Tugas ph

16
PENGOBATAN DASAR PUSKESMAS DISUSUN OLEH: Kelompok 9 Hutomo Rezky 1102009134 Meta Adriani 1102009171 Nandika Nurfitria 1102009201 R.A. Wita Ferani K 1102009229 KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT KEDOKTERAN KOMUNITAS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI PERIODE 30 JUNI 2014 – 25 JULI 2014

description

ph

Transcript of Tugas ph

Page 1: Tugas ph

PENGOBATAN DASAR PUSKESMAS

DISUSUN OLEH:

Kelompok 9

Hutomo Rezky 1102009134

Meta Adriani 1102009171

Nandika Nurfitria 1102009201

R.A. Wita Ferani K 1102009229

KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

KEDOKTERAN KOMUNITAS

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

PERIODE 30 JUNI 2014 – 25 JULI 2014

Page 2: Tugas ph

BAB IPENDAHULUAN

Pembangunan kesehatan mempunyai visi “Indonesia sehat“,diantaranya dilaksanakan melalui pelayanan kesehatan oleh puskesmas dan rumah sakit. Selama ini pemerintah telah membangun puskesmas dan jaringannya di seluruh Indonesia rata-rata setiap kecamatan mempunyai 2 puskesmas, setiap 3 desa mempunyai 1 puskesmas pembantu. Puskesmas telah melaksanakan kegiatan dengan hasil yang nyata, status kesehatan masyarakat makin meningkat, ditandai dengan makin menurunnya angka kematian bayi, ibu, makin meningkatnya status gizi masyarakat dan umur harapan hidup (Kepmenkes, 2004).

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disatu atau sebagian wilayah kecamatan. Puskesmas berperan di dalam menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas kepada masyarakat dengan melakukan berbagai upaya untuk memenuhi segala harapan, keinginan, dan kebutuhan serta mampu memberikan kepuasan bagi masyarakat

Puskesmas sebagai upaya pelayanan kesehatan strata pertama meliputi pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat dan kegiatan yang dilakukan puskesmas, selain dari intern sendiri tetapi juga perlu peran serta masyarakat dalam pengembangan kesehatan terutama dilingkungan masyarakat yang sangat mendasar, sehingga pelayanan kesehatan dapat lebih berkembang.

Upaya kesehatan wajib dalam puskesmas yang biasa dikenal dengan “basic six” yang terakhir yaitu tentang upaya pengobatan dasar yang ditujukan kepada semua penduduk, tidak membedakan jenis kelamin dan golongan umur.

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian pengobatan dasar, tujuan dan jenis-jenis pengobatan dasar, program kerja dan kegiatan pokok pengobatan dasar, sasaran dan target pengobatan dasar

Page 3: Tugas ph

BAB IIPEMBAHASAN

A. PengertianPengobatan merupakan suatu proses ilmiah yang dilakukan oleh dokter

berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan. Dalam proses pengobatan terkandung keputusan ilmiah yang dilandasi oleh pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan intervensi pengobatan yang memberi manfaat maksimal dan resiko sekecil mungkin bagi pasien. Hal tersebut dapat dicapai dengan melakukan pengobatan yang rasional.

Pengobatan rasional menurut WHO 1987 yaitu pengobatan yang sesuai indikasi, diagnosis, tepat dosis obat, cara dan waktu pemberian, tersedia setiap saat dan harga terjangkau. Salah satu perangkat untuk tercapainya penggunaan obat rasional adalah tersedia suatu pedoman atau standar pengobatan yang dipergunakan secara seragam pada pelayanan kesehatan dasar atau puskesmas.

Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas pertama kali diterbitkan pada tahun 1985 dan mendapat tanggapan yang sangat menggembirakan bagi pelaksana pelayanan kesehatan dasar. Telah pula dicetak ulang beberapa kali dan terakhir tahun 2002 tanpa merubah isinya. Oleh karena kemajuan yang pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran maupun farmasi menuntut tersedianya suatu pedoman yang mengikuti perkembangan, sehingga perlu merevisi pedoman tersebut (Depkes, 2007).

