tugas pengolahan limbah
-
Upload
anang-baharuddin-sahaq -
Category
Documents
-
view
213 -
download
2
description
Transcript of tugas pengolahan limbah
Food to Microorganism Ratio (F/M) adalah pengukuran jumlah makanan (food) dibagi dengan jumlah
microorganism dalam sistem. Beberapa perhitungan termasuk volume activated sludge dalam
clarifier.
F/M ratio adalah parameter operasional dari activated sludge system. F/M digunakan untuk
decomposisi senyawa organik. Beberapa tipe activated sludge system dapat didefinisikan oleh F/M
ratio :
Extended aeration, 0.05 < F/M < 0.15
Conventional activated sludge system, 0.2 < F/M < 0.4
Completely mixed, 0.2 < F/M < 0.6
High rate, 0.4 < F/M < 1.5
Agar Activated sludge beroperasi dengan baik, maka harus ada keseimbangan dari food (BOD, COD,
or TOC) yang diumpankan ke biological sistem, dan keseimbangan jumlah microogansim dalam bak
aerasi. Jika F:M ratio tinggi maka mengindikasikan jumlah makanan terhadap microorganism tersedia
untuk dimakan makanan itu. Jika F:M ratio tinggi, menandakan bakteri aktif dan terdispersi dan
berkembang secara cepat. Tetapi dengan F:M ratio yang tinggi bakteri tidak akan membentuk floc
yang baik. Mengoperasikan activated sludge proses dengan F:M ratio tinggi akan menyebabkan poor
settling sludge dan akhirnya akan mengeruhkan effluent.
F:M ratio yang rendah menandakan banyaknya jumlah mikrorganisme tetapi dengan jumlah
makanan yang terbatas. Kondisi ini akan menyebabkan bakteri berkembang lebih besar serta
membentuk lapisan lumpur (slime layer), sehingga menyebabkan bakteri kehilangan gerakan
motorik dan menggumpal seehingga membentuk floc yang mengendap sempurna pada
clarifier. Figure 2 menunjukkan populasi bakteri terhadap suplai makanan. F:M ratio yang
terlalu tinggi atau F:M ratio yang terlalu rendah mengakibatkan floc yang terdispersi yang
terendap tak sempurna dalam secondary clarifier.
Figure 1: Bacterial Growth vs. Food Supply
Figure 2 : Schematic Aerobic Wastewater
Dari skema Aerobic Wastewater Treatment itu dapat dilihat umpan organik (feed) yang telah melalui
treatment awal akan dimasukkan ke bak aerasi yang berisi lumpur aktif. Lumpur aktif yang merupakan
microorganism pengurai akan memakan senyawa organik dalam feed. Jika debit feed yang
dimasukkan bak aerasi lebih banyak dibandingkan dengan jumlah microorganism (high F/M ratio)
maka microorganism akan kelebihan beban untuk dapat memakan semua organik yang ada dalam
feed sehingga banyak yang sisa bahan organik yang tak teruraikan. Setelah melalui proses di bak aerasi
maka aliran yang masih mengandung bahan organik tadi akan di treatment lebih lanjut di bak
sedimentasi untuk mengendapkan lumpur aktif yang terbawa dari bak aerasi. Di bak sedimentasi
terdapat endapan lumpur aktif yang masih bisa digunakan sehingga perlu direcycle kembali ke bak
aerasi. Dari recycle tersebut sisa-sisa bahan organik yang tidak termakan akan kembali lagi di bak
aerasi sehingga akan jumlah senyawa orgainik akan terakumulasi menjadi lebih banyak. Hal ini
menyebabkan microorganism kelebihan beban untuk dapat mengkonsumsi senyawa organik di aerasi
itu, pada akhirnya akan mempengaruhi effluent dari aerobic wastewater dan air yang dihasilkan
menjadi keruh.
http://waterfacts.net/Formulas/F-M_Ratio/f-m_ratio.html