Tugas Penyakit Mikrobial dan Parasiter.docx

2
Tugas Penyakit Mikrobial dan Parasiter, Meresume Jurnal Isnin Ramadhani Nafiu (125130101111006 / 2012 A) “Antimicrobial Sensitivity Pattern Of Haemophilus Paragallinarum Isolated From Suspected Cases Of Infectious Coryza In Poultry” “Bentuk Kepekaan Antimikroba Haemophilus Paragallinarum yang Diisolasi dari Kasus Dugaan Infeksi Coryza di Suatu Peternakan Unggas” Penyakit Coryza adalah salah satu penyakit infeksius yang menyerang sistem respirasi unggas yang pertama dikenali pada tahun 1920-an. Dari hasil penelitian, penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Haemophilus Paragallinarum dengan tanda-tanda keluarnya cairan dari nasal, pembengkakan pada daerah sinus dan wajah dan juga pembengkakak pada pial dan jengger. Biasanya bakteri ini menyerang ayam yang sedang dalam pertumbuhan (growing) dan pada tahap layer. Dari kasus-kasus sebelumnya biasanya dilakukan treatment dengan menggunakan antibiotik, namun pada minggu ke-6 setelah pemberian antibiotik produksi telur menurun sampai dengan angka 15%. Pemberian antibiotik yang biasa digunakan adalah jenis sulfonamida , dan itu berefek baik untuk menekan pertumbuhan dari infeksi coryza, walaupun sampai sekarang belum ditemukan agen terapik sebagai pembasmi bakteri. Peneliti melakukan studi dengan mengumpulkan berbagai strain dari H. Paragalinarum dari Ventry Biological di India. Digunakan staphylococcus spp untuk mengkultur dari bakteri H. Paragalinarum. Dari 100 sampel ditemukan 9 sampel yang diduga terserang bakteri H. Paragalinarum, sampel yang dikumpulkan berasal dari burung-burung yang masih hidup dan menunjukkan tanda-tanda infeksi serta dari burung-burung yang telah mati yang menunjukkan jejas atau luka pada saat pemeriksaan postmortem. Sampel dikumpulkan dengan mengambil eksudat dari nasal dan mata burung yang hidup serta eksudat dari rongga sinus dari burung yang telah mati, lalu di strike pada agar dan diinkubasi suhu 37derajat celcius selama 24jam, kemudia koloni diambil dan di kultur sampai didapatkan single koloni. Untuk melihat hasil isolasi yang benar dilakukan dengan Colony PCR, dan dibuatkan reaktor PCR. Produk kemudian di visualisasikan dengan pengemasan dalam bentuk compact band dan di dokumentasikan dengan menggunakan sistem dokumentasi gel. Selanjutnya dilakukan uji dari sensitifitas kepekaan antibiotik terhadap H. Paragallinarum, 6 H. Paragallinarum

description

PMP, Bakteri, PCR

Transcript of Tugas Penyakit Mikrobial dan Parasiter.docx

Tugas Penyakit Mikrobial dan Parasiter, Meresume Jurnal Isnin Ramadhani Nafiu (125130101111006 / 2012 A)Antimicrobial Sensitivity Pattern Of Haemophilus Paragallinarum Isolated From Suspected Cases Of Infectious Coryza In Poultry Bentuk Kepekaan Antimikroba Haemophilus Paragallinarum yang Diisolasi dari Kasus Dugaan Infeksi Coryza di Suatu Peternakan UnggasPenyakit Coryza adalah salah satu penyakit infeksius yang menyerang sistem respirasi unggas yang pertama dikenali pada tahun 1920-an. Dari hasil penelitian, penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Haemophilus Paragallinarum dengan tanda-tanda keluarnya cairan dari nasal, pembengkakan pada daerah sinus dan wajah dan juga pembengkakak pada pial dan jengger. Biasanya bakteri ini menyerang ayam yang sedang dalam pertumbuhan (growing) dan pada tahap layer. Dari kasus-kasus sebelumnya biasanya dilakukan treatment dengan menggunakan antibiotik, namun pada minggu ke-6 setelah pemberian antibiotik produksi telur menurun sampai dengan angka 15%. Pemberian antibiotik yang biasa digunakan adalah jenis sulfonamida , dan itu berefek baik untuk menekan pertumbuhan dari infeksi coryza, walaupun sampai sekarang belum ditemukan agen terapik sebagai pembasmi bakteri. Peneliti melakukan studi dengan mengumpulkan berbagai strain dari H. Paragalinarum dari Ventry Biological di India. Digunakan staphylococcus spp untuk mengkultur dari bakteri H. Paragalinarum. Dari 100 sampel ditemukan 9 sampel yang diduga terserang bakteri H. Paragalinarum, sampel yang dikumpulkan berasal dari burung-burung yang masih hidup dan menunjukkan tanda-tanda infeksi serta dari burung-burung yang telah mati yang menunjukkan jejas atau luka pada saat pemeriksaan postmortem. Sampel dikumpulkan dengan mengambil eksudat dari nasal dan mata burung yang hidup serta eksudat dari rongga sinus dari burung yang telah mati, lalu di strike pada agar dan diinkubasi suhu 37derajat celcius selama 24jam, kemudia koloni diambil dan di kultur sampai didapatkan single koloni. Untuk melihat hasil isolasi yang benar dilakukan dengan Colony PCR, dan dibuatkan reaktor PCR. Produk kemudian di visualisasikan dengan pengemasan dalam bentuk compact band dan di dokumentasikan dengan menggunakan sistem dokumentasi gel. Selanjutnya dilakukan uji dari sensitifitas kepekaan antibiotik terhadap H. Paragallinarum, 6 H. Paragallinarum yang diisolasi kemudian diujikan secara in vitro untuk 7 antibiotik. Dari hasil uji kemudian didapatkan hasil bahwa 6 H. Paragallinarum yang diisolasi dapat diperoleh kultur dimana ada analisis lebih lanjut untuk pola dari antibiogram dan PCR berdasarkan hasil uji. Diidentifikasi karakter dari H. Paragallinarum ialah lembut, seperti tetesan embun basah, sangat kecil, dan berwarna kekuningan. H. Paragallinarum mirip dengan staphylococcus. Kultur bakteri ini dapat dilakukan pada berbagai media misal, Blood Agar, Nutrient Agar, Mc Conkey Agar, EMB Agar, Briliant Green Agar. Dari hasil uji antibiotik didapatkan bahwa H. Paragallinarum yang ditanam pada media tekanan oksigen menurun tetapi dapat kembali bila ditempatkan ada inkubator dalam keadaan normal. H. Paragallinarum isi sensitive terhadap enrofloxacin, chloramphenicol, ampicilin, dan kanamycin dan resisten terhadap tetracycline dan streptomycin. Beberapa juga sensitiv terhadap cotrimoxazole (33%) dan resisten terhadap contrimoxazole (66%). Perbedaan ini terjadi dikarenakan perbedaan treatment.