B. Tujuan dan Manfaat Pengobatan1. Tujuan Pengobatan

- Meningkatkan derajat kesehatan perorangan dan masyarakat di Indonesia- Terhentinya proses perjalanan penyakit yang diderita oleh seseorang- Berkurangnya penderitaan karena sakit- Tercegahnya dan berkurangnya kececetan- Merujuk penderita ke fasilitas diagnosa dan pelayanan yang lebih canggih bila

perlu2. Tujuan Pedoman Pengobatan.

Tujuan Pedoman Pengobatan dikelompokkan dalam beberapa hal:- Mutu Pelayanan Pengobatan. Oleh karena Pedoman Pengobatan hanya

memuat obat yang terpilih untuk masing-masing penyakit / diagnosis.- Standar Profesi. Senantiasa menjadi standar profesi setinggi-tingginya karena

disusun dan diputuskan atas kesepakatan para ahli.

Page 4: Tugas ph

- Pengamanan Hukum. Merupakan landasan hukum dalam menjalankan profesi karena disusun dan disepakati para ahli dan diterbitkan oleh pemerintah.

- Kebijakan dan Manajemen Obat. Perencanaan obat yang digunakan akan lebih tepat, secara langsung dapat mengoptimalkan pembiayaan pengobatan

3. Manfaat Pedoman Pengobatan. Beberapa manfaat dengan adanya pedoman pengobatan:- Untuk pasien. Pasien hanya memperoleh obat yang benar dibutuhkan.- Untuk Pelaksana Pengobatan. Tingkat profesionalisme tinggi karena sesuai

dengan standar.- Untuk Pemegang Kebijakan Kesehatan dan Pengelolaan Obat. Pengendalian

biaya obat dan suplai obat dapat dilaksanakan dengan baik

C. Jenis-jenis Pengobatan Dasar1. Pengobatan Dalam Gedung :

- Poli Umum- Poli Gigi (Rawat Jalan)- Apotek- Unit Gawat Darurat (UGD)- Perawatan Penyakit (Rawat Inap)- Pertolongan Persalinan (Kebidanan)

2. Pengobatan Luar Gedung :- Rujukan Kasus- Pelayanan Puskesmas Keliling (Puskel)

3. Pelayanan Kesehatan di Puskesmas dan Jaringannya- Kegiatan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) yang dilaksanakan dalam

gedung meliputi pelayanan: (Pendaftaran;Pemeriksaan dan konsultasi kesehatan; Pelayanan pengobatan dasar, umum dan gigi; Tindakan medis sederhana; Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak termasuk pemeriksaan Ibu Hamil dan Ibu Nifas; Imunisasi; Pelayanan KB; Pelayanan laboratorium sederhana dan penunjang lainya)

- Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP), dilaksanakan pada Puskesmas Perawatan, meliputi pelayanan: (Pelayanan perawatan pasien; Persalinan normal dan perawatan Nifas; Tindakan medis yang dibutuhkan; Pemberian obat-obatan (generik); Pemeriksaan Laboratorium dan penunjang medis lainnya; Perawatan perbaikan gizi buruk)

- Pelayanan gawat darurat (emergency) merupakan bagian kegiatan puskesmas termasuk penangan Obstetri-Neonatal

Page 5: Tugas ph

- Pelayanan kesehatan Luar Gedung yang dilaksanakan oleh Puskesmas dan jaringanya, meliputi kegiatan: (Pelayanan rawat jalan melalui Puskesmas Keliling roda empat, Pusling perairan maupun roda dua; Pelayanan kesehatan di Posyandu, Polindes/Poskesdes dan Poskestren; Pelayanan kesehatan melalui knjungan rumah bagi pasien pasca rawat inap (home care); Penyuluh kesehatan; Imunisasi; Pelayanan ibu hamil melalui berbagai kegiatan/program; Pelayanan Nifas; Surveilans penyakit dan surveilans gizi; Kegiatan sweeping; Fogging (pengasapan), Pemberantasan sarang nyamuk (PSN); Pelayanan kesehatan lainnya yang menjadi tugas dan fungsi Puskesmas)

