Pengolahan Limbah Teh

22
Pengolahan Limbah Minuman Teh Dosen Pembimbing : Dian Widya Ningtyas, STP. MP Disusun oleh: Nani AisyahPutri 125100500111017 M. Abdul Ghani 125100507111013 Badzlina Balqis 125100607111021 Kelas : Q PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

Transcript of Pengolahan Limbah Teh

Page 1: Pengolahan Limbah Teh

Pengolahan Limbah Minuman Teh

Dosen Pembimbing : Dian Widya Ningtyas, STP. MP

Disusun oleh:

Nani AisyahPutri 125100500111017

M. Abdul Ghani 125100507111013

Badzlina Balqis 125100607111021

Kelas : Q

PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI INDUSTRI

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2014

Page 2: Pengolahan Limbah Teh

Daftar Isi

A. JENIS LIMBAH DARI INDUSTRI MINUMAN TEH…………………………..1

B. KARAKTERISTIK LIMBAH INDUSTRI TEH……..…………………..............1

B.1 KarakteristikLimbah Gas....................……………….……………………....1

B.2 KarakteristikLimbahpadat….…............……………….....…………………..2

B.3 KarakteristikLimbahCair…………..………...........…………............…….…2

C. PERATURAN TENTANG LIMBAH INDUSTRI MINUMAN………………….3

D. PARAMETER PENGUJIAN LIMBAH..........................…………………………5

E.METODE PENGUKURAN LIMBAH................………………………………….6

F. PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI TEH……………………………………..8

F.1. PengolahanLimbah Gas.........................……………………………………...8

F.2 PengolahanLimbahCair........................……………………………………….8

F.2.1 LimbahCairAerob…..........................................…………………………9

F.2.2 LimbahCair Anaerob…………………………………………………...10

F.3 PengolahanLimbahPadat……………………………………………………..10

F.3.1 AmpasTeh..............................................................................................10

F.3.2 CTC Tea waste.......................................................................................11

F.3.3 Kemasan.................................................................................................12

Penutup.........................................................................................................................13

Daftar Pustaka..............................................................................................................14

Page 3: Pengolahan Limbah Teh

A. JENIS LIMBAH DARI INDUSTRI MINUMAN TEH

Limbah teh secara garis besar dibedakan menjadi tiga jenis yaitu limbah padat,

limbah cair, dan limbah gas.

Limbah Gas

Limbah gas merupakan limbah yang dihasilkan dari hasil pembakaran yang

menghasilkan gas – gas tertentu. Dalam industri pengolahan teh limbah gas

dihasilkan dari proses pemanasan saat penyeduhan teh untuk produksi teh dalam

kemasan siap minum.

Limbah Padat

Limbah padat industri teh berupa ampas hasil penyeduhan daun teh untuk

minuman teh kemasan dan kemasan teh yang rusak atau tidak digunakan lagi.

Limbah Cair

Limbah cair industri teh berasal dari penggunaan air dalam sistem prosesnya.

Di samping itu ada pula bahan baku mengandung air sehingga dalam proses

pengolahannya air harus dibuang. Air terikut dalam proses pengolahan kemudian

dibuang. Air dipergunakan untuk pencuci dan sterilisasi kemasan teh. Limbah

cair industri minuman teh adalah air bekas dari pencucian botol-botol maupun

lantai dan juga ceceran dari minuman yang tumpah pada saat proses.

B. KARAKTERISTIK LIMBAH INDUSTRI TEH

Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat

tertentu, tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak memiliki nilai ekonomi.

Limbah yang dibuang ke saluran air dapat menyebabkan air akan tercemar saat

terkena limbah domestik ataupun non domestik. Berbagai cara telah dilakukan untuk

membebaskan pengaruh limbah yang merugikan, karena air merupakan kebutuhan

yang sangat penting bagi kehidupan. Dalam industri olahan minuman teh terdapat 3

jenis limbah industri yang dihasilkan, limbah gas, limbah padat dan limbah cair.

