan Firma dan Perseroan Terbatas

Menurut undang-undang pajak penghasilan Persekutuan Firma adalah suatu kegiatan usaha

yang melaporkan pajak tetapi bukan yang membayar pajak sedangkan Perseroan terbatas

adalah kesatuan usaha yang membayar pajak, laba Perseroan Terbatas terkena tarif pajak

perseroan.

Jenis Persekutuan Firma

Persekutuan Firma Dagang dan Non-Dagang

Page 12: TUGAS PHB-1

1. Persekutuan Firma Dagang adalah Persekutuan Firma yang kegiatan usaha

utamanya adalah memproduksi atau membeli dan menjual barangbarang.

2. Persekutuan Firma Non-Dagang adalah Persekutuan Firma yang menjual jasa.

Persekutuan Firma Umum dan terbatas adalah Persekutuan Firma dimana semua

sekutu boleh bertindak secara umum atas nama perusahaan perusahaan dan

masingmasing sekutu dapat bertanggung jawab akan kewajibankewajiban perusahaan.

Perusahaan Saham Patungan adalah Persekutuan Firma yang didirikan dengan

struktur modal dalam bentuk saham pindah tangan (saham yang dapat

dipindahtangankan)

Akte Persekutuan Firma

Akte Persekutuan Firma adalah Perjanjian atau persetujuan tertulis dari pihak yang

bersangkutan mengenai pendirian Firma.

Isi Akte Persekutuan Firma :

1. Nama Perusahaan, pihak yang bersangkutan dan lokasi perusahaan.

2. Tanggal mulai berdirinya Firma dan jangka waktu perjanjian.

3. Sifat dan ruang lingkup perusahaan.

4. Investasi masing-masing sekutu dan nilai investasi tsb

5. Hak, wewenang dan kewajiban sekutu, juga batasanbatasan berdasarkan otoritas para

sekutu

6. Buku-buku serta perkiraan-perkiraan firma dan tahun fiskal yang digunakan

7. Rasio pembagian laba atau rugi, yang meliputi ketentuan- ketentuan khusus untuk

menentukan selisih dalam investasi dan sumbangan jasa

8. Beban dan kredit bunga khusus yang berkaitan dengan investasi para sekutu, dan

imbalan khusus yang diberikan atas jasa para sekutu tersebut

9. Investasi dan pengambilan prive sekutu-sekutu setelah firma didirikan dan

penanganannya dalam perkiraan.

10.Asuransi jiwa atas para sekutu dan penanganan premi asuransi, perolehan-kembali

polis, dll

11.Prosedur-prosedur khusus untuk menyelesaikan kepentingan sekutu atau

pengunduran diri atau meninggalnya sekutu.

12.Metode-metode untuk memecahkan perselisihan diantara para sekutu

Pengertian Tentang Persekutuan Firma

Page 13: TUGAS PHB-1

Pasal 16 KUHD berbunyi: yang dinamakan persekutuan firma ialah tiap-tiap persekutuan

perdata yang didirikan untuk menjalankan perusahaan dengan nama bersama. Jadi,

persekutuan firma adalah persekutuan perdata khusus. Kekhususan ini terletak pada 3 unsur

mutlak sebagai tambahan pada persekutuan perdata, yaitu:

menjalankan perusahaan (pasal 16 KUHD) dengan nama bersama atau firma (pasal 16

KUHD) pertanggungan jawab sekutu yang bersifat pribadi untuk keseluruhan (pasal 18

KUHD), istilah belanda: Hoofdelijk voo. Dengan begitu persekutuan perdata yang unsur

tambahannya kurang dari apa yang tersebut di atas, maka persekutuan paerdata itu belum

menjadi persekutuan firma, misalnya persekutuan perdata yang melakukan perusahaan, itu

belum menjadi persekutuan firma, masih tetap persekutuan perdata. Karena persekutuan

perdata menurut pasal 1618 KUHPER adalah perjanjian yang diadakan oleh dua atau lebih,

maka persekutuan firma juga suatu perjanjian yangdiadakan oleh dua orang atau lebih. Dua

orang tersebut dinamakan pendiri persekutuan firma.

Persekutuan Firma Harus Menjalankan Perusahaan

Sesuai yang telah kita ketahui, menurut pasal 16 KUHD, persekutuan firma adalah

persekutuan perdata yang didirikan untuk menjalankan perusahaan dengan nama bersama.

unsure menjalankan perusahaan ini adalah unsure mutlak, dari itu persekutuan firma harus

melaksanakan ketentuan-ketentuan yang diharuskan bagi tiap-tiap perusahaan, misalnya

ketentuan dalam pasal 6 KUHD, yang mengharuskan tiap-tiap orang yang menjalankan

perusahaan melakukan pembukuan.

Sifat Kepribadian

Pada persekutuan perdata dan persekutuan firma sifat kepribadian pada sekutu masih

sangat diutamakan. Lingkungan sekutu-sekutu tidak luas, hanya terbatas pada keluarga,

teman, dan sahabat karib yang bekerja sama untuk mencari sebuah laba, oleh kita untuk kita.