D. Program kerja pengobatan1. Melaksanakan diagnosa sedini mungkin melalui:

- Mendapatkan riwayat penyakit- Mengadakan pemeriksaan fisik- Mengadakan pemeriksaan laboratorium- Menbuat diagnosa

2. Melaksanakan tindakan pengobatan3. Melakukan upaya rujukan bila dipandang perlu, rujukan tersebut dapat berupa:

- Rujukan diagnostik- Rujukan pengobatan atau rehabilitasi- Rujukan lain, Program ini bertujuan untuk menjamin ketersediaan,

pemerataan, mutu, keterjangkauan obat, perbekalan kesehatan rumah tangga dan kosmetika.

E. Kegiatan Pokok yang dilakukan antara lain:1. Peningkatan ketersediaan dan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan

diseluruh puskesmas dan jaringannya2. Peningkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan kesehatan3. Peningkatan keterjangkauan harga obat dan perbekalan kesehatan terutama untuk

penduduk miskin4. Peningkatan mutu pelayanan farmasi, komunitas dan rumah sakit.

F. Sasaran Pengobatan DasarPengobatan merupakan suatu proses ilmiah yang dilakukan oleh dokter

berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan. Dalam proses pengobatan terkandung keputusan ilmiah yang dilandasi oleh

Page 6: Tugas ph

pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan intervensi pengobatan yang memberi manfaat maksimal dan resiko sekecil mungkin bagi pasien. Hal tersebut dapat dicapai dengan melakukan pengobatan yang rasional. Sehingga sasaran dari pengobatan dasar adalah :1. Individu

Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut mempunyai masalah kesehatan atau keperawatan karena ketidakmampuan merawat dirinya sendiri oleh sesuatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruih anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental maupun sosial.

2. KeluargaKeluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat. Terdiri atas kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan atau keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota-anggota keluarga yang lain dan keluarga-keluarga yang ada di sekitarnya.

G. Target Pengobatan DasarPelaksanaan perawatan kesehatan masyarakat dilakukan melalui beberapa

tahapan yang mencakup dalam proses keperawatan dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah (problem solving approach) yang dinamis dalam memperbaiki dan memelihara kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan mesyarakat sampai ke tahap optimum melalui suatu pendekatan yang sistematis untuk mengenal masalah kesehatan dan keperawatan serta membantu memenuhi kebutuhan-kebutuhan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.

Target dari pengobatan dasar pada suatu puskesmas adalah memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat sesuai dengan program pemerintah dalam keputusan menteri kesehatan republik Indonesia nomor : 296/menkes/sk/iii/2008 tentang pedoman pengobatan dasar di puskesmas menteri kesehatan republik indonesia.

Untuk melaksanakan praktek perawatan kesehatan masyarakat dengan berhasil guna dan berdaya guna, diperlukan berbagai strategi yang ditempuh, terutama yang menyangkut tenaga, pengelolaan dan partisipasi masyarakat secara aktif melalui pengetahuan dan keterampilan, kemampuan manajemen, kerja sama lintas program dan lintas sektoral, dan membantu masyarakat mulai dari tahap indikasi masalah perencanaan, pelaksanaan dan penilaian, serta pembinaan keluarga binaan atau

Page 7: Tugas ph

masyarakat binaan dan mengadakan kordinasi.

H. Alur Pelayanan Pengobatan DasarSecara umum alur pelayanan pasien di Puskesmas adalah sebagai berikut :1. Pasien berkunjung ke puskesmas, ada beberapa Puskesmas yang

menyediakannomer antrian baik berupa kertas bertuliskan nomer urut atau yang sudah digital. Namun ada juga puskesmas yang percaya pada kesadaran pasien sendiri untuk antri sehingga tidak perlu menyerobot urutan Pasien lainnya.

2. Pasien dipanggil sesuai nomor urutan untuk didaftar di loket pendaftaran. Pada proses ini, dicatat nomer Rekam Medis Pasien atau dibuatkan nomer rekam medis untuk Pasien yang baru pertama kali berkunjung.