Karakteristik Limbah Gas

Limbah gas pada industri olahan minuman teh berupa gas yang dihasilkan

saat pemanasan saat proses sterilisasi botol dan perebusan teh untuk minuman teh

dalam kemasan. Gas sisa pembakaran ini berupa gas karbon dioksida ) dan uap air

().

Karakteristik Limbah padat

Page 4: Pengolahan Limbah Teh

Limbah padat pada industri olahan teh berupa ampas teh, CTC (Cutting

Tearing and Curling ) Tea Waste berupa batang dan tulang daun, dan sisa

kemasan teh. Limbah berupa ampas teh didapat dari hasil seduhan teh kemasan

siap minum. CTC (Cutting Tearing and Curling ) Tea Waste yang berupa tangkai

dan tulang daun merupakan sisa dari produksi teh kualitas nomer satu. Limbah

padatan lainnya berupa kemasan yang tidak terpakai dan kemasan yang rusak

yang berupa botol kaca dari industri minuman teh dalam botol, dan kertas dari

industri teh celup dan teh instan.

Karakteristik Limbah Cair

Limbah cair teh pada diukur dengan Biologycal Oxygen Demand (BOD),

kadar padatan yang tersuspensi dan Chemical Oxygen Demand (COD). Limbah

cair teh berupa air bekas pembersihan botol yang mengandung detergen serta

sebagai pendukung dalam proses produksi minuman teh. Limbah cair dari industri

minuman teh memiliki karakteristik sebagai berikut :

• Karakteristik kimia Limbah Cair teh:

1. pH : 10-12

2. BOD : 500 mg.l

3. BOD : COD : <0,4

Maka COD : 1250 mg/l

4. TSS : 316,7 mg/l

5.Minyak dan Lemak : 19 mg/l

Beban BOD = 3 kg/m3 produk minuman yang dihasilkan

Beban padatan tersuspensi (TSS) = 1,9 kg/m3 produk minuman yang dihasilkan

6. Suhu : 60-70ºC

• Karakteristik Sifat Bioligis Limbah Cair 

Sifat biologis meliputi mikroorganisme yang ada di dalam limbah cair. Mikroorganisme

ini memiliki jenis yang bervariasi. Mikroorganisme yang ditemukan banyak dalam bentuk

seltunggal yang bebas atau berkelompok dan mampu melakukan proses-

proseskehidupan. Bahan-bahan organik yang terdapat dalam air akan diubah oleh

mikroorganisme menjadi senyawa kimia yang sederhana, sehingga dekomposisi zat-zat

tersebut dalam jumlah besar akan menimbulkan bau. Keberadaan bakteri dalam unit

Page 5: Pengolahan Limbah Teh

pengolahan air limbah merupakan kunciefisiensi proses biologis dan penting untuk

mengevaluasi kualitas air.

C. PERATURAN TENTANG LIMBAH INDUSTRI MINUMAN

Berikut ini merupakan beberapa Peraturan daerah yang mengatur tentang baku

mutu limbah cair minuman ringan :

BERDASARKAN KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR (NOMOR 45

TAHUN 2002)

BAKU MUTU LIMBAH CAIR

UNTUK INDUSTRI MINUMAN RINGAN

Volume LimbahCairMaksimumpersatuanproduk

DenganPencucianBotoldanPembuatanSirup : 3,5 m3/m3produk

DenganPencucianBotoltanpaPembuatanSirup : 2,8m3/m3produk

TanpaPencucianBotoltetapiPembuatanSirup : 1,7m3/m3produk

TanpaPencucianBotoltanpaPembuatanSirup : 1,2m3/m3produk

Parameter Kadar Maksimum (mg/l)

TSS

Cl2tersisa

Cu

Pb

Zn

Cr. Total

Ni

2,5

0,5

1

0,8

1

0,5

1,2

pH 6 - 9

CATATAN :

a. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada table di atas dinyatakan dalam

miligram parameter per liter air limbah.

b. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada table diatas dinyatakan

dalam kilogram parameter per ton minumanringan (soft drink)