Prosedur Mendirikan Persekutuan Firma

Menurut pasal 16 KUHD bsd. 1618 KUHPER, untuk mendirikan sebuah persekutuan

firma tidak disyaratkan adanya akta, tetapi pasal 22 KUHD mengharuskan pendirian

persekutuan firma itu dengan akta otentik, dalam hal ini akta notaries. Perintah tersebut

dalam pasal 22 KUHD tidak diikuti suatu sanksi, bila pendirian persekutuan firma itu tidak

Page 14: TUGAS PHB-1

dibuat dengan akta otentik. Malahan kalimat berikutnya menentukan bahwa ketiadaan akta

otentik itu tidak boleh dikemukakan untuk merugikan pihak ketiga. Rupanya, menurut

pembentuk undang-undang, persekutuan firma dapat dibentuk dengan akta di bawah tangan,

Tetapi menurut pengamatan penulis, semua persekutuan firma di Indonesia didirikan dengan

akta notaries (otentik).

Sesudah akta pendirian dibuat, maka akta pendirian itu harus didaftarkan di Kepaniteraan

Pengadilan Negeri, dalam daerah hukum mana persekutuan firma itu berdomisili (pasal 23

KUHD), dan akhirnya akta pendirian itu harus diumumkan dalam Berita Negara R.I. (pasal

28 KUHD). Dengan ini maka prosedur pendirian persekutuan firma tiu selesai. Tetapi untuk

memulai berusaha dan surat izin berhubung dengan berlakunya undang-undang gangguan

(Hinderordonnantie, S. 1926-226) bila hal ini diperlukan.

Kewajiban untuk mendaftarkan dan mengumumkan itu suatu ke harusan yang bersanksi,

karena selama pendaftaran dan pengumuman itu belum dilaksanakan, maka pihak ketiga

dapat menganggap persekutuan firma itu sebagai persekutuan umum, yakni persekutuan

firma yang:

menjalankan segala macam urusan, didirikan untuk waktu tidak terbatas, tidak ada seorang

sekutupun yang dikecualikan dari kewenangan bertindak dan menandatangani surat bagi

persekutuan firma itu (pasal 29 KUHD).

Dari adanya sanksi pasal 29 KUHD tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa akta

pendirian persekutuan firma itu harus tertulis, sebab kalau tidak tertulis tentunya tidak dapat

didaftarkan dan diumumkan secara sebagai yang ditentukan dalam pasal 29 KUHD.

Untuk menjaga agar apa yang didaftarkan dan yang diumumkan itu sama, maka pasal 29 ayat

(2) KUHD menetapkan, bila terjadi perbedaan antara yang didaftarkan dan yang diumumkan

saja, sebab apa yang diumumkan inilah yang mengikat kepada pihak ketiga.

Kedudukan Akta Pendirian Persekutuan Firma

Pasal 22 KUHD mengharuskan pembentukan persekutuan firma dengan akta otentik,

dalam hal ini akta notaris. Akta notaris ini bagi sekutu persekutuan firma merupakan alat

pembuktian utama terhadap pihak ketiga mengenai adanya persekutuan firma itu. Pada

sebuah persekutuan firma yang telah mempunyai akta pendiriannya, seorang sekutu tidak

boleh mengajukan bukti-bukti dengan saksi bahwa pembubaran persekutuan firma diatur lain

daripada yang telah diatur dalam akta notaris pendirian persekutuan firma itu.

Pasal 22 KUHD menunjuk akan adanya kemungkinan tidak adanya akta pendirian

persekutuan firma yang otentik, yakni pada kalimat terakhir pasal 22 KUHD. Jadi, ketiadaan

Page 15: TUGAS PHB-1

akta pendirian itu tidak boleh dipakai pembuktian oleh sekutu terhadap pihak ketiga, bahwa

persekutuan firma itu tidak ada. Misalnya, seorang sekutu yang tidak mengadakan perbuatan

hukum dan akibatnya tidak merasa melakukan perikatan, ditagih oleh pihak ketiga. Sekutu itu

menolak dengan membuktikan bahwa persekutuan firma tidak ada, karena tidak adanya akta

pendirian. Degan begitu sekutu itu tidak mempunyai tanggung jawab pribadi untuk

keseluruhan. Sebaiknya pihak ketiga dapat membuktikan adanya persekutuan firma itu

dengan segala macam alat pembuktian, misalnya surat-surat, saksi dan lain-lain.

Dari apa yang tersebut di atas dapat disimpulakan bahwa adanya persekutuan firma itu

dapat dibuktikan dengan:

akta notaris, yaitu akta pendirian persekutuan firma. Karena adanya akta otentik,

dalam hal ini akta notaris, ini tidak mutlak, artinya dengan tidak adanya akta notaris

itu tidak membatalakan adanya persekutuan firma, maka pembuktian dengan lain-lain

alat pembuktian kiranya tidak dilarang.

alat pembuktian yang lain bagi pihak ketiga, yang berkehendak untuk membuktikan

adanya persekutuan firma tersebut.

Kedudukan akta pendirian persekutuan firma ini bisa tampak jelas kalau dibandingkan

dengan kedudukan akta pendirian perseroan terbatas sebagai yang diatur dalam pasal 38

KUHD. Di sini jelas, bahwa dengan tidak adanya akta pendirian yang bersifat otentik itu,

perseroan terbatas menjadi batal. Rumusan pasal 38 ini lain daripada rumusan yang tersebut

dalam pasal 22 KUHD, yang tidak memberi sanksi batal, bila akta otentik itu tidak ada. Jadi,

akta otentik bagi pendirian perseroan terbatas adalah mutlak, sedangkan akta otentik bagi

pendirian persekutuan firma tidak mutlak.