3. Pasien menunggu sementara petugas akan mencari Rekam Medis Pasien yang bersangkutan di ruang catatan medis, untuk diberikan ke unit Pelayanan atau Poli dimana tempat Pasien ingin berobat.

4. Pasien dipanggil oleh petugas bisa juga oleh perawat.5. Pasien diperiksa, dicatat Anamnesis, Terapi, Diagnosa dan lain-lain, termasuk

obat yang diberikan dan tindakan medis kalau ada.6. Pasien keluar, sementara dari unit pelayanan membuat resep untuk diberikan ke

ruang obat.7. Pasien dipanggil untuk membayar (di beberapa daerah sudah gratis), kemudian

dipanggil lagi untuk menerima obat.8. Pasien pulang.

Berkunjung ke pusat pelayanan kesehatan masyarakat (puskesmas) terdekat, tentu ada perbedaan alur pelayanan yang harus diikuti, khususnya antara puskesmas rawat jalan dan puskesmas rawat inap (perawatan). Perbedaan utama alur pelayanan tergantung pada kasus yang bersifat darurat (emergency) seperti: serangan penyakit akut, kecelakaan lalu lintas. Kondisi seperti ini kemungkinan tidak mengikuti alur baku, bisa langsung menuju ruang gawat darurat atau ruang tindakan yang terdapat di puskesmas. Bila keadaannya normal dan wajar saja, maka pada umumnya, pengunjung puskesmas, harus mengikuti prosedur alur pelayanan standar rawat jalan, seperti paparan ringkas berikut ini.1. Mendaftarkan identitas pasien di ruang loket/kartu

Pengunjung harus mendaftarkan diri di loket/kartu agar tercatat dalam kartu kunjungan pasien, dengan menunjukkan kartu identitas (KTP, askes, jamkesmas,jamkesmasda) yang masih berlaku

2. Menunggu giliran panggilan di ruang tunggu

Page 8: Tugas ph

Silahkan menuju ruang tunggu puskesmas, menanti giliran panggilan pelayanan yang diperlukan

3. Menuju ruang periksa pelayanan rawat jalanSetelah mendapatkan giliran dipanggil oleh petugas, pasien diarahkan langsung menuju tempat pemeriksaan dokter (poli umum,poli gigi atau poli KIA) sesuai keluhan yang dialaminya.

4. Mengambil resep obat di ruang apotekPengunjung yang mendapatkan resep obat, setelah diperiksa dokter, dimohon menunggu dengan sabar, pelayanan obat yang bisa ditebus langsung di ruangan apotek puskesmas.

5. Meninggalkan ruangan puskesmasPara pengunjung mengecek kembali perlengkapan yang dibawa dan diwajibkan selalu berpartisipasi aktif menjaga kebersihan dan keasrian ruangan pelayanan dan halaman puskesmas.

I. Program Pengobatan Di IndonesiaDalam Kebijaksanaan Obat Nasional (KONAS) tahun 1983 target kewajiban

Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pelayanan Kefarmasian pada tahun 2010 menyebutkan bahwa “ketersediaan obat sesuai dengan kebutuhan sebesar 90 %, pengadaan obat essensial 100 % dan pengadaan obat generik 100 %. Dasar perhitungan kebutuhan biaya obat yang ideal dan rasional dalam satu tahun secara global adalah sebesar 60 % X jumlah penduduk X biaya obat per kapita. Direktur Bina Obat dan Perbekalan Kesehatan Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada bulan Maret 2006 dalam Rapat Konsolidasi (RAKON) tingkat Pusat di Pontianak mengemukakan bahwa standar biaya obat publik rasional menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah US $ 2 per kapita, sedangkan Standar Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) US $ 1 per kapita atau diasumsikan sekira Rp 9.000,00 (sembilan ribu rupiah) per kapita. Selain itu hasil Rapat Konsolidasi (RAKON) Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan tahun 2002 di Bandung merekomendasikan bahwa alokasi dana obat publik untuk PKD dalam satu tahun minimal sebesar Rp 5.000,00 (lima ribu rupiah) per kapita, artinya biaya penyediaan obat adalah sebesar jumlah penduduk X Rp. 5.000,00, namun setiap daerah masih belum mampu memenuhi kebutuhan obat sesuai dengan standar.

Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) telah diisebutkan bahwa Subsistem obat dan perbekalan kesehatan adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya perencanaan, pemenuhan kebutuhan serta pemanfaatan dan pengawasan obat dan

Page 9: Tugas ph

perbekalan kesehatan secara terpadu dan saling mendukung, guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Tujuan subsistem obat dan perbekalan kesehatan adalah tersedianya obat dan perbekalan kesehatan yang mencukupi, terdistribusi secara adil dan merata serta termanfaatkan secara berdaya guna dan berhasil guna, untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Unsur utama subsistem obat dan perbekalan kesehatan terdiri dari :1. Perencanaan obat dan perbekalan kesehatan adalah upaya penetapan jenis, jumlah

dan mutu obat dan perbekalan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan

2. Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan adalah upaya pemenuhan kebutuhan obat dan perbekalan kesehatan sesuai dengan jenis, jumlah dan mutu yang telah direncanakan sesuai kebutuhan pembangunan kesehatan

3. Pemanfaatan obat dan perbekalan kesehatan adalah upaya pemerataan dan peningkatan keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan.

4. Pengawasan obat dan perbekalan kesehatan adalah upaya menjamin ketersediaan, keterjangkauan, keamanan serta kemanfaatan obat dan perbekalan kesehatan.

Program Obat Dan Perbekalan Kesehatan :Tujuan program: menjamin ketersediaan, pemerataan, mutu, keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan termasuk obat tradisional, perbekalan kesehatan rumah tangga, dan kosmetika.Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif program ini meliputi:1. Peningkatan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan;

a. Menyusun kerangka kebijakan peningkatan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan di sector publik;

b. Melaksanakan pengadaan buffer stock obat dan perbekalan kesehatan essensial untuk pelayanan kesehatan dasar, obat-obatan jangka panjang yang tidak terjangkau oleh daya beli masyarakat dan orphan drugs (obat-obatan langka) serta obat dan perbekalan kesehatan untuk keluarga miskin; (c) Memfasilitasi daerah dalam penyediaan obat-obatan, alat-alat medis, peralatan terapi medis dan perbekalan kesehatan;

c. Melaksanakan monitoring ketersediaan obat dan perbekalan di sarana distribusimaupun di sarana pelayanan kesehatan termasuk survey cepat ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan dalam kerangka kewaspadaan dini, kesiapsiagaan dan penanggulangan serta pasca KLB/bencana;

d. Penyelenggaraan administrasi dan dukungan operasional program obat dan perbekalan kesehatan.

Page 10: Tugas ph

2. Peningkatan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan;a. Menyusun kerangka kebijakan peningkatan pemerataan obat dan perbekalan

kesehatan;b. Meningkatkan kemampuan manajemen pengelolaan obat publik dan

perbekalan kesehatan di pelayanan kesehatan dasar;c. Membina dan mengembangkan serta mengoptimalkan industri farmasi

nasional berbasiskeanekaragaman sumberdaya alam dan keunggulan daya saing.

3. Peningkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan kesehatan;a. Menyusun kerangka kebijakan pembinaan produksi dan distribusi obat dan

perbekalan kesehatan;b. Pengamanan bahaya penyalahgunaan dan kesalahgunaan obat dan perbekalan

kesehatan, melalui kegiatan advokasi dengan pemerintah daerah, lintas sektor terkait, LSM, perguruan tinggi dan ikatan profesi;

c. Membina, mengembangkan dan penerapan standar mutu obat dan perbekalan kesehatan;

d. Memberdayakan masyarakat dalam penggunaan obat dan perbekalan kesehatan, melalui komunikasi, informasi dan edukasi terhadap risiko penggunaan produk yang tidak memenuhi persyaratan;

e. Membina dan mengembangkan sarana produksi dan distribusi obat dan perbekalan kesehatan.