D. PARAMETER PENGUJIAN LIMBAH

Pada proses pengolahan limbah minuman teh, ada parameter penting yang harus

diambil sampelnya setiap hari untuk memenuhi standar aman bagi lingkungan, antaralain :

Page 6: Pengolahan Limbah Teh

a. Suhu

Sampel suhu diambil di semuabak yang ada di tiap 8 jam dalam satu hari. Fungsinya

yaitu sebagai indicator suhu yang ada pada tiap bak. Standar yang diperbolehkan

adalah kurang dari 30oC agar bakteri yang ada tidak mati.

b. SV (Sludge Volume)

SV (Sludge Volume) adalah kecepatan penurunan jumlah sludge dalam aerator.

Sampel SV diambil di aerator 1 dan 2 sebanyak 1000 ml dalam satu hari diambil 6

kali tiap 4 jam kemudian dibiarkan selama 30 menit. Standar SV yang diperbolehkan

adalah 30-50%.

Skala yang tertunjukx 100%

1000

c. pH

Sampel pH diambil dari semua bak yang ada setiap 2 jam kemudian diuji dengan pH

meter. pH menunjuk angka dari asam basa limbah yang terdapat dalam tiap bak.

Apabila asam akan diberi soda caustic dan apabila basa akan diberi cairan yang

bersifat asam. Standar pH yang diperbolehkanadalah 6,5 – 7.

d. DO (kadar oksigen yang terlarut/Demand Oxygen)

DO merupakan salah satu parameter penting untuk mengukur kadar oksigen yang

terlarut dalam limbah. DO diambil sampelnya di bak aerator 1 dan 2 serta bak clarifier

1 dan 2 setiap 4 jam dan di uji dengan alat DO meter. Standar DO yang diperbolehkan

adalah minimal 2 ppm. Semakin besarnilai DO pada limbah, mengindikasikan limbah

tersebut memiliki kualitas yang bagus. Sebaliknya, jikanilai DO rendah, maka limbah

tersebut telah tercemar.

e. COD (Chemical Oxygen Demand)

COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat organic secara alamiah dapat

dioksidasikan melalui proses mikrobiologis dan mengakibatkan berkurangnya O2 larut

dalam air. Perbandingan antara jumlah bahan organic dengan jumlah oksigen yang

dibutuhkan untuk menstabilkan atau mengoksidasi dengan sempurna bahan organik.

Standar COD pada limbah minuman teh adalah maksimal 100 mg/l.

f. BOD (Biological Oxygen Demand)

BOD merupakan parameter pengukuran jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bekteri

Page 7: Pengolahan Limbah Teh

untuk mengurai hampir semua zat organik yang terlarut dan tersuspensi dalam air

buangan, dinyatakan dengan BOD5 hari pada suhu 20 °C dalam mg/liter atau ppm.

Pemeriksaan BOD5 diperlukan untuk menentukan beban pencemaran terhadap air

buangan domestik atau industri juga untuk mendesain sistem pengolahan limbah

biologis bagi air tercemar. Penguraian zat organik adalah peristiwa alamiah, jika suatu

badan air tercemar oleh zat organik maka bakteri akan dapat menghabiskan oksigen

terlarut dalam air selama proses biodegradable berlangsung, sehingga dapat

mengakibatkan kematian pada biota air dan keadaan pada badan air dapat menjadi

anaerobik yang ditandai dengan timbulnya bau busuk.

PARAMETER PT. SINAR SOSRO

SUHU pH DO COD BOD

29,2 7,5 1,3 99

PERBANDINGAN PARAMETER PT. SINAR SOSRO DENGAN BAKU MUTU LIMBAH

Berdasarkan parameter pada PT.SinarSosro, dapat dilihat bahwa parameter

suhu yang digunakan yaitu 29,2oC. Apabila dibandingkan dengan suhu pada baku

mutu limbah yang kadar maksimumnya 38oC, suhupada PT. Sinar Sosro masih di

bawah kadar maksimum tersebut. Begitu juga dengan COD sebesar 99 ppm yang

apabila dibandingkan dengan baku mutu limbah masih di bawah kadar maksimum

yang sebesar COD 100 ppm dan BOD 50 ppm. pH yang digunakanpada PT. Sinar

Sosro yaitu 7,5 juga masih di bawah kadar maksimum pada baku mutu limbah yaitu 6

– 9. Apabila parameter yang digunakanpada PT. Sinar Sosro dan baku mutu limbah

dibandingkan, parameter PT. Sinar Sosro tidak melebihi kadar maksimum pada baku

mutu limbah.

E. METODE PENGUKURAN LIMBAH

Dari beberapa parameter yang telah disebutkan di atas sebagai kategori

pengukuran limbah industri minuman teh, berikut adalah metode pengukuran dari

masing – masing parameter :

a. COD

MetodeTitrasi

Pengukuran parameter COD ini menggunakan oksidator Kalium dikromat yang

berkadar asam tinggi dan dipertahankan padat pada temperature tertentu.

Page 8: Pengolahan Limbah Teh

Penambahan oksidator ini menjadikan proses oksidasi bahan organik menjadi air

dan CO2. Setelah pemanasan, sisa dikromat diukur. Pengukuran ini menggunakan

metodetitrasi. Oksigen yang ekuivalen dengan dikromat yang menyatakan COD

dengan satuan ppm.

Berikut ini cara penetapan COD pada limbah minuman teh dengan

metodetitrasi.

Bahan :

Larutanindikator 10% K2CrO4

Larutan Ag2SO4 80gr/lt

Larutan H2SO4 95%-97%

Larutan K2Cr2O7 0,12N

IndikatorFerroinLosung

HgSO4kristal

Aquades

Batudidih

Larutan 0,025N (NH4)2 Fe(SO4)2 6H2O

NaOH/Ca(OH)2

Alat :

Kondensorliebig/reflux

Labudidih/Erlenmeyer asah 500 ml

Buretcoklat 50 ml

Gelasukur

Pipetgondok 5, 10, 20 ml

Tripotdanklem 2 buah + kasa

Spatula

Pemanas

Labuukur

Kacaarlojikecil

Termometer -10 sampaidengan 150oC

Beaker glass 250 ml

Cara Uji :

Page 9: Pengolahan Limbah Teh

Pengambilan sampel daril imbah minuman teh. 500 ml

Diperiksa kadar chloridenya, apabila<1000 ppm perlu dilakukan pengenceran.

Ditambahkan larutan K2Cr2O7 0,12N sebanyak 5 ml dan5-10 batu didih

Diaduk sampai dingin (dilemariasam)

Ditambahkanlarutan H2SO4 95%-97% 20 ml lewat dinding dengan perlahan tutup,

kocok, dinginkan

Pasang kondensor liebig dan panaskan sampai mendidih

Setelah mendidih selama 5 menit, ditambahkan 2,5 ml larutan Ag2SO4 dan

didihkan lagi selama 2 jam

Didinginkan sampai suhunya 50oC

Ditambahkan 25 ml aquades perlahan-lahan melalui kondensor liebig dari atas dan

tunggu sampai aquades masuk semua

Angkat dan pisahkan labu didih dari kondensor lalu tutup dan dinginkan pada

suhu kamar

Masukkan ke dalam Erlenmeyer dan ditambahkan 3 tetes indicator Ferroin,

dikocok, lalu dititrasi dengan larutan 0,025N (NH4)2Fe(SO4)26H2O dari warna biru

hijau berubah menjadi warna coklat kemerahan

Bila warnanya sudah berwarna coklat kemerahan, berarti COD dari sampel tinggi,

maka perlu pengenceran dan tidak perlu dititrasi dengan 0,025N

(NH4)2Fe(SO4)26H2O.

a. BOD

- Metode Titrasi dengan cara Winkler

Prinsipnya yaitu dengan menggunakan titrasi iodometri. Metode ini melibatkan

ion Mn2+. Sampel limbah industri teh yang akan dianalisis terlebih dahulu

ditambah kan larutan MnCl2 dan NaOH – Kl, sehingga terjadi endapan MnO2.

- Metode Elektro kimia dengan DO meter

Prinsipnya yaitu menggunakan elektroda yang terdiri dari katoda dan anoda yang

terendam dalam larutan elektrolit (larutangaram). Pada DO meter elektroda terdiri

dari katoda Ag dan Anoda Pb atau Au. Sistem elektroda ini dilindungi dengan

membrane plastic tertentu yang bersifat permeable terhadap oksigen dan hanya

oksigen yang dapat menembus membrane tersebut.

F. PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI TEH

Page 10: Pengolahan Limbah Teh

Pengolahan terhadap limbah teh dibedakan berdasarkan jenis dan

karakteristiknya yaitu limbah gas, limbah cair dan limbah padat. Berikut pengolahan

dari masing-masing jenis limbah tersebut :

Pengolahan Limbah Gas

Industri minuman teh menghasilkan limbah gas berupa gas – gas hasil

pembakaran berupa gas CO, , dan . Gas CO merupakan hasil pembakaran tidak

sempurna yang bersifat beracun apabila terhirup. Sedangkan gas merupakan hasil

pembakaran yang merupakan salah satu gas yang menyebabkan efek rumah kaca.

Pengolahan terhadap limbah gas ini tidak terlalu diperhatikan karena masih dalam

batas yang dapat diterima. Maka beberapa industri yang berbasis Green Industri

akan menggunakan tanaman untuk meminimalisir pengaruh limbah gas dari

industri teh.

Pengolahan Limbah Cair

Limbah cair dari industri teh berupa air cucian dan sterilisasi botol untuk

minuman teh kemasan botol kaca yang memiliki pH 10-12, BOD 500 mg.l, COD

1250 mg/l, (BOD : COD = 0,4), TSS 316,7 mg/l, Minyak dan Lemak 19 mg/l.

Untuk mengolahnya dilakukan dengan dua cara yaitu dengan activated sludge

(lumpur aktif) dan wetland. Pada metode lumpur aktif terdiri dari 3 langkah

utama meliputi : flokulasi, adsorbs, dan oksidasi dengan anabolisi zat organik.

Sedangkan untuk proses penjernihan dilakukan koagulasi dan filtrasi. Waktu yang

dibutuhkan untuk mengolah limbha cair ini adalah sekitar 12-24 jam. Seecara

garis besar terdapat dua jenis pengolahan limbah cair yaitu :

1. Limbah Cair Aerob

Untuk proses ini dibutuhkan beberapa bak yang melengkapi proses

kelengkapan limbah meliputi : bak equalisasi, bak penampungan sementara,

bak aerator, bak clarifier, bak pengendapan, dan bak kolam ikan yang masing

– masing memiliki fungsi yang berbeda.

Bak Equalisasi

Bak equalisasi berfungsi sebagai tempat penampungan awal limbah cair

sebelum diolah lebih lanjut. Di dalam bak ini dilakukan pencampuran

antara limbah lama dan limbah baru agar homogeny. Proses homogenisasi

Page 11: Pengolahan Limbah Teh

dilakukan dengan menggunakan udara yang dipompakan ke dalam bak.

Pada tahap ini limbah memiliki pH 7-9, COD 2500 ppm, temperature 30-

40ºC, dan berwarna coklat tua.

Bak Penampungan Sementara

Bak ini berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air limbah yang

telah mengalami pendinginan. Selanjutnya limbah akan dialirkan secara

over flow ke bak aerator. Suhu limbah sekitar 30ºC

Bak Aerator

Bak aerator berfungsi untuk mengaerasi air limbah dengan cara

memasukkan udara ke dalam air limbah untuk proses penjernihan air oleh

lumpur aktif yang banyak mengandung mikroorganisme. Mikroorganisme

yang ada pada lumpur aktif ini adalah Paramecium. Pada bak diberikan

udara dan nutrient untuk mendukung pertumbuhan microorganism pada

lumpur aktif. Air limbah pada bak aerator memiliki pH 7-8, COD kurang

dari 100ppm, warna jernih kekuningan, temperature suhu kamar, dan Kadar

oksigen terlarut (DO) 1-4 ppm.

Bak Clarifier

Pada bak ini dilakukan pemisahan terhadap lumpur aktif dengan olahan air

limbah dari bak aerator. Endapan lumpur yang terbentuk akan dialirkan

kembali ke bak aerator sedangkan air limbah olahan yang telah jernih akan

dialirkan ke bak sekat. Air limbah pada kondisi ini memiliki pH 7-8 dan

COD di bawah 70ppm.

Bak Pengendapan

Bak ini berfungsi untuk mengendapkan zat tersuspensi (lumpur) sehingga

diharapakan kondisi air memenuhi standar baku limbah. Karena air limbah

dari bak clarifier masih memiliki nilai TSS yang tinggi.

Bak Kolam Ikan

Air yang telah mengalami pengolahan dialirkan ke kolam yang berisi ikan

nila atau ikan mas yang berfungsi sebagai bioindikator bahwa air tersebut

sudah aman untuk dibuang atau digunakan lagi.

2. Limbah Cair Anaerob

Pengolahan limbah secara anaerob merupakan pengolahan yang tidak

membutuhkan oksigen di dalamnya. Pengolahan secara anaerobic banyak

Page 12: Pengolahan Limbah Teh

disukai di industri karena dapat mengurangi beban organik yang tinggi dan

menghasilkan biomassa yang lebih sedikit dari pada pengolahan aerob. Setelah

pengolahan secara anaerob limbah akan dialirkan ke wetland. Prinsip wetland

adalah dengan memanfaatkan tumbuhan.

Pengolahan Limbah Padat

Limbah padat pada industri olahan teh berupa ampas teh, CTC (Cutting

Tearing and Curling) Tea Waste berupa batang dan tulang daun, dan sisa kemasan

teh. Ketiga limbah padat ini ditangani dengan cara yang berbeda-beda.

Ampas Teh

Limbah ampas teh dari hasil penyeduhan daun teh akan diolah menjadi

pupuk kompos melalui dua cara yaitu : vermikompos dan termofil. Proses

termofil merupakan proses penjemuran ampas teh yang ditutupi terpal di

bawah sinar matahari hingga teh terurai dengan sendirinya selama sekitar 1,5

bulan. Sedangkan vermikompos merupakan pengolahan ampas teh menjadi

pupuk kompos dengan media cacing sebagai pengurai. Cacing yang digunakan

adalah Paratina dan Eisenia fetida. Cacing tersebut akan memakan zat organic

pada ampas teh dan diberikan dedak sebagai nutrisi tambahan bagi cacing.

Mekanisme pengolahan limbah dengan verminkompos adalah pertama

mendinginkan ampas teh dengan shuh sekitas <40ºC dengan tebal tumpukan

30-40cm, tumpukan ditambahkan dedak dan ditutupi dengan terpal. Setiap 2

minggu dilakukan pembaliakn dan penyiraman dan setelah 2-3 bulan ampas

teh akan terurai kemudian dilakukan pemisahan kompos dengan cacing

CTC Tea waste

CTC Tea waste berupa sisa batang ataupun tangkai daun yang tidak

digunakan lagi dari proses produksi teh kemasan kualitas sangat baik. Limbah

pada teh berupa batang dan sisa tangkai daun teh ini diolah menjadi bentuk

effervescent teh yaitu tablet effervescent teh yang bisa diseduh tanpa

pengadukan. Prinsip pembuatan effervescent ini adalah pencampuran bahan

baku berupa tangkai dan tulang daun yang telah dihancurkan dengan bahan

pembantu berupa asam sitrat, dekstrin, natrium bikarbonat, dan gula halus.

Peralatan yang dibutuhkan berupa kain saring atau ayakan, blender,

timbangan, pengering cabinet, vacuum rotary evaporator, press sealer tablet,

Loyang, mixer, pisau, dan baskom.

Page 13: Pengolahan Limbah Teh

1. Dilakukan pencampuranbahan-bahan padat untuk mendapatkan massa

tablet yang homogen.

2. Dilanjutkan dengan pemekatan menggunakan vacuum rotary evaporator

pada suhu 70ºC selama 1 jam sehingga didapatkan filtrat pekat.

3. Filtrat pekat selanjutnya ditambahkan dengan dekstrin dan gula halus dan

dicampur rata sehingga didapatkan ekstrak teh basah.

4. Ekstrak teh basah kemudian dikeringkan dalam pengering cabinet pada

suhu 50ºC selama 3-4 jam.

5. Ekstrak teh kering diblender selama 5 menit sehingga didapatkan serbuk

ekstrak Tea Waste.

6. Ditambahakan asam sitrat 16% dan dikeringkan lagi dalam pengering

nkabinet selama 3-4 jam.

7. Ditambhakan natrium bikarbonat 16% dan dihomogenisasi selama 2 menit

hingga didapatkan serbuk effervescent.

8. Serbuk kemudian diayak dan dilakukan pentabletan dengan tebal 0,5 cm,

diameter 2,5 cm, bobot 4 gr hingga didapat 500 Tablet Efervescent Tea

Waste dari 5 kg Tea waste.

Kemasan

Limbah kemasan teh berasal dari proses pengemasan yang berupa

kemasan rusak ataupun kemasan yang tidak terpakai. Kemasan berupa botol

kaca didapat dari produksi teh kemasan botol. Kemasan kardus didapat dari

produksi teh dalam kemasan tetrapack dan kemasan kertas dari produksi teh

instan siap pakai. Limbah kemasan umumnya tidak diolah sendiri oleh industri

minuman teh melainkan didistribusikan ke pihak ke tiga untuk di daur ulang.

PENUTUP

Page 14: Pengolahan Limbah Teh

A. Kesimpulan

Pada industri teh, terdapat beberapa jenis limbah yaitu limbah gas yang

dihasilkan dari proses pemanasan, limbah padat yang berupa ampas hasil penyeduhan

daun teh, limbah cari yang berasal dari penggunaan air dalam sistem prosesnya.

Limbah tersebut memiliki karakteristik tersendiri baik secara kimia maupun biologis.

Proses pengolahan limbah minuman teh, ada beberapa parameter yang harus

diperhatikan, yaitu suhu, SV, pH, DO, COD, dan BOD. Adapun pengolahan limbah

teh yang dibedakan berdasarkan jenis dan karakteristiknya.

DAFTAR PUSTAKA

Page 15: Pengolahan Limbah Teh

Anonim. 2007. Baku Mutu Limbah Minuman Ringan. http://www.academia.edu/3459074/beberapa_standar_baku_mutu_limbah_industri. dikses 30 Maret 2014 pukul 20.00 WIB.

Aidi, Wira. 2010. Pengolahan Limbah Cair di PT. Sinar Sosro. Malang : Universitas

Brawijaya.

Indriyati. 2008. Pengolahan Limbah Cair Industri Minuman. Volume 9, No.1, Halaman 25-30. ejurnal.bppt.go.id. Diakses pada tanggal 30 Maret 2014 pukul 20.05 WIB.

Kailaku, Sari Intan. 2009. Formulasi Pembuatan Effervescent Teh Hitam. Bogor : Balai

Litbang Pascapanen Pertanian.

Projo, Yusuf. 2010. Industri Pengolahan Teh Hitam di PT. Pagilaran. Surakarta : Universitas

Sebelas Maret.

Wulandari, Desi. 2009. Proses Pengolahan Limbah Cair Teh. Semarang : Universitas

Diponegoro

Yulian, Asri. 2010. Proses Produksi Teh Hitam di PT. Perkebunan Teh Tambi. Surakarta :

Universitas Sebelas Maret.