4. Peningkatan keterjangkauan harga obat dan perbekalan kesehatan terutama untuk penduduk miskin;a. Menyusun kerangka kebijakan peningkatan keterjangkauan serta pembinaan

penggunaan obat rasional dan perbekalan kesehatan;b. Menerapkan penggunaan obat esensial melalui pengembangan monitoring

dan evaluasi daftar obat esensial nasional secara berkala;c. Merevitalisasi pemasyarakatan konsepsi obat esensial generik pada fasilitas

pelayanan kesehatan pemerintah;d. Meningkatkan penggunaan obat rasional antara lain mencakup pengembangn

dan penerapan pedoman pengobatan yang rasional di berbagai tingkat pelayanan, pemberdayaan komite farmasi dan terapi di RS serta pendidikan dan pelatihan;

e. Pengendalian terhadap promosi/iklan obat dan perbekalan kesehatan serta pengembangan system monitoring efek samping;

f. Penyelenggaraan pembinaan, advokasi dan promosi penggunaan obat

Page 11: Tugas ph

rasional melaluimengembangkan sumberdaya kesehatan yang tersedia

5. Peningkatan mutu pelayanan farmasi komunitas dan rumah sakit.a. Menyusun kerangka kebijakan peningkatan mutu pelayanan kefarmasian di

komunitas dan rumah sakit;b. Meningkatkan profesionalisme tenaga farmasi melalui pelaksanaan Jabatan

Fungsional Apoteker dan Asisten Apoteker;c. Membina dan meningkatkan kualitas sarana pelayanan kefarmasian

Page 12: Tugas ph

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanBerdasarkan pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pengobatan dasar

adalah suatu proses ilmiah yang dilakukan oleh dokter berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan. Tujuan dari pengobatan dasar dibagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus, tujuan umumnya meningkatkan derajat kesehatan perorangan dan masyarakat di Indonesia, sedangkan tujuan khususnya terhentinya proses perjalanan penyakit yang diderita oleh seseorang, berkurangnya penderitaan karena sakit, tercegahnya dan berkurangnya kececetan, merujuk penderita ke fsilitas diagnosa dan pelayanan yang lebih canggih bila perlu. Jenis-jenis pengobatan dasar antara lain pengobatan dalam gedung, pengobatan luar gedung, pelayanan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya.

Program kerja pengobatan antara lain melaksanakan diagnosa sedini mungkin melalui (1) mendapatkan riwayat penyakit, (2) mengadakan pemeriksaan fisik, (3) mengadakan pemeriksaan laboratorium, (4) menbuat diagnosa, melakssanakan tindakan pengobatan, melakukan upaya rujukan bila dipandang perlu, rujukan tersebut dapat berupa: (1) rujukan diagnostik, (2) rujukan pengobatan atau rehabilitasi, (3) rujukan lain.

Kegiatan Pokok yang dilakukan antara lain: (1) Peningkatan ketersediaan dan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan diseluruh puskesmas dan jaringannya, (2) Peningkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan kesehatan, (3) peningkatan keterjangkauan harga obat dan perbekalan kesehatan terutama untuk penduduk miskin, (4) peninkatan mutu pelayanan farmasi, komunitas dan rumah sakit.

Sasaran Pengobatan Dasar adalah individu, keluarga. Target dari pengobatan dasar pada suatu puskesmas adalah memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat sesuai dengan program pemerintah dalam keputusan menteri kesehatan republik Indonesia nomor : 296/menkes/sk/iii/2008 tentang pedoman pengobatan dasar di puskesmas menteri kesehatan republik indonesia.

B. Saran1. Puskesmas sebagai upaya pelayanan kesehatann strata pertama yang salah satu Basic

Sixnya yaitu pengobatan dasar, pelayanannya harus bisa mencangkup seluruh masyarakat di wilayah kerjanya sehingga dapat memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan bermutu, merata dan terjangkau.

2. Puskesmas harus memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat agar berperan aktif dlm menyelenggarakan setiap upaya Puskesmas.

Page 13: Tugas ph

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan. 2007. Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas Cetakan Tahun 2008. Jakarta : Departemen Kesehatan RI

2. Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.

3. Kebijakan dasar puskesmas. Kepmenkes No. 128 Tahun